Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil di dalam masyarakat. Keluarga berperan dalam
menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilan keperawatan dirumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak
dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan
anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan
atau signifikan (WAHID 2009: 34)
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga
dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua
keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan dan
budaya keluarga sehingga dapat menerima.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Didapatkan atau diperoleh kemampuan menyusun dan menyajikan laporan
asuhan keperawatan keluarga langsung ke masyarakat.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menerapkan proses keperawatan keluarga.
2. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga.
3. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga baik dengan
individu, dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-
nilai memeriksa fisik keluarga meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital keluarga
dan dengan memberikan penyuluhan.
1.2.3 Batasan Masalah
1. Konsep Keluarga
2. Konsep hiertensi
3. Konsep rumah sehat

1
1.2.4 Metode Penulisan
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menggunakan metode library
research/kepustakaan yaitu dengan mencari, mengumpulkan materi dari beberapa
buku dan internet serta menyusunnya menjadi sebuah laporan.

2
BAB 2
TINJUAN KASUS

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Pengertian
Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan
sosial masyarakat. Berikut akan dikemukakan beberapa pengertian keluarga.
1. Raisner (1980). Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang
atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri
dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek.
2. Logans (1979). Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan
daribeberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.
3. Gillis (1983). Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks
dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang
masing-masing mempunyai sebagaimana individu.
4. Duvall (1986). Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.
2.1.2 Tipe Keluarga Dan Ciri-Ciri Keluarga
2.1.2.1 Tipe Keluarga
1. Tipe keluarga tradisional
1) The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri
dan anak (kandung atau angkat).
2) The dyad family, suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
3) Keluarga usila, keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut,
sedangkan anak sudah memisahkan diri.
4) The childless, keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa disebabkan
karena mengejar karir atau pendidikan.
5) The Extended family, keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah
keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.

3
6) Single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian).
7) Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul
pada hari minggu atau libur saja.
8) Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
9) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling
berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur
yang sama.
10) Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11) Single adult living alone yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang dewasa.
2. Tipe keluarga non tradisional
1) The unmarried teenage mother, keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa
terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup
serumah.
4) The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama,
berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
5) Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal
dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
6) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena alasan tertentu.
7) Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling
menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak.
8) Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan
aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan
bertanggung jawab membesarkan anak.

4
9) Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara
untuk waktu sementara.
10) Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen
karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
11) Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
2.1.2.2 Ciri Keluarga
1. Ciri-ciri keluarga
1) Diikat tali perkawinan
2) Ada hubungan darah
3) Ada ikatan batin
4) Tanggung jawab masing-masing
5) Ada penagmbil keputusan
6) Kerjasama
7) Interaksi
8) Tinggal dalam suatu rumah
2. Struktur keluarga:
1) Struktur peran keluarga, formal dan informal
2) Nilai/norma keluarga, norma yang diyakini oleh keluarga berhubungan
dengan kesehatan
3) Pola komunikasi keluarga, bagaimana komunikasi orangtua-anak, ayah ibu,
dan anggota lain
4) Struktur keluarga kemampuan mempengaruhi dan mengendalikan orang lain
untuk kesehatan
2.1.2.3 Fungsi Keluarga
Friedman 1986 mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu:
1. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilanm elaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangkan

5
melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga yang
berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan
konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam
memenuhi fungsi afektif adalah:
Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih
sayang dang dukungan dari anggota yang lain maka kemampuannya untuk
memberikan kasih sayang akan meningkat yang pada akhiranya tercipta hubungan
yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan
modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diliar keluarga atau
masyarakat.
1) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan
iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
2) Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup
baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan
penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tuan
harus mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak
dapat meniru perilaku yang positif tersebut.
2. Isosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial (Friedman, 1986). Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan
perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan
antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga
belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan
interaksi dengan keluarga.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia.

6
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
semua anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain
sebagainya.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan,
yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan/atau merawat anggota
keluarga yang sakit.
2.1.2.4 Peran Perawat Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan
pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat.
Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan
dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas
perawatan kesehatan keluarga.
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah
sebagai berikut:
1. PendidikPerawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga
agar:Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara
mandiri.Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
2. KoordinatorKoordinasi diperlaukan pada perawatan agar pelayanan
komprehensive dapat dicapai. Koordinasi juga diperlukan untuk mengatur
program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi
tumpang tindih dan pengulangan.
3. PelaksanaPerawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan
keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.
4. Pengawas kesehatan. Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home
visite yang teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga.
5. Konsultan. Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat,
hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan perawat

7
dalam menyampaikan informasi dan kialitas dari informasi yang disampaikan
secara terbuka dan dapat dipercaya.
6. Kolaborasi. Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit
dan anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang
optimal.
7. Fasilitator. Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah
sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan
kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
8. Penemu kasus. Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di
masyarakat sehingga menghindarkan dari ledakan kasus atau wabah.
9. Modifikasi lingkungan. Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan
rumah maupun masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.
2.2 Konsep Dasar
2.2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi
sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik usia.
Namun, secara umum seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan
darahnya lebih tinggi daripada 160mmHg sistolik atau 90mmHg diastolik.
(Elizabeth J.Corwin,2000)
2.2.2 Penyebab
Penyebab hipertensi terdiri dari factor genetic (keturunan), bertambahnya
usia dan lingkungan. Paling sedikit ada 3 faktor lingkungan yang dapat
menyebabkan hipertensi, yakni makan garam (natrium) berlebihan, stress psikis,
dan obesitas.Hipertensi sekunder, dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, Penyakit
endokrin (hipertensi endokrin), obat, dan alkohol, serta kehamilan.
2.2.3 Jenis-Jenis Hipertensi
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan
rekomendasi dari The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention,
Detection and Treatment of High Blood Pressure (JNC VI, 1997) sebagai
berikut :

8
No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 129 80 84
3. High Normal 130 139 85 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 159 90 99
Grade 2 (sedang) 160 179 100 109
Grade 3 (berat) 180 209 100 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

2.2.4 Tanda Dan Gejala


Tanda dan gejala yang biasanya terjadi :
1. Pusing
2. Rasa berat di tengkuk
3. Mudah marah
4. Telinga berdengung
5. Sukar tidur
6. Sesak nafas
7. Mudah lelah
8. Mata berkunang-kunang
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak nafas
6. Gelisah
7. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.

9
2.2.5 Komplikasi
Komplikasi hipertensi antara lain:
1. Penyakit jantung (gagal jantung)
2. Penyakit ginjal (gagal ginjal)
3. Penyakit otak (stroke)
2.2.6 Pengobatan
Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut:
1. Pengobatan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan atas ijin
dokter
2. Pengobatan non farmakologis yaitu dengan
3. Mengurangi asupan garam dan lemak
4. Mengurangi atau menghilangkankebiasaan minum alkohol
5. Berhenti merokok bagi yang merokok
6. Menurunkan berat badan bagi yang kegemukan
7. Olah raga teratur seperti joging, jalancepat, bersepeda, berenang
8. Menghindari ketegangan
9. Istirahat cukup
10. Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi yaitu Kontrolteratur,
Minum obat teratur dan Diit rendah garam dan lemak
2.2.7 Makanan Yang Dianjurkan Untuk Penderita Hipertensi Antara Lain:
1. Sayur-sayuran hijau kecuali daun singkong, daun melinjo dan melinjonya
2. Buah-buahan keculi buah durian
3. Ikan laut tidak asin terutama ikan laut air dalam seperti kakap/tuna
4. Telur boleh dikonsum simaksimal 2 butir dalam 1 minggu dan diutamakan
putih telurnya saja.
5. Daging ayam (kecualikulit, jerohan dan otak karena banyak mengandung
lemak)
2.2.8 Makanan yang perludihindari
1. Makanan yang di awetkan seperti makanan kaleng, mie instant, minuman
kaleng
2. Daging merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging kambing
3. Makanan berlemak dan bersantan tinggi serta makanan yang terlalu asin

10
2.2.9 Pengobatantradisional
Pengobatan tradisional yang dapat dibuat dirumah antara lain dengan
mengkonsumsi secara teratur jus:
1. Buah mentimun
2. Buah belimbing
3. Seledri
Sedangkan cara membuat obat tradisional seperti jus mentimun adalah:
1. kg buah mentimun dicuci bersih
2. Dikupas kulitnya kemudian diparut
3. Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih
4. Diminum setiap hari 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari
2.2.10 Pengertian Rumah
Rumah adalah pusat kehidupan keluarga. Rumah yang memenuhi syarat
syaraat kesehatan justru menguntungkan kesehatan orang yang bersangkutan.
Sebuah rumah sehat tidak harus merupakan rumah yang besar. Rumah tradisional
acap kali dapat memenuhi selera orangorang serta kegiatan yang mereka lakukan
justeru biasanya lebih cocok dengan cuaca setempat.
2.2.11 Letak Rumah
Letak rumah yang didirikan amat penting artinya bagi kesehatan. Misalnya
tidak didirikan di dekat sampahsampah yang dikumpulkan atau yang dibuang di
situ. Paparan sinar matahari juga perlu diperhatikan. Secara umum:
1. Dekat dengan air bersih.
2. Jarak kurang lebih 100 meter dari tempat pembuangan sampah.
3. Dekat sarana pembersihan
4. Di tempat di mana air hujan dan air kotor tidak menggenang.
2.2.12 Ruangan
Cukup luas untuk ditempati.
2.2.13 Tata Ruang
Disediakan cara tersendiri untuk membuang air limbah atau mungkin
untuk menyirami tanamantanaman di kebun. Sampah padat dibuang dengan cara
khusus, binatang piaraan dikandangkan, pagar rumah untuk mencegah masuknya
binatang dari luar.

11
2.2.14 Ventilasi
Rumah sebaiknya dibuat sedemikian rupa agar udara segar dapat masuk ke
dalam rumah secara bebas. Pintu dan jendela dalam posisi yang tepat.
2.2.15 Lantai Dan Dinding Harus Aman
1. Lantai yang terbuat dari kayu, bambu, ubin, plester atau lainnya sehingga
orang yang berjalan di atasnya tidak seperti berjalan di atas tanah terbuka dan
mudah dibersihkan.
2. Dinding rumah dengan permukaan lembut dan datar serta tidak ada lubang
lubang atau pecahpecah sehingga mudah dibersihkan
2.2.16 Jadi Secara Umum, Rumah Yang Sehat Adalah Mempunyai:
1. Ruangan yang cukup sehingga penghuninya tidak terlalu padat, terutama saat
mereka sedang tidur.
2. Pelindung terhadap binatangbinatang buas dan menempatkan binatang
binatang piaraan ke dalam kandang khusus sekurangkurangnya 10 meter
dari rumah.
3. Mempunyai tempat untuk mandi dan mencuci pakaian serta alatalat rumah
tangga lainnya dengan limbah rumah tangga yang digunakan untuk
menyirami tanaman di halaman atau di kebun.
4. Mempunyai tempat khusus untuk menyimpan makanan dan minuman yang
dapat diraih secara mudah, namun juga cukup aman dari gangguan debu,
tikus, serangga serta binatang lainnya.
5. Tempat khusus untuk memasak yang menyediakan lubang atau saluran
pembuangan asap di atap rumah. Hal ini perlu agar dapat memperkecil
bahaya kebakaran terutama bagi anakanak.
6. Tempattempat terlindung guna menyimpan barangbarang atau apapun
yang sekiranya tidak perlu diambil atau dilihat anakanak
7. Jendela yang memungkinkan udara segar masuk ke dalam ruangan sehingga
udara kotor atau asap yang berada di dalam rumah segera terbawa keluar.
8. Cahaya, apabila cahaya matahari didalam rumah kurang maka merupakan
tempat yang baik untuk berkembangnya bibit-bibit penyakit. Seyogyanya
jalan-jalan masuk cahaya luasnya sekurang-kurangnya 15-20% dari luas
lantai.

12
9. Ventilasi yang cukup agar aliran udara (rumah tetap segar. Kurangnya
ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 didalam rumah yang berarti kadar
CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya akan meningkat sehingga daya
tahan tubuh system pernafasan menurun dan murah terserang penyakit
saluran pernafasan. Selain itu kelembaban rumah akan meningkat yang
merupakan media untuk pertumbuhan jamur dan bakteri sehingga
memudahkan untuk terserang penyakit kulit.
10. Penyediaan air minum, Air yang digunakan untuk minum sebaiknya dimasak
hingga mendidih sehingga bakteri yang terkandung di dalamnya mati. Minum
air yang belum dimasak dapat menyebabkan penyakit seperti kolera, disentri,
diare, dsb. Syarat air minum yang sehat yaitu : tidak berwarna dan tidak
berasa (syarat fisik), bebas dari bakteri (syarat bakteriologis), mengandung
zat tertentu dalam jumlah tertentu pula (syarat kimia)
11. Sanitasi (jamban), penyakit akibat tinja dibuang sembarangan seperti Diare,
kolera, dan infeksi cacing biasanya mendapatkan infeksi ini melalui tinja
2.2.17 Syarat-Syarat Kakus Yang Benar:
1. Terletak didaratan rendah dan jarak kurang lebih 20 meter dari sumber air
(sungai, sumur,, mata air, danau, kolam, dan sebagainya)
2. Tandon penampung tinja sedalam kurang lebih 1 meter
3. Mempunyai penutup yang terbuat dari bahan yang kuat seperti beton atau
kayu dan penutup ini mempunyai lubang yang memungkinkan tinja dan air
dapat melewatinya ke bawah secara mudah.
4. Mempunyai dinding dan atap yang terbuat dari bahan yang mudah
didapatkan, murah dan mudah pula diperbaiki
5. Di jaga kebersihannya sediakan ember dan sapu dalam kakus
2.2.18 Ciri-ciri kakus yang digunakan secara baik
1. Semua anggota keluarga menggunakannya
2. Kebersihan selalu di jaga yaitu lantai dan dinding penutup kakusnya selalu
dicuci setiap kali dipakai.
3. Lubang kakus selalu ditutup bila kakus tersebut sedang tidak digunakan
4. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membersihkan diri selalu tersedia setiap
saat, misalnya air, tissue, sabun dan gayung.

13
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1993. Petunjuk Teknis Pengendalian Pencemaran Ai : Bagi Petugas

Pembinaan Kesehatan Lingkungan, Edisi I, Dirjen Pemberantasan Penyakit

Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Direktorat Penyehatan

Air, Jakarta.

Slamet, Soemirat J. 2002. Kesehatan Lingkungan, Edisi V, Gadjah Mada

University Press, Yogjakarta.

14
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan keluarga merupakan bagian dari pemeliharaan
masyarakat, karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Unit
terkecil ini memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan
seseorang individu yang dapat menentukan berhasil tidaknya asuhan keperawatan
yang diberikan.
Asuhan keperawatan pada keluarga Ny.A ini sebagai contoh pemberian
asuhan keperawatan keluarga yang disesuaikan dengan standar keperawatan
dalam pelaksanaan intervensi dan implementasi ditetapkan bersama keluarga.
Evaluasi dilakukan setelah semua kegiatan dilaksanakan.
3.2 Saran
Diharapkan dalam asuhan keperawatan, perawat memiliki kemampuan
komunikasi dan bahasa yang dipahami oleh keluarga dan masyarakat, sehingga
dapat menimbulkan minat dari keluarga untuk bersama-sama memecahkan
masalah yang ada.

15

Anda mungkin juga menyukai