PENDAHULUAN
Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan
kesehatan pada kaum wanita yang insidensinya terus meningkat adalah mioma
341 wanita terjadi pada usia 30-60 tahun dengan prevalensi 21,4%. Penelitian
Boynton (2005) di Amerika melaporkan 7.466 kasus mioma uteri dari 827.348
wanita usia 25-42 tahun dengan prevalensi 0,9%. Penelitian Pradhan (2006) di
Nepal melaporkan 137 kasus mioma uteri dari 1.712 kasus ginekologi dengan
mioma uteri 190 diantara 1.938 kasus ginekologi dengan prevalensi 9.8%.
mioma uteri, dan 77 kasus terjadi pada wanita umur 40-49 tahun dengan
prevalensi 51%, dan 45 kasus terjadi pada wanita umur lebih dari 50 tahun
bertambahnya usia.
resiko mioma uteri sangat dibutuhkan. Dalam hal ini peran perawat
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mioma Uteri
BAB II
TINJAUAN TEORI
buah pir, yang sedikit gepeng kearah muka belakang, terletak di dalam
uterus sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri atas
otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm lebar di atas 5,25 cm,
tebal 1,25 cm. Berat uterus normal lebih kurang 57 gram. Pada masa
predolesen
arteria uterine.
ikat.
d. Ligamentum infundibulo pelvikum yakni
Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
Myoma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim
(miometrium) atau jaringan ikat yang tumbuh pada dinding atau di dalam
2.3 Klasifikasi
Berdasarkan letaknya mioma uteri dibagi atas:
Bila tumor ini tumbuh dan bertangkai, maka tumor dapat keluar
2) Mioma intramural
rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah
bawah.
3) Mioma subserosum
2.4 Etiologi
Walaupun mioma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab yang
pasti, namun dari hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwa
mioma uteri terjadi terjadi tergantung pada sel-sel imatur yang terdapat
pada cell Nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh
faktor pendukung terjadinya mioma adalah wanita usia 35-45 tahun, hamil
pencetus dari terjadinya mioma uteri adalah adanya sel yang imatur.
Teori Mayer dan Snoo, rangsangan sell nest oleh estrogen, faktor:
yang berpendapat :
1. Teori stimulasi
bahwa:
1) Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
mioma uteri.
dari 1 sel neoplasma soliter (satu sel ganas) yang berada diantara otot
1. Umur :
ditemukan sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor
2. Paritas :
Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang relatif
mempengaruhi.
kejadian mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor
ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita
mioma.
menstruasi
d. Perdarahan berkepanjangan
nyeri panggul.
mempengaruhi:
b. Persalinan prematurus
infertilitas
perdarahan
2.6 Patofisiologi
fibromatosa yang berasal dari sel imatur. Mioma uteri terdiri dari otot
Mioma uteri lebih sering ditemukan pada nulipara, faktor keturunan juga
berperan. Perubahan sekunder pada mioma uteri sebagian besar bersifat
subserosum.
(corporeal) tapi dapat juga terjadi pada servik. Tumot subcutan dapat
menjadi bertangkai dan menonjol melalui vagina atau cervik yang dapat
Myoma pada badan uterus dapat menyebabkan aborsi secara spontan, dan
hal ini menyebabkan kecilnya pembukaan cervik yang membuat bayi lahir
sulit.
2.7 Pathway
2.8 Pemeriksaan Penunjang
uterus.
3. Vaginal Toucher : didapatkan perdarahan pervaginam,
neoplasma tersebut.
5. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin
dapat disimpulkan.
2.9 Komplikasi
1. Perdarahan sampai terjadi anemia
2. Torsi ( putaran tungkai mioma ) dari :
1) Mioma uteri, subsemsa
2) Mioma uteri subumatosa
gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan dengan suatu
sendiri
3. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi
4. Pengaruh timbale balik mioms dan kehamilan
2.10 Penatalaksaaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan ada dua macam yaitu :
1. Penatalaksanaan koservatif sebagai berikut :
3-6 bulan
b. anemia, Hb < 89 % tranfusi PRC
c. Pemberian zat besi
d. Penggunaan agonis GnRH lenprotid asetat 3,75 mg 1M
tersebut.
3. Radioterapi.
menyebabkan menopause.
4. Operasi
a. Miomektomi
b) Menyebabkan perlekatan.
c) Residif.
b. Histerektomi/ Pengangkatan Rahim
2001).
Histerektomi dapat dilakukan bila pasien tidak
dilakukan ooforektomi
berikut :
1. Pencegahan Primordial
atau sebelum terdapat resiko mioma uteri. Upaya yang dapat dilakukan
dan buah.
2. Pencegahan Primer
kelompok yang beresiko yaitu wanita pada masa reproduktif. Selain itu
kadar estrogen .
3. Pencegahan Sekunder
4. Pencegahan Tertier
Pencegahan tersier adalah upaya yang dilakukan setelah penderita
Penderita pasca operasi harus mendapat asupan gizi yang cukup dalam
masa pemulihannya.
BAB III
3.1 PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Umur : 39 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Suku/bangsa : Indonesia
Status perkawinan :Cerai
Pendidikan : Tidak sekolah
Pekerjaan : Petani
Alamat : Boja,Kendal
Tanggal masuk : 12 februari 2016
No.reg :-
Diagnosa keperawatan: Miom uteri
Penanggung jawab
Nama : Tn. S
Umur : 25 tahun
Hubungan dengan pasien : Anak
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : Smp
Pekerjaan : Wiraswasta
B. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
b. Riwayat kesehatan sekarang : Pasien datang dari IGD dengan keluhan nyeri
perut bagian bawah, sakit saat BAK, gejala itu ada sejak kurang lebih 3 hari
yang menderita sakit dengan pasien dan tidak mempunyai penyakit lain,
n g n
kuning, bau khas dan BAK 4-5 x sehari, kuning, bau khas
Selama : pasien mengatakan BAB 1 kali dengan karakteristik lunak,
kuning, bau khas dan BAK merasa sakit saat mengeluarkan urin kemudian
keadaan sekarang
8. Pola hubungan social
Sebelum : pasien mengatakan tidak ada masalah dengan orang
dengan suaminya.
10. Pola mekanisme koping
Pasien adalah orang yang tegar dalam mengatasi masalahnya dengan dirundingan
berdoa dirumah tapi selama sakit klien hanya bisa berdoa saja.
D. Pemeriksaan fisik
Jantung : IS : simetris
kanan
s. Crt : < 3 detik
t. Turgor : normal
u. Kulit : bersih, tidak sianosis
E. Data Penunjang
1. Pemeriksaan USG : terdapat daging seperti gumpalan darah
2. Program terapi
NaCL : 12 tpm
WB
3. Laboratorium ( 12 februari 2015 )
DO :- pasien saat
berkemih merasa
kesakitan
-sering berkemih
-Eliminasi urine
tidak
terganggu
3.5 IMPLEMENTASI
Lakukan tindakan sesuai dengan apa yang harus dilakukan pada saat itu
dan catat apa pun yang telah dilakukan pada klien.
3.6 EVALUASI
Evaluasi tidakan yang telah diberikan. Jika keadaan klien mulai membaik,
hentikan tindakan. Sebaliknya, jika keadaan klien memburuk, intervensi harus
mengalami perubahan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan
2) Mioma intramural
3) Mioma subserosum
adalah wanita usia 35-45 tahun, hamil pada usia muda, genetik, zat-zat
Teori Mayer dan Snoo, rangsangan sell nest oleh estrogen, faktor:
yang berpendapat :
1. Teori stimulasi
bahwa:
1. Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
uteri.
Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang
uterus.
3. Vaginal Toucher
4. Sitologi
5. Rontgen
6. ECG
7. Ultrasonografi
8. Histeroskopi
9. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
6. Komplikasi dari Mioma Uteri :
3. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi
4. Pengaruh timbal balik mioms dan kehamilan
3. Radioterapi.
4. Operasi
1. Pencegahan Primordial
2. Pencegahan Primer
3. Pencegahan Sekunder
4. Pencegahan Tertier
4.1 Saran
Kritik dan masukan yang membangun sangat kami harapkan pada makalah kami ini
agar dapat lebih baik lagi untuk terbitan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn C. 2000. Anatomi dan Fisiolog untuk Paramedis Edisi Barui.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama