Anda di halaman 1dari 77

KATA PENGANTAR

PRESIDIUM NASIONAL BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


FORUM SILATURAHIM STUDI EKONOMI ISLAM
PERIODE 2010 2012

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Tuhan seluruh manusia
yang terdahulu dan yang akan datang. Shalawat dan salam selalu dihaturkan
kepada pemimpin para nabi dan rasul, Muhammad bin Abdullah, dan para
sahabatnya juga kepada orang-orang saleh dan para mujahid yang setia
memperjuangkan risalah-Nya.
FoSSEI sebagai organisasi mahasiswa yang pertama menekuni ekonomi
Islam, kini telah tersebar luas di Indonesia. Sebagai bentuk perwujudan
langkah perjuangannya, Ia telah berusaha menorehkan nuansa perjalanan
ekonomi Islam di negeri ini. Ia bercita-citakan pada suatu tatanan ekonomi
dimana syariat Islam memancang kokoh di dalamnya. Meski, usaha itu masih
belum menampakkan hasil sesuai yang diharapkan kini. Namun
tanggungjawab mensyiarkan ekonomi Islam ini telah menjadi sebuah
keharusan yang dijaga oleh kadernya, hingga ekonomi Islam mampu berdiri
tegak di Indonesia nantinya.
Bedasarkan tanggungjawab yang besar itu, menjadi sebuah
keniscayaan bahwa FoSSEI dituntut untuk mampu mencetak kader-kader
ekonom Islam yang tangguh. Maka munculah tagline Ekonom Rabbani
yang menjadi sebuah karakter bagi aktivis ekonomi Islam. Mereka adalah
kader yang memiliki kepakaran akan Islam yang terjiwai dalam diri dan
aplikasi. Dan mereka juga adalah kader yang memiliki kepakaran atas
keilmuan ekonomi Islam sebagai ilmu yang mereka perjuangkan di negeri ini.
Oleh karena itu, diperlukannya pembangunan sebuah system kaderisasi
yang komprehensif yang mampu memunculkan para aktivis yang dicita-
citakan tersebut.
Sistem kaderisasi yang baik untuk kalangan aktivis adalah dimana pada
sistem ini mampu mendukung segala hal, baik dari sisi tsaqafah islamiyah,
militansi berdakwah, distribusi keilmuan, keorganisasian, softskill, akademik
perkuliah dan tak kalah penting yaitu mampu mempersiapkan kader untuk
pasca kampus. Mengenai sistem kaderisasi FoSSEI yang terbaru ini, dapat
dijumpai dengan adanya konsep Kompetensi, Profesional, Kontribusi yang
menarik dan disuguhkan secara gamblang sebagai penyempurna proses
mengkader di FoSSEI.
Pada dasarnya buku ini akan membedah sistem kaderisasi FoSSEI yang
memuat berbagai hal mengenai dasar filosofis kaderisasi, aplikasinya,
hingga sistem evaluasinya serta sarana-sarananya yang menunjang proses
tersebut. Semoga dengan adanya buku ini, mampu menjadi sebuah platform
bersama menuju proses pengkaderan yang berkualitas lebih baik lagi. Dan
dengan adanya buku ini, tentunya kami masih merasa beberapa hal kurang
sempurnaan atas apa yang kami susun disini. Kami berharap hal tersebut
mampu menjadi sebuah sarana belajar bersama dan membudayakan saling
berbagi antar sesama. Mari kita sambut langkah awal yang baik ini dengan
kontribusi nyata kita. Dan semoga para ekonom rabbani Indonesia akan
semakin banyak lagi lahir melauli rahim kaderisasi FoSSEI.
Jazaakumullaahu khairan katsiiraan. Untuk para guru kehidupan yang
membekali dan menasihati kami. Juga untuk saudara-saudara kami, tim
penyusun buku, para alumni FoSSEI, serta pejuang Ekonomi Islam di seluruh
penjuru negeri yang membersamai dalam belajar dan berkontribusi. Semoga
amal dan kerja keras ini diberkahi Allah SWT dan menjadi pemberat amal
timbangan kita.
Aamiin yaa Rabbal alamin

Bumi Allah, 6 Mei 2012

Presidium Nasional V
FoSSEI
KATA PENGANTAR
TIM PENYUSUN
DEPARTEMEN NASIONAL BIDANG PENGEMBANGAN EKONOM RABBANI
FORUM SILATURAHIM STUDI EKONOMI ISLAM
PERIODE 2010 2012

Alhamdulillah, Segala Puji hanya milik Allah Swt. yang senantiasa


menganugerahkan nikmat dan kasih sayang pada makhluk-Nya. Dan nikmat
Tuhanmu yang manakah yang akan engkau dustakan? Maha suci Allah
dengan segala firmannya.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW.
beserta keluarga, sahabat dan para jundullah penerus risalah-Nya.

Salah satu bentuk perkembangan dakwah ekonomi Islam adalah semakin


menjamurnya organisasi yang berkontribusi dalam upaya pengembangan
ekonomi syariah, yang salah satunya adalah FoSSEI. FoSSEI merupakan
organisasi mahasiswa yang Insya Allah melahirkan ekonom rabbani, seorang
aktivis dakwah yang memiliki kemampuan spesialisasi dibidang ekonomi
syariah dan akademiknya namun tetap berwawasan global, baik wawasan
keilmuan, skill organisasi, ke-Islaman dan ke-Indonesian.

Ditengah-tengah banyaknya organisasi ekonomi syariah, FoSSEI harus


memiliki strategi khusus agar tetap bisa melahirkan ekonom rabbani.
Strategi ini adalah pola-pola kaderisasi di dalam FoSSEI yang kemudian kami
mencoba merumuskannya dalam buku pedoman kaderisasi.

Kaderisasi merupakan seni untuk melejitkan potensi kader, memberikan


jalan untuk kader membangun jati dirinya. Dalam kaderisasi FoSSEI, jati diri
yang hendak dibangun adalah jati diri seorang ekonom rabbani. Dalam buku
pedoman ini memang disajikan teknik pengelolaan kader FoSSEI, namun
dalam realisasinya dapat disesuaikan dengan kondisi kaderisasi KSEI,
Regional, dan Nasional. Sehingga dalam penjelasan buku pedoman ini hanya
mengatur hal-hal yang sifatnya mendasar untuk dilakukan, selebihnya
adalah seni bagaimana masing-masing pengelola kaderisasi meramu konsep
kaderisasi yang tepat untuk para kadernya sesuai karakteristik medan
dakwahnya.

Wallahu alam bishowah, harapan kami semoga buku ini bermanfaat. Saran
dan kritik sebagai upaya penyempurnaan buku ini agar selalu relevan
dengan kebutuhan dakwah FoSSEI senantisa kami butuhkan. Semoga Allah
senantiasa menunjuki kita jalan yang lurus, yakni jalan orang-orang yang
telah Allah berikan nikmat dan bukan jalan orang-orang yang Allah murkai
dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat. Amin.

Bumi Allah, 6 Mei 2012

Depnas PER FoSSEI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kaderisasi merupakan salah satu faktor penting dalam organisasi. Tanpa


kaderisasi, suatu organisasi tidak akan berjalan dengan baik, sebab sejatinya
kader adalah pembangun organisasi itu sendiri. Pondasi utama dalam
sebuah organisasi yang kokoh adalah kader-kader (pejuang) yang kokoh baik
secara fikriyah, ruhiyah dan jasadiyah. Dari kader yang kokoh suatu
organisasi dapat berkembang dengan baik sehingga esensi dari kaderisasi
amat penting untuk menumbuhkan generasi yang dapat meneruskan nilai-
nilai suatu organisasi. Masa depan FoSSEI hari ini dan esok adalah kondisi
kader FoSSEI hari ini dan esok, karena dari tangan-tangan pejuangnya (kader
FoSSEI) masa depan FoSSEI akan ditentukan.

Menjadi sebuah keniscayaan bahwa FoSSEI dituntut untuk mampu mencetak


kader-kader ekonom rabbani yang tangguh, baik tangguh secara
kemampuan di sisi internalnya maupun di sisi eksternalnya. Dalam berupaya
mensokong hal di atas, maka ada beberapa hal yang perlu ditinjau lebih
mendalam di sistemnya, pembinaannya, kurikulumnya, ataupun
pengawasannya. Dan insyaAllah akan dibahas dalam buku pedoman
kaderisasi ini.

Kebutuhan mencetak kader yang tangguh tidak hanya tercermin dari sisi
ruhiyahnya saja yang kuat dan ataupun keilmuan yang dikuasainya. Maka
berbicara kader FoSSEI kedepan adalah kader yang memiliki spesialisasi
keilmuan yang mendalam namun berwawasan global dengan kapasitas
ruhiyah yang kuat. Oleh karena itu, kader FoSSEI dituntut untuk mengusai
setidaknya dalam beberapa hal berikut, yaitu tentang kepahaman terhadap
agama, keilmuan ekonomi Islam, wawasan keorganisasian dan ketrampilan,
wawasan keilmuan secara global, wawasan keindonesiaan dan peradaban
dunia.

Untuk mengembangkan konsep kaderisasi FoSSEI ini maka akan


dikembangkan dengan adanya konsep KPK (Kompetensi , Professional,
Kontributif), program sertifikasi, dan sistem evaluasi yang komprehensif
untuk melihat secara jelas output hasil dari kaderisasi ini. Uraian buku ini
juga merupakan penyempurna dari pembahasan kaderisasi yang ada di
dalam Buku Manajemen KSEI dan Modul Kaderisasi.

Hanya sistem kaderisasi yang diiringi dengan kedekatan kepada Allah, yang
mampu menghasilkan kader-kader yang ikhlas, militan dan memiliki loyalitas
penuh terhadap dakwah FoSSEI dan dakwah ekonomi syariah. Sehingga apa
yang yang menjadi cita-cita FoSSEI ini bisa terwujud. Jika terdapat banyak
manfaat dalam buku ini, maka itu adalah semata-mata petunjuk dari Allah.
Namun, jika terdapat banyak kekurangan dalam buku ini, maka itu adalah
katerbatasan tim penyusun. Semoga kekurangan kami hari ini dan
pendahulu-pendahulu kami menjadi pelajaran bagi generasi selanjutnya
untuk membangun masa depan FoSSEI yang lebih baik dalam upaya
membumikan ekonomi Islam. Amin.

1.2 Landasan Formulasi

Latar belakang dibuatnya Buku Pedoman Kaderisasi adalah sebagai sarana


yang komprehensif dalam upaya melakukan pendekatan cara mencapai
karakter ekonom rabbani. Nasehat orang bijak mengatakan, gagal
merencanakan berarti merencanakan kegagalan. Oleh karena itu, jika kita
gagal dalam merencanakan sistem kaderisasi yang tepat untuk membangun
karakter ekonom rabbani maka berarti kita merencanakan kegagalan untuk
tidak terwujudnya karakter ekonom rabbani dalam jiwa kader-kader FoSSEI.
Naudzubillah.
Dalam upaya menyusun sistem kaderisasi yang tepat maka sudah menjadi
sunnatulllah untuk dikembalikan kedalam falsafah dasar dakwah FoSSEI.
Landasan pemikiran formulasi Buku Pedoman Kaderisasi FoSSEI adalah:

Landasan Islam

Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka


dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat
menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka
yang kamu tidak mengetahuinya, tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang
kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu
dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan). (QS. Al-Anfal: 60)

Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman


dan yang mengerjakan kebaikan (amal shaleh), bahwa Dia sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan
bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai. Dan Dia benar-benar
mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi
aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak
mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir
setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nur:
55)

Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Az-
Zikr (Lauh Mahfuz), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku
yang shaleh. (QS. Al-Anbiya: 105)

Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati,
sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu beriman. (QS. Ali Imran:
139).
Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan carilah
wasilah untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan bersungguh-sungguhlah di
dalamnya agar kamu beruntung. (QS. Al-Maidah: 35).

Landasan Filosofis FoSSEI

Rentang waktu perjalanan berekonomi umat manusia hingga memasuki abad


21 menghasilkan fenomena perekonomian global. Fenomena ini dimotori
oleh kalangan sosialis dan kapitalis. Pada akhirnya, kalangan ini belum bisa
menjawab permasalahan-permasalahan ekonomi di berbagai belahan dunia.

Demi menata kembali pondasi ekonomi yang berkeadilan dan dalam rangka
mewujudkan sebuah tatanan kehidupan yang sejahtera, mahasiswa muslim
merasa terpanggil untuk melakukan upaya dalam mengatasi permasalahan
yang ada. Melihat geliat ekonomi Islam yang berkembang dalam 10 tahun
belakang ditandai dengan berdirinya bank syariah, hal ini memberikan
stimulus pada pemikiran mahasiswa untuk mengkaji lebih mendalam dari sisi
ilmiah.

Perkembangan ekonomi Islam dikalangan mahasiswa sudah terlihat sebelum


tahun 2000 dimana terdapat kajian-kajian ekonomi Islam seperti di
Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Gajah Mada,
Universitas Brawijaya, dan beberapa universitas-universitas lainnya di
Indonesia. Lahirnya kelompok kajian di kalangan mahasiswa di beberapa
perguruan tinggi pada akhirnya menyadarkan akan kebutuhan satu wadah
untuk memfasilitasi pergerakan ekonomi islam, wadah tersebut bernama
Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI). Wujud kebulatan tekad
mahasiswa ekonomi islam se-Indonesia untuk membumikan ajaran islam
dalam bidang ekonomi. Kebulatan tekad itu diimplementasikan dalam wujud
pemberdayaan dan pengembangan sistem ekonomi Islam dalam tataran
teoritis dan praktis. FoSSEI adalah suatu wadah aktualisasi mahasiswa peduli
ekonomi Islam yang berbasis intelektual dan pergerakan dengan
berkarakteristik dakwah, ukhuwah dan ilmiah. (sumber: Handout profil
FoSSEI 2008)

Visi
Membumikan Ekonomi Islam

Misi
1. Memberdayakan dan mengembangkan sistem ekonomi Islam dalam
tataran keilmuan dan aplikasi.
2. Menjalin ukhuwah Islamiyah antara kelompok-kelompok studi ekonomi
Islam dan lembaga sejenis dengan berusaha membangun budaya
Islamiyah, ilmiah dan professional

Tujuan
1. Tercapainya komunikasi yang efektif antar mahasiswa yang peduli dalam
pengembangan dan pengkajian ekonomi Islam.
2. Terwujudkannya wahana aktualisasi diri secara kolektif sebagai wujud
peranan mahasiswa dalam pengembangan wacana ekonomi Islam dalam
tataran teoritis dan aplikasi

Fungsi
1. Sebagai wadah aktualisasi mahasiswa peduli ekonomi Islam yang
berbasis intelektual dan pergerakan.
2. Sebagai wahana pengabdian kepada agama, bangsa dan negara

1.3 Sistematika
Penulisan

Untuk mempermudah memahami dan mengaplikasikan buku pedoman


kaderisasi ini, maka dibutuhkan pemahaman akan kerangka utuh
penyusunan buku ini. Kerangka berpikir itu adalah buku ini terdiri atas tiga
bab yakni Bab I: PENDAHULUAN dan BAB II RERANGKA KONSEPTUAL SISTEM
KADERISASI

Pada BAB I membahas tentang latar belakang penyusunan buku pedoman


kaderisasi, landasan pemikiran formulasi buku pedoman kaderisasi,
sistematika penulisan atau penyajian buku. Kemudian pada BAB II
menjelaskan tentang model kaderisasi FoSSEI yang terdiri atas desain umum
kaderisasi, perangkat pengkaderan, alur pengkaderan dan jenjang
kaderisasi, indeks karakteristik ekonom rabbani (IKER), sarana pengkaderan,
implementasi pengkaderan, dan evaluasi dan sertifikasi kader.
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL SISTEM KADERISASI

2.1 Visi dan Misi Pembinaan

Visi pembinaan yang menjadi rerangka dasar di dalam kaderisasi Forum


Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) adalah menjadi organisasi yang
mampu membina dan mengembangkan kader untuk melahirkan Ekonom
Rabbani. Memiliki perangkat kaderisasi yang sistematis dan selaras dalam
upaya mewujudkan kualitas kader yang merata dan seimbang secara
nasional.

Ekonom Rabbani, merupakan kader FoSSEI yang memiliki basis ideologi


Islam yang mengakar, basis pengetahuan dan pemikiran yang mantap dan
ilmiah, memiliki visi peradaban untuk memberikan kontribusi pada
penyelesaian problematika bangsa dan umat Islam didunia, serta mampu
menjadi seorang ulama sebagai pemimpin dunia. Di mana Ekonom yang
dimaksud adalah seorang yang memiliki keahlian secara menyeluruh dalam
bidang ekonomi baik secara praktis maupun teoritis. Sedangkan Rabbani
yang dimaksud adalah hamba yang memiliki pengetahuan dan pemahaman
tentang Tuhannya, yang mengajarkan ilmu yang ringan sebelum yang sulit,
dan memiliki kapasitas keilmuan agama yang komprehensif.

Misi yang diemban oleh FoSSEI dalam mengembangakan kader-kadernya


adalah tidak lain untuk menginternalisasikan Karakteristik Ekonom Rabbani
agar menjadi karakter dasar seluruh kader FoSSEI di manapun dan di level
apapun. Adapun karakteristik Ekonom Rabbani bersumber dari penetapan
profil Ekonom Rabbani yang kemudian diterjemahkan ke dalam komptensi
kritis yang harus dimiliki oleh kader dalam rangka menjadi sosok Ekonom
Rabbani tersebut(lihat tabel i.1). 5 (lima ) profil Ekonom Rabbani sebagai
capaian sosok yang dituju dari seluruh proses pembinaan dan
pengembangan kader FoSSEI, antara lain:

1. Memiliki Ideologi Islam Yang Kuat


2. Kepribadian Yang Unggul
3. Berkompetensi dan Pemikir Strategis
4. Berkontribusi Pada Pemecahan Problematika Umat dan Bangsa
5. Pemersatu Komponen Bangsa

Sehingga, dari kelima profil itulah Karakteristik Ekonom Rabbani bermula dan
menjadi falsafah dasar pada setiap karakteristiknya. Pada akhirnya, kader
FoSSEI yang telah memiliki 9 (Sembilan) karakteristik Ekonom Rabbani pada
dirinya sebagai seorang individu dan kader FoSSEI sekaligus, merupakan
representasi sosok individu yang telah mumpuni dan memadai untuk disebut
sebagai Ekonom Rabbani.

Tabel i.1
PROFIL EKONOM RABBANI

5 PROFIL
6 KOMPETENSI KRITIS 9 INDEKS (IKER)
EKONOM RABBANI
1. Memiliki aqidah yang
lurus dan sesuai
dengan al-quran dan
Memiliki ideologi Pengetahuan Ke-Islam-
as-sunnah
Islam yang kuat an
2. Mengedepankan
berpikir ilmiah yang
didasari al-quran
3. Memiliki karakter yang
kokoh dan mandiri
Kepribadian yang
Kredibilitas Moral 4. Kepribadian yang
unggul
dinamis, kreatif dan
inovatif
5. Expert di bidang
Wawasan ke-Ekonomi
spesialisasinya dan
Islam-an dan umum
berwawasan global
Berkompetensi dan
6. Seorang yang
pemikir strategis
Kepakaran dan mengejarkan ilmu
profesionalisme yang ringan sebelum
ilmu yang sulit-sulit
Berkontribusi pada 7. Berani tampil sebagai
pemecahan pelopor perubahan
Kepemimpinan
problematika umat 8. Mampu tampil sebagai

dan bangsa tokoh


9. Mengedepankan
Pemersatu ukhuwah dalam amal
Diplomasi dan jaringan
komponen bangsa jamai
2.2 Menjadi Ekonom Rabbani

Misi FoSSEI atas Visi Pembinaan yang telah menjadi Platform Pengembangan
Ekonom Rabbani dalam mengembangkan kadernya adalah mendorong dan
memfasilitasi setiap kadernya untuk tumbuh secara unik dan berkembang
secara mumpuni dalam mencapai 9 (Sembilan) karakteristik Ekonom
Rabbani tersebut. Penjelasan pada tiap-tiap karakteristik sebagaimana
berikut :

a. Memiliki Aqidah Yang Lurus Dan Sesuai Dengan Al-Quran dan As-
Sunnah
Dalam setiap aktivitas muslim, dibutuhkan gerak dakwah yang senantiasa
berlandaskan Al Quran dan As-Sunnah. Kedua pedoman tersebutlah yang
dapat membawa muslimin kepada keselamatan. Begitu juga dalam
pengembangan Ekonomi Islam para pembelajar dan penggerak Ekonomi
islam menempatkan Al Quran dan As-Sunnah sebagai pedoman utama
sehingga setiap aktifitasnya selalu berpedoman pada Al Quran. Dalam
penggerakkan Ekonomi Islam akhlak pengusung menjadi modal utama
dalam pengembangan ekonomi Islam. Dengan mempelajari ekonomi Islam,
dapat dipelajari secara maksimal tentang Islam dan ekonomi Islam yang
sesuai dengan Al Quran dan As-Sunnah.

Karakteristik ini dapat diterapkan dalam setiap aktivitas belajar ekonomi


Islam di KSEI maupun di FoSSEI melalui perangkat kaderisasi berupa Small
Group Discussion (SGD), mentoring Ekonomi Islam, CSC, atau diskusi belajar
KSEI. Kegiatan SGD ini ditujukan agar bisa merasakan tidak sulitnya belajar
secara otodidak dan belajar yang secara terorganisasi di mana jika kita
belajar secara kelompok, maka motivasi akan mudah meningkat. Indikator
kader yang Memiliki aqidah yang lurus dan sesuai dengan Al-Quran dan As-
Sunnah:
Tidak behubungan dengan jin
Setiap perbuatannya berdasarkan Al quran
Tidak meramal nasib
Tidak menghadiri majelis dukun
Tidak meminta berkah selain kepada Allah
Mengikhlaskan amal untuk Allah
Mengimani rukun iman
Beriman kepada nikmat dan siksa kubur
Menmjadikan setan sebagai musuh
Tidak mengikuti langkah-langkah setan
Menerima dan tunduk secara penuh kepada Allah SWT

b. Memiliki Karakter Yang Kokoh Dan Mandiri


Kokoh yang dimaksud disini adalah karakter kader yang memiliki kekuatan,
kematangan dan kedewasaan secara ruhiyah, pemikiran, dakwah ekonomi
islam dan jasad.Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama
mereka sejumlah besar dari pengikutnya yang bertakwa. Mereka tidak
menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka dijalan Allah, dan
tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh) Allah menyukai orang-
orang yang sabar. (Q.S. 3:146)

Mandiri dapat diartikan bahwa kemampuan seseorang dalam


mengembangkan diri dan pembelajaran secara mandiri serta dapat
menghasilkan untuk penghidupan pribadinya, tanpa ada ketergantungan
terhadap orang lain. Implementasi dari karakter ini untuk kader FoSSEI
adalah pelaksanaan training kewirausahaan kepada kader yang dapat terjun
langsung dalam pengembangan secara langsung pada KSEI masing-masing.
Sehingga dari hal ini, FoSSEI dapat pula menghasilkan kader yang mandiri
dan tidak mudah bergantung. Hal inilah yang dibutuhkan kelak dimasyarakat
ketika kader FoSSEI lulus dari kuliah. Dengan skill kewirausahaan yang
mantang dan mempunyai karakter yang kokoh kader FoSSEI akan mudah
berkontribusi kepada masyarakat.

Indikator kokoh manawiyah:


Ikhlas dalam berdakwah ekonomi islam
Senantiasa memurnikan aqidah dari bidah dan khurafat
Senantiasa menjaga ibadah-ibadah sunnah
Senantiasa tawakal kepada Allah
Senantiasa berdzikir

Indikator kokoh Fikriyah


Mampu memahami konsep-konsep Ekonomi Islam
Mampu berbahasa Arab dan Inggris
Mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip Ekonomi Islam
Dapat membedakan Ekonomi Islam secara keseluruhan
Dapat berfikir kritis terahadap fenomena perekonomian saat ini serta dapat
memberikan solusi
Memiliki wawasan yang luas

Indikator kokoh dawiyah


Berpartisipasi dalam perekrutan kader FoSSEI
Aktif dalm mensosialisasikan ekonomi islam
Mampu membangun jaringan
Indikator kokoh jasadiyah
Menjaga penampilan
Senang berolah raga
Menjaga kebersihan
Mengikuti pola hidup sehat

Indikator kemandirian
Dapat memiliki penghasilan
Menerapkan konsep-konsep ekononmi islam dalam memperoleh
penghasilan
Memberikan solusi terhadap perekonomian saat ini minimal membuat
lapangan kerja
yang kecil hanya untuk mahasiswa
Kreatif membuat usaha mandiri

c. Kepribadian Yang Dinamis, Kreatif Dan Inovatif


Pengertian dari dinamis, kreatif dan inovatif adalah perpaduan antara
kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual. Kader FoSSEI saat ini
membutuhkan karakteristik dinamis, kreatif dan inovatif sebagai modal awal
dalam membangun kepercayaan kepada masyarakat. Modal dasar ini jelas
tidak begitu saja dengan mudah didapatkan. Ciri dari kepribadian yang
dinamis, kreatif, dan inovatif adalah memiliki kemauan yang kuat dalam
memperbaiki diri, peka terhadap sekitar, berminat untuk menggali lebih
dalam, rasa ingin tahu yang tinggi, mendalam dalam berfikir, optimisme
yang tinggi, tidak mudah puas, siap mencoba dan melaksanakan, mampu
bekerjasama, berfikir kritis, imajinatif, melakukan analisis. Dari ciri-ciri di atas
bahwa saat ini Indonesia membutuhkan Sumber Daya Insani yang memiliki
karakter dinamis, kreatif dan inovatif untuk dapat bersaing di era global di
bidang ekonomi syariah, karena saat ini untuk perkembangan ekonomi
syariah membutuhkan jiwa-jiwa dinamis, kreatif serta inovatif.

Maka dari inilah, FoSSEI juga mempunyai peran penting dalam


mengembangkan Sumber Daya Insani tersebut. Implementasinya pada
kaderisasi FoSSEI adalah dengan adanya kuliah informal Ekonomi Islam yang
disertai diskusi dapat menghasilkan kader yang dapat berfikir secara ilmiah
dan kritis. Dalam FoSSEI, terdapat implementasi dari jiwa yang bekerjasama,
yaitu dari kader FoSSEI itu sendiri telah menjadikan kerjasama unsur utama
dalam bekerja seperti jargon FoSSEI tentang ukhuwah. Kreatif dapat pula
dikembangkan dari setiap agenda yang ada di FoSSEI dapat menjadikan
kader lebih kreatif serta dalam mengatur organisasinya kader juga dapat
memaksimalkan kreativitas yang dimiliki. Sedangkan dari jiwa dinamis kader
FoSSEI senantiasa bergerak untuk perbaikan dan ikut mendakwahkan
Ekonomi Islam, jiwa dinamis ini terbukti dari acara-acara nasional yang
dilakukan oleh FoSSEI seperti Temu Ilmiah Nasional (TEMILNAS), kampanye
nasional, simposium nasional, musyawarah nasional, serta SETT.

Tips untuk lebih dinamis, kreatif dan inovatif :


Percaya bahwa sesuatu dapat dilakukan
Hapuskan kata tidak mungkin dari pikiran anda maupun dari kosakata anda
Pikirkan sesuatu yang istimewa
Berpikirlah ke depan lebih baik
Berprinsip tidak ada yang tumbuh di dalam diamsehingga senantiasa
bergerak untuk memperbaiki diri

d. Mengedepankan Berpikir Ilmiah yang Didasari Al-Quran


Kader FoSSEI adalah kader yang yang mampu berfikir secara ilmiah yang
berdasarkan Al Quran dan As Sunnah. Hal ini jelas harus dimiliki oleh kader
FoSSEI sebagi kader yang memiliki basis keilmuan di bidang Ekonomi Islam.

Dalam mekanisme penerapan di FoSSEI adalah melalui Temu Ilmiah Nasional


dimana dalam event ini kader difasilitasi untuk menguji kompetensi mereka
tentang Ekonomi Islam. Dalam kehidupan sehari-hari, harapannya kader
FoSSEI juga mengedepankan berfikir ilmiah yang didasari Al Quran sehingga
ketika kader FoSSEI mengetahui realita di masyarakat yang kurang benar
terutama dalam bidang ekonomi maka mereka akan mengembalikan kepada
Al Quran.

e. Ahli dalam Bidang Spesialisasinya Dan Berwawasan Global


Ahli di bidang spesialisasi dan berwasasan global yang dimaksudkan di sini,
yaitu keluaran yang diharapkan dari hasil pengkaderan FoSSEI adalah kader
FoSSEI memiliki spesialisasi khusus di bidangnya masing-masing seperti
praktisi, ilmuwan serta dibidang keuangan. Proses pembentukan karakter
tersebut adalah dengan pembinaan intensif pada kader FoSSEI melalui
sistem kaderisasi Ekonom Rabbani. Pembinaan tersebut dilasanakan pada
saat kuliah informal serta dievaluasai pada saat SGD Ekonomi Islam. Untuk
menghasilkan kader yang telah terspesialisasi ia harus mengikuti SETT
sebagai gerbang proses spesialisasi Ilmu Ekonomi Islam yang dimiliki kader
sehingga output pasca SETT adalah menjadikan kader yang ahli di salah satu
spesialisasi Ekonomi Islam yang selanjutnya ia dapat menjadi kader yang
siap terjun di masyarakat untuk berkontribusi secara lebih.

Pembentukan kader yang dimulai dengan Diklat Ekonomi Islam akan


menghasilkan kader yang berorientasi kepada pengenalan Ilmu Ekonomi
Islam, orientasi pada keorganisasian, mengembangkan kader Ekonom
Rabbani I untuk aktif di KSEI masing-masing. Di mana untuk pembinaan
Ekonom Rabbani I melalui SGD.

Kemudian setelah ER I melakukan pembinaan hingga pencapaian kelulusan


menuju ER II maka dalam pembentukan ER II ini diharapkan dapat memiliki
jiwa penggerak dalam dakwah ekonomi Islam. Yang selanjutnya dalam
proses pembinaan ER II ini melalui SGD tahap II serta pengembangan potensi
pada kepengurusan regional.

Untuk ER III lebih mengarah pada spesifikasi kerja yang mereka miliki serta
memang diarahkan menjadi trainer Ekonomi Islam yang sesuai spesifikasinya
seperti akademisi, praktisi, maupun keuangan.

f. Seorang Yang Mengajarkan Ilmu yang Ringan Sebelum Ilmu Yang


Sulit-Sulit
Dalam pengembangan Ekonomi Islam menjadi suatu keharusan bagi
penggeraknya untuk mensosialisasikan ekonomi islam serta
mengajarkannya. Setiap kader FoSSEI yang telah mengikuti alur kaderisasi
pada level dua maka ia berkewajiban untuk menjadi pendamping dalam SGD
Kader Level I sehingga setiap kader FoSSEI tidak stagnan dalam mempelajari
Ilmu Ekonomi Islam. Kader

ini mengalami proses belajar dan mengajarkan. Sumber Daya Insani yang
dibutuhkan oleh masyarakat saat ini akan mudah tercapai jikalau estafet
kaderisasi Ekonomi Islam tidak putus. Mereka mengajarkan dimulai dari hal-
hal yang kecil.

g. Berani Tampil Sebagai Pelopor Perubahan


Kader FoSSEI senantiasa menempatkan diri untuk memberikan solusi pada
setiap permasalahan yang ada, sebagai pelopor untuk menggerakkan yang
lain, sebagai pelopor mahasiswa dalam mendakwahkan Ekonomi Islam,
sebagai pelopor perubahan akan pengembangan Ekonomi Islam, dan
sebagai pelopor untuk pembelajaran Ekonomi Islam.

h. Mampu Tampil Sebagai Tokoh


Yang dimaksud mampu menjadi tokoh di sini adalah kader FoSSEI dapat
menjadi teladan bagi sekitar mereka. Karena memang saat ini bangsa kita
membutuhkan tokoh yang dapat memberikan contoh kebaikan bagi
sekitarnya, maka kader FoSSEI diharapkan dapat mengambil peran tersebut,
menjadikan akhlak Ekonomi islam diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dia tidak pernah ragu dalam menegakkan prinsip-prinsip ekonomi islam
dalam kehidupannya sehari-hari.

Implementasi karakter tersebut dalam FoSSEI adalah setiap kader FoSSEI


pasti akan menjadi pendamping setiap SGD jikalau kader tersebut telah
mencapai level dua sehingga secara langsung kader FoSSEI dapat menjadi
tokoh teladan karena yang mereka ajarkan dalam SGD tersebut tidak hanya
menyangkut Ekonomi Islam saja akan tetapi mengenai akhlak islami.

i. Mengedepankan Ukhuwah Dalam Amal Jamai


Mengedepankan ukhuwah dalam amal jamai ini kader FoSSEI memiliki jiwa
kepekaan sosial serta dapat menjadikan ukhuwah sebagai basic dalam
memperjuangkan Ekonomi Islam melalui FoSSEI karena sesungguhnya
ukhuwah inilah yang dapat menguatkan dan mengkokohkan dakwah kita di
bidang Ekonomi Islam. Setiap aktivitas dalam FoSSEI senantiasa berdasarkan
amal jamaI karena dengan bekerja secara berjamaah akan mendatangkan
keberkahan dari Allah. Banyak cara untuk meningkatkan ukhuwah dapat
berupa kegiatan tatap muka secara langsung dan tidak langsung jika secara
langsung dapat diimplementasikan dalam FoSSEI dan KSEI seperti agenda-
agenda Nasional FoSSEI. Di sinilah event untuk menumbuhkan serta
mempererat ukhuwah.

2.3 Model Kaderisasi

Dalam rerangka konseptual Platform Pengembangan Ekonom Rabbani,


FoSSEI memfasilitasi kadernya untuk berkembang dengan memanfaatkan
perangkat-perangkat pembinaan yang telah ditetapkan. Beragam jenis dan
bentuk perangkat pembinaan tersebut didasari atas profil Ekonom Rabbani
yang menjadi capaian akhir proses kaderisasi FoSSEI selama masa aktif
kader terlibat di dalam struktural FoSSEI, baik dalam ruang lingkup
perguruan tinggi hingga ruang lingkup kepengurusan nasional. Capaian atau
output yang tervisualisasi dalam 5 (lima) profil Ekonom Rabbani merupakan
hasil dari upaya pematangan 3 (tiga) komponen dasar pada diri seorang
kader, yakni upaya pematangan diri dan kemampuan, pematangan peran,
dan pematangan filosofis. Sehingga, menjadi kewajiban bagi FoSSEI untuk
memfasilitasi agar kader yang telah menyelesaikan studinya di perguruan
tinggi masing-masing dan telah selesai pula masa aktifnya sebagai kader
FoSSEI sekaligus, untuk lebih mudah dalam menilai (assessment) dirinya
(kader) untuk menentukan bentuk kontribusi nyata seperti apa bagi
perkembangan dakwah ekonomi Islam sesuai profesi atau positioning
masing-masing.

Konsep dasar kaderisasi FoSSEI dijabarkan dalam rerangka konseptual


sebagaimana gambar i.1 berikut :
Gambar i.1
Rerangka Kaderisasi FoSSEI

INPUT PROSES OUTPUT OUTCOMES

KADER PEDOMAN
Pematangan diri dan Kemampuan
EKONOM
KT 1 RABBANI

Pematangan peran
KT 2

Pematangan Filosofis
Keterangan : KT 3
KT : Kader Tingkat

Dari Rerangka Kaderisasi FoSSEI sebagaimana gambar di atas, secara lebih


jelas akan dijabarkan apa yang dimaksud Kader sebagai poin Input,
Pedoman sebagai poin Proses dalam rangka membingkai kaderisasi
FoSSEI yang akan dilaksanakan FoSSEI dalam lingkup Perguruan Tinggi
hingga lingkup FoSSEI di sturuktur nasional. Pembahasan berupaya pula
untuk dapat memberikan paradigma yang sama mengenai siapa, apa,
mengapa, kapan, dimana, dan bagaimana kaderisasi FoSSEI itu diterapkan
oleh pengurus-pengurus FoSSEI. Sehingga, pengimplementasian konsep
kaderisasi yang diterapkan oleh FoSSEI secara nasional dapat terstandarisasi
dan efektif untuk melahirkan pribadi-pribadi yang menjadikan dakwah
ekonomi Islam sebagai jalan hidupnya sesuai profesinya masing-masing.
2.3.1 Mahasiswa (Insan) Sebagai Objek Kaderisasi

Maha Suci Allah yang telah menciptakan manusia sebagai penciptaanNya


yang lain di antara makhluk ciptaanNya. Menyempurnakan bentuknya dan
memuliakan dirinya sebagai makhluk yang menjadi khalifah fil ardh yang
tidak dibebankan kepada makhluk yang lain.

Sebagai makhluk yang termulia,


Dan sesungguhnya Kami telah makhluk yang paling indah bentuk dan
menciptakan manusia dari suatu
kejadiannya, manusia diberikan
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian
Kami jadikan saripati itu air mani (yang kebebasan memilih dan dapat
disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami membedakan antara yang baik dan
jadikan segumpal darah, lalu segumpal yang buruk. Diberikan kemampuan
darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
jadikan tulang belulang, lalu tulang dan dibekali dengan alat-alat
belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia pendukungnya dalam memperoleh ilmu
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
pengetahuan tersebut, seeprti
Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling
Baik. (Al Muminun 12-14) pendengaran, penglihatan, akal
(pikiran), hati dan lisan. Tentunya atas segala kemualiaan dan keindahan
penciptaan itulah Allah SWT memberikan amanah sebagai khalifah di bumi
yang bertugas sebagai pemimpin untuk mengatur bumi berdasarkan
petunjuk dan syariat Allah SWT. Bertugas pula untuk memakmurkan bumi
dan mengelurakan potensi yang terkandung di dalamnya demi
kesejahteraan umat manusia itu sendiri dan makhluk lainnya di bumi.

Menurut M. Saeed Sheikh (1976) di dalam A Dictionary of Muslim Philosophy,


menyatakan bahwa manusia terdiri dari dua substansi. Substansi yang
pertama bersifat materi (badan) dan substansi yang kedua bersifat immateri
(jiwa). Hakikat manusia menurutnya adalah substansi immaterialnya. Hal ini
bersumber dari pengertian al nafs yang memiliki arti sebagai substansi yang
berdiri sendiri karena dipandang bebas dari (tidak terikat pada) badan.
Ketinggian dan kesempurnaan manusia diperoleh dengan memfungsikan
substansi immaterial itu, dengan jalan mempertajam daya-daya yang
dimilikinya (Nasution, 1988 : hal 2).

Menyikapi bahwa yang menjadi objek dari kaderisasi FoSSEI adalah manusia,
maka menjadi penting untuk mendefinisikan secara benar hakikat manusia
itu sendiri dan kedudukannya di hadapan Allah SWT. Mengenali secara benar
dan mendalam atas hakikat dan kedudukan tersebut juga akan memudahkan
kita dalam menumbuhkan dan mengembangkan kader agar setiap kader
lebih menyadari hakikat penciptaannya, yakni untuk beribadah kepada Allah
SWT dengan beragam aktivitasnya. Berarti secara jelas kita menyepakati,
bahwa muara dari apapun dan bagaimanapun pembinaan atau kaderisasi
dilakukan, adalah untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan
semakin giat beribadah. Sehingga, proses kaderisasi yang
diimplementasikan tidak lain hanya untuk mensucikan diri secara kolektif
dan tidak keluar dari syariat yang telah Allah tetapkan.

Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan dirinya, dan sesungguhnya


merugilah orang yang mengotorinya.
(Asy Syam : 9 10)
Pembahasan mengenai mahasiswa yang termasuk generasi muda di dalam
sruktur masyarakat sosial suatu negara, ialah mereka (pemuda) sejak dulu
hingga saat ini merupakan pilar kebangkitan utama. Ia memiliki rahasia
kekuatan yang tidak dimiliki oleh generasi anak-anak maupun generasi
orangtua. Oleh sebab para mahasiswa yang tidak lain adalah intelektual
muda, memiliki kekhasan atas status dirinya sebagai pemuda. Ia (pemuda)
mengakumulasi serangkaian dan beragam potensi untuk dapat
memanifestasikan apa yang menjadi basis pemikirannya untuk
diimplementasikan di dunia nyata, bagi masyarakatnya secara umum. Ia
(pemuda) memiliki keimanan yang teguh, kekuatan fisik yang kuat, dan
pemikiran yang matang. Sebab ia berjalan di muka bumi dengan fitrah
kemanusiaannya, bekerja di dunia dengan asas keislamannya, dan berfikir
dalam relung-relung pikirannya dengan tuntunan Rabbnya. Yang dengan
bekal itulah, ia mampu menjadi pelopor kebangkitan umat di tengah
keterpurukannya. Dan alangkah bahagianya jika para mahasiswa yang juga
sebagai generasi muda, termasuk ke dalam golongan yang dimaksud dalam
surat Al Kahfi ayat 13, Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda
yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka
petunjuk.

Al Ghazali di dalam Miraj Al Salikin, menggambarkan manusia terdiri dari al


nafs, al ruh, dan al jism, yang ketiganya menjadikan manusia khas di antara
makhluk ciptaan Allah lainnya. Al ruh yang dimaksud Al Ghazali adalah
panas alami (al hararat al ghaziriyyat) yang mengalir pada pembuluh-
pembuluh nadi, otot-otot dan syaraf. Al jism, adalah yang terdiri dari unsure-
unsur materi, yang pada suatu saat komposisinya bisa
rusak dan merupakan bagian dari manusia yang paling
Di dunia ini banyak
tidak sempurna. Sedangkan, al nafs adalah substansi sekali keajaiban,
tetapi tidak ada
yang berdiri sendiri, dan tidak bertempat.
yang lebih ajaib
ketimbang
Maka, dengan demikian arah dari pembahasan objek
manusia.
kaderisasi, yakni mahasiswa (insan), harus
(Samsoe
menumbuhkembangkan dan merawat ketiga komponen Basaroedin)
tersebut tanpa terkecuali. Karena, optimalnya manusia
dalam beribadah kepada Allah SWT, sangat dipengaruhi oleh masing-masing
komponen tersebut dan terdapat kesalingtergantungan antara ketiganya.
Meskipun dalam proses penyempurnaan diri, terdapat beberapa pendapat
bahwa ada satu komponen manusia yang paling dominan di antara
komponen lainnya. Seperti pernyataan J Spencer Tirmingham (1973), dalam
The Sufi Orders In Islam, bahwa akal bukan merupakan daya saing yang
terpenting karena usaha penyempurnaan diri di dalamnya bukanlah proses
intelektual, melainkan penajaman daya-daya intuisi dan emosi.

Fokus pembahasan ini bukanlah pada bagian-bagian yang para ahlipun


masih berselisih pendapat, namun pengutaraan sedikit mendalam mengenai
manusia yang saat ini sedang dibahas sebagai objek kaderisasi adalah
urgensinya menjadikan ketika komponen manusia tersebut sebagai objek
rinci yang harus dirawat dan dikembangkan dalam proses kaderisasi. Agar
pada setiap komponen tersebut juga terjaga dari penyimpangan yang telah
digariskan allah SWT, agar pula ketiga komponen tersebut membawa diri
manusianya kepada hakikat dirinya sebagai makhluk yang mulia di hadapan
Allah SWT. Sehingga, pada setiap fase-fase kaderisasi yang dilakukan, tidak
lain hanya untuk mengarahkan atau menjadi trigger (pemicu) untuk setiap
kader dapat lebih mengenali dirinya sebagai al insan (hakikat
kemanusaiannya) yang diciptakan Allah. Sebab, Al Ghazali mengatakan
bahwa pengenalan hakikat diri adalah dasar untuk mengenal Tuhan.

2.3.2 Konsep Dasar Kaderisasi

Kaderisasi didefinisikan (menurut interpretasi penyusun berdasarkan


pengalaman dan studi pustaka) sebagai suatu proses yang terkait
pembinaan para mobilisator dakwah, proses terkait regenerasi suatu
organisasi berasaskan Islam dan penjagaan kepada nilai-nilai keaslian
dakwah Islam itu sendiri. Tiga tugas utama tersebut bukanlah tugas yang
dilaksanakan oleh pemegang amanah kaderisasi berdasarkan kepada hal-hal
teknis belaka, layaknya sebuah organisasi pada umumnya, akan tetapi juga
harus didasarkan pada pemaknaan yang dalam dari tujuan dakwah itu
sendiri, yaitu meninggikan kalimatNya, apa yang dilakukan semata-mata
karena tujuan tersebut. Hal ini penting agar setiap pelaksanaan amanah
kaderisasi dapat menghasilkan kader yang semakin kokoh akidahnya,
semakin kuat ruhiyahnya, semakin benar dan lurus pemahaman
keislamannya.
Secara garis besar, proses kaderisasi terdiri dari dua kegiatan utama, yang
pertama adalah merekrut kader (recruiting) dan yang kedua adalah
membina kader. Kegiatan perekrutan kader dilakukan dengan beragam cara
yang mengakomodasi ketertarikan individu untuk terlibat di dalam sebuah
aktifitas tertentu. Berbicara FoSSEI sebagai sebuah organisasi mahasiswa,
maka objek perekrutan kadernya adalah mahasiswa itu sendiri untuk dapat
terlibat aktif dalam aktifitas utama organisasi. Untuk kegiatan pembinaan
pasca perekrutan telah dilakukan juga merupakan kegiatan kaderisasi yang
jauh lebih penting dan perlu diperhatikan secara seksama. Persoalan seperti
apakah profil kader yang diharapkan sebagai hasil dari setiap fase-fase
pembinaan adalah sangat menentukan konsep dasar kaderisasi sebuah
organisasi, terutama bagi FoSSEI itu sendiri. Tagline Ekonom Rabbani lah
yang menjadi latar belakang penetapan konsep dasar kaderisasi FoSSEI
hingga perubahan-perubahan yang memungkinkannya untuk berubah
seiring dengan kebutuhan kader yang harus dihasilkan sebagai akhir dari
proses pembinaan dari kaderisasi. Sebagaimana gambar i.2 berikut, kegiatan
kaderisasi kurang lebih diilustrasikan.
Gambar i.2
Konsep Dasar Kaderisasi FoSSEI

Proces
Mahasiswa
baru


s
Rekrutmen
Pembinaan
Karakteristik
Ekonom
Pemeliharaan Rabbani
Mahasiswa Pengkaryaan
lama Evaluasi

Outpu
Input
t

Konsep dasar kaderisasi FoSSEI berdasarkan kegiatan-kegiatan utamanya


adalah terdiri dari rekrutmen, pembinaan, pemeliharaan, pengkaryaan, dan
evaluasi. Di mana masing-masing kegiatan atau aktifitas dijelaskan
sebagaimana berikut :

Rekruitmen
Tahap ini adalah tahap menarik atau mengajak semua mahasiswa (bahkan
calon mahasiswa) untuk menumbuhkan rasa keingintahuan mereka tentang
ekonomi Islam. Tahap ini dimulai ketika calon kader masih menjadi calon
mahasiswa. Artinya kegiatan rekruitmen harus dimulai ketika mahasiswa
mulai mendaftarkan dirinya di perguruan tinggi. Adapun tujuan rekruitmen
adalah menambah dan mengajak sebanyak mungkin kader (simpatisan,
pendukung, penggerak, dan pemikir) yang dipersiapkan sebesar-besarnya
untuk mendukung dan mewujudkan eksistensi dakwah ekonomi Islam dalam
proses kebangkitan Islam.

Konsep rekrutmen yang ideal adalah dengan tindakan aktif, bukan pasif.
Pada dasarnya kebutuhan akan kader-kader yang unggul, kompeten dan
komitmen terhadap Islam harus melalui proses pencarian. Maka, disana
seharusnya terdapat proses pendataan, penyeleksian dan pengujian calon
kader. Agar hingga keterlibatannya nanti di dalam suatu organisasi, FoSSEI
khususnya, kader tidak memberi beban yang justru akan menghambat atau
bahkan merusak perjalanan dakwah itu sendiri. Agar pada saat
keterlibatannya kelak selama masa berorganisasi, posisinya memberi
keteguhan antara satu dengan yang lainnya, memperkokoh posisi organisasi
demi memperkokoh dakwah ekonomi Islam, dan mampu menggelorakan
panji Islam di banyak tempat dan kepada banyak orang. Sebagaimana
Rasulullah saw berbicara mengenai manusia. Rasulullah
bersabda, :manusia itu seperti barang tambang, yang terbaik di masa
jahiliyah, terbaik juga dalam Islam. Dan ketika Rasulullah saw berdoa
kepada Allah untuk memilih antara Umar bin Khattab ataui Abu Jahal agar
menguatkan posisi Islam dan memenangkannya. Ya Allah, jadikanlah salah
satu dari dua Umar ini sebagai kunci kemenangan Islam. Hingga, pada
akhirnya Umar bin Khattab lah yang terpilih dan membuktikannya dengan
melesatnya dakwah Islam pada saat itu. Ini memberikan isyarat, bahwa
proses rekrutmen harus menuju tindakan yang aktif yang berorientasi pada
kualitas kader dibandingkan mengejar jumlah atau kuantitas an sich.
Setidaknya yang dimaksud dengan tindakan aktif dalam rekrutmen di atas,
kemudian disesuaikan dengan kondisi organisasi pada umumnya saat ini,
proses rekrutmen bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan
memperkenalkannya secara masif kepada mahasiswa secara umum untuk
menarik minat dan ketertarikannya, kemudian dilakukan proses seleksi
dalam bentuk pengujian sesuai standar kader mula yang diinginkan. Kedua,
secara personal. Artinya, proses rekrutmen dilakukan dengan lebih
mengedepankan efektifitas dan ketepatan dalam memilih kader, terutama
yang diperuntukkan sebagai mobilisator-mobilisator organisasi. Secara
umum cara yang kedua ini tidak umum dilakukan, namun cara kedua ini bisa
dijadikan cara pendukung bagi cara pertama dalam merekrut kader yang
benar-benar layak menjadi kader organisasi. Penerapannya seperti apa,
menjadi sangat fleksibel bagi tiap organisasi. Namun, letak urgensinya
adalah agar ritme organisasi dalam mengejar visinya menjadi tetap terjaga
dan bahkan dapat berakselerasi karena kualitas kader yang semakin tepat
sesuai kebutuhan organisasi.

Pembinaan
Tahap ini merupakan inti dari kaderisasi FoSSEI, yakni membentuk atau
membangun pribadi-pribadi atau sosok mahasiswa, sehingga muncul respon
positif mahasiswa. Misalnya sikap menentang menjadi membela, perasaan
antipati menjadi simpatisan, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang
sudah tahu menjadi beramal dan dari yang beramal menjadi ikhlas. Di sinilah
proses penginternalisasian karakter muslim yang shalih terus berlangsung.
Tahap ini ditegakkan atas proses sebelumnya. Proses ini menjadi penting
karena sebagai wahana pembentukan karakter kader FoSSEI, baik dari sisi
pemikiran maupun gerakan dan kesiapan mental dalam mengemban tugas
dakwah Ekonomi Islam berikutnya.

Pada tahapan ini (pembinaan) yang dengan kata lain boleh diistilahkan
dengan tahap pembentukan, sangat penting untuk diinventarisir perangkat-
perangkat pembinaan yang mendukung pencapaian profil kader FoSSEI yang
diharapkan. Berdasarkan 9 (Sembilan) karakteristik Ekonom Rabbani sebagai
karakteristik yang harus dimiliki oleh setiap kader, maka perangkat
pembinaan FoSSEI terdiri dari :

- Microteaching (SGD, FGD)


Merupakan sarana yang paling efektif dalam membina seorang kader,
karena nilai-nilai pembinaan dapat disampaikan dengan efektif dan
intensif secara lengkap. Baik mengenai untuk pembekalan ruhiyah,
aqliyah dan pemeliharaan ukhuwah. Meskipun porsi yang menjadi fokus
FoSSEI adalah pada penyampaian pemahaman dan kompetensi ke-
Ekonomi Islam-an, namun bagian-bagian dari pembinaan jenis ini
(Microteahing) harus disisipkan nilai-nilai aqidah (ketuhanan) dan akhlak
dalam berekonomi menurut Islam sebagai muara dari pembahasan
tentang materi-materi Ekonomi Islam. Sarana inipun dapat dipergunakan
untuk mengerakan persaudaraan antar sesama kader dalam menjalani
aktifitas bersama, yakni mendakwahkan ekonomi Islam.

- Suplemen Pembinaan
Di samping pembinaan-pembinaan yang bersifat formal, kaderisasi FoSSEI
juga sedapat mungkin untuk bisa mendorong kadernya untuk tetap
membina dirinya sepanjang waktu (tidak terbatas sarana yang telah
disediakan) untuk meningkatkan kapasitas dirinya sebagai seorang kader
yang membawa identitas FoSSEI. Artinya di sela-sela aktifitas rutin yang
dilakukan oleh kader, bisa didorong untuk melakukan aktifitas yang
produktif dalam mendukung percepatan diri dalam memenuhi
karakteristik Ekonom Rabbani. Di antaranya seperti Tugas Baca Kader
untuk semakin meningkatkan pemahaman Ke-Ekonomi Islam-an bagi
dirinya sendiri. Lainnya seperti, Amalan Harian Kader yang berkaitan
dengan nilai-nilai ekonomi Islam (seperti infaq harta harian, berzakat,
menabung, menjalankan prinsip muamalah dalam aktifitas jual beli, dan
sebagainya). Lainnya lagi, dalam menstimulus kader untuk dapat
mengambangkan kompetensi ilmiahnya, dapat diprogramkan Karya
Pekanan Kader (seperti tulisan atau opini tentang ekonomi Islam, karya
tulis ekonomi Islam, dan sebagainya). Artinya, arah dari suplemen ini
adalah untuk membiasakan diri para kader agar senantiasa dapat
mengimplementasikan pengetahuannya mengenai ekonomi Islam di
dalam kehidupan kesehariannya, bagi dirinya, keluarganya, masyarakat,
bangsa dan negaranya.

- Diklat atau Pelatihan (DEI, SET, SETT)


Sudah Jelas
- Malam Bina Ruhiyah
Sudah Jelas
- Olahraga dan EduCamp
Sudah Jelas
- Seminar (Talim, Tatsqif dsb)
Sudah Jelas
- Tafakur dan EduTrip (Rihlah, Company Visit, Studi Banding dsb)
Sudah Jelas

Di dalam kaderisasi, FoSSEI memberikan rerangka konseptual pembinaan


berdasarkan konten secara proporsional berdasarkan kebutuhan dan
penjenjangan kader di dalam organisasi (FoSSEI). Konten yang dimaksud
adalah terdiri dari Kompetensi dan Ideologi Ekonomi Islam, Organisasi dan
Pergerakan, Spesialisasi dan Kontribusi. Sedangkan penjenjangan yang
dimaksud adalah jenjang Tingkat 1, Tingkat II, dan Tingkat III, untuk
kemudian nantinya pada setiap tingkat akan dikenal dengan sebutan Kader
Tingkat (KT) sesuai tingkatan kaderisasi yang berhasil dilaluinya. Proses
kaderisasi bermula sejak adanya kegiatan rekrutmen hingga pelepasan
identitas FoSSEI pada diri seorang kader karena telah selesai masa aktifnya
atau hal yang menyebabkannya untuk berakhir (mengundurkan diri, dinon-
aktifkan, atau wafat). Maka sepanjang masa aktifnya itulah proses
internalisasi karakateristik Ekonom Rabbani dilakukan kepada setiap kader
sesuai tingkatannya.

Pada Tingkat I, kader dibina secara fokus untuk memahami kompetensi dasar
dan ideologi mengenai Ekonomi Islam. Kemudian pada Tingkat 2, kader
diberikan pemahaman untuk cakap dalam mengorganisasi dan
memanajemen FoSSEI sebagai suatu organisasi dan juga sebagai sebuah
lokomotif pergerakan mahasiswa bagi kemaslahatan umum. Hingga pada
Tingkat III, kader dibekali kecakapan-kecakapan diri untuk dapat membawa
nilai-nilai profesionalisme pada setiap aktifitasnya. Menjadi trigger dalam
mengenali dirinya (spesialisasi diri) untuk berprofesi pasca aktifitas di
organisasi dan studinya, untuk semakin besar kontribusinya secara individu
terhadap upaya memasifkan dakwah ekonomi Islam. Sebagai ilustrasinya,
lihat gambar i.3 berikut :
Gambar i.3
Rerangka Dasar Pembinaan Berdasarkan Konten dan Jenjang

(Internalisasi Karakteristik Ekonom Rabbani)

Finish Point
Starting Point
Empowering
Recruiting
Contributing
etc
Self Managing

Jenjang
Total
Tingkat I Tingkat II Tingkat III Persentas
e
Konten

Kompetensi
&Ideologi
70% 25% 5% 100%
Ekonomi
Islam

20% 50% 30% 100%


Organisasi
dan
Pergerakan

Spesialisasi
dan 10% 25% 55% 100%
Kontribusi

Total
100% 100% 100%
Persentase
Masa Semester 1- Semester 4 Semester 7-
Akademik 3 6 dst

Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan proses pembersamaan kegiatan, agar kader tidak
merasa jenuh dengan kegiatan, baik dalam aktivitas dakwah, maupun
rutinitas yang lain. Penjagaan juga dapat berupa perbaikan kegiatan-
kegiatan yang membuat bosan menjadi lebih menyenangkan dan lebih rileks
sehingga output dari proses pemeliharaan ini adalah kader akan lebih
nyaman berada di FoSSEI dan produktifitas mereka lebih baik dalam
pengembangan dakwah ekonomi Islam. Pemeliharaan ini dapat dilakukan
dengan berbagi macam sarana seperti rihlah, mabit, forum kaderisasi,
upgrading skill (peningkatan kemampuan atau kapasitas diri).

Pengkaryaan
Proses pengkaryaan merupakan proses lanjut dari proses merekrut,
membina, dan menjaga atau memelihara kader. Pada tahapan ini difokuskan
dalam penempatan kader-kader yang dianggap cukup matang untuk
menempati posisi penting di dalam organisasi (FoSSEI) sesuai dengan minat,
bakat dan kecenderungan kader. Dalam pengkaryaan ini, kader lebih dituntut
untuk lebih memiliki tanggung jawab dalam pengembangan FoSSEI.
Pengkaryaan kader ini lebih cenderung untuk membentuk kader sebagai
pemimpin dan penggerak sesuai potensi yang mereka miliki di bidang
Ekonomi Islam. Keluaran (output) yang diharapkan dari proses pengkaryaan
ini adalah kader yang memiliki wawasan yang global, dapat mengatur
organisasi dengan rapi, lebih dewasa, lebih cenderung sebagai penggerak
yang lain dalam pengembangan Ekonomi Islam.

Evaluasi
Proses evaluasi dimaksudkan untuk meninjau ulang terhadap seluruh proses
yang sudah dan sedang dilakukan. Selain itu, juga untuk menyiapkan segala
kemungkinan yang terjadi. Proses dari pengevaluasian ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti pengontrolan secara langsung melalui laporan
tertulis berupa rapor kader dan dari setiap amanah yang diemban di FoSSEI
pada setiap level atau cakupan organisasi masing-masing.

2.3.3 Ruang Lingkup Kaderisasi

Kaderisasi FoSSEI memiliki ruang lingkup yang tidak terbatas dalam cakupan
FoSSEI sebagai sebuah organisasi bagi mahasiswa. Artinya, ruang lingkup
kaderisasi FoSSEI adalah kader FoSSEI aktif yang sedang menjabat di dalam
sruktural FoSSEI, baik cakupan perguruan tinggi hingga strukturnya secara
nasional. Berdasarkan cakupan organisasinya, secara rinci kaderisasi FoSSEI
diterapkan untuk:
- Kader FoSSEI Perguruan Tinggi (KSEI)
- Kader FoSSEI Komisariat
- Kader FoSSEI Regional
- Kader FoSSEI Nasional
Berdasarkan jenjang dan levelisasinya (dalam kondisi normal), kaderisasi
FoSSEI diterapkan untuk :
- Kader Tingkat I (Mahasiswa Semester 1 3)
- Kader Tingkat II (Mahasiswa Semester 4 6)
- Kader Tingkat III (Mahasiswa Semseter 7 dan seterusnya)

2.3.4 Jenjang dan Masa Kaderisasi


Gambar i.4
Jenjang Kaderisasi

Ekonom Rabbani
(Sebagai Mobilisator Ekonom Rabbani
Pergerakan) (Kompeten, Profesional &
Kontributif)

Tingka
t III

FoSSEI Tingka
Struktural t II
(PLATFORM
KADERISASI)
Tingkat I

Sem 1 -3 Sem 46 Sem 7 dst


Ekonom Rabbani
(Profesionalisme &
Kontributif)
(PLATFORM KADERISASI)
2.3.5 Alur Kaderisasi

Dalam mengikuti pembinaan di FoSSEI diharapkan kader FoSSEI memiliki 9


karakter ekonom rabbani dan 6 kompetensi kritis yang tercermin dalam
Indeks Karakteristik Ekonom Rabbani (IKER). Pengkaderan adalah upaya
organisasi yang dilakukan secara sadar dan sistematis, selaras dengan
pedoman kaderisasi FoSSEI sehingga memungkinkan seorang kader FoSSEI
mengaktualisasikan potensi dirinya menjadi seorang ekonom rabbani. Alur
pengkaderan adalah rangkaian umum sarana kegiatan pengkaderan dan
suplemen yang bertujuan untuk memantapkan IKER seorang kader FoSSEI
sesuai dengan jenjang keanggotaannya. Alur Pengkaderan di FoSSEI adalalah
sebagaimana gambar i.5 berikut :

Gambar i.5
Alur Kaderisasi FoSSEI

ER 1 ER 2 ER 3

Mahasiswa Kaderisasi Tk 1 Kaderisasi Tk II Kaderisasi Tk III

SGD Tkt. 1 SGD Tkt. 2 SGD Tkt. 3


FGD Tkt. 1 FGD Tkt. 2 FGD Tkt. 3
Suplemen Tkt. 1 Suplemen Tkt. 2 Suplemen Tkt. 3

Keterangan :
Tk: Tingkat
ER: Ekonom Rabbani

Sehingga dari alur kaderisasi FoSSEI sebagaimana gambar i.5 di atas


dapatlah kita mengatur dan menjenjang kader untuk kepentingan kebutuhan
pemenuhan posisi-posisi yang harus dipegang (amanah) oleh seorang kader.
Hal ini dapat dilihat sebagaimana gambar i.6 berikut :
Gambar i.6
Alur Kaderisasi dan Positioning Kader
2.4 Karakteristik Umum Ekonom Rabbani
Tabel 2.1
Karakteristik Umum Ekonom Rabbani

No
Kualifikasi Kriteria Kader Tingkat I Kader Tingkat II Kader Tingkat III
.
1 Kompeten Paham akan Paham dan
Paham urgensi
si Kepemimpinan tanggung jawab menerapkan prinsip
amanah
dan bekerja sama kepemimpinan
Kemampuan bahasa Kemampuan bahasa
Kemampuan Inggris intermediate Inggris advance
Komunikasi bahasa Inggris Berusaha mempelajari Menguasai salah satu
Umum basic bahasa asing (selain bahasa asing (selain
bahasa Inggris) bahasa Inggris)
- Mengagendakan
seluruh Mampu
Mampu menentukan
Manajemen diri aktifitasnya menyeimbangkan
prioritas amalnya
- Memiliki life seluruh aktifitasnya
mapping
Khusus Dasar keilmuan Memiliki kafaah Mampu menjawab Menerapkan dasar
yang cukup pertanyaan dan keilmuannya dalam
dalam disiplin memberikan opini kehidupan sehari-hari
ilmunya pada disiplin ilmunya
Menjadi narasumber
Menjadi narasumber
Rutin mengkaji atau pembicara dalam
Perkembangan atau pembicara dalam
perkembangan forum-forum
aktual ilmu forum-forum fakultas
ilmu Komisariat atau
atau universitas
nasional
Memiliki
Mengetahui kecenderungan pada Memiliki spesifikasi
Spesialisasi spesifikasi ilmu spesifikasi ilmu ilmu tertentu dan
ilmu sesuai dengan tertentu sesuai mengikuti
disiplin ilmunya dengan disiplin perkembangannya
ilmunya
2 Profesiona Mampu Mampu mengkonsep,
l mengejawantahkan mengeksekusi konsep
Aktif terlibat
dan mengeksekusi ke lapangan serta
Manajemen dan teknis dalam agenda
amanah ke lapangan melakukan monitoring
lembaga
serta menggerakkan dan evaluasi dengan
tim baik
Budaya Paham akan Membudayakan Totalitas dan sungguh-
urgensi totalitas totalitas dalam amal sungguh dalam
dan menerapkan adab menjalankan
izin saat telat amanahnya
5 S (Senyum,
5 S (Senyum, Salam, 5 S (Senyum, Salam,
Salam, Sapa,
Sikap dan perilaku Sapa, Sopan, dan Sapa, Sopan, dan
Sopan, dan
Santun) Santun)
Santun)
3 Mengikuti
Mengikuti kompetisi Mengikuti kompetisi
kompetensi
Pribadi ilmiah di tataran ilmiah di tataran
ilmiah di tataran
universitas regional dan nasional
fakultas
- Paham akan Ilmu
Mampu memberikan
Pengetahuan Mendukung dan
pemikiran dan
Berdasar yang agamis menerapkan Ilmu
Umum pengembangan Ilmu
Kontribusi kompeten - Mengetahui Pengetahuan yang
Pengetahuan yang
si tokoh atau agamis
agamis
pemikir dunia
Mengikuti Mampu mengadakan
program program Memiliki proyek
Sosial
kemasyarakatan kemasyarakatan yang pemberdayaan
masyarakat
dari lembaga dikelola lembaga masyarakat
akademisnya akademisnya
Berdasar Manajemen - Mampu - Mengetahui urgensi - Memahami dan
kualifikasi Kelembagaa mengelola rapat dan menerapkan kaidah
n organisasi bermusyawarah rapat dan
- Paham akan - Mengetahui strategic
bermusyawarah
- Memahami gerakan
kelembagaan
akademis menjadi
fungsi konseptor serta ikut
planning
kelembagaan menyempurnakan
konsep
kelembagaan
akademis
2.5 Komponen Pengkaderan
2.5.1 Peserta Pengkaderan
Peserta pengkaderan adalah seseorang yang direkrut untuk
mengikuti proses pengkaderan di FoSSEI sesuai dengan jenjang
keanggotaannya.

1. Pengelompokan

Mengingat pengkaderan diFoSSEI merupakan proses yang


berkesinambungan maka setiap peserta pengkaderan dikelompokan ke
dalam jenjang keanggotaan sebagai berikut.

a. Kader Tingkat 1 (KT 1)

b. Kader Tingkat 2 (KT 2)

c. Kader Tingkat 3 (KT 3)

2. Rekrutmen

a. Rekrutmen Individu (Dakwah Fardiah)

Rekrutmen pribadi adalah rekrutmen yang dilakukan atas insiatif


pribadi invidu atas dasar rekomendasi dari SGD atau tim kaderisasi KSEI.

b. Rekrutmen Kelompok atau Organisasi (DEI)

Rekrutmen Organisasi adalah rekrutmen formal yang dilakukan oleh


KSEI. sebelum KSEI melakukan DEI maka KSEI wajib mengadakan agenda-
agenda Pra-DEI. Adapun KSEI yang secara struktural tidak dapat
melakukan DEI, misalnya KSEI yang bentuknya bidan di suatu Lembaga
Otonom, maka pengurus yang masuk ke dalam KSEI tersebut sudah di
anggap menjadi calon KT 1 (kader FoSSEI). Namun, KSEI wajib mengganti
pembekalan materi dalam DEI untuk di berikan di FGD. Selanjutnya dibina
sesuai dengan pengkaderan di FoSSEI dengan menyesuaikan AD, ART
organisasi induknya.

c. Rekrutmen KT 2 sampai dengan KT 3

Adapun rekrutmen peserta pengkaderan untuk jenjang keanggotaan


KT 2 dan KT 3 melalui mekanisme sertifikasi dan akreditasi.
2.5.2 Pengelola Pengkaderan

Pengelola adalah institusi yang berwenang dalam perencanaan,


penggorganisasian, dan evaluasi penyelenggaraan program kaderisas
sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawabnya. Untuk mengefesienkan
kinerja pengelola maka pengelola berhak membentuk Tim Pembina.

1.) Pengelola pengkaderan untuk KT 1 adalah tim kaderisasi KSEI yang


terdiri dari KT 1 yang sudah tersertifikasi.

2.) Pengelola pengkaderan untuk KT 2 adalah tim kaderisasi Regional yang


terdiri dari KT 2 yang sudah tersertifikasi. Mengingat kendala waktu dan
jarak antara pengurus regional dengan KSEI maka untuk memudahkan
tugas pengelolaan, tim kaderisasi Regional dapat bekerja sama dengan
tim kaderisasi komisariat atau KSEI yang berstatus KT 2 yang sudah
tersertifikasi.

3.) Pengelola pengkaderan untuk KL 3 adalah tim kaderisasi Nasional yang


terdiri dari KL 3 tersertifikasi. Mengingat kendala waktu dan jarak antara
pengurus nasional dengan KSEI maka untuk memudahkan proses
pengelolaan KL 3, tim kaderisasi nasional dapat bekerja sama dengan tim
kaderisasi KSEI yang berstatus KT 3 tersertifikasi.

Tabel 1 Pengelola Pengkaderan

Pengelola Jenis Keanggotaan


Tim Kaderisasi KSEI KT 1
Tim Kaderisasi Fosreg KT 2
Tim Kaderisasi Fosnas KT 3

2.5.3 Pelaksana Pengkaderan

1. Strategi Pelaksanaan Program Pengkaderan

Tim kaderisasi FoSSEI memberikan kebijakan global dalam penerapan


pelaksanaan pengkaderan, strategi pelaksanaan dalam pelaksanaan
pengkaderan yaitu:

a. sistem kaderisasi FoSSEI yang dilakukan adalah berbasis tujuan yang


meliputi Kompetensi, Profesional dan Kontributuf (KPK). Tujuan
pengkaderan FoSSEI adalah menghasilkan kader ekonom rabbani yang
dijabarkan dalam 9 karakteristik yang dirinci dalam IKER dimasing-masing
jenjang keanggotaan.
b. untuk menghasilkan kader yang rabbani sesuai dengan 9
karakteristiknya maka dibutuhkan bimbingan intensif oleh tentornya baik
melalui SGD dan media informal lainnya.

c. untuk menghasilkan kader yang ekonom (ahli ekonomi syariah) maka


dibutuhkan bimbingan yang intensif dalam FGD.

d. apabila dibutuhkan untuk pencapaian IKER, maka tim kaderisasi wajib


memberikan suplemen sesuai jenjang kaderisasinya

e. mengarahkan kader untuk mengikuti kegiatan-kegiatan keislaman dan


keilmuan baik di dalam kampus maupun di luar kampus.

2. Pelaksana Pengkaderan SGD dan Jenjang

1.) Small Group Discussion (SGD)

a.) Tentor KT 1

Lulus SET serta menguasai materi-materi jenjang KT 1


Mampu membaca Alquran dengan baik
Hafal Al quran minimal juz
IPK minimal 3
Memiliki kemampuan mengorganisir SGD KL 1
Mempunyai kemampuan merespon dan menyelesaikan masalah
Mempunyai kemampuan menyampaiakn ide dan pengetahuannya
kepada orang lain
Memiliki akhlaq Islami
Lulus Training Tentor tingkat 1
b.) Tentor KL 2

Lulus SETT serta menguasai materi-materi jenjang KL 2


Mampu membaca Alquran dengan baik sesuai dengan Tajwid
Hafal Al Quran minimal juz
IPK minimal 3
Mampu mengorganisir SGD KL 2
Mempunyai kemampuan merespon dan menyelesaikan masalah
Mempunyai kemampuan menyampaikan ide dan pengetahuannya
kepada orang lain
Memiliki akhlaq Islami
Lulus Training Tentor tingkat 2
c.) Tentor KL 3
Berstatus KL 3 minimal 9 bulan serta menguasai materi-materi
jenjang KL 2
Mampu membaca Alquran dengan baik sesuai dengan Tajwid
Hafal Al Quran minimal 1 juz
IPK minimal 3
Mampu mengorganisir SGD KL 3
Mempunyai kemampuan merespon dan menyelesaikan masalah
Mempunyai kemampuan menyampaikan ide dan pengetahuannya
kepada orang lain
Memiliki akhlaq Islami
Lulus Training Tentor tingkat 3
d.) Tugas Tentor

Memimpin pertemuan
Mengambil keputusan dalam musyawarah SGD
Menasehati dan menegur anggota
Mempertimbangkan berbagai tuntutan permintaan anggota
Menyampaikan laporan aktivitas SGD
Menghidupkan suasana muraqabatullah, maiyatullah dalam setiap
aktivitasnya
Menghidupkan budaya berpikir Islami dalam SGD. Menajdi kader-
kader yang berpikir dengan pola dasar berpikir ilmiah namun tetap
mengedapkan Al Quran dan Al Hadits.
Membangun kinerja SGD yang solid, sehat, dinamis, produktif dan
penuh ukhuwah
Memahami dan menguasai kondisi anggota, meningkatkan potensi
dan mencarikan solusi masalah mereka
Memperjuangkan hak serta aspirasi
Mengupayakan penuh atas terlaksananya berbagai kebijakan dan
program-program FoSSEI dalam lingkup SGD.
e.) Hak Tentor

Di dengar dan ditaati


Mengajukan permintaan bantuan dan kemudahan dalam
melaksanakan tugas
Menentukan pilihan dan mengambil keputusan dalam musyawarah
SGD
Mengangkat dan menunjuk pelaksana program
Memperoleh training dalam peningkatan kapasitas
Mengajukan peserta pengkaderan untuk mengikuti sertifikasi dan
akreditasi.

