Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Kesehatan Bina Husada

Hubungan Senam Hamil dengan Proses dan Hasil Persalinan Primipara


di RSIA Az-Zahra Palembang Tahun 2015

Oleh
Rafika Monalisa*, Tan Malaka, Rusdi Damiri
Program Pasaca Sarjana Kesehatan Masyarakat STIK Bina Husada Palembang
Email*: rafikamonalisa53@yahoo.com

ABSTRAK
Kematian Ibu terjadi oleh karena komplikasi kehamilan atau persalinan yaitu perdarahan yang salah satunya
disebabkan oleh persalinan lama atau kala II lama dan eklamsia. Senam hamil berperan untuk memperkuat kontraksi dan
mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut, ligamen-ligamen, otot-otot dasar panggul dan menahan tekanan
tambahan yang berhubungan dengan persalinan. Tujuan penelitian ini adalah diketahui hubungan senam hamil dengan
proses dan hasil persalinan primipara.
Jenis penelitian adalah studi observasional dengan rancangan case control dengan mengumpulkan data sekunder.
Sampel penelitian adalah ibu bersalin di RSIA Az-Zahra Palembang tahun 2015, pengambilan sampel dengan teknik non
probability sampling dengan pendekatan purposive sampling terdiri dari 95 ibu dengan persalinan normal dan 95 ibu
persalinan tidak normal. Penelitian dilakukan pada 1-31 Maret 2016. Pengolahan data penelitian menggunakan program
SPSS 16.0.
Uji statistik terhadap lama persalinan diperoleh nilai p yang sama antara senam hamil, umur, dan kadar Hb yaitu
0,000 (p < ) yang menunjukkan ada hubungan signifikan antara senam hamil (OR = 5,014),umur (OR = 3,855), dan kadar
Hb (OR = 2,253) dengan lama persalinan. Uji statistik terhadap skor APGAR diperoleh nilai p yang sama antara senam
hamil, umur, tekanan darah sistolik dan kadar Hb yaitu 0,000 (p < ), lalu nilai p tekanan darah diastolik yaitu 0,001 (p<)
yang menunjukkan ada hubungan signifikan antara senam hamil (OR = 10,889),umur (OR = 5,943), tekanan darah sistolik
(OR = 3,791), tekanan darah diastolik (OR = 3,140) dan kadar Hb (OR = 8,721) dengan skor APGAR. Uji statistik terhadap
berat lahir bayi menunjukkan nilai p yang sama antara senam hamil, umur, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik,
dan kadar Hb yaitu 0,000 (p < ) yang menunjukkan ada hubungan signifikan antara senam hamil (OR = 16,490),umur (OR
= 9,905), tekanan darah sistolik (OR = 6,800), tekanan darah diastolik (OR = 4,334) dan kadar Hb (OR = 8,176) dengan berat
lahir bayi.
Kesimpulannya, ada hubungan antara senam hamil, umur dan kadar Hb dengan lama persalinan kala II. Ada
hubungan antara senam hamil, umur, kadar Hb, tekanan darah sistolik dan diastolik dengan skor APGAR. Ada hubungan
antara senam hamil, umur, kadar Hb, tekanan darah sistolik dan diastolik dengan berat lahir bayi. Untuk menurunkan
kejadian kala II lama, maka fasilitas pelayanan kesehatan hendaknya memfasilitasi ibu-ibu hamil untuk melakukan senam
hamil.
Kata Kunci: Senam hamil, proses persalinan, hasil persalinan, kala II lama, skor APGAR, berat lahir

ABSTRACT
Most of maternal mortality occured due to haemorrhage as the pregnancy or childbirth complication, most caused
by prolonged labor or prolonged second stage and eclampsia. Pregnancy exercise contributes to strengthen contraction and
maintain the flexibility of abdominal muscle, ligaments, pelvic muscle and hold back the additional pressure associated to
childbirth. The purpose of this study was to determine the relationship between pregnancy exercise and childbirth process
and outcome of primipara.
This study was observational study with case control study by collecting secondary data. The sample were women
giving birth in Az-Zahra Hospital Palembang in 2015, sampling tecnic was non probability with a purposive sampling
approach consisted of 95 women with normal labor and 95 women with abnormal labor (prolonged labor). The study was
conducted on 1-31 March 2016. Processing of research data using SPSS 16.0.
Statistical test on duration of labor obtained p values similar between pregnancy exercise, age, and the Hb level,
theyre 0.000 (p <) which showed significant association among pregnancy exercise (OR = 5.014), age (OR = 3.855), and
Hb (OR = 2.253) with the duration of labor. Statistical test on APGAR score obtained p values similar between pregnancy
exercise, age, systolic blood pressure and hemoglobin level is 0.000 (p <), then the p-value of diastolic blood pressure,
theyre 0.001 (p <) which showed significant association among pregnancy exercise (OR = 10.889), age (OR = 5.943),
systolic blood pressure (OR = 3.791), diastolic blood pressure (OR = 3.140) and hemoglobin level (OR = 8.721) with the
APGAR score. Statistical test on the baby's birth weight obtained p values similar among pregnancy exercise, age, systolic
blood pressure, diastolic blood pressure and hemoglobin level, theyre 0.000 (p <) which showed significant association
between pregnancy exercise (OR = 16.490), age (OR = 9.905), systolic blood pressure (OR = 6.800), diastolic blood
pressure (OR = 4.334) and hemoglobin level (OR = 8.176) with a babys birth weight.
In conclusion, there was a relationship between pregnancy exercise, age and hemoglobin levels with prolonged
second stage of labor. There was a relationship between pregnancy exercise, age, hemoglobin level, systolic and diastolic
blood pressure with Apgar scores. There was a relationship between pregnancy exercise, age, hemoglobin level, systolic and
diastolic blood pressure with babys birth-weight. To decrease the occurance of prolonged second stage, the health care
facility should facilitate pregnant mothers to have pregnancy exercise.
Key words: pregnancy exercise, childbirth process, childbirth outcome, prolonged second stage, APGAR score, birth weight

Hubungan Senam Hamil dengan Proses dan Hasil Persalinan Primipara di RSIA Az-Zahra Palembang Tahun 2015
Jurnal Kesehatan Bina Husada

1. Pendahuluan penurunan angka kelahiran sesar yang besardan


1.1 Latar Belakang dapat memperpendek fase aktif kala I dan
Berdasarkan Survei Demografi dan memperpendek kala II proses melahirkan daripada
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dalam wanita yang tidak berlatih.
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014, angka Sedangkan data dari wilayah Palembang
kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan Siti
persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 Hindun (2011) menyimpulkan ada hubungan
kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi signifikan antara senam hamil dengan proses
apalagi jika dibandingkan dengan negaranegara persalinan kala 2, ibu-ibu yang senam hamil
tetangga. Situasi ini menjadikan AKI di Indonesia mempunyai risiko untuk terjadinya partus tidak
tertinggi di ASEAN sehingga menempatkan upaya normal hanya sebesar 0,419 kali dibandingkan ibu-
penurunan AKI sebagai program prioritas. Dengan ibu yang tidak senam hamil. Penelitian ini bertujuan
pemberian pelayanan kesehatan dasar yang mengetahui hubungan senam hamil dengan proses
berkualitas diperkirakan akan dapat menurunkan dan hasil persalinan primipara.
AKI sampai 20%. Dari Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 2001 didapat bahwa 90% 1.2 Tujuan Penelitian
AKI terjadi oleh karena komplikasi kehamilan atau a. Tujuan Umum
persalinan yaitu perdarahan, yang salah satunya Untuk mengetahui hubungan senam hamil terhadap
disebabkan oleh persalinan sulit atau lama dan proses dan hasil persalinan primigravida.
eklamsia.
Menurut Manuaba, IBG (1998) dalam b. Tujuan Khusus
bukunya Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan 1) Diketahuinya distribusi umur, tekanan darah,
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, kadar Hb, IMT, pendidikan, pekerjaan, senam
terdapat faktor-faktor yang menyebabkan hamil, kelompok lama persalinan, skor APGAR,
persalinan lama yaitu power yang lemah seperti: dan berat lahir bayi.
his, kontraksi otot dinding perut, kontraksi 2) Diketahuinya hubungan umur, tekanan darah,
diafragma pelvik atau kekuatan mengejan, kadar Hb, IMT, pendidikan, pekerjaan, dan
ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum, senam hamil dengan lama persalinan.
passenger (kelainan letak janin dan plasenta letak 3) Diketahuinya hubungan umur, tekanan darah,
rendah), passage (jalan lahir yang sempit).3 Dalam kadar Hb, IMT, pendidikan, pekerjaan, dan
buku Maternity & Womens Health Care yang senam hamil dengan skor APGAR.
ditulis Lowdermilk dkk (1997) dinyatakan bahwa 4) Diketahuinya hubungan umur, tekanan darah,
senam hamil memiliki banyak manfaat yaitu kadar Hb, IMT, pendidikan, pekerjaan, dan
memperbaiki tonus otot, memendekkan waktu senam hamil dengan berat lahir bayi.
persalinan, dan meningkatkan kesehatan ibu 5) Diketahuinya variabel-variabel mana saja yang
hamil.4 Ditambahkan juga dalam buku Ajar paling berpengaruh terhadap lama persalinan,
Asuhan Kebidanan yang ditulis Varney H. (2006) skor APGAR, dan berat lahir bayi.
bahwa dengan senam hamil, vaskularisasi dari
rahim ke plasenta menjadi lebih baik yang 1.3 Manfaat Penelitian
menjamin suplai oksigen dan nutrisi ke janin a. Manfaat Teoritis
mencukupi. Latihan-latihan yang dilakukan pada Hasil penelitian menambah khasanah ilmu
senam hamil tujuan utamanya adalah agar ibu hamil pengetahuan mengenai pengaruh senam hamil
memperoleh kekuatan dan tonus otot yang baik, terhadap proses dan hasil persalinan
teknik pernapasan yang baik, yang penting dalam b. Manfaat Praktis
proses persalinan terutama saat persalinan kala II 1) Data hasil penelitian dapat digunakan untuk
dalam hal ini adalah power pada persalinan.5 penelitian lain
Manuaba IBG (1998) juga menambahkan bahwa 2) Program senam hamil dapat dipakai sebagai
saat ini banyak program antenatal yang telah salah satu program pencegahan partus lama
disusun selama beberapa tahun belakangan ini.3 yang dapat diaplikasikan pada antenatal care
Selain fakta bahwa akhir-akhir ini memang terdapat c. Manfaat peneliti
kecenderungan wanita yang terus memilih tetap Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
berolahraga atau beraktivitas meski usia kehamilan peneliti mengenai metode penelitian dan senam
sudah tua, pada tahun 40-an dan 50-an hal ini lebih pada kehamilan.
sering dilakukan dibandingkan sekarang. Berbagai
peralatan rumah tangga seperti mesin cuci, 2. Metode Penelitian
transportasi seperti mobil, dan alat modern lainnya, Desain penelitian adalah studi observasional
membuat hidup semakin mudah dan tidak terlalu dengan rancangan case control dengan
mengandalkan fisik lagi. mengumpulkan data sekunder di Rumah Sakit Ibu
Dari penelitian yang dilakukan Clapp tahun dan Anak Az-Zahra Palembang pada Maret 2016.
1994 dalam Varney (2007), wanita yang mengikuti Populasi penelitian ini adalah semua ibu
program latihan hanya memerlukan sedikit bersalin di RSIA Az-Zahra Palembang tahun 2015
intervensi dalam proses melahirkantermasuk yang berjumlah 720 orang. Teknik pengambilan
Hubungan Senam Hamil dengan Proses dan Hasil Persalinan Primipara di RSIA Az-Zahra Palembang Tahun 2015
Jurnal Kesehatan Bina Husada

sampel dilakukan dengan non probability sampling menggunakan data umum yang berasal bagian
dengan pendekatan purposive sampling. Sampel laporan rekam medis berupa data jumlah ibu-ibu
dalam penelitian ini adalah ibu dengan persalinan yang bersalin dan keikutsertaan senam hamil di
normal dan tidak normal berdasarkan kriteria Rumah Sakit Ibu dan Anak Az-Zahra Palembang
inklusi yang ditentukan dengan perhitungan besar tahun 2015.
sampel menggunakan rumus Lemeshow, sehingga Analisis data menggunakan program SPSS
didapatkan sampel kasus dan kontrol masing- yaitu analisis data univariat berupa distribusi
masing 95 orang. frekuensi seluruh variabel, analisis bivariat
Data penelitian ini akan diambil dari sumber menggunakan uji chi-square, dan analisis
data sekunder. Data sekunder berupa pencatatan multivariat dengan uji regresi logistik berganda
atau laporan mengenai jumlah populasi, gambaran untuk melihat variabel mana yang paling
umum lokasi penelitian yang diperoleh dari Rumah berpengaruh.
Sakit Ibu dan Anak Az-Zahra Palembang. Peneliti

3. Hasil dan Pembahasan


a. Analisis Univariat
Tabel 1. Deskripsi Variabel Kategorik pada Sampel
Variabel Jumlah (org) Persentase (%)
Umur
1. > 35 tahun 46 24,2
2. 21-35 tahun 144 75,8
Tekanan Darah Sistolik
1. 140-150 mmHg 36 18,9
2. 100-130 mmHg 154 81,1
Tekanan Darah Sistolik
1. 90 mmHg 44 23,2
2. 70-80 mmHg 146 76,8
Kadar Hb
1. < 11 gr/dl 103 54,2
2. 11 gr/dl 87 45,8
Indeks Massa Tubuh (IMT)
1. > 25 kg/m2 164 86,3
2. 25 kg/m2 26 13,7
Pendidikan
1. Pend rendah 36 18,9
2. Pend tinggi 154 81,1
Pekerjaan
1. Tidak Bekerja 100 52,6
2. Bekerja 90 47,4
Senam Hamil
1. Tidak Senam Hamil 160 84,2
2. Senam Hamil 30 15,8
Lama Persalinan Kala II
1. Normal ( 120 menit) 95 50
2. Tidak Normal (>120 menit) 95 50
APGAR Score
1. Asfiksia Ringan 72 37,9
2. Baik 118 62,1
Berat Bayi Lahir
1. BBLR (< 2500gr) 59 31,1
2. Normal( 2500gr) 131 68,9

Dari 190 responden, diperoleh distribusi pada kelompok umur 21-35 tahun yaitu 75,8%,
frekuensi ibu bersalin kala II normal sebesar 95 tekanan darah sistolik sebagian besar 100-130
orang (50%) dan ibu yang bersalin dengan kala II mmHg sebanyak 81,1%, sedangkan tekanan darah
lama sebesar 95 orang (50%), lalu ibu dengan bayi diastolik 70-80 mmHg sebanyak 76,8%, Indeks
asfiksia ringan sebanyak 72 orang (37,9%) dan bayi Massa Tubuh responden paling banyak pada > 25
bugar 118 orang (62,1%), kemudian ibu dengan kg/m2, memiliki pendidikan tinggi 81,1%, lalu
bayi BBLR 59 orang (31,1%) dan bayi dengan sebagian besar tidak memiliki pekerjaan 52,6%, dan
berat normal 131 orang (68,9%). Karakteristik kebanyakan tidak melakukan senam hamil yaitu
responden didapatkan bahwa sebagian besar berada 84,2%.

Hubungan Senam Hamil dengan Proses dan Hasil Persalinan Primipara di RSIA Az-Zahra Palembang Tahun 2015
Jurnal Kesehatan Bina Husada

Tabel 2. Hubungan Variabel Kategorik dengan Lama Persalinan Kala II

Variabel Lama Persalinan Kala II OR P-value


Kala II Lama Normal (95%
n % n % CI)
Umur
1. > 35 tahun 34 73.9% 12 26.1% 3.855 0.000
2. 21-35 tahun 61 42.4% 83 57.6%
Tekanan Darah Sistolik
1. 140-150 mmHg 22 61.1% 14 38.9% 1.744 0.139
2. 100-130 mmHg 73 47.4% 81 52.6%
Tekanan Darah Diastolik
1. 90 mmHg 25 56.8% 19 43.2% 1.429 0.302
2. 70-80 mmHg 70 47.9% 76 52.1%
Kadar Hb
1. < 11 gr/dl 65 63.1% 38 36.9% 3.250 0.000
2. 11 gr/dl 30 34.5% 57 65.5%
Indeks Massa Tubuh
1. > 25 kg/m2 84 51.2% 80 48.8% 1.432 0.398
2. 25 kg/m2 11 42.3% 15 57.7%
Pendidikan
1. Pend rendah 15 41.7% 21 58.3% 0.661 0.267
2. Pend tinggi 80 51.9% 74 48.1%
Pekerjaan
1. Tidak Bekerja 45 45.0% 55 55.0% 0.655 0.146
2. Bekerja 50 55.6% 40 44.4%
Senam Hamil
1. Tidak Senam Hamil 89 55.6% 71 44.4% 5.014 0.000
2. Senam Hamil 6 20.0% 24 80.0%

Tabel 3. Hubungan Variabel Kategorik dengan Skor APGAR

Variabel APGAR Score OR P-value


Asfiksia ringan Baik (95%
n % n % CI)
Umur
1. > 35 tahun 32 69.6% 14 28.6% 5.943 0.000
2. 21-35 tahun 40 27.8% 104 72.2%
Tekanan Darah Sistolik
1. 140-150 mmHg 23 63.9% 13 36.1% 3.791 0.000
2. 100-130 mmHg 49 31.8% 105 68.2%
Tekanan Darah Diastolik
1. 90 mmHg 26 59.1% 18 40.9% 3.140 0.001
2. 70-80 mmHg 46 31.5% 100 68.5%
Kadar Hb
1. < 11 gr/dl 60 58.3% 43 41.7% 8.721 0.000
2. 11 gr/dl 12 13.8% 75 86.2%
Indeks Massa Tubuh
1. > 25 kg/m2 62 37.8% 102 62.2% 0.973 0.949
2. 25 kg/m2 10 38.5% 16 61.5%
Pendidikan
1. Pend rendah 15 41.7% 21 58.3% 1.216 0.604
2. Pend tinggi 57 37.0% 97 63.0%
Pekerjaan
1. Tidak Bekerja 34 34.0% 73 66.0% 0.705 0.243
2. Bekerja 38 42.2% 68 57.8%

Senam Hamil
1. Tidak Senam Hamil 70 43.8% 90 56.2% 10.889 0.000
2. Senam Hamil 2 6.7% 28 93.3%

Hubungan Senam Hamil dengan Proses dan Hasil Persalinan Primipara di RSIA Az-Zahra Palembang Tahun 2015
Jurnal Kesehatan Bina Husada

Tabel 4. Hubungan Variabel Kategorik dengan Berat Bayi Lahir

Variabel Berat Badan lahir OR P-value


BBLR BBL Normal (95% CI)
n % n %
Umur
1. > 35 tahun 32 14.3% 14 30.4% 9.905 0.000
2. 21-35 tahun 27 18.8% 117 81.2%
Tekanan Darah Sistolik
1. 140-150 mmHg 24 66.7% 12 33.3% 6.800 0.000
2. 100-130 mmHg 35 22.7% 119 77.3%
Tekanan Darah Diastolik
1. 90 mmHg 25 56.8% 83 43.2% 4.334 0.000
2. 70-80 mmHg 34 23.3% 78 76.7%
Kadar Hb
1. < 11 gr/dl 50 48.5% 53 51.5% 8.176 0.000
2. 11 gr/dl 9 10.3% 78 89.7%
Indeks Massa Tubuh
1. > 25 kg/m2 10 38.5% 16 61.5% 1.467 0.380
2. 25 kg/m2 49 29.9% 115 70.1%
Pendidikan
3. Pend rendah 13 36.1% 23 63.9% 1.327 0.466
4. Pend tinggi 46 29.9% 108 70.1%
Pekerjaan
3. Tidak Bekerja 30 30.0% 70 70.0% 0.901 0.741
4. Bekerja 29 32.2% 61 67.8%
Senam Hamil
3. Tidak Senam Hamil 58 36.2% 102 63.8% 16.490 0.000
4. Senam Hamil 1 3.3% 29 96.7%

b. Analisis Bivariat Hasil analisis hubungan dengan menggunakan uji


Analisis bivariat berikut menggunakan uji chi-square antara variabel independen dengan skor
chi-square karena variabel bebas dan terikat APGAR (tabel 3) menunjukkan ada hubungan yang
merupakan data kategorik. signifikan antara umur (p = 0.000, OR = 5,943, C.I
Hasil analisis hubungan dengan 95%), tekanan darah sistolik (p = 0.000, OR =
menggunakan uji chi-square antara variabel 3,791, C.I 95%), tekanan darah diastolik (p = 0.001,
independen dengan lama persalinan kala II (pada OR = 3,140, C.I 95%), kadar Hb (p = 0.000, OR =
tabel 2) menunjukkan ada hubungan yang 3,250, C.I 95%) dan senam hamil (p = 0.000, OR =
signifikan antara umur (p = 0.000, OR = 3,855, C.I 5.014) dengan skor APGAR. Dimana jumlah
95%), kadar Hb (p = 0.000, OR = 3,250, C.I 95%) responden yang mengalami asfiksia pada umur > 35
dan senam hamil (p = 0.000, OR = 5.014) dengan tahun kadar adalah sebesar 69,6 % (34 orang) dan
lama persalinan kala II. Dimana jumlah responden bayi bugar sebanyak 72,2% pada usia 21-35 orang.
yang mengalami kala II lama pada umur > 35 tahun Ini menunjukkan makin tua usia seseorang maka
kadar adalah sebesar 73,9 % (34 orang). Ini makin tinggi kejadian asfiksia pada bayinya.
menunjukkan makin tua usia seseorang maka makin Pada tekanan darah sistolik 140-150 mmHg,
tinggi kejadian kala II lama. Lalu pada Hb < 11 responden yang bayinya mengalami asfiksia ringan
gr/dl, responden yang mengalami kala II lama adalah sebanyak 63,9% (23 orang) dan yang lama
adalah sebanyak 63,1% (65 orang) dan yang lama bayinya bugar dengan tekanan sistolik 100-130
persalinannya normal dengan kadar Hb > 11 gr/dl mmHg adalah sebanyak 68,2% (105 orang). Ini
adalah sebanyak 65,5% (57 orang). Ini menunjukkan bahwa tekanan sistolik yang tinggi
menunjukkan bahwa kadar Hb yang rendah mendukung terjadinya asfiksia dan tekanan sistolik
mendukung terjadinya persalinan kala II lama dan yang normal merupakan faktor protektif terjadi
kadar Hb normal merupakan faktor protektif terjadi asfiksia.
persalinan tidak normal. Lalu pada responden Pada tekanan darah diastolik 90 mmHg,
dengan kala II lama yang tidak mengikuti senam responden yang bayinya mengalami asfiksia ringan
hamil yaitu sebesar 89 orang (55,6%) dan adalah sebanyak 59,1% (26 orang) dan yang
responden dengan lama persalinan normal sebanyak bayinya bugar dengan tekanan diastolik 70-80
24 orang (80%). Hal ini menunjukkan senam hamil mmHg adalah sebanyak 68,5% (100 orang). Ini
merupakan faktor protektif terjadinya persalinan menunjukkan bahwa tekanan diastolik yang tinggi
kala II lama. Dengan kata lain ibu-ibu yang tidak mendukung terjadinya asfiksia dan tekanan
senam hamil mempunyai resiko untuk terjadinya diastolik yang normal merupakan faktor protektif
kala II memanjang sebesar 5,014 kali dibanding terjadi asfiksia.
ibu-ibu dengan senam hamil. Lalu pada Hb < 11 gr/dl, responden yang
bayinya mengalami asfiksia adalah sebanyak 58,3%

Hubungan Senam Hamil dengan Proses dan Hasil Persalinan Primipara di RSIA Az-Zahra Palembang Tahun 2015
Jurnal Kesehatan Bina Husada

(60 orang) dan bayinya bugar dengan kadar Hb > untuk memiliki bayi BBLR saat lahir sebesar
11 gr/dl adalah sebanyak 86,2% (75 orang). Ini 16,490 kali dibanding ibu-ibu dengan senam hamil.
menunjukkan bahwa kadar Hb yang rendah
mendukung terjadinya asfiksia dan kadar Hb c. Analisis Multivariat
normal merupakan faktor protektif terjadi asfiksia. Tabel 5 menunjukkan bahwa senam hamil
Lalu pada responden dengan bayi asfiksia yang (p value 0,006 < ), umur (p value 0,006 < ), dan
tidak mengikuti senam hamil yaitu sebesar 70 orang kadar Hb (p value 0,004 < ) memiliki hubungan
(43,8%) dan responden dengan bayi bugar dengan lama persalinan kala II dan menunjukkan
sebanyak 93,3%. Hal ini menunjukkan senam hamil hubungan yang positif jika dilihat dari nilai positif
merupakan faktor protektif terjadinya asfiksia. B. Dimana senam hamil memiliki pengaruh 4,197
Dengan kata lain ibu-ibu yang tidak senam hamil kali terhadap lama kala II, umur berpengaruh 3,131
mempunyai resiko untuk memiliki bayi asfiksia saat kali, dan kadar Hb memiliki pengaruh 2,504 kali.
lahir sebesar 10,889 kali dibanding ibu-ibu dengan Nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,239
senam hamil. menunjukkan proporsi varians dari kala II lama
Analisis hubungan dengan menggunakan uji yang bisa dijelaskan oleh model adalah sebesar
chi-square antara variabel independen dengan berat 23,9%, sedangkan sisa 76,1% dijelaskan dari
bayi lahir (Tabel 4) menunjukkan ada hubungan faktor-faktor lain di luar penelitian.
yang signifikan antara umur (p = 0.000, OR = Tabel 6 menunjukkan bahwa senam hamil
9,905, C.I 95%), tekanan darah sistolik (p = 0.000, (p value 0,010 < ), umur (p value 0,004 < ),
OR = 6,800, C.I 95%), tekanan darah diastolik (p = tekanan darah sistolik (p value 0,048 < ), dan
0.000, OR = 4,334, C.I 95%), kadar Hb (p = 0.000, kadar Hb (p value 0,000 < ) memiliki hubungan
OR = 8,176, C.I 95%) dan senam hamil (p = 0.000, dengan asfiksia bayi dan menunjukkan hubungan
OR = 16,490, C.I 95%) dengan skor APGAR. yang positif jika dilihat dari nilai positif B. Dimana
Dimana jumlah responden yang bayinya mengalami senam hamil memiliki pengaruh 8,580 kali terhadap
BBLR pada umur > 35 tahun adalah sebesar 69,6% asfiksia, kadar Hb memiliki pengaruh 7,242 kali,
(32 orang) dan bayi bugar sebanyak 81,2% (117 umur berpengaruh 3,672 kali, dan tekanan sistolik
orang) pada usia 21-35 orang. Ini menunjukkan berpengaruh 2,642. Nilai Nagelkerke R Square
makin tua usia seseorang maka makin tinggi sebesar 0,445 menunjukkan proporsi varians dari
kejadian BBLR pada bayinya. kala II lama yang bisa dijelaskan oleh model adalah
Pada tekanan darah sistolik 140-150 mmHg, sebesar 44,5%, sedangkan sisa 55,5% dijelaskan
responden yang bayinya mengalami BBLR adalah dari faktor-faktor lain di luar penelitian.
sebanyak 66,7% (24 orang) dan yang berat bayinya Tabel 7 menunjukkan bahwa senam hamil (p
normal dengan tekanan sistolik 100-130 mmHg value 0,032 < ), umur (p value 0,000 < ), tekanan
adalah sebanyak 77,3% (119 orang). Ini darah sistolik (p value 0,000 < ), dan kadar Hb (p
menunjukkan bahwa tekanan sistolik yang tinggi value 0,000 < ) memiliki hubungan dengan
mendukung terjadinya BBLR dan tekanan sistolik asfiksia bayi dan menunjukkan hubungan yang
yang normal merupakan faktor protektif terjadi positif jika dilihat dari nilai positif B. Dimana
BBLR. senam hamil memiliki pengaruh 13,968 kali
Pada tekanan darah diastolik 90 mmHg, terhadap asfiksia, kadar Hb memiliki pengaruh
responden yang bayinya mengalami BBLR adalah 6,582 kali, tekanan sistolik berpengaruh 6,402 kali,
sebanyak 56,8% (25 orang) dan yang berat bayinya dan umur berpengaruh 6,290. Nilai Nagelkerke R
normal dengan tekanan diastolik 70-80 mmHg Square sebesar 0,511 menunjukkan proporsi varians
adalah sebanyak 76,7% (78 orang). Ini dari kala II lama yang bisa dijelaskan oleh model
menunjukkan bahwa tekanan diastolik yang tinggi adalah sebesar 51,1%, sedangkan sisa 48,9%
mendukung terjadinya BBLR dan tekanan diastolik dijelaskan dari faktor-faktor lain di luar penelitian.
yang normal merupakan faktor protektif terjadi
BBLR. d. Pembahasan
Lalu pada Hb < 11 gr/dl, responden yang Hasil analisis uji chi-square antara senam
bayinya mengalami BBLR adalah sebanyak 48,5% hamil dengan variabel dependen menunjukkan ada
(50 orang) dan yang berat bayinya normal normal hubungan yang signifikan antara senam hamil
dengan kadar Hb > 11 gr/dl adalah sebanyak 89,7% dengan lama persalinan kala II, skor APGAR, dan
(78 orang). Ini menunjukkan bahwa kadar Hb yang berat lahir bayi. Senam hamil yang teratur dapat
rendah mendukung terjadinya BBLR dan kadar Hb memperkuat, mempertahankan elastisitas otot-otot
normal merupakan faktor protektif terjadi BBLR. dinding perut, otot-otot dasar panggul, ligamen dan
Kemudian pada responden dengan bayi jaringan serta fasia yang berperan dalam
BBLR yang tidak mengikuti senam hamil yaitu mekanisme persalinan, melenturkan persendian-
sebesar 58 orang (36,2%) dan responden dengan persendian yang berhubungan dengan proses
bayi berat lahir normal sebanyak 96,7% (29 orang). persalinan, mempertinggi kesehatan fisik dan psikis
Hal ini menunjukkan senam hamil merupakan serta kepercayaan pada diri sendiri dalam
faktor protektif terjadinya BBLR. Dengan kata lain menghadapi persalinan membentuk sikap tubuh
ibu-ibu yang tidak senam hamil mempunyai resiko yang prima sehingga dapat membantu mengatasi
keluhan-keluhan, letak janin dan mengurangi sesak
Hubungan Senam Hamil dengan Proses dan Hasil Persalinan Primipara di RSIA Az-Zahra Palembang Tahun 2015
Jurnal Kesehatan Bina Husada

Tabel 5. Model Akhir Uji Regresi Logistik Berganda dengan Lama Kala II sebagai Variabel Dependen

B Wald Sig. Exp (B) 95% C.I. for EXP (B)


Lower Upper
Umur 1.141 7.662 0.006 3.131 1.395 7.027
Hb 0.911 7.619 0.006 2.486 1.302 4.746
Pekerjaan -0.688 4.405 0.036 0.502 0.264 0.955
Senam hamil 1.434 8.045 0.005 4.197 1.558 11.309
Constant -1.617 10.177 0.001 0.198
-2 Log likelihood 225,902
Cox & Snell R Square 0,179
Nagelkerke R Square 0,239

Tabel 6. Model Akhir Uji Regresi Logistik Berganda dengan Skor APGAR sebagai Variabel Dependen

B Wald Sig. Exp (B) 95% C.I. for EXP (B)


Lower Upper
1.301 8.399 0.004 3.672 1.524 8.850
Umur
0.971 3.924 0.048 2.642 1.010 6.906
TD Sistolik
1.980 23.561 0.000 7.242 3.256 16.107
Hb
-0.689 3.233 0.072 0.502 0.237 1.064
Pekerjaan
2.149 6.549 0.010 8.580 1.654 44.511
Senam hamil
-3.803 18.785 0.000 0.022
Constant

-2 Log likelihood 176,885


Cox & Snell R Square 0,327
Nagelkerke R Square 0,445

Tabel 7. Model Akhir Uji Regresi Logistik Berganda dengan Skor APGAR sebagai Variabel Dependen

B Wald Sig. Exp (B) 95% C.I. for EXP (B)


Lower Upper
1.839 16.093 0.000 6.290 2.561 15.446
Umur
1.857 12.736 0.000 6.402 2.309 17.748
TD Sistolik
1.884 15.640 0.000 6.582 2.587 16.747
Hb
2.637 4.579 0.032 13.968 1.248 156.291
Senam hamil
-5.382 17.062 0.000 0.005
Constant
-2 Log likelihood 149,768
Cox & Snell R Square 0,363
Nagelkerke R Square 0,511

Hubungan Senam Hamil dengan Proses dan Hasil Persalinan Primipara di RSIA Az-Zahra Palembang Tahun 2015
Jurnal Kesehatan Bina Husada

napas, menguasai teknik-teknik pernapasan dalam di atas 35 tahun memiliki resiko kesakitan dan
persalinan dan dapat mengatur diri pada ketenangan kematian perinatal lebih besar dari pada yang
dan penolong dalam menghadapi persalinan dan memili usia 20-35 tahun. Pada usia inilah
membimbing wanita menuju suatu persalinan yang merupakan masa reproduksi yang paling baik.
fisiologis. Hal ini sepakat dengan penelitian yang Pamungkas, Argadireja dan Sakinah (2015)
dilakukan oleh Widyawati dan Syahrul (2013) yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
meneliti pengaruh senam hamil terhadap lama antara usia ibu dan paritas dengan kejadian BBLR.
persalinan, berdasarkan perhitungan diperoleh nilai Menurut Titik Hidayati dalam Pamungkas,
RR sebesar 1,80. Sehingga ibu yang melakukan Argadireja dan Sakinah (2015), kehamilan di atas
senam hamil memiliki kemungkinan lama usia 35 yahun tidak dianjurkan, mengingat mulai
persalinan cepat 1,80 kali dibandingkan ibu hamil usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi,
yang tidak senam dan bermakna secara statistik. tumor jinak peranakan, atau penyakit degeneratif
Pengaruh senam hamil terhadap tindakan medis pada persendian tulang belakang dan panggul.
dalam persalinan, berdasarkan perhitungan Dalam proses persalinan sendiri, kehamilan di usia
diperoleh nilai RR sebesar 1,379. Sehingga lebih ini akan menghadapi kesulitan akibat
kemungkinan ibu yang melakukan senam hamil lemahnya kontraksi rahim serta sering timbul
mengalami persalinan normal sebesar 1,379 kali kelainan pada tulang panggul tengah.
dibandingkan ibu yang tidak melakukan senam Hasil analisis hubungan antara tekanan
hamil, dan secara statistik bermakna. Menurut darah sistolik dan diastolik dengan lama persalinan
Kadarti (2010), secara risiko relatifnya 0,125 kala II menunjukkan ada hubungan yang signifikan.
artinya partus lama pada ibu yang melakukan Lopez-Liera dalam Yuli K menyatakan bahwa
senam 0,125 kali dibandingkan dengan ibu yang hipertensi secara klinis paling sering terjadi dan
tidak melakukan senam hamil. merupakan salah satu tanda dari penyulit
Varney mengemukakan bahwa insidensi preeklamsia dan eklamsia. Preeklamsia adalah
nilai APGAR yang rendah berkurang pada bayi dari keadaan dimana hipertensi disertai dengan protein
ibu yang melakukan senam hamil, tidak ada uria dan oedem atau keduanya yang terjadi akibat
indikasi defisit neurologis atau fisik jangka kehamilan pada umur kehamilan 20 minggu.
panjang, dan penelitian menunjukkan peningkatan Preeklamsia yang terus berlangsung selama
psikomotor pada bayi-bayi. Pada beberapa kehamilan hingga berkembang menjadi eklamsia
penelitian didapatkan bahwa berat janin yang lahir merupakan penyulit terutama dalam persalinan
dari wanita hamil yang melakukan senam/olahraga spontan, karena adanya vasospasme arteri spiralis
selama kehamilannya lebih berat dibandingkan pada preeklampsia dan eklamsia menyebabkan
yang tidak melakukan olahraga, hal ini dapat berkurangnya sirkulasi uteroplasenta yang berakibat
diterangkan mengingat olahraga akan berkurangnya nutrisi dan oksigenasi ke janin,
meningkatkan aliran darah ke uterus yang sehingga janin mengalami gangguan pertumbuhan
merupakan jalan terpenting bagi suplai nutrien dan serta hipoksia yang akhirnya dapat menyebabkan
metabolisme janin, terdapat hubungan positif antara gawat janin sampai kematian, sehingga untuk
berat plasenta dan berat badan lahir. Wanita hamil mempercepat persalinan harus dilakukan dengan
yang melakukan latihan-latihan selama tindakan. Pada penelitian lain hasil analisis statistik
kehamilannya akan memiliki plasenta yang lebih menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
berat akibat meningkatnya placental blood flow, tekanan darah ibu pada saat sebelum persalinan
dengan demikian nutrisi ke janin akan menjadi dengan kejadian persalinan dengan tindakan
lebih baik. Data ini juga didukung oleh Clapp yang (p=0,0001).
mendapatkan bahwa olahraga rekreasional Hasil analisis hubungan antara kadar Hb
meningkatkan pertumbuhan plasenta pada dengan variabel dependen menunjukkan ada
pertengahan semester kehamilan dan hubungan yang signifikan antara kadar Hb dengan
mengakibatkan janin menjadi lebih berat. lama persalinan kala II, skor APGAR, dan berat
Hasil analisis hubungan dengan lahir bayi. Kadar Hb yang rendah pada ibu hamil
menggunakan uji chi-square antara umur dengan sampai pada bulan-bulan terakhir dan saat
proses dan hasil persalinan menunjukkan ada mendekati proses persalinan mempengaruhi kerja
hubungan yang signifikan. Hasil ini sejalan dengan otot-otot alat reproduksi yaitu otot uterus, otot
hasil penelitian yang dilakukan M. P. OConnell panggul, dan ligamen. Hal ini mengakibatkan ibu
dalam Agus Fatoni, dkk yang menyatakan ada tidak mempunyai kekuatan his (power) yang
perbedaan rata-rata usia antara ibu yang melahirkan adekuat, sehingga menyebabkan pembukaan jalan
dengan kala II lama dengan ibu yang melahirkan lahir tidak optimal yang akhirnya proses persalinan
tidak dengan kala II lama. M. P. OConnell, dkk mengalami kesulitan. Diperkuat juga oleh
mendapatkan hasil ibu dengan kala II lama usianya penelitian Djallaludin di RSUD Banjarmasin dan
rata-rata 24,9 tahun, sedangkan ibu tidak dengan Martapura menyimpulkan bahwa ibu hamil yang
kala II lama usianya rata-rata 23,3 tahun. anemia (kadar Hb < 10 gr%) berpengaruh secara
Dalam buku Obstetri Williams dijelaskan bermakna terhadap partus lama yang memerlukan
bahwa usia berhubungan dengan tingkat kesakitan tindakan.
dan kematian perinatal. Usia di bawah 19 tahun dan
Hubungan Senam Hamil dengan Proses dan Hasil Persalinan Primipara di RSIA Az-Zahra Palembang Tahun 2015
Jurnal Kesehatan Bina Husada

Menurut Suyoso dalam Wahyuni dan Zulfa, dan hasil persalinan yang baik, termasuk
anemia pada ibu merupakan salah satu faktor yang skor APGAR.
menyebabkan terjadinya asfiksia neonatorum, d. Senam hamil, umur, kadar Hb, tekanan
karena anemia pada ibu dapat menimbulkan darah sistolik dan diastolik memiliki
gangguan kehamilan maupun komplikasi pada hubungan signifikan dengan skor APGAR.
persalinan. Komplikasi pada persalinan dapat Hal ini dapat diterangkan mengingat
berakibat timbulnya gangguan pertukaran darah olahraga akan meningkatkan aliran darah ke
dari ibu ke janin, sehingga penyerapan O2 dan uterus yang merupakan jalan terpenting bagi
pengeluaran CO2 terganggu. Keadaan hipoksia pada suplai nutrisi, oksigen, dan metabolisme
janin berlanjut menjadi asfiksia neonatorum pada janin, sehingga akan mempengaruhi skor
bayi baru lahir. penelitian Muazizah, Nugroho, dan APGAR bayi. Sedangkan usiareproduksi
Rahmawati (2012) bahwa kadar hemoglobin ibu terbaik untuk persalinan adalah 21-35 tahun.
hamil berhubungan dengan berat bayi lahir dengan Tekanan darah dan kadar Hb yang baik akan
p = 0,000 (p > 0,05), dimana persamaan berat bayi mempengaruhi kerja otot-otot alat
lahir = (-7515,96) + 940,07 (Hb). Dari nilai b = reproduksi, mengakibatkan ibu mempunyai
940,07, berarti bahwa setiap 1 gr/dl Hb ibu hamil, kekuatan his (power) adekuat yang
variabel berat bayi lahir akan bertambah sebesar menyebabkan pembukaan jalan lahir
940,07. menjadi optimal yang akhirnya proses
persalinan dapat berjalan dengan baik,
4. Simpulan dan Saran sehingga .
4.1 Simpulan e. Senam hamil, umur, kadar Hb, tekanan
a. Terdapat hubungan yang signifikan antara darah sistolik dan diastolik memiliki
senam hamil dengan proses persalinan (lama hubungan signifikan dengan berat bayi lahir.
persalinan kala II) dan hasil persalinan (skor Hal tersebut karena wanita hamil yang
APGAR dan berat lahir bayi). melakukan latihan-latihan selama
b. Dari 190 responden, diperoleh distribusi kehamilannya akan memiliki plasenta yang
frekuensi ibu bersalin kala II normal sebesar lebih berat akibat meningkatnya placental
95 orang (50%) dan ibu yang bersalin blood flow, dengan demikian nutrisi ke janin
dengan kala II lama sebesar 95 orang (50%), akan menjadi lebih baik sehingga berat
lalu ibu dengan bayi asfiksia ringan lahirnya pun menjadi lebih baik. Tekanan
sebanyak 72 orang (37,9%) dan bayi bugar darah dan kadar Hb yang baik akan
118 orang (62,1%), kemudian ibu dengan menunjang sirkulasi uteroplasenta untuk
bayi BBLR 59 orang (31,1%) dan bayi distribusi nutrisi dan oksigenasi ke janin,
dengan berat normal 131 orang (68,9%). sehinggapertumbuhan serta keseimbangan
Karakteristik responden didapatkan bahwa asam basa janin mencapai optimal.
sebagian besar berada pada kelompok umur f. Variabel terkuat yang mempengaruhi lama
21-35 tahun yaitu 75,8%, tekanan darah persalinan kala II adalah senam hamil, umur,
sistolik sebagian besar 100-130 mmHg dan kadar Hb. Variabel terkuat yang
sebanyak 81,1%, sedangkan tekanan darah mempengaruhi skor APGAR adalah senam
diastolik 70-80 mmHg sebanyak 76,8%, hamil, kadar Hb, umur, dan tekanan darah
Indeks Massa Tubuh responden paling sistolik. Variabel terkuat yang
banyak pada > 25 kg/m2 sebanyak 86,3%, mempengaruhi berat bayi lahir adalah senam
memiliki pendidikan tinggi 81,1%, lalu hamil, kadar Hb, tekanan darah sistolik, dan
sebagian besar tidak memiliki pekerjaan umur.
52,6%, dan kebanyakan tidak melakukan
senam hamil yaitu 84,2%. 4.2 Saran
c. Senam hamil, umur, dan kadar Hb memiliki a. Dengan melakukan senam hamil secara
hubungan signifikan dengan lama persalinan teratur, ibu-ibu akan menjalani persalinan
kala II. Hal ini karena senam hamil yang lebih pendek, sedikit intervensi, dan
meningkatkan cardiac output dan masa pemulihan lebih cepat karena senam
vaskularisasi untuk dapat mempertahankan hamil bermanfaat memperkuat otot untuk
aliran darah, terutama di uterus, plasenta, menopang tekanan tambahan, memperbaiki
dan ke janin, sehingga akan mempengaruhi sirkulasi dan respirasi.
proses dan hasil persalinan. Sedangkan b. Hendaknya senam hamil dapat dijadikan
usiareproduksi terbaik untuk persalinan kebijakan program perawatan kehamilan di
adalah 21-35 tahun. Kadar Hb yang baik masing-masing puskesmas/klinik/rumah
pada ibu hamil pun mempengaruhi kerja sakit dengan fasilitas lengkap dengan
otot-otot alat reproduksi yaitu otot uterus, instruktur terpilih.
otot panggul, dan ligamen, sehingga c. Kunjungan keempat ibu hamil pada
mengakibatkan ibu mempunyai kekuatan his trimester tiga (K4) ke tempat pelayanan
(power) adekuat yang menyebabkan proses untuk memeriksakan kehamilannya
hendaknya memeriksakan kadar Hb dan
Hubungan Senam Hamil dengan Proses dan Hasil Persalinan Primipara di RSIA Az-Zahra Palembang Tahun 2015
Jurnal Kesehatan Bina Husada

tekanan darah, serta menatalaksana jika ada Kemp, J.G; Greer, F.A; dan Wolfe, L.A. 1997.
abnormalitas, untuk mendukung proses dan Acid-Base Regulation after Maximal
hasil persalinan yang baik. Exercise Testing in Late Gestation. J. Appl.
d. Ibu-ibu hendaknya memperhatikan usia saat Physiol. 83 (2): 644-651.
berencana untuk memiliki anak untuk Kusumawati Y. 2006. Faktor-Faktor Risiko yang
mencapai kehamilan yang sehat dan Berpengaruh terhadap Persalinan dengan
persalinan yang baik. Tindakan. Tesis. Program Pascasarjana
e. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan Universitas Diponegoro, Semarang.
memiliki sampel yang lebih besar dan dapat
dilakukan secara prospektif dengan Kuswanti i. 2014. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta:
membandingkan efek antara beberapa Pustaka Pelajar.
frekuensi senam hamil, sehingga didapatkan Lapau, B. 2013. Metode Penelitian Kesehatan
frekuensi mana yang mempengaruhi proses Metode Ilmiah Penulisan Skripsi, Tesis dan
dan hasil persalinan yang terbaik untuk ibu Disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
dan janin. Selain itu juga menyertakan Indonesia.
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
proses dan hasil persalinan. Larasati, I.P. dan Wibowo, A. 2012. Pengaruh
Keikutsertaan Senam Hamil terhadap
DAFTAR PUSTAKA Kecemasan Primigravida Trimester Ketiga
Avery, N.D.; Stocking, K.D.; Tranmer,J.E; Davies, dalam Menghadapi Persalinan. Tesis.
G.A; dan Wolfe, L.A. 1999. Fetal Responses Departemen Biostatistika dan
to Maternal Strength Conditioning Exercises Kependudukan Fakultas Kesehatan
in Late Gestation. Can. J. of Appl. Physio. Masyarakat Universitas Airlangga,
24 (4): 362-376. Surabaya.
Cunningham, dkk. 2006. Obstetri Williams Vol 1 Lowdermilk, DL; Perry, SE; dan Bobak, IM. 1997.
Edisi 21. Jakarta: EGC. Maternity & Womens Health Care. London:
Mosby, A Harcout Health Sciences
Dahlan MS. 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Company.
Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Djallalludin, Hakimi, Suharyanto. Faktor Risiko Ibu Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
untuk Terjadinya Partus lama di RSUD Ulin Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Banjarmasin dan RSU Ratu Zaleche
Martapura. Jurnal Sains Kesehatan no. 17. Manuaba, IBG; Manuaba, IAC; dan Manuaba,
Januari 2004. IBGF. 2010. Ilmu Kebidanan, penyakit
kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan
Dunkley, J. 2000. Health Promotion in Midwifery, Edisi 2. Jakarta: EGC.
A Resource for Health Professionals.
London: Bailliere Tindall, Harcourt Mariani dan Puspitasari, N. 2003. Praktik Senam
Publishers Limited. Hamil Hubungannya dengan Kelancaran
Proses Persalinan. Surabaya: Fakultas
Fatoni, AA. 2011. Hubungan Usia Ibu, Paritas, dan Kesehatan Masyarakat, Universitas
Berat Lahir terhadap Kala II Lama di Airlangga.
Rumah Sakit Adji Darmo Lebak. Program
Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Mintarsih, S. 2013. Efektivitas Senam Hamil
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas terhadap Lama Persalinan Kala I
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Primipara. Jurnal Tesis. STIKES PKU
Muhammadiyah Surakarta.
Hindun, S. 2011. Pengaruh Senam Hamil terhadap
Proses Persalinan di Klinik YK Madira Muazizah, Nugroho HA, dan Rahmawati A. 2012.
Palembang. Tesis. Palembang: Program Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil
Studi Ilmu Biomedik, Universitas Sriwijaya. dengan Berat Bayi Lahir di RS Permata
Bunda Kab. Grobogan Tahun 2011. Jurnal
Irianto K. 2014. Gizi Seimbang dalm Kesehatan Unimus. Diploma III Kebidanan, Fakultas
Reproduksi. Bandung: Alfabeta. Ilmu Keperawatan dan Kesehatan,
Kadarti, SI. 2009. Hubungan Senam Hamil Universitas Muhammadiyah Semarang.
terhadap Kelahiran Bayi Spontan. Skripsi. Notoatmojo S. 2010. Metodologi Penelitian
Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Jurusan Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Fisioterapi, Universitas Muhammadiyah
Surakarta. ONeill, M.E. 1996. Maternal Rectal Temperature
and Fetal Heart Rate Response to Upright
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Cycling in Later Pregnancy. Br. J. Sports
Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta. Med. 30 (1): 32-35.

Hubungan Senam Hamil dengan Proses dan Hasil Persalinan Primipara di RSIA Az-Zahra Palembang Tahun 2015
Jurnal Kesehatan Bina Husada

Pamungkas RS, Argadireja DS, dan Sakinah RK. Taber, B. 2002. Kapita Selekta Kedaruratan
2015. Hubungan Usia Ibu dan Paritas Obstetri dan Ginekologi (Alih Bahasa
dengan Tingkat Kejadian BBLR di Wilayah Supriyadi T dan Gunawan J). Jakarta: EGC.
Kerja Puskesmas Plered, Kecamatan Plered Varney, H. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.
Kabupaten Purwakarta Tahun 2014. Ed. 4. Jakarta: EGC.
Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,
Universitas Islam Bandung. Prosiding Wahyuni S dan Zulfa A. 2011. Hubungan Kadar
Penelitian Sivitas Akademika Unisba Hemoglobin dengan Nilai APGAR Bayi
(Kesehatan). Hal 989-94. Baru Lahir di RSUD Sukoharjo. Jurnal
Involusi Kebidanan Vol 1. No.2, Juni 2011,
Pivarnik, J.M; Mauer, M.B; Ayres, N.A; dkk. 1994. hal 20-29.
Effects of Chronic Exercise on Blood
Volume Expansion and Hematologic Indices Watson, W.J; dkk. 1991. Fetal Responses to
during Pregnancy. Obstet. Gynecol. 83 (2): Maximal Swimming and Cycling Exercise
265-269. during Pregnancy. Obstet. Gynecol. 77 (3):
382-386.
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidahan Edisi
Keempat Cetakan Ketiga. Editor: Abdul Bari Widyawati dan Syahrul, F. 2013. Pengaruh Senam
Saifuddin. Jakarta: PT Bina Pustaka Hamil terhadap Proses Persalinan dan
Sarwono Prawirohardjo. Status Kesehatan Neonatus. Tesis.
Departemen Epidemiologi Fakultas
Prianita AW. 2011. Pengaruh Faktor Usia Ibu Kesehatan Masyarakat Universitas
terhadap Keluaran Maternal dan Perinatal Airlangga, Surabaya.
pada Persalinan Primigravida di RS DR.
Kariadi Semarang Periode Tahun 2010. Yeo, S. dan Davidge, S.T. 2001. Possible beneficial
Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Effect of Exercise, by Reducing Oxidative
Fakultas Kedokteran, Universitas Stress,on The Incidence of Preeclampsia
Diponegoro. (review). J. Womens Health Gender-Based
Med. 10 (10): 983-989.
Ramayulis R, Nurlelawati E, dan Amir E. 2009.
Menu dan resep untuk Ibu Hamil. Jakarta: Zubaidi, A. 2007. Tesis S2: Pengaruh Senam hamil
Penebar Plus+. terhadap Kualitas Kontraksi Otot Uterus
Menjelang Persalinan.
Rusmita, E. 2011. Tesis: Pengaruh Senam Hamil http://etd.repository.ugm.ac.id/
Yoga selama Kehamilan terhadap Kesiapan index.php?mod=penelitian_detail&sub=Pen
Fisik dan Psikologis dalam Menghadapi elitianDetail&act=view&typ=html&buku_id
Persalinan pada Ibu Hamil Trimester III di =34733&obyek_id=4 . Perpustakaan
RSIA Limijati Bandung. Fakultas Ilmu Universitas Gadjah mada Yogyakarta
Keperawatan, Program Magister Ilmu diakses pada tanggal 23 Mei 2015.
Keperawatan Kekhususan Keperawatan
Maternitas Depok, Universitas Indonesia.
Sadler TW. Embriologi Kedokteran. Dalam:
Suyono J, alih bahasa. Edisi ke-7. Jakarta:
EGC, 90-95.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985.
Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta: Infomedika Jakarta.
Supono. 1985. Ilmu Kebidanan Bab I Fisiologi.
Rumah Sakit Umum Palembang. Fakultas
Kedokteran, Universitas Sriwijaya.
Supriatmaja, IPG. dan Suwardewa, TGA. 2003.
Pengaruh Senam Hamil terhadap
Persalinan kala I dan kala II. Bagian Ilmu
Kebidanan dan Penyakit Kandungan FK
UNUD/RS Sanglah Denpasar.
Susilowati, D; Hastuti, RT; dan Setyoningsih, T.
2014. Keteraturan Senam Hamil terhadap
Lama Persalinan Kala 2 pada Ibu Bersalin.
Jurnal lmu Kebidanan Vol 1. Poltekkes
Kemenkes Surakarta, Klaten Selatan.

Hubungan Senam Hamil dengan Proses dan Hasil Persalinan Primipara di RSIA Az-Zahra Palembang Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai