3) Perhitungan Tegangan Dan Kekuatan PDF
3) Perhitungan Tegangan Dan Kekuatan PDF
www.mairodi-training.com
1
Perancangan konstruksi dapat dilakukan dengan 2
(dua) cara, yaitu:
1. Pemilihan bahan
- Dimensi dan bahan komponen ditentukan
terlebih dahulu
- Gaya yang bekerja dianalisis dan dihitung
- Dilakukan pemeriksaan dengan
perhitungan trial and error
- Syarat memenuhi pemakaian konstruksi:
Tegangan yang terjadi Kekuatan ijin bahan
2
2. Perhitungan kekuatan
3
TEGANGAN (STRESS)
Secara umum, gaya yang bekerja pada batang
dibedakan menjadi:
Gaya normal
yaitu gaya yang
bekerja dengan arah
tegak lurus dengan
Gaya tangensial penampang batang
yaitu gaya yang bekerja dengan arah
sejajar dengan penampang batang
4
Gaya yang bekerja merata pada seluruh
luas penampang, disebut TEGANGAN
(STRESS).
2 Gaya; F (N)
Tegangan; (N/mm ) =
Luas penampang; A (mm 2 )
5
Gaya Normal
1. Tegangan Tarik
Tegangan yang
F F terjadi pada batang
adalah tegangan
tarik; t (N/mm2)
F F = gaya; Newton (N)
t = A = Luas penampang; mm2
A
Luas penampang lingkaran; A = r2 ; r = jari-jari (mm)
Luas penampang segi empat; A = p l
6
2. Tegangan Tekan
Tegangan yang
F F terjadi pada batang
adalah tegangan
tekan; c (N/mm2)
Mb Mb = momen bengkok; N mm
b = Wb = momen tahanan bengkok; mm3
Wb
3 1
d Wb = d h Wb = b h2
32 6
b
8
Gaya Tangensial
1. Tegangan Geser
Tegangan yang
terjadi pada batang
adalah tegangan
geser; s (N/mm2)
F
F F = gaya; Newton (N)
s =
A A = Luas penampang; mm2
Mp Mp = momen puntir; N mm
p =
Wp Wp = momen tahanan puntir; mm3
3 h 1 1
d Wp = d Wp = b h2 + h b 2
16 6 6
b
10
Tegangan Kombinasi
1. Antara Gaya Tarik dan Gaya Tarik
eq = t,1 + t,2
2. Antara Gaya Tarik dan Gaya Bengkok
eq = t + b
3. Antara Gaya Tarik/Gaya Bengkok dan
Gaya Tekan
eq = t c atau eq = b c
11
4. Antara Gaya Normal dan Gaya
Tangensial
i. Tegangan normal kombinasi; eq
2
2
eq = +
2 2
ii. Tegangan geser kombinasi; eq
2
eq = + 2
2
Catatan:
diganti dengan t, atau b, atau c
diganti dengan s atau p
12
5. Antara Gaya Geser dan Gaya Geser
2 2
eq = s,1 + s,2 s,1 s,2 cos
2 2
eq = s + p s p cos
13
Dalam perancangan bahwa:
Tegangan (yang terjadi) Kekuatan ijin
14
Dalam perancangan bahwa:
Tegangan yang terjadi kekuatan ijin
t, bahan
t t
v
c, bahan t, bahan = c, bahan = b, bahan
c c
v
s, bahan = p, bahan
b, bahan
b b
v Secara teoritik:
s, bahan s, bahan = 0,5 t, bahan
s s
v
p, bahan v dan t, elektroda diperoleh dari
p p
v tabel referensi
15
bahan
=
v
bahan 0,5 x bahan
= =
v v
= kekuatan utama ijin; N/mm2
= kekuatan geser ijin; N/mm2
bahan = kekuatan normal bahan; N/mm2
bahan = kekuatan geser bahan; N/mm2
v = faktor keamanan, tergantung kondisi beban
16
Setiap bahan (material) mempunyai
kekuatan bahan yang tergantung dari jenis
bahan (diperoleh dari tabel referensi).
17
Beberapa Jenis Standar
AISI : American Iron and Steel Institute
SAE : Society Automotive Engineers
ISO : International Organization for
Standardization
JIS : Japan International Standard
ASME : American Society of Mechanical
Engineer
ASTM : American Society for Testing Materials
API : American Petroleum Institute
DIN : Deutsches Institut fur Normung
SNI : Standar Nasional Indonesia
18
Tabel Kekuatan Tarik Bahan
DIN, Deutsches Institut fur Nurmong
19
Tabel Kekuatan Tarik Bahan
JIS, Japanese International Standards
Material Kekuatan Tarik (N/mm2)
Baja karbon JIS G 4051
- S30C 480 s.d 550
- S35C 520 s.d 580
- S45C 550 s.d 620
Baja karbon JIS G 3108
- SGD A 350 s.d 650
- SGD B 460 s.d 770
Baja khrom
- SCr3 90
- SCr4 95
- Scr5 100
20
Tabel Kekuatan Tarik Bahan
SAE, Society Automotive Engineers
ASTM, American Society for Testing Materials
Kondisi pembebanan
Material
Statis Berulang Berganti Kejut
Metal rapuh 4 6 10 15
Metal yang lunak 5 6 9 15
Baja kenyal 3 5 8 13
Baja cor 3 5 8 15
Timah 6 8 12 18
22
Tabel Faktor Keamanan
Kondisi pembebanan
Material Steady load Live load Shock load
Cast iron 5 to 6 8 to 12 16 to 20
Wrought iron 4 7 10 to 15
Steel 4 8 12 to 16
Soft material and alloy 6 9 15
Leather 9 12 15
Timber 7 10 to 15 20
23
Contoh 1:
The outside or inside of the tank shell disambung secara
butt joint dengan tebal 5 mm (tebal las efektif), menerima
gaya sebesar 50 kN. Pengelasan SMAW dengan elektroda
JIS D5300. Rencanakan panjang las.
Penyelesaian:
Tegangan yang terjadi
adalah tegangan tarik
24
Kekuatan tarik ijin bahan elektroda ( t )
t, elektroda
t =
v
Panjang las minimum
t t
F t, elektroda
Lt v
Fv 50.000 x 1,2
L 22,6 mm
t t, elektroda 5 x 530
25
Tabel Kekuatan Tarik Bahan Elektroda
JIS; Japan Industrial Standards
26
Tabel Kekuatan Tarik Bahan Elektroda
AWS; American Welding Standards dan
ASTM; American Society for Testing Materials
27
Tabel Faktor Keamanan Sambungan Las
28
Contoh 2:
Sambungan plat menggunakan paku keling dengan
diameter 20 mm, menerima beban sebesar 50.000 N.
Bahan paku keling DIN 413 (kekuatan tarik 600 N/mm2).
Apakah kondisi sambungan memenuhi syarat pemakaian,
jika faktor keamanan 4.
paku keling
F
F = 50 kN
29
Penyelesaian:
Tegangan yang terjadi adalah tegangan geser
F F F = gaya; N
s = =
A 2 d = diameter paku keling; mm
n d n = jumlah paku keling
4
F F 50.000
s = = = = 159,1 N/mm2
A 2 2
n d 1 x x 20
4 4
paku keling
F
F = 50 kN
30
Kekuatan geser ijin bahan paku keling
bahan
s =
v
0,5 x bahan 0,5 x 600
s = = = 150 N/mm 2
v 4
Syarat perancangan:
31
Daya (power); P adalah
F = m x a ; Newton
m = massa; kg
a = percepatan; m/detik2
dn
v= ; m/menit
1000
d = diameter; mm
32
Atau Daya (power); P adalah
P = Mp x ; watt Mp = momen torsi; N m
= kecepatan sudut; radian/detik
Mp = p x Wp ; N m
p = tegangan puntir; N/mm2
Wp = momen tahanan puntir; mm3
3 1 1
d Wp = d h Wp = b h + h b2
2
16 6 6
b
d = diameter; mm b = tebal/lebar; mm
H = tinggi/panjang; mm
2n
= ; rad/detik n = putaran; rpm
60
33
Contoh 3:
Poros transmisi pada motor penggerak
berdiameter d (mm), memindahkan putaran n
(rpm) dan daya P (W atau HP). Yang digerakkan
adalah sabuk dan puli. Hitung tegangan yang
terjadi dan syarat perancangan.
F
A C B
d
n
L1 L2
34
Poros menerima beban akibat gaya bengkok
dan gaya puntir, maka tegangan yang terjadi
adalah Tegangan kombinasi.
L1 L2
F x L2
RA RB Mb = ; N mm
(L1 + L 2 )
Mb
b = Wb =
3
d ; mm 3
Wb 32
F x L2
M (L + L 2 ) = 32 x F x L 2 ; N/mm 2
b = b = 1
Wb 3
d (L 1 + L 2 ) d3
32 37
Tegangan kombinasinya adalah
i. Tegangan normal kombinasi; eq
2
b b 2
eq = + p
2 2
38
Kekuatan ijin bahan poros
bahan poros
= ; N/mm2
v
bahan poros 0,5 x bahan poros
= = ; N/mm 2
v v
Syarat perancangan bahwa,
Beban kombinasi yang terjadi Kekuatan ijin
eq atau eq
39
Contoh 4:
Sambungan plat logam seperti pada gambar, menerima
gaya sebesar 20 kN. Pengelasan SMAW dengan elektroda
AWS E6010. Direncanakan tebal las 4 mm. Hitung
tegangan yang terjadi.
R
4 50 100
F = 20 kN
Las 1
Las 2 c
70
Las 3
40
Penyelesaian:
41
Sambungan las menerima gaya puntir, tegangan yang
terjadi adalah tegangan puntir; p
a). Titik pusat berat las (x , y) x1 = 0,5 L1 = 25 mm
Tebal las dianggap sebuah garis. x2 = 0 mm
x3 = 0,5 L3 = 25 mm
y L1 L1 x1 + L 2 x 2 + L 3 x 3
x' =
L1 + L 2 + L 3
t x' =
(50 x 25) + (70 x 0 ) + (50 x 25) = 14,7 mm
50 + 70 + 50
x1
L1 y1 + L 2 y 2 + L 3 y 3
y' =
c L1 + L 2 + L 3
L2
y1
x y' =
(50 x 70 ) + (70 x 35) + (50 x 0 ) = 35 mm
50 + 70 + 50
y2
y
x2
o y1 = L2 = 70 mm
x y2 = 0,5 L2 = 35 mm
t L3 y3 = 0 mm
42
b). Momen L1
inersia pada
titik pusat t
berat las; Ip
r1
Ip = I X - X + I Y - Y X c X
L2
x
r2
o
r1 = 0,5 L2 = 35 mm
r2 = 0 mm t L3
r3 = 0,5 L3 = 35 mm
1 2 1 3 2 1 2
I X - X = L1 a3 + L1 a r1 + a L 2 + a L 2 r2 + L 3 a3 + L 3 a r3
12 12 12
1 1
I X-X = 2 x x 50 x 2,8 3 + 50 x 2,8 x 352 + x 2,8 x 70 3 + 2,8 x 70 x 0
12 12
I X - X = 427.516,8 mm 4
43
Y
L1
r5 r4
L2
x
y
r6
r1
X c X r= (50 14,7 )2 + 352
L2
x r = 49,7 mm
y
r2
r6
o
x
t L3
Y
45
Jadi, tegangan puntir; p adalah
FRr
p =
Ip
20.000 x (100 + 50 - 14,7 ) x 49,7
p =
559.364,7
p = 240,4 N/mm2
46
Sudut yang terbentuk antara arah tegangan geser
dan tegangan puntir;
L1
F
r cos =
(L1 x' )
r
c
cos =
(50 14,7 )
x 49,7
cos = 0,71
= 44,7 o
47
Tegangan yang terjadi adalah tegangan kombinasi
L1
r
s
c
x p
eq
2 2
eq = s + p s p cos
Fv = gaya potong; N
Ff = gaya pemakanan; N
51
Secara empirik gaya potong (Fv) dan gaya
pemakanan (Ff ) pada proses bubut, sbb.:
52
Secara empirik gaya pemakanan (Ff ) pada
proses bubut, sbb.:
53
Harga gaya potong ekstrapolatif, ks1.1 untuk
proses bubut dengan jenis pahat karbida
54
Harga gaya potong ekstrapolatif, ks1.1 untuk
proses bubut dengan jenis pahat karbida
55
2. Gaya
Pemotongan
pada Proses
Gurdi
Fv = gaya potong; N
F = gaya gesek; N
Fe = gaya ekstrusi di ujung
pahat; N
Ft = gaya tangensial; N
Ft = Fv + F
56
Secara empirik gaya tekan (Fz) dan momen
puntir (Mt) pada proses gurdi, sbb.:
57
Konstanta C1 dan C2 dan pangkat x, y, m, n
untuk momen puntir (Mt) dan gaya tekan (Fz)
58
Secara empirik gaya tangensial (Ft) pada proses
gurdi, sbb.:
59
3. Gaya Pemotongan pada
Proses Freis F = gaya dalam arah
z
sumbu z atau gaya
Pahat freis
muka; d
pemakanan (Ff ); N
Fy = gaya dalam arah
sumbu y; N
62
63
64