1. Achmad Maulana D.
2. Faisal Rifki
3. Rizky Tri Aries
4. Japo Satya
5. Mohamad Juliandri
6. Achmadio Noor S
7. Rico Ardika Panjaitan
8. Sheila Anwar
setiap saat terbuka bagi kritik, revisi dan transformasi, guna menuju
emansipasi.
Dalam pembahasan ontologis, aliran Critical Legal Theory, Critical Legal
Studies, dan Feminist Jurisprudence pada dasarnya masih termasuk
ontologi realisme, namun berbeda dengan aliran-aliran sebelumnya,
realisme mereka adalah realisme historis. Maksudnya adalah, hukum
merupakan realitas virtual yang terbentuk oleh faktor sosial, ekonomi,
politik, budaya, etnis, dan gender. Dalam ontologis dari paradigma Critical
Theory ini menjelaskan bahwa setiap saat hukum semestinya terbuka bagi
kritik, revisi, dan transformasi guna menuju emansipasi.