Anda di halaman 1dari 15

ILMU TEKNOLOGI PANGAN

BAHAN TAMBAHAN MAKANAN


“E280 ASAM PROPIONAT”
Dosen Pengampu:
Fitriyono Ayustaningwarno STP., Msi

disusun oleh :

Gardinia Nugrahani
22030112130017

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan tambahan makanan (BTM) merupakan zat yang ditambahkan kedalam makanan
baik disengaja maupun tidak disengaja sewaktu pengolahan. Bahan tambahan tersebut
ditambahkan untuk mencapai tujuan tertentu seperti meningkatkan rasa, warna, aroma tekstur
maupun masa simpan suatu produk makanan. BTP dapat mempunyai atau tidak mempunyai
nilai gizi, yang sengaja ditambahkan ke dalam pangan untuk tujuan teknologis pada
pembuatan, pengolahan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan dan/atau
pengangkutan pangan untuk menghasilkan atau diharapkan menghasilkan suatu komponen
atau mempengaruhi sifat pangan tersebut, baik secara langsung atau tidak langsung. BTM
tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi secara langsung dan/atau tidak diperlakukan sebagai
bahan baku pangan. BTM tidak termasuk cemaran atau bahan yang ditambahkan ke dalam
pangan untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai gizi (BPOM, 2013).
Bahan tambahan makanan berdasarkan sumbernya dikategorikan menjadi dua macam yaitu
bahan alami dan sintetis. Bahan tambahan makanan yang alami, seperti gula (pemanis), dan
daun pandan (penambah aroma), memiliki beberapa kekurangan karena tidak stabil sehingga
mudah berkurang dan hilang fungsinya. Bahan sintetis yang lebih murah, lebih stabil, dan
lebih pekat pun juga memiliki kekurangan karena apabila penggunaan tidak sesuai dengan
takaran yang dianjurkan akan berdampak merugikan kesehatan tubuh kita. (Winarno, 1989)
Fungsi bahan tambahan makanan bermacam-macam diantaranya pewarna, pengawet,
pemanis, dan lain-lain (Winarno, 1989). Bahan tambahan makanan golongan pengawet
berfungsi untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, penguraian, dan
perusakan lainnya terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Bahan tambahan
makanan dapat digunakan secara tunggal maupun campuran.
E-number merupakan kode yang digunakan untuk mengidentifikasi 319 bahan tambahan
makanan yang diperbolehkan oleh EFSA (European Food Safety Authority). Bahan tambahan
tersebut ditinjau mengenai karakteristiknya, takaran pengunaannya yang dapat diterima, dan
larangan-larangan penggunaannya contohnya seperti pemanis yang dilarang untuk
ditambahkan pada makanan bayi.(Gates, 2010)

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa itu asam propionat?
1.2.2 Bagaimana sifat fisik dan kimia dari asam propionat?

2
1.2.3 Apa kegunaan asam propionat?
1.2.4 Bagaimana cara penggunaan asam propionat?
1.2.5 Apa dampak penggunaan asam propionat yang berlebihan bagi kesehatan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui hal-hal yang berkaitan asam propionat
1.3.2 Mengetahui sifat fisik dan kimia dari asam propionat
1.3.3 Mengetahui kegunaan dari asam propionat
1.3.4 Mengetahui cara penggunaan asam propionat
1.3.5 Mengetahui dampak asam propionat untuk kesehatan

1.4 Manfaat
Dengan membaca paper ini, diharapkan pembaca mengetahui apa yang dimaksud dengan
asam propionat, bagaimana sifat kimianya, kegunaannya, dan dampaknya bagi kesehatan
apabila digunakan berlebihan. Dalam paper ini juga akan dibahas bagaimana cara
menggunakan asam propionat yang benar dan sesuai dengan ijin yang deiperbolehkan
sehingga aman untuk kesehatan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

Bahan tambahan makanan yang digunakan untuk memperpanjang umur simpan produk
makanan adalah pengawet. Pengawet bekerja dengan menghambat atau mematikan mikroba
yang menyebabkan kerusakan pangan, sehingga pengawet dapat disebut juga dengan anti
mikroba.
Sumber bahan pengawet dapat digolongkan menjadi dua, yaitu senyawa organik dan
anorganik. Senyawa organik mudah larut dalam air seperti asam sorbat, asam asetat, dan asam
propionat. Senyawa anorganik berasal dari senyawa anorganik seperti sulfit, nitrit, dan lain
lain.(Saparinto and Hidayati, 2006)

2.1 Asam propionat


Asam propionat merupakan salah satu zat yang tergolong dalam bahan tambahan makanan.
Asam propionat sering dipakai untuk bahan pengawet produk roti, tepung dan keju. E-number
untuk asam propionat adalah E280 dan termasuk dalam golongan pengawet.
Asam propionat berasal dari fermentasi gula (sumber karbon) menggunakan bakteri
Propionibacterium freudenreichii, melalui metode fermentasi fed-batch (Chen et al., 2012).
Propionibacterium adalah bakteri gram positif, bakteri anaerob fakultatif, yang sering
digunakan dalam pembuatan keju swiss dan produksi vitamin B12. Sumber karbon yang
digunakan sebagai sumber energi untuk bakteri propionat hidup lebih baik menggunakan
gliserol dibandingkan dengan glukosa, karena propionat yang dihasilkan lebih banyak.
Namun, kombinasi fermentasi antara glukosa dan gliserol labih menguntungkan dibandingkan
hanya menggunakan gliserol saja (Wang and Shang-Tian, 2013).
Asam propionat sebagai bahan pengawet merupakan hasil dari sintesis kimia. Ada dua cara
yang digunakan untuk meghasilkan asam propionat, yang pertama menggunakan etilen,
karbon monooksida dan air, dan menggunakan propionaldehid yang dioksidasi, keduanya
menggunakan proses distilasi (EFSA, 2011)

2.2 Sifat Fisik dan Kimia Asam Propionat


Asam propionat memiliki rumus kimia CH3-CH2-COOH, dan memuliki beberapa sinonim
yaitu Propanoic acid, Carboxyethane, Ethane carboxylic acid, Ethylformic acid, Metacetonic
acid, Methylacetic acid, Prozoin, dan asam pseudoasetik (Smith and Hong-Shum, 2003)

4
Gambar 1. Struktur kimia asam propionat (Wikipedia, 2008)
Asam propionat berbentuk cair dan agak berminyak, berbau tengik agak tajam (FDA,
1984) dalam bentuk garam, propionat berbentuk bubuk berwarna putih, larut dalam air dan
alcohol. Titik didihnya 4.6°C pada tekanan 1mmHg, 85.8°C pada tekanan 100mmHg,
122.0°C pada tekanan 400 mmHg, dan 141.1°C pada tekanan 760 mmHg.Kemurnian asam
propionat lebih dari 99.5% (Smith and Hong-Shum, 2003). Asam propionat sangat mudah
menguap (volatile), sehingga mudah hilang ketika produk makanan melalui proses
pengeringan.
Asam propionat dapat berfungsi sebagai antioksidan, agen pengontrol pH, pengawet, dan
penguat rasa, namun yang paling sering digunakan adalah fungsinya sebagai pengawet (Smith
and Hong-Shum, 2003)
Asam propionat memiliki beberapa turunan berbentuk garam propionat seperti kalsium
propionat, asam dilauril thiopropionat, kalium propionat, sodium propionat, dan asam
thiodipropionat. Masing masing garam propionat juga berfungsi sebagai pengawet, seperti
sodium propionat digunakan untuk mengawetkan produk bakery, minuman non alcohol, keju,
permen, selai, dan lain lain.(Smith and Hong-Shum, 2003)

2.3 Kegunaan Asam Propionat


Asam propionat digunakan untuk pengawet makanan dengan mencegah munculnya kapang
dan khamir yang merusak makanan. Produk makanan yang menggunakan asam propionat
diantaranya adalah produk-produk yang mudah rusak oleh kapang dan kamir seperti roti, keju,
susu, jam, jeli, marmalade, produk berbasis buah, dan saus terelmusi.

5
Gambar 2. Produk makanan yang dapat diawetkan menggunakan asam propionat
(Google image, 2013)
Asam propionat tergolong pengawet asam. Cara kerja pengawet ini yaitu menurunkan pH
makanan sehingga sampai pada pH dimana tidak ada mikroba yang dapat hidup untuk
mencemari atau merusak produk makanan.(Anonim, 2013)
Penggunaan asam propionat dalam produksi adonan pastry (salah satu produk bakery)
dapat dikombinasikan menggunankan film chitosan. Chitosan merupakan zat yang didapat
dari proses deasetilasi zazt kitin yang terdapat pada bagian eksoskeleton crustaceae, seperti
udang dan kepiting. Sebuah penelitian dilakukan untuk mengevaluasi kelayakan
menggunakan film aktif chitosan yang dirancang untuk mengontrol pelepasan agen
antimikroba. Dalam penelitian ini, kegunaan asam propionat baik sebagai media untuk
disolusi chitosan dan agen antimikroba diperiksa. Penelitian ini fokus pada mempelajari
potensi aplikasi film aktif chitosan yang dikembangkan untuk mengawetkan produk adonan
pastry, dan mengevaluasi efektivitas agen aktif dengan memperpanjang masa simpan produk.
Keuntungan dari sistem chiitosan aktif adalah kapasitas dapat mengontrol pelepasan
antimikroba dari permukaan adonan pastry dan kemampuannya menjadi pembawa efektif
asam propionat (Rivero et al., 2013).

2.4 Cara Penggunaan Asam Propionat

6
Penggunaan asam propionat yang berlebihan akan menimbulkan efek negative bagi tubuh,
sehingga perlu adanya pembatasan kadar asam propionat yang dipergunakan. Penggunaan
asam propionat dalam produk makanan yang diperbolehkan yaitu 0,3% untuk produk keju,
0,32% untuk produk tepung dan roti, dan 0,38% untuk produk gandum utuh (whole wheat)
(Smith and Hong-Shum, 2003). Asam propionat dalam keju whey protein maksimal 3000
mg/kg (JECFA, 2013).
Di Indonesia asam propionat digunakan untuk mengawetkan berbagai produk makanan,
tidak hanya keju, tepung, dan roti, namun juga digunakan dalam pengawetan minuman
berbasis susu, jam, jeli, marmalade, produk berbaasis buah, dan saus terelmusi seperti
mayonais. (BPOM, 2013) Setiap produk memiliki batasan penggunaan asam propionat yang
berbeda.
Tabel 1. Batas maksimum penggunaan asam propionat pada berbagai produk makanan
Kategori Pangan Batas Maksimum
(mg/kg)
Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau difermentasi 2500
contohnya susu coklat, eggnog, minuman yoghurt, minuman
berbasis whey)
Keju olahan 2000
Emulsi yang mengandung lemak kurang dari 80% 2000
Jam, jeli dan marmalade 1000
Produk oles berbasis buah (misalnya chutney) tidak termasuk 2000
produk pada kategori jam, jeli, dan marmalade
Produk bakery 2000
Saus teremulsi (misalnya mayonais, salad dressing) 2000
Sari buah dan sari sayuran 2000
Sumber : Badan Pemeriksa Obat dan Makanan Republik Indonesia (2013)
Penggunaan asam propionat dalam pengawetan bahan makanan dapat tunggal maupun
campuran. Misalnya pada pembuatan keju gouda, asam propionat digunakan bersama asam
benzoat yang kerjanya saling melengkapi dan efektif. Contoh perhitungan penggunaan
campuran BTM Pengawet pada kategori pangan jam, jeli dan marmalade tersebut adalah
sebagai berikut.
Tabel 2. Contoh perhitungan campuran BTM pengawet pada kategori pangan jam, jeli dan
marmalade

7
BTM Batas Penggunaan Perhitungan
Maksimum pada Produk
(mg/kg) (mg/kg)
Asam Propanoat 1000 x x/1000
Asam Benzoat 200 y y/200
(x/1000) + (y/200) ≤ 1
Sumber : Badan Pemeriksa Obat dan Makanan Republik Indonesia (2013)

2.5 Dampak Penggunaan Asam Propionat bagi Kesehatan


Asam propionat yang digunakan secara berlebihan memiliki dampak negatif terhadap
tubuh, dampak tersebut tidak muncul begitu saja (langsung terlihat) namun secara perlahan-
lahan secara kumulatif tergantung pada dosis yang dikonsumsi.
Asam propionat dalam tubuh manusia berasal dari makanan dan dari sintesis bakteri
fermentasi dalam usus. Asam propionat dalam makanan berasal dari susu dan produk turunan
susu seperti yoghurt dan keju, juga berasal dari bahan tambahan makanan (E280). Asam
propionat dari makanan tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada total jumlah asam
propionat dalam tubuh, hal ini dikarenakan umber utama asam propionat dalam tubuh berasal
dari fermentasi sisa makanan dalam kolon oleh bakteri usus. (Al-Lahham et al., 2010).
Asam propionat memiliki beberapa dampak positif bagi tubuh, yaitu menurunkan risiko
obesitas, dan menurunkan efek inflamasi, namun asam propionat yang berlebihan juga
memiliki dampak negative yaitu mengakibatkan asidemia propionat, inflamasi gingival, dan
peningkatan kelainan neural pada penderita autis (autism spectrum disorder)(Al-Lahham et
al., 2010).

2.5.1 Penurunan Efek Inflamasi karena Obesitas


Peningkatan asam lemak bebas dapat meningkatkan risiko terjadinya inflamasi. Asam
propionat memiliki efek hipokolesterolemik dapat menurunkan kadar asam lemak dalam
tubuh. Asam propionat menurunkan produksi dan jumlah asam lemak di hati, hal ini juga
dikarenakan adanya penghambatan dari lipolisis dan induksi dari adipogenesis dalam jaringan
lemak (in vitro). Selain itu leptin, yang merupakan penanda adipositas jaringan adiposa,
kerjanya juga dipengaruhi oleh pemberian asam propionat. (Al-Lahham et al., 2010)
Jaringan adiposa merupakan jaringan utama yang mudah terkena inflamasi atau
peradangan akibat obesitas, yang muncul sebagai kontributor penting untuk penyakit terkait
obesitas, seperti diabetes tipe 2. Asam lemak rantai pendek, misalnya asam propionat, adalah
8
produk utama dari fermentasi serat makanan dalam kolon yang mungkin memiliki efek
menguntungkan pada peradangan jaringan adipose. Oleh karena itu, dilakukan penelitian efek
pemberian asam propionat terhadap jaringan adipose yang berasal daro subjek yang
overweight. Hasil penelitian mengatakan bahwa, asam propionat memiliki pengaruh positif
terhadap jaringan adipose visceral, yaitu meningkatkan lipogenesis dan penyerapan glukosa
serta mengurangi inflamasi akibat obesitas.(Al-Lahham et al., 2012, Arora et al., 2011)

2.5.2 Penurunan Risiko Obesitas


Efek penghambatan yang dimiliki asam propionat pada metabolisme asam lemak bebas
dan peradangan, yang telah disebutkan sebelumnya, menunjukkan bahwa asam propionat bisa
menjadi agen terapi yang potensial untuk meningkatkan sensitivitas insulin; karena
peningkatan asam lemak bebas menyebabkan peradangan dan sebaliknya dan kedua hal ini
dapat menyebabkan terjadinya resistensi insulin (Permana et al., 2006, Kennedy et al., 2008).
Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa konsentrasi sistemik asam propionat yang relevan
mungkin memiliki efek yang menguntungkan pada sensitivitas insulin dalam adiposa (Al-
Lahham et al., 2010)
Adanya penyerapan propionat dalam jumlah tertentu menyebabkan munculnya rasa
kenyang, dan pengurangan porsi makan pada ruminansia (Bradford and Allen, 2007).
Sehingga dilakukan penelitian lebih lanjut pada manusia mengenai pengaruh minuman yang
difermentasi oleh bakteri asam propionat dengan 43 subjek wanita muda yang sehat dan berat
badan normal. Mereka diminta untuk mengonsumsi susu yang non-fermentasi (sebagai
placebo) dan susu non-fermentasi dengan tambahan 0,6% kalsium propionat. Penelitian
tersebut membuktikan bahwa subjek merasa lebih kenyang, tidak lapar, dan memiliki
keinginan untuk makan yang rendah (Ruijschop et al., 2008). Dengan berkurangnya rasa lapar
dapat mengurangi intake kalori sehingga tidak berlebihan seperti pada orang obesitas.
Taste avoidance merupakan ketidaksukaan atau penghindaran terhadap suatu rasa,
sehingga membuat konsumen menjadi tidak berselera makan karena faktor rasa makanan.
Ada sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus mengenai taste avoidance dan place
avoidance. Penelitian ini dilakukan untuk menguji efek sistemik dari injeksi asam propionat
(500mg/kg) dalam pembentukan taste avoidance menggunakan prosedur lickometer.
Hasilnya, tikus menunjukkan adanya taste avoidance pada akhir periode akuisisi. Penelitian
mengenai taste avoidance pada manusia akibat asam propionat masih perlu
ditingkatkan.(Ossenkopp et al., 2012)

9
2.5.3 Asidemia Propionat (propionic academia)
Asidemia propionat merupakan penyakit kelainan autosomal resesif yang disebabkan
karena adanya kecacatan pada enzim propionil-coA karboksilase, merupakan enzim
mitokondria yang kerjanya dipengaruhi oleh biotin. Enzim ini berfungsi dalam metabolisme
asam lemak rantai ganjil, dan asam amino metionin, treonin, isoleusin, serta valin dengan
mengubah propionil-CoA menjadi metilmalonil-CoA. Kelainan pada enzim propionil-CoA
karboksilase ini menyebabkan peningkatan jumlah asam propionat dan asam lainnya, serta zat
toksin seperti ammonia. Kadar asam propinonat dan metilsitrat meningkat tajam pada
penderita asidemia propionat.(Behrman et al., 1999)
Pasien yang mengalami penyakit ini kebanyakan adalah bayi dan anak anak yang telah
menunjukkan gejalanya sejak periode neonatal, sehingga tingkat mortalitasnya tinggi dan
membutuhkan perawatan yang intensif. Manifestasi klinis penyakit ini nonspesifik, namun
pasien terkadang menunjukkan gejala pertumbuhan yang terganggu, tidak selera makan,
muntah, retardasi mental, mudah terkena infeksi dan sepsis, dehidrasi, dan berbagai gejala
asidosis lainnya. Apabila gejala-gejala ini semakin parah, maka dapat menyebabkan koma
bahkan meninggal.(Behrman et al., 1999)
Penanganan terhadap pasien asidemia propionat dapat dengan pemberian makanan rendah
protein, tinggi energi, suplementasi menggunakan biotin dan cobalamin yang merupakan
kofaktor enzim propionil-coA karboksilase serta pemberian L-carnitin karena sifat
antioksidannya mengeksresi akumulasi asam pada jaringan dan cairan tubuh, sehingga dapat
mengurangi kerusakan oksidatif yang terjadi. (Ribas et al., 2010) Pada suatu kasus, pasien
asidemia propionat yang menerima donor cangkok hati atau transplantasi hati lebih cepat,
akan mengalami penyembuhan dan perkembangan pertumbuhan yang lebih baik (Nagao et
al., 2012).

2.5.4 Autism Spectrum Disorder (ASD)


Autism Spectrum Disorder (ASD) atau yang lebih dikenal dengan autisme merupakan
kumpulan gangguan atau kelainan dalam berbahasa, perilaku, kemampuan, dan interaksi
sosial hingga terkadang sampai dapat melukai dirinya sendiri.
Autisme dapat dipengaruhi dari lingkungan, makanan, dan faktor pencernaan. Kesalahan
dalam pemilihan makanan dapat memperparah gejala autisme yang timbul, seperti makanan
yang mengandung laktosa, gluten, pemanis, serta pengawet. Asam propionat merupakan asam
lemak rantai pendek yang pemting termasuk bahan tambahan makanan golongan pengawet.

10
Para ilmuan telah melakukan penelitian mengenai pengaruh asam propionat terhadap tikus,
hasilnya tikus yang diberi suntikan asam propionat mengalami gangguan kognitif dan
sensorik hal ini dibuktikan dengan adanya respon neuroinflammatory pada jaringan otak.
Tikus juga menunjukkan adanya gangguan interaksi karena kurang meresppon rangsangan-
rangsangan yang diberikan. Asam propionat yang diinjeksikan pada tikus menyebablkan
keabnormalan pada otak dan perilakunya sehingga menyerupai orang yang mengelami
autisme, selain itu asam propionat juga dapat menyebabkan stres oksidatif pada bagian-bagian
otak (neocortex, hippocampus, thalamus, and striatum). (Shultz et al., 2008, Shultz et al.,
2009, Al-Lahham et al., 2010, MacFabe et al., 2007)

Gambar 3. Bagian-bagian otak manusia (mybrainnotes.com, 2013)

2.5.5 Inflamasi ginggival


Inflamasi ginggival merupakan peradangan pada jaringan gusi di mulut, hal ini disebabkan
karena adanya bakteri periodontal yang melepaskan asam lemak rantai pendek salah satunya
asam propionat. Pengaruh asam propionat ini bertokal belakang dengan sifat anti inflamasi
yang telah disebutkan, hal ini dapat dikarenakan pengaruh inflamasi berbeda untuk tiap
jaringan.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Asam propionat merupakan zat yang tergolong dalam bahan tambahan makanan. E-
number untuk asam propionat adalah E280 dan termasuk dalam golongan pengawet. Asam
propionat berasal dari fermentasi gula (sumber karbon) menggunakan bakteri
Propionibacterium freudenreichii.
Asam propionat berbentuk cair dan agak berminyak, berbau tengik agak dalam bentuk
garam, propionat berbentuk bubuk berwarna putih, larut dalam air dan alcohol. Asam
propionat sangat mudah menguap (volatile), sehingga mudah hilang ketika produk makanan
melalui proses pengeringan. Asam propionat dapat berfungsi sebagai antioksidan, agen
pengontrol pH, pengawet, dan penguat rasa, namun yang paling sering digunakan adalah
fungsinya sebagai pengawet.
Produk makanan yang menggunakan asam propionat diantaranya adalah produk-produk
yang mudah rusak oleh kapang dan kamir seperti roti, keju, susu, jam, jeli, marmalade,
produk berbasis buah, dan saus terelmusi.
Batas penggunaan asam propionat di Indonesia berbeda-beda untuk setiap jenis produk
makanan. Contohnya untuk produk keju olahan 2000 mg/kg, dan jam jeli marmalade 1000
mg/kg.
Asam propionat memiliki beberapa dampak positif bagi tubuh, yaitu menurunkan risiko
obesitas, dan menurunkan efek inflamasi, namun asam propionat yang berlebihan juga
memiliki dampak negative yaitu mengakibatkan asidemia propionat, inflamasi gingival, dan
peningkatan kelainan neural pada penderita autis (autism spectrum disorder).

3.2 Saran

Penggunaan asam propionat sebagai pengawet produk makanan harus sesuai dengan batas
maksimum penggunaan yang diperbolehkan supaya tidak menimbulkan dampak negatif bagi
kesehatan. Untuk para produsen, jangan hanya mencari keuntungan dengan menggunakan
bahan pengawet yang berlebihan supanya produknya lebih tahan lama, namun juga perhatikan
dampak kesehatan yang nantinya timbul akibat mengonsumsi produk tersebut.
Konsumen harus lebih teliti dalam memilih produk makanan yang akan dikonsumsinya,
jangan terlalu sering mengonsumsi makanan yang mengandung pengawet karena bila

12
dikonsumsi terlalu sering zat kimia yang bersifat karsinogenik yang ada akan terakumulasi di
dalam tubuh dan mengganggu kesehatan.

13
DAFTAR PUSTAKA

AL-LAHHAM, S. A., ROELOFSEN, H., REZAEE, F., WEENING, D., HOEK, A., VONK,
R. & VENEMA, K. 2012. Propionic acid affects immune status and metabolism in
adipose tissue from overweight subjects. European Journal of Clinical Investigation,
42, 357–364.
AL-LAHHAM, S. A. H., PEPPELENBOSCH, M. P., ROELOFSEN, H., VONK, R. J. &
VENEMA, K. 2010. Biological effects of propionic acid in humans; metabolism,
potential applications and underlying mechanisms. Biochimica et Biophysica Acta,
1810, 1175–1183.
ANONIM. 2013. Komposisi Asam Propionat dalam Pengawet Makanan [Online]. Available:
http://www.bimbingan.org/komposisi-asam-propionat-dalam-pengawetan-
makanan.htm [Accessed 6 Desember 2013].
ARORA, T., SHARMA, R. & FROST, G. 2011. Propionate. Anti-obesity and satiety
enhancing factor? Appetite, 56, 511–515.
BEHRMAN, R. E., KLIEGMAN, R. M. & ARVIN, A. M. 1999. Ilmu Kesehatan Anak
Nelson, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
BPOM 2013. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan
Pangan Pengawet. In: BPOM (ed.). Jakarta.
BRADFORD, B. J. & ALLEN, M. S. 2007. Phlorizin Administration Does Not Attenuate
Hypophagia Induced by Intraruminal Propionate Infusion in Lactating Dairy Cattle.
Journal of Nutrition, 137, 326–330.
CHEN, F., FENG, X., XU, H., ZHANG, D. & OUYANG, P. 2012. Propionic acid production
in a plant fibrous-bed bioreactor with immobilized Propionibacterium freudenreichii
CCTCC M207015. Journal of Biotechnology, 164, 202– 210.
EFSA 2011. EFSA Panel on Additives and Products or Substances used in Animal Feed
(FEEDAP) Scientific Opinion on the safety and efficacy of propionic acid, sodium
propionate, calcium propionate and ammonium propionate for all animal species.
EFSA Journal, 9, 22.
FDA 1984. 21 CFR 184.1081 - PROPIONIC ACID. In: SERVICES, D. O. H. A. H. (ed.).
United States of America: Government Printing Office.
GATES, S. 2010. Stefan Gates on E numbers : is your food really going to kill you? : the
truth about E numbers, London, Cassell Illustrated.
JECFA 2013. CODEX GENERAL STANDARD FOR FOOD ADDITIVES. CODEX STAN
192-1995, 1-332.
KENNEDY, A., MARTINEZ, K., CHUANG, C.-C., LAPOINT, K. & MCINTOSH, M. 2008.
Saturated Fatty Acid-Mediated Inflammation and Insulin Resistance in Adipose
Tissue: Mechanisms of Action and Implications. Journal of Nutrition, 139, 1-4.
MACFABE, D. F., CAIN, D. P., RODRIGUEZ-CAPOTE, K., FRANKLIN, A. E.,
HOFFMAN, J. E., BOOND, F., TAYLOR, A. R., KAVALIERS, M. & OSSENKOPP,
K.-P. 2007. Neurobiological effects of intraventricular propionic acid in rats: Possible
role of short chain fatty acids on the pathogenesis and characteristics of autism
spectrum disorders. Behavioural Brain Research, 176, 149-169.
NAGAO, M., TANAKA, T., MORII, M., WAKAI, S., HORIKAWA, R. & KASAHARA, M.
2012. Improved neurologic prognosis for a patient with propionic acidemia who
received early living donor liver transplantation. Molecular Genetics and Metabolism,
108, 25-29.

14
OSSENKOPP, K.-P., FOLEY, K. A., GIBSON, J., FUDGE, M. A., KAVALIERS, M.,
CAIN, D. P. & MACFABE, D. F. 2012. Systemic treatment with the enteric bacterial
fermentation product, propionic acid, produces both conditioned taste avoidance and
conditioned place avoidance in rats. Behavioural Brain Research, 227, 134– 141.
PERMANA, P. A., MENGE, C. & REAVEN, P. D. 2006. Macrophage-secreted factors
induce adipocyte inflammation and insulin resistance. Biochemical and Biophysical
Research Communications, 341, 507–514.
RIBAS, G. S., MANFREDINI, V., MARI, J. F. D., WAYHS, C. Y., VANZIN, C. S.,
BIANCINI, G. B., SITTA, A., DEON, M., WAJNER, M. & VARGAS, C. R. 2010.
Reduction of lipid and protein damage in patients with disorders of propionate
metabolism under treatment: a possible protective role of L-carnitine supplementation.
International Journal of Developmental Neuroscience, 28, 127–132.
RIVERO, S., GIANNUZZI, L., GARCÍA, M. A. & PINOTTI, A. 2013. Controlled delivery
of propionic acid from chitosan films for pastry dough conservation. Journal of Food
Engineering, 116, 524-531.
RUIJSCHOP, R. M. A. J., BOELRIJK, A. E. M. & GIFFEL, M. C. T. 2008. Satiety effects of
a dairy beverage fermented with propionic acid bacteria. International Dairy Journal,
18, 945–950.
SAPARINTO, C. & HIDAYATI, D. 2006. Bahan Tambahan Pangan, Yogyakarta, Kanisius.
SHULTZ, S. R., MACFABE, D. F., MARTIN, S., JACKSON, J., TAYLOR, R., BOON, F.,
OSSENKOPP, K.-P. & CAIN, D. P. 2009. Intracerebroventricular injections of the
enteric bacterial metabolic product propionic acid impair cognition and sensorimotor
ability in the Long–Evans rat: Further development of a rodent model of autism.
Behavioural Brain Research, 200, 33-41.
SHULTZ, S. R., MACFABE, D. F., OSSENKOPP, K.-P., SCRATCH, S., WHELAN, J.,
TAYLOR, R. & CAIN, D. P. 2008. Intracerebroventricular injection of propionic acid,
an enteric bacterial metabolic end-product, impairs social behavior in the rat:
Implications for an animal model of autism. Neuropharmacology, 54, 901-911.
SMITH, J. & HONG-SHUM, L. 2003. Food Additives Data Book, UK, Blackwell Science.
WANG, Z. & SHANG-TIAN 2013. Propionic acid production in glycerol/glucose co-
fermentation by Propionibacterium freudenreichii subsp. shermanii. Biore source Tec
hnology, 137, 116–123.
WINARNO, F. G. 1989. Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta, Gramedia.

15

Anda mungkin juga menyukai