Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di

dunia Barat. Menurut American Heart Association, semakin banyak kematian

yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Salah satu penyakit kardiovaskular

yaitu penyakit jantung koroner.1

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2012

diperkirakan 17,5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular.2 WHO

memprediksi bahwa angka kematian akibat penyakit kardiovaskular akan

mencapai 23.600.000 orang pada tahun 2030.3 Berdasarkan Data Riset Kesehatan

Dasar 2013, prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia tahun 2013 sebesar

0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447 orang.4

Penyakit Jantung Koroner merupakan penyebab kematian nomor satu di

dunia. Ada banyak faktor risiko penyakit jantung koroner, antara lain faktor yang

tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah. Salah satu faktor yang dapat

diubah yaitu dislipidemia/hiperkolesterolemia.5

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan

peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid

yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikan

kadar trigliserida serta penurunan kadar HDL.6

1
Terdapat banyak macam obat yang diproduksi industri farmasi, namun

penggunaannya dalam jangka panjang dilaporkan mempunyai efek samping

sehingga masyarakat memanfaatkan herbal untuk mengobati penyakit gangguan

metabolik. Labu kuning (Cucurbita moschata D.) merupakan salah satu tanaman

yang dapat digunakan untuk pengobatan. Labu kuning termasuk salah satu jenis

tanaman makanan yang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dan lengkap. 7

Melihat kandungan gizinya, olahan dari labu kuning sangat baik dikonsumsi oleh

anak anak maupun orangtua. Lewat sejumlah penelitian yang dilakukan para

ahli diketahui pula, labu kuning memiliki peranan penting dalam mencegah

penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, aterosklerosis, jantung koroner,

tekanan darah tinggi, bahkan bisa pula mencegah kanker.8

Di sejumlah negara, labu kuning telah dimanfaatkan untuk berbagai

macam keperluan. Bagi masyarakat Manado, labu kuning digunakan dalam bentuk

bubur Manado dan di Sulawesi Selatan labu kuning digunakan sebagai

pencampuran dengan sayur bayam. Labu kuning merupakan buah yang

mempunyai potensi untuk dikembangkan di Indonesia. Penyebaran labu kuning

telah merata di Indonesia. Jumlah produksi labu kuning cukup melimpah setiap

tahunnya, labu kuning mudah dijumpai baik di pasar tradisional maupun modern.

Berdasarkan data di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang uji efek perasan daging buah labu kuning (Cucurbita moschata D.)

terhadap kadar kolesterol total darah pada tikus wistar (Rattus norvegicus).

2
B. Rumusan Masalah

Apakah air perasan daging buah labu kuning (Cucurbita moschata D.)

mempunyai efek pada kadar kolesterol total darah pada tikus wistar (Rattus

norvegicus) ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari air perasan daging buah

labu kuning (Cucurbita moschata D.) terhadap kadar kolesterol total darah pada

tikus wistar (Rattus norvegicus).

D. Manfaat Penelitian

1. Diharapkan dapat menjadi tambahan literatur untuk pengembangan

penelitian tentang obat herbal pada umumnya, serta buah labu kuning

(Cucurbita moschata D.) pada khususnya.

2. Diharapkan dapat menjadi masukan untuk penelitian selanjutnya.

3. Diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan peneliti

untuk melakukan suatu penelitian ilmiah.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Labu Kuning (Cucurbita moschata D.)

Labu Kuning (Cucurbita moschata D.) berasal dari kawasan Meksiko

Tengah. Tanaman semusim itu menyebar ke Amerika bagian utara dan

selatan. Selanjutnya spesies itu dibawa ke kawasan Eropa, Asia, dan Afrika.

Dibandingkan dengan labu lain C. moschata D. banyak ditemukan di Asia

Tenggara karena mudah beradaptasi di kawasan tropis dataran rendah.9 Labu

kuning mengandung karotenoid yang tinggi yang dapat berfungsi sebagai

prekursor vitamin A dan antioksidan.10

Gambar 1. Labu kuning (Cucurbita moschata D.)

4
1. Taksonomi

Dunia : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Violales

Suku : Cucurbitaceae

Marga : Cucurbita

Jenis : Cucurbita moschata Durch

2. Nama Daerah

Labu kuning, labu parang, waluh, labu.9

3. Nama Asing

Cushaw, courgee musquee, crookneck squash, pumpkin, winter crookneck

squash, pumpkin winter squash, winter squash, calabaza, west Indian

pumpkin, zapallo, butternut squash, Cuban pumpkin, seiyou, auyama, ayote,

kalamasa, nangua (Cina).9

4. Morfologi

Tumbuhan labu kuning memiliki morfologi sebagai berikut :

Tanaman :Liana (tumbuh melilit atau memanjat pohon). Panjang

batang 2-5 m. akar muncul dari ruas.

