Pelarut Eutektik
Pelarut eutektik (Deep Eutectic Solvent, DES) serta cairan ionik (Ionic Liquids,
ILs) adalah dua kandidat green solvent yang banyak diteliti di samping cairan superkritis
(Supercritical Fluids, SCF). Namun, ILs menghadapi beberapa tantangan untuk aplikasi
dalam skala besar seperti berbiaya produksi tinggi, masalah toksisitas, stabilitas jangka
panjang yang belum sepenuhnya diketahui, dan viskositas ILs yang relatif tinggi.
Cairan superkritis (Supercritical Fluids, SFS), yang sebagian besar menggunakan
karbon dioksida (CO2), cairan ionik (Ionic Liquids, ILs), dan pelarut eutektik (Deep
Eutectic Solvent, DES) adalah kandidat green solvent. Pelarut ini telah diberi label
sebagai "green" karena tekanan uapnya diabaikan dan tidak mudah terbakar dibandingkan
penggunaan solvent dari golongan volatile organic compounds (VOCs) (Deetlefs dan
Seddon, 2010; Domnguez de Mara dan Maugeri, 2011; Gorke et al., 2010; Wood dan
Stephens 2010). Green solvent memiliki efek minimal terhadap kesehatan manusia, aman
dan ramah lingkungan dalam hal pemanfaatan, dan pembuangan (Deetlefs dan Seddon,
2010).
Cairan ionik dan DES adalah campuran dari garam yang berbentuk cair pada suhu
kamar dan memiliki sifat fisik-kimia yang dapat disesuaikan dengan selektivitas yang
diharapkan hanya dengan menggabungkan jenis kation dan anion yang berbeda. Cairan
ionik terdiri dari kation sintetis khas seperti dialkylimidazolium dan derivatif
alkylpyridium, dan anion seperti chloroaluminate dan logam halida lainnya (Domnguez
de Mara dan Maugeri, 2011). Bila perlu, jenis anion yang reaktif terhadap adanya uap air
tsb dapat diganti dengan halida atau anion (BF 4 atau PF4) yang lebih stabil terhadap
kehadiran air dan udara (Gorke et al., 2010). Namun, ILs masih menghadapi tantangan
untuk aplikasi skala besar karena mahal dan toksik (Thuy Pham etal., 2010). Cairan ionik
(ILs) diproduksi secara sintetis dari komponen yang sangat murni tetapi umumnya masih
memerlukan proses pemurnian lebih lanjut karena kehadiran sedikit pengotor dapat
mengubah sifat ILs secara signifikan.
B. Pengertian Natural Deep Eutectic Solvents (NADES)
Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) merupakan bagian dari DES yang
ramah lingkungan dan dibuat dari senyawa-senyawa metabolit primer yang alami dan
aman seperti asam-asam amino, monosakarida, disakarida, polisakarida, asam asetat,
asam laktat, kolin klorida dll dengan perbandingan mol ratio tertentu.
Penggunaan senyawa-senyawa organik sebagai zat pelarut dalam proses ekstraksi
membahayakan keamanan dan kesehatan lingkungan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan
upaya-upaya untuk meminimalkan, mengganti atau bahkan menghilangkan penggunaan
pelarut organik yang mudah menguap (Volatile Organic Carbon, VOC) tsb. Natural
Deep Eutectic Solvent (NADES) sebagai salah satu kandidat green solvent dipilih sebagai
pelarut alternatif dalam ekstraksi senyawa-senyawa bioaktif. NADES terdiri dari
campuran senyawa-senyawa metabolit primer seperti gula, gula alkohol, poli-alkohol,
basa organik, asam organik, dan asam amino dalam kombinasi molar ratio tertentu yang
diyakini aman bagi manusia dan lingkungan. Mengingat senyawa-senyawa metabolit
primer merupakan senyawa alami yang ditemukan di semua tanaman, misalnya asam
amino, karbohidrat, lipid, lemak, protein, asam nukleat, asam organik dan basa, tersedia
dalam skala besar dan berbiaya rendah. Sehingga NADES biodegradable, biokompatibel,
lebih mudah dan murah dalam hal pembuangan limbah proses yang dihasilkan.
C. Keunggulan Natural Deep Eutectic Solvents (NADES)
Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) akan digunakan sebagai pelarut pengganti
pelarut-pelarut organik yang selama ini digunakan dalam penelitian ini mengingat
keunggulannya yang terbuat dari bahan-bahan alam yang ramah lingkungan. Selain itu
Dai et al. (2013) menunjukkan kesesuaian NADES seperti proline-malic acid (PMA),
sucrose-choline chloride (SCC), glucose-choline chloride (GCC), sorbitol-choline
chloride (SoCC), 1,2-propanediol-choline chloride (PCC), fructose-glucose-sucrose
(FGS), dan lactic acid-glucose (LAG) untuk ekstraksi senyawa-senyawa fenolat seperti
cartormin dan carthamin dari safflower (Flos Carthami) dan corolla dari Carthamus
tinctorius L. Hasil ekstraksi menunjukkan kelarutan cartormin dan carthamin yang tinggi
di dalam NADES: Sucrose-choline chloride (SCC), PMA, dan LAG. Kelarutan senyawa
fenolat yang tinggi di dalam NADES juga diikuti oleh senyawa-senyawa lain: rutin,
quercetin, asam sinamat, carthamin, taxol, dan ginkgolide B dalam NADES (Dai et al,
2013). Bervariasinya senyawa-senyawa bioaktif yang dapat larut dalam NADES, baik
makromolekul maupun mikromolekul, menunjukkan besarnya potensi yang dimiliki
NADES sebagai pelarut-multi komponen baik senyawa-senyawa nonpolar hingga polar.
Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai aplikasi dari NADES sebagai
pelarut ekstraksi yang ramah lingkungan terhadap senyawa-senyawa bioaktif yang
lainnya.
D. Tipe-tipe NADES
Campuran metabolit primer seperti gula, gula alkohol, poli-alkohol, basa organik,
asam organik, dan asam amino dapat membentuk DES dan disebut sebagai Natural Deep
Eutectic Solvent (NADES) (Choi et al., 2011). Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya, NADES dibagi dalam tipe-tipe sebagai berikut (Dai et al., 2013):
(1) cairan ionik, terdiri dari asam-asam organik (asam sitrat, asam maleat, asam laktat)
dan senyawa-senyawa basa (choline chloride, dan betaine); (2) NADES netral, tidak ada
konstituen ionik, seperti campuran polyalcohols (gliserol, glisin, 1-2-propandiol); (3)
NADES yang bersifat asam, terdiri dari senyawa-senyawa netral (glukosa, fruktosa,
sukrosa, maltosa, trehalose) dan senyawa-senyawa asam; (4) NADES yang bersifat basa,
yang terdiri dari senyawa-senyawa netral dan senyawa-senyawa basa, dan (5) NADES
yang bersifat amfoter, kombinasi dari asam amino (-Proline, -Alanine) dan gula,
polyalcohol, atau senyawa-senyawa asam.
E. Sifat-sifat NADES
NADES masih berwujud cair pada suhu kamar dan bahkan pada suhu rendah. Viskositas
akan menurun secara signifikan dengan penambahan sejumlah kecil air. Selain itu,
NADES memiliki cakupan polaritas dalam rentang yang lebar, mulai lebih polar daripada
air hingga polaritas sama dengan metanol. NADES terbukti menjadi pelarut yang sangat
baik untuk berbagai metabolit dengan polaritas rendah sampai menengah yang tidak atau
sukar larut dalam air. Makromolekul seperti DNA, protein dan polisakarida juga larut
dalam NADES. NADES yang tidak beracun dan ramah lingkungan digunakan untuk
berbagai aplikasi pada bidang makanan, kosmetik, agrokimia dan industri farmasi sebagai
media baru Green Technology (Dai et al., 2013).
Kemudahan pembuatan NADES yang terdiri dari senyawa-senyawa baku berharga
murah, dan ketersediaannya secara alami dan melimpah, sifatnya yang aman; menjadikan
NADES memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan green solvent lainnya (Dai et al.,
2013). Walaupun telah dilakukan penelitian pada NADES, masih terdapat kekurangan
informasi tentang isu-isu praktis yang berkaitan dengan aplikasi mereka sebagai pelarut
terutama untuk produk-produk alami senyawa bioaktif berskala komersial.
Sifat-sifat fisika NADES yang dapat terukur yaitu densitas, viskositas, suhu
dekomposisi, suhu glass, pH dan polaritas. Secara umum, semua NADES memiliki
densitas yang lebih besar dibandingkan dengan densitas air (1 g/mL). Terlihat bahwa
semakin besar kandungan air di dalam NADES, maka densitas NADES akan semakin
menurun.
Selain itu, NADES memiliki sifat yang sangat kental (viskositas tinggi), walaupun tetap
berupa liquid pada suhu ruang (30 oC) dan bahkan pada suhu rendah (18 oC). Hal tersebut
menunjukkan bahwa NADES berbentuk liquid kristal dan akan tetap berada pada bentuk
liquid pada rentang suhu yang lebar, hingga -100 oC NADES dilaporkan tetap berbentuk
liquid dan terdekomposisi pada >200 oC (Dai et al., 2013). Viskositas NADES menurun
dengan peningkatan suhu, dan menurun secara signifikan dengan penambahan air.
Sebaliknya, viskositas NADES akan meningkat dengan turunnya suhu penyimpanan.
G. Pembuatan NADES
Dalam metode pemanasan kombinasi freeze-dry untuk pembuatan NADES.
Komponen-komponen penyusun (misal: fruktosa, glukosa, dan air untuk FG-H 2O)
dicampurkan sesuai dengan mol ratio yang telah ditentukan pada botol tertutup.
Campuran tersebut diaduk pada suhu 70 oC menggunakan magnetic stirrer dalam water
bath hingga diperoleh campuran berbentuk liquida yang bening. Selanjutnya campuran
liquid yang diperoleh dimasukkan ke dalam freeze-dry hingga beratnya konstan (3
hari). Campuran liquida keluar freeze-dry diamati, jika tetap berbentuk cairan liquida
yang bening (tidak mengendap, tidak berubah warna ataupun mengkristal), maka
selanjutnya campuran liquida tersebut disebut sebagai NADES.
Campurkan komponen-komponen penyusun NADES sesuai
mol ratio yang ditentukan :
Komponen-2 Komponen-3
Komponen-1
I. Tabel.Densitas NADES
Densitas
T
Mol Kandungan dekomposisi
Golongan rasio Air (g/m (oC)
Komponen L)
(%-berat)
1,32
FG- H2O 1:1:09 28 23 >122,47
1,34
FG- H2O 1:1:10 30 69 >129,08
Netral
1,38
FS-H2O 2:1:22 32 25 >131,47
1,35
FS-H2O 2:1:32 41 29 >118,58
1,37
MAG-H2O1:1:04 19 57 >222,68
1,35
MAG-H2O1:1:07 28 52 >128,90
1,39
Asam MAS-H2O1:1:08 23 49 >134,16
1,34
MAS-H2O1:1:11 33 24 >127,12
1,42
CAS-H2O1:2:10 19 67 >128,87
1,36
CAS-H2O 1:2:16 26 96 >127,07