Contoh Lembar Pengamatan
Contoh Lembar Pengamatan
1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
DST DST
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
DST DST
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
DST DST
Mengidentifikasi masalah
Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti
Dengan bimbingan guru, peserta didik mendefinisikan danmengorganisasikan tugas-tugas
belajar yang terkait dengan permasalahannya
Fase3: Mengkaji data dan eksperimen
Merumuskan hipotesis
Fase 3: Investigasi mandiri dan kelompok
Guru mendorong peserta didik untuk mendapatkan informasi yangtepat, melaksanakan
eksperimen, dan mencari penjelasan serta solusidari permasalahan yang dibahas.
Fase4: Mengorganisasikan, merumuskan, dan menjelaskan
Siswa dibimbing guru menganalisis proses penelitian yang telahdilakukan siswa yang
kemudian dievaluasi untuk memperoleh penyelidikan penelitian yang lebih efektif
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah
Guru membimbing peserta didik untuk melakukan refleksi terhadap penyelidikannya solusi
yang paling baik untuk mengatasi permasalahanyang dibahas dan proses-proses yang
mereka gunakan selama
kegiatan pembelajaran(Sumber: Joyce & Weil, 1980) (sumber: Arends, 2008:57)
Fase5: Menganalisis proses penelitian untuk Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses
memperoleh prosedur penyelidikan yang lebih mengatasi masalah
efektif Guru membimbing peserta didik untuk melakukan
refleksi terhadap penyelidikannya solusi yang paling
Siswa dibimbing guru menganalisis proses penelitian baik untuk mengatasi permasalahanyang dibahas dan
yang telahdilakukan siswa yang kemudian dievaluasi proses-proses yang mereka gunakan selama
untuk memperoleh penyelidikan penelitian yang lebih kegiatan pembelajaran
efektif
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai masukan dan pertimbangan kepada mahasiswa sebagai calon guru
untuk menggunakan model pembelajaran discovery learning.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Discovery Learning
Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan
konstruktivisme. Model ini menekankan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu,
melalui keterlibatan siswa ssecara aktif dalam proses pembelajaran.
Menurut Wilcox (Slavin, 1977), dalam pembelajaran dengan penemuan siswa didorong untuk belajar sebagian besar
melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk
memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka
sendiri.
Pengertian discovery learning menurut Jerome Bruner adalah metode belajar yang mendorong siswa untuk
mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis contoh pengalaman. Dan yang menjadi
dasar ide J. Bruner ialah pendapat dari piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif didalam belajar di
kelas. Untuk itu Bruner memakai cara dengan apa yang disebutnya discovery learning, yaitu dimana murid
mengorganisasikan bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir.
Menurut Bell (1978) belajar penemuan adalah belajar yang terjadi sebagia hasil dari siswa memanipulasi, membuat
struktur dan mentransformasikan informasi sedemikian sehingga ie menemukan informasi baru. Dalam belajar penemuan,
siswa dapat membuat perkiraan (conjucture), merumuskan suatu hipotesis dan menemukan kebenaran dengan
menggunakan prose induktif atau proses dedukatif, melakukan observasi dan membuat ekstrapolasi.
Pembelajaran penemuan merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan
konstruktivis modern. Pada pembelajaran penemuan, siswa didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan aktif
dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Guru mendorong siswa agar mempunyai pengalaman dan melakukan
eksperimen dengan memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi diri mereka sendiri.
Pembelajaran Discovery learning adalah model pembelajaran yang mengatur sedemikian rupa sehingga anak
memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan
sendiri.
Dalam pembelajaran discovery learning, mulai dari strategi sampai dengan jalan dan hasil penemuan ditentukan oleh
siswa sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Maier (Winddiharto:2004) yang menyatakan bahwa, apa yang ditemukan,
jalan, atau proses semata mata ditemukan oleh siswa sendiri.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran discovery learning adalah suatu model untuk
mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan
setia dan tahanlama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa. Dengan belajar penemuan, anak juga bisa belajar
berfikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi. Kebiasaan ini akan di transfer dalam kehidupan
bermasyarakat.
B. Tujuan Pembelajaran Discovery Learning
Bell (1978) mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai berikut:
a. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukan
bahwa partisipasi banyak siswa dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan.
b. Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam situasi konkrit mauun abstrak, juga siswa
banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan
c. Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh
informasi yang bermanfaat dalam menemukan.
d. Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi,
serta mendengar dan mneggunakan ide-ide orang lain.
e. Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang
dipelajari melalui penemuan lebih bermakna.
f. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas
baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.
1. Guru merasa gagal mendeteksi masalah dan adanya kesalah fahaman antara guru dengan siswa
2. Menyita waktu banyak. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi
fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar. Untuk seorang guru ini bukan pekerjaan yang mudah karena itu
guru memerlukan waktu yang banyak. Dan sering kali guru merasa belum puas kalau tidak banyak memberi motivasi dan
membimbing siswa belajar dengan baik.
3. Menyita pekerjaan guru.
4. Tidak semua siswa mampu melakukan penemuan
5. Tidak berlaku untuk semua topik .
e) Verification (pentahkikan/pembuktian).
Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-
contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran discovery learning (penemuan) merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam
pendekatan konstruktivisme. Pada pembelajaran penemuan, siswa didorong untuk terutama belajar sendiri melalui
keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Guru mendorong siswa agar mempunyai pengalaman dan
melakukan eksperimen dengan memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi diri mereka
sendiri.
Pembelajaran penemuan memliki beberapa kelebihan. Pembelajaran penemuan membangkitkan keingintahuan
siswa, memotivasi siswa untuk terus bekerja hingga menemukan jawaban. Siswa melalui pembelajaran penemuan
mempunyai kesempatan untuk berlatih menyelesaikan soal, mempertajam berpikir kritis secara mandiri, karena mereka
harus menganalisa dan memanipulasi informasi.
Pembelajaran penemuan juga mempunyai beberapa kelemahan, di antaranya dapat menghasilkan kesalahan dan
membuang-buang waktu, dan tidak semua siswa dapat melakukan penemuan.
B. Saran
Karena model pembelajaran discovery learning hanya dapat dipakai untuk materi materi tertentu, maka seorang guru
atau seorang calon guru disarankan agar mampu memilih dan memilah materi mana yang tepat dan cocok yang dapat
diterapkan dalam proses belajar agar tidak menyita waktunya juga tidak hanya melibatkan beberapa siswa saja, karena
model pembelajaran discovery diperlukan keaktifan seluruh siswa.
Selain itu alat alat bantu mengajar (audio visual, dll) haruslah diusahakan oleh guru atau calon guru yang hendak
menerapkan metode ini, tujuannya untuk memberikan siswa pengalaman langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Ardi-lamadi.blogspot.com/2010/02/peningkatan-hasil-belajar-matematika
Elvira-yunita-utami.Penerapan Metode Dicsovery Learning pada Pembelajaran Matematika dalam Usaha Peningkatan Motivasi
Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Neg 2 Pengasih Kabupatan.Kulon Progo
http-3A-2Findex-of-ppt.com-2FMetode-2Pembelajaran-2FDiscovery-2FLearning-2F
Ratumanan, T. G. 2004. Belajar dan Pembelajaran edisi kedua.Unesa University Press
Tujuan Pembelajaran:
Kegiatan 1: Amatilah demo ... yang dilakukan oleh guru, kemudian tuliskan prosedur
kerjanya.
1. ...
2. ...
3. ...
4. ... dst.
Kegiatan 2: Bertanyalah kepada guru tentang hal yang belum Anda ketahui, dan catat
jawabannya sebagai tambahan informasi anda
1. ...
2. ...
3. ... dst
Kegiatan 3: Dari informasi yang sudah Anda dapatkan, cobalah sekarang ... bersama-sama
dengan kelompokmu. (+diskusikan dengan kelompokmu sampai memperoleh cara yang
benar, tuliskan prosedur yang benar tersebut/Kegiatan 4)
1. ...
2. ...
3. ...dst
Tujuan Pembelajaran:
Kegiatan 1: Amatilah demo ... yang dilakukan oleh guru, kemudian tuliskan prosedur
kerjanya.
5. ...
6. ...
7. ...
8. ... dst.
Kegiatan 2: Bertanyalah kepada guru tentang hal yang belum Anda ketahui, dan catat
jawabannya sebagai tambahan informasi anda
4. ...
5. ...
6. ... dst
Kegiatan 3: Dari informasi yang sudah Anda dapatkan, cobalah sekarang ... bersama-sama
dengan kelompokmu. (+diskusikan dengan kelompokmu sampai memperoleh cara yang
benar, tuliskan prosedur yang benar tersebut/Kegiatan 4)
4. ...
5. ...
6. ...dst