Anda di halaman 1dari 34

Makalah Manajemen Pastura dan Pengembalaan Ternak

Rational Grazing System and Livestock Grazing Behavior in Shrub-


Dominated Semi-Arid and Arid Rangelands dan Range Improvements for
Increasing Forage Production

Disusun oleh:
Kelompok 10
Kelas B
Rini Fitriani 200110140027
Fanuel Lihardo Damanik 200110140085
Astudie Suprayogi 200110140097
Thoriq Aziz 200110140265
Anintya Rizqi Amalia 200110140291
Ami Widyapurnami 200110140301
Apritama Adha 200110140303

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2017
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pakan hijauan yang diberikan pada ternak dapat diperoleh dari berbagai

sumber, padang penggembalaan atau pastura merupakan sebagai salah satu

contohnya. Padang penggembalaan atau pastura merupakan tempat

menggembalakan ternak untuk memenuhi kebutuhan pakan dimana pada lokasi

ini telah ditanami rumput unggul dan atau legume (jenis rumput/ legume yang

tahan terhadap injakan ternak). Tujuan utama dalam pembuatan padang

penggembalaan adalah menyediakan hijauan makanan ternak yang berkualitas,

efisien dan tersedia secara kontinyu sepanjang tahun.

Untuk mempertahankan kuantitas dan kualitas padang penggembalaan sebagai

penyedia hijauan makanan ternak perlu diadakannya evalusi terhadap padang

penggembalaan tersebut. Di samping itu alasan dilakukannya evalusai adalah

untuk mengotrol perkembangan pastura, mempertahankan komposisi botani

sesuai yang diharapkan, mempertahakan persediaan hijauan selama mungkin, dan

memperhatikan pula kelestarian lingkungan.

Pengukuran pada pastura merupakan cara evalusi yang cukup akurat baik

dengan metode langsung maupun tidak langsung. Pengukuran pastura secara

langsung akan lebih memberikan gambaran akan keadaan pastura sebenarnya,

metode ini dapat dilakukan dengan penghitungan komposisi botani dengan

beberapa caranya, dengan mengukur produktivitasnya dan juga penghitungan

komposisi kimianya.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara memilih area penggembalaan yang baik?

2. Bagaimana tingkah laku ternak bila digembalakan dalam satu area?

3. Apakah yang dimaksud dengan padang pengembalaan pastura ?

4. Bagaimana cara pembibitan pakan hujauan ?

5. Bagaimana manajemen pembibitan yang baik ?

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui area penggembalaan yang baik untuk ternak

2. Mengetahui reaksi ternak bila digembalakan dalam satu area yang sama

3. Untuk mengetahui padang pengembalaan pastura.

4. Untuk mengetahui cara pembibitan pakan hijauan.

5. Untuk mengetahui manajeman pembibitan yang baik.


II

PEMBAHASAN

2.1. Sistem rotasi penggembalaan (SRP)

Adalah sistem penggembalaan dengan rotasi pada lahan padang rumput

dengan cara membatasi pergerakan ternak dan mengatur waktu dan tempat

merumputnya. Sistem ini sudah lama digunakan oleh para peternak, Merotasi

ternak antara padang rumput telah dianjurkan pada rangelands selama lebih dari

100 tahun (Smith 1895).

Contoh padang rumput yang menggunakan rotasi penggembalaan dapat

dilihat pada gambar berikut

Sumber: http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?

option=com_content&view=article&id=224:pengembangan-sapi-potong-berbasis-

padang-penggembalaan&catid=58:ternak&Itemid=59
2.1.1 Masalah selektifitas pada ternak

Pada sebagian besar daerah penggembalaan ditemukan kendala pada

tingkah laku ternak yang memilih-milih makanan. Seperti yang disebutkan oleh

(Senft et al. 1987) bahwa ternak yang dibebaskan dan herbivora berukuran besar

lainnya akan sangat selektif ketika merumput (Senft et al. 1987), hal ini

menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan ternak serta tidak meratanya

penyebaran hijauan di padang penggembalaan.

Selektifitas juga menyebabkan penyimpangan pada ternak yang tidak mau

memakan jenis hijauan tertentu karna lebih memilih hijauan dengan kandungan

racun yang lebih rendah dan juga nutrisi yang lebih tinggi.

2.1.2 Apakah sistem rotasi penggembalaan dapat mengatasi masalah

selektifitas pada ternak ?

Pada skala yang lebih halus , spesies tanaman yang lebih enak biasanya

akan di makan lebih banyak dari spesies tanaman yang kurang enak (Provenza

tahun 1995, 1996). Seperti yang dijelaskan provenza selektifitas dapat

menyebabkan spesies rumput tertentu kurang diminati ternak sehinggan tidak

dimakan. Dengan demikian jika dibiarkan dengan bebas maka jumlah pakan yang

harusnya dapat mencukupi kebutuhan ternak menjadi tidak tercukupi. Disisi lain

jenis hijauan yang disukai akan habis sampai tidak dapat beregenerasi lagi. Oleh

karna itu sistem rotasi dapat menjadi solusi untuk masalah ini karna kebutuhan

pakan ternak dapat diatur lebih mudah menggunakan petak-petak penggembalaan

yang dapat diatur waktu dan jumlah produksi hijauannya juga mengurangi sifat

selektifitas pada saat merumput.


2.1.3 Batasan ternak untuk merumput kembali hijauan

Salah satu alasan mengapa sisem SRP banyak diterapkan adalah untuk

mengontrol waktu dan frekuensi merumput. Pemagaran pada 1 lahan

penggembalaan dapat mencegah ternak untuk merumput kembali jenis tanaman

yang sama (Holechek et al. 2001). Hal tersebut merupakan pengaruh positive

terhadap efisiensi hijauan pada pengembalaan karena pada satu tempat rotasi

pengembalaan hijauan akan dikonsumsi secara merata sebelum pindah ke tempat

rotasi lainnya. Merumput jenis tanaman yang sama juga sulit dilakukan jika ternak

digembala secara bebas karna naluri hewan yang akan memakan tumbuhan

tertentu dengan palatabilitas yang tinggi .

2.1.4Menambah keseragaman area pakan

Bailey (1995) menemukan bahwa sapi yang di gembala di oklahoma

memakan jenis rumput yang sama pada lahan penggembalaan. Dengan dibiarkan

secara bebas maka ternak cenderung akan memakan jenis tanaman yang homogen.

Karna itu pemagaran dan sistem rotasi yang strategis dapat memperbaiki distribusi

pemberian hijauan pada ternak . jika pada pengembalaan didapat jenis rumput /

hijauan yang beragam maka efektifitasnya akan sangat buruk namun akan berubah

drastis jika diberikan pagar dan diberlakukan SRP.

2.1.5 Manajemen Implikasi

Pada penerapan SRP yang sudah terbukti sedikit banyak berpengaruh

dalam mengatasi masalah selektifitas pakan pada ternak , ada beberapa alat yang

direkomendasikan dapat mambantu meningkatkan kualitas penggembalaan.

Salahsatunya adalah pembuatan tempat minum untuk ternak di daerah rotation


grazing. Tempat minum sangat krusial dalam aplikasi sistem rotasi karna dengan

pembatasan gerak ternak maka tempat minum jadi susah ditempuh jika tidak

disediakan di kotak rotasi penggenbalaan. Selain itu pemagaran yang strategis

juga merupakan elemen penting dalam manajemen menerapan SRP . namun jika

dilaksanakan dengan baik maka SRP akan memberi pengaruh positiv bagi

distribusi hijauan untuk ternak yang digembalakan.

Gambar : pasture fencing (sumber youtube.com)

2.2 Range Improvements for Incoming Forage Production

Range pada dasarnya tidak selalu memberikan secara maksimal terhadap

pakan untuk hewan ternak. Selain itu masalah adanya kebakaran pun menjadikan

tanaman pada range sedikit dan kehilangan vegetasi. Untuk alasan ini dan lainnya

praktik perbaikan telah dikembangkan untuk meningkatkan produksi hijauan

tanpa menunggu alam untuk mengembalikan daerah untuk meningkatkan hijauan.

Cara yang paling umum digunakan untuk meningkatkan range adalah (1)

penyemaian atau pembenihan, (2) pemupukan, dan (3) perawatan mekanis yang

dirancang untuk mengontrol curah hujan dan meningkatkan produksi.

Penyemaian atau pembenihan bertujuan untuk (1) untuk menanami

kembali daerah tandus seperti lahan pertanian ditinggalkan, (2) untuk

menggantikan vegetasi yang terbakar karena kebakaran (3) untuk memperluas


musim merumput, (4) untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pakan, (5) untuk

membangun kembali tanaman pakan asli, dan (6) untuk melindungi daerah dari

erosi.

2.2.1 Penyemaian Ranges yang Gundul atau Lahan pertanian terbengkalai

Revegetasi alami adalah proses yang lambat membutuhkan 25 sampai 50

tahun di bawah kondisi yang menguntungkan untuk vegetasi klimaks untuk

menempati kembali. Mencegah invasi gulma adalah tindakan preventif agar

budidaya rumput di range berhasil. Untuk memudahkan penyemaian maka

sterilants kimia tanah telah diajukan untuk menghindarkan kesulitan-kesulitan ini.

Bromus tectorum dapat berefektif dikendalikan dengan cara ini dan pembentukan

spesies unggulan ditingkatkan (Eckert dan Evans, 1967), meskipun sisa bahan

kimia dalam tanah dapat mempengaruhi pembentukan beberapa spesies unggulan

(Eckert dkk., 1972).

2.2.2 Penyemaian untuk meningkatkan Kuantitas atau Kualitas Pakan

Seringkali, ketika hijauan tumbuh tidak melimpah atau kualitas tidak sebagus

yang diinginkan. Dua pilihan yang tersedia:

(1) budidaya tanah, menghancurkan semua atau sebagian besar vegetasi

(2) antar penyemaian dengan tanaman pakan yang lebih baik.

Hal tersebut memerlukan pemotongan alur atau menghancurkan vegetasi

yang ada di strip spasi pada daerah interval yang tetap menjadi yang tanaman

yang diinginkan ditabur.

Pilihan tergantung pada produktivitas dan potensi daerah yang ada.

Pembibitan mahal dan tidak selalu efektif. Biasanya, padang penggembalaan yang

dalam kondisi cukup baik tidak boleh dibajak untuk membuat jalan bagi spesies,
meskipun Rumsey (1971) melaporkan bahwa penyemaian memberi produksi lebih

besar dari padang penggembalaan yan asli dalam kondisi sangat baik di Idaho

timur. Hasil ini mungkin bias oleh fakta bahwa padang penggembalaan unggulan

selalu terbaik.

Antar pembibitan memiliki beberapa keuntungan lebih:

(1) gangguan sedikit

(2) spesies bisa melengkapi hijauan yang ada

(3) produksi hijauan tetap tinggi selama masa perlakuan

(4) kacang-kacangan dapat menghasilkan produksi yang lebih tinggi

(5) lebih murah daripada budidaya complate.

Karena memerlukan peralatan mekanik khusus, antar pembibitan sangat baik

digunakan pada padang penggembalaan dengan topografi moderat.

Antar penyemaian telah berhasil di Texas (Robertson dan Box 1969) dan di

tempat lain di seluruh Great Plains. Hasil beberapa antar pembibitan menyarankan

bahwa efek dari alur-alur pada vegetasi asli mungkin lebih penting daripada

spesies untuk meningkatkan hasil (Tabel 14.3.) setelah tiga musim tumbuh, hasil

dari plot berkerut pada musim gugur yang sama-sama produktif dengan yang

disemai dengan rumput. Hanya satu dari tiga kacang-kacangan disemai

berkontribusi secara substansial terhadap hasil hijauan; Namun, di pegunungan

tengah utah, campuran legum-rumput yang unggul rumput saja, produksi

meningkatkan oleh kacang-kacangan (Bleak, 1968).

Tabel 14.2 Animal Production and Grazing Season from Cool-Season and Warm-

Season Pasture, Lincoln, Nebraska

Data from Conard and Youngman (1965)


Length of grazing season

Year Kind of From To Days Steer-days Geins in body

pasture of grazing weight per

per acre acre, ib

1956 Cool-season May 21 Aug. 19 90 54 57

Warm-season June 18 Oct. 2 106 121 140

1957 Cool-season May 13 Oct. 9 149 135 134

Warm-season June 19 Oct. 9 112 137 133

Table 14.3 Mean production foe 3 Years following Treatment from Native and

Interseeded Species in montana


Data adopted from Houston and Adams (1971)

Time of treatment

Fall 1965 Spring1966 Fall 1966

Seeded Native Seeded Native Speeded Native

species species species species species species

(Lb/acre, air dry)

Control 845 845 845

Furrowed 1,163 797 1,053

only

Green 190 1,407

needlegrass

Thickspike 120 807

wheatgress

Prairie clover 30 1,237

Rambler 53 1,097

alfalfa

Orenberg 405 685

alfalfa*

*Two-year mean.

2.2.3 Mengganti Tanaman asli Yang Tidak akan Alami Berdiri

Seringkali tanaman asli dieliminasi dengan tidak adanya benih. Semak

terutama masuk ke dalam kategori ini. Karena motilitas rendah.

Pembenihan semak membutuhkan kepatuhan dengan persyaratan yang sama

seperti untuk tanaman herba, persemaian cocok, kebebasan dari kompetisi, dan
periode perlindungan saat mereka menjadi tumbuhan. Biji lebih besar dan

seringkali sulit untuk menangani dengan cara mekanis karena struktur aksesori

seperti awns berbulu, lambung, atau buah-buahan seperti daging buah. Karena

benih browse tidak mudah dipanen oleh perangkat mekanik biasa seperti rumput,

biji harus dikumpulkandikanan sehingga didapatkannya lebih sedikit dan

membuatnya mahal, mesin vacuum-cleanerlike dapat berkembang untuk

memfasilitasi pengumpulan benih (Nord, 1963). persentase perkecambahan

seringkali rendah dan perlakuan benih untuk memecahkan dormansi mungkin

diperlukan. Karena ukurannya yang besar, benih browse menarik bagi tikus (Tabel

14.4). ini memerlukan upaya perlindungan, baik replients atau rodentisida.

Di antara banyak spesies browse yang telah diuji di daerah intermountain,

bitterbrush (Purshia tridentata) berhasil digunakan; karena menyajikan lebih

sedikit hambatan untuk pengumpulan, pengolahan, dan pembentukan daripada

yang lain. Sejumlah semak asli lainnya telah berhasil direproduksi, meskipun

dengan kesulitan yang lebih besar.

Table 14.4 Percentage of Bitterbrush Seed Spots Disturbed by Mice at Various

Intervals ao Time after Planting

Data from Holmgren and Basile (1959)

Data of planting Time elapsed between seeding data and observation data

2 weeks 7 weeks 3 months 5 months

(Percent)

Oct. 6, 1955 55 - 66 67

Oct. 29, 1956 29 88 - 88

2.7 Kriteria untuk memilih Tempat Pembibitan


Tidak semua padang penggembalaan dapat berhasil diunggulkan. Penampilan

dari vegetasi yang tumbuh adalah panduan terbaik untuk seleksi untuk

pembenihan, karena tanaman mengintegrasikan banyak ekologi faktor-

kelembaban, tanah, iklim, dll Situs dengan pertumbuhan subur sehat tanaman,

meskipun hanya spesies kurus, yang untuk penyemaian kembali. Shown et al.

(1969), misalnya, menemukan bahwa keberhasilan dalam pembenihan semak-

semak bervariasi langsung dengan indeks vigor besar (Artemisia tridentata);

Serikat Barat, 25 cm dari curah hujan diperkirakan diperlukan untuk sukses.

Daerah yang mendukung semak-semak besar, pinus pinon dan juniper, sikat oak

aspen, atau jenis padang rumput pada ketinggian Higer telah terbukti cocok untuk

pembibitan.

Upaya untuk benih di padang pasir rendah daerah sounthern yang didukung

jenis gurun-grasssland telah memberikan hasil pabrik satis (Reynolds et al., 1949).

Di Meksico dan bagian kering lainnya dari Amerika Utara, pembibitan

rumput asli telah berhasil di tanah, tetapi dataran tinggi dan daerah gurun yang

ekstrim sulit untuk menanami kembali (Dwyer, 1969). Reseeding lahan pertanian

ditinggalkan di Zacatecas, Meksiko, telah berhasil di saat rumput asli yang

disemaikan pada persemaian disiapkan dengan baik (Gonzalez, 1973).

Di Australia, pembibitan di daerah padang penggembalaan kering belum

secara luas dipraktekkan. Di daerah curah hujan tinggi 50 cm atau lebih campuran

ditingkatkan semanggi dan rumput ukses sjika disertai dengan pupuk pho-sphorus.

2.8 Campur dibandingkan tegakan murni

Ada beberapa keuntungan dan kerugian baik tegakan murni atau

campuran. Campuran tanaman tampaknya memiliki beberapa keunggulan

dibandingkan tegakan murni: 1. Semua daerah memiliki kondisi variabel tanah,


kelembaban, dan kemiringan. Dalam campuran, masing-masing spesies

menghasilkan produk yang berlimpah lebih hampir memasok kebutuhannya. 2.

kebiasaan rooting berbeda mungkin menghasilkan lebih efisien penggunaan air

tanah dan nutrisi dari berbagai kedalaman tanah. 3. produksi hijauan musiman

cenderung lebih seragam karena periode pertumbuhan subur dan dormansi

bervariasi pada spesies yang berbeda. 4. Pakan Campuran cenderung lebih

diinginkan untuk hewan dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar, terutama

tanaman browse dan kacang-kacangan. 5. Campuran mungkin memiliki umur

panjang lebih besar, spesies yang lebih cocok untuk situs tertentu menggantikan

spesies yang kurang cocok karena mereka menghilang dari dudukannya. 6.

Beberapa tanaman dari campuran mungkin memiliki pengaruh menguntungkan

pada lainnya. Sebuah contoh penting adalah nitrifikasi dilakukan oleh kacang-

kacangan, yang meningkatkan kekuatan pertumbuhan rumput dan juga

meningkatkan kandungan proteinnya. Fiksasi nitrogen tidak terbatas pada kacang-

kacangan. Sejumlah semak rocaceous, seperti Ceanothus betuloides, dimiliki

kemampuan ini (Vlamis et al., 1964). Nichols dan Johnson (1969) melaporkan

peningkatan 50 persen dalam produksi rumput dari termasuk semanggi manis

campuran biji.

Banyak yang percaya bahwa produksi dari campuran lebih besar dari

monokultur, (Bleak, 1968; Rumsey, 1971) .Meurut teori campuran harus lebih

produktif karena perakaran dan kelembaban dari berbagai kedalaman, dan untuk

musim tanam dikombinasikan, sehingga memanfaatkan lebih dari curah hujan

yang jatuh. Misalnya, jambul Wheatgrass membuat pertumbuhan di musim semi

dan menjadi aktif sepanjang musim panas meskipun kehadiran kelembaban

tanah. Spesies lain terus tumbuh selama bulan-bulan musim panas yang
hangat. Tegakan murni dikelola lebih mudah karena persyaratan tumbuh hanya

satu spesies perlu dipertimbangkan. Campuran pasti memerlukan keterampilan

manajemen yang lebih besar, karena mereka tunduk pada perubahan komposisi

yang dihasilkan dari pemanfaatan diferensial oleh hewan dan toleransi untuk

merumput. Dalam campuran, spesies yang sangat enak mungkin akan dibunuh

dan spesies rendah palatabilitas mungkin kurang dimanfaatkan. Rumput yang

jatuh tempo atau mencapai palatabilitas maksimum atau nilai gizi pada musim

yang berbeda, mungkin lebih baik ditanam sendiri sehingga mereka dapat dikelola

sesuai dengan kebutuhan individu, meskipun kualitas hijauan memberikan

mungkin lebih miskin dan masa penggunaan lebih pendek dari dari tribun

campuran.Kelemahan mon okultur mungkin kerentanan mereka yang lebih besar

untuk serangga dan penyakit.

2.2.4 Persyaratan manajemen Penyemaian Padang Penggembalaan

Banyak bibit awal yang berumur pendek karena manajemen yang

buruk. Produksi dari penggembalaan sangat penting untuk memungkinkan bibit

untuk menjadi baik berakar dan mapan. Sering dua atau tiga musim berkembang

mungkin diperlukan. Sayangnya, hal ini tidak selalu mungkin, karena dalam

pedang penggembalaan yang besar.

Setelah didirikan, bibit harus merumput dengan baik, jika tidak bibit akan

memburuk dan akan dirusak oleh tanaman bernilai rendah. Tidak ada tanaman

yang prosses ketahanannya sangat unggul untuk digunakan dibandingkan tanaman

asli. Jika dikelola dengan baik bisa berlangsung bertahun-tahun, tetapi bibit tidak

dapat dipertahankan tanpa batas. manajemen penggembalaan dapat

memperlambat tetapi tidak mencegah invasi tanaman. catatan selama periode 12-

tahun di padang penggembalaan utah yang digembalakn oleh ternak pada


intensitasnya berbeda menunjukkan bahwa semak-semak meningkat terlepas dari

intensitas pemanfaatan.

2.2.5 Pembibitan untuk pengendalian erosi

Invasi semak-semak menjadi bibit rumput di utah utara dipengaruhi oleh

intensitas penggembalaan. Setelah 12 tahun, terdapat banyak sekali tanaman

semak-semak.(Dari Frischnecht dan Harris, 1958)

Baik terhadap air atau angin. Dalam hal demikian, pertimbangan tidak perlu

diberikan kepada kualitas hijauan tetapi kemudahan pembentukan, tahan banting,

dan kualitas tanah-melindungi. Sod pembentuk rumput dan layering semak yang

paling cocok untuk tujuan ini, karena setelah mereka didirikan mereka yang

paling efektif melindungi tanah dan berumur panjang. Karakteristik terakhir ini

sangat penting pada ketinggian tinggi di mana musim tanam pendek dan produksi

benih pasti.

Dalam situasi khusus seperti jalan raya, tumbuhan yang tidak palatabel

dibutuhkan, jika tidak, ternak akan tertarik untuk penyemaian di tempat yang

cukup untuk hewan dan pengendara.

2.2.6 Pemupukan

Dalam beberapa tahun terakhir banyak perhatian telah diarahkan ke

peningkatan produksi hijauan dengan pemupukan. Pupuk lebih mudah tersedia

dan lebih murah (relatif) dan tingginya biaya pembibitan telah memicu minat ini.

Selain itu, peningkatan yang stabil dalam konsumsi daging merah telah

mendorong produksi daging yang lebih besar.

Pemupukan memiliki keunggulan dibandingkan cara lain untuk perbaikan

padang penggembalaan. Hal ini tidak memerlukan peralatan yang sangat khusus,
biaya lebih sedikit dibandingkan pembibitan, dan tidak diperlukan periode

nonuse. Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan produksi hijauan, tetapi

manfaat lainnya mungkin akan datang juga. Di antaranya adalah:

1 hijauan campuran lebih bervariasi

2 hijauan lebih enak dan bergizi

3 musim merumput lebih lama

4 distribusi yang lebih baik untuk ternak

5 pembentukan bibit yang lebih baik.

2.12 Peningkatan Produksi Dari Pemupukan

Pupuk telah terbukti meningkatkan hasil hijauan pada beberapa kondisi tapi.

Peningkatan produksi bervariasi dari 4-250 persen. Hasil yang diperoleh

dipengaruhi oleh

1 jenis pupuk

2 tingkat aplikasi

3 jenis dan kesuburan tanah

4 jenis vegetasi

5 jumlah curah hujan

6 saat aplikasi

Jenis pupuk meskipun pupuk kandang dan mulsa telah terbukti afektif dalam

meningkatkan produksi padang penggembalaan, tidak mungkin digunakan secara

luas. pupuk komersial, karena kemudahan penanganan dan ketersediaan siap,

paling dapat disesuaikan dengan situasi padang penggembalaan. elemen yang

paling banyak digunakan adalah nitrogen, fosfor, sulfur, dan potasium.


Dari jumlah tersebut, nitrogen telah memberikan respon terbesar dan paling

universal di Amerika Utara bagian barat, tetapi tidak afektif untuk dimanapun,

mason dan miltimore (1969) melaporkan peningkatan produksi di beberapa situs

di clumbia. Di mana itu adalah afektif, produksi langsung berkorelasi dengan

tingkat aplikasi hingga sekitar 135 kg per hektar (120 lb per acre). Melampaui

tingkat itu, peningkatan produksi biasanya tidak berpengalaman, meskipun ada

pengecualian. Sumber nitrogen tidak mungkin menjadi faktor yang

mempengaruhi peningkatan produksi.

Fosfor belum biasanya dipakai untuk peningkatan produksi. Beberapa

peningkatan dilaporkan di padang rumput di oregon (cooper dan sawyer, 1955),

dan di california di mana kacang-kacangan terdiri antara 16 sampai 60 persen dari

vegetasi, hasil meningkat dengan penerapan superphospate oleh 75 sampai lebih

dari 500 persen. Dalam kedua kasus produksi meningkat disediakan oleh kacang-

kacangan. Fosfat efektif dalam meningkatkan hasil hijauan dan berkualitas di

florida (lewis, 1970)

Meskipun fosfor umumnya tidak efektif dalam meningkatkan produksi,

namun kombinasi nitrogen dan fosfor pada tingkat tinggi telah memberikan hasil

yang lebih tinggi dari nitrogen saja. Peningkatan produksi terjadi pada nitrogen 90

kg atau lebih per hektar. Tingkat fosfor sepertinya tidak penting dalam

meningkatkan produksi.

Sulfur digunakan sebagai elemen sulfur, seperti gipsum (CaSO4), atau

sebagai superphospate, telah terbukti merangsang produksi hijauan pada tanah

granit di Californis. Menyebabkan peningkatn produksi kacang-kacangan.

Rumput merespon jauh lebih sedikit, mungkin karena peningkatan fiksasi nitrogen

oleh kacang-kacangan (Bentley dan Green, 1954).


Seperti fosfor, produksi meningkat ketika nitrogen dan sulfur digabungkan,

dari 26 persen menjadi 43 persen lebih hijauan diproduksi daripada ketika

nitrogen diaplikasikan sendiri pada tingkat yang sama (walker dan williams,

1963). Dalam uji coba pot tanah dari berbagai rumput pinus di British Columbia,

sedikit peningkatan produksi jika hanya ditambahkan belerang saja , tetapi ketika

nitrogen dan sulfur yang diterapkan bersama-sama, hasil kadang-kadang

meningkat (Freyman dan vas Ryswyk, 1969). Para penulis percaya bahwa sulfur

memungkinkan tanaman untuk memanfaatkan nitrogen lebih efisien, pemulihan

nitrogen hampir dua kali lebih besar ketika sulfur ditambahkan.

Kalium umumnya tidak meningkatkan hasil di Amerika Serikat, Retzer

(1954) melaporkan tanaman yang tumbuh di jenis tanah granit di colorado. Di

Southeastern United, beberapa jenis pohon merespons kalsium (ward dan

Bowersox, 1970) dan rumput bermuda memberikan hasil lebih besar dari

campuran potasium-nitrogen dari pada hanya nitrogen (cook dan baird, 1967). Di

Selandia baru, pada tanah yang kekurangan kobalt,maka cobaltized superfosfat

telah memberikan hasil yang baik (Philipp, 1959).

Kelembaban dan curah hujan mempengaruhi respon dari pemupukan. Dalam

tahun curah hujan yang rendah menyebabkan peningkatan kecil dalam

produksi(luebs et al., 1971), pertumbuhan dibatasi oleh kurangnya kelembaban.

Dalam beberapa tahun curah hujan yang tinggi, terutama jika datang selama

musim tanam, nutrisi mineral dapat membatasi pertumbuhan, namun dalam hal

pemupukan meningkatkan hasil. Williams et al (1964) tidak menemukan manfaat

dari penerapan sulfur di tahun ketika curah hujan rendah. Demikian pula, tobosa

(Hilaria mutica) merespons nitrogen hanya ketika daerah menerima curah hujan
tinggi (Herbel, 1963). Stroehlein et al (1968) mengamati respon yang lebih besar

ketika nitrogen diaplikasikan pada awal periode hujan musim panas.

Power (1967) menelusuri nitrogen digunakan sebagai pupuk di lahan irigasi

dan tadah hujan. Di lahan irigasi (cukup kelembaban) sebagian besar nitrogen itu

diperoleh lagi dari puncak dan akar dan hanya 5 sampai 10 persen tetap di dalam

tanah. Tanpa irigasi jumlah tetap dalam tanah menyamai atau melebihi yang

diperoleh lagi oleh tanaman. Dia mengamati bahwa efek utama air adalah untuk

mempercepat penyerapan nitrogen. nutrisi tanaman sedikit pada tingkat

kelembaban yang tinggi dan air sedikit pada kelembaban tingkat rendah.

Pengaruh pemupukan pada musim tanam yang panjang. Pemupukan pada

padang rumput lembab menyebabkan padang rumput tetap hijau pada musim

gugur dari pada padang rumput yang tidak dibuahi.

persistensi pupuk fosfor mudah diperbaiki di dalam tanah dan sedikit

dikenakan pencucian. Dengan demikian memungkinkan untuk memupuk dengan

harapan efek akumulasi selama beberapa tahun. Sebaliknya, belerang mudah

tercuci dan tidak tersedia di tahun-tahun berikutnya. Tiga-perempat dari sulfur

dapat hilang melalui perkolasi pada tahun pertama (McKell dan Williams, 1960).

Nitrogen dengan pencucian oleh air akan menguap ke atmosfer dalam bentuk

gas mungkin sebanyak 20 persen (power, 1972). Pencucian cenderung sangat

bervariasi tergantung terutama pada jumlah dan distribusi curah hujan. curah

hujan yang tinggi disertai dengan banyak nitrogen. Musim panas curah hujan di

daerah semi kering jarang menyebabkan perkolasi dan pencucian mungkin sedikit

penting, meskipun limpasan permukaan dapat menyebabkan kerugian. Bahwa

beberapa ekosistem mungkin memiliki kapasitas yang tinggi untuk

mempertahankan nitrogen dalam sistem dan memberikan hasil meningkat selama


beberapa tahun ini ditunjukkan dengan hasil dari dakota utara di mana tingkat

yang berbeda dari nitrogen yang diterapkan di bawah tiga jadwal-sekaligus,

sepertiga setiap tahun selama 3 tahun , dan seperenam setiap tahun selama 6

tahun. Pada tingkat yang lebih tinggi dari aplikasi, 6 tahun menghasilkan

perbedaan yang sangat sedikit terlepas dari bagaimana pupuk diterapkan, sehingga

menyebabkan penulis menyimpulkan bahwa adalah mungkin untuk mendapatkan

produksi yang sama dengan perlakuan penuh sejak perlakuan tahunan. Ada

beberapa perubahan spesies yang mungkin telah mempengaruhi produksi selain

efek pupuk langsung.

2.13 Pengaruh pupuk pada komposisi vegetatif

Tidak semua tanaman merespon sama untuk pemupukan. Rumput dan semak-

semak umumnya menanggapi nitrogen, meskipun respon berbeda antara spesies.

Kacang-kacangan, karena fakta bahwa mereka memperbaiki nitrogen, tidak

menanggapi nitrogen tetapi membuat tanggapan yang dramatis, ada kemungkinan

mengubah campuran pakan di vegetasi asli. Sebagai contoh, alfaalfa unggulan

dengan rumput nyaris hilang ketika diberi nitrogen saja pada tingkat 168 kg per

hektar (cooke et al., 1968)

Tingkat pemberian juga mempengaruhi tanaman yang berbeda berbeda.

Festuca diproduksi sebagian pada tingkat rendah nitrogen, wheatgrass dan

bluegrass pada tingkat menengah, dan cheatgrass diproduksi pada tingkat tinggi

nitrogen.

Dalam campuran rumput dan legum, nitrogen dapat diharapkan untuk

meningkatkan kacang-kacangan. Di mana belerang efektif, kacang-kacangan

disukai oleh penggunaannya (McKell et al., 1971). Pada forbs dan rumput lain di

antara spesies rumput individu, efek pemupukan nitrogen tidak pasti. Cospet et al
(1967) menemukan bahwa efek dari rumput menengah, rumput pendek, dan

spesies lain (kebanyakan forbs) yang berbeda daerah, waktu perlakuan, tingkat

perlakuan, kondisi dan komposisi padang penggmbalaan berbeda. Selain itu, efek

pertama tahun berbeda dari yang diamati pada tahun kedua.

Salah satu dataran besar, rumput musim dingin umumnya menanggapi lebih

baik untuk nitrogen dari rumput musim panas (Launchbaugh 1962, rauzi et al.,

1968), namun respon mungkin berbeda antara spesies. Agropyrons meningkat dan

Stipa Comata dan koeleria menurun penutup baik dari nitrogen sendiri atau

dengan fosfor (johnston et al., 1967). Di oklahoma, produksi dari rumput musim

panas tidak sangat meningkat oleh aplikasi nitrogen sendiri atau nitrogen

ditambah superfosfat, tapi ada produksi jauh lebih besar dari forbs (Huffine dan

penatua, 1960).

2.14 Pengaruh pemupukan pada kualitas hijauan

Salah satu tujuan dicari melalui pemupukan adalah untuk meningkatkan

kualitas nutrisi pakan, terutama protein kasar (nitrogen) dan isi fosfor. Konsentrasi

yang ini dan elemen lainnya dapat diubah oleh penggunaan pupuk, khususnya di

tanah di mana elemen tertentu kekurangan, telah dibuktikan. Selain itu, diyakini

oleh beberapa bahwa kecernaan hijauan dapat ditingkatkan dengan pemupukan.

Pengaruh pemupukan pada kandungan nitrogen dari hasil hijauan diperoleh di

bawah kondisi berbagai adalah variabel. Mason dan Miltimore (1964)

menunjukkan peningkatan yang stabil dalam nitrogen tanaman Agropyron

inermeas, secara bertahap meningkat dari 28 500 kg per hektar. Berbeda dengan

ini, Klipple dan Retzer (1959) tidak menemukan peningkatan yang signifikan

dalam protein dari amonium nitrat, namun kedua kotoran ternak dan fosfor

mengakibatkan persentase protein yang lebih tinggi di grama biru matang. hasil
yang berbeda diperoleh dengan rumput musim dingin di dakota utara ketika air

digunakan untuk plot yang diberi pupuk. kandungan nitrogen pakan meningkat

dengan pupuk nitrogen pada kedua plot disiram dan tidak disiram. Hanya pada

plot tidak disiram menggunkan fosfor, sendiri atau dengan nitrogen,

meningkatkan kandungan nitrogen hijauan (Cosper dan Thomas, 1961). Luebs et

al (1971) melaporankan kandungan nitrogen hijauan meningkat oleh perlakuan

dari nitrogen dan fosfor bersama-sama di beberapa situs di california.

Kandungan nitrogen pakan meningkat hampir segera setelah aplikasi pupuk

untuk padang rumput hingga pertengahan Juli, namun besarnya kenaikan awal

menjadi kurang seiring musim maju (Rumburg, 1972). Pada pertengahan Juli,

efek dari aplikasi mungkin telah hilang, efek dari aplikasi kemudian masih jelas di

1 September.

Ada pertanyaan kecil soal kandungan nitrogen pakan, dan mungkin

kandungan protein, dapat ditingkatkan dengan pemupukan, tetapi hasilnya

kadang-kadang kecil dan tidak menentu, mungkin karena perbedaan dalam jumlah

dan jenis pupuk yang digunakan, tahap pertumbuhan, kondisi tanah, ketersediaan

air, dan jenis vegetasi. Dengan demikian, tidak mungkin untuk memprediksi hasil

rata-rata di bawah himpunan kondisi. Mengingat pengaruh pada hasil, bahkan

perubahan kecil dalam kandungan protein dapat mengakibatkan peningkatan besar

dalam produksi minyak mentah-protein.

2.2.7 Pengaruh Nitrogen dan Fosfor dalam Hijauan Pakan

Menurut Dodge (1970) menyebutkan bahwa sebuahefeksampingyangmerugikan

akibat penggunaan pupuk nitrogen. Dimana proporsi tinggi pada nitrogen dalam
NO3
hijauan bukannya meningkatkan PK namun menghasilkan nitrat ( ). Di

mana ada kelebihan nitrat dan menyebabkan keracunan. Sebenarnya pengaruh


NO2
buruk ini terjadi karena nitrit ( ) yang tereduksi intemediet. Pengurangan

amonia terhambat dan nitrit terakumulasi dalam aliran darah mempengaruhi

hemogloobin dan kemampuan darah untuk membawa oksigen. Padatingkattingkat

nitratrendahdiyakiniaman,tetapiketika540kgperhektarpupukditerapkan,persentase

hadirnitrogennitratpadawaktumelebihitingkat"aman"(0,15persen).

Pupuk fosfat ternyata berpengaruh terhadap tanaman pakan. Fosfor sebagai isi

jaringan tanaman juga dapat ditingkatkan dengan pemupukan, meskipun hasil

yang diperoleh sangat bervariasi. Dimana tanah kekurangan fosfor, pupuk fosfat

meningkatkan fosfor hijauan, jumlah peningkatan di tempat tertentu tergantung

pada jumlah pupuk yang digunakan, tingkat tanah-air, dan tahap pertumbuhan.

Selama pertumbuhan awal tahap rendahnya tingkat aplikasi fosfat

meningkatkan kadar fosfor dari fescue kasar (Festuca scabrella); pada tahap

kemudian, hanya tingkat tinggi yang efektif, meskipun mereka tetap bertahan

bahkan ke tahap cuaca. Apakah respon yang rendah merupakan fungsi dari tahap

pertumbuhan atau ketersediaan air tidak pasti, Cosper dan Thomas (1961)

menemukan bahwa ketika air digunakan untuk vegetasi padang rumput di barat

South Dakota, fosfor dalam pakan yang lebih besar dari pada plot unwatered

sebanding .

Persentase tanaman fosfor dapat tertekan oleh pupuk nitrogen. Kedua pupuk

dan pupuk kandang persentase fosfor tertekan komersial bila diterapkan tanpa

fosfor. Bahkan ketika fosfor dan nitrogen diterapkan dalam kombinasi, persentase

fosfor mungkin lebih rendah dari mana fosfor diterapkan sendirian di tingkat

setara (Cosper dan Thomas, 1961).

2.2.8 Pengaruh Pemupukan pada Kecernaan


Ada sedikit bukti mengenai efek pemupukan pada cerna. Nitrogen dan kombinasi

fosfor nitrogen, dapat menurunkan persentase selulosa dan meningkatkan kecernaan

fescue kasar. Bertentangan dengan ini, Cooke dkk (1968) mengutip bukti yang

menunjukkanpenurunankecernaansebagaihasildaripemupukan.Mempertimbangkan

faktorfaktorsepertitahapkematangandankesuburanpertumbuhan,yangmempengaruhi

komposisikimia,danmasalahyangmelekatdalamsampelvegetasidandalammengukur

kecernaan.

2.2.9 Pengaruh Pemupukan terhadap Palatabilitas

Ada bukti bahwa hewan lebih menyukai tanaman pakan yang diberi pupuk

daripada yang tidak diberi pupuk, meskipun apa yang menimbulkan preferensi ini

tidak tertentu (lihat Palatabilitas dan Preferensi, Bab 6). Rusa menyukai tanaman

pakan yang diberi pupuk meskipun perbedaan dalam isi kalsium dan fosfor yang

kecil. Penggunaan rusa yang diberi bibit cemara Douglas lebih besar ketika

mereka diberi pupuk dengan nitrogen atau dalam kombinasi, tetapi tidak ketika

sulfur atau fosfor diaplikasikan. Jackrabbit telah mengobservasi dengan

mengumpulkannya di plot yang diberi pupuk (Tabel 14.10).

Tabel14.10DistribusipadaSaatMusimDingindalamKaitannyadenganJenisdan

TingkatPupuk

Fertilizer Rate of Application

None Low Medium High

(Pellets per sq m)
Phosphorus 4.0 4.2 10.6 4.1

Nitrogen 4.0 5.7 6.2 8.2

Nitrogen and 4.0 17.1 26.7 39.4

Phosphorus

2.2.10PittingdanChiseling

Pittingmerupakanpembuatancekungankeciluntukmenangkapdanmenahancurah

hujan.Berbagaiperangkatmekanikdapatdigunakandalamkonstruksi(Gbr.14,9).

Di Arizona selatan, lubang telah terbukti berhasil meningkatkan penetrasi curah

hujan(Tabel14.11).Lubangukuranmenengah(21/2x3mdan15cmmendalam)terbukti

lebihefektifdaripadayanglebihkecilataulebihbesardipendiriandanproduksidari

bibit. Peningkatan kapasitas penggembalaan dari 33 persen telah dicatat di dataran

rumput pendek dari pitting (Barnes, 1950). Pitting meningkat secara signifikan

ketersediaanairtanahdiMontanaberkisar.

Chiselingdigunakanpadatanahliatberatdandimanahardpansmembentukbawah

tanah dan di mana hardpans membentuk di bawah permukaan tanah. Tidak hanya

penetrasiairlambatdidaerahini,tetapitanamanmerasasulituntukmembangundiridi

tanah yang dipadatkan Road rippers atau mesin khusus dengan gigi yang kuat yang

dirancanguntukmenembuslapisandipadatkandigunakanuntukinfiltrasi.(Barnesdan

Nelson,1945).

Tabel 14.11 Curah Hujan dan penetrasi Kelembaban dalam Lubang Berukuran

MenengahpadapadaRentanEksperimendiSantaRita,1963
Period ending

7/16 7/27 8/1 8/8 8/16 8/25

(In.)

Periode Hujan 1.50 0.90 2.00 0.68 0.25 0.67

Penentrasi

Kelembaban

Lempung berpasir- 5 9 22 10 17 22

flat* 24 26 34 27 28 28

- basin

Loam 7 9 11 -7 17 15

-flat 15 15 27 27 27 23

-basin

Clay Loam 2 8 15 5 5 6

-flat 11 12 19 16 15 12

-basin

*Penetrasidiukur2sampai3ftdarilubang.Flat(datar).Basin(Cekungan)

2.2.11PenyebaranAir

Dari semua perlakuan mekanik, struktur air menyebar paling bermanfaat bagi

produksi hijauan terutama pada Great Plains dan di Barat Daya. Mereka terdiri dari

bendungandantanggulyangmencegatlimpasanpermukaandanmenyampaikankeluar
daridaerahdrainasealamdigradienrendahdipermukaantanahdimanaiadapatdiserap.

Tujuannya harus untuk membawa tanah maksimum di bawah pengaruh tanggul oleh

begitujarakdanlokasimerekabanjiryangakanmempengaruhidaerahterbesarmungkin.

Air menyebar telah begitu sangat meningkat pertumbuhan rumput di daerah

kisarandiNewMexicoyanghaytelahdipanendarilahansebelumnyaproduksirendah

bahkanuntukmerumput.Rumputmeningkat 350persentelahdicatatpadadaerahdi

Montana.Penyebarbarangkalisepenuhnyaefektifhanyapadatanahberat;HasildiBarat

Daya pada tanah ringan menunjukkan tidak ada peningkatan produksi hijauan

Peningkatanproduksirumputrumputankarenapenyebaran62dan353persendilaporkan

di Montana pada Agropyron smithii dan Bouteloua gracilis rangers, masingmasing

(Houston,1960).

Millerdkk(1969)merangkumhasilyangdiperolehdariairmenyebardiAmerika

Serikat Barat. Ini menunjukan produksi hijauan 15008600 kg per hektar. Dari hasil

penelitian disimpulkan sebagai berikut diambil: (1) Penyebar yang sukses hanya jika

setidaknya satu banjir terjadi setiap tahun, (2) produksi hijauan kurang ketika air

tergenang dan tidakbisamenguras, dan(3) kelembaban kapasitas retensi dari A dan

cakrawalaBlebihpentingdaripadateksturtanahpadajumlahpakanyangdiproduksi.

2.2.12Teras

Tujuanutamadariterasadalahuntukmempertahankanairditanahdanmencegaherosi,

meskipunvegetasijugadiuntungkan Terraces harussejajarataumemilikigradienyang

sangatsedikitmelakukanairdaridrainasealami.Ukuranataukapasitasterasbervariasi

dengan topografi dan jumlah dan distribusi curah hujan yang catatan cuaca terakhir

menunjukkanareayangakandikenakan.Sebuahkoefisienlimpasanharusdihitunguntuk

setiap kemiringan, dan kapasitas teras dibutuhkan dihitung memungkinkan margin of


safetydari10sampai25persen.Koefisienakansangatjauhtergantungterutamapada

tanah,vegetasi,dantopografi.

2.2.13Konturalur

Karena tingginya biaya terasering, meningkatkan minat telah dikembangkan

dalampenggunaanalurkontur.Pembuatankonturalurmurahnamunefektifitasdalam

meningkatkanproduksirendah.Alurberbedadariterasdiyanglebihkecildankurang

rumitdirancang.

Telahdiamatibahwacurahhujandapatmeresapkedalamtanah15sampai45cm

lebihdalam.Rumputtelahmenjadidibangunkembalidalam1sampai3tahunsetelah

berkerutdidataranselatan.Bransondkk(1962)menemukantingkatinfiltrasiyanglebih

besardanmeningkatkanpenyimpanankelembabantanahpadatanahberatdiMontana

yang telah berkerut dan reseeded 10 tahun sebelumnya. Tidak ada cara bahwa efek

berkerutbisalepasdariefekpenyemaian.

UjipadarentandiTexasdimanatanahituterdaftardengankedalaman78cm

menunjukkan hasil rumput untuk meningkat sebanyak 3,9 kali sebagai akibat dari

peningkatankelembabantanahdankedalamanpenetrasi.Rumputaslimeningkatdikedua

penutuptanahdanproduksi.Meningkat79persendalamberatbahanakardihasilkandari

daftarkerutan.

Bransondkk(1966)mengkajitanggapandariberbagaivegetasiuntukberbagai

perawatantanah.Alurkontur,berbasisluassatukhususnya,yangunggulpittingatau

perawatanmodifikasisoilserupalainnya,danhasilnyalebihbesarpadatanahbertekstur

halus.

2.2.14KimiaCuringpadaRentangPakan
Pada peride peertumbuhan, di mana tanaman rerumputan memberikan pakan

bergizi tinggi. Herbisida telah diterapkan tanpa membunuh tanaman telah dianjurkan

untukmenghindarihilangnyagizi.

Hasilyangdilaporkansejauhinimenunjukkanbahwabahankimiacuringlayak,

meskipundalambidangapadanpadatanamanapayangbelumditentukan.PadaOregon

berkisar,terutamapadawheatgrasses,hasilmenggunakanparaquatmenunjukkanbahwa

penurunanmusimpanasditingkatproteindapatditangkap(Gambar14.11).Terjadinya

musim panas dan gugur hujan berkurang kandungan mineral dari pakan tercukupi,

terutamakalsium,fosfordankalium.Curingdapatmenanganikonsekuensikehilangan

karoten.Paraquatditambahnitrogenpeningkatanhasilnitrogenbahkanlebih.

Padaparaquatberbagaitahunandanduaherbisidalainyangserupamenghasilkan

efeksimialrpadakontenproteindenganyangdilaporkanolehSneva,tetapipadadaerah

dimanakekeringandiakhiripertumbuhanalamibertepatandenganpenyemprotan,tidak

ada efek yang jelas. Komposisi tanaman diubah dengan menyemprotkan; rumput

berkurangdankacangkacangandiberkerut. Dombamembuatkeuntunganyanglebih

baik pada diperlakukan dari pada hijauan untreared, tapi kurang pakan diproduksi di

bawahperawatansemprot.

2.2.15BiayakomparatifRentangPerbaikan

Tabel 14.12 menunjukkan estimasi biaya untuk beberapa praktek perbaikan

umum.Sejakbeberapainiharusdikombinasikan(misalnya,pembibitandanpenghapusan

juniper). Total biaya yang lebih besar daripada untuk praktek tunggal ditampilkan.

Kombinasiyangdianggapneccessarymengakibatkanbiayadari$16sampai$34per

acre.
Tabel14.12BiayaPerbandingandaribeberapaRentangPeningkatanPraktekdiSouthern

RockyMountaindanSouthernIntermoountainArea,1970

DatadariAndersondkk(1973)

Practice Cost pe acre

Buldozing juniper 20.30

Chaining juniper (one way) 5.80

Drill seeding* 4.38

Aerial seeding 3.34

Deferred grazing .57

Fencing 6.52
III

KESIMPULAN

Sistem rotasi penggembalaan dapat mengatasi masalah

selektifitas ternak dan keseragaman tumbuhan yang dapat

menyebabkan tidak ratanya distribusi hijauan jika dilakukan

dengan manajemen , strategi , dan peralatan yang baik

Dengan mengelola pedang penggembalaan pembibitan, Lahan, proses

penyemaian, tanaman untuk disemai, tempat penyemaian makan akan

meningkatkan produksi hijauan

Sistem rotasi penggembalaan dapat mengatasi masalah selektifitas

ternak dan keseragaman tumbuhan yang dapat menyebabkan tidak

ratanya distribusi hijauan jika dilakukan dengan manajemen , strategi ,

dan peralatan yang baik


DAFTAR PUSTAKA

SMITH, J. G. 1895. Forage conditions of the prairie region. In: USDA


Yearbook of Agriculture1895. Washington, DC, USA: US
Department of Agriculture. p. 309324.
SENFT, R. L., M. B. COUGHENOUR, D. W. BAILEY, L. R. RITTENHOUSE, O.
E. SALA, AND D. M. SWIFT. 1987. Large herbivore foraging and
ecological hierarchies. BioScience 37:789799.
PROVENZA, F. D. 1995. Postingestive feedback as an elementary
determinant of food preference and intake in ruminants. Journal
of Range Management 48:217.
PROVENZA, F. D. 1996. Acquired aversions as the basis for varied diets
of ruminants foraging on rangelands. Journal of Animal Science
74:20102020.
HOLECHEK, J. L., R. D. PIEPER, AND C. H. HERBEL. 2001. Range
management principles and practices. 4th ed. Upper Saddle
River, NJ, USA: Prentice Hall. 587 p.
BAILEY, D. W. 1995. Daily selection of feeding areas by cattle in
homogeneous and heterogeneous environments. Applied Animal
Behaviour Science 45:183 199.

Cosper,H.R.,and J.R Thomas (1961):Influence of supplemental run-off water and


fertilizer on production and chemical composition of native for age,Jour
Range Mgt 14:292-297
Barnes O.K (1950): Mechanical Treatment on Wyoming range land,Jour Range
Mgt 3:198-203
__________and A.L Nelson (1945):Mechanical Treatment for increasing the
grazing capacity of shortgrass range. 273
Branson F A, RF. Miller (1962): Effect of contour furrowing, grazing intensities
and soils on infiltration. 15:151-158
Cooke,D.A.,S.E Beacom, and W.K Dawly (1968):Response of six year old grass
alfafa pastures to nitrogen fertilizer in north eastern. 48:167-173
Dodge,Marvin (1970):Nitrate poisoning, fire retardants and fertilizers-any
connection?Jour Range Mgt 23:224-247
Eckert,Richard E., Jr., and Raymond A.Evans (1967): A chemical-fallow
technique for control of downy brome and establishment of perennial
grasses on rangeland, Jour. Range Mgt. 20:35-41.
______,Gerard J.Klomp,Raymond A Evans, and James A.Young
(1972):Establishment of perennial wheatgrasses in relation to atrazine
residue in the seedbed,Jour. Range Mgt. 25:219-224.

Anda mungkin juga menyukai