Laporan Imbibisi Benih
Laporan Imbibisi Benih
ACARA I
IMBIBISI BENIH
ABSTRAKSI
Praktikum Fisiologi Benih acara I yaitu Imbibisi Benih dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 4
Oktober 2010 di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat yang digunakan dalam acara ini adalah petridish, timbangan
elektrik, pisau, dan akat tulis. Bahan yang dibutuhkan adalah aquades, kertas saring, benih kacang tanah
(Arachis hypogeae), benih kedelai (Glycine max), benih jagung (Zea mays), dan benih padi (Oryza sativa).
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui peran air dalam perkecambahan benih dan untuk mengetahui
kebutuhan air suatu benih untuk perkecambahan. Parameter yang digunakan adalah berat benih setelah
direndam dalam air selama 15 menit, 30 menit, 45 menit, dan 60 menit untuk mengetahui laju imbibisi pada
biji. Data yang diambil adalah indeks vigoe, gaya berkecambah dan tinggi tanaman. Analisis data yang
digunakan adalah pengujian dengan metode completely random design (CRD).
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Benih atau biji merupakan hasil dari fase generatif tanaman yang dapat digunakan
sebagai bahan tanam untuk generasi berikutnya. Untuk mendapatkan tanaman dewasa yang
sempurna, benih tersebut harus melalui proses perkecambahan. Perkecambahan adalah muncul
dan berkembangnya struktur terpenting dari embrio serta menunjukkan kemampuan untuk
berkembang menjadi tanaman normal pada keadaan alam yang menguntungkan. Proses
perkecambahan benih dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik
yang berpengaruh adalah susunan kimiawi benih, kadar air benih, kegiatan enzim dalam benih
serta legiatan fisik dan biokimiawi dari kulit benih. Sedangkan faktor lingkungan yang sangat
berpengaruh adalah air, cahaya, gas, suhu, dan oksigen. Air merupakan faktor yang sangat
berperan dalam perkecambahan benih. Dua faktor penting yang mempengaruhi penyerapan air
oleh benih adalah kulit pelindung biji dan jumlah air yang tersedia pada medium disekitarnya.
Banyaknya air yang diperlukan bervariasi tergantung pada jenis benih. Tetapi umumnya tidak
melampaui dua atau tiga kali dari berat keringnya.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
IV. PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Gaya Berkecambah
Jagung kacang tanah kedelai
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
96% 88% 88% 92% 96% 92% 100% 100% 88% 88% 92% 100%
Indeks Vigor
hari Jagung kacang tanah kedelai
ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 8 7,33 7,33 7,67 8 5,67 8,33 8,33 7,33 7,33 7,33 8,33
4 6 5,5 5,5 5,75 6 5,75 6,25 6,25 5,5 5,5 5,75 6,25
5 4,8 4,4 4,4 4,4 4,8 4,6 5 5 4,4 4,4 4,4 5
6 4 3,67 3,67 3,83 4 3,83 4,17 4,17 3,67 3,67 3,83 4,17
7 3,43 3,14 3,14 3,29 3,43 3,29 3,57 3,57 3,14 3,14 3,29 3,57
Laju Imbibisi
15 30 45
kacang tanah 0.15 0.18 0.19
jagung 0.08 0.31 0.5
kedelai 0.4 0.7 1.11
B. Pembahasan
Imbibisi berfungsi sebagai laju perkecambahan pada benih. Jika benih tidak dapat
melakukan imbibisi maka laju perkecambahan benih akan terhambat. Salah satu faktor yang
dapat mempercepat laju perkecambahan benih adalah terjadinya imbibisi pada benih, karena
dengan adanya imbibisi laju metabolisme pada benih akan berjalan dengan lancar. Biji yang
kering atau biji yang mati masih dapat melakukan imbibisi namun tidak dapat memperlancar laju
metabolisme pada benih, sehingga biji hanya akan menggelembung.
Air sangat berperan dalam perkecambahan benih karena air berfungsi untuk melunakkan
kulit biji yang kemudian memudahkan air untuk masuk ke dalam biji. Masuknya air ke dalam
biji terjadi secara imbibisi. Air yang masuk kedalam biji akan mengaktifkan enzim-enzim yang
ada di dalam biji, yang sangat membantu dalam proses pembentukan energi yang ditransfer ke
bagian embrionic axis, untuk membantu proses terjadinya perkecambahan biji. Imbibisi air
menyebabkan embrio di bawah kulit benih akan memproduksi sejumlah kecil hormon
(giberelin). Penyerapan air juga membuat jaringan dalam benih akan terhidrasi membentuk
enzim (termasuk di dalamnya adalah hormon sitokinin dan auksin).
Udara (oksigen sangat diperlukan makhluk hidup untuk bernapas, begitu juga biji. Tanpa
adanya udara, maka biji tidak mampu melakukan respirasi dan menghasilkan energi untuk proses
perkecambahannya. Sehingga, untuk mendukung terjadinya perkecambahan, benih perlu ruang
udara yang cukup pada saat dikecambahkan. Cahaya juga merupakan faktor yang penting bagi
perkecambahan biji karena dengan adanya cahaya, enzim-enzim tertentu yang berguna bagi
perkecambahan biji akan aktif, sehingga semakin mendukung terjadinya perkecambahan.
Faktor dari dalam biji itu sendiri juga mempengaruhi terjadinya perkecambahan biji.
Keras atau lunaknya kulit bijisangat mempengaruhi kemampuan biji dalam menyerap air.
Sehingga pada beberapa jenis biji yang memiliki kulit biji yang sangat keras, agar bijinya dapat
menyerap air, maka perlu perlakuan tertentu (memecah dengan palu, perendaman pada larutan
asam, dll). Selain itu, apabila biji tersebut memiliki embrio yang sempurna dan telah matang,
maka apabila biji diletakkan pada kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkecambahan, maka
biji tersebut akan berkecambah. Tetapi apabila biji tersebut mengalami dormansi, atau embrionya
belum masak, maka kemungkinan biji tersebut akan sulit untuk berkecambah, walaupun kondisi
lingkungan sekitar biji tersebut sangat mendukung untuk terjadinya perkecambahan.
Pada percobaan ini dilakukan pelukaan benih. Pelukaan benih bertujuan untuk
mempercepat air untuk masuk ke dalam benih. Peristiwa inilah yang dimaksud dengan imbibisi.
Cara kerja imbibisi yaitu air yang ada pada lingkungan akan masuk kedalam benih melalui kullit
biji yaitu melalui membran permiabel. Setelah air masuk kedalam benih air tersebut akan
mengaktifkan enzim-enzim agar laju metabolisme dalam benih dapat berjalan lancar. Setelah
metabolisme dalam biji aktif maka proses perkecambahan pun akan terjadi. Begitu juga
perendaman yang dilakukan dalam percobaan ini. Perendaman dilakukan bertujuan untuk
mengetahui proses masuknya air ke dalam benih. Perendaman untuk mengetahui laju imbibisi
dari benih.
Kedelai memiliki laju imbibisi pada menit 15 adalah 0.4, menit ke-30 adalah 0.7 dan
pada menit ke-45 adalah 1,11. Laju imbibisi paling rendah terdapat pada benih kacang tanah
yaitu pada menit 15 laju imbibisinya 0.15, menit ke-30 laju imbibisinya 0.18 dan menit ke-45
laju imbibisinya 0.19. sedangkan laju imbibisi untuk jagung adalah peda menit ke-15 ialah 0.4,
pada menit ke-30 laju imbibisinya adalah 0.31 dan pada menit ke-45 laku imbibisnya adalah 0.5.
Besarnya laju imbibisi pada acara ini lebih tergantung pada faktor internal dari biji tersebut.
Kandungan air pada biji lebih berpengaruh karena adanya air pada benih dapat merangsang
penyerapan air oleh benih dari lingkungan. Laju imbibisi pada benih kacang tanah lebih rendah
dapat disebabkan oleh keadaan benih pada saat direndam sudah terlaku kering sehingga
penyerapan air menjadi lambat. Sedangkan pada benih kedelai, laju imbibisi lebih tinggi karena
kandungan air dalam biji kedelai sudah memadai dan dapat menarik air dari luar biji.
Indeks vigor tertinggi terdapat pada kacang tanah. Indeks vigor terendah terdapat pada
benih jagung. Namun pada grafik menunjukkan indeks vigor yang hampir sama pada ketiga
benih tanaman. Tinggi rendahnya indeks vigor mempengaruhi keserempakan benih untuk
berkecambah. Semakin besar indeks vigornya maka kemampuan benih untuk berkecambah
secara serempak lebih baik. Indeka vigor yang rendah akan membuat petani untuk melakukan
penyulaman. Indeks vigor yang rendah juga dapat menurunkan produksi tanaman. Pada masa
pemanenan, tanaman yang indeks vigornya rendah akan mempersulit pemanenan karena keadaan
tanaman yang tumbuh tidak seragam (tidak serempak). Indeks vigor benih sangat dengaruhi oleh
masak fisiologis dari sutu benih.
Gaya berkecambah tertinggi terdapat pada tanaman kacang tanah yaitu 97%, gaya
berkecambah paling rendah adalah tanaman jagung dengan gaya berkecambah 91%, sedangkan
untuk tanaman kedelai gaya berkecambahnya 92%. Gaya berkecambah benih menunjukkan
kemampuan benih untuk dapat berkecambah. Semakin besar daya kecambah benih maka
kemampuan untuk berkecambah juga semakin besar. Adanya gaya berkecambah dapat digunakan
dalam menghitung kebutuhan benih dalam suatu lahan. Tanaman kacang mempunyai gaya
berkecambah bagus yaitu 97%.
Tanaman yang mempunyai tinggi tanaman yang paling besar adalah kacang tanah
sedangkan tinggi tanaman yang paling rendah adalah kedelai. Tinggi tanaman sangat erat
hubungannya dengan indeks vigor dan gaya berkecambah. Pertumbuhan dan perkembangan
tanaman dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor lingkungan dan faktor genetik. Pertumbuhan
dan perkembangan tanaman kacang tanah baik karena kedua faktor tersebut mendukung.
Analisis data gaya berkecambah
Anova: Single Factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Column 1 3 2.8 0.93 0.002
Column 2 3 2.68 0.89 5E-04
Column 3 3 2.8 0.93 0.004
Column 4 3 2.92 0.97 0.002
ANOVA
F
Source of Variation SS df MS F P-value crit
Between Groups 0.01 3 0 1.5 0.286889 4.07
Within Groups 0.02 8 0
Total 0.03 11
Table anova menunjukkan nilai F hitung lebih kecil daripada nilai F table sehingga dapat
disimpulkan bahwa perlakuan yang diberikan tidak memberikan hasil yang beda nyata. Ketiga
jenis tanaman tidak memberikan beda nyata dalam gaya berkecambah.
Analisis Data Indeks Vigor
Anova: Single Factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Column 1 4 1 0.25 0.25
Column 2 4 2 0.5 1
Column 3 4 25.74 6.44 5.244
Column 4 4 21.5 5.38 0.867
Column 5 4 18.9 4.73 0.058
Column 6 4 17.47 4.37 1.212
Column 7 4 17.01 4.25 3.364
ANOVA
F
Source of Variation SS df MS F P-value crit
Between Groups 137 6 22.8 13.32 3.279E-06 2.57
Within Groups 36 21 1.71
Total 173 27
Table anova di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih kecil daripada nilai F table
sehingga dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang diberikan tidak memberikan hasil yang beda
nyata. Ketiga jenis tanaman tidak memberikan beda nyata dalam indeks vigor. Semua perlakuan
memberikan hasil yang seragam.
Analisis CRD
gaya berkecambah
1 2 3 4
jagung 73.74 61.64 61.64 66.93
kacang tanah 73.74 66.93 90 90
kedelai 61.64 61.64 66.93 90
FK 62327,58
JKT 1484,43
JKP 426,55
JKS 1057.88
KT perlakuan 213,27
KT sesatan 117,54
F hit 1,81
F tabel 5,26
F hit < F tabel
Dari analisis data yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa F hitung lebih kecil daripada F
table sehingga dapat disimpulkan bahwa perlakuan tidak memberikan hasil yang beda nyata.
Ketiga jenis tanaman tidak memberikan hasil yang beda nyata.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum acara ini adalah:
1. Air sangat berperan dalam perkecambahan benih karena air dapat mengaktifkan enzim-
enzim pertumbuhan pada benih.
2. Air sangat membantu dalam proses pembentukan energi yang ditransfer ke bagian
embrionik axis, untuk membantu proses terjadinya perkecambahan biji.
3. Laju imbibisi terbesar ada pada benih kedelai yaitu 1,11 pada perendaman selama 45
menit. Untuk kacang tanah sebesar 0,19 pada perendaman 45 menit dan jagung 0,5 pada
perendaman selama 45 menit.
Tinggi Tanaman
Jagung Kedelai Kacang Ta
I II III IV I II III IV I II
1 4.5 5 2 2.5 4 6 1.5 3 8.9 4
2 4 2 1.5 2 3 4 1 4 6 2
3 5 2.5 2 2.5 3 2.5 1 5 8.3 4.3
4 7.5 1 3 3 2.5 2 1.5 4 8.5 4.3
5 5 2.5 0.5 2.5 2.5 15 2 4 3.3 3
6 3.5 0 1 1.5 1 2.5 1 3 5 1.5
7 3.5 1 0 3 1 3.5 1.5 13 2 3.2
8 5.5 0 2.5 3.5 3 1 1 6 2 6.3
9 4 2 2.5 4.5 2 1 4 4 4 6
10 3 0.5 3 3.5 2 3 1.5 2 7.2 6
11 4 3.5 1.5 3 4 3 2 2 10.5 4.5
12 8.5 3 1 1 5 1.5 1.5 4 6 3.1
13 1 3 1 1 2 2 1.5 1 1.5 2
14 4.5 3 1 3 1 1.5 1 1.5 7.5 2.5
15 4 3.5 1.5 2 1 1 0.5 3 1.5 3.9
16 3 1.5 2 2 1.5 2 1 7.5 7 2
17 6 3.5 0.5 4 1 2.5 1.5 1.5 4 1
18 6.5 3 2 0 1 3.5 1 3 8.5 2.5
19 5 1.5 2.5 3.5 1 1 0.5 2 7.5 1.5
20 0 3 0 3.5 3.5 1.5 1 1.5 4 2
21 4.5 3 0 4.5 1.5 1 1 6.5 3 2
22 5 1.5 1 3 1 2 1 5.5 1.5 2
23 6 1.5 2 1 0 0 1.5 3.5 1.5 2.5
24 4 0 2 1 0 0 0 0.5 4 0
25 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0
rata 4.3 2.04 1.52 2.44 1.9 2.52 1.24 3.7 4.928 2.884 5