Anda di halaman 1dari 11

contoh makalah tentang Inti

perubahan Kurikulum 2013


contoh makalah tentang Inti perubahan Kurikulum 2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum pendidikan yang berlaku dalam persekolahan di Indonesia
telah mengalami berbagai penyempurnaan, terakhir dengan apa yang disebut
sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang merupakan
implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) (Undang-undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan).
Implikasi lain dalam KTSP dan diberlakukannya Undang-undang Nomor
22 Tahun 1999 jo. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom adalah
desentralisasi pengelolaan pendidikan kepada pemerintah daerah.
Diskusi yang berkembang kemudian adalah kesiapan daerah dalam
melaksanakan pengelolaan pendidikan dan mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
Selain itu juga terkait dengan batas-batas kewenangan pemerintah pusat dalam
memberikan dukungan pelaksanaan KTSP.
KTSP telah mengatur segala prinsip dan ketentuan-ketentuan
pelaksanaanya.Yang sekarang tampak nyata adalah kendala-kendala dalam
implementasi, di mana faktor kesiapan guru, ketersediaan sarana, kesiapan siswa,
dan dukungan dari orang tua atau masyarakat yang kurang memadai.
Berangkat dari hal maka perlu adanya penyempurnaan terhadap kurikulum
tersebut. Sehingga lahirlah kurikulum pendidikan 2013
B. Rumusan Masalah
1. Inti Perubahan Kurikulum 2013
2. Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum 2013
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Inti Perubahan Kurikulum 2013
2. Untuk memahami tentang Kerangka Dasar Kurikulum 2013
BAB II
PEMBAHASAN
A. Inti Perubahan Kurikulum 2013
Elemen-elemen perubahan kurikulum 2013 mencakup Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses dan Standar
Penilaian.
1. Jenis Perubahan
Perubahan utama kurikulum 2013 berwujud pada: a) kornpetensi lulusan,
b) materi, c) proses, dan d) penilaian.
a. Perubahan pada Kompetensi Lulusan adalah: konstruksi holistik, didukung oleh
semua materi atau mapel, terintegrasi secara vertikal maupun horizontal.
b. Perubahan pada mated pembelajaran dikembangkan berbasis kompetensi
sehingga memenuhi aspek kesesuaian dan kecukupan, kemudian
mengakornodasi konten lokal, nasional, dan internasional antara lain
TIMMS, PISA, PIRLS.
c. Perubahan pada proses pembelajaran mencakup:
a) berorientasi pada karakteristik kompetensi yag mencakup: 1) sikap
(Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan, 2) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyajikan, dan mencipta, dan 3) pengetahuan (Bloom &
Anderson) mengetahui, memaharni, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta;
b) menggunakan pendekatan saintifik, karakteristik kompetensi sesuai
jenjang. Untuk SD: tematik terpadu; untuk SMP: tematik terpadu untuk IPA
dan IPS, serta mapel; untuk SMA: tematik dan Wipe,
c) mengutamakan Discovery Learning clan Project Based Learning.
d. Perubahan pada penilaian mencakup: berbasis tes dan nontes (portofolio), menilai
proses dan
output dengan menggunakan authentic assesment, rape, rnernuat penilaian
kunntitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kuahtatif tentang sikap dan
keterampibn kecukupan.
Penjelasan lebih detail tentang 0er-flan perubahan utama pada Kurikulurn 2013
terrermin path gambar berikut ini.
Penataan kurikulum pendidikan yang akan diterapkan Juni 2013 ini adalah
salah satu target yang harus diselesaikan sesuai dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 di sektor
pendidikan. Perubahan kurikulum dilakukan untuk menjawab tantangan zaman
yang terus berubah agar peserta didik mampu bersaing di masa depan. Alasan lain
dilakukannya perubahan kurikulum adalah kurikulum sebelumnya dianggap
memberatkan peserta didik. Terlalu banyak materi pelajaran yang harus dipelajari
oleh peserta didik, sehingga malah membuat para peserta didik terbebani.
Masalah kurikulum pendidikan yang diubah melihat kondisi yang ada
selama beberapa tahun ini. KTSP yang memberi keleluasaan terhadap guru
membuat kurikulum secara mandiri untuk masing-masing sekolah ternyata tak
berjalan mulus. Karena tidak semua guru memiliki dan dibekali profesionalisme
untuk membuat kurikulum. Yang terjadi guru hanya bisa mengadopsi kurikulum
yang sudah ada. Untuk itu, kurikulum yang baru ini dibuat dan dirancang oleh
pemerintah terutama untuk bagian yang sangat inti. Dengan demikian, pihak
sekolah dan guru tinggal mengaplikasikan saja pola yang sudah dimasukkan
dalam struktur kurikulum untuk masing-masing jenjang tersebut.
Perubahan-perubahan atau penyempurnaan kurikulum yang terjadi di
Indonesia sejak bernama Rentjana Pembelajaran 1947 hingga Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 selalu dibarengi dengan argumen-argemen
ilmiah, pendekatan-pendekatan mutakhir, lengkap dengan background teori-teori
belajar terbaru, dan rationale-rationale yang tidak terbantahkan. Meski tidak
dapat dipungkiri, selalu ada alasan-alasan lain yang mengiringi perubabahan
kurikulum di Indonesia. Penyesuaian dengan perkembangan zaman, adalah salah
satu alasan yang sering diwacanakan ketika perubahan kurikulum terjadi.
Perubahan dari kurikulum 1947 yang memberi perhatian pada pembentukan
karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain, disempurnakan
menjadi kurikulum 1952 dengan nama Rentjana Pembelajaran Terurai lebih
difokuskan pada isi pelajaran yang harus berhubungan dengan kebutuhan hidup
sehari-hari adalah contoh perubahan atau penyempurnaan kurikulum karena
penyesuaian dengan perkembangan zaman. Pun perubahan kurikulum 1975 yang
mengusung satuan pelajaran (SP), mengenalkan tujuan instruksional umum (TIU),
tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat belajar, kegiatan belajar-
mengajar, serta evaluasi menjadi kurikulum 1984 dengan pendekatan prosesnya
meski tetap memperhatian tujuan-tujuan instruksional sehingga melahirkan model
cara belajar siswa aktif (CBSA). CBSA dipilih karena pada masa itu berkembang
metode pembelajaran aktif (active learning). Alasan politis sering kali juga
menjadi penyebab perubahan atau penyempurnaan kurikulum. Perubahan
kurikulum 1964 dengan Rencana Pendidikan yang menekankan pada program
pancawardhana, yakni pembentukan moral, kecerdasan, emosional, keterampilan,
dan jasmani menjadi kurikulum 1968 yang mengubah struktur pancawardhana
menjadi pembinaan jiwa Pancasila, adalah contoh perubahan karena alasan politis.
Kiranya bukan pada kapasitasnya ketika seorang guru yang sehari-hari
terlibat di lapangan berupaya menelisik isu perubahan kurikulum 2006 menjadi
kurikulum 2013/2014 dari sudut pandang politik. Memahami KTSP (Kurikulum
2006) sebagai konsekuensi otonomi sekolah akibat pembagian kekuasaan antara
pusat dan daerah (otonomi daerah) berikut landasan-landasan hukum (undang-
undang sistem pendidikan nasional, standar nasional pendidikan, dll) dan filosofi
pembelajaran konstruktivisme yang mendasari, sesungguhnyalah
Belum tuntas digumuli para guru. Kesempatan besar untuk merancang
kurikulum yang khas masing-masing sekolah sejalan dengan visi-misi sekolah,
sekarang ini justru masih terbelenggu oleh pemenuhan administrasi akibat
penyempurnaan-penyempurnaan kebijakan yang tidak habis-habisnya dan
tuntutan profesionalisme guru berikut kewajiban-kewajiban administrasinya.
B. Kerangka Dasar Kurikulum 2013
Kerangka dasar adalah pedoman yang digunakan untuk mengembangkan
dokumen kurikulum, implementasi kurikulum, dan evaluasi kurikulum. Kerangka
dasar juga digunakan sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum tingkat
nasional, daerah, dan KTSP.
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum
dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/ mata pelajaran dalam kurikulum,
distribusi konten/ mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk
mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur
kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam
sistem belajar dan pengorganisasan beban belajar dalam sistem pembelajaran.
Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum
yang akan datang adalah sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per
semester.
Pembahasan kerangka dasar kurikulum 2013 meliputi landasan filosofis,
landasan teoretios, dan landasan yuridis ( Kemdikbud, 2012 ).
a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam perkembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar
bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya, tidak ada satu pun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk mengembangkan kurikulum yang dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan fisolofi sebagai berikut:
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Selain itu, mempersiapkan
peserta didik untuk kehidupan masa depan menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Meskipun demikian, tugas
perkembangan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan
bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang
yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan budaya bangsa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadei kemampuan berfikir
rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa
yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna
yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan
psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain itu, pengembangan
kemampuan berfikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa
bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam
interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa
kini.
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiolin ilmu. Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama
mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik. Dengan filosofi ini, Kurikulum
2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi
kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih
baik.
Dengan demikian, seperti telah dikemukakan pada Bab 2, kurikulum 2013
menggunakan teori pendidikan klasik, yaitu perenialisme dan esensialisme, teori
pendidikan pribadi, yaitu progresif dan romantik, teori pendidikan interaksional
dan teknologi pendidikan, hingga sifatnya eklektik.
b. Landasan Teoretis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori pendidikan berdasarkan standar
( standar-based education ), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
( competency-based curriculum ). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-seluasnya
bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Seperti dikemukakan pada bab terdahulu, baik negara berkembang maupun negara
maju, dewasa ini tengah berupaya meningkatkan kualitas pendidikannya. Salah
satu upaya peningkatan mutu pendidikan melalui perubahan kurikulum. Dalam
perubahan kurikulum digunakan modal-modal yang dipandang dapat menjawab
tantangan pendidikan yang dihadapi, terutama yang terkait dengan peningkatan
mutu. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh NIER ( 1999, dalam Depdiknas
2003b ), model kurikulum yang digunakan di berbagai negara dapat
dikelompokkan ke dalam tiga model, yaitu : (1) kurikulum yang berbasis konten
atau topik ( content base curriculum ), (2) kurikulum yang berbasis hasil atau
kompetensi ( outcome or competency base curriculum ) dan (3) campuran ke dua
modal tersebut.
Menurut Richard dan Tittle (1980), kompetensi antara lain memiliki unsur
integrasi dan aplikasi yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
kinerja merupakan perwujudan dari capacity-building pengetahuan, keterampilan,
dan sukap. Sejalan dengan Richard dan Tittle, Spencer dan Spencer (1993)
mengemukakan bahwa kompetensi merupakan kesesuaian antara pengetahuan
dengan tindakan dan sikap. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
kompetensi adalah pemilikan pengetahuan yang diwujudkan dalam tindakan
( keterampilan ) dan sikap dalam kehidupan nyata sehari hari ( Widyastono,
2007 ). Dalam pembelajaran berbasis kompetensi, tidak cukup peserta didik hanya
dibekali dengan pengetahuan semata mata. Berdasarkan pengetahuan yang telah
dimiliki tersebut, diharapkan membentuk keterampilan apa ? selanjutnya, berdasar
keterampilan yang telah dimiliki tersebut, diharapkan membentuk sikap apa ?
artinya, ada kesesuaian antara pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik
dengan keterampilan dan sikapnya.
Kurikulum 2013 menganut : (1) pembelajaran yang dilakukan guru ( taught
curriculum ) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat, dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik ( learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
c. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013, antara lain:
a. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
b. Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
c. Undang Undang Nomor 17 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional
d. Peraturan Pemerintahan nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Elemen-elemen perubahan kurikulum 2013 mencakup Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses dan Standar
Penilaian.
Kerangka dasar adalah pedoman yang digunakan untuk mengembangkan
dokumen kurikulum, implementasi kurikulum, dan evaluasi kurikulum. Kerangka
dasar juga digunakan sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum tingkat
nasional, daerah, dan KTSP.

B. Saran
kami berharap dengan ditampilkan dan di bacakannya makalah kami ini,
maka akan membuat kita lebih paham tentang perubahan kurikulum 2013, dan
juga tentang kerangka dasar kurikulum 2013.
DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud.2014.Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.Jakarta
( http:www.scribd.com/latar-belakang-ktsp-diganti-menjadi-kurikulum-2013)

Anda mungkin juga menyukai