Buku Pedoman Kaderisasi Launching
Buku Pedoman Kaderisasi Launching
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Tuhan seluruh manusia
yang terdahulu dan yang akan datang. Shalawat dan salam selalu dihaturkan
kepada pemimpin para nabi dan rasul, Muhammad bin Abdullah, dan para
sahabatnya juga kepada orang-orang saleh dan para mujahid yang setia
memperjuangkan risalah-Nya.
FoSSEI sebagai organisasi mahasiswa yang pertama menekuni ekonomi
Islam, kini telah tersebar luas di Indonesia. Sebagai bentuk perwujudan
langkah perjuangannya, Ia telah berusaha menorehkan nuansa perjalanan
ekonomi Islam di negeri ini. Ia bercita-citakan pada suatu tatanan ekonomi
dimana syariat Islam memancang kokoh di dalamnya. Meski, usaha itu masih
belum menampakkan hasil sesuai yang diharapkan kini. Namun
tanggungjawab mensyiarkan ekonomi Islam ini telah menjadi sebuah
keharusan yang dijaga oleh kadernya, hingga ekonomi Islam mampu berdiri
tegak di Indonesia nantinya.
Bedasarkan tanggungjawab yang besar itu, menjadi sebuah
keniscayaan bahwa FoSSEI dituntut untuk mampu mencetak kader-kader
ekonom Islam yang tangguh. Maka munculah tagline Ekonom Rabbani
yang menjadi sebuah karakter bagi aktivis ekonomi Islam. Mereka adalah
kader yang memiliki kepakaran akan Islam yang terjiwai dalam diri dan
aplikasi. Dan mereka juga adalah kader yang memiliki kepakaran atas
keilmuan ekonomi Islam sebagai ilmu yang mereka perjuangkan di negeri ini.
Oleh karena itu, diperlukannya pembangunan sebuah system kaderisasi
yang komprehensif yang mampu memunculkan para aktivis yang dicita-
citakan tersebut.
Sistem kaderisasi yang baik untuk kalangan aktivis adalah dimana pada
sistem ini mampu mendukung segala hal, baik dari sisi tsaqafah islamiyah,
militansi berdakwah, distribusi keilmuan, keorganisasian, softskill, akademik
perkuliah dan tak kalah penting yaitu mampu mempersiapkan kader untuk
pasca kampus. Mengenai sistem kaderisasi FoSSEI yang terbaru ini, dapat
dijumpai dengan adanya konsep Kompetensi, Profesional, Kontribusi yang
menarik dan disuguhkan secara gamblang sebagai penyempurna proses
mengkader di FoSSEI.
Pada dasarnya buku ini akan membedah sistem kaderisasi FoSSEI yang
memuat berbagai hal mengenai dasar filosofis kaderisasi, aplikasinya,
hingga sistem evaluasinya serta sarana-sarananya yang menunjang proses
tersebut. Semoga dengan adanya buku ini, mampu menjadi sebuah platform
bersama menuju proses pengkaderan yang berkualitas lebih baik lagi. Dan
dengan adanya buku ini, tentunya kami masih merasa beberapa hal kurang
sempurnaan atas apa yang kami susun disini. Kami berharap hal tersebut
mampu menjadi sebuah sarana belajar bersama dan membudayakan saling
berbagi antar sesama. Mari kita sambut langkah awal yang baik ini dengan
kontribusi nyata kita. Dan semoga para ekonom rabbani Indonesia akan
semakin banyak lagi lahir melauli rahim kaderisasi FoSSEI.
Jazaakumullaahu khairan katsiiraan. Untuk para guru kehidupan yang
membekali dan menasihati kami. Juga untuk saudara-saudara kami, tim
penyusun buku, para alumni FoSSEI, serta pejuang Ekonomi Islam di seluruh
penjuru negeri yang membersamai dalam belajar dan berkontribusi. Semoga
amal dan kerja keras ini diberkahi Allah SWT dan menjadi pemberat amal
timbangan kita.
Aamiin yaa Rabbal alamin
Presidium Nasional V
FoSSEI
KATA PENGANTAR
TIM PENYUSUN
DEPARTEMEN NASIONAL BIDANG PENGEMBANGAN EKONOM RABBANI
FORUM SILATURAHIM STUDI EKONOMI ISLAM
PERIODE 2010 2012
Wallahu alam bishowah, harapan kami semoga buku ini bermanfaat. Saran
dan kritik sebagai upaya penyempurnaan buku ini agar selalu relevan
dengan kebutuhan dakwah FoSSEI senantisa kami butuhkan. Semoga Allah
senantiasa menunjuki kita jalan yang lurus, yakni jalan orang-orang yang
telah Allah berikan nikmat dan bukan jalan orang-orang yang Allah murkai
dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat. Amin.
Kebutuhan mencetak kader yang tangguh tidak hanya tercermin dari sisi
ruhiyahnya saja yang kuat dan ataupun keilmuan yang dikuasainya. Maka
berbicara kader FoSSEI kedepan adalah kader yang memiliki spesialisasi
keilmuan yang mendalam namun berwawasan global dengan kapasitas
ruhiyah yang kuat. Oleh karena itu, kader FoSSEI dituntut untuk mengusai
setidaknya dalam beberapa hal berikut, yaitu tentang kepahaman terhadap
agama, keilmuan ekonomi Islam, wawasan keorganisasian dan ketrampilan,
wawasan keilmuan secara global, wawasan keindonesiaan dan peradaban
dunia.
Hanya sistem kaderisasi yang diiringi dengan kedekatan kepada Allah, yang
mampu menghasilkan kader-kader yang ikhlas, militan dan memiliki loyalitas
penuh terhadap dakwah FoSSEI dan dakwah ekonomi syariah. Sehingga apa
yang yang menjadi cita-cita FoSSEI ini bisa terwujud. Jika terdapat banyak
manfaat dalam buku ini, maka itu adalah semata-mata petunjuk dari Allah.
Namun, jika terdapat banyak kekurangan dalam buku ini, maka itu adalah
katerbatasan tim penyusun. Semoga kekurangan kami hari ini dan
pendahulu-pendahulu kami menjadi pelajaran bagi generasi selanjutnya
untuk membangun masa depan FoSSEI yang lebih baik dalam upaya
membumikan ekonomi Islam. Amin.
Landasan Islam
Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Az-
Zikr (Lauh Mahfuz), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku
yang shaleh. (QS. Al-Anbiya: 105)
Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati,
sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu beriman. (QS. Ali Imran:
139).
Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan carilah
wasilah untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan bersungguh-sungguhlah di
dalamnya agar kamu beruntung. (QS. Al-Maidah: 35).
Demi menata kembali pondasi ekonomi yang berkeadilan dan dalam rangka
mewujudkan sebuah tatanan kehidupan yang sejahtera, mahasiswa muslim
merasa terpanggil untuk melakukan upaya dalam mengatasi permasalahan
yang ada. Melihat geliat ekonomi Islam yang berkembang dalam 10 tahun
belakang ditandai dengan berdirinya bank syariah, hal ini memberikan
stimulus pada pemikiran mahasiswa untuk mengkaji lebih mendalam dari sisi
ilmiah.
Visi
Membumikan Ekonomi Islam
Misi
1. Memberdayakan dan mengembangkan sistem ekonomi Islam dalam
tataran keilmuan dan aplikasi.
2. Menjalin ukhuwah Islamiyah antara kelompok-kelompok studi ekonomi
Islam dan lembaga sejenis dengan berusaha membangun budaya
Islamiyah, ilmiah dan professional
Tujuan
1. Tercapainya komunikasi yang efektif antar mahasiswa yang peduli dalam
pengembangan dan pengkajian ekonomi Islam.
2. Terwujudkannya wahana aktualisasi diri secara kolektif sebagai wujud
peranan mahasiswa dalam pengembangan wacana ekonomi Islam dalam
tataran teoritis dan aplikasi
Fungsi
1. Sebagai wadah aktualisasi mahasiswa peduli ekonomi Islam yang
berbasis intelektual dan pergerakan.
2. Sebagai wahana pengabdian kepada agama, bangsa dan negara
1.3 Sistematika
Penulisan
Sehingga, dari kelima profil itulah Karakteristik Ekonom Rabbani bermula dan
menjadi falsafah dasar pada setiap karakteristiknya. Pada akhirnya, kader
FoSSEI yang telah memiliki 9 (Sembilan) karakteristik Ekonom Rabbani pada
dirinya sebagai seorang individu dan kader FoSSEI sekaligus, merupakan
representasi sosok individu yang telah mumpuni dan memadai untuk disebut
sebagai Ekonom Rabbani.
Tabel i.1
PROFIL EKONOM RABBANI
5 PROFIL
6 KOMPETENSI KRITIS 9 INDEKS (IKER)
EKONOM RABBANI
1. Memiliki aqidah yang
lurus dan sesuai
dengan al-quran dan
Memiliki ideologi Pengetahuan Ke-Islam-
as-sunnah
Islam yang kuat an
2. Mengedepankan
berpikir ilmiah yang
didasari al-quran
3. Memiliki karakter yang
kokoh dan mandiri
Kepribadian yang
Kredibilitas Moral 4. Kepribadian yang
unggul
dinamis, kreatif dan
inovatif
5. Expert di bidang
Wawasan ke-Ekonomi
spesialisasinya dan
Islam-an dan umum
berwawasan global
Berkompetensi dan
6. Seorang yang
pemikir strategis
Kepakaran dan mengejarkan ilmu
profesionalisme yang ringan sebelum
ilmu yang sulit-sulit
Berkontribusi pada 7. Berani tampil sebagai
pemecahan pelopor perubahan
Kepemimpinan
problematika umat 8. Mampu tampil sebagai
Misi FoSSEI atas Visi Pembinaan yang telah menjadi Platform Pengembangan
Ekonom Rabbani dalam mengembangkan kadernya adalah mendorong dan
memfasilitasi setiap kadernya untuk tumbuh secara unik dan berkembang
secara mumpuni dalam mencapai 9 (Sembilan) karakteristik Ekonom
Rabbani tersebut. Penjelasan pada tiap-tiap karakteristik sebagaimana
berikut :
a. Memiliki Aqidah Yang Lurus Dan Sesuai Dengan Al-Quran dan As-
Sunnah
Dalam setiap aktivitas muslim, dibutuhkan gerak dakwah yang senantiasa
berlandaskan Al Quran dan As-Sunnah. Kedua pedoman tersebutlah yang
dapat membawa muslimin kepada keselamatan. Begitu juga dalam
pengembangan Ekonomi Islam para pembelajar dan penggerak Ekonomi
islam menempatkan Al Quran dan As-Sunnah sebagai pedoman utama
sehingga setiap aktifitasnya selalu berpedoman pada Al Quran. Dalam
penggerakkan Ekonomi Islam akhlak pengusung menjadi modal utama
dalam pengembangan ekonomi Islam. Dengan mempelajari ekonomi Islam,
dapat dipelajari secara maksimal tentang Islam dan ekonomi Islam yang
sesuai dengan Al Quran dan As-Sunnah.
