Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL DAN STRATEGI BISNIS

STRATEGI HARGA UNTUK PERUSAHAAN DENGAN KEKUATAN


PASAR

Disusun Oleh :

Faradillah Sulaiman (041624253038)

Isnawatie Mahwadha Wijayanthi (041624253044)

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2017

Page | 1
PENGANTAR

Perusahaan dalam persaingan sempurna tidak memiliki pengendalian atas kelebihan


harga yang mereka bebankan terhadap produk mereka, dimana harga ditemtukan oleh
kekuatan pasar. Sehingga penentuan harga dalam persaingan sempurna adalah dengan
membebankan harga yang sama dengan perusahaan lainnya yang berada dalam pasar untuk
produk yang mereka hasilkan. Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi dasar terkait
penetapan harga yang digunakan oleh perusahaan monopoli, persaingan monopolistik dan
oligopoli dalam menentukan harga yang memaksimalkan laba. Strategi penetapan harga
secara lebih mendalam yang memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan laba yang lebih
besar. Strategi penetapan harga akan berfungsi dalam beberapa situasi, tetapi tidak sesuai
untuk beberapa situasi lainnya.

STRATEGI DASAR TERKAIT PENETAPAN HARGA

Strategi dasar terkait penetapan harga yang secara umum digunakan oleh perusahaan
dengan kekuatan pasar. Menetapkan harga tunggal untuk seluruh pelanggan, misalnya saat
penerimaan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC).

1. Suatu Tinjauan Terkait Aturan Dasar Untuk Memaksimalkan Laba


Perusahaan dengan kekuatan pasar menghadapi kurva permintaan yang miring
ke bawah untuk produk mereka. Hal tersebut berarti, dengan menetapkan harga
tertinggi, perusahaan mengurangi sejumah barang yang dapat dijual. Jadi terdapat
trade-off antara menjual banyak barang dengan harga yang rendah dan menjual sedikit
barang dengan harga yang tinggi.
Perusahaan dengan kekuatan pasar berusaha menyeimbangkan 2 kekuatan,
yaitu :
a) Keluaran (output) yaitu titik dimana penerimaan marginal (MR) sama
dengan biaya marginal (MC).
b) Harga yang memaksimalkan laba yaitu harga maksimum per unit yang
akan dibayarkan oleh konsumen untuk level output tertentu.

Keputusan penetapan harga yang memaksimalkan laba untuk perusahaan dengan


kekuatan pasar dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Misalkan permintaan (invers) untuk perusahaan adalah :


P = 10 - 2Q

b) Fungsi Biaya :
C(Q) = 2Q

c) Dari fungsi diatas dapat diketahui bahwa penerimaan marginal (MR) dan
biaya marginal (MC), sebesar :
MR = 10 - 2Q
= 10 2 (2Q)
= 10 4Q

MC = 2

Page | 2
d) Sehingga tingkat output dan harga yang memaksimalkan laba perusahaan,
sebesar :
MR = MC
10 4Q = 2
Q =2

P = 10 2Q
= 10 2(2)
=$6

2. Aturan Penetapan Harga Secara Sederhana Untuk Monopoli Dan Persaingan


Monopolistik
Seorang manajer umumnya memiliki perkiraan mengenai fungsi permintaan
dan fungsi biaya untuk produk perusahaan, perhitungan terkait harga yang
memaksimalkan laba dapat dilakukan secara langsung. Dalam beberapa kasus,
manajer kekurangan akses untuk memperkirakan bentuk fungsi permintaan dan
fungsi biaya. Hal ini umumnya dialami oleh manajer pada perusahaan berskala kecil,
dimana mereka tidak memiliki departemen penelitian atau tidak memiliki dana untuk
mempekerjakan ahli ekonomi dalam mengestimasi fungsi permintaan dan fungsi
biaya.
Dengan kurangnya informasi mengenai permintaan dan biaya, seorang
manajer dapat melakukan pekerjaan dengan cukup baik dalam menentukan beberapa
harga yang ditetapkan untuk suatu produk. Kebanyakan peritel memiliki estimasi
mentah terkait biaya marginal untuk suatu produk yang dijual. Informasi ini dianggap
mentah karena biaya bagi perusahaan untuk membeli suatu barang akan sedikit lebih
kecil dari biaya marginal sebenarnya terkait penjualan barang tetsebut, ketika tidak
menyertakan biaya tenaga penjualan dan sebagainya.
Pada bab sebelumnya, telah dijelaskan mengenai elastisitas harga permintaan
suatu perusahaan. Pada tabel 7-3 dapat dilihat bahwa perusahaan memperkirakan
sendiri elastisitas harga permintaannya untuk produk perusahaan pakai sebesar -4,1.
Tanpa adanya informasi yang lebih baik, manager toko pakaian dapat menggunakan
perkiraan ini untuk memperkirakan elastisitas permintaan untuk jins yang terjual di
tokonya.

Page | 3
Sehingga meskipun perusahaan berskala kecil, perusahaan tersebut dapat
memperoleh beberapa informasi tentang permintaan dan biaya dari informasi yang
tersedia secara publik. Hal yang terpenting adalah menunjukkan bagaimana informasi
tersebut dapat digunakan untuk membuat keputusan penetapan harga. Kuncinya
adalah dengan mengingat hubungan antara elastisitas permintaan untuk produk
perusahaan dan penerimaan marginal. Penerimaan marginal untuk perusahaan dengan
kekuatan pasar dapat dirumuskan sebagai berikut :

1+ E f
MR=P ( )
Ef

Keterangan:
MR : Penerimaan marginal
P : Harga
Ef : Elastisitas harga permintaan

Karena tingkat output yang memaksimalkan laba terjadi ketika penerimaan marginal
(MR) sama dengan biaya marginal (MC), maka :

1+ Ef
P ( )
Ef
=MC

Keterangan:
MC : Biaya marginal
P : Harga
Ef : Elastisitas harga permintaan

Sehingga harga yang memaksimalkan laba perusahaan dengan kekuatan pasar dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Page | 4
Ef
P= ( )
1+ E f
X MC , dimana

Ef
( )
1+ E f
=K , Sehingga

P=K X MC

Keterangan:
MC : Biaya marginal
P : Harga
Ef : Elastisitas harga permintaan
K : Faktor markup yang memaksimalkan laba untuk monopoli dan persaingan
monopolistik

Contoh, dalam toko baju perkiraan terbaik manajer terkait elastisitas


permintaan sebesar -4,1. Maka harga yang memaksimalkan laba, yaitu :
Ef
P= ( )
1+ E f
X MC

P= ( 14,1
4,1
) X MC
P=1,32 MC

Dua hal penting mengenai aturan penetapan harga, yaitu :


a) Semakin elastis permintaan untuk produk perusahaan, semakin rendah markup
yang memaksimalkan laba.
Hal ini dikarenakan permintaan bersifat lebih elastis saat tersedia
beberapa barang pengganti untuk sebuah produk, manajer yang menjual
produk tersebut harus menetakan markup yang relatif rendah. Saat elastisitas
permintaan adalah elastisitas sempurna (E f = -), maka harga harus ditetapkan
sama dengan biaya marginal. Hal ini dikarenakan perusahaan yang berada di
persaingan sempurna menghadapi kurva permintaan berbentuk elastis
sempurna dengan penetapan harga sama dengan biaya marginal.
b) Semakin tinggi biaya marginal, maka semakin tinggi harga yang
memaksimalkan laba.
Perusahaan dengan biaya marginal yang lebih tinggi akan menetapkan
harga yang lebih tinggi akan menetapkan harga yang lebih tinggi
dibandingkan perusahaan dengan biaya marginal yang lebih rendah dengan
asumsi hal-hal lain dianggap sama.

Dalam menetapkan markup yang perlu diingat adalah elastisitas permintaan dpat
berubah ketika harga barang atau jasa juga berubah. Saat fungsi permintaan linier,
permintaan lebih elastiss pada harga yang lebih tinggi dibandingkan pada harga yang

Page | 5
lebih rendah. Kenaikan harga dalam skala kecil akan menyebabkan sedikit kenaikan
pada elastisitas permintaan sehingga menyebabkan kenaikan optimal sedikit lebih
kecil dibandingkan perhitungan berdasarkan perkiraan awal terkait elastisitas
permintaan. Jika kita memiliki perkiraan fungsi permintaan penentuan harga yang
memaksimalkan laba akan lebih akurat. Cara yang dapat dilakukan yaitu :

a) Menghitung secara langsung penerimaan marginal yang berasal dari fungsi


permintaan
b) Menyamakan dengan biaya marginal
c) Menetukan harga yang memaksimalkan laba

Dalam praktiknya, kebanyakan keputusan penetapan harga harus dibuat tanpa


perkiraan fungsi permintaan. Jika informasi yang tersedia untuk elastisitas permintaan
merupakan perkiraan angka, maka rumus markup yang memaksimalkan laba dapat
digunakan untuk memperkirakan harga dan markup yang optimal. Sebagai contoh :
Diketahui :
5
Biaya marginal minuman bersoda (MC) : $1,25 atau 4 per liter

Elastisitas permintaan minuman bersoda (Ef) : -4


Faktor markup yang memaksimalkan laba (K) :
Ef
( )
K = 1+ E f

= ( 14
4
)
4
= 3

Harga yang memaksimalkan laba :


P = K MC
4 5

= 3 4
5
= $ 1,67 per liter
3

3. Aturan Penetapan Harga Secara Sederhana Untuk Oligopoli Cournot


Dalam oligopoli cournot terdapat beberapa perusahaan dalam pasar yang
melayani kebanyakan konsumen. Perusahaan menghasilkan produk yang berbeda
maupun produk yang homogen dan setiap perusahaan percaya pesaing akan menjaga
outputnya tetap konstan jika perusahaan mengubah output yang dihasilkan. Untuk
memaksimalkan laba, seorang manajer perusahaan di oligopoli cournot berproduksi
saat penerimaan marginal sama dengan biaya marginal. Perhitungan mengenai harga
dan jumlah yang memaksimalkan laba didasarkan pada informasi kurva permintaan
dan kurva biaya.

Page | 6
Syarat utama prosedur ini yaitu tersedianya informasi yang sempurna
mengenai permintaan dan biaya dari seluruh perusahaan yang ada dalam industri dan
dihadapkan pada fakta bahwa penerimaan marginal pelaku oligopoli cournot
tergantung pada output yang dihasilkan oleh seluruh perusahaan yang berada dipasar.
Sehingga harus didasarkan pada perpotongan dari fungsi reaksi.
Jika ssuatu industri terdiri dari N pelaku oligopoli cournot dan masing-masing
memiliki struktur biaya yang identik serta menghasilkan produk yang sama, maka
harga yang memaksimalkan laba dalam keseimbangan cournot dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Ef = NEm
NE m
P= (1+ NE m )
X MC

Keterangan:
MC : Biaya marginal
P : Harga
Ef : Elastisitas harga permintaan
N : Jumlah perusahaan yang ada dalam industri
Em : Elastisitas permintaan pasar

Tiga aspek terkait aturan penetapan harga untuk oligopoli cournot, yaitu :
a) Semakin elastis permintaan pasar, semakin dekat harga yang memaksimalkan
laba dengan biaya marginal.
Nilai absolut dari elastisitas permintaan pasar adalah tak terbatas, harga
yang memaksimalkan laba adalah sebesar biaya marginal, terlepas dari berapa
banyak perusahaan yang ada dalam industri
b) Semakin meningkat jumlah perusahaan, harga yang memaksimalkan laba
semakin mendekati marginal.
Perusahaan dengan jumlah yang tak terhingga (N = ), harga yang
memaksimalkan laba adalah sama persis dengan biaya marginal. Hal tersebut
konsisten dengan analisis kita dalam persaingan sempurna dimana saat
kebanyaan perusahaan menghasilkan produk homogen, harga sama dengan
biaaya marginal. Sebagai catatan, persaingan sempurna dapat dilihat sebagai
kasus dengan pembatasan dalam oligopoli cournot, saat jumlah perusahaan
mendekati tak terhingga
c) Semakin tinggi biaya marginal, semakin tinggi harga memaksimalkan laba
dalam oligopli cournot.

Sebagai contoh, misalkan diketahui terdapat 3 perusahaan bersaing dengan produk


homogen pada industri berbentuk oligopoli cournot dan masing-masing biaya
marginal untuk memproduksi barang tersebut sebesar $50 serta memiliki elastisitas
permintaan pasar sebesar -2. Maka harga keseimbangan yang memaksimalkan laba
yaitu :

NE m
P= ( )
1+ NE m
X MC

Page | 7
( 3 )(2 )
P=
( )
1+ ( 3 x (2 ) )
X $ 50

P=$ 60

STRATEGI UNTUK MENGHASILKAN LABA YANG LEBIH BESAR

Beberapa strategi penetapan harga dapat digunakan untuk menghasilkan laba melebihi
yang diperoleh dengan menetapkan harga tunggal dimana penerimaan marginal sama dengan
biaya marginal.

1. Mengambil Surplus dari Konsumen


Ada 4 stretegi yang dapat digunakan oleh perusahaan dengan beragam struktur
biaya dan derajat saling ketergantungan terhadap pasar. Keempat strategi tersebut
yaitu :
a) Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga yaitu penetapan harga yang berbeda kepada
konsumen yang berbeda untuk barang atau jasa yang sama. Tiga tipe dasar
diskriminasi harga yaitu :
1. Diskriminasi harga tingkat pertama (diskriminasi harga sempurna)
Diskriminasi harga tingkat pertama merupakan bentuk ideal
bentuk ideal yang dapat digunakan oleh perusahaan. Diskriminasi
harga tingkat pertama adalah menetapkan kepada setiap konsumen
harga maksimal yang bersedia konsumen bayarkan untu setiap
barang yang dibelinya. Perusahaan mengambil seluruh surplus dari
konsumen sehingga mendapatkan laba tertinggi yang
memungkinkan. Namun diskriminasi harga ini sulit untuk
diimplementasikan, hal ini dikarenakan perusahaan dituntut untuk
mengetahui dengan tepat harga maksimal yang setiap konsumen
mampu dan bersedia bayarkan untuk sejumlah tertentu produk dari
perusahaan.
Diskriminasi harga tingkat pertama biasanya digunakan pada
bisnis yang berhubungan dengan jasa, termasuk dealer mobil,
bengkel, dokter atau pengacara. Pada dealer mobil, biasanya
manajer menempelkan sticker harga pada mobil yang besarnya
jauh diatas biaya marginal dealer sebenarnya., kemudian
menawarkan disskon kepada pelanggan berdasarkan kasus demi
kasus. Tenaga penjual kemungkinan menetapkan harga yang
berbeda untuk konsumen, bergantung pada kemampuan dan
kesediaan konsumen untuk membayar. Praktik ini memungkinkan
tenaga penjualan untuk menjual lebih banyak mobil dan
mendapatkan laba yang lebih tinggi daripada yang akan mereka

Page | 8
dapatkan jika menetapkan harga yang sama untuk semua
konsumen.

Pada gambar diatas terlihat bagaimana diskriminasi harga


tingkat pertama bekerja. Konsumen memulai dengan 0 unit barang
dan perusahaan dapat menjual unit tambahan pertama seharga $10.
Harga maksimum yang oerusahaan dapat tetapkan untuk setiap
penurunan unit tambahan hingga akhirnya menjadi $4 dengan
output sebanyak 5 unit. Bagian yang diarsir antara kurva
permintaan dan biaya marginal merupakan laba yang diperoleh
setiap unit tambahan yang dijual. Hasil yang menguntungkan
tersebut (dipandang dari sudut perusahaan) dapat terjadi hanya jika
manajer memiliki informasi yang sempurna tentang harga yang
setiap konsumen bersedia dan mampu bayarkan untuk setiap unit
tambahan output.

2. Diskriminasi harga tingkat kedua


Ketika perusahaan tidak mengetahui harga maksimum yang
konsumen bersedia dan mampu bayarkan untuk setiap unit barang,
atau saat tidak memungkinkan untuk menetapkan perencanaan
yang kontinu terkait harga untuk setiap tambahan yang dibeli,
perusahaan dapat menggunakan diskriminasi harga tingkat kedua.
Diskriminasi harga tingkat kedua adalah praktik penetapan
perencanaan secara terpisah terkait penurunan harga untuk
jangkauan yang berbeda dari kuantitas. Praktik ini umumnya
terjadi pada industri layanan listrik. Dimana perusahaan biasanya
mengenakan tarif lebih tinggi pada 100 Kwh pertama untuk listrik
yang digunakan daripada unit berikutnya.
Keuntungan utama dari startegi ini adalah perusahaan dapat
mengambil beberapa surplus konsumen dari konsumen tanpa perlu
mengetahui terlebih dahulu identitas konsumen yang akan memilih
untuk membeli dalam jumlah kecil. Dengan demikian, perusahaan
menetapkan harga yang berbeda untuk konsumen yang berbeda,

Page | 9
tetapi tidak perlu mengetahui karakteristik khusus dari seorang
konsumen.
Dari figur 11-1 (b) dapat dilihat jika Acme Beverage Company
menetapkan harga kepada konsumen sebesar $7,60 per kasus untuk
2 kasus pertama yang dibeli dan $5,20 untuk setiap kasus
tambahan. Daerah yang diarsir merupakan kontribusi Acme
Beverage Company terhadap laba melalui strategi tersebut.
Diskriminasi harga tingkat kedua menghasilkan laba yang lebih
rendah bagi perusahaan dibandingkan diskriminasi harga tingkat
pertama. Meski demikian, laba yang dihasilkan masih lebih tinggi
dibandingkan jika perusahaan menerapkan stategi penetapan harga
yang sama untuk seluruh unit yang terjual. Akibatnya konsumen
yang membeli jumlah kecil membayar dengan harga yang lebih
tinggi daripada mereka yang membeli dalam jumlah besar.

3. Diskriminasi harga tingkat ketiga


Diskriminasi harga tingkat ketiga biasanya ditetapkan
perusahaan yang menyadari bahwa permintaan untuk produknya
berada secara sistematis di seluruh konsumen dan kelompok
demografis yang berbeda. Perusahaan dapat memperoleh laba
dengan menetapkan berbagai kelompok harga yang berbeda kepada
konsumen dengan harga yang berbeda untuk produk yang sama.
Contoh, toko menawarkan diskon bagi mahasiswa, hotel
memberikan diskon bagi warga senior hanya dengan
memperlihatkan identitas mereka. Sehingga mahasiswa dan warga
senior membayar dalam jumlah yang lebih sedikit untuk beberapa
barang daripada konsumen yang lain. Alasan perusahaan
menerapkan strategi ini yaitu untuk meningkatkan laba perusahaan.
Misal sebuah perusahaan menerapkan dua harga yang berbeda
kepada dua kelompok konsumen, dimana output penerimaan
marginal sama dengan biaya marginalnya. Penerimaan marginal
untuk kelompok pertama sebesar $10 dan penerimaan marginal
kelompok kedua sebesar $5, maka dapat dirumuskan sebagai
berikut :
MR1 = MC
MR2 = MC
MR1 = MR2
MR1 > MC

Sehingga, jika unit tambahan dijual kepada kelompok 2 maka


penerimaan dari kelompok tersebut akan turun sebesar $5,
sedangkan jika unit tambahan dijual kepada kelompok 1 maka
penerimaan akan meningkat $10. Saat output tambahan
dialokasikan kepada kelompok, penerimaan marginalnya akan

Page | 10
turun sampai berada dalam keseimbangan, sehingga penerimaan
marginal untuk kedua kelompok adalah sama persis.

Misalkan dua kelompok konsumen memiliki elastisitas


permintaan E1 dan E2 dan harga sebesar P1 dan P2, maka penerimaan
marginal dari menjual produk ke kelompok 1 dengan harga P1
dapat dirumuskan sebagai berikut :

1+ E 1
MR1 = P1 ( )
E1

Sedangkan, penerimaan marginal dari menjual produk ke


kelompok 2 dengan harga P2 dapat dirumuskan sebagai berikut :

1+ E 2
MR2 = P2 ( )
E2

Syarat untuk perusahaan dapat memaksimalkan harganya adalah


harus menyamakan marginal dari setiap kelompok terhadap biaya
marginal, yang berarti bahwa :
MR1 = MR2
1+ E 1 1+ E 2
P1 ( )E1
= P
2 ( )
E2

Jika E1 = E2, perusahaan akan memperoleh aba maksimal dengan


menetapkan harga yang sama untuk setiap kelompok. Jika
permintaan kelompok 1 lebih elastis dibandingkan dengan
kelompok 2, E1 < E2 <0, maka perusahaan harus menetapkan harga
yang lebih rendah untuk kelompok 1 karena memiliki ermintaan
yang lebih elastis dibandingkan kelompok 2.
Dalam menyusun diskriminasi harga tingkat ketiga untuk
meningkatkan laba, perbedaan harus ada dalam elastisitas
permintaan dengan berbagai konsumen. Diskriminasi harga tingkat
ketiga menjadi lebih efektif jika perusahaan memiliki beberapa
cara untuk mengidentifikasi permintaan berdasarkan kelompok
konsumen mana yang harus dikenakan harga yang lebih tinggi.
Dari penjelasan yang ada, tidak ada satu pun jenis diskriminasi
hara yang akan berfungsi jika konsumen yang mmembeli dengan
harga yang klebih tinggi. Konsumen yang membeli barang dengan
harga yang rendah bisa membeli dalam jumlah yang banyak dan
menjualnya kembali kepada konsumen yang menghadapi harga
yang lebih tinggi. Sehingga perusahaan tidak dapat menjual barang
apapaun untuk kelompok yang dikenakan harga yang lebih tinggi,

Page | 11
karena konsumen tersebut akan menghemat uang dengan membeli
dari konsumen yang membeli pada harga rendah. adanya
kemungkinan menjulla kembali ini menyebabkan barang yang
dibeli oleh konsumen dengan penetapan harga yang lebih rendah
merupakan substitusi yang sempurna untuk produk perusahaan.
konsumen dapat menjual dengan harga rendah daripada harga yang
ditetapkan perusahaan terhadap kelompok lainnya sehingga
mengurangi laba perusahaan.
Diskriminasi harga tingkat ketiga dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1+ E 1
P1 E1 ( )=MC } MR
1

1+ E 2
P2 ( )
E2
=MC } MR2

Jika diketahui biaya marginal (MC) pizzeria sebesar $6 per


pizza. Pizzeria merupakan perusahaan monopoli lokal yang berada
di dekat kampus (tidak ada restauran atau rumah makan dalam
jarak 500 mil). Pada siang hari, hanya mahasiswa yang makan
direstoran, sedangkan pada malam hari hanya anggota fakultas
yang makan disana. Mahasiswa memiliki nilai elastisitas (E L)
sebesar -4 dan anggota fakultas memiliki nilai elastisitas (E D)
sebesar -2, maka kebijakan penetapan harga untuk memaksimalkan
laba, sebesar :

1+ E L
PL ( ) EL
=MC

PL ( 14
4 )
=6

PL = $8

1+ E D
PD ( ED ) =MC

PD ( 12
2 )
=6

PD = $ 12

Page | 12
Sehingga untuk dapat memaksimalkan laba, harga pizza pada menu
makan siang sebesar $8 dan harga pizza pada menu makan malam
sebesar $12. Karena mahasiswa memiliki permintaan yang lebih
elastis untuk pizza daripada anggota fakultas, mereka sebaiknya
dikenakan harga yang lebih rendah untuk memaksimalkan laba.

b) Penetapan Harga Dua Bagian


Penetapan harga dua bagian adalah strategi penetapan harga dimana
konsumen dikenakan biaya tetap terkait hak untuk membeli produk, ditambah
biaya per unit untuk setiap unit yang dibeli. Strategi penetapan harga ini
biasanya digunakan oleh klub atletik untuk meningkatkan laba. Lapangan golf
dan pusat kebugaran, biasanya menetapkan biaya awal dalam jumlah tetap
ditambah biaya (baik perbulan atau per kunjungan) untuk menggunakan
fasilitas.

Dari gambar diatas dapat dilihat, jika :


Q = 10 P
C(Q) = 2Q
Harga tunggal untuk seluruh konsumen
Q=4
P=6
MR = MC

Maka laba perusahaan yang diarsir sebesar :

= (P MC) Q

= ($6-$2) 4

=$ 16

Surplus konsumen yang diterima oleh seluruh konsumen di pasar :

Page | 13
1
2
[ ( $ 10$ 6 ) 4 ]=$ 8

Konsumen menerima total senilai $8 dari 4 unit yang dibelinya yang tidak
diambil melalui harga yang mereka bayarkan.
Seperti diskriminasi tingkat pertama, penetapan harga dua bagian juga
memungkinkan perusahaan untuk mengambil seluruh surplus konsumen dari
konsumen. Pada figur 11-2 (a) merupakan fungsi permintaan seorang individu
dan perusahaan dengan biaya tetap sebesar $32 memungkinkan konsumen
memiliki hak untuk membeli produk tersebut dengan biaya per unit sebesar
$2. Pada figur 11-2 (b) diketahui :
Q = 10 P
C(Q) = 2Q
Harga tunggal untuk seluruh konsumen
Q=8
P=2
MR = MC

Surplus konsumen yang diterima oleh seluruh konsumen di pasar :

1
2
[ ( $ 10$ 2 ) 8 ] =$ 32

Dengan menetapkan biaya tetap sebesat $32, perusahaan mengambil


seluruh surplus konsumen. Perusahaan menjual setiap unit berdasarkan biaya
marginal sebesar $2, sehingga tidak menghasilkan laba jika setiap unit yang
dijual pada harga ini. Meskipun demikian perusahaan menerima pembayaraan
dalam jumlah yag tetap sebesar $32, yang merupakaan laba. Laba sebesar $32,
yang dihassilkan dengan menggunkan skema penetapan harga dua bagian ini
lebih besar besar daripada laba sebesar $16 yang dapat dihasilkan perusahaan
dengan menggunakan strategi penetapan harga yang sederhana.
Penetapana harga dua bagian memungkinkan perusahaan untuk
memperoleh laba yang lebih besar daripada yang akan diperoleh dengan hanya
menetapkan secara sederhana untuk setiap unit yang dijual. Dengan
menetapkan biaya tetap, perusahaan dapat mengambil surplus konsumen,
sehingga meningkatkan labanya. Penetapan harga dua bagian tidak
mensyaratkan konsumen memiliki elastisitas permintaan yang berbeda untuk
produk perusahaan. Dengan menetapkan biaya per unit untuk setiap unit yang
dibeli, konsumen dapat memperoleh berbagai variasi barang yang mereka beli
berdasarkan permintaan masing-masing individu untuk produk tersebut.

c) Block Pricing
d) Commodity Bundling
2. Strategi Penetapan Harga Untuk Struktur Biaya dan Permintaan Khusus

Page | 14
a) Peak-Load Pricing
b) Subsidi Silang
c) Transfer Pricing
3. Strategi Penetapan Harga di Pasar Dengan Persaingan Harga Yang Intens
a) Price Matching
b) Mendorong Loyalitas Terhadap Merek
c) Penetapan Harga Secara Acak

MENJAWAB TAJUK UTAMA

Page | 15

Anda mungkin juga menyukai