Daun :Tunggal, tumbuh berselang-seling. Bentuk seperti hati

dengan lima sudut, panjang 15-30 cm. Berambut pada

kedua sisi. Terkadang permukaan daun dipenuhi titik

putih. Permukaan daun bagian bawah lebih terang. Tepian

daun bergerigi tajam tipis tidak beraturan.

5
Bunga :Monoecious (berumah satu). Receptacle jantan pendek.

Corolla (mahkota bunga) campanulate berbentuk lonceng,

berwarna kuning. Stamen (benang sari). Bunga betina

soliter.

Buah :Labu. Oblate (bulat pipih).

Biji :Panjang 1,5-2 cm berwarna putih keabuan atau

kekuningan, tepian tipis. Bentuk oval atau elips.9

5. Pemanfaatan

Di India, Cucurbita moschata D. digunakan untuk mengatasi masalah luka

bakar, abses, bisul, migren, dan neuralgia. Labu kuning juga digunakan

sebagai obat di Thailand dan Cina. Biji buahnya digunakan sebagai obat

cacing dan merawat infeksi kulit. K Heyne, dalam tumbuhan Berguna

Indonesia, menyebutkan biji labu kuning adalah obat cacing pita yang

terkenal kemanjurannya. Di Indonesia, herbalis menggunakan labu seperti

kabocha dan labu kuning sebagai diuretika sehingga mampu meluruhkan

endapan lemak yang menempel di pembuluh darah, melancarkan aliran

darah, dan memperbaiki sistem metabolisme dalam tubuh.9

6. Kandungan Kimia

Labu kuning mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin

B, vitamin C, magnesium, fosfor dan kalori.7 Labu kuning juga memiliki

kandungan karotenoid yang tinggi.10 Warna kuning / oranye daging buahnya

pertanda kandungan karotenoidnya sangat tinggi.11

6
B. Lipid

Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang

umumnya bersifat hidrofobik, yang tidak larut air namun larut dalam pelarut

organik. Golongan golongan yang secara biologis penting adalah lemak

netral yang terdiri dari asam lemak dalam bentuk trigliserida, lipid

terkonjugasi yang terbentuk dari pengikatan gugus fosfat atau gula ke molekul

lemak, dan sterol yang berfungsi sebagai building blocks struktural di sel dan

membran serta sebagai konstituen hormon dan metabolit lain. 12

Berdasarkan sifat lipid yang pada umumnya hidrofobik maka umumnya

lipid diangkut dengan bantuan protein dalam bentuk lipoprotein. Selain asam

lemak bebas yang berikatan dengan albumin dalam darah, ada empat

kelompok lipoprotein yang setelah diidentifikasi dan mempunyai makna untuk

diagnosa klinis. Ke empat kelompok tersebut yaitu (1) kilomikron yang

berasal dari penyerapan trigliserida di usus (2) lipoprotein dengan densitas

sangat rendah atau very low density lipoprotein (VLDL) yang berasal dari hati

untuk mengeluarkan trigliserida (3) lipoprotein dengan densitas rendah atau

low density lipoprotein (LDL) yang merupakan tahap akhir katabolisme

VLDL dan (4) lipoprotein dengan densitas tinggi atau high density lipoprotein

(HDL).12

Ke empat kelompok lipoprotein tersebut :

1. Trigliserida

Trigliserida adalah ester dari gliserol dengan tiga asam lemak. Bila

ketiga asam lemak di dalam trigliserida adalah asam lemak yang sama

7
dinamakan trigliserida sederhana, bila berbeda dinamakan trigliserida

campuran.13

Tiga asam lemak pada tubuh manusia yang paling sering terdapat

dalam trigliserida adalah (1) asam stearat, yang mempunyai rantai karbon-

18 dan sangat jenuh dengan atom hidrogen, (2) asam oelat, yang

mempunyai rantai karbon-18, tetapi mempunyai satu ikatan ganda di

bagian tengah rantai, dan (3) asam palmitat, yang mempunyai 16 atom

karbon dan sangat jenuh.13

2. Low Density Lipoprotein (LDL)

LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar pada

manusia.14 Jenis kolesterol ini berbahaya sehingga sering disebut juga

sebagai kolesterol jahat. Kolesterol LDL mengangkut kolesterol paling

banyak didalam darah. Tingginya kadar LDL menyebabkan pengendapan

kolesterol dalam arteri.15 Setelah triasilgliserol dibentuk dihati, kemudian

bersama dengan kolesterol, fosfolipid dan apoprotein B-100 menjadi

VLDL yang akan disekresikan ke dalam darah. Di dalam darah, VLDL

diubah menjadi intermediate-density lipoproteins (IDL) melalui

pencernaan triasilgliserol oleh lipoprotein lipase. Pencernaan triasilgliserol

lebih lanjut oleh lipoprotein lipase akan terbentuk LDL. LDL diserap oleh

hati melalui proses endositosis yang dibantu oleh reseptor. Endositosis dan

pencernaan LDL di lisosom juga berlangsung di jaringan di luar hati yang

memiliki reseptor LDL. Selain itu, terjadi pula pengambilan LDL melalui

reseptor penyapu (scavenger) nonspesifik, misalnya pada makrofag.16

8
3. High Density Lipoprotein (HDL)

HDL dianggap sebagai kolesterol baik, karena menerima

kolesterol bebas dari jaringan perifer, misalnya sel di dinding pembuluh.

Kolesterol ini diubah menjadi ester kolesterol, yang sebagian dipindahkan

ke VLDL melalui Cholesteryl Ester Transfer Protein (CETP), dan

dikembalikan ke hati oleh IDL dan LDL. Hati memanfaatkan kembali

kolesterol ini untuk diubah menjadi garam empedu atau

mengekskresikannya langsung ke dalam empedu. Kadar kolesterol darah

yang rendah berkorelasi dengan angka kematian yang lebih rendah. HDL

nasens (imatur) disintesis di hati dan sel usus. HDL ini mempertukarkan

protein dengan kilomikron dan VLDL. HDL menyerap kolesterol (C) dari

membrane sel. Kolesterol ini diubah menjadi ester kolesterol (CE) oleh

reaksi lecithin-cholesterol acyltransferase (LCAT). HDL memindahkan

CE ke VLDL untuk ditukar dengan triasilgliserol (TG). Protein pemindah

ester kolesterol (CETP) memperantarai pertukaran ini.16

4. Kolesterol

Kolesterol terdapat di dalam jaringan dan lipoprotein plasma yang

terdapat dalam bentuk kolesterol bebas atau gabungan asam lemak rantai

panjang yang disebut ester kolesterol. Kolesterol merupakan lipid

amfipatik dan pada keadaan demikian menjadi komponen struktural

esensial yang membentuk membran sel serta lapisan eksterna lipoprotein

plasma.

Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi lima tahap yaitu : (1)

Astetil-KoA membentuk HMGKoA dan Mevalonat, (2) Mevalonat

9
membentuk unit isoprenoid aktif, (3) Enam unit isoprenoid membentuk

skualen, (4) Skualen dikonversi membentuk lanosterol, (5) Lanosterol

dikonversi menjadi kolesterol.

Ester kolesteril dalam makanan di usus akan dihidrolisis menjadi

kolesterol, yang kemudian bercampur dengan kolesterol yang tidak

teresterifikasi dari makanan dan kolesterol empedu sebelum penyerapan

oleh usus. Senyawa ini bercampur dengan kolesterol yang disintesis usus

kemudian disatukan ke dalam kilomikron. Kilomikron akan bereaksi

dengan lipoprotein lipase untuk membentuk sisa kilomikron, kemudian

diambil oleh hati. VLDL yang terbentuk di hati mengangkut kolesterol ke

dalam plasma. Sebagian kolesterol di dalam VLDL tertahan pada sisa

VLDL, atau disebut IDL yang diambil oleh hati atau dikonversi menjadi

LDL, yang selanjutnya diambil oleh reseptor LDL di hati dan jaringan

ekstrahepatik. Kolesterol dalam darah diangkut oleh lipoprotein plasma,

dan proporsi terbesar kolesterol terdapat dalam LDL.

Kolesterol yang berada dalam jaringan serta lipoprotein akan

ditarik oleh HDL, akibat perbedaan gradien kolesterol yang teresterifikasi

dalam HDL dengan bantuan LCAT, dan akhirnya diangkut ke hati.

Kolesterol dieliminasi dari tubuh melalui hati, sebagai kolesterol ataupun

melalui konversi menjadi asam empedu, kemudian diekskresikan ke dalam

feses.17

10
C. Dislipidemia

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan

peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi

lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,

kenaikan kadar trigliserida serta penurunan kadar HDL. Dislipidemia

disebabkan oleh terganggunya metabolisme lipid akibat interaksi faktor

genetik dan faktor lingkungan. Menurut US National Cholesterol Education

Program, dikatakan dislipidemia apabila serum trigliserida > 150 mg/dl (1,7

mmol/L), kolesterol HDL < 40 mg/dl (1,0 mmol/L) dan kolesterol LDL >

100 mg/dl (2,6 mmol/L).6,18,19

D. Propiltiourasil (PTU)

Propiltiourasil (PTU) merupakan suatu derivat tiourelen. Senyawa ini

mengandung crystalline 100g. PTU menghambat sintesis hormon tiroid

dengan jalan menghambat proses iodinasi dan kondensasi dari hormon

tiroid. Hormon tiroid diperlukan untuk mengoptimalkan proses lipolisis

dengan memperlancar dan memudahkan proses lipolisis sehubungan dengan

faktor faktor endokrin lipolitik lainnya. Mekanisme hormon tiroid

mengoptimalkan proses lipolisis dimana hormon tiroid meningkatkan

aktivitas adenil siklase yang diperlukan ATP untuk menjadi cAMP, cAMP

diperlukan oleh protein kinase untuk mengaktifkan enzim lipase yang

sensitif hormon yang diperlukan dalam proses lipolisis trigliserida dari

jaringan tubuh terutama jaringan adiposa. Mekanisme kerja PTU yaitu

menurunkan sintesis hormon tiroid, sehingga proses lipolisis menjadi tidak

11
optimal, dengan demikian trigliserida akan meningkat. Selain itu juga PTU

dapat menghambat iodinasi dari tiroksin menjadi triodotironin di jaringan

perifer. Masa kerja PTU pendek yaitu 2-8 jam dengan waktu paruh 75 menit.

PTU digunakan untuk pengobatan hipertiroidisme, yang disertai pembesaran

kelenjar tiroid bentuk difus maupun noduler, konjugasi dengan radioaktif

iodin, dan sebagai pengobatan praoperasi. Apabila obat yang diberikan

sudah melebihi kebutuhan maka penderita akan mengalami hipotiroidisme.

Penderita normal yang tidak mengalami hipertiroid, dengan pemberian PTU

akan menjadi hipotiroid. Pada hipotiroid akan terjadi penurunan reseptor

LDL di hati, yaitu di permukaan dari hepatosit, sehingga LDL tidak dapat

dimetabolisme kembali dan akhirnya terjadi peningkatan LDL dalam

darah.20

E. Simvastatin

Simvastatin merupakan salah satu obat golongan statin (HMG-CoA

reductase inhibitor) yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol

dalam darah. Statin merupakan obat hipolipidemik yang paling aman dan

efektif untuk menurunkan kolesterol. Pada dosis tinggi statin juga dapat

menurunkan trigliserida yang disebabkan oleh peningkatan VLDL. Statin

bekerja dengan cara menghambat sintesis kolesterol dalam hati dengan

menghambat enzim HMG KoA reduktase. Akibat penurunan sintesis

kolesterol ini, maka SREBP (Sterol regulatory element binding protein)

yang terdapat pada membran dipecah oleh protease lalu diangkut ke

nukleus. Faktor faktor transkripsi kemudian akan berikatan dengan gen

12
reseptor LDL sehingga terjadi peningkatan sintesis reseptor LDL.

Peningkatan reseptor LDL pada membran sel hepatosit akan menurunkan

kadar kolesterol darah.14

F. Tikus Wistar

Salah satu jenis dari tikus jantan putih besar norwegia (Rattus norvegicus)

yang biasa digunakan dalam penelitian. Tikus dianggap sebagai hewan

pertama yang dijinakkan untuk tujuan ilmiah. Tikus telah menjadi spesies

pilihan untuk hampir setiap bidang penelitian biologi dan medis karena

ukurannya, sifat yang relatif jinak, masa hidup dan masa kehamilan.21

Nilai fisiologi normal

Konsumsi air : 10 12 ml/100g/hari

Konsumsi makanan : 20 40 g/hari

Suhu tubuh : 37,5 C

13
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

B. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan September 2015 Februari 2016

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi dan Terapi Fakultas

Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.

D. Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan 10 ekor tikus wistar jantan dengan berat rata -

rata 150 gram.

E. Definisi Operasional

1. Perasan daging buah labu kuning adalah air perasan yang diperoleh

lewat pembuatan daging buah labu kuning matang, tanpa kulit dan biji

yang sudah diblender dan disaring hasil blendernya.

2. Hasil pemeriksaan kadar kolesterol total darah tikus diperoleh dengan

cara memotong bagian ujung ekor tikus dan diukur menggunakan alat

ukur Autocheck.

3. Tikus Wistar adalah salah satu jenis dari tikus jantan putih besar

Norwegia (Rattus norvegicus) dengan berat rata rata 150 gram.

14
F. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat

Untuk pemeliharaan hewan uji: wadah makanan tikus, botol

minuman tikus, kawat kasa, dedak padi.

Untuk perlakuan hewan uji : Sonde lambung metal, gunting, sarung

tangan lateks, semprit 3 cc

Untuk pemeriksaan kadar kolesterol total hewan uji: alat ukur

kolesterol Autocheck

2. Bahan

Tablet propiltiourasil @100mg

Tablet simvastatin @10mg

Perasan daging buah labu kuning

Makanan (pellet) ayam/AD2

G. Prosedur Penelitian

1. Pemeliharaan Tikus Wistar

Sepuluh ekor tikus wistar dipelihara dalam wadah yang ditaburi

dedak padi dan atasnya ditutup dengan kawat kasa selama satu minggu

tanpa perlakuan sesuai proses penyesuaian agar tidak stress. Selama

pemeliharaan tikus wistar diberi makan pellet dan minum dari air botol

minuman yang diberi pipet.

2. Penentuan Dosis Propiltiourasil (PTU)

Propiltiourasil dibuat dalam bentuk larutan dengan cara melarutkan

100 mg PTU dalam 8 ml pelarut (aquades). Jadi dalam 1 ml larutan

terkandung 12,5 mg PTU. Dosis propiltiourasil yang digunakan adalah

15
12,5 mg/hari dibagi dalam 2 kali pemberian dosis pemberian selama 14

hari. Jadi dosis yang diberikan sebanyak 1 cc/hari dengan 2 kali

pemberian.

3. Penentuan Dosis Simvastatin

Dosis simvastatin yang digunakan pada orang dewasa dengan

berat rata rata 50 kg yaitu 40 mg/hari. Dosis simvastatin yang

digunakan pada tikus dengan berat 150 gram yaitu 150/50000 x 40 =

0,12 dibulatkan menjadi 0,1 mg. Simvastatin dibuat dalam bentuk

larutan dengan cara melarutkan 10 mg simvastatin dalam 100 ml

pelarut (aquades), sehingga dalam 1 ml terkandung 0,1 mg simvastatin.

4. Pemberian Perasan Daging Buah Labu Kuning

Pembuatan air perasan daging buah labu kuning dilakukan dengan

cara buah labu kuning matang yang dicuci bersih di bawah air

mengalir, kemudian di kupas, di potong menjadi potongan kecil, di

blender daging buah yang telah dipotong menggunakan blender, tanpa

kulit dan biji. Hasil blender diperas dan hasil perasan diberikan ke

sampel dengan menggunakan sonde lambung. Dosis perasan daging

buah labu kuning yang diberikan 0.925 g/ml/hari/ekor sebanyak

2 ml/hari.

5. Cara Pemberian Perasan Daging Buah Labu Kuning,

Propiltiourasil dan Simvastatin

Perasan daging buah labu kuning, propiltiourasil dan simvastatin

diberikan secara oral dengan menggunakan sonde lambung metal dan

semprit 3cc. Sonde lambung dimasukkan melalui mulut sampai

16
esophagus. Perasan daging buah labu kuning, propiltiourasil dan

simvastatin dimasukkan perlahan lahan untuk menghindari refluks.

6. Perlakuan Hewan Uji

Hewan uji terdiri dari 10 ekor tikus wistar jantan yang dibagi

dalam 5 kelompok, yaitu:

a. Kelompok 1 sebagai kontrol negatif yang hanya diberikan pakan

standar berupa pellet selama 14 hari.

b. Kelompok 2 sebagai kelompok yang diberikan propiltiourasil

(PTU) selama 14 hari.

c. Kelompok 3 sebagai kontrol positif yang diberikan propiltiourasil

(PTU) selama 14 hari, kemudian PTU dihentikan, dilanjutkan

dengan simvastatin selama 7 hari.

d. Kelompok 4 sebagai kelompok yang diberikan propiltiourasil

(PTU) selama 14 hari, kemudian PTU dihentikan, dilanjutkan

dengan pakan standar selama 7 hari.

e. Kelompok 5 sebagai kelompok perlakuan yang diberikan

propiltiourasil (PTU) selama 14 hari, kemudian PTU dihentikan,

dilanjutkan dengan perasan daging buah labu kuning selama 7 hari.

7. Pemeriksaan dan Pengukuran Kadar Kolesterol Total

Kadar kolesterol total darah diukur dari sampel darah kapiler

segar yang diperoleh dengan cara memotong bagian ujung ekor tikus

dengan gunting. Untuk mengukur kadar kolesterol darah tersebut

digunakan alat ukur kolesterol Autocheck. Prosedur yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

17
a. Tikus difiksasi

b. Ekor tikus dipijat dari kranial ke kaudal

c. Ekor tikus dipotong menggunakan gunting

d. Darah diteteskan ke strip pengukur kolesterol

e. Kadar kolesterol tikus diukur dengan menggunakan alat

pengukur kolesterol (alat ukur kolesterol Autocheck)

8. Bagan Alur Penelitian

Kelompok 1 Pakan Standar

Hari ke 0 14 hari

Kelompok 2 PTU

Hari ke 0 14 hari

PTU dihentikan
Kelompok 3 PTU Simvastatin

Hari ke 0 14 hari Hari ke 15 21 hari

PTU dihentikan
Kelompok 4 PTU Pakan standar

Hari ke 0 -14 hari Hari ke 15 21 hari

PTU dihentikan
Kelompok 5 PTU
Perasan daging
buah labu
kuning

Hari ke 0 -14 hari Hari ke 15 21 hari

Gambar 2. Bagan Alur Penelitian

18
9. Analisa Data

Data disajikan secara deskriptif komparatif dengan menilai hasil

antara pemeriksaan kadar kolesterol total antara kelompok 1, 2, 3, 4

dan 5.

