PENDAHULUAN
1
5. Bagaimana proses absorbsi dan ekskresi Cr?
6. Berapa angka kecukupan Cr?
7. Apa sajakah sumber Cr?
8. Bagaimana akibat dari defisiensi Cr?
9. Bagaimana toksisitas yang ditimbulkan Cr
BAB II
PEMBAHASAN
Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cr dengan nomor atom 24. Kromium adalah salah satu unsur yang lazim
ditemukan di kerak bumi dan air laut. Kromium tersedia di alam dalam bentuk
logam (Cr0), kromium trivalent (+3) dan hexavalent (+6). Kromium trivalen
diperlukan dalam jumlah kecil dalam metabolisme gula pada manusia.
Kekurangan kromium trivalen dapat menyebabkan penyakit yang disebut
2
penyakit kekurangan kromium (chromium deficiency). Kromium hexavalen
disintesis dari oksidasi trivalent dan memiliki toksisitas tinggi. (William, 2004).
3
4
Dalam larutan asam Cr dapat ditemukan di lambung, Cr3+ terlarut dan
membentuk kompleks dengan ligan. Kromium diserap di seluruh saluran
pencernaan terutama di jejenum. Meskipun model penyerapan belum jelas
diketahui, namun diduga diserap secara difusi dan melalui carrier-mediated
tranporter. Sekitar 0,4 2,5% Cr yang dikonsumsi diserap masuk ke sel usus.
Tubuh mengandung sekitar 4 6 mg Cr. Jaringan yang mengandung Cr
tinggi adalah ginjal, hati, otot, limpa, jantung, pankreas dan tulang. Kadar Cr
jaringan menurun sesuai dengan umur. Unsur Cr diduga disimpan dalam jaringan
bersama dengan besi dalam bentuk ferri (Fe3+) karena diangkut oleh tranferin
(Gropper et al. 2009).
Peningkatan penyerapan Cr dipengaruhi oleh: adanya asam amino dan
ligan lain dapat membentuk chelat dengan Cr dalam lambung. Asam amino
5
seperti phenylalanin, methionin dan histidin, dapat berperan sebagai ligan untuk
memperbaiki penyerapan Cr. Pikolinat dapat berperan sebagai ligan Cr.
Chelating tersebut membantuk Cr tetap larut dan mencegah proses olasi
pada pH alkalin di usus halus. Senyawa lipophilic seperti pikolinat juga
bermanfaat meningkatkan penyerapan melalui membran sel lipid. Vitamin C juga
meningkatkan penyerapan Cr. Mengkonsumsi 1 mg Cr (CrCl2) bersama dengan
100 mg askorbate akan meningkatkan kadar Cr plasma dibandingkan tanpa
minum asam askorbat.
Terdapat inhibitor yang mempengaruhi penyerapaan Cr. Kromium
anorganik dalam lingkungan netral atau basa bereaksi dengan hidroksil (OH-),
yang akan segera berpolimerisasi membentuk senyawa dengan bobot molekul
tinggi dalam proses yang disebut olasi. Reaksi ini mengkibatkan presipitasi
(pengendapan) Cr sehingga menurunkan penyerapan. Antacid dan phytat
menurunkan penyerapan Cr secara nyata (Gropper et al. 2009; Solomon 1988;
Luseba 2005).
Kekurangan krom karena makanan jarang terjadi, oleh karena itu AKG untuk
krom belum ditentukan. Amerika serikat menetapkan jumlah yang aman untuk
dikonsumsi oleh seorang dewasa adalah sebanyak 50-200 mcg sehari.
6
2.7 Sumber
7
orang dewasa sehat dan 400-1000 g/hr untuk penderita diabetes melitus terbukti
memberikan dampak fisiologis antara lain meningkakan daya kerja insulin,
menormalkan gula darah dan meningkatkan kolesterol HDL (Atmosukarto dan
Rahmawati, 2004).
2.9 Toksisitas
8
BAB III
PENUTUP
9
3.1 Kesimpulan
10