Anda di halaman 1dari 4

Bleomycin merupakan salah satu antineoplastic agent,

campuran antibiotik sitotoksik glikopeptida dasar yang dihasilkan


oleh Streptomyces verticillus (bleomycin A2 dan bleomycin B2
merupakan komponen dasar). Bleomycin menghambat sintesis
DNA, RNA, dan protein, sehingga menyebabkan strand DNA
terpotong melalui pembentukan komplek metal intermediet pada
kofaktor, misal tembaga atau besi.
Bleomycin utamanya digunakan untuk terapi berbagai jenis
kanker, antara lain: Hodgkins Disease, non-Hodgkins Disease,
kanker testis, pleurodesis, kanker paru, kanker serviks, kanker
penis dan vulva, kanker ginjal, kanker ovarium, serta sarkoma
jaringan polos. Selain itu, bleomycin dapat digunakan untuk terapi
kanker kepala dan leher, melanoma, Kaposis sarcoma,
osteosarkoma, kanker kulit, dan kanker tiroid.
Dosis bleomycin tiap individu harus diperhitungkan secara
hati-hati, serta disesuaikan dengan kebutuhan dan respon
individu. Bleomycin merupakan obat dengan indeks terapi sempit,
sehingga perlu dilakukan monitoring pasien secara cermat dan
berkala selama dan setelah dilakukan terapi. Diperlukan tes
sensitivitas sebelum dilakukan terapi menggunakan bleomycin,
dimana pasien lymphoma (Hodgkin's dan non-Hodgkin's disease)
berisiko mengalami reaksi anafilaktik. Berikan 2 dosis tes (2 unit
bleomycin) sebelum diberikan terapi bleomycin dengan dosis
penuh. Setiap setelah pemberian dosis tes, monitor dengan ketat
terjadinya reaksi idiosyncratic yang berat. Jika tidak terjadi reaksi
akut, pemberian regimen dosis bleomycin dapat diberikan.
Bleomycin dapat diberikan secara injeksi IV atau intrapleural.
Untuk pemberikan injeksi IV, serbuk injeksi bleomycin 15-30 unit
dilarutkan dalam 0,9% NaCl untuk menghasilkan larutan yang
mengandung tidak lebih dari 3 unit/mL, serta diberikan selama
10-15 menit. Untuk pemberian injeksi intrapleural, serbuk injeksi
bleomycin 60 unit dilarutkan dalam 50-100 mL 0,9% NaCl dan
diberikan sebagai dosis bolus tunggal melalui thoracostomy tube.
Bleomycin dikontraindikasikan dengan pasien yang diketahui
mengalami reaksi hipersensitivitas atau idiosinkratik terhadap
bleomycin atau komponen apapun dalam formula. Toksisitas yang
dapat terjadi setelah menggunakan bleomycin antara lain:
toksisitas pada paru, kardiovaskular, kulit dan mukokutan, hepar
dan ginjal, serta reaksi demam. Pregnancy: kategori D. Tidak
direkomendasikan digunakan oleh pasien yang menyusui. Pasien
geriatri memiliki risiko toksisitas paru lebih besar daripada pasien
yang lebih muda, sehingga perlu dilakukan titrasi dosis.
Efek samping yang umum terjadi selama penggunaan
bleomycin antara lain: dengan pemberian secara injeksi IV:
demam, menggigil, muntah, dan anorexia/berat badan menurun.
Efek pada kulit dan mukokutan sering terjadi, serta toksisitas
pada paru merupakan ESO yang paling serius. Sedangkan dengan
pemberian secara injeksi intrapleural ESO nya antara lain: nyeri
dada dan demam.
Interaksi obat
Manajem
Obat Interaksi
en
Cisplati Meningkatkan risiko toksisitas bleomycin Monitorin
n dengan menghambat eliminasi bleomycin. g
Menurunkan kadar digoxin dengan mengubah
Monitorin
Digoxin mukosa usus, sehingga dapat menurunkan
g
absorpsi digoxin.
Menurunkan kadar fenitoin dengan menurunkan
Fenitoi Monitorin
absorpsi, serta meningkatkan metabolisme
n g
fenitoin.

Penyimpanan serbuk injeksi steril pada suhu 2-8C,


sedangkan hanya bertahan 28 hari bila disimpan pada suhu
kamar (<30C). Bleomycin harus dijauhkan dari cahaya atau sinar
matahari langsung.

Pustaka:
1. AHFS drug information 2011. McEvoy GK, ed. Bleomycin.
Bethesda, MD: American Society of Health-System Pharmacists.
2. BC cancer agency cancer drug manual.

Anda mungkin juga menyukai