SISTEM RUJUKAN
PUSKESMAS BATEALIT JEPARA
Azizi H. Pranoko
Duta Dhanabhalan
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
HALAMAN PENGESAHAN
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................2
KATA PENGANTAR.......................................................................................4
DAFTAR ISI.....................................................................................................5
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................6
A. LATAR BELAKANG......................................................
B. TUJUAN......................................................................
C. DASAR KEBIJAKAN........................................................
D. RUANG LINGKUP..............................................................
E. METODOLOGI...............................................................
A. KERANGKA ACUAN........................................................
B. CARA KERJA............................................................
A. DASAR PEMIKIRAN
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan akses pelayanan kesehatan, sediaan
farmasi, dan alat kesehatan secara nasional memang telah mengalami peningkatan, namun
di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, pulau-pulau kecil terdepan dan terluar masih
belum cukup terpenuhi. Kebutuhan akan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan pun
belum cukup memadai, baik jumlah, jenis, kualitas tenaga kesehatan yang dibutuhkan,
serta distribusinya yang belum merata. Jumlah dokter di Indonesia masih tergolong
rendah bila dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, yaitu 19 orang dokter per
100.000 orang penduduk.
Sesuai dengan dasar Sistem Kesehatan Nasional tahun 2009, upaya
penyelenggaraan kesehatan perlu mengacu pada dasar-dasar:
1. Hak asasi manusia.
2. Sinergisme dan Kemitraan yang Dinamis.
3. Komitmen dan Tata Kepemerintahan yang Baik.
4. Dukungan Regulasi.
5. Antisipatif dan Pro Aktif.
6. Responsif Gender.
7. Kearifan Lokal.
Akan tetapi pembangunan kesehatan yang belum merata terutama dalam hal
pemerataan prasarana dan fasilitas penunjang bagi stakeholder kesehatan yang ada di
daerah maka diperlukan tindakan rujukan dari stakeholder kesehatan yang memiliki
fasilitas kurang ke stakeholder yang memiliki sarana lebih maju.
Rujukan adalah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai alat untuk
memberikan informasi, untuk menyokong atau memperkuat pernyataan dengan tegas.
Rujukan dapat berwujud alat bukti, nilai-nilai, dan/atau kredibilitas. Sumber materi
rujukan adalah tempat materi tersebut ditemukan.
3
Untuk dapat mewujudkannya dan demi terselenggaranya pembangunan kesehatan
oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis,
maka diperlukan suatu sistem rujukan yang tepat sehingga dapat terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
a. Mengetahui tentang pelaksanaan rujukan yang ada di Pukesmas Batealet,
Kecamatan Batealit, Kanbupaten Jepara.
b. Mengetahui tentang prosedur sistem rujukan yang berlangsung di Pukesmas
Batealet, Kecamatan Batealit, Kanbupaten Jepara.
c. Mengetahui tentang kelengkapan sarana prasarana dalam kaitan pelaksanaan
rujukan yang berlangsung di Pukesmas Batealet, Kecamatan Batealit,
Kanbupaten Jepara.
d. Mengetahui tentang pemanfaatan sumber daya yang terdapat di Puskesmas
dalam kaitan pelaksanaan rujukan yang berlangsung di Pukesmas Batealet,
Kecamatan Batealit, Kanbupaten Jepara.
D. MANFAAT PENELITIAN
1.Puskesmas
2.Dokter
4
Menambah masukan tentang ketepatan prosedur maupun indikasi dalam pelaksanaan
sistem rujukan.
3.Penulis
Sebagai bahan untuk menambah ilmu dan pengetahuan dan bekal suatu saat nanti kelak
agar dapat melaksanakan sistem rujukan yang sesuai Sistem Kesehatan nasional.
BAB II
METODOLOGI
A. KERANGKA ACUAN
Dalam membuat kerangka acuan, digunakan cara pendekatan sistem yaitu sebagai
berikut:
INPUT
1. Man
2. Money
3. Material
4. Metode
Observasi dan wawancara dengan tenaga kerja fungsional Puskesmas Batealit Jepara.
5. Machine
PROSES
5
1. Perencanaan (P1)
OUTPUT
B. CARA KERJA
Cara kerja yang dilakukan adalah dengan metode pendekatan sistem. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan pencatatan data yang diperlukan. Cara
kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data primer dan data sekunder, dilakukan dengan cara sebagai berikut:
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. DASAR PEMIKIRAN
7
3. Upaya Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan puskesmas
bersifat holistik, komprehensif/menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok (basic
health service), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta
mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan kesehatan masyarakat dan
pelayanan medik. Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat
pelayanan rawat jalan (ambulatory/out patient service).
Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya, puskesmas
merupakan sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan merata.
Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi:
Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan promotif
dan preventif, dengan pendekatan kelompok masyarakat, serta sebagian besar
diselenggarakan bersama masyarakat melalui upaya pelayanan dalam dan luar
gedung di wilayah kerja puskesmas.
Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan, kuratif dan
rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya, melalui
upaya rawat jalan dan rujukan.
Pada kondisi tertentu dan bila memungkinkan dapat dipertimbangkan puskesmas
dapat memberikan pelayanan rawat inap sebagai rujukan antara sebelum dirujuk
ke Rumah Sakit.
Rujukan adalah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai alat untuk memberikan
informasi, untuk menyokong atau memperkuat pernyataan dengan tegas. Rujukan dapat
berwujud alat bukti, nilai-nilai, dan/atau kredibilitas. Sumber materi rujukan adalah tempat
materi tersebut ditemukan.
Jenis Rujukan
Sistem rujukan menurut azas penyelenggaraan puskesmas (Kepmenkes No. 128 Tahun
2004) dibagi menjadi:
8
a. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operasional dan
lain-lain.
b. Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang lebih
lengkap.
c. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau mengirim
tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan, memberi
pelayanan, ahli pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan kualitas
pelayanan.
Gambar 1. Skema pelaksanaan azas rujukan menurut Kepmenkes No. 128 Tahun 2004
.
Sistem rujukan dalam bidang obstetri dibagi menjadi:
1. Rujukan Terencana, rujukan ke rumah sakit yang telah disiapkan dan direncanakan
jauh-jauh hari bagi ibu risiko tinggi. Ada 2 macam rujukan terencana yaitu :
a. Rujukan Dini Berencana (RDB), untuk ibu dengan resiko tinggi yang masih
sehat dan belum inpartu, belum ada komplikasi persalinan, ibu masih dapat
9
berjalan sendiri atau naik kendaraan umum, dan tidak membutuhkan alat ataupun
obat.
b. Rujukan Dalam Rahim (RDR), meliputi rujukan In Utero bagi janin dengan
masalah dan janin risiko tinggi yang masih sehat (misalnya kehamilan dengan
riwayat obstetrik jelek pada ibu diabetes mellitus, partus prematurus iminens).
Bagi janin, selama pengiriman rahim ibu merupakan alat transportasi dan
inkubator alami yang aman, nyaman, hangat, steril, murah, mudah, memberi
nutrisi dan O2, tetap pada hubungan fisik dan psikis dalam lindungan ibunya.
Pada jam-jam krisis pertama bayi langsung mendapatkan perawatan spesialistik
dari dokter spesialis anak. Manfaat RDB/RDR: pratindakan diberi KIE, tidak
membutuhkan stabilisasi, menggunakan prosedur, alat, obat standar (obat
generik), lama rawat inap pendek dengan biaya efisien dan efektif terkendali,
pasca tindakan perawatan dilanjutkan di puskesmas.
2. Rujukan Tepat Waktu (RTW), rujukan untuk ibu dengan gawat darurat obstetrik,
perdarahan antepartum, preeklampsi berat/eklampsia, dan ibu dengan komplikasi
persalinan dini yang dapat terjadi pada semua ibu hamil dengan atau tanpa faktor
resiko.
1. Rujukan Internal, adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam
institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke
puskesmas induk.
2. Rujukan Eksternal, adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan
kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap)
maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
1. Rujukan Medis:
Konsultasi penderita, untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
operatif dan lain-lain.
Pengiriman bahan (spesiemen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih
lengkap.
Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk
meningkatkan mutu pelayanan pengobatan setempat.
2. Rujukan Kesehatan:
Rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat
preventif dan promotif, yang antara lain meliputi bantuan.
Survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa atau
berjangkitnya penyakit menular.
Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah.
Penyidikan sebab keracunan, bantuan tekhnologi penanggulangan keracunan
dan bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan massal.
Pemberian makanan, tempat tinggal dan obat-obatan untuk pengungsi atas
terjadinya bencana alam.
10
Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah kekurangan air
bersih bagi masyarakat umum.
Pemeriksaan spesiemen air di Laboratorium Kesehatan dan sebagainya.
Jalur Rujukan
Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk. Adapun
kriteria pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari:
1. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi.
2. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak mampu
diatasi.
3. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi pemeriksaan harus
disertai pasien yang bersangkutan.
4. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan perawatan di sarana kesehatan yang lebih mampu.
TATA CARA PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN
Dalam prosedur merujuk dan menerima rujukan pasien ada dua pihak yang terlibat
yaitu pihak yang merujuk dan pihak yang menerima rujukan dengan rincian beberapa prosedur
sebagai berikut :
1. Prosedur standar merujuk pasien.
2. Prosedur standar menerima rujukan pasien.
3. Prosedur standar memberi rujukan balik pasien.
4. Prosedur standar menerima rujukan balik pasien.
12
3. Memberikan Informed Consent (persetujuan/penolakan rujukan).
4. Membuat surat rujukan pasien rangkap 2.
Lembar pertama dikirim ke tempat rujukan bersama pasien yang bersakutan.
Lembar kedua disimpan sebagai arsip. Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan
pasien.
6. Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin menjalin komunikasi dengan tempat
tujuan rujukan.
7. Pengiriman pasien ini sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan administrasi yang
bersangkutan.
Persiapan Rujukan
1. Persiapan Tenaga Kesehatan, pastikan pasien dan keluarga didampingi oleh minimal
dua tenaga kesehatan (dokter dan/atau perawat) yang kompeten dan memiliki
kemampuan untuk tatalaksana kegawatdaruratan medis, maternal dan perinatal.
2. Persiapan Keluarga, beritahu pasien dan keluarga pasien tentang kondisi terakhir
pasien, serta alasan mengapa perlu dirujuk. Anggota keluarga yang lain harus ikut
mengantar pasien ke tempat rujukan.
3. Persiapan Surat, beri surat pengantar ke tempat rujukan, berisi identitas pasien, alasan
rujukan, tindakan dan obatobatan yang telah diberikan pada pasien.
14
4. Persiapan Alat, bawa perlengkapan alat dan bahan yang diperlukan.
7. Persiapan Uang, ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat-obatan dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat rujukan.
8. Persiapan Donor Darah, siapkan kantung darah sesuai golongan darah pasien atau
calon pendonor darah dari keluarga untuk berjagajaga dari kemungkinan kasus yang
memerlukan donor darah.
Mekanisme Rujukan
yang harus ikut mendampingi pasien dan keluarga pasien hingga sampai di
tempat rujukan.
b. Persiapan Keluarga, pasien dan keluarga pasien diberikan informasi mengenai
17
Gambar 1. Surat rujukan Puskesmas Batealit
.
Isi surat rujukan Puskesmas Batealit terdiri atas kop surat, nomor surat, perihal,
tempat dan tanggal penulisan surat, tempat rujukan yang dituju, identitas pasien
(nama, umur, dan alamat pasien), diagnosa/diagnosa sementara, gejala,
tindakan dan pengobatan yang telah dilakukan, serta tempat untuk tanda tangan
Kepala Puskesmas Batealit. Surat tidak selalu ditandatangani oleh Kepala
Puskesmas Batealit, dapat ditandatangani oleh dokter jaga.
d. Persiapan alat, obat, dan kendaraan.
Kendaraan yang digunakan sebagai ambulance Puskesmas adalah
Toyota Kijang F60 standard tahun pembuatan 2004 dengan kapasitas
silinder 1781cc bernomor polisi K 9597 C atas nama pemilik
Pemerintah Kabupaten Jepara. Kondisi ambulance dirasa kurang
nyaman untuk pasien, keluarga pasien, dan tenaga medis yang ikut
mengantar karena AC tidak dingin yang mungkin dikarenakan adanya
gangguan pada freon AC tersebut. Ketersediaan oksigen pada saat
mengantar juga harus menjadi perhatian serius,oksigen sebaiknya harus
selalu berada dalam kondisi penuh dan air oksigen yang selalu terisi.
Lampu sirine berwarna biru menyala kurang terang dan pengeras sirine
perlu diadakan servis agar suara yang dihasilkan lebih keras. Berikut
beberapa hal yang dapat dijadikan perhatian untuk perbaikan ambulance
ke depannya:
Tidak terdapat Tas PP
Tidak terdapat alat pelindung diri
Tidak terdapat perlengkapan medis di dalam mobil ambulance,
tenaga medis menyiapkan sendiri perlengkapan medis yang
diperlukan saat itu
Tidak terdapat airway dan breathing set
Tidak terdapat circulation set
Tidak terdapat trauma set
Alat angkut berupa stretcher beroda
18
Tidak terdapat infus set, kantung muntah, kantung sampah, dan
perlengkapan tambahan lain di dalam mobil ambulance. Obat-
obatan, infus set, dan perlengkapan lain yang dibutuhkan saat itu
disiapkan sendiri oleh tenaga medis sesaat sebelum merujuk
pasien.
Tidak terdapat alat komunikasi di dalam mobil ambulance. Untuk
berkomunikasi digunakan alat komunikasi pribadi milik keluarga pasien
atau tenaga medis yang ikut mengantar.
19
Gambar 4. Bagian dalam mobil ambulance.
6. Pengiriman penderita.
Dilakukan dengan mobil ambulance milik puskesmas, kelengkapan mobil
ambulance kurang, tidak memiliki sopir ambulance tetap.
Tidak ada ketentuan jumlah tenaga medis yang harus ikut mengantar dan
mendampingi pasien dan keluarga ke tempat rujukan.
BAB IV
20
c.Kelengkapan alat maupun srana dan prasarana yang diperlukan
Saran-saran:
a. Perlunya dibuat suatu susunan form tertulis yang tetap setiap melakukan tindakan
rujukan.
b. Karena tidak selalu ditandatangani dan dikarenakan kesibukan Kepala Puskesmas dan
lain sebagainya, maka perlu dipertimbangkan redaksi pada surat rujukan dapat
ditandatangani oleh dokter, perawat, maupun bidan yang bersangkutan saat erujuk.
e. Perlunya dipertimbangkan pengadaan alat-alat maupun sarana dan prasarana medis dan
nonmedis untuk diintegrasikan secara komprehensif pada mobil ambulance puskesmas.
f. Perlunya komunikasi yang intensuif antara puskesmas dengan pihak yang merujuk dan
pihak tempat rujukan, terkait persiapan sebelum merujuk maupun pada saat
penerimaan pasien di tempat rujukan (pentingnya pemberitahuan melalui telepon
terlebih dahulu pada tempat rujukan)
DAFTAR PUSTAKA
7. www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/
8. www.scribd.com/poedji-rochjati
22
LAMPIRAN
Puskesmas :
Kecamatan :
Nomor :
Nama :
Alamat :
KASUS MATERNAL
1. Anamnesis a. Obat
a. Gravida ( ), Para ( ), Abortus ( ) belum diberi ( ), sudah diberi ( )
b. Anak hidup ( ) Bila sudah diberi, yaitu :
c. Persalinan yang lalu :
Normal ( ), ada kelainan ( ) b. Tindakan yang telah dilakukan
d. Bila ada kelainan, sebutkan : :................................................
e. Saat ini hamil( )minggu 4. Diagnosis sementara
2. Pemeriksaan fisik
a. Tekanan darah : / mmHg
b. Tinggi fundus uteri : cm
c. His : Kuat ( ), Lemah ( )
Frekuensi ..........kali/menit
d. Denyut jantung janin :
kali/menit
e. Teratur ( ), tidak teratur ( )
f. Pembukaan serviks : cm Tanggal merujuk......./......./.......
g. Ketuban : utuh ( ), pecah ( )
Bila pecah, air ketuban : jernih ( ), Yang menerima rujukan
keruh ( )
h. Faktor risiko yang ditemukan
3. Obat dan tindakan yang diberikan
Kepada :
Yth.
RSUD
Di
Kecamatan :
KASUS PERINATAL
23
1. Anamnesis
a. Umur kehamilan ibu ( ) minggu
b. Cara bersalin :
spontan ( ), forsep ( ), vakum ( ),
operasi sesar ( )
c.
Presentasi bayi :
kepala ( ), sungsang ( ), lintang ( )
2. Pemeriksaan fisik
a. Asfiksia :
1. tidak asfiksia( ),
2. Ringan ( ),
3. Sedang ( ),
4.berat ( )
b. Berat badan
1. saat lahir ........ gram,
2. Saat rujuk........gram
c. Gejala yang ditremukan
(beri tanda yang sesuai)
Panas ( ), sesak ( ), kebiruan ( ),
krjang ( ), memar/luka/bengkak ( ),
kelainan kongenital ( ), lain-lain.......
d. Faktor resiko yang ditemukan
3. Obat dan tindakan yang diberikan
a. obat :
belum diberi ( ),
sudah diberi ( ),
bila sudah diberi yaitu
yaitu :..................................................
......
b. tindakan resusitasi yang dilakukan :
.........................................................
4. Diagnosis sementara
Yang merujuk
24