Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tanaman

Membua Media Kultur Murashige-Skoog (MS)

Nama Asistensi: Hari,Tangga: Rabu, 15 Maret 2017


1. Ardian Nur W G34130040 Kelompok: 2/ Rabu 2
2. Sri Benin G34130046
3. Inda Noviviana G34140073

Azhari
G34140053

DEPARTEMAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kultur jaringan merupakan salah satu teknik dalam perbanyakan tanaman


secara klonal untuk mendapatkan bibit yang unggul dalam jumlah banyak dan
mempunyai sifat genetiknya sama. Hasil optimum dapat diperoleh dengan
menggunakan media kultur dengan zat pengatur tumbuh yang tepat dan lingkungan
media aseptik. Media merupakan faktor utama dan berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang dihasilkan dalam
perbanyakan tanaman secara in vitro. Komponen media yang digunakan berupa
garam mineral, vitamin, hormon, glukosa, asam amino esensial dan larutan buffer
(Henuhili 2013) Media dasar kultur jaringan yang biasa digunakan adalah media
dasar B5 (kultur el kedelai, alfafa dan legume), media white (kultur akar tanaman
tomat), media vacin dan went (kultur jaringan anggrek), media nitsch (kultur sel
pollen), media SH (kultur jaringan tanaman monokotil) dan media dasar MS (semua
jenis kultur).

Media MS merupakan perbaikan komposisi dari media Skoog., terutama


kebutuhan garam anorganik yang mendukung pertumbuhan optimum tanaman
tembakau. Formulasi media yang sering digunakan untuk mengulturkan berbagai
jenis tanaman adalah media Murashige dan Skoog (MS) dengan hara makro dan
mikronya dikurangi menjadi setengahnya ( MS) (Ramadiana et al. 2008). Media
MS mengandung unur hara makro dan mikro yang lengkap untuk menunjang
pertumbuhan tunas selama pengulturan. Media padat berkomposisi modifikasi MS
dengan atau tanpa zat pengatur pertumbuhan digunakan sebagai media pembesaran
tunas anggrek secara in vitro (Aktrar et al. 2008).

Tujuan

Praktikum ini bertujuan menyiapkan larutan baku dan membuat kultu media
dasar Murashige dan Skoog
Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah autoklaf, LAFC (media cawan, bunsen, alat
diseksi), pipet, gelas piala, timbangan, kaca pengaduk, plastik, kompor gas, labu takar
dan ruang sub kultur. Bahan yang digunakan adalah larutan stok zatpengatur tumbuh
BAP 2,4-D, larutan sukrosa, HCl, agar-agar dan air steril.

METODE

Pembuatan media Murashige dan Skoog

Larutan stok zat Larutan dipipet dan Ditambahkan


pengatur tumbuh dimasukan ke gelas sukrosa sebanyak
BAP 2,4-D piala (sesuai table) 30g (sampai larut)

Diaduk dan Ditambahkan agar Ditera hingga larutan


dimasak hingga sebanyak 70g (1 1L dan diukur PH
mendidih bungkus) larutan 5.9

Dibagi ke dalam Botol kultur ditutup Botol kultur


100 botol kultur menggunakan plastik dimasukan ke dalam
keranjang
menggunakan plastik

Selanjutnya
disimpan dalam
autoklaf (1 atm, 121
0
C

Catatan: bila PH > 5.9 maka ditetesi larutan HCl


Pembuatan Larutan Stok

Bahan ditmbang Ditambah air steril


menggunakan sebanyak 50ml Diaduk hingga rata
neraca

Ditera dalam labu


takar hingga 100 ml

Contoh perhitungan: misal pembuatan NH4NO3 dari larutan stok 1650 mg/L.
diketahui larutan stok 100 ml, media 1L 16500g.

V1 x M1 = V2 x M2 100 ml x 1650g = V2 x 16500g V2= 165000g/ml


16500g
V2= 10 ml

HASIL PENGAMATAN

Berikut foto hasil pembuatan media dasar

A- B- C- D-

Keterangan:
(A -) : ulangan 1, tidak kontaminasi
(B -) : ulangan 2, tidak kontaminasi
(C -) : ulangan 3, tidak kontaminasi
(D -) : ulangan 4, tidak kontaminasi
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai