Metode Penyuluhan Individu
Metode Penyuluhan Individu
Metode individu mungkin metode penyuluhan yang paling universal digunakan di negara
maju dan berkembang. Mereka melibatkan kontak face-to-face antara petugas penyuluh dan
petani di rumahnya atau di ladangnya. Suasana pertemuan biasanya informal dan santai dan
petani dapat mengambil manfaat dari perhatian individu agen (Oakley dan Garforth,
1985). Metode individu dapat berupa kunjungan pertanian dan rumah atau panggilan
telepon. Ketiganya dikatakan sebagai metode yang paling efektif, karena agen perubahan
memiliki pengetahuan pertama tentnag masalah pertanian yang sebenarnya.
Ini adalah kontak langsung oleh agen perubahan dengan petani atau anggota keluarganya di
rumahnya atau di ladangnya untuk tujuan tertentu. Hubungan tersebut dapat digunakan
untuk membiasakan agen penyuluhan dengan petani dan keluarganya, memungkinkannya
untuk memberikan saran tertentu atau informasi kepada petani, membangun pengetahuan
agen tentang daerah dan jenis persoalan yang dihadapi petani, mengizinkannya untuk
menjelaskan bagaimana praktek yang disarankan atau menindaklanjuti serta mengamati
hasil sampai saat ini atau membangkitkan minat umum antara petani dan merangsang
kegiatan keterlibatan mereka dalam aktivitas hi penyuluhan mereka.
Poin-poin berikut ini harus dipertimbangkan ketika menggunakan metode ini (Leagans,
1961):
2. Ketepatan waktu dan pertimbangan untuk waktu petani harus selalu diingat
4. Peternakan dan rumah yang terpencil dan jarang untuk menghemat waktu
Ada kalanya seorang agen perubahan melakukan kunjungan spontan jika ia kebetulan lewat
dan akan lebih mudah untuk menjatuhkan masuk. Kunjungan informal tersebut mungkin
tidak memiliki tujuan khusus, namun berguna dalam menjaga hubungan dengan petani
(Oakley dan Garforth, 1985) .
a. Pertemuan Kelompok
Pertemuan membutuhkan perencanaan dan persiapan. Agen perubahan harus melakukan hal
berikut;
1. Mengiklankan pertemuan terlebih dahulu.
c. Demonstrasi Hasil
d. Wisata Lapangan
e. Kegiatan Lapangan
dikemukakan oleh Model Pesson, yaitu: (a) pengumpulan data, (b) analisis keadaan,
(c) identifikasi masalah, (d) perumusan tujuan, (e) penyusunan rencana kegiatan,
(f) pelaksanaan rencana kegiatan, (g) menentukan kemajuan kegiatan, dan (h)
rekonsiderasi. Model tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Pada model ini terlihat
bahwa evaluasi dilakukan pada setiap tahap, sehingga memungklnkan dilakukan
penyempurnaan pada setiap tahap.
Tahap ini merupakan tahap penganalisisan data yang diperoleh dari lapangan,
termasuk di dalamnya menganalisis sumber daya yang potensial untuk
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari rencana kerja yang telah disusun.
Masalah utama yang harus diperhatikan dalam tahap ini adalah partisipasi
masyarakat sasaran. Oleh karenanya perlu dipilih waktu yang tepat, lokasi yang
(8) Rekonsiderasi
yang menjadi kendala atau sebaliknya keberhasilan yang dicapai, dalam rangka
menyusun program berikutnya.