Spesies atau jenis memiliki pengertian individu yang mempunyai persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan
sesamanya (inter hibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan generasinya. Keanekaragaman hayati tingkat jenis adalah
keanekaragaman hayati yang menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis (Sofyan, 2010).
Keanekaragaman jenis memiliki pengertian berapa jumlah jenis tumbuhan yang terdapat di dalam satu komunitas. Di alam, kita akan
menemukan jenis populasi tumbuhan tertentu sangat dominan, sedangkan jenis yang lain jarang. Untuk memudahkan pengukuran tingkat
keanekaragaman jenis tumbuhan dibuat hipotesa berdasarkan kerapatan populasi di dalam komunitas. Misal, dua komunitas tumbuhan sama-
sama memiliki 5 jenis tumbuhan dengan jumlah individu yang sama pula. Komunitas pertama, satu jenis populasi sangat dominan, empat jenis
yang lain sangat jarang. Ini berarti tingkat keanekaragaman jenisnya rendah. Komunitas kedua, lima jenis populasi memiliki kerapatan yang
sama besar. Ini berarti tingkat keanekaragaman jenisnya tinggi (Indriyanto, 2008).
Pengukuran keanekaragaman jenis di alam sebenarnya sulit. Karena, saat sampel diperbanyak, keanekaragaman jenis ikut meningkat
pula. Metode perhitungan keanekaragaman jenis yang populer digunakan oleh peneliti yakni indeks Simpson dan alfa. Setiap metode statistik
memiliki kelemahan dan kelebihan. Oleh karena itu, dalam penggunaan metode tersebut harus disertakan derajat kepercayaan dan simpangan