Anda di halaman 1dari 41

A.

Sumber Daya
Pengertian Sumber daya mineral adalah suatu besaran atau
banyaknya endapan bahan galian (bahan tambang) yang mungkin bernilai
ekonomis dan hanya berdasarkan kriteria geologi saja. uatu nilai potensi
yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan.
Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non-fisik (intangible).
Sumber daya ada yang dapat berubah, baik menjadi semakin besar
maupun hilang, dan ada pula sumber daya yang kekal (selalu tetap).
Selain itu, dikenal pula istilah sumber daya yang dapat pulih atau
terbarukan (renewable resources) dan sumber daya tak terbarukan (non-
renewable resources). Ke dalam sumber daya dapat pulih termasuk
tanaman dan hewan (sumber daya hayati).
Sumber daya (Resources) adalah bagian dari endapan bahan galian
yang diharapkan dapat dimanfaatkan. Sumber daya ini dibagi dalam
kelas-kelas sumber daya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang
ditentukan secara kualitatif oleh kondisi geologi/tingkat kompleksitas dan
secara kuantitatif oleh jarak titik informasi. Sumberdaya ini dapat
meningkat menjadi cadangan apabila setelah dilakukan kajian kelayakan
dinyatakan layak.
1. Sumber Daya Hipotetik (Hypothetical Resource)
Sumber daya hipotetik adalah jumlah bahan galian di daerah
penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan
untuk tahap survei tinjau.
2. Sumber Daya Tereka (inferred Resource)
Sumber daya adalah jumlah bahan galian di daerah
penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan
untuk tahap prospeksi.
3. Sumber Daya Tertunjuk (Indicated Resource)
Sumber daya tertunjuk adalah jumlah bahan galian di daerah
penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan
untuk tahap eksplorasi pendahuluan.
4. Sumber Daya Terukur (Measured Resourced)
Sumber daya terukur adalah jumlah bahan galian di daerah
penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan
untuk tahap eksplorasi rinci.
B. Cadangan
Cadangan merupakan bagian dari sumber daya yang berdasarkan
kelayakan ekonomi dan ditinjau dari beberapa aspek, bahan tersebut
dapat ditambang. Cadangan dalam pengertian geologi-pertambangan
suatu besaran endapan bahan galian yang menggambarkan letak
keterdapatan, bentuk tubuh bijih, volume atau tonase, dan mutu /
kualitas, sehingga berdasarkan penilaian ekonomi, bahan tambang
tersebut layak untuk ditambang.
Cadangan dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu:
1. Cadangan Terkira (Probable Reserve) adalah sumber daya
mineral terunjuk dan sebagian sumber daya mineral terukur
yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih rendah, yang
berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait
telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara
ekonomis.
2. Cadangan Terbukti (Proved Reserved) adalah sumber daya
mineral terukur yang berdasarkan studi kelayakan tambang
semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga
penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.

Dalam proses penambangan sering digunakan istilah atau jenis


cadangan sebagai berikut:

1. Cadangan Geologi (Geological Reserved) adalah sejumlah


cadangan yang batas-batasnya ditentukan oleh suatu model
geologi. Dalam cadangan ini belum diperhitungkan faktor lain
seperti prosentase perolehan penambangan dan pengurangan
lainnya.
2. Cadangan Tertambang (Mineable Reserved) adalah sejumlah
cadangan yang secara teknis-ekonomis dapat ditambang. Faktor
seperti cut-off grade dan stripping ratio telah diperhitungkan.
3. Cadangan Terambil (Recoverable Reserved) adalah sejumlah
cadangan dari mineable reserved yang telah memperhitungkan
faktor prosentase perolehan penambangan.

C. Terapan Geostatitika
Geostatistik adalah ilmu yang mempelajari aplikasi dan teori
mengenai variabel terregional (variabel berubah) pada berbagai
fenomena gejala alam, terutama untuk menentukan volume bahan galian.
Landasan dari pembelajaran geostatistik adalah "The Theory of
Regionalised Variables, dimana data dari titik-titik sampel mempunyai
korelasi satu sama lain sesuai dengan karakteristik penyebaran endapan
mineral. Analisis dari geostatistik merupakan teknik geostatistik yang
terfokus pada variabel spasial, yaitu hubungan antara variabel yang
diukur pada titik tertentu dengan variabel yang sama pada titik dengan
jarak tertentu dari titik pertama.

Istilah Geostatistik dikemukakan pertama kali oleh Matheron


(1963) dan didefinisikan sebagai aplikasi hubungan atau turunan fungsi
dalam penelaahan dan perkiraan gejala alam. Gejala alam dapat
diprediksi berdasarkan penyebaran objek dalam suatu ruang, bidang
maupun garis. Penyebaran variabel dalam suatu ruang, bidang atau garis
disebut variabel terregional atau dapat diartikan sebagai variabel yang
diukur tergantung pada nilai yang terdistribusi dalam ruang berdimensi
dua atau tiga. Variabel tersebut tidak lain adalah merupakan pengujian
fungsi f(x) yang menempati setiap titik (x) pada ruang. Variabel data
spasial tersebut memiliki sifat khusus yakni ketakbebasan dan
keheterogenan. Ketakbebasan disebabkan oleh adanya perhitungan alat
pengamatan dan hasil yang diteliti dalam satu titik ditentukan oleh titik
lainnya dalam sistem dan keheterogenan disebabkan adanya perbedaan
wilayah.
Proses yang dilakukan dalam analisis geostatistik adalah meregister
seluruh data, mengeksplorasi data, membuat model, melakukan dan
membandingkan pemodelan. Analisis mendalam dan terintegrasi dengan
geostatistik sangat diperlukan untuk dapat membuat model detail guna
analisa fasies dan peta porositas yang bertujuan determinasi dan input
pada model simulasi reservoir.

Geostatistik dapat digunakan pada bidang-bidang industri


pertambangan juga perminyakan, lingkungan, meteorologi, geofisika,
pertanian dan perikanan, kelautan, ilmu tanah, fisika media heterogen,
teknik sipil, akutansi, dan astrofisika. Geostatistik pada awalnya
dikembangkan pada industri mineral untuk melakukan perhitungan
cadangan mineral, seperti emas, perak, platina. D.K. Krige, seorang
insinyur pertambangan Afrika Selatan, menyatakan bahwa perhitungan
dan analisa geostatistik dilihat dari titik pandang probabilistik, sedangkan
menurut George Matheron, seorang insinyur dari Ecoles des Mines,
Fontainebleau, Perancis, menerapkan teori probabilistik dan statistik untuk
memformulasikan pendekatan Krige dalam perhitungan cadangan bijih,
yang dikenal dengan metode kriging.

1. ANALISA KRIGING

Analisa kriging adalah analisa untuk menaksir tebal blok yang


dilakukan berdasarkan nilai semi variogram, jarak pengaruh dan jarak
setiap titik yang akan ditafsir nilainya atau tebalnya. Kriging merupakan
suatu teknik estimasi lokal yang memberikan harga estimasi dalam
keadaan tidak biasa, kriging disebut juga sebagai Best Linear Unbiased
Estimator (BLUE). Estimasi pada variabel tunggal biasa dilakukan dengan
Ordinary Krigging (OK).

2. TEKNIK ANALISIS GEOSTATISTIK

Teknik analisis geostatistik bergantung pada model statistik


berdasarkan fungsi acak (random function) atau variabel acak (random
variable) dengan tujuan untuk mengetahui dan mengestimasi data
spasial. Suatu variabel berubah yang terdistribusi dalam ruang adalah
variable terregional (regionalized variable). Variabel ini mencirikan
fenomena tertentu seperti kadar bijih yang merupakan karakteristik untuk
suatu mineral.

Tahapan perhitungan cadangan dalam analisis geostatistik secara umum


meliputi : pengamatan data lapangan, variografi, dan perhitungan variansi
perkiraan dan variansi kriging.
a. Pengamatan Data Lapangan
Dari hasil pemboran didapat koordinat (x , y) dengan ketebalan Z,
sehingga titik bor ditulis Z(x , y).
b. Variografi
Adalah serangkaian aktivitas mulai dari penelusuran data,
pembuatan model hingga laporan analisa.
c. Penelusuran Data
Penelusuran data dilakukan secara manual atau dengan komputer.
Jika data tersusun dalam grid/ spacing yang teratur dapat dilakukan
perhitungan secara langsung dengan arah horisontal, vertikal
ataupun diagonal.
d. Pembuatan dan Analisis Variogram Eksperimen
Variogram adalah suatu fungsi vektor yang dapat digunakan untuk
mengkuantifikasikan tingkat kemiripan atau variabilitas antara dua
conto yang terpisah oleh jarak tertentu dengan grafik x - y yang
dihasilkan dari plot jarak dan varians dari data yang berpasangan.
Variogram dilakukan untuk melakukan penaksiran kadar bijih
dengan tujuan kuantifikasi korelasi ruang antar conto menggunakan
suatu perangkat statistik. Sifat - sifat yang merupakan ciri khas dari
variabel terregional antara lain:
1) Suatu variabel terregional terlokalisir (menempati lokasi
tertentu), dimana variasi terjadinya deposit, ukuran, dan
orientasi tertentu.
2) Variabel terregional dapat mencerminkan variasi kontinuitas
yang relatif tinggi ataupun rendah.

3) Variabel terregional mencerminkan anisotropi, artinya tingkat


distribusi varians dari variabel berbeda pada masing-masing
arah.

Di sisi lain, data variogram yang memiliki jarak antar conto


tidak teratur diperlukan suatu toleransi untuk kedua variabel
tersebut. David (1977) menjelaskan istilah angle classes (/2)
dan distance classes (hh) sebagai toleransi untuk menghitung
pasangan data dengan jarak antar data yang tidak teratur. Semua
titik conto atau data yang berada pada search area yang
didefinisikan dengan angle classes dan distance classes akan
dianggap sebagai titik-titik conto yang berjarak h dari titik x0 (titik
origin) pada arah yang dimaksud.

3. VARIOGRAM EKSPERIMENTAL

Variogram eksperimental dibuat berdasarkan pengukuran korelasi


spasial antara 2 (dua) conto/ data yang dipisahkan dengan jarak tertentu
sebesar h. Data tersebut merupakan data yang diperoleh dari pengukuran
di lapangan, dapat berupa data kadar, ketebalan, ketinggian topografi,
porositas, dan permeabilitas. Pada arah atau baris tertentu terdapat n
buah data dengan jarak tertentu sebesar h, dimana dalam tiap baris
terdapat (n 1) pasangan data untuk menghitung variogram (h) dan (n
2) pasangan data untuk menghitung variogram (2h) dan seterusnya
hingga mencapai lag tertentu yang tergantung dari jumlah n data. Hasil
perhitungan variogram di plot pada suatu koordinat kartesian antar jarak
antar pasangan data (h) dan variogram (h).
a. Komponen Variogram atau Semivariogram
Komponen dalam variogram atau semivariogram adalah sebagai
berikut :
1) Range
Menurut Isaaks dan Srivastava (1989), range adalah jarak
dimana variogram merupakan sebuah dataran tinggi. Jarak yang
dimaksud adalah variogram harus mencapai nilai sill . Sedangkan
menurut Dorsel dan Breche (1997), range adalah jarak antara lokasi
- lokasi dimana pengamatannya terlihat independen, yakni
ragamnya tidak mengalami suatu kenaikan. Dalam grafik variogram,
range dinyatakan dengan lambang "a yaitu jarak pada sumbu
horizontal mulai dari titik nol sampai titik proyeksi perubahan
variogram dari miring ke mendatar. Pada jarak range, variabel
dipengaruhi oleh suatu posisi.
2) Sill
Menurut Isaaks dan Srivastava (1989), sill adalah masa stabil
suatu variogram dalam mencapai range. Variogram menjadi suatu
wilayah yang datar yakni ragamnya
tidak mengalami suatu kenaikan.

3) Nugget Effect
Kediskontinuan pada pusat variogram terhadap garis vertikal
yang melompat dari nilai 0 pada pusat nilai variogram dengan
pemisahan jarak terkecil disebut dengan nugget effect. Rasio
nugget effect terhadap sill umumnya bernilai 11 sebagai nugget
effect relative dan
dinyatakan dalam persentase.

4. PROSES ANALISIS GEOSTATISTIK

Dalam mengawali proses analisis perlu dilakukan registering seluruh


data yang diperlukan. Hal ini dilakukan untuk dapat menggunakan data
data tersebut pada tahapan selanjutnya. Kompatibilitas data untuk dapat
dianalisis lebih lanjut apabila menggunakan GIS tentu sangat penting.
Data digital akan memudahkan dengan penggunaan work station.
Langkah langkah analisa yang harus dilakukan meliputi:
a. Eksplorasi Data
Pemahaman yang menyeluruh pada data yang ada sangat
diperlukan untuk dapat menganalisis geostatistik. Eksplorasi dari
pendistribusian data, melihat batasan batasan secara global dan
lokal, melihat pola pola global, memeriksa korelasi spasial, dan
memahami kovariasi dari berbagai data.
b. Pembuatan Model
Pada mulanya, geostatistik merupakan sinonim dari "kriging,
namun dalam perkembangannya juga meliputi metode deterministik.
Metode deterministik tidak memiliki penilaian untuk kesalahan prediksi,
tidak ada asumsi untuk data. Sedangkan metode kriging memiliki
penilaian untuk kesalahan prediksi dan mengasumsikan data dari
proses stokastik. Peta yang dihasilkan dapat berupa peta prediksi (peta
interpolasi), peta standar eror, peta Quantile, peta probability.
c. Melakukan Diagnostik
Dalam pemodelan geologi, khususnya pemodelan reservoir,
model yang baik akan memiliki satu kualitas yang sederhana yaitu:
harus menyediakan prediksi yang baik dari perilaku reservoir untuk
merespon keadaan (Tyson and Math, 2009). Prediksi yang baik harus
memiliki prediksi mean eror yang mendekati nol, RMS (root-mean-
square) yang lebih kecil lebih baik. Apabila estimasi rata rata standar
eror dibandingkan dengan prediksi eror RMS sama maka prediksi
bagus, apabila <1 maka overestimate dan apabila >1 maka
underestimate.
d. Membandingkan Model
Beberapa model yang dihasilkan dari beberapa perlakuan harus
dibandingkan untuk melihat mana yang lebih baik. Penggunaan cross
validation statistic sangat membantu dalam pembandingan ini.

5. KEGUNAAN GEOSTATISTIK

Kelebihan ilmu geostatistik adalah kemampuannya untuk


mengkarakterisasi penerapan struktur spasial dengan model probabilistik
secara konsisten. Struktur spasial ini dikarakterisasi terstruktur oleh
variogram. Secara mendasar, ada dua macam metode yang didasarkan
pada variogram dan covariance yaitu :
Pemetaan dan estimasi, variogram dapat digunakan untuk
menginterpolasi antara titik data (kriging).
Karakterisasi suatu ketidaktentuan pada estimasi (volume
minyakbumi, kadar di atas cut-off, resiko polusi), variogram yang
sama dapat digunakan.

6. SOFTWARE GEOSTATISTIK

Simulasi dalam penelitian geostatistik banyak dilakukan dengan


menggunakan program R yang merupakan salah satu software open
source yang dapat digunakan untuk membantu pengolahan data dan
membuat plot. R yang digunakan adalah R versi 3.0.1 yang dikeluarkan
pada tanggal 3 April 2013 oleh The R Foundation for Statistical
Computing. Dalam program ini digunakan beberapa packages yaitu
spasial, lattice, dan nlme.
Pada perkembangan geostatistik, banyak aplikasi statistik
multivariat dalam geostatistik seperti trend surface analysis, cluster
analysis, factor analysis, discriminant analysis, dan principle component
analysis. Bahkan saat ini, suatu metode yang bukan mendasarkan pada
teori probabilistik dipakai untuk analisis di bidang ilmu kebumian,
misalnya fuzzy logic yang mendasarkan teori himpunan yang dikenal
dengan istilah fuzzy set teory seperti pada metode FCM (Fuzzy c-mean
cluster analysis). Berbagai metodologi geostatistik kini banyak dipakai
untuk analisis petrografi, permodelan porositas dan permeabilitas, dan
GIS.
D. Permodelan Evaluasi Cadangan

Evaluasi (menilai, menaksir dan memperkirakan) yaitu suatu kajian


teknis ekonomis untuk menilai dan memperkirakan sesuatu (endapan
bahan galian) berdasarkan tujuan dan keperluan pada saat itu. Cadangan
yaitu sebagian dari sumberdaya yang memiliki minimum sifat fisika dan
kimia yang berhubungan dengan ciri tambang dan produksi terutama
kadar, kualitas, ketebalan, kedalaman, dan secara ekonomis dapat di
ekstrak dan diproduksi pada jangka terbatas. Evaluasi cadangan adalah
bagian penting dalam perencanaan tambang karena merupakan tahap
untuk menilai dan memperkirakan kuantitas dan nilai ekonomis
cadangan.\

Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam permodelan evaluasi


cadangan

1. Mengapa perlu dilakukan Evaluasi dan Pemodelan Cadangan


a. Sistem penambangan dan pengolahan yg digunakan untuk
mengekstrak endapan insitu harus dapat menghasilkan
pendapatan.
b. Aset utama adalah berupa endapan, akibatnya; lokasi/jumlah
keterdapatan endapan insitu (kuantitas) serta perkiraan kadar
(kualitas) harus memiliki derajat kepercayaan yang dapat
diterima dan dipertanggungjawabkan.
c. Perbedaan antara rencana (perkiraan) dengan kondisi aktual
(bias) pada saat diproduksi atau perubahan dalam harga logam
(endapan) dapat menyebabkan penyimpangan yang cukup besar
pada keuntungan tambang.
2. Kapan dilakukan Evaluasi dan Pemodelan Cadangan
Dilakukan mulai dari awal proses eksplorasi sampai dengan selama
proses penambangan. Selama proses eksplorasi:
a. Sebagai data awal untuk studi kelayakan dan analisis
keekonomian.
b. Sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
3. Kapan dilakukan Evaluasi dan Pemodelan Cadangan Sepanjang
proses penambangan:
a. Membuat revisi dan mendukung perencanaan tambang.
b. Untuk analisis cost dan efesiensi dlm penambangan.
c. Sebagai kontrol kualitas.
d. Untuk melakukan improvisasi metoda ekstraksi dan pengolahan.
Kapan dilakukan Evaluasi dan Pemodelan Cadangan (3)
e. Proses evaluasi dan pemodelan cadangan dapat dilakukan
sepanjang adanya penambahan data dan/atau informasi.
f. Sedangkan tahap yang sangat vital adalah pada saat updating
sumberdaya (resources) menjadi cadangan (reserve) dan
cadangan tertambang (mineable reserve) setelah
memperhatikan faktor ekonomi, geologi dan teknologi.

4. Bagaimana Melakukan Evaluasi dan Pemodelan Cadangan


Penekanan utama:
a. Faktor-faktor apa saja yang perlu menjadi perhatian.
b. Metoda-metoda yang digunakan serta tingkat kepercayaannya.
Bagaimana Melakukan Evaluasi dan Pemodelan Cadangan (2)
Faktor Penentu utama adalah Sampel.
c. Pemodelan dan perhitungan cadangan pada umumnya dihitung
berdasarkan susunan data kadar 2D atau 3D yang berasal dari
sampel.
d. Di dalam aplikasinya, volume total dari suatu daerah
mineralisasi (endapan) akan jauh lebih besar (beberapa puluh
atau ratus kali) daripada total volume sampel yang digunakan
sebagai dasar perhitungan.
e. Akibatnya, suatu nilai error (kesalahan) dapat dilihat
(diperkirakan) dari bias (perbedaan) antara kondisi aktual
cadangan terhadap estimasi berdasarkan sampel.
5. Persyaratan utama dalam Evaluasi dan Permodelan Cadangan
a. Dapat mencerminkan secra tepat kondisi geologi, karakteristik,
dan sifat endapan.
b. Dilaksanakan sesuai dengan tujuan evaluasi,
c. Harus didasarkan pada data faktual yang diolah secara objektif,
d. Harus memberikan hasil yang dapat diuji ulang (diverifikasi)
e. Harus menghasilkan tingkat kepercayaan hasil perhitungan
f. Kebenaran dan pengetahuan dalam interpretasi badan bijih
g. Kepadatan data (grid density) yang cukup
h. Asumsi dan pendekatan variabel dalam interpretasi dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan teknis
i. Pendekatan rumus perhitungan tidak melanggar kaidah
matematika yang ada

E. Metode Polygon

Metoda poligon merupakan metoda perhitungan yang konvensional.


Metoda ini umum diterapkan pada endapan-endapan yang relatif
homogen dan mempunyai geometri yang sederhana. Metode poligon ini
merupakan metode yang sederhana dibandingkan dengan metode
lainnya, karena pada perhitungan cadangan endapannya tidak begitu
memperhatikan struktur patial daerah yang akan diobservasi dan tidak
begitu memperhatikan data-data dari titik-titik bor disekitarnya.
Sebelum melakukan perhitungan dengan metode poligon terlebih
dahulu diketahui variabel yang mempengaruhi perhitungan, diantaranya :
1. Luas blok/poligon yang akan dihitung.
2. Ketebalan endapan batubara pada lubang bor yang terletak pada
blok yang akan dihitung cadangan endapan batubaranya.
3. SG (Spesific Gravity) batubara yang terletak pad a blok yang akan
dihitung.
Data-data Awal
1. Peta-peta dasar (peta topografi, peta geologi, peta struktur elevasi
roof/floor batubara)
2. Peta isopach ketebalan atau peta poligon daerah pengaruh lubang
bor
3. Peta lokasi pit potensial & batasan-batasannya
4. Hasil analisis kestabilan lereng

Prosedur penghitungan cadangan batubara dengan metode poligon yaitu:

1. Untuk setiap lubang bor ditentukan suatu batas daerah pengaruh


yang dibentuk oleh garis-garis berat antara titik terdekat
disekitarnya.
2. Garis-garis tersebut diekstensikan sejauh setengah jarak dari titik-
titik disekitarnya yang membentuk suatu daerah pengaruh.
3. Masing-masing daerah/blok diperlukan sebagai satu poligon yang
mempunyai kadar dan ketebalan yang konstan yaitu sama dengan
kadar dan ketebalan titik bor di dalam poligon tersebut.
4. Menentukan luas daerah/blok (m2) yang akan dihitung dengan
cadangan batubaranya
5. Kemudian mencari volume endapan batubara (m 3) dengan cara
mengalikan luas daerah (m2) dengan ketebalan endapan batubara
(m) pada daerah/blok tersebut.
6. Kemudian didapat berat cadangan endapan batubara (ton) dengan
cara mengalikan volume batubara (m3) dengan SG batubara pada
daerah tersebut.
7. Demikian juga penghitungan cadangan endapan batubara pada blok-
blok yang lainnya, sehingga didapatkan cadangan endapan batubara
pada suatu daerah.

Dalam metode polygon kadar pada suatu luasan di dalam poligon


ditaksir dengan nilai conto yang berada di tengah-tengah poligon
sehingga metoda ini sering disebut dengan metoda poligon daerah
pengaruh (area of influence). Daerah pengaruh dibuat dengan membagi
dua jarak antara dua titik conto dengan satu garis sumbu.
Perhitungan volume dengan rumus berikut :

Dimana :

V = volume

A = luas poligon

t = tebal lapisan batubara

Perhitungan berat cadangan endapan batubara dengan rumus berikut :

Dimana :
V = volume
SG = spesific gravity batubara

Kelebihan metode poligon :


Perhitungan dapat dilakuakan dalam waktu singkat
Cocok untuk yang tidak bervariasi.

Kelemahan metode poligon :


Kurang tepat untuk yang bervariasi
F. Metode Neighborhood Nearest Point (NNP)
Metode Neighborhood Nearest Point (NNP), memperhitungan nilai di
suatu blokdidasari oleh nilai titik yang berada paling dekat dengan blok
tersebut. Dalamkerangka model blok, dikenal jenis penaksiran poligon
dengan jarak titik terdekat(rule of nearest point), yaitu nilai hasil
penaksiran hanya dipengaruhi oleh nilai contoyang terdekat (lihat Gambar
9), atau dengan kata lain titik (blok) terdekatmemberikan nilai
pembobotan satu untuk titik yang ditaksir, sedangkan titik (blok)yang
lebih jauh memberikan nilai pembobotan nol (tidak mempunyai
pengaruh).
Penerapan perhitungan tonase sumber daya batubara dengan
Pedoman Rule of Nearest Point sangat tergantung pada data pemboran
dan data singkapan endapan. Pada prinsipnya ada beberapa langkah
dalam perhitungan, yaitu membagi lapisan batubara menjadi beberapa
blok-blok penampang dengan selang jarak tertentu.Selang jarak tersebut
dapat sama tiap blok atau berbeda-beda tergantung pada letak lubang
bor. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Menghitung luas sayatan


b. Menghitung setengah jarak dengan sayatan sebelumnya dan
sayatan berikutnya

c. Menghitung tonase batubara

Jumlah tonase batubara yang terdapat di daerah penelitian dengan rumus


sebagai berikut:

Perhitungan Tanah Penutup


Perhitungan tanah penutup dengan metode sayatan linier pada dasarnya
sama dengan perhitungan batubara. Jumlah volume overburden yang
terdapat di daerah penelitian dihitung dengan rumus sebagai berkut:

G. Metode Inverse Distance

Metode ini meerupakan suatu cara penaksiran yang


memperhitungkan adanya hubungan letak ruang (jarak). Metode Invers
Distance pada Perhitungan Sumberdaya dan Cadangan disebut juga
dengan Metode Seperjarak. Prinsip penaksiran metode Invers Distance
adalah dilakukan teknik pembobotan titik data yang didasarkan pada :
1. Letak grid atau blok yang akan ditaksir terhadap letak data contoh
2. Kecenderungan penyebaran data kualitas.

3. Orientasi setiap contoh yang menunjukkan hubungan letak ruang


antar contoh.

Umumnya pembobotan jarak dengan metode menurut sample yang


ditampilkan dan cara penerapannya :
1. Invers distance

Rumus umum Invers Distance :

Persamaan pembobotannya :

Faktor pembobotan :

2. Invers distance squared


Rumus umum Invers Distance squared :

Persamaan pembobotannya :

Faktor pembobotan :

3. Invers distance cubed


Rumus Umum Invers DistanceCubed :

Persamaan pembobotannya :

Faktor pembobotan :

Keterangan :

W = factor bobot data grid j (grid penaksir).

d = jarak antara grid j dengan grid yang ditaksir.

g = kadar sampel mineral.


Data yang dibutuhkan :

1. Dalam perhitungan manual


a. Jarak dari lubang bor satu ke lubang bor yang lain .
b. Data log bor.
2. Dalam menggunakan software
a. Data assay adalah merupakan data hasil analisis kadar nikel.
b. Data collar adalah data koordinatdan elevasi titik bor.
c. Data litologi adalah data litologi profil nikel laterit titik bor.
d. Data survey adalah data total kedalaman titik bor.

Prosedur peerhitungan

1. Dalam perhitungan manual


a. Dapatkan data lubang bor (log bor) untuk menghiung kadar
endapan.
b. Dapatkan data jarak antara titik lubang bor.
c. Melakukan perhitungan sesuai dengan rumus yang tersedia
untuk mendapatkan estimasi kadar endapan.
2. Dalam menggunakan software
a. Masukan data assay, collar, survey, dan litologi pada database
surpac.
b. Membuat file DTM (Digital Terrain Model adalah sebuah file yang
terbentuk dari koordinat X dan Y serta elevasi Z dari tiga titik
yang membentuk segitiga itologi limonit, saprolit, badrock dan
topografi.
c. Membuat blok model 3D (tiga dimensi berdasarkan batas
keleluruhan titik bor.
d. Membuat composit setiap litologi limonit, saprolit dan bedrock.
e. Membuat constrain setiap litologi limonit, saprolit, dan bedrock.
f. Tambahkan atribut Ni
g. Masukkan massa jenis saprolit 1,5 ton/m.
h. Mengestimasi blok model 3D (tiga dimensi) dengan metode
inverse distance dengan kekuatan inverse distance adalah power
2.
i. Menghitung volume dan tonase setiap batas COG yang
diinginkan.

Kelebihan metode inverse distance

1. Perhitungannya hanya menggunakan data jarak antara lubang bor


dan kadar sampel pada log bor.
2. Pada pangkat yang sangat besar menghasilkan pendekatan metode
polygon.

Kelemahan metode inverse distance

1. Tidak ada hubungan antara jarak dan range a pada variogram.


2. Pada deposit irregular dengan range kecil akan diperlakukan sama
dengan pada deposit reguler dengan luas a.

3. Jika titik referensi adalah lubang bor, kemudian faktor pembobotan


tak berhingga, maka metode ini tidak dapat diterapkan.

4. Metode ini didasarkan pada estimasi titik dan tidak bergantung pada
ukuran blok.

5. Invers Distance hanya memperhatikan jarak dan belum


memperhatikan efek pengelompokan data.

6. Sehingga data dengan jarak yang sama namun mempunyai pola


sebaran yang berbeda masih akan memberikan hasil yang sama.

7. Metode ini belum memberikan korelasi ruang antara titik data


dengan titik data yang lain.

H. Metode Isoline (Metode Kontur)

Metoda ini dipakai untuk digunakan pada endapan bijih dimana


ketebalan dan kadar mengecil dari tengah ke tepi endapan.
Volume dapat dihitung dengan cara menghitung luas daerah yang
terdapat di dalam batas kontur, kemudian mempergunakan prosedur-
prosedur yang umum dikenal.

I. Metode USGS

Perhitungan sumberdaya dan cadangan batubara merupakan hal


yang sangat penting dalam kegiatan eksplorasi. Dalam hal ini penulis
menggunakan metode circular United States Geological Survey ( USGS,
1983 ) yang merupakan pengembangan dari sistem blok dan perhitungan
volume biasa. Sistem USGS ini dianggap sesuai untuk diterapkan dalam
perhitungan sumberdaya batubara, karena sistem ini ditujukan pada
pengukuran bahan galian yang berbentuk perlapisan ( tabular ) yang
memiliki ketebalan dan kemiringan lapisan yang relatif konsisten.
Sumberdaya yang dihitung dari sumberdaya terukur ( measured
coal ) dan sumberdaya terunjuk ( indicated coal ), yang keduanya
termasuk kedalam jenis sumberdayademonstrated coal. Prosedur atau
teknik perhitungan dalam sistem USGS adalah dengan membuat
lingkaran-lingkaran ( setengah lingkaran ) pada setiap titik informasi
endapan batubara, yaitu singkapan batubara dan lokasi titik pemboran
( Gambar 1)

Daerah dalam radius lingkaran 0-400 m adalah untuk perhitungan


sumberdaya terukur dan daerah radius 400-1200 m adalah untuk
perhitungan sumberdaya terunjuk (USGS/Wood dkk, 1983).
Teknik perhitungan seperti diatas hanya berlaku untuk kemiringan
lapisan lebih kecil atau sama dengan 30. Sedangkan untuk batubara
dengan kemiringan lapisan lebih besar dari 30 caranya adalah mencari
harga proyeksi radius lingkaran-lingkaran tersebut kepermukaan terlebih
dahulu ( Gambar 2 ).

Selain itu aspek-aspek geologi daerah penelitian seperti perlipatan,


sesar, intrusi dan singkapan batubara di permukaan, ikut mengontrol
perhitungan sumberdaya batubara ( Gambar 3 ).

Untuk perhitungan tonase (w) batubara digunakan rumus sebagai


berikut :

W = L x t x Bj

Keterangan :

L = Luas daerah terhitung (m)

t = Tebal rata-rata batubara sejenis (m)

Bj = Berat jenis batubara (ton/m)

Gambar . Teknik perhitungan cadangan batubara berdasarkan sistem


United States Geological Survey ( USGS, 1983 )
Gambar . Cara perhitungan cadangan batubara dengan kemiringan 30
dan kemiringan >30 ( USGS, 1983 )

Gambar . Kontrol struktur pada batas sumberdaya batubara ( USGS,


1983 )

Gambar 4. Contoh hasil pembuatan peta sumberdaya dengan metode


USGS

http://siboxer.blogspot.co.id/2011/10/metode-perhitungan-cadangan-
standar.html
J. Metode Elemen Hingga
Metode elemen hingga adalah salah satu teknik solusi persamaan
differensial parsial (PDP). Persyaratan yang perlu diperhatikan pada
diskriktisasi domain dimana letak atau koordinat titik-titik harus diketahui,
dimana diskriktisasi domain-domain solusi menjadi elemen-elemen tidak
harus teratur. Selain itu permodelan dengan metode elemen hingga dapat
menghitung luas 2D atau volume 3D
Secara umum, pemodelan dan perhitungan cadangan batubara
memerlukan data-data dasar sebagai berikut (Syafrizal, 2006) :
a. Peta topografi
b. Data penyebaran singkapan batubara (telah disesuaikan
dengan format/datum peta)
c. Data dan sebaran titik bor
d. Peta geologi lokal (meliputi litologi, stratigrafi, dan struktur
geologi)
e. Peta situasi dan data-data yang memuat batasan-batasan
alamiah seperti aliran sungai, jalan, perkampungan, dan lain-
lain.
Data penyebaran singkapan batubara berguna untuk mengetahui
cropline batubara, yang merupakan posisi dimana penambangan dimulai.
Dari pemboran diperoleh hasil berupa data elevasi atap/roof dan
lantai/floor batubara yang akan digunakan dalam pemodelan lapisan
batubara serta perhitungan cadangan.
Peta situasi dan data-data yang memuat batasan-batasan alamiah
(aliran sungai, jalan, perkampungan, dan sebagainya) berguna untuk
menentukan batas/boundary perhitungan cadangan. Endapan batubara
yang tidak dapat ditambang karena batasan-batasan alamiah tersebut
tidak diperhitungkan dalam perhitungan cadangan.
Keuntungan dari Metode Elemen Hingga.
a. Memodelkan bentuk yang kompleks
b. Menyelesaikan kondisi pembebanan umumMenyelesaikan kondisi
pembebanan umum
c. Memodelkan objek/struktur dengan jenis material yang banyak
(krn. Pers. Pada tingkat elemen)
d. Memodelkan banyak macam syarat batas
e. Dengan mudah menggunakan bermacam ukuran elemen dalam
meshing/diskritisasielemen dalam meshing/diskritisasi
f. Menyelesaikan model dengan mudah dan murah
g. Dapat memodelkan efek dimanis
h. Menyelesaikan kelakuan tidak linier dari geometri dan material
K. Statistik Dasar
1. Univariat
Univariate Analysis, adalah analisis yang dilakukan untuk satu
variabel atau per variabel.
Catatan: Dalam pengertian tertentu, analisis deskriptif menjadi
sama dengan analisis univariat.

2. Bivariat Multivariat

Bivariate Analysis, adalah analisis yang dilakukan untuk


menganalisis hubungan dua variabel.

3. Multivariat

Multivariate Analysis, adalah analisis yang dilakukan untuk


menganalisis hubungan lebih dari dua variabel.

Catatan: Karena pada saat sekarang kecenderungan


penelitian melibatkan banyak variabel, maka terjadi kecenderungan
analisis multivariat pula. Agar penamaan analisis multivariat tidak
menjadi suatu analisis yang biasa, maka sekarang digunakan
pengertian lain dalam analisis hubungan asimetrik, yaitu;

Univariate Analysis, adalah analisis yang dilakukan pada dua atau


lebih variabel yang hanya memiliki 1 variabel
terikat.Dengan pengertian ini, analisis univariat menjadi tak sama lagi
dengan analisis deskriptif. Multivariate Analysis, adalah analisis yang
dilakukan pada tiga ataulebih variabel yang memiliki dua atau lebih
variabel terikat.

L. Stastik Spasial
1. Variogram
Proses yang dilakukan dalam analisis variogram adalah meregister
seluruh data, mengeksplorasi data, membuat model, melakukan dan
membandingkan pemodelan. Analisis mendalam dan terintegrasi dengan
geostatistik sangat diperlukan untuk dapat membuat model detail guna
analisa fasies dan peta porositas yang bertujuan determinasi dan input
pada model simulasi reservoir.
Salah satunya adalah melalui metode Variogram. Variogram adalah
serangkaian aktivitas mulai dari penelusuran data, pembuatan model
hingga laporan analisa.Berikut uraian dalam tahapan analisa :
a. Penelusuran Data
Penelusuran data dilakukan secara manual atau dengan
komputer. Jika data tersusun dalam grid/ spacing yang teratur dapat
dilakukan perhitungan secara langsung dengan arah horisontal,
vertikal ataupun diagonal.

b. Pembuatan dan Analisis Variogram Eksperimen


Variogram adalah suatu fungsi vektor yang dapat digunakan
untuk mengkuantifikasikan tingkat kemiripan atau variabilitas antara
dua conto yang terpisah oleh jarak tertentu dengan grafik x - y yang
dihasilkan dari plot jarak dan varians dari data yang berpasangan.
Variogram dilakukan untuk melakukan penaksiran kadar bijih
dengan tujuan kuantifikasi korelasi ruang antar conto menggunakan
suatu perangkat statistik. Sifat - sifat yang merupakan ciri khas dari
variabel terregional antara lain:
1) Suatu variabel terregional terlokalisir (menempati lokasi
tertentu), dimana variasi terjadinya deposit, ukuran, dan
orientasi tertentu.
2) Variabel terregional dapat mencerminkan variasi kontinuitas
yang relatif tinggi ataupun rendah.
3) Variabel terregional mencerminkan anisotropi, artinya tingkat
distribusi varians dari variabel berbeda pada masing-masing
arah.
Di sisi lain, data variogram yang memiliki jarak antar conto
tidak teratur diperlukan suatu toleransi untuk kedua variabel
tersebut. David (1977) menjelaskan istilah angle classes (/2)
dan distance classes (hh) sebagai toleransi untuk menghitung
pasangan data dengan jarak antar data yang tidak teratur. Semua
titik conto atau data yang berada pada search area yang
didefinisikan dengan angle classes dan distance classes akan
dianggap sebagai titik-titik contoh yang berjarak h dari titik x0 (titik
origin) pada arah yang dimaksud.
1) Eksplorasi Data
Pemahaman yang menyeluruh pada data yang ada sangat
diperlukan untuk dapat menganalisis geostatistik. Eksplorasi dari
pendistribusian data, melihat batasan batasan secara global dan
lokal, melihat pola pola global, memeriksa korelasi spasial, dan
memahami kovariasi dari berbagai data.
2) Pembuatan Model
Pada mulanya, geostatistik merupakan sinonim dari "kriging,
namun dalam perkembangannya juga meliputi metode
deterministik. Metode deterministik tidak memiliki penilaian untuk
kesalahan prediksi, tidak ada asumsi untuk data. Sedangkan
metode kriging memiliki penilaian untuk kesalahan prediksi dan
mengasumsikan data dari proses stokastik. Peta yang dihasilkan
dapat berupa peta prediksi (peta interpolasi), peta standar eror,
peta Quantile, peta probability.
3) Melakukan Diagnostik
Dalam pemodelan geologi, khususnya pemodelan reservoir,
model yang baik akan memiliki satu kualitas yang sederhana yaitu:
harus menyediakan prediksi yang baik dari perilaku reservoir untuk
merespon keadaan (Tyson and Math, 2009). Prediksi yang baik harus
memiliki prediksi mean eror yang mendekati nol, RMS (root-mean-
square) yang lebih kecil lebih baik. Apabila estimasi rata rata
standar eror dibandingkan dengan prediksi eror RMS sama maka
prediksi bagus, apabila <1 maka overestimate dan apabila >1 maka
underestimate.
4) Membandingkan Model
Beberapa model yang dihasilkan dari beberapa perlakuan
harus dibandingkan untuk melihat mana yang lebih baik.
Penggunaan cross validation statistic sangat membantu dalam
pembandingan ini.

c. Korelasi Informasi Data Geologi Terhadap Variogram


Pada tahapan pemodelan karakterisasi reservoir diperlukan suatu
analisa hubungan spasial (spatial relationship) antara pasangan atau
beberapa pasangan data geologi untuk mengetahui geometri dan
kontinuitas properti reservoir.Salah satu analisa tersebut adalah analisa
variogram.Parameter utama variogram terdiri dari empat bagian
yaitu ; Major dan Minor trend (melihat penyebaran lapisan pada arah
horizontal dan vertikal), sill and Range, serta Nugget.Analisis variogram
yang baik adalah analisis yang memasukan atau menggabungkan data
geologi pada setiap penentuan parameter variogram.
https://lingkarankata.blogspot.co.id/2015/01/analisis-variogram.html

2. Kriging
Istilah kriging diambil dari nama seorang ahli, yaitu D.G. Krige, yang
pertama kali menggunakan korelasi spasial dan estimator yang tidak bias.
Istilah kriging diperkenalkan oleh G. Matheron untuk menonjolkan metode
khusus dalam moving average terbobot (weighted moving average) yang
meminimalkan varians dari hasil estimasi.
kriging adalah suatu metode geostatistika yang memanfaatkan nilai
spasial pada lokasi tersampel dan variogram untuk memprediksi nilai
pada lokasi lain yang belum dan/atau tidak tersampel dimana nilai
prediksi tersebut tergantung pada kedekatannya terhadap lokasi
tersampel [1]. Pada penerapannya, kriging dibawah asumsi kestasioneran
dalam ratarata () dan varians ( 2), sehingga jika asumsi kestasioneran
tersebut dilanggar maka kriging menghasilkan nilai prediksi yang kurang
presisif. Selain itu, sebagaimana pada semua metode analisis data non-
spatial (crosssectional, time series, panel, dll.), kriging juga dapat
menghasilkan nilai prediksi kurang presisif jika di antara data yang ada
terdapat pencilan (outlier). Outlier didefinisikan sebagai nilai yang ekstrim
dari nilai amatan lainnya yang kemungkinan dapat disebabkan oleh
kesalahan pencatatan, kalibrasi alat yang tidak tepat atau kemungkinan
lainnya. Kriging sebagai interpolasi spasial optimum dapat menghasilkan
nilai prediksi kurang presisif jika di antara data yang ada terdapat pencilan
(outlier). Outlierdidefinisikan sebagai nilai yang ekstrim dari nilai amatan
lainnya yang kemungkinan dapat disebabkan oleh kesalahan pencatatan,
kalibrasi alat yang tidak tepat atau kemungkinan lainnya.
Pengembangan ordinary kriging (kriging klasik) adalah robust kriging yang
mentransformasi bobot variogram pada variogram klasik sehingga
menjadi variogram yangrobust terhadap outlier.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data spasial yang
mengandung outlier dan memenuhi asumsi kriging klasik. Hasil analisis
menunjukkan bahwa robust kriging jauh lebih presisif dibandingkan
dengan ordinary kriging dalam mengestimasi nilai dari titik-titik spasial
untuk data yang mengandung pencilan. Hal tersebut ditunjukkan dengan
nilaicross validation (MAE dan RMSE) dari robust kriging jauh lebih kecil
dibandingkan dengan ordinary kriging.
Ada beberapa model kriging yang umum digunakan di antaranya
adalah ordinary kriging dan universal krigingyang notabenenya tidak
mengakomodir adanya outlier. Lebih lanjut, pengembangan ordinary
kriging adalah robust kriging yang mentransformasi bobot variogram pada
variogram klasik sehingga menjadi variogram yang robust terhadap
outlier.
a. Variogram, Semivariogram, Kovariogram dan Korelogram
Pada pemodelan variogram dan kriging, data spasial
diasumsikan sebagai proses stokastik {Z(S):S E D} dengan D adalah
himpunan bagian dalam ruang berdimensi Rd, d > 0. Kovarian nilai
antara dua titik sembarang si dan sj didefinisikan sebagai,

dengan nilai korelasi adalah

Suatu proses dikatakan stasioner pada ratarata dan varians jika


dan hanya jika (Si) = dan 2(Si)=2, akibatnya:
C(Si,Sj) = C(Si Sj) = C(h)
(Si,Sj) = (Si Sj) = (h)
di mana h adalah vektor jarak antara titik i dan j, C(h) disebut
kovariogram dan (h) disebut korelogram.
Varians nilai antara dua lokasi dengan jarak tertentu ditentukan
sebagai Var [Z(S + h) -Z(S)] = 2(h), 2(h)disebut variogram dan
(h) disebut semivariogram.
Hubungan antara kovariogram, korelogram dan semivariogram
berdasarkan kestasioneran dinyatakan dengan [2]

b. Semivariogram Empirik

Semivariogram empirik dihitung dari data sampel yang


kemudian diplotkan sebagai fungsi dari jarak. MisalZ(Si) adalah nilai
hasil pengukuran pada lokasi i, sedangkan Si = (Xi,yi) adalah vektor
yang mengandung koordinat spasial x, y, semivariogram cloud
didefinisikan sebagai

ij=0,5[Z(Si)-Z(Sj)]2

untuk semua pasangan jarak yang mungkin {(Si,Sj); i,j = 1,2,3,


,n} dan diplotkan sebagai fungsi jarak, yang dihitung dengan:
|h| = lSi -Sjl = [(Xi Xj)2 + (yi yj)2]1/2 Perhitungan ini melibatkan
ribuan titik pada plot semivariogram sehingga mengakibatkan
sulitnya melihat pola tertentu.
Untuk mengatasi hal tersebut maka yij dikelompokkan (binning)
berdasarkan kesamaan jarak. Berikut rumusan semivariogram yang
dikelompokkan (semivariogram empirik):

(h) =

di mana
N(h) : himpunan pasangan data pada Si dan Sj yang mempunyai
selisih jarak yang sama, h E T(h), sedangkan T(h) merupakan daerah
toleransi di sekitar h. |N(h)| : banyak pasangan jarak di dalam
himpunan N(h).

c. Spatial Outlier
Spatial Outlier (pencilan spasial) didefinisikan sebagai nilai
lokasi observasi yang tidak konsisten (ekstrim) terhadap nilai lokasi
observasi yang lainnya. Munculnya pencilan dapat disebabkan oleh
mekanisme pengambilan nilai observasi yang berbeda dengan yang
lainnya, Ada banyak metode yang digunakan untuk mendeteksi
adanya pencilan salah satunya adalah dengan spatial statistics Z
test. Untuk spatial statistics Z test, didefinisikan sebagai:

Jika Zs(x) > , maka dideteksi sebagai pencilan (outlier), untuk


tingkat signifikansi 5%, nilai = 2.

d. Robust Kriging
Model yang mendasari robust kriging adalah

Dengan W() stasioner intrinsik dan gaussian dan ()+() =


() . Berbeda dengan kriging klasik (simple, ordinary), untuk
mengakomodir adanya outlier, variogram empirik untuk robust
kriging dirumuskan sebagai :

Robust kriging mengakomodir adanya outlier sehingga


semivariogram yang digunakan adalah semivariogram empirik
terboboti. Adapun paket program ArcGIS 9.2 yang digunakan untuk
membuat peta kontur prediksi pada ordinary kriging masih belum
menyediakan fasilitas penghitungan nilai dan pembuatan peta kontur
prediksi untuk robust kriging, demikian pula untuk semua paket
program geostatistika. Oleh karena itu, diperlukan pembuatan
program yang sesuai untuk algoritma robust kriging.
3. SGeMS
Stanford Geostatistik Modeling Software (SGeMS) adalah paket
komputer open-source untuk memecahkan masalah yang melibatkan
variabel yang berhubungan secara spasial. Ini menyediakan praktisi
geostatistik dengan antarmuka yang user-friendly, interaktif 3-D
visualisasi, dan berbagai pilihan algoritma. Website ini berfungsi sebagai
pendamping untuk buku Applied geostatistik dengan SGeMS yang
menyediakan panduan langkah-demi-langkah untuk menggunakan SGeMS
algoritma.Kami merekomendasikan mendapatkan buku untuk
mendapatkan teori yang mendasari, demonstrasi pelaksanaannya, diskusi
tentang keterbatasan potensial, dan membantu tentang pilihan satu
algoritma di atas yang lain.
Pengguna dapat melakukan tugas-tugas yang kompleks dengan
menggunakan bahasa Python scripting tertanam, dan algoritma baru
dapat dikembangkan dengan menggunakan SGeMS mekanisme plug-
in. SGeMS adalah software pertama untuk memberikan algoritma untuk
statistik beberapa titik.

4. Block Model
Konsep Block Model dan Basis Data ~ Suatu pekerjaan yang penting
dan besar tanggung jawabnya dalam mengevaluasi suatu proyek
pertambangan adalah penaksiran cadangan. Seluruh keputusan teknis
sangat tergantung pada pekerjaan tersebut. Penaksiran
cadanganmenghasilkan suatu taksiran. Model cadangan yang dibuat
merupakan pendekatan dari kenyataan dan berdasarkan informasi yang
dimiliki, serta masih mengandung ketidakpastian. Suatu taksiran
cadangan harus mencerminkan secara tepat kondisi geologis dan
karakter/sifat mineralisasi, serta sesuai dengan tujuan
evaluasi. Penaksiran cadangan ini penting karena :
a. Memberikan taksiran kuantitas (tonase) dan kualitas (kadar)
cadangan bijih,
b. Memberikan perkiraan bentuk tiga dimensi cadangan bijih dan
distribusi ruang dari kadarnya,

c. Menberikan jumlah cadangan untuk menentukan umur tambang,

d. Sebagai batas-batas kegiatan penambangan yang dibuat


berdasarkan taksiran cadangan.

1) Konsep Blok Model pada Penaksiran Cadangan


Penaksiran cadangan menghasilkan suatu taksiran. Model
cadangan yang dibuat merupakan pendekatan dari kenyataan dan
berdasarkan informasi yang dimiliki, serta masih mengandung
ketidakpastian. Suatu taksiran cadangan harus mencerminkan secara
tepat kondisi geologis dan karakter/sifat mineralisasi, serta sesuai
dengan tujuan evaluasi. Suatu model cadangan bijih yang akan
digunakan untuk perancangan tambang harus konsisten dengan
metode penambangan dan teknik perencanaan tambang yang akan
diterapkan. Taksiran yang baik harus didasarkan pada data faktual
yang diolah secara obyektif. Keputusan dipakai atau tidaknya suatu
data penaksiran harus diambil dengan pedoman yang jelas dan
konsisten. Pembobotan data yang berbeda harus dilakukan dengan
dasar yang kuat. Metode penaksiran yang digunakan harus
memberikan hasil yang dapat diujiulang atau verifikasi. Tahapan
pertama setelah penaksiran cadangan selesai dilakukan adalah
memeriksa taksiran kadar blok yaitu menggunakan data pemboran
(komposit atau assay) yang ada di sekitarnya. Setelah penambangan
dimulai, taksiran kadar dari model cadangan harus dicek ulang dengan
kadar dan tonase hasil penambangan yang sesungguhnya.
Pada postingan ini akan dibahas tentang Konsep Block Model dan
Basis Data Komputer. Basis data komputer dibedakan menjadi dua
yaitu basis data assay dan basis data komposit. Cara
mengkompositkan data assay merupakan faktor yang penting dalam
pembuatan basis data. Selanjutnya akan dibahas prosedur pemodelan
sumberdaya mulai dari pemasukan data hingga pemodelan
geologiendapan mineral.

2) Komputer Sebagai Basis Data Block Model


Penggunaan komputer sangat membantu pemodelan
sumberdaya dalam pengolahan, klasifikasi, dan interpretasi data. Data
umumnya diperoleh dari populasi cebakan bijih dengan cara
pengeboran, surface/grab sampling, tunnel sampling, stope sampling,
dan lain-lain. Tahapan pertama permodelan adalah menyiapkan basis
data komputer yang bersih. Pembuatan basis data komputer
memerlukan waktu yang cukup lama. Pengecekan data dimulai setelah
semua data dimasukkan ke dalam komputer. Selain data assay dan
data geologi dari setiap lubang bor, perlu dicek pula koordinat collar
dan data survey lubang bor. Basis data komputer meliputi
pembuatan basis data assay dan basis data komposit. Basis data assay
merupakan informasi kadar sampel dari hasil kegiatan eksplorasi.
Secara umum basis data terdiri dari :
a) Koordinat (northing, easting, elevasi dari mulut lubang bor atau
collar),
b) Titik awal (from) dan akhir (to) assay setiap interval kedalaman
lubang bor,
c) Panjang (interval) assay, dan

d) Peubah (variable) ; dalam basis data misalnya kadar tembaga (Cu),


kadar emas (Au), kadar perak (Ag), jenis batuan, densitas (density),
jenis (type) data. Jenis data misalnya sampel dari pengeboran,
sampel dari permukaan, sampel dari terowongan atau tunnel/adit,
sampel dari lombong (stope).

Pembuatan basis data komposit bertujuan untuk menyamakan


selang (interval) data sehingga mempunyai volume (support) yang
sama. Komposit merupakan rataan berbobot data pada selang
tertentu. Basis data komposit untuk permodelan sumberdaya mineral
mempunyai peubah-peubah yang hampir sama dengan basis data
assay. Gambar 1b di bawah menunjukkan kadar assay dan prinsip
perhitungan komposit.

Permodelan dan penaksiran sumberdaya mineral secara


komputer didasarkan pada kerangka model blok. Ukuran blok
merupakan fungsi geometri mineralisasi di daerah telitian dan sistem
penambangan yang akan digunakan. Sketsa model blok 3D dapat
dilihat pada gambar 1a di bawah.

Biasanya permodelan sumberdaya mempunyai batas koordinat:


ke arah utara misal 0 N 1300 N, ke arah timur misal 150 E 600 E,
dan ketinggian misal 1075 m 1400 m. Gambar 1c di bawah
merupakan contoh ukuran blok (10 x 2 X 5) m berturut-turut ke arah
utara, timur dan vertikal sebagai satuan penambangan terkecil
(smallest mining unit).

Gambar . (a) contoh blok model 3D, (b) contoh prinsip


perhitungan komposit,
(c) contoh ukuran blok model.

Peubah (variable) yang diperlukan untuk permodelan yaitu


topografi daerah penelitian (topo), informasi geologi, kadar mineral,
jenis batuan (rock), massa jenis (density), persentase blok sebagai
bagian bijih (%ore), tonase setiap blok, jumlah minimum komposit.
Model cadangan bijih menjadi akurat apabila mewakili kondisi
geologi dan karakter dari mineralisasi. Zone geologi yang berbeda
harus dimodelkan secara akurat.

M. Klasifikasi Sumber Daya


1. SNI

Klasifikasi sumber daya dan cadangan batu bara adalah upaya


pengelompokan sumber daya dan cadangan batu bara berdasarkan
keyakinan geologi dan kelayakan ekonomi. Secara umum klasifikasi
cadangan batubara dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Tahap Eksplorasi

Tahap eksplorasi batu bara umumnya dilaksanakan melalui empat


tahap, yakni survei tinjau, prospeksi, eksplorasi pendahuluan, dan
eksplorasi rinci. Tujuan penyelidikan geologi ini adalah untuk
mengindentifikasi keterdapatan, keberadaan, ukuran, bentuk, sebaran,
kuantitas, serta kualitas suatu endapan batu bara sebagai dasar
analisis/kajian kemungkinan dilakukannya investasi. Tahap penyelidikan
tersebut menentukan tingkat keyakinan geologi dan kelas sumber daya
batu bara yang dihasilkan.Penghitungan sumber daya batu bara dilakukan
dengan berbagai metoda diantaranya poligon, penampangan, isopach,
inverse distance, geostatisik, dan lain-lain.

1) Survei Tinjau (Reconnaissance)

Survei tinjau merupakan tahap eksplorasi batu bara yang


paling awal dengan tujuan mengindentifikasi daerahdaerah yang
secara geologis mengandung endapan batu bara yang berpotensi
untuk diselidiki lebih lanjut serta mengumpulkan informasi tentang
kondisi geografi, tata guna lahan, dan kesampaian daerah.
Kegiatannya, antara lain, studi geologi regional, penafsiran
penginderaan jauh, metode tidak langsung lainnya, serta inspeksi
lapangan pendahuluan yang menggunakan peta dasar dengan skala
sekurang-kurangnya 1:100.000

2) Prospeksi (Prospecting)
Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk membatasi daerah
sebaran endapan batu bara yang akan menjadi sasaran eksplorasi
selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, di antaranya,
pemetaan geologi dengan skala minimal 1:50.000, pengukuran
penampang stratigrafi, pembuatan paritan, pembuatan sumuran,
pemboran uji (scout drilling), pencontohan, dan analisis. Metode
eksplorasi tidak langsung, seperti penyelidikan geofisika, dapat
dilaksanakan apabila dianggap perlu.

3) Eksplorasi Pendahuluan ( Preliminary Exploration)

Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui


gambaran awal bentuk tiga-dimensi endapan batu bara yang
meliputi ketebalan lapisan, bentuk, korelasi, sebaran, struktur,
kuantitas dan kualitas. Kegiatan yang dilakukan antara lain,
pemetaan geologi dengan skala minimal 1:10.000, pemetaan
topografi, pemboran dengan jarak yang sesuai dengan kondisi
geologinya, penampangan (logging) geofisika, pembuatan
sumuran/paritan uji, dan pencontohan yang andal. Pengkajian awal
geoteknik dan geohidrologi dimulai dapat dilakukan.

4) Eksplorasi Rincian (Detailed exploration)

Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kuantitas


dan kualitas serta model tiga-dimensi endapan batu bara secara
lebih rinci. Kegiatan yang harus dilakukan adalah pemetaan geologi
dan topografi dengan skala minimal 1:2.000, pemboran dan
pencontohan yang dilakukan dengan jarak yang sesuai dengan
kondisi geologinya, penampangan (logging) geofisika, serta
pengkajian geohidrologi dan geoteknik. Pada tahap ini perlu
dilakukan penyelidikan pendahuluan pada batu bara, batuan, air
dan lainnya yang dipandang perlu sebagai bahan pengkajian
lingkungan yang berkaitan dengan rencana kegiatan penambangan
yang diajukan.

b. Tipe Endapan Batu Bara Dan Kondisi Geologi


1) Tipe Endapan Batu Bara

Secara umum endapan batu bara utama di indonesia terdapat


dalam tipe endapan batu bara ombilin, Sumatera Selatan,
Kalimantan Timur danBengkulu. Tipe endapan batu bara tersebut
masing-masing memiliki karakteristik tersendiri yang mencerminkan
sejarah sedimentasinya. Selain itu, proses pasca pengendapan
seperti tektonik, metamorfosis, vulkanik dan proses sedimentasi
lainnya turut mempengaruhi kondisi geologi atau tingkat
kompleksitas pada saat pembentukan batu bara.

2) Kondisi Geologi/ Kompleksitas

Berdasarkan proses sedimentasi dan pengaruh tektonik,


karakteristik geologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok utama: Kelompok geologi sederhana, kelompok geologi
moderat, dan kelompok geologi kompleks. Uraian tentang batasan
umum untuk masing-masing kelompok tersebut beserta tipe
lokalitasnya adalah sebagai berikut:

a) Kelompok Geologi Sederhana

Endapan batu bara dalam kelompok ini umumnya tidak


dipengaruhi oleh aktivitas tektonik, seperti sesar, lipatan, dan
intrusi. Lapisan batu bara pada umumnya landai, menerus
secara lateral sampai ribuan meter, dan hampir tidak
mempunyai percabangan. Ketebalan lapisan batu bara secara
lateral dan kualitasnya tidak memperlihatkan variasi yang
berarti. Contoh jenis kelompok inantara lain, di lapangan Bangko
Selatan dan Muara Tiga Besar (Sumatera Selatan), Senakin
Barat (Kalimantan Selatan), dan Cerenti (Riau).

b) Kelompok Geologi Moderat

Batu bara dalam kelompok ini diendapkan dalam kondisi


sedimentasi yang lebih bervariasi dan sampai tingkat tertentu
telah mengalami perubahan pasca pengendapan dan tektonik.
Sesar dan lipatan tidak banyak, begitu pula pergeseran dan
perlipatan yang diakibatkannya relatif sedang. Kelompok ini
dicirikan pula oleh kemiringan lapisan dan variasi ketebalan
lateral yang sedang serta berkembangnya percabangan lapisan
batu bara, namun sebarannya masih dapat diikuti sampai
ratusan meter. Kualitas batu bara secara langsung berkaitan
dengan tingkat perubahan yang terjadi baik pada saat proses
sedimentasi berlangsung maupun pada pasca pengendapan.
Pada beberapa tempat intrusi batuan beku mempengaruhi
struktur lapisan dan kualitas batu baranya. Endapan batu bara
kelompok ini terdapat antara lain di daerah Senakin, Formasi
Tanjung (Kalimantan Selatan), Loa Janan-Loa Kulu, Petanggis
(Kalimantan Timur), Suban dan Air Laya (Sumatera Selatan),
seta Gunung Batu Besar (Kalimantan Selatan).

c) Kelompok Geologi Kompleks


Batu bara pada kelompok ini umumnya diendapkan dalam
sistim sedimentasi yang komplek atau telah mengalami
deformasi tektonik yang ekstensif yang mengakibatkan
terbentuknya lapisan batu bara dengan ketebalan yang
beragam. Kualitas batu baranya banyak dipengaruhi oleh
perubahanperubahan yang terjadi pada saat proses sedimentasi
berlangsung atau pada pasca pengendapan seperti pembelahan
atau kerusakan lapisan (wash out). Pergeseran, perlipatan dan
pembalikan (overturned) yang ditimbulkan oleh aktivitas
tektonik, umum dijumpai dan sifatnya rapat sehingga
menjadikan lapisan batu bara sukar dikorelasikan. Perlipatan
yang kuat juga mengakibatkan kemiringan lapisan yang terjal.
Secara lateral, sebaran lapisan batu baranya terbatas dan
hanya dapat diikuti sampai puluhan meter. Endapan batu bara
dari kelompok ini, antara lain, diketemukan di Ambakiang,
Formasi warukin, Ninian,

3) Dasar Klasifikasi

Klasifikasi sumber daya dan cadangan batu bara didasarkan


pada tingkat keyakinan geologi dan kajian kelayakan.
Pengelompokan tersebut mengandung dua aspek, yaitu aspek
geologi dan aspek ekonomi.

a) Aspek Geologi

Berdasarkan tingkat keyakinan geologi, sumber daya


terukur harus mempunyai tingkat keyakinan yang lebih besar
dibandingkan dengan sumber daya tertunjuk, begitu pula sumber
daya tertunjuk harus mempunyai tingkat keyakinan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan sumber daya tereka. Sumber daya
terukur dan tertunjuk dapat ditingkatkan menjadi cadangan
terkira dan terbukti apabila telah memenuhi kriteria layak .
Tingkat keyakinan geologi tersebut secara kuantitatif dicerminkan
oleh jarak titik informasi (singkapan, lubang bor).

b) Aspek Ekonomi

Ketebalan minimal lapisan batu bara yang dapat ditambang


dan ketebalan maksimal lapisan pengotor atau dirt parting
yang tidak dapat dipisahkan pada saat ditambang, yang
menyebabkan kualitas batu baranya menurun karena kandungan
abunya meningkat, merupakan beberapa unsur yang terkait
dengan aspek ekonomi dan perlu diperhatikan dalam
menggolongkan sumber daya batu bara
4) Persyaratan
a) Persyaratan yang Berhubungan dengan Aspek Geologi
b) Peryaratan yang Berhubungan dengan Aspek Ekonomi

5) Pelaporan

Supaya data sumber daya dan cadangan dapat dimengerti


dengan baik dan mudah oleh pihak-pihak yang berkepentingan,
perlu adanya sistem pelaporan yang baku. Laporan ini
menggambarkan status terakhir mengenai sumber daya dan
cadangan batu bara secara rinci dan akurat dan disarikan. Laporan
hasil kegiatan penyelidikan sumber daya dan cadangan batu bara
ini disimpan diinstansi/lembaga yang ditunjuk

6) Pengujian
a) Pengujian kelas sumber daya dan cadangan batu bara
dilakukan terhadap terpenuhinya persyaratan yang telah
ditentukan.
b) Panitia/lembaga penguji merupakan tim yang dibentuk oleh
instansi yang berwenang untuk tujuan itu. Anggota
panitia/lembaga yang ditunjuk terdiri atas para ahli yang
berkompeten dan berpengalaman di bidangnya.
2. JORC
a. Kategori Cadangan berdasarkan Geologi

Diidentifikasi (Mineral) Sumber: badan khusus mineral-bantalan


bahan yang lokasi, kuantitas, dan kualitas diketahui dari pengukuran
tertentu atau perkiraan dari bukti geologis. Sumber daya diidentifikasi
meliputi komponen ekonomi dan subeconomic.: Untuk mencerminkan
derajat jaminan geologi, sumber daya diidentifikasi dapat dibagi
menjadi kategori berikut:

1) Terukur

Sumber Daya yang tonase dihitung dari dimensi terungkap


dalam singkapan, parit, kerja, dan lubang bor, dan untuk yang kelas
dihitung dari hasil sampling rinci. Situs untuk inspeksi, pengambilan
sampel, dan pengukuran jarak begitu dekat, dan karakter geologi
sangat didefinisikan dengan baik, bahwa ukuran, bentuk, dan
kandungan mineral yang mapan.

2) Diindikasikan
Sumber Daya yang tonase dan kelas dihitung dari informasi
yang serupa dengan yang digunakan untuk sumber daya diukur,
tetapi situs untuk inspeksi, pengambilan sampel, dan pengukuran
jauh terpisah atau sebaliknya kurang memadai spasi. Tingkat
jaminan, meskipun lebih rendah dari sumber daya dalam kategori
diukur, cukup tinggi untuk mengasumsikan kontinuitas antara titik
pengamatan. Menunjukkan: Sebuah istilah kolektif untuk jumlah
sumber daya terukur dan terindikasi.

3) Tersirat

Sumber Daya yang perkiraan kuantitatif sebagian besar


didasarkan pada pengetahuan yang luas dari karakter geologi deposit
dan yang ada sedikit, jika ada, contoh atau pengukuran.. Perkiraan
didasarkan pada kontinuitas diasumsikan atau pengulangan yang ada
bukti geologi. Bukti ini mungkin termasuk perbandingan dengan
deposito sejenis.. Tubuh yang benar-benar tersembunyi dapat
dimasukkan jika ada bukti geologi tertentu kehadiran mereka.
Perkiraan sumber daya tereka harus dinyatakan secara terpisah dan
tidak digabungkan dalam total tunggal dengan sumber daya diukur
atau ditandai (lihat pedoman ii).

b. Kategori sumber daya berdasarkan pertimbangan ekonomi.


1) Ekonomi

Istilah ini menyiratkan bahwa, pada saat penentuan, ekstraksi


menguntungkan atau produksi di bawah asumsi investasi
didefinisikan telah ditetapkan, analitis menunjukkan, atau
diasumsikan dengan kepastian yang memadai.

2) Subeconomic

Istilah ini mengacu ke sumber-sumber yang tidak memenuhi


kriteria ekonomi, sumber daya subeconomic termasuk kategori
paramarginal dan submarginal.

3) Paramarginal

Itu bagian dari sumber daya subeconomic yang, pada waktu


penentuan, hampir memenuhi kriteria untuk ekonomi. Karakteristik
utama dari kategori ini adalah ketidakpastian ekonomi dan / atau
kegagalan (meskipun hanya) untuk memenuhi kriteria yang
menentukan ekonomiTermasuk sumber daya yang dapat
menghasilkan perubahan didalilkan diberikan dalam faktor ekonomi
atau Teknologi.

N. Software
1. Surpac

Project open pit dan underground merupakan sistem


penambangan.Surpac Software hanya satu tapi memiliki fungsional
yang banyak. Surpac adalah software yang sudah dikenal di dunia
pertambangan tidak hanya untuk engineer tapi juga dapat
digunakan untuk geology,surveying,dan juga untuk IT dan finance.
Surpac itu mudah di gunakan dan fleksibel dalam penggunaanya
untuk beberapa bidang pekerjaan untuk geology,surveying
dan engineering.Data yang diberikan berupa data dalam mining dan
juga eksplorasi.Surpac dapat mengolah data,membuat model
cadangan dan estimasi, perhitungan volume dan system grade
control.

Berdasarkan pengalaman salah satu perusahaan tambang


yang cukup besar di Indonesia mereka mengatakan Surpac dapat
meningkatkan cadangan dari seluruh bidang. Surveyor
menggunakan Surpac untuk menghitung volume dan engineer juga
dapat menghitung dengan memberikan design 3D dan menghitung
untuk mengelola grade control dan cadangan.

Ada banyak software lain di lapangan tetapi tidak ada yang


bisa menggantikan Surpac.Sebagai contoh 3D ore dan block model
membantu geologist membuat model dan itu dapat menghasilkan
jutaan dolar buat perusahaan mereka.

Surpac disediakan dalam 6 versi bahasa English, Perancis,


Spanyol, German, China dan Rusia yang menjadi Support apabila ada
kesulitan.

Data yang dihasilkan dalam Surpac mudah untuk dibaca, data


dapat dilihat dengan berbagai system IT. Data geography di transfer
ke Surpac dengan mudah dan Surpac memberikan informasi
translate data dengan simple dan mudah sekali untuk di mengerti.

Surpac software merupakan standard technical, untuk


mendukung penggunaan software ini Surpac juga memiliki supprort.
Apabila perusahaan ingin memiliki pegawai dan project yang
memiliki skill dalam penggunaan Surpac lebih baik lagi, setiap
perusahaan akan mendapatkan service untuk training dengan trainer
yang memiliki pengalaman yang banyak di dunia pertambangan.
Dengan Surpac dipastikan pekerjaan di lapangan dapat lebih ringan
untuk pekerjaan di lapangan.

2. Minescape

Minescape merupakan software mining sistem terpadu yang


dirancang khusus untuk industri pertambangan. Dengan menggunakan
open arsitektur, Minescape mampu meningkatkan semua aspek informasi
tekniks suatu site tambang, mulai dari data eksplorasi, survey geologis,
sampai ke jadawal produksi tambang.
Yang mendasar dari minescape adalah featur sistem terbuka dan
kemampuan utnuk dikembangkan. Proses minescape mendukung
berbagai macam software aplikasi khusus yang memungkinkan secara
interaktif membuat dan mengelola model-model geologi tiga dimensi
serta desain tambang. Sistem grafik CAD 3D yang handal dan dinamis
merupakan inti darisistem minescape.

Minescape dirancang untuk digunakan oleh semua profesional


tambang tersebut, surveyor, geologis dan mine engineer. Fleksibilitas
yang dimiliki oleh minescape memastikan bahwa software tersebut dapat
digunakan dalam perencanaan tambang jangka pendek dan jangka
panjang untuk tambang batubara.

Minescape memiliki interface intuitif yang disebut Graphical Task


Interface (GTI). Inteface tesebut menjadikan anda lebih m udah dikerjakan
sehingga lebih efisien dan mengurangi kebutuhan pelatihan.

a. Block Model

Block Model yaitu suatu matrik block (Atau disebut juga Call) dari
dimensi x,y,z yang akan menampilkan volume deposit pada yang
dinginkan. Setiap ruang menentukan tiga dimensi tertentu. Biasanya
block berbentuk persegi panjang, juga dapat berbentuk jajaran jenjang.
Setiap block diidentifikasi dengan sebuah nomor indeks dan koordinat.
Setiap block juga ditetapkan untuk menyimpan hasil pengujian kadar
logam atau value-value kuakitas yang diperlukan, dan informasi geologi
serta spatial lainnya untuk tiap hal yang penting yang terdapat dalam
deposit.

Block model dapat menampilkan :

1) Deposit yang tersebar seperti tembaga, emas dan deposit


nonstratabound lainnya.
2) Deposit yang tertutup dan tertindih atau deposit yang ada
didalam area yang sulit dicapai.
3) Deposit stratiform dimana terdapat terdapat tingkat dan kualitas
yang beragam melalui rangkaian stratigraphic.
b. Open Cut Coal
c. Desain Ramp

Ram adalah salah satu aplikasi dari minescape open cut yang
dirancang untuk membuat desain ram dan benching tiga dimensi dari
suatu pit.Proses awal pembuatan desain ram adalah mencakup
pengaturan desain bench pada elevasi-elevasi konstan atau terhadap
surface-surface. Elevasi yang konstan lebih mudah untuk digunakan jika
bench-bench hamper horinzontal.

d. Coal Modeling

Coal Modeling dibuat dengan menggunakan product


Minescape yang disebut Stratmodel. Stratmodel adalah salah satu
aplikasi dari Minescape yang dirancang untuk membuat dan
mengolah model tiga dimensi suatu endapan geologi yang berlapis
terutama batubara atau endapan-endapan geologi lainnya seperti
posfat atau bauksit.

e. Stratmodel

Stratmodel didasarkan pada prinsip umum stratigrafi terutama


tentang urutan lapisan yang diendapkan pada suatu periode tertentu
yang menerus atau selaras. Sesuai dengan prinsip stratigrafi
tersebut, Stratmodel membuat model dengan cara mengkorelasikan
unit-unit yang sama pada suatu urutan lapisan. Data yang digunakan
untuk korelasi, dapat berasal dari hasil pemboran, survey dsb. Model
yang dibuat atau dihasilkan akan dikontrol oleh suatu definisi yang
disebut Schema.

f. Schema

Stratmodel didasarkan pada prinsip umum stratigrafi terutama


tentang urutan lapisan yang diendapkan pada suatu periode tertentu
yang menerus atau selaras. Sesuai dengan prinsip stratigrafi tersebut,
Stratmodel membuat model dengan cara mengkorelasikan unit-unit yang
sama pada suatu urutan lapisan. Data yang digunakan untuk korelasi,
dapat berasal dari hasil pemboran, survey dsb. Model yang dibuat atau
dihasilkan akan dikontrol oleh suatu definisi yang disebut Schema.

3. Datamine

Datamine adalah softwere yg digunakan di dunia pertambangan.


dan telah banyak perusahaan-perusahaan tambang di indonesia yang
telah memakai softwere datamine. baik tambang emas, batubara, dll.
Datamine adalah softwere yang di gunakan diseluruh dunia dan PT.
Stania Bara Consulting adalah agent tunggal Datamine di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai