Page 1 of 4
salisilat pada sayuran non-organik jumlahnya enam kali lebih banyak
dibandingkan sayuran organik.
Kualitas pangan
Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian
IPB Dr Ir Sugiyono M AppSc mengungkapkan, BTP yang sudah dinyatakan
aman dan boleh dikonsumsi masuk dalam kategori Food Grade.
Sugiyono menegaskan, bahan kimia seperti boraks dan formalin tidak
termasuk kategori BTP dan Food Grade. Bahkan, kedua bahan kimia ini sama
sekali terlarang dicampurkan pada makanan.
Menurut Eddy, BTP adalah bahan atau campuran bahan kimia yang secara
alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan
kedalam pangan. Tujuannya, untuk memperbaiki karakter pangan agar
kualitasnya meningkat.
Fungsi BTP antara lain untuk mengawetkan makanan, mencegah
pertumbuhan mikroba perusak pangan, mencegah terjadinya reaksi kimia
yang dapat menurunkan mutu pangan, dan membentuk makanan menjadi
lebih baik, renyah, serta lebih enak di mulut.
BTP juga digunakan untuk memberi warna dan aroma agar menarik dan
meningkatkan kualitas pangan. Makanan yang baik dan tak mudah busuk
tentu lebih menghemat biaya produksi, kata Eddy.
Untuk jenis pewarna, yang diizinkan adalah pewarna alami misalnya kunyit
(untuk warna kuning), daun suji (untuk warna hijau), serta pewarna buatan
dalam kategori food grade. Untuk pemanis buatan yang diizinkan antara lain
sakarin, aspartme, dan siklamat.
Sementara zat pengawet yang diizinkan di antaranya benzoat, propionat,
nitrit, nitrat, sorbat, dan sulfit. Satu atau beberapa jenis pengawet tersebut
mungkin efektif untuk jenis makanan tertentu, tetapi belum tentu hal sama
berlaku pada jenis makanan lain.
Produk-produk basah dalam kemasan seperti saus tomat, sambal, kecap,
dan selai buah juga tak lepas dari bahan tambahan pangan. Namun, bahan
tambahan yang digunakan masuk dalam kategori food grade.
Pengawet propionat banyak digunakan pada produk roti, cake dan kue-kue
basah. Adapun sulfit digunakan pada produk manisan buah. Ada juga yang
menambahkan sulfit pada gula merah agar tampak cokelat muda dan keras.
Pengawet nitrat/nitrit biasa ditambahkan pada produk daging misalnya
dendeng, sosis, salami dan kornet, serta agar daging berwarna merah.
Sugiyono menambahkan, tak semua makanan kemasan ditambahkan
pengawet. Produk makanan kemasan diberi pengawet jika tak langsung habis
Page 2 of 4
sekali pakai. Minuman dalam kemasan seperti susu steril tak menggunakan
pengawet karena langsung habis. Agar masa kadaluwarsanya bisa lama,
minuman dalam kemasan semacam itu disterilkan dengan pemanasan. Kalau
minuman tak langsung habis, harus disimpan dalam lemari es.
Produk kering seperti biskuit, susu bubuk, dendeng, dan ikan asin sebenarnya
tak perlu diberi pengawet jika kondisinya cukup kering. Produk steril dalam
kemasan seperti koktail dan ikan dalam kaleng juga tak perlu ditambah
pengawet.
Untuk mengentalkan
Ada lagi bahan-bahan yang dipakai untuk mengemulsi, mengentalkan, dan
memantapkan rasa makanan. Eddy mengatakan, bahan-bahan yang masih
Page 3 of 4
aman digunakan untuk itu di antaranya adalah agar, alginat, dekstrin, gelatin,
gum, karagen, pektin, dan gum Arab.
Bahan tambahan pangan lain yang digunakan adalah antikempal. BTP ini
biasanya digunakan pada produk tepung-tepungan seperti gula pasir, terigu,
susu bubuk, dan lain-lain. Tujuannya agar tepung-
PESAN KESELAMATAN:
Page 4 of 4