Indikator kemandirian
Dapat memiliki penghasilan
Menerapkan konsep-konsep ekononmi islam dalam memperoleh
penghasilan
Memberikan solusi terhadap perekonomian saat ini minimal membuat
lapangan kerja
yang kecil hanya untuk mahasiswa
Kreatif membuat usaha mandiri
Untuk ER III lebih mengarah pada spesifikasi kerja yang mereka miliki serta
memang diarahkan menjadi trainer Ekonomi Islam yang sesuai spesifikasinya
seperti akademisi, praktisi, maupun keuangan.
ini mengalami proses belajar dan mengajarkan. Sumber Daya Insani yang
dibutuhkan oleh masyarakat saat ini akan mudah tercapai jikalau estafet
kaderisasi Ekonomi Islam tidak putus. Mereka mengajarkan dimulai dari hal-
hal yang kecil.
KADER PEDOMAN
Pematangan diri dan Kemampuan
EKONOM
KT 1 RABBANI
Pematangan peran
KT 2
Pematangan Filosofis
Keterangan : KT 3
KT : Kader Tingkat
Menyikapi bahwa yang menjadi objek dari kaderisasi FoSSEI adalah manusia,
maka menjadi penting untuk mendefinisikan secara benar hakikat manusia
itu sendiri dan kedudukannya di hadapan Allah SWT. Mengenali secara benar
dan mendalam atas hakikat dan kedudukan tersebut juga akan memudahkan
kita dalam menumbuhkan dan mengembangkan kader agar setiap kader
lebih menyadari hakikat penciptaannya, yakni untuk beribadah kepada Allah
SWT dengan beragam aktivitasnya. Berarti secara jelas kita menyepakati,
bahwa muara dari apapun dan bagaimanapun pembinaan atau kaderisasi
dilakukan, adalah untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan
semakin giat beribadah. Sehingga, proses kaderisasi yang
diimplementasikan tidak lain hanya untuk mensucikan diri secara kolektif
dan tidak keluar dari syariat yang telah Allah tetapkan.
Proces
Mahasiswa
baru
s
Rekrutmen
Pembinaan
Karakteristik
Ekonom
Pemeliharaan Rabbani
Mahasiswa Pengkaryaan
lama Evaluasi
Outpu
Input
t
Rekruitmen
Tahap ini adalah tahap menarik atau mengajak semua mahasiswa (bahkan
calon mahasiswa) untuk menumbuhkan rasa keingintahuan mereka tentang
ekonomi Islam. Tahap ini dimulai ketika calon kader masih menjadi calon
mahasiswa. Artinya kegiatan rekruitmen harus dimulai ketika mahasiswa
mulai mendaftarkan dirinya di perguruan tinggi. Adapun tujuan rekruitmen
adalah menambah dan mengajak sebanyak mungkin kader (simpatisan,
pendukung, penggerak, dan pemikir) yang dipersiapkan sebesar-besarnya
untuk mendukung dan mewujudkan eksistensi dakwah ekonomi Islam dalam
proses kebangkitan Islam.
Konsep rekrutmen yang ideal adalah dengan tindakan aktif, bukan pasif.
Pada dasarnya kebutuhan akan kader-kader yang unggul, kompeten dan
komitmen terhadap Islam harus melalui proses pencarian. Maka, disana
seharusnya terdapat proses pendataan, penyeleksian dan pengujian calon
kader. Agar hingga keterlibatannya nanti di dalam suatu organisasi, FoSSEI
khususnya, kader tidak memberi beban yang justru akan menghambat atau
bahkan merusak perjalanan dakwah itu sendiri. Agar pada saat
keterlibatannya kelak selama masa berorganisasi, posisinya memberi
keteguhan antara satu dengan yang lainnya, memperkokoh posisi organisasi
demi memperkokoh dakwah ekonomi Islam, dan mampu menggelorakan
panji Islam di banyak tempat dan kepada banyak orang. Sebagaimana
Rasulullah saw berbicara mengenai manusia. Rasulullah
bersabda, :manusia itu seperti barang tambang, yang terbaik di masa
jahiliyah, terbaik juga dalam Islam. Dan ketika Rasulullah saw berdoa
kepada Allah untuk memilih antara Umar bin Khattab ataui Abu Jahal agar
menguatkan posisi Islam dan memenangkannya. Ya Allah, jadikanlah salah
satu dari dua Umar ini sebagai kunci kemenangan Islam. Hingga, pada
akhirnya Umar bin Khattab lah yang terpilih dan membuktikannya dengan
melesatnya dakwah Islam pada saat itu. Ini memberikan isyarat, bahwa
proses rekrutmen harus menuju tindakan yang aktif yang berorientasi pada
kualitas kader dibandingkan mengejar jumlah atau kuantitas an sich.
Setidaknya yang dimaksud dengan tindakan aktif dalam rekrutmen di atas,
kemudian disesuaikan dengan kondisi organisasi pada umumnya saat ini,
proses rekrutmen bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan
memperkenalkannya secara masif kepada mahasiswa secara umum untuk
menarik minat dan ketertarikannya, kemudian dilakukan proses seleksi
dalam bentuk pengujian sesuai standar kader mula yang diinginkan. Kedua,
secara personal. Artinya, proses rekrutmen dilakukan dengan lebih
mengedepankan efektifitas dan ketepatan dalam memilih kader, terutama
yang diperuntukkan sebagai mobilisator-mobilisator organisasi. Secara
umum cara yang kedua ini tidak umum dilakukan, namun cara kedua ini bisa
dijadikan cara pendukung bagi cara pertama dalam merekrut kader yang
benar-benar layak menjadi kader organisasi. Penerapannya seperti apa,
menjadi sangat fleksibel bagi tiap organisasi. Namun, letak urgensinya
adalah agar ritme organisasi dalam mengejar visinya menjadi tetap terjaga
dan bahkan dapat berakselerasi karena kualitas kader yang semakin tepat
sesuai kebutuhan organisasi.
Pembinaan
Tahap ini merupakan inti dari kaderisasi FoSSEI, yakni membentuk atau
membangun pribadi-pribadi atau sosok mahasiswa, sehingga muncul respon
positif mahasiswa. Misalnya sikap menentang menjadi membela, perasaan
antipati menjadi simpatisan, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang
sudah tahu menjadi beramal dan dari yang beramal menjadi ikhlas. Di sinilah
proses penginternalisasian karakter muslim yang shalih terus berlangsung.
Tahap ini ditegakkan atas proses sebelumnya. Proses ini menjadi penting
karena sebagai wahana pembentukan karakter kader FoSSEI, baik dari sisi
pemikiran maupun gerakan dan kesiapan mental dalam mengemban tugas
dakwah Ekonomi Islam berikutnya.
Pada tahapan ini (pembinaan) yang dengan kata lain boleh diistilahkan
dengan tahap pembentukan, sangat penting untuk diinventarisir perangkat-
perangkat pembinaan yang mendukung pencapaian profil kader FoSSEI yang
diharapkan. Berdasarkan 9 (Sembilan) karakteristik Ekonom Rabbani sebagai
karakteristik yang harus dimiliki oleh setiap kader, maka perangkat
pembinaan FoSSEI terdiri dari :
- Suplemen Pembinaan
Di samping pembinaan-pembinaan yang bersifat formal, kaderisasi FoSSEI
juga sedapat mungkin untuk bisa mendorong kadernya untuk tetap
membina dirinya sepanjang waktu (tidak terbatas sarana yang telah
disediakan) untuk meningkatkan kapasitas dirinya sebagai seorang kader
yang membawa identitas FoSSEI. Artinya di sela-sela aktifitas rutin yang
dilakukan oleh kader, bisa didorong untuk melakukan aktifitas yang
produktif dalam mendukung percepatan diri dalam memenuhi
karakteristik Ekonom Rabbani. Di antaranya seperti Tugas Baca Kader
untuk semakin meningkatkan pemahaman Ke-Ekonomi Islam-an bagi
dirinya sendiri. Lainnya seperti, Amalan Harian Kader yang berkaitan
dengan nilai-nilai ekonomi Islam (seperti infaq harta harian, berzakat,
menabung, menjalankan prinsip muamalah dalam aktifitas jual beli, dan
sebagainya). Lainnya lagi, dalam menstimulus kader untuk dapat
mengambangkan kompetensi ilmiahnya, dapat diprogramkan Karya
Pekanan Kader (seperti tulisan atau opini tentang ekonomi Islam, karya
tulis ekonomi Islam, dan sebagainya). Artinya, arah dari suplemen ini
adalah untuk membiasakan diri para kader agar senantiasa dapat
mengimplementasikan pengetahuannya mengenai ekonomi Islam di
dalam kehidupan kesehariannya, bagi dirinya, keluarganya, masyarakat,
bangsa dan negaranya.
Pada Tingkat I, kader dibina secara fokus untuk memahami kompetensi dasar
dan ideologi mengenai Ekonomi Islam. Kemudian pada Tingkat 2, kader
diberikan pemahaman untuk cakap dalam mengorganisasi dan
memanajemen FoSSEI sebagai suatu organisasi dan juga sebagai sebuah
lokomotif pergerakan mahasiswa bagi kemaslahatan umum. Hingga pada
Tingkat III, kader dibekali kecakapan-kecakapan diri untuk dapat membawa
nilai-nilai profesionalisme pada setiap aktifitasnya. Menjadi trigger dalam
mengenali dirinya (spesialisasi diri) untuk berprofesi pasca aktifitas di
organisasi dan studinya, untuk semakin besar kontribusinya secara individu
terhadap upaya memasifkan dakwah ekonomi Islam. Sebagai ilustrasinya,
lihat gambar i.3 berikut :
Gambar i.3
Rerangka Dasar Pembinaan Berdasarkan Konten dan Jenjang
Finish Point
Starting Point
Empowering
Recruiting
Contributing
etc
Self Managing
Jenjang
Total
Tingkat I Tingkat II Tingkat III Persentas
e
Konten
Kompetensi
&Ideologi
70% 25% 5% 100%
Ekonomi
Islam
Spesialisasi
dan 10% 25% 55% 100%
Kontribusi
Total
100% 100% 100%
Persentase
Masa Semester 1- Semester 4 Semester 7-
Akademik 3 6 dst
Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan proses pembersamaan kegiatan, agar kader tidak
merasa jenuh dengan kegiatan, baik dalam aktivitas dakwah, maupun
rutinitas yang lain. Penjagaan juga dapat berupa perbaikan kegiatan-
kegiatan yang membuat bosan menjadi lebih menyenangkan dan lebih rileks
sehingga output dari proses pemeliharaan ini adalah kader akan lebih
nyaman berada di FoSSEI dan produktifitas mereka lebih baik dalam
pengembangan dakwah ekonomi Islam. Pemeliharaan ini dapat dilakukan
dengan berbagi macam sarana seperti rihlah, mabit, forum kaderisasi,
upgrading skill (peningkatan kemampuan atau kapasitas diri).
Pengkaryaan
Proses pengkaryaan merupakan proses lanjut dari proses merekrut,
membina, dan menjaga atau memelihara kader. Pada tahapan ini difokuskan
dalam penempatan kader-kader yang dianggap cukup matang untuk
menempati posisi penting di dalam organisasi (FoSSEI) sesuai dengan minat,
bakat dan kecenderungan kader. Dalam pengkaryaan ini, kader lebih dituntut
untuk lebih memiliki tanggung jawab dalam pengembangan FoSSEI.
Pengkaryaan kader ini lebih cenderung untuk membentuk kader sebagai
pemimpin dan penggerak sesuai potensi yang mereka miliki di bidang
Ekonomi Islam. Keluaran (output) yang diharapkan dari proses pengkaryaan
ini adalah kader yang memiliki wawasan yang global, dapat mengatur
organisasi dengan rapi, lebih dewasa, lebih cenderung sebagai penggerak
yang lain dalam pengembangan Ekonomi Islam.
Evaluasi
Proses evaluasi dimaksudkan untuk meninjau ulang terhadap seluruh proses
yang sudah dan sedang dilakukan. Selain itu, juga untuk menyiapkan segala
kemungkinan yang terjadi. Proses dari pengevaluasian ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti pengontrolan secara langsung melalui laporan
tertulis berupa rapor kader dan dari setiap amanah yang diemban di FoSSEI
pada setiap level atau cakupan organisasi masing-masing.
Kaderisasi FoSSEI memiliki ruang lingkup yang tidak terbatas dalam cakupan
FoSSEI sebagai sebuah organisasi bagi mahasiswa. Artinya, ruang lingkup
kaderisasi FoSSEI adalah kader FoSSEI aktif yang sedang menjabat di dalam
sruktural FoSSEI, baik cakupan perguruan tinggi hingga strukturnya secara
nasional. Berdasarkan cakupan organisasinya, secara rinci kaderisasi FoSSEI
diterapkan untuk:
- Kader FoSSEI Perguruan Tinggi (KSEI)
- Kader FoSSEI Komisariat
- Kader FoSSEI Regional
- Kader FoSSEI Nasional
Berdasarkan jenjang dan levelisasinya (dalam kondisi normal), kaderisasi
FoSSEI diterapkan untuk :
- Kader Tingkat I (Mahasiswa Semester 1 3)
- Kader Tingkat II (Mahasiswa Semester 4 6)
- Kader Tingkat III (Mahasiswa Semseter 7 dan seterusnya)
Ekonom Rabbani
(Sebagai Mobilisator Ekonom Rabbani
Pergerakan) (Kompeten, Profesional &
Kontributif)
Tingka
t III
FoSSEI Tingka
Struktural t II
(PLATFORM
KADERISASI)
Tingkat I
Gambar i.5
Alur Kaderisasi FoSSEI
ER 1 ER 2 ER 3
Keterangan :
Tk: Tingkat
ER: Ekonom Rabbani
No
Kualifikasi Kriteria Kader Tingkat I Kader Tingkat II Kader Tingkat III
.
1 Kompeten Paham akan Paham dan
Paham urgensi
si Kepemimpinan tanggung jawab menerapkan prinsip
amanah
dan bekerja sama kepemimpinan
Kemampuan bahasa Kemampuan bahasa
Kemampuan Inggris intermediate Inggris advance
Komunikasi bahasa Inggris Berusaha mempelajari Menguasai salah satu
Umum basic bahasa asing (selain bahasa asing (selain
bahasa Inggris) bahasa Inggris)
- Mengagendakan
seluruh Mampu
Mampu menentukan
Manajemen diri aktifitasnya menyeimbangkan
prioritas amalnya
- Memiliki life seluruh aktifitasnya
mapping
Khusus Dasar keilmuan Memiliki kafaah Mampu menjawab Menerapkan dasar
yang cukup pertanyaan dan keilmuannya dalam
dalam disiplin memberikan opini kehidupan sehari-hari
ilmunya pada disiplin ilmunya
Menjadi narasumber
Menjadi narasumber
Rutin mengkaji atau pembicara dalam
Perkembangan atau pembicara dalam
perkembangan forum-forum
aktual ilmu forum-forum fakultas
ilmu Komisariat atau
atau universitas
nasional
Memiliki
Mengetahui kecenderungan pada Memiliki spesifikasi
Spesialisasi spesifikasi ilmu spesifikasi ilmu ilmu tertentu dan
ilmu sesuai dengan tertentu sesuai mengikuti
disiplin ilmunya dengan disiplin perkembangannya
ilmunya
2 Profesiona Mampu Mampu mengkonsep,
l mengejawantahkan mengeksekusi konsep
Aktif terlibat
dan mengeksekusi ke lapangan serta
Manajemen dan teknis dalam agenda
amanah ke lapangan melakukan monitoring
lembaga
serta menggerakkan dan evaluasi dengan
tim baik
Budaya Paham akan Membudayakan Totalitas dan sungguh-
urgensi totalitas totalitas dalam amal sungguh dalam
dan menerapkan adab menjalankan
izin saat telat amanahnya
5 S (Senyum,
5 S (Senyum, Salam, 5 S (Senyum, Salam,
Salam, Sapa,
Sikap dan perilaku Sapa, Sopan, dan Sapa, Sopan, dan
Sopan, dan
Santun) Santun)
Santun)
3 Mengikuti
Mengikuti kompetisi Mengikuti kompetisi
kompetensi
Pribadi ilmiah di tataran ilmiah di tataran
ilmiah di tataran
universitas regional dan nasional
fakultas
- Paham akan Ilmu
Mampu memberikan
Pengetahuan Mendukung dan
pemikiran dan
Berdasar yang agamis menerapkan Ilmu
Umum pengembangan Ilmu
Kontribusi kompeten - Mengetahui Pengetahuan yang
Pengetahuan yang
si tokoh atau agamis
agamis
pemikir dunia
Mengikuti Mampu mengadakan
program program Memiliki proyek
Sosial
kemasyarakatan kemasyarakatan yang pemberdayaan
masyarakat
dari lembaga dikelola lembaga masyarakat
akademisnya akademisnya
Berdasar Manajemen - Mampu - Mengetahui urgensi - Memahami dan
kualifikasi Kelembagaa mengelola rapat dan menerapkan kaidah
n organisasi bermusyawarah rapat dan
- Paham akan - Mengetahui strategic
bermusyawarah
- Memahami gerakan
kelembagaan
akademis menjadi
fungsi konseptor serta ikut
planning
kelembagaan menyempurnakan
konsep
kelembagaan
akademis
2.5 Komponen Pengkaderan
2.5.1 Peserta Pengkaderan
Peserta pengkaderan adalah seseorang yang direkrut untuk
mengikuti proses pengkaderan di FoSSEI sesuai dengan jenjang
keanggotaannya.
1. Pengelompokan
2. Rekrutmen
a.) Tentor KT 1
Memimpin pertemuan
Mengambil keputusan dalam musyawarah SGD
Menasehati dan menegur anggota
Mempertimbangkan berbagai tuntutan permintaan anggota
Menyampaikan laporan aktivitas SGD
Menghidupkan suasana muraqabatullah, maiyatullah dalam setiap
aktivitasnya
Menghidupkan budaya berpikir Islami dalam SGD. Menajdi kader-
kader yang berpikir dengan pola dasar berpikir ilmiah namun tetap
mengedapkan Al Quran dan Al Hadits.
Membangun kinerja SGD yang solid, sehat, dinamis, produktif dan
penuh ukhuwah
Memahami dan menguasai kondisi anggota, meningkatkan potensi
dan mencarikan solusi masalah mereka
Memperjuangkan hak serta aspirasi
Mengupayakan penuh atas terlaksananya berbagai kebijakan dan
program-program FoSSEI dalam lingkup SGD.
e.) Hak Tentor
Pemateri FGD yang berasal dari FoSSEI bisa merupakan kader FoSSEI
yang telah mengikuti National Training for Trainer (NTT).
- DEI
Sarana Alur
- SET
Kaderisasi - SETT
- SGD 1, 2, 3
Pembinaan Wajib - FGD 1, 2, 3
SARAN
A - Training Organisasi
- Public Speaking
Suplemen - English Course
- Malam bina ruhiyah/mabit
- Training Jurnalistik
- Standar tgs baca
(STB)/mantuba
- Training Instruktur FoSSEI
- (TIF)
Training Politik (kebijakan)
Training Khusus
- National Trainer for Trainer
- (NTT)
Ikut serta dalam Kegiatan (SC,
Pengkaryaan Kader OC, Instruktur, Pemateri, dll)
- Magang di Lembaga Syariah
3. Rihlah/Aktivitas Ringan
4. Bantuan Personal
Misalnya adalah membantu mencarikan tempat tinggal atau kos-
kosan. Bantuan personal sangat berfungsi sehingga mahasiswa baru
merasa nyaman dan bersahabat. Apalagi kalau mereka kemudian
dicarikan koskosan yang sebagian besar dengan aktivis-aktivis KSEI
sehingga memudahkan dalam proses transfer pemahaman Ekonomi
Islam. Disamping juga bisa dilaksanakan dakwah fardhiyah.
d. Pelaksanaan DEI
e. Materi DEI
Materi Wajib Pilihan
Materi SGD 1
Berikut adalah materi-materi wajib yang harus disampaikan di SGD.
Materi boleh ditambahkan dengan syarat materi dibawah ini sudah
dipahami
Materi FGD 1
Berikut adalah standar minimal materi yang harus dikuasai alumni
FGD 1. Materi boleh ditambahkan bebas (sesuai kondisi masing-
masing KSEI) dengan syarat standar minimal materi berikut
memang sudah dikuasai oleh peserta FGD 1.
Tujuan
Mewujudkan kader yang memiliki fikrah (perspektif) islami yang
peka dengan realitas Islam dan kaum muslimin (K,A)
Mewujudkan kader yang memiliki karakter pendidik (tarbiyah),
perubah (dawah) dan penggerak (harakah) dan mampu
menunaikannya (K,A,P)
Mewujudkan kader yang memahami esensi berjamaah dan bekerja
dalam amla jamai (K,A,P)
Mewujudkan kader yang memahami citra dan jatidiri sebagai kader
dakwah dan membangun kompetensi tarbiyah dzatiyah (K,A)
Mewujudkan kader yang memahami aspek ilmu alat wawasan
keislaman (K)
Mewujudkan kader yang memahami ragam pemikiran (mahdzab,
aliran dan pergerakan) keislaman dan ekonomi Islam(K)
Mewujudkan kader yang memiliki kompetensi kepemimpinan dan
manajerial (P)
Mewujudkan kader yang memiliki tradisi ilmiah: membaca, mencerna,
menulis dan berdialektika (K,A,P)
Mewujudkan kader yang memiliki ketrampilan dan kompetensi khas
baik dalam disiplin ilmunya maupun alam ragam kompetensi lain (K,P)
Mewujudkan kader yang memahami aspek-aspek kebijakan
perekonomian negara (P)
Mewujudkan kader yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi dalam
permasalahan perekonomian umat dengan terlibat langsung dengan
program-program kesejahteraan
Mewujudkan kader yang mampu berkontribusi dalam pembangunan
ekonomi Islam baik ditingkat regional atau nasional
Indeks Karakteristik Ekonom Rabbani KL 2
Materi SGD 2
Berikut adalah materi-materi wajib yang harus disampaikan di SGD. Materi
boleh ditambahkan dengan syarat materi disesuaikan dengan kapasitas
peserta.
Integritas Ekonomi Islam
Seni mendengar dan memberi respon
Problematika dawah ekonomi Islam
Pemikiran tokoh-tokoh ekonomi Islam
Ekonomi Islam adalah satu-satunya solusi
Tafsir ayat-ayat tentang Eknomi Islam
Fiqh Dakwah
Aqidah Tauhid
Akhlaqul Karimah
Karakteristik Aktivis Dakwah: 9 Karakter ekonom rabbani
b.) FGD 2
Pelaksanaan FGD 2
Penanggungjawab dan pelaksana FGD 1 adalah Tim Pembina KL 2
Tim Pembina KL 2 dibentuk oleh Departemen Kaderisasi FoSSEI
Regional
FGD dilakukan minimal 2 minggu sekali
Materi FGD 2
Fiqh Maslahah
Teori Konsumsi Islami dan Teori Produksi Islami
Teori permintaan islami dan Teori Penawaran Islami
Mekanisme Pasar
Nilai tukar uang dalam perspektif Islam
Kebijakan Moneter Islami dan Instrumen Moneter Islami
Kebijakan fiskal islami
Ekonomi Moneter
Ekonomi Publik
Marketing Syariah
Leasing (sewa guna usaha), Factoring (anjak piutang), dan modal
ventura
Asuransi Islam dan dana pensiun
Akuntansi Syariah: Harta (asset) dan Modal Pokok
Laporan Akuntansi Syariah
Tujuan
Mewujudkan kader yang memiliki wawasan, kompetensi, integritas dan
moralitas diri sebagai ekonom muslim (K,A,P)
Mewujudkan kader yang memahami ruh pergerakan FoSSEI dan
memiliki komitmen tinggi terhadap Manhaj Perjuangan FoSSEI (K,A)
Mewujudkan kader yang mampu mengaktualisasikan kemampuan
konsepsional diri dalam masyarakat (K,P)
Mewujudkan kader yang mampu menerapkan ketrampilan dan
kompetensi ekonom rabbani pada kaderisasi FoSSEI dan masyarakat
(K,P)
Mewujudkan kader yang mampu melakukan evaluasi, reformasi dan
revitalisasi konsep dan strategi gerakan berdasarkan pemahaman kuat
terhadap prinsip Islam dan realitas masyarakat (K,P)
Mewujudkan kader yang mampu memahami konsep pengaturan
ekonomi makro sebuah negara terutama Indonesia
Mewujudkan kader yang mampu berkontribusi dalam bidang ekonomi
Islam ditingkat nasional maupun internasional
Menjadi kader yang pemikiran dan pendapatnya mampu menjadi
rujukan bagi stakeholder ekonomi syariah
b.) FGD 3
Pelaksanaan FGD 3
Penanggungjawab dan pelaksana FGD 3 adalah Tim Pembina KL 3
yang ada di KSEI
Tim Pembina KL 3 dibentuk oleh Depnas PER
FGD dilkakukan dengan penugasan dan diskusi via on line.
FGD dalam bentuk formal dilakukan minimal setahun sekali dalam
bentuk dauroh.
Materi FGD 3
Ekonomi Moneter
Ekonomi Publik
Marketing Syarih
Pasar Modal Syariah
Akuntansi Perbankan Syariah
Audit dalam Perspektif Islam
Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Analisis Fatwa-Fatwa MUI
Ananalisis PSAK yang mengatur tentang entitas Syariah
Konsepsi Kepemimpinan
Takwinul Ummat
Sifat :
Proses terbuka untuk kader yang kader yang ada dijenjang lebih
atas, bisa memberikan masukan kepada team evaluasi.
Tertutup bagi kader yang mengikuti proses sertifikasi.
secara administratif
Kehadiran SGD dan FGD minimal 80% dari yang dijadwalkan
untuk KT1 dan 90% untuk KT2 serta 95% untuk KT 3.
Mendapat surat bukti kelulusan sertifikasi dari pengelola
kaderisasi sesuai jenjang kaderisasnya.
KT 1 dari Kaderisasi KSEI
KT 2 dari Kaderisasi Regional
KT 3 dari Kaderisasi Nasional
secara kualitatif
100% indeks Aqidah dan akhlak terpenuhi
Minimal 75% IKER kompetensi Ekis dan Organisasi yang
bersifat WAJIB terpenuhi
secara kuantitatif
60% kader FOSSEI yang terekrut lulus sertifikasi di masing-
masing tingkat.
Pertimbangan lain disesuaikan pada kebijakan masing-masing
pengelola kaderisasi.
Waktu pelaksanaan :
Penilaian untuk sertifikasi silakukan dalam kurun waktu 6 bulan
setelah prosesi kaderisasi berlangsung semenjak rekrutmen awal dan
selanjutnya dilakukan sertifikasi menjelang kenaikan tingkat
berikutnya.
Jadi secara teknis Mentor sudah mengamati perkembangan peserta
SGD sejak awal prosesi SGD berlangsung, sehingga setelah 6 bulan
Mentor tinggal melakukan evaluasi pada kader melalui akreditasi
kader maupun melalui lembar IKER yang sudah disediakan.
Waktu untuk melakukan legalisasi sama dengan proses penilaian
melalui sertifikasi tesebut. Secara otomatis akan diperoleh dari hasil
sertifikasi yang diberikan Pemandu kepada kaderisasi Komisariat .
Waktu akreditasi dilakukan semenjak kader lulus Diklat dan
dievaluasi per 6 bulan
Waktu sertifikasi dilakukan setelah proses SGD dan atau ketika
kader akan diikutsertakan dalam Diklat tingkat berikutnya, contoh
SET/SETT
Indeks Karakteristik (IKER) ialah ukuran untuk menilai pertumbuhan
dan perkembangan, prestasi dan percepatan kader dalam memenuhi
nilai-nilai dasar kader FOSSEI.
LAMPIRAN 1
1. PETUNJUK STRATEGIS
a.) Pengertian
b.) Tujuan
c.) Pelaksanaan
Evaluasi SET akan dilakukan oleh pendamping kaderisasi dari Depnas PER
berdasarkan buku pedoman kaderisasi.
e.) Parameter Keberhasilan dari Tujuan
4JJ I
f.) Tema
g.) Peserta
- Wajib:
*Pertimbangan khusus*
Bagi regional yang memang belum sehat dalam hal kaderisasi bisa
menggunakan persyaratan pada SOP lama. Pertimbangan khusus ini akan
diberlakukan pada tahun 2012 saja kecuali ada pertimbangan lain dari
depnas PER.
Sertifikasi KL 1:
1. Dinyatakan telah lulus SGD 1 dan FGD 1
MATERI SGD 1
MATERI FGD 1
1. Ujian Tulis. Pada akhir pertemuan FGD 1, penanggug jawab FGD 1 wajib
mengadakan ujian tulis untuk menilai kompetensi peserta. Pertanyaan
ujian tulis disesuaikan dengan kondisi KSEI. Peserta dinyatakan lulus FGD
1 apabila mengikuti minimal 10 materi. Kurang dari itu peserta belum bisa
lulus FGD 1 sehingga harus mengganti kekurangannya.
2. ACARA
a.) Standart Acara
2.) Acara hari pertama adalah full materi di kelas dan acara hari kedua
adalah kunjungan atau aktivitas yang bersinggungan dengan
stakeholder ekonomi syariah atau yang sifatnya wajib
6.) Dilakukan preetest postest, dan discussion class pada setiap materi
yang diberikan
7.) Tema SET sebisa mungkin harus bisa mengangkat potensi ekonomi
daerah setempat
8.) Dalam rangkaian acara harus ada agenda malam semacam jurit
malam.
Fikriyah
Keterangan:
Materi Dalam SET harus terdiri dari tiga bagian berupa materi
ekonomi islam, pergerakan, dan soft skill
Materi Wajib merupakan materi standart minimal yang harus
disampaikan dalam SET. Sedangkan materi pilihan merupakan
tambahan jika mater wajib sudah disampaikan dan ada waktu yang
tersedia
Tiap-tiap materi wajib ada diskusinya untuk menyelesaikan
permasalahan dalam materi tersebut dan harus ada implementasinya
Untuk analisa Makro dan Mikro lebih diarahkan kepada solusiatas
permasalahan perkonomian yang berbasis daerah sehingga setelah
SET bisa diaplikasikan.
Tabel Silabus SET
Ekono Analisa makro Sesi pertama Keadaan makro Peserta paham akan Keaktifan peserta
mi dan mikro pemaparan materi, ekonomi di keadaan Solusi yang di
ekonomi sesi kedua tanya Inonesia perekonomian di tawarkan peserta
jawab, sesi ketiga Solusi untuk Indonesia
SGD, sesi keempat perekonomian Peserta dapat
pemaparan tiap Indonesia menganalisis
kelompok keadaan ekonomi
Peserta dapat
memberikan solusi
untuk perekonomian
Ekonomi politik Sesi pertama Pengertian Peserta mengetahui Keaktifan peserta
pemaparan materi, ekonomi politik ekonomi politik Solusi yang di
sesi kedua tanya Sistem ekonomi Peserta lebih peka tawarkan peserta
jawab, sesi ketiga politik di
SGD, sesi keempat indonesia
pemaparan tiap
kelompok
Organi Arah pergerakan pertama pemaparan arah pergerakan mengetahui arah AKTIFNYA forum
sasi FoSSEI materi, sesi kedua FOSSEI gerak FOSSEI
tanya jawab, sesi lingkup kerja
ketiga SGD, sesi FOSSEI
keempat pemaparan
tiap kelompok
*dalam SOP SET ini tidak ada MES, sebisa mungkin kita menghindari
pembinaan atau kader yang instan, semua ada prosesnya yang di masing-
masing tahap ada targetannya.