19
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Kadar Kolesterol Total Tikus Wistar

1. Kelompok I Kontrol Negatif

Kelompok 1 adalah kelompok kontrol negatif. Pada tikus

kelompok ini tidak diberikan perlakuan, hanya diberikan pakan

standar. Kadar kolesterol total pada kelompok 1 ditunjukkan pada tabel

1 dibawah ini :

Tabel 1. Kadar Kolesterol Total Kelompok I ( Kontrol Negatif )


Kelompok 1 Hari ke-0 Hari ke-15
Kontrol ( - ) (mg/dl) (mg/dl)
Tikus 1 107 110
Tikus 2 109 114
Rata rata 108 112

2. Kelompok II Perlakuan Pemberian PTU

Kelompok 2 adalah kelompok yang diberikan pakan standar dan

PTU dari hari ke - 1 sampai hari ke 14. Pada kedua tikus kelompok

ini sama menunjukkan peningkatan kadar kolesterol total. Kadar

kolesterol total pada kelompok 2 ditunjukkan pada tabel 2 dibawah ini:

Tabel 2. Kadar Kolesterol Total Kelompok II


Kelompok 2 : Hari ke-0 Hari ke-15
(mg/dl) (mg/dl)
Tikus 1 104 165
Tikus 2 111 154
Rata rata 107,5 159,5

20
3. Kelompok III Kontrol Positif

Kelompok 3 adalah kelompok kontrol positif yang diberikan PTU

selama 14 hari, kemudian PTU dihentikan, dilanjutkan dengan

simvastatin selama 7 hari. Tikus pada kelompok ini keduanya

menunjukkan peningkatan kadar kolesterol total pada hari ke-15. Dan

setelah pemberian simvastatin kadar kolesterol total tikus mengalami

penurunan. Kadar kolesterol total pada kelompok 3 ini ditunjukkan

pada tabel 3 dibawah ini:

Tabel 3. Kadar Kolesterol Total Kelompok III ( Kontrol Positif )


Kelompok 3 Hari ke-0 Hari ke-15 Hari ke-22
Kontrol (+) (mg/dl) (mg/dl) (mg/dl)
Tikus 1 109 156 151
Tikus 2 107 149 142
Rata rata 108 152,5 146,5

4. Kelompok IV Pemberian PTU dilanjutkan dengan Pakan

Standar

Kelompok 4 adalah kelompok yang diberikan PTU selama 14 hari,

kemudian PTU dihentikan, dilanjutkan dengan pakan standar selama 7

hari. Tikus pada kelompok ini keduanya menunjukkan peningkatan

kadar kolesterol total pada hari ke-14. Dan setelah pemberian pakan

standar kadar kolesterol total tikus ada yang mengalami penurunan dan

ada yang tidak. Kadar kolesterol total pada kelompok 4 ini ditunjukkan

pada tabel 4 dibawah ini:

21
Tabel 4. Kadar Kolesterol Total Kelompok IV
Kelompok 4: Hari ke-0 Hari ke-15 Hari ke-22
(mg/dl) (mg/dl) (mg/dl)
Tikus 1 125 162 160
Tikus 2 105 150 150
Rata rata 115 156 155

5. Kelompok V Perlakuan Pemberian PTU dilanjutkan dengan

Perasan Daging Buah Labu Kuning

Kelompok 5 merupakan kelompok perlakuan yang diberikan PTU

selama 14 hari, kemudian PTU dihentikan, dilanjutkan dengan

perasan daging buah labu kuning selama 7 hari. Tikus pada kelompok

ini keduanya menunjukkan peningkatan kadar kolesterol total tikus

pada hari ke-14. Dan setelah pemberian perasan daging buah labu

kuning mengalami penurunan. Kadar kolesterol total pada

kelompok 5 ini ditunjukkan pada tabel 5 dibawah ini:

Tabel 5. Kadar Kolesterol Total Kelompok V


Kelompok 5: Hari ke-0 Hari ke-15 Hari ke-22
(mg/dl) (mg/dl) (mg/dl)
Tikus 1 104 174 152
Tikus 2 107 159 138
Rata rata 105,5 166,5 145

22
BAB V

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini diamati efek pemberian perasan daging buah labu

kuning terhadap penurunan kadar kolesterol total tikus wistar. Dengan pemberian

perasan daging buah labu kuning diharapkan kadar kolesterol dapat diturunkan.

Hasil pengujian pada kelompok 1 sebagai kontrol negatif yang tidak

diberikan perlakuan hanya diberikan pakan standar di dapatkan hasil rata rata

kadar kolesterol total pada hari ke 15 yaitu 112 mg/dl. Hal ini berarti dengan

pemberian pakan standar tidak ada perubahan bermakna pada kadar kolesterol

total.

Berbeda dengan hasil pengujian pada kelompok 2 yang hanya diberikan

PTU selama 14 hari didapatkan hasil kadar kolesterol total rata - rata pada hari ke

15 yaitu 159,5 mg/dl mengalami kenaikan kadar kolesterol total. Hal ini berarti

PTU dapat menyebabkan hiperkolesterolemia. PTU berfungsi meningkatkan

kadar kolesterol dengan cara menghambat sintesis hormon tiroid. Peningkatan

hormon tiroid dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cara meningkatkan

kadar sekresi kolesterol menuju empedu dan selanjutnya dibuang bersama feses.

Mekanisme penurunan kadar kolesterol oleh hormon tiroid yaitu hormon tiroid

menginduksi peningkatan jumlah reseptor LDL pada sel-sel hepar menyebabkan

pembuangan yang cepat (Rapid removal) LDL dari plasma oleh hati, dimana

kolesterol yang tadinya ada pada LDL disekresi lewat empedu menuju feses,

sehingga menginduksi terjadinya peningkatan kadar kolesterol total.20,22

23
Hasil pengujian pada kelompok 3 sebagai kontrol positif yang diberikan

PTU selama 14 hari, kemudian PTU dihentikan, dilanjutkan dengan simvastatin

selama 7 hari menunjukkan penurunan kadar kolesterol total. Hal ini berarti

simvastatin dapat menyebabkan hipolipidemik. Statin bekerja dengan cara

menghambat sintesis kolesterol dalam hati dengan menghambat enzim HMG KoA

reduktase. Akibat penurunan sintesis kolesterol ini, maka SREBP (Sterol

regulatory element binding protein) yang terdapat pada membran dipecah oleh

protease lalu diangkut ke nukleus. Faktor faktor transkripsi kemudian akan

berikatan dengan gen reseptor LDL sehingga terjadi peningkatan sintesis reseptor

LDL. Peningkatan reseptor LDL pada membran sel hepatosit akan menurunkan

kadar kolesterol darah.14

Hasil pengujian kelompok 4 yaitu kelompok yang diberikan PTU selama

14 hari didapatkan kadar kolesterol total rata rata sebesar 156 mg/dl, dan PTU

dihentikan, dilanjutkan dengan pakan standar selama 7 hari didapatkan hasil

kadar kolesterol total rata rata sebesar 155 mg/dl, terlihat bahwa kelompok ini

tidak meningkatkan kadar kolesterol total. Hal ini berarti pakan yang tidak

memiliki efek dalam meningkatkan kadar kolesterol total.

Hasil pengujian pada kelompok 5 adalah kelompok perlakuan yang

diberikan PTU selama 14 hari, kemudian PTU dihentikan, dilanjutkan dengan

perasan daging buah labu kuning selama 7 hari didapatkan hasil kadar kolesterol

total rata rata pada hari ke 22 yaitu 145 mg/dl menunjukkan penurunan kadar

kolesterol total yang tidak begitu besar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

perasan daging buah labu kuning mempunyai sedikit pengaruh terhadap efek

penurunan kadar kolesterol total. Pada penelitian sebelumnya oleh Ika Lusia

24
Agustin tahun 2008 juga menggunakan labu kuning diperoleh hasil labu kuning

mampu menurunkan kadar kolesterol total. Bedanya dengan penelitian ini,

digunakan perasan daging buah labu kuning. Pada prinsipnya hasil yang

didapatkan pada kedua penelitian ini sama sama diperoleh efek menurunkan

kadar kolesterol total.9 Penurunan kadar kolesterol total yang tidak begitu besar

pada penelitian ini mungkin dikarenakan waktu penelitian yang kurang panjang.

Kemungkinan penurunan kadar kolesterol total setelah pemberian perasan daging

buah labu kuning disebabkan oleh kandungan yang terdapat dalam labu kuning

seperti beta karoten, dimana kandungan labu kuning mengandung beta karoten

yang tinggi.8 Hal tersebut disebabkan oleh aktivitas beta karoten yang dapat

mencegah terjadinya plak / timbunan kolesterol di dalam pembuluh darah.11 Beta

karoten dikatakan memiliki fungsi sebagai scavenger radikal bebas di mana beta

karoten melindungi membran lipid dari reaksi peroksidasi, dan sekaligus

menghentikan reaksi rantai dari radikal bebas. 23

25
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemberian perasan daging buah labu kuning (Cucurbita moschata D.)

dengan lama pemberian selama 7 hari pada tikus wistar jantan dengan

kadar kolesterol tinggi akibat induksi PTU sedikit berpengaruh terhadap

penurunan kadar kolesterol total.

B. Saran

1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut yaitu waktu penelitian yang

lebih panjang.

2. Perlu diteliti lebih lanjut tentang kandungan dalam daging buah

labu kuning yang mempengaruhi kadar kolesterol total darah.

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Price Sylvia A. Wilson Lorraine M. Patosfisiologi. Edisi 6. Jakarta : EGC.


2005:51

2. World Health Organization. Cardiovascular diseases (CVDs). [2015


Sep 20].
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs317/en/

3. World Health Organization. Cardiovascular diseases (CVDs). [2015


Okt 21].
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/about_cvd/en/

4. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi


Kesehatan Jantung. [2015 Sep 20].
http://www.pusdatin.kemkes.go.id.

5. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia 2013.


Pedoman Tatalaksana Dislipdemia. 2013. [2016 Jan 10].
http://www.inaheart.org/upload/file/Pedoman_tatalksana_Dislipidemia.
pdf

6. Anwar TB. Dislipidemia sebagai faktor resiko penyakit jantung


koroner.
http://www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3503/1/gizibahri3
.pdf. [Diunduh tanggal 8 Januari 2016]

7. Sudarto Yudo, Budidaya Waluh. Yogyakarta : Kanisius, 1993

8. Linda Carolina Brotodjojo. Semua Serba Labu Kuning. Jakarta: Penerbit


PT Gramedia Pustaka Utama, 2010. hal : 6

9. Trubus Info Kit. 100 Plus Herbal Indonesia Bukti Ilmiah dan Racikan.
Vol 11. Depok : PT Trubus Swadaya; 2013. hal:374-7

10. Nawirska A., A. Figiel, A. A. Kucharska, A. Z. Soko-Letowska and A.


Biesiada. 2009. Drying Kinetics and Quality Parameters of Pumpkin Slices
Dehydrated Using Different Methods. Journal of Food Engineering, 94,
14-20

11. Astawan M. Kasih AL. Khasiat Warna Warni Makanan. Jakarta:


Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.hal : 103

27
12. Mayes P. Lipid yang Memiliki Makna Fisiologis. Dalam: Murray R.
Granner D, Mayer P, Rodwell V. Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta :
Elsevier, 2004. h 151

13. Mayes P. Biosintesis Asam Lemak. Dalam: Murray R. Granner D,


Mayer P, Rodwell V. Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta : Elsevier,
2004. h 216-281

14. Suyatna FD. Hipolipidemik. Dalam: Gunawan, Sulistia. Farmakologi


dan Terapi. Ed.5. Jakarta : FKUI ; 2007. h 374, 376, 383, 384

15. Balai Informasi Teknologi LIPI. Kolesterol. [2016 Jan 11].


http://www.bit.lipi.go.id/pangankesehatan/documents/artikel_kolesterol
/kolesterol.pdf

16. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia Kedokteran Dasar Sebuah
Pendekatan Klinis. Jakarta:EGC;2000.hal : 517-21, 524-525

17. Murray R, Granner D, Rodwell V. Sintesis, Transpor, & Ekskresi


Kolesterol. Dalam: Biokimia Harper. Edisi 27. Jakarta : EGC, 2006. h
239-43

18. Wijayanti R, Rahayuni A. Pengaruh Pemberian Serbuk Biji Labu


Kuning (Cucurbita Moschata) Terhadap Penurunan Kadar Trigliserida
darah pada Tikus Wistar Jantan Yang Diberi Diet Tinggi Lemak.
Semarang : UNDIP ; 2014. hal : 1-2

19. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia 2013.


Pedoman Tatalaksana Dislipdemia. 2013. [2016 Jan 10].
http://www.inaheart.org/upload/file/Pedoman_tatalksana_Dislipidemia.
pdf

20. Suherman SK, Elysabeth. Hormon Tiroid dan Antitiroid. Dalam:


Farmakologi dan Terapi. Ed.5. Jakarta : FKUI ; 2007. h 441-2

21. Gad SC. The Rat. Dalam: Gad SC. Animal Models in Toxicology.
Edisi 2. New York: Taylor & Francis; 2007. h 152-96

22. Guyton, Hall. Endokrinologi dan Reproduksi. Dalam: Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2007. h 987

23. Adrianta KA. Ekstrak Etanol Bunga Kenanga (Cananga odorata)


Menurunkan Kadar Tumor Necrosis Faktor Alpha (TNF ) dan
Memperbaiki Profil Lipid pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang
Dislipidemia. Bali : UNUD; 2013. hal : 35

28
LAMPIRAN

Lampiran 1. Tikus wistar yang digunakan sebagai hewan percobaan

Lampiran 2. Proses pemberian perasan daging buah labu kuning

menggunakan sonde

29
Lampiran 3. Proses pemberian PTU menggunakan sonde

30
LEMBAR TAKSONOMI

31

Anda mungkin juga menyukai