2). Forum Group Discussion (FGD)

a.) Pelaksana pengkaderan (pemateri FGD 1) untuk jenjang KT 1 adalah


KT 2 atau orang yang ditunjuk oleh pengelola pengkaderan KT 1 yang
memiliki kompetensi dibidang materi FGD tersebut.

b.) Pelaksana pengkaderan (Pemateri FGD 2) untuk jenjang KT 2 adalah KT


3 atau orang yang ditunjuk oleh pengelola pengkaderan KT 1 yang
memiliki kompetensi dibidang materi FGD tersebut.

c.) Pelaksana pengkaderan (Pemateri FGD 3) untuk jenjang KT 3 adalah KT


3 tersertifikasi atau orang yang ditunjuk oleh pengelola pengkaderan KT 3
yang memiliki kompetensi dibidang materi FGD tersebut.

Pemateri FGD yang berasal dari FoSSEI bisa merupakan kader FoSSEI
yang telah mengikuti National Training for Trainer (NTT).

4.6 Sarana Pengkaderan


Dalam pembahasan sarana pengkaderan ini, hanya akan dijelaskan
mengenai standar minimal sarana alur kaderisasi dan pembinaan wajib di
FoSSEI. sedangkan mengenai suplemen, training khusus, pengkaryaan
kader menyesuaikan kabijakan kaderisasi di masing-masing jenjang, baik
KSEI ataupun FoSSEI.
Gambar 2.1
Sarana Pengkaderan

- DEI
Sarana Alur
- SET
Kaderisasi - SETT
- SGD 1, 2, 3
Pembinaan Wajib - FGD 1, 2, 3
SARAN
A - Training Organisasi
- Public Speaking
Suplemen - English Course
- Malam bina ruhiyah/mabit
- Training Jurnalistik
- Standar tgs baca
(STB)/mantuba
- Training Instruktur FoSSEI
- (TIF)
Training Politik (kebijakan)
Training Khusus
- National Trainer for Trainer
- (NTT)
Ikut serta dalam Kegiatan (SC,
Pengkaryaan Kader OC, Instruktur, Pemateri, dll)
- Magang di Lembaga Syariah

2.6.1 Kader Tingkat 1


1. Diklat Ekonomi Islam

a. Pengertian DEI dan peran Pra DEI


Diklat Ekonomi Islam adalah sarana formal rekrutmen kader FoSSEI
yang dilakukan oleh setiap KSEI yang menjadi anggota FoSSEI. DEI
adalah pintu gerbang seorang mahasiswa menjadi Kader Level 1 (KL
1) FoSSEI.

DEI ini bertujuan untuk melakukan regenerasi pejuang dakwah


FoSSEI karena regenerasi dalam organisasi adalah sebuah
keniscayaan. Terlebih dalam oragnisasi mahasiswa, dimana rentang
waktu keanggotaan sebagai mahasiswa itu sangat singkat yakni 4
tahun. Sehingga FoSSEI dituntut untuk melakukan akselerasi
pengkaderan baik secara kuantitas dan kualitas dalam menyediakan
SDM-SDM unggul yang akan meneruskan estafet perjuangan
dakwah ekonmi Islam. Dalam hal ini yang memiliki tanggung jawab
penuh tentang rekrutmen adalah KSEI. Dengan demikian rekrutmen
kader adalah merupakan upaya aktif dan terencana sebagai ikhtiar
untuk memperoleh input calon kader yang berkualitas bagi proses
pengkaderan FoSSEI dalam membumikan ekonomi Islam.

Sebelum KSEI melakukan agenda DEI maka KSEI wajib melakukan


agenda Pra Rekrutmen (Pra DEI). Hal ini penting untuk mengenalkan
lebih dini tentang organisasi KSEI dan FoSSEI kepada mahasiswa.
Tahap ini adalah tahap menarik/mengajak semua mahasiswa
(bahkan calon mahasiswa) untuk menumbuhkan rasa keingintahuan
mereka tentang ekonomi Islam. Tahap ini dimulai ketika calon kader
masih menjadi calon mahasiswa. Artinya kegiatan pra rekrutmen
harus dimulai ketika mahasiswa mulai mendaftarkan dirinya di
perguruan tinggi.

Adapun kegiatan Pra DEI yang digunakan harus merupakan sarana


yang membuat objek tertarik, menikmati, bersifat menyenangkan,
tidak menakut-nakuti, selalu mempermudah, dan bersifat
keteladanan. Berikut ini adalah beberapa contoh sarana yang
digunakan.

1. Stand KSEI/Welcome to Campus


Bentuk kegiatan dapat berupa pentas seni, ceramah dai kondang,
bedah buku, bakti sosial, stand informasi, atau bentuk pelayanan
lainnya yang berkaitan dengan dunia Ekonomi Islam. Diperlukan
pula pendataan awal berupa pengisian formulir and pemberian
segala informasi tentang KSEI.
2. OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus)
Diharapkan aktivis KSEI terlibat aktif dalam
kepanitiaan/pendampingan dalam kegiatan ini. Harapannya agar
dapat mendata mahasiswa baru yang hanif dan memiliki
kecendrungan pada dakwah Ekonomi Islam. Yang paling penting
adalah agar dapat mengakrabkan dan membangun kedekatan
psikologis kepada calon kader.

3. Rihlah/Aktivitas Ringan

4. Bantuan Personal
Misalnya adalah membantu mencarikan tempat tinggal atau kos-
kosan. Bantuan personal sangat berfungsi sehingga mahasiswa baru
merasa nyaman dan bersahabat. Apalagi kalau mereka kemudian
dicarikan koskosan yang sebagian besar dengan aktivis-aktivis KSEI
sehingga memudahkan dalam proses transfer pemahaman Ekonomi
Islam. Disamping juga bisa dilaksanakan dakwah fardhiyah.

Mengenai materi Pra DEI diserahkan oleh masing-masing KSEI,


namun yang terpenting calon kader itu mengenal dan tertarik
bergabung denga KSEI dan FoSSEI serta memiliki keinginan belajar
tentang ekonomi Islam.
Adapun tujuan rekruitmen adalah menambah dan mengajak
sebanyak mungkin kader (simpatisan, pendukung, penggerak, dan
pemikir) yang dipersiapkan sebesar-besarnya untuk meraih
kebangkitan ekonomi Islam. Selain itu, rekruitmen pada tingkat ini
memiliki tujuan:
a. Mengenalkan dakwah Ekonomi Islam secara global, tentang
aktivitas dan personalnya.
b. Memberikan gambaran positif terhadap KSEI dan aktivitas
dakwah Ekonomi Islam.
b. Tujuan DEI

Adapun tujuan DEI adalah menambah dan mengajak sebanyak


mungkin kader (simpatisan, pendukung, penggerak, dan pemikir)
yang dipersiapkan sebesar-besarnya untuk meraih kebangkitan
ekonomi Islam. Selain itu, rekruitmen pada tingkat ini memiliki
tujuan:
a. Mengenalkan dakwah Ekonomi Islam secara global, tentang
aktivitas dan personalnya.
b. Memberikan gambaran positif terhadap KSEI dan aktivitas
dakwah Ekonomi Islam

c. Syarat Peserta DEI

Syarat peserta DEI adalah mahasiswa yang masih terdaftar aktif di


Fakultas atau Universitas yang bersangkutan. Adapun tambahan
persyaratan peserta DEI akan dikembalikan pada AD,ART masing
KSEI, mengingat kondisis struktural masing-masing KSEI berbeda.

d. Pelaksanaan DEI

Pelaksaan DEI dilakukan minimal satu tahun sekali paling lambat


2 bulan sejak mahasiswa baru aktif kuliah.
Penanggungjawab dan pelaksana DEI adalah KSEI
Pelaksanaan DEI dapat dilakukan oleh:
- KSEI
- Gabungan KSEI
- FoSSEI Komisariat dengan pertimbangan ada permintaan dari
KSEI (misalnya ketika ada KSEI yang belum bisa melakukan
DEI sendiri)

e. Materi DEI
Materi Wajib Pilihan

- Syumuliatul Islam - Entitas Syariah (Bank dan


(Kekomprehensifitas Lembaga Keuangan
Islam) dan Rancang Syariah, Lembaga
Ekonomi Islam Bangun Ekonomi Islam ZISWAF, Lembaga
- Pengantar Ekonomi Islam Filantropi Islam)
- Sejarah Pemikiran
Ekonomi Islam
- Urgensi Dakwah Ekonomi - Manjemen Perubahan Diri
Islam - Komunikasi Organisasi
Oganisasi dan - Ke-KSEI-an dan Ke-FoSSEI- Dakwah
Pergerakan an (Falsafah Pergerakan
FoSSEI dan tagline
ekonom rabbani)
Kompetensi - Manajemen Waktu
dan - Achievement Motivation
Kemampuan(S Training (AMT)
oft Skill) - Karya Tulis

2. Pembinaan Wajib Kader Tingkat 1 (KT 1)


a. Small Group Discussion 1 (SGD 1)
SGD dipandu oleh seorang pemandu yang kemudian disebut
dengan tentor SGD.
Syarat menjadi tentor adalah minimal sudah mengikuti SET.
Kelompok SGD terdiri dari 3 sampai 15 orang
SGD wajib dilaksanakan tiap sepekan sekali

Materi SGD 1
Berikut adalah materi-materi wajib yang harus disampaikan di SGD.
Materi boleh ditambahkan dengan syarat materi dibawah ini sudah
dipahami

Islam The Way of Life


Know your self
Pedoman hidup ekonom muslim
Karakteristik ekonom muslim
Realisasi Syahadat dalam Ekonomi Islam
Konsentrasi
Komunikasi
Ukhuwah Islamiyah
Manajemen Waktu
Amal Jamai
Ilmu dalam perspektif Islam
Membangun motivasi dan kemauan
Ekonomi Islam sebuah solusi
Urgensi Dakwah Ekonomi Islam
Review materi-materi Ekonomi Islam dalam FGD 1

b. Forum Group Discussion


Pelaksanaan FGD 1
Penanggungjawab dan pelaksana FGD 1 adalah Tim Pembina KL 1
Tim Pembina KL 1 adalah Kader yang sudah lulus SET
FGD dilakukan minimal 2 minggu sekali

Materi FGD 1
Berikut adalah standar minimal materi yang harus dikuasai alumni
FGD 1. Materi boleh ditambahkan bebas (sesuai kondisi masing-
masing KSEI) dengan syarat standar minimal materi berikut
memang sudah dikuasai oleh peserta FGD 1.

Konsep dasar Fiqh


Sejarah Pemikiran Ekonomi Islami Klasik
Sejarah Pemikiran ekonomi islami kontemporer
Uang dalam ilmu makro ekonomi islami
Inflasi dalam Perspektif Ekonomi Islam
Norma - norma akad (kontrak) dalam Fiqh Islam dan Jenis-jenis
Akad / Transaksi
Lembaga Keuangan dalam Perspektif Ekonomi Islam
Prinsip-prinsip keuangan dalam islam
Sejarah Akuntansi Syariah
Akuntansi Syariah Normatif
Standar Akuntansi Keuangan Syariah dan Badan-Badan
Penyusunnya
Sejarah Pemikiran dan Pengembangan Ekonomi Islam
Kerangka Dasar Akuntansi Syariah

2.6.2 Kader Tingkat (KT 2)

Karakteristik KT 2 (Fase Pematangan Peran)

Tujuan
Mewujudkan kader yang memiliki fikrah (perspektif) islami yang
peka dengan realitas Islam dan kaum muslimin (K,A)
Mewujudkan kader yang memiliki karakter pendidik (tarbiyah),
perubah (dawah) dan penggerak (harakah) dan mampu
menunaikannya (K,A,P)
Mewujudkan kader yang memahami esensi berjamaah dan bekerja
dalam amla jamai (K,A,P)
Mewujudkan kader yang memahami citra dan jatidiri sebagai kader
dakwah dan membangun kompetensi tarbiyah dzatiyah (K,A)
Mewujudkan kader yang memahami aspek ilmu alat wawasan
keislaman (K)
Mewujudkan kader yang memahami ragam pemikiran (mahdzab,
aliran dan pergerakan) keislaman dan ekonomi Islam(K)
Mewujudkan kader yang memiliki kompetensi kepemimpinan dan
manajerial (P)
Mewujudkan kader yang memiliki tradisi ilmiah: membaca, mencerna,
menulis dan berdialektika (K,A,P)
Mewujudkan kader yang memiliki ketrampilan dan kompetensi khas
baik dalam disiplin ilmunya maupun alam ragam kompetensi lain (K,P)
Mewujudkan kader yang memahami aspek-aspek kebijakan
perekonomian negara (P)
Mewujudkan kader yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi dalam
permasalahan perekonomian umat dengan terlibat langsung dengan
program-program kesejahteraan
Mewujudkan kader yang mampu berkontribusi dalam pembangunan
ekonomi Islam baik ditingkat regional atau nasional
Indeks Karakteristik Ekonom Rabbani KL 2

1.) Sharia Economics Training (SET)


a.) Pengertian SET
Sharia Eonomics Training (SET) adalah sarana formal alur kaderisasi
FoSSEI yang kedua yang dilakukan oleh setiap Regional. SET adalah pintu
gerbang seorang kader FoSSEI menjadi Kader Level 2 (KL 2) FoSSEI.
Sebelum KSEI melakukan agenda SET maka TP KL 2 yang ada di KSEI
wajib melakukan agenda Pra SET. Agenda PRA SET adalah serangkain
proses seleksi KL 1 atau calon peserta SET untuk menjadi peserta SET.

b.) Tujuan SET


Tujuan SET adalah:
1. Sarana pembentukan idealisme mujahid ekonomi Islam
2. Memberi pemahaman dalam dawah Ekonomi Islam
3. Untuk membangun militansi dan komitmen mujahid ekonomi Islam
4. Meningkatkan semangat juang dalam berdawah ekonomi Islam
5. Untuk mencetak kader-kader FoSSEI yang syamil mutakamil, yang
akan berperan di KSEI, komisariat, regional ataupun, nasional

c.) Syarat Peserta SET


Syarat peserta SET adalah:
Telah mendapatkan sertifikasi IKER KL 1
Aktif dalam kegiatan KSEI minimal satu tahun
Bersedia menjadi pengurus FoSSEI Komisariat atau Regional
atau Pimpinan KSEI
Bersedia untuk mengikuti mekanisme pengkaderan di FoSSEI
Menyerahkan penugasan sesuai tema dan dan referensi yang
ditetapkan panitia

d.) Pelaksaan SET


Pelaksaan SET dilakukan minimal satu tahun sekali antara bulan
Januari-Juni
Penanggungjawab dan pelaksana SET adalah Regional

e.) Materi SET


Ekonomi Islam Organisasi/Pergerakan Soft Skill

Wajib Pilihan Wajib Pilihan Wajib Pilihan


- Analisa Mikro - Problematik - Arah - Manajemen - Manajemen AMT
& Makro a Dakwah pergerakan Organisasi Perubahan - Based on
Ekonomi Ekis FoSSEI - Sejarah Organisasi / training
- Ekonomi Pergerakan Masyarakat - Life
Politik Mahasiswa (Rekayasa mapping
- Base on Sosial) - Fiqh
training - Micro Prioritas
- Team Teaching
Work/Amal
Jamai

2.) Pembinaa Wajib 2


a.) SGD 2
Pelaksanaan SGD 2
SGD dipandu oleh seorang pemandu yang kemudian disebut dengan
tentor SGD
Syarat menjadi tentor adalah minimal sudah mengikuti SETT.
Kelompok SGD terdiri dari 3 sampai 15 orang
SGD wajib dilaksanakan setiap pekan sekali.

Materi SGD 2
Berikut adalah materi-materi wajib yang harus disampaikan di SGD. Materi
boleh ditambahkan dengan syarat materi disesuaikan dengan kapasitas
peserta.
Integritas Ekonomi Islam
Seni mendengar dan memberi respon
Problematika dawah ekonomi Islam
Pemikiran tokoh-tokoh ekonomi Islam
Ekonomi Islam adalah satu-satunya solusi
Tafsir ayat-ayat tentang Eknomi Islam
Fiqh Dakwah
Aqidah Tauhid
Akhlaqul Karimah
Karakteristik Aktivis Dakwah: 9 Karakter ekonom rabbani

b.) FGD 2
Pelaksanaan FGD 2
Penanggungjawab dan pelaksana FGD 1 adalah Tim Pembina KL 2
Tim Pembina KL 2 dibentuk oleh Departemen Kaderisasi FoSSEI
Regional
FGD dilakukan minimal 2 minggu sekali

Materi FGD 2
Fiqh Maslahah
Teori Konsumsi Islami dan Teori Produksi Islami
Teori permintaan islami dan Teori Penawaran Islami
Mekanisme Pasar
Nilai tukar uang dalam perspektif Islam
Kebijakan Moneter Islami dan Instrumen Moneter Islami
Kebijakan fiskal islami
Ekonomi Moneter
Ekonomi Publik
Marketing Syariah
Leasing (sewa guna usaha), Factoring (anjak piutang), dan modal
ventura
Asuransi Islam dan dana pensiun
Akuntansi Syariah: Harta (asset) dan Modal Pokok
Laporan Akuntansi Syariah

2.6.3 Kader Tingkat 3 (KT 3)


Karakteristik KT 3(Fase Pematangan Filosofis)

Tujuan
Mewujudkan kader yang memiliki wawasan, kompetensi, integritas dan
moralitas diri sebagai ekonom muslim (K,A,P)
Mewujudkan kader yang memahami ruh pergerakan FoSSEI dan
memiliki komitmen tinggi terhadap Manhaj Perjuangan FoSSEI (K,A)
Mewujudkan kader yang mampu mengaktualisasikan kemampuan
konsepsional diri dalam masyarakat (K,P)
Mewujudkan kader yang mampu menerapkan ketrampilan dan
kompetensi ekonom rabbani pada kaderisasi FoSSEI dan masyarakat
(K,P)
Mewujudkan kader yang mampu melakukan evaluasi, reformasi dan
revitalisasi konsep dan strategi gerakan berdasarkan pemahaman kuat
terhadap prinsip Islam dan realitas masyarakat (K,P)
Mewujudkan kader yang mampu memahami konsep pengaturan
ekonomi makro sebuah negara terutama Indonesia
Mewujudkan kader yang mampu berkontribusi dalam bidang ekonomi
Islam ditingkat nasional maupun internasional
Menjadi kader yang pemikiran dan pendapatnya mampu menjadi
rujukan bagi stakeholder ekonomi syariah

Indeks Karakteristik Ekonom Rabbani KL 3

1.) Sharia Economics Training for Trainer (SETT)


a.) Pengertian SETT
Sharia Eonomics Training for Trainer (SETT) adalah sarana formal alur
kaderisasi FoSSEI yang terakhir yang dilakukan oleh Departemen FoSSEI
Nasional bekerjasama dengan Regional yang bersangkutan. SETT adalah
pintu gerbang seorang kader FoSSEI menjadi Kader Level 3 (KL 3) FoSSEI.
Sebelum dilakukan agenda SETT maka TP KL 2 yang ada di KSEI wajib
melakukan agenda Pra SETT. Agenda PRA SETT adalah serangkain proses
seleksi KL 2 atau calon peserta SET untuk menjadi peserta SETT.

b.) Tujuan SETT


Membangun kader yang menegaskan filosofi, manahj, dan arah
gerakan FoSSEI
Membangun kemampuan kader melakukan analisis sejarah
pemikiran dan pengembangan ekonomi Islam dalam kerangka
peletakan dasar rekayasa sosial
Melatih kader agar mampu merancang dan melakukan rekayasa
ekonomi politik dalam dakwah ekonomi Islam.
Melatih kader untuk terampil dalam melakukan perubahan sosial
dalam tatana kehidupan ekonomi masyarakat

c.) Syarat Peserta SETT


Telah mendapatkan sertifikasi IKER KL 2
Aktif dalam kegiatan FoSSEI
Aktif dalam kegiatan FoSSEI (KSEI, Komisariat, Regional atau
organisasi mahasiswa islam yang lain)
Bersedia menjadi Koordinator FoSSEI Komisariat, Ko. FoSSEI
Regional, Pengurus FoSSEI Nasional

d.) Pelaksanaan SETT


Pelaksaan SETT akan dilakukan di empat wilayah teritorial yaitu:
1. Wilayah Jawa
2. Wilayah Sumatra
3. Wilayah Kalimantan
4. Wilayah Sulawesi
Penanggungjawab dan pelaksana SETT adalah Departemen Nasional
Pengembangan Ekonom Rabbani (PER)

e.) Materi SETT


Islamic Economic
Islamic Banking & Financial Institutions
Fiqh Muamalah(Contemporary)
Personal & Community Social Responsibility
Quantum Leading & Managing
Emotional & Spiritual Training
Education Trip (Education Trip)
Rekayasa Sosial
Studi Kritis Sistem Ekonomi Indonesia: Sistem Ekonomi Pancasila
(Kerakyatan) Vs. Sistem Ekonomi Kapital
Menggagas format sistem ekonomi Islam dalam konteks
Keindonesiaan
Menyiapkan Momentum Kebangkita Ekonomin Islam di Indoensia dan
Dunia (Fiqh kejayaan dan kemenangan Islam)
Tafsir epistomologi manhaj gerakan FoSSEI
Transformasi gerakan dan strategi pengembangan FoSEEI

2.) Pembinaan Wajib KL 3


a.) SGD 3
Pelaksanaan SGD 3
SGD dipandu oleh seorang pemandu yang kemudian disebut dengan
tentor SGD
Syarat menjadi tentor adalah Kader Level 3.
Kelompok SGD terdiri dari 3 sampai 15 orang
SGD wajib dilaksanakan tiap sepekan sekali
Materi SGD 3
Materi SGD 3 adalah penguatan kepribadian ekonom Islam dan
kepribadian sebagai seorang muslim.

b.) FGD 3
Pelaksanaan FGD 3
Penanggungjawab dan pelaksana FGD 3 adalah Tim Pembina KL 3
yang ada di KSEI
Tim Pembina KL 3 dibentuk oleh Depnas PER
FGD dilkakukan dengan penugasan dan diskusi via on line.
FGD dalam bentuk formal dilakukan minimal setahun sekali dalam
bentuk dauroh.
Materi FGD 3
Ekonomi Moneter
Ekonomi Publik
Marketing Syarih
Pasar Modal Syariah
Akuntansi Perbankan Syariah
Audit dalam Perspektif Islam
Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Analisis Fatwa-Fatwa MUI
Ananalisis PSAK yang mengatur tentang entitas Syariah
Konsepsi Kepemimpinan
Takwinul Ummat

2.7 Evaluasi dan Verfikasi Kompetensi Kader


2.7.1 Definisi, Penanngung Jawab, dan Pelaksana Evaluasi dan
Verifikasi Kompetensi Kader
Proses evaluasi dan verikasi kompetensi kader dalam pengkaderan di
FoSSEI dilkukan melalui akreditasi kaderisasi. Akreditasi ini pada dasarnya
meliputi 3 hal, yaitu:
1. Sertifikasi Pencapaian IKER oleh tim kaderisasi
2. Sertifikasi Kelulusan SGD oleh Pemandu/Tentor SGD
3. Sertifikasi Kelulusan FGD oleh tim kaderisasi
4. Pertimbangan lain yang merupakan kebijakan masing-masing pengelola
pengkaderan.

Agar lebih jelasnya berikut tabelnya.


Akredita Sertifikasi Yang di nilai Yang Menilai
si
KT 1 Sarana pengkaderan IKER 1, SGD 1, FGD Kaderisasi KSEI,
KT 1 1, Pemandu SGD 1
KT 2 Sarana pengkaderan IKER 2, SGD 2, FGD Kaderisasi Regional,
KT 2 2, Pemandu SGD 2
KT 3 Sarana pengkaderan IKER 3, SGD 3, FGD Kaderisasi Nasional,
KT 3 3, Pemandu SGD 3

Sertifikasi Indeks Karakteristik Ekonom Rabbani (IKER) FOSSEI


adalah kegiatan yang dilakukan untuk evaluasi akhir IKER pada setiap
jenjang keanggotaan dan pemberian sertifikat IKER.

2.7.2 Tujuan dan Sifat Akreditasi


Tujuan akreditasi adalah:
Melakukan evaluasi pencapaian Indek Karakteristik Ekonom Rabbani
bagi kader yang telah mengikuti proses kaderisasi.
Menyeragamkan standar minimal kualitas kader dalam setiap
jenjang kaderisasi.
Melakukan penjagaan kredilibitas serta nama baik organisasi
dengan melalui penjagaan kualitas diri.
Legalisasi pencapaian IKER sebagai praysarat untuk mengikuti
proses kaderisasi pada jenjang yang lebih tinggi.

Sifat :
Proses terbuka untuk kader yang kader yang ada dijenjang lebih
atas, bisa memberikan masukan kepada team evaluasi.
Tertutup bagi kader yang mengikuti proses sertifikasi.

2.7.3 Standar Kelulusan Sertifikasi


Kelulusan kader untuk dapat menuju jenjang berikutnya dibagi menjadi
tiga yaitu sebagai berikut:
Menurut ana standar minimal kelulusan sertifikasi adalah:
Kader SGD FGD IKER
Tingkat PK PU PK PU
1 75% 75 75% 75 80%
2 80% 80 80% 80 90%
3 90% 80 90% 80 95%
Keterangan:
PK: Prosentase Kehadiran
PU: Penilaian ujian sesuai materi SGD
Model ujian SGD diserahkan sepenuhnya oleh Pemandu SGD
Model ujian FGD diserahkan sepenuhnya oleh pengelola kaderisasi

secara administratif
Kehadiran SGD dan FGD minimal 80% dari yang dijadwalkan
untuk KT1 dan 90% untuk KT2 serta 95% untuk KT 3.
Mendapat surat bukti kelulusan sertifikasi dari pengelola
kaderisasi sesuai jenjang kaderisasnya.
KT 1 dari Kaderisasi KSEI
KT 2 dari Kaderisasi Regional
KT 3 dari Kaderisasi Nasional

secara kualitatif
100% indeks Aqidah dan akhlak terpenuhi
Minimal 75% IKER kompetensi Ekis dan Organisasi yang
bersifat WAJIB terpenuhi

secara kuantitatif
60% kader FOSSEI yang terekrut lulus sertifikasi di masing-
masing tingkat.
Pertimbangan lain disesuaikan pada kebijakan masing-masing
pengelola kaderisasi.

Waktu pelaksanaan :
Penilaian untuk sertifikasi silakukan dalam kurun waktu 6 bulan
setelah prosesi kaderisasi berlangsung semenjak rekrutmen awal dan
selanjutnya dilakukan sertifikasi menjelang kenaikan tingkat
berikutnya.
Jadi secara teknis Mentor sudah mengamati perkembangan peserta
SGD sejak awal prosesi SGD berlangsung, sehingga setelah 6 bulan
Mentor tinggal melakukan evaluasi pada kader melalui akreditasi
kader maupun melalui lembar IKER yang sudah disediakan.
Waktu untuk melakukan legalisasi sama dengan proses penilaian
melalui sertifikasi tesebut. Secara otomatis akan diperoleh dari hasil
sertifikasi yang diberikan Pemandu kepada kaderisasi Komisariat .
Waktu akreditasi dilakukan semenjak kader lulus Diklat dan
dievaluasi per 6 bulan
Waktu sertifikasi dilakukan setelah proses SGD dan atau ketika
kader akan diikutsertakan dalam Diklat tingkat berikutnya, contoh
SET/SETT
Indeks Karakteristik (IKER) ialah ukuran untuk menilai pertumbuhan
dan perkembangan, prestasi dan percepatan kader dalam memenuhi
nilai-nilai dasar kader FOSSEI.
LAMPIRAN 1

PETUNJUK PELAKSANAAN SET

1. PETUNJUK STRATEGIS
a.) Pengertian

Sharia Eonomics Training (SET) adalah sarana formal alur kaderisasi


FoSSEI yang kedua yang dilakukan oleh setiap regional. SET adalah pintu
gerbang seorang kader FoSSEI menjadi Kader Level 2 (KL 2) FoSSEI.
Sebelum KSEI melakukan agenda SET maka TP KL 2 yang ada di KSEI
wajib melakukan agenda Pra SET. Agenda PRA SET adalah serangkain
proses seleksi KL 1 atau calon peserta SET untuk menjadi peserta SET.

b.) Tujuan

1. Sarana pembentukan idealisme mujahid ekonomi Islam


2. Memberi pemahaman dalam dawah Ekonomi Islam
3. Untuk membangun militansi dan komitmen mujahid ekonomi Islam
4. Meningkatkan semangat juang dalam berdawah ekonomi Islam
5. Untuk mencetak kader-kader FoSSEI yang syamil mutakamil, yang
akan berperan di KSEI, komisariat, regional ataupun, nasional
6. Mensuplai kader-kader yang akan menjadi pengurus di komisariat
dan regional

c.) Pelaksanaan

SET dilaksanakan minimal 1 kali setiap tahunnya oleh Regional


dengan rentang waktu antara bulan januari sampai juni.

d.) Evaluasi Pelaksanaan SET

Evaluasi SET akan dilakukan oleh pendamping kaderisasi dari Depnas PER
berdasarkan buku pedoman kaderisasi.
e.) Parameter Keberhasilan dari Tujuan

1. Memiliki idealisme mujahid Ekonomi Islam sebagai berikut:


Berpikiran Solutif
Jiwa pengorbanan dan pelayan umat
Tegaknya Ekis menjadi Visi utama
Menempatkan kepentingan dakwah diatas kepentingan
pribadi
Slalu meningkatkan kapasitas diri
Memiliki kerangka pikir islamic man

4JJ I

Sumber: Ekonomi Islam(Ali Sakti:2008)

2. Memahami medan amal dalam dawah Ekonomi Islam


3. Terwujudnya kader yang militan dan memiliki komitmen mujahid
ekonomi Islam sebagai berikut:
Sidiq
Amanah
Tabligh
Fathonah
Bersegera dalam menyambut seruan dakwah
4. Meningkatnya semangat juang dalam berdawah ekonomi Islam
High Motivation
Lurus Niatnya
5. Kader-kader FoSSEI yang syamil mutakamil, yang akan berperan di
KSEI, komisariat, regional ataupun, nasional
6. Mensuplai pengurus di komisariat dan regional

f.) Tema

Tema kegiatan SET disesuaikan dengan karater daerah masing-


masing. Tema SET diharapkan mampu mengangkat potensi ekonomi
daerah yang bersangkutan.

g.) Peserta

Peserta SET adalah kader FoSSEI yang telah memenuhi persyaratan


sebagai peserta SET.

Persyaratan manjadi peserta SET adalah:

- Wajib:

Telah mendapat sertifikasi KL 1


Aktif dalam kegiatan FoSSEI (KSEI) minimal 6 bulan
Mendapat surat rekomendasi dari Ketua KSEI
Bersedia menjadi pengurus FoSSEI Regional atau FoSSEI Komisariat
Bersedia mengikuti mekanisme pengkaderan di FoSSEI
Sudah terbina minimal 6bulan
Menyerahkan essay sesuai dengan tema dan referensi yang
ditetapkan panitia
- Rekomendasi (tidak wajib)
Bisa diadakan kajian pembekalan pra SET atau ujian screning peserta
SET. Ujian scerening FoSSEI sengaja tidak dibuat soal yang baku karena
memang itu semua bergantung pada regional masing-masing.

*Pertimbangan khusus*

Bagi regional yang memang belum sehat dalam hal kaderisasi bisa
menggunakan persyaratan pada SOP lama. Pertimbangan khusus ini akan
diberlakukan pada tahun 2012 saja kecuali ada pertimbangan lain dari
depnas PER.

Sertifikasi KL 1:
1. Dinyatakan telah lulus SGD 1 dan FGD 1

2. Memenuhi IKER KL 1 minimal 75%

MATERI SGD 1

Islam The Way of Life


Know Your Self
Pedoman hidup ekonom muslim
Karakteristik ekonom muslim
Realisasi Syahadat dalam Ekonomi Islam
Konsentrasi
Komunikasi Efektif
Ukhuwah Islamiyah
Manajemen Waktu
Amal Jamai
Ilmu dalam perspektif Islam
Membangun motivasi dan kemauan
Ekonomi Islam sebuah solusi
Urgensi Dakwah Ekonomi Islam
Review materi-materi Ekonomi Islam dalam FGD 1 (disesuaikan
dengan kebutuhan peserta)

Penilaian Kelulusan SGD 1 adalah:

1. SGD 1 minimal 4 bulan

2. Kehadiran minimal 75% dari total SGD

3. Telah dinyatakan lulus oleh tentor SGD nya dengan mempertimbangkan


pencapaian IKER (rincian 9 karakter ekonom rabbani KL 1)

MATERI FGD 1

Konsep dasar Fiqh


Sejarah Pemikiran Ekonomi Islami Klasik
Sejarah Pemikiran ekonomi islami kontemporer
Uang dalam ilmu makro ekonomi islami
Inflasi dalam Perspektif Ekonomi Islam
Norma - norma akad (kontrak) dalam Fiqh Islam dan Jenis-jenis
Akad / Transaksi
Lembaga Keuangan dalam Perspektif Ekonomi Islam
Prinsip-prinsip keuangan dalam islam
Sejarah Akuntansi Syariah
Akuntansi Syariah Normatif
Standar Akuntansi Keuangan Syariah dan Badan-Badan
Penyusunnya
Sejarah Pemikiran dan Pengembangan Ekonomi Islam
Kerangka Dasar Akuntansi Syariah

Penilaian Kelulusan FGD 1 adalah:

1. Ujian Tulis. Pada akhir pertemuan FGD 1, penanggug jawab FGD 1 wajib
mengadakan ujian tulis untuk menilai kompetensi peserta. Pertanyaan
ujian tulis disesuaikan dengan kondisi KSEI. Peserta dinyatakan lulus FGD
1 apabila mengikuti minimal 10 materi. Kurang dari itu peserta belum bisa
lulus FGD 1 sehingga harus mengganti kekurangannya.

2. Kehadiran. Peserta dinyatakan lulus apabila kehadirannya minimal 75%


dari jumlah total pertemuan.

3. Keaktifan. Keaktifan peserta bisa digunakan untuk membantu tidak


terpenuhinya ketentuan nomor 1 dan dan 2 melalui musyawarah
penanggung jawab FGD 1

2. ACARA
a.) Standart Acara

Standart acara SET adalah:

1.) SET dilaksanakan selama 2-3 hari

2.) Acara hari pertama adalah full materi di kelas dan acara hari kedua
adalah kunjungan atau aktivitas yang bersinggungan dengan
stakeholder ekonomi syariah atau yang sifatnya wajib

3.) Metode ceramah, diskusi dan simulasi

4.) Setting kelas: tempat duduk ikhwan dan akhwat terpisah

5.) Perangkat: SC, OC, dan Instruktur

6.) Dilakukan preetest postest, dan discussion class pada setiap materi
yang diberikan
7.) Tema SET sebisa mungkin harus bisa mengangkat potensi ekonomi
daerah setempat

8.) Dalam rangkaian acara harus ada agenda malam semacam jurit
malam.

9.) Harus ada acara yang melibatkan stakeholder ekonomi syariah.


Seperti:

a. Aksi turun ke masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan


pedagang di suatu pasar untuk terbebas dari jerat rentainer.
b. Sosialisasi ekonomi islam mengenai ekonomi islam.
c. Merintis Desa Binaan , bisa melakukan survey
d. Merintis Sahabat FoSSEI
e. Kunjungan ke lembaga ekonomi syariah
f. Dan ide kreatif lainnya dari masing-masing daerah regional.
8.) Penugasan SET

Peserta wajib membuat essay sesuai dengan tema SET


Kesiapan Ruhiyah. Jasadiyah, dan fikriyah
Ruhiyah
o Senantiasa menjaga amal yaumi (tilawah minimal juz
perhari, puasa sunnah)
o Hafalan QS. As Shaff 1-5
Jasadiyah
o Berolahraga

Fikriyah

Membaca dan memahami buku-buku sebagai berikut:

1. INDONESIA MILITAN karya Riawan Amin

2. Jalan Cinta Para Pejuang karya Sallim A. Fillah

3. The Future of Economic karya Umer Chapra

4. Ekonomi Makro Islami dan Ekonomi Mikro Islami karya Adimarwan


Karim A.

Contoh rundown acara SET.

Tema: Mencetak Ekonom Rabbani dalam Membangun Jember


Terbina
Waktu Kegiatan Keterangan
Jumat, 3 Februari 2012
06.00 06.30 Regristrasi peserta PJ: OC
06.30 07.00 Pembukaan: PJ: OC
Tilawah: 5 menit MC: Farid
Sambutan Ketua Panitia: 5
menit
Sambutan Ketua Umum
Sambutan Koordinator
Regional
Sambutan dan pembukaan DEI
oleh Dekan FE Unej : 10 menit
07.00 07.30 Internalisasi SET dan Internaslisasi: Co. HRD
kesepakatan kontrak training Kesepakatan kontrak:
MoT
07.30 08.00 Pengkondisian peserta PJ: OC
08.00 11.30 Kunjungan ke Anggota DPRD PJ: SC
Komisi B Pendamping: Akademisi
Hearing teori dan praktik dan Praktisi yang terkait
lembaga keuangan syariah
dalam upaya pengembangan
ekonomi daerah, (dari sektor
moneter menuju sektor riil)
11.30 12.00 Pegkondisian Peserta PJ: OC
12.00 13.00 ISHOMA PJ: OC
13.00 13.10 Pretest materi 1 PJ: SC
13.10 14.50 Materi 1: Analisa Makro dan Pemaparan materi 50
Mikro Ekonomi menit
Tanya jawab 50 menit
PJ: SC
14.50 15.00 Postest materi 1 PJ: SC
15.00 15.30 ISHO PJ: OC
15.30 - 15.40 Pretest materi 2 PJ: SC
15.40 17.20 Materi 2: Ekonomi Politik Pemaparan materi 50
menit
Tanya Jawab 50 menit
PJ: SC
17.20 17.30 Postest materi 2 PJ: SC
17.30 19.15 Bersih diri dan Ishoma PJ: OC
19.15 20.00 FGD materi 1 dan 2 PJ: MoT
20.00 21.30 FGD (ikhwan dan akhwat Pemaparan materi 30
terpisah) menit, diskusi 60 menit
Fokus diskusi:
-Ikhwan: Kepemimpinan dalam
Islam
-Akhwat: perempuan sebagai
madrasah pertama generasi
bangsa
21.30 00.30 Istirahat PJ: OC
Sabtu, 4 Februari 2012
00.30 03.00 Perjalanan Malam PJ: SC
03.00 05.00 Qiyamul Lail PJ: OC
05.00 05.30 Riyadho PJ: Instruktur (SoT)
05.30 07.30 Bersih diri -
07.30 07.40 Pretest materi 3: PJ: SC
07.40 09.40 Manajemen Perubahan Sosial Pemaparan materi 45
(Rekayasa Sosial) menit
Studi Kasus
SGD: 15 menit oleh SoT
FGD: 60 menit
PJ: SC
09.40 09.50 Postest materi 3 PJ: SC
09.50 10.00 Pretest materi 4 PJ: OC
10.00 11.15 Tafsir Filosofi, Visi dan Misi Pemaparan materi 45
FoSSEI serta arah pergerakan menit
FoSSEI Tanya jawab 30 menit
11.15 12.00 FGD materi 4 PJ: MoT
12.00 12.10 Postest materi 4 PJ: SC
12.10 13.00 ISHOMA PJ: OC
13.00 15.00 Materi 5: Mikro Teaching PJ: SC
15.00 15.30 ISHO PJ: OC
15.30 16.15 Pengumuman kelulusan dan PJ: Tim kaderisasi KL 2
Pelantikan
16.15 16.30 Penutupan PJ: OC
*Nb: Contoh rundown ini hanya sebagai salah satu referensi saja. Jadilah
penyelenggara SET yang sekreatif mungkin, sesuai kondisi regional
antum.

b.) Materi SET

Ekonomi Islam Organisasi/Pergerakan Soft Skill

Wajib Pilihan Wajib Pilihan Wajib Pilihan

- Analisa Mikro - Problematik - Rekayasa - Manajemen - Micro - AMT


& Makro a Dakwah sosial Organisasi Teaching - Based on
Ekonomi Ekis - Arah - Sejarah training
- Ekonomi pergerakan Pergerakan - Life
Politik FoSSEI Mahasiswa mapping
- Base on
training

Keterangan:
Materi Dalam SET harus terdiri dari tiga bagian berupa materi
ekonomi islam, pergerakan, dan soft skill
Materi Wajib merupakan materi standart minimal yang harus
disampaikan dalam SET. Sedangkan materi pilihan merupakan
tambahan jika mater wajib sudah disampaikan dan ada waktu yang
tersedia
Tiap-tiap materi wajib ada diskusinya untuk menyelesaikan
permasalahan dalam materi tersebut dan harus ada implementasinya
Untuk analisa Makro dan Mikro lebih diarahkan kepada solusiatas
permasalahan perkonomian yang berbasis daerah sehingga setelah
SET bisa diaplikasikan.
Tabel Silabus SET

Materi Sub materi Mekanisme Kisi-kisi Tujuan Parameter


keberhasilan
(evaluasi)

Ekono Analisa makro Sesi pertama Keadaan makro Peserta paham akan Keaktifan peserta
mi dan mikro pemaparan materi, ekonomi di keadaan Solusi yang di
ekonomi sesi kedua tanya Inonesia perekonomian di tawarkan peserta
jawab, sesi ketiga Solusi untuk Indonesia
SGD, sesi keempat perekonomian Peserta dapat
pemaparan tiap Indonesia menganalisis
kelompok keadaan ekonomi
Peserta dapat
memberikan solusi
untuk perekonomian
Ekonomi politik Sesi pertama Pengertian Peserta mengetahui Keaktifan peserta
pemaparan materi, ekonomi politik ekonomi politik Solusi yang di
sesi kedua tanya Sistem ekonomi Peserta lebih peka tawarkan peserta
jawab, sesi ketiga politik di
SGD, sesi keempat indonesia
pemaparan tiap
kelompok

Organi Arah pergerakan pertama pemaparan arah pergerakan mengetahui arah AKTIFNYA forum
sasi FoSSEI materi, sesi kedua FOSSEI gerak FOSSEI
tanya jawab, sesi lingkup kerja
ketiga SGD, sesi FOSSEI
keempat pemaparan
tiap kelompok

Rekayasa sosial/ pertama pemaparan Manajemen Peserta memiliki Keaktifan


Manajemen materi, sesi kedua prubahan internal kemampuan untuk pesertaSolusi yang
perubahan sosial tanya jawab, sesi organisasi merumuskan strategi di tawarkan
ketiga SGD, sesi Manajemen rekayasa sosial
keempat pemaparan perubahan
tiap kelompok masyarakat

Soft Micro Teaching


Skill
c.) Penilaian kelulusan SET

Kelulusan peserta ditentukan oleh tim kaderisasi Regional berdasarkan


musyawarah dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Pre Test
2. Post Test
3. Kehadiran
4. Keaktifan Peserta
5. Penugasan
Katerangan
Pre Test, yaitu test yang dilaksanakan pada awal materi (sebelum
pemateri menyampaikan). Tujuan untuk mengetahui pemahaman awal
peserta terhadap materi yang akan disampaikan
Post Test, yaitu test akhir materi yang bertujuan untuk melihat
perkembangan pemahaman peserta
Ketentuan kehadiran:
a. peserta dinyatakan lulus bila mengikuti minimal 5 materi
b. peserta dinyatakan lulus bersyarat bila mengikuti minimal 4 materi
c. peserta dinyatakan tidak lulus apabila materi yang diikuti kurang dari 4
materi.
Keaktifan, yaitu evaluasi keaktifan peserta saat materi atau FGD
Penugasan:
a. Peserta dinyatakan lulus jika mengumpulkan essay sesuai ketentuan
pantia
b. Peserta dinyatakan lulus bersyarat jika mengumpulkan essay tapi
terlambat
c. Peserta dinyatakan tidak lulus apabila tidak mengumpulkan essay.

d.) Follow Up SET

a. Laporan peleksanaan SET kepada Depnas PER, meliputi:

- Database peserta SET

- Laporan penilaian kelulusan SET

b. Melakukan pembinaan pasca SET, minimal pembinaan wajib yakni SGD 2


dan FGD 2. Penanggungjawab pembinaan adalah kaderisasi regional, akan
tetapi secara teknis bisa bekerjasama dengan komisariat atau KSEI yang
bersangkutan.

*dalam SOP SET ini tidak ada MES, sebisa mungkin kita menghindari
pembinaan atau kader yang instan, semua ada prosesnya yang di masing-
masing tahap ada targetannya.

Anda mungkin juga menyukai