Anda di halaman 1dari 6

DASAR ILMU GIZI

MIKRO MINERAL CHROMIUM (Cr)

Disusun oleh:
KELOMPOK 4
1. Refrida Chandra Wardani 101311133154
2. Tsimaratut Tahrirah 101411131004
3. Ana Riskhatul Fitria 101411131031
4. Firda Rahmawati 101411131086
5. Zahra Fatimah Yuniar 101411131104
6. Irfan Hamidi 101411131131
7. Agnes Anaike Putri 101411131158
8. Asrirestiar Fama Belia 101411133035

IKM A 2014
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015
CHROMIUM (Cr)

Abstrak

Kromium merupakan logam yang berkilau keras, dan bewarna abu-abu.


Kro digunakan sebagai metalurgi sebagai antikorosi dan pemberi kesan mengkilap
selain itu berperan dalam metabolism lemak dan karbohidrat. Mekanisme absorbs
kromium belum diketahui secara pasti. Absorbsi dibantu oleh asam amino untuk
mencegah krom mengendap dalam media alkali di usus halus. Krom dieksresikan
melalui urin dan meningkat dengan konsumsi konsumsi gula sederhana tinggi.
Krom bersumber dari makanan nabati seperti beras merah, kedelai, sayuran,dan
kentang juga ditemukan pada ikan dan kuning telur. Defisensi krom dapat
menyebabkan gangguan metabolism glukosa dengan gejala seperti diabetes
melitus. Selama akibat toxicitas dari krom belum diketahui gejalanya.

Definisi Chromium (Cr)


Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cr dan nomor atom 24. Kromium trivalen (Cr(III), atau Cr3+) diperlukan
dalam jumlah kecil dalam metabolisme gula pada manusia. Kekurangan kromium
trivalen dapat menyebabkan penyakit yang disebut penyakit kekurangan kromium
(chromium deficiency). Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat)
dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium (krom) banyak
digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan maupun pada
komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor. Perpaduan Kromium
dengan besi dan nikel menghasilkan baja tahan karat.

Sifat-sifat kromium :
• Merupakan logam pasif berwarna putih perak dan lembek jika dalam keadaan
murninya.
• Tahan terhadap korosi karena reaksi dengan udara menghasilkan Cr2O3 yang
bersifat nonpori
• Warna oksidanya berbeda – beda tergantung jenis dan jumlah atom yang
diikatnya.
• Titik leleh : 1900 C
• Titik didih : 2690 C
• Mempunyai tingkat oksidasi +3, +2, +6
• CrO2 bersifat konduktor dan magnetic
• Tahan terhadap panas

Sumber dan Ekstraksi


Sumber kromium diantaranya dari biji kromit ( FeCrO4 ), krokoit ( PbCrO4 ), dan
oker kroma ( Cr2O3)

Manfaat Chromium (Cr)


Kromium mempunyai fungsi meningkatkan kerja biologis insulin (Mertz,
1998). Hormon yang berperan penting dalam menjaga metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein sehingga dapat menjaga kadar gula darah dalam kondisi normal
(Porte, 2003). Pembuktian mengenai peran kromium pertama kali pada tahun
1957 saat itu ditemukan glucose tolerance factor (GTF) pada pembuatan ragi,
yang mencegah penurunan toleransi glukosa pada tikus karena pertambahan usia

Kromium 3 adalah bentuk dari kromium sebagai bahan aktif dari GTF
(Mertz, 1998). Di dunia industri, kromium yang diproduksi adalah kromium 6
untuk material, baja, dan produk bangunan lain dan bentuk ini beracun, dapat
mengakibatkan kanker paru bila dihirup (Food and Nutrition Board, Institute of
Medicine, 2001). Sangat berbeda dengan kromium pada makanan, dan tubuh tidak
bisa merubah bentuk kromium 3 menjadi kromium 6 sehingga tidak mungkin
kromium pada suplemen dan makanan meracuni tubuh manusia. Berikut Gambar
Mekanisme Kerja Kromium pada Insulin seperti di bawah ini:
Mekanisme Kerja Kromium pada Insulin (Vincent, 2000)

Gambar diatas menjelaskan penelitian yang telah dilakukan oleh Vincent


(2000) untuk mengetahui mekanisme kerja kromium. Setelah diserap dalam
tubuh, ion kromium terikat oleh apokromodulin supaya aktif secara biologi
menjadi kromodulin. Kromodulin kemudian mengikat reseptor insulin dan
meningkatkan aktivitas dari reseptor kinase sehingga pada akhirnya meningkatkan
kerja insulin. Kromium juga menunjukkan efek stimulasi aktivitas dalam sel yang
mengarah pada peningkatan penyerapan glukosa pada sel otot sebagai kofaktor
insulin, kerja kromium konsisten terhadap meningkatnya sensitivitas insulin
(Vincent, 2000).

Kelebihan Chromium (Cr)


Kelebihan krom krena makanan belum pernah ditemukan pada ibu hamil,
bayi, anak, remaja, dewasa. Tetapi, para pekerja yang terkena limbah industri dan
cat yang mengandung krom tinggi dikaitkan dengan kejadian penyakit hati dan
kanker paru-paru. Kromat adalah bentuk krom dengan valensi 6. tubuh tidak dapat
mengoksidasi krom makanan dengan valensi 3 yang tidak toksik menjadi bentuk
vlensi 6 yang toksik. Jadi, krom di dalam makanan tidak ada kaitannya dengan
kanker paru-paru.

Kekurangan Chromium (Cr)


Kandungan krom yang lebih rendah diduga terjadi akibat pengolahan dan
pemurnianpangan, dengan kehilangan krom diperkirakan sampai 80 persen untuk
jenis bahan pangan,karena ada kecenderungan orang lebih menyukai serealia, biji-bijian,
lemak dan gula yangtelah dimurnikan dan diolah lebih lanjut, dan mengingat bahwa dalam
bentuknya yangdimurnikan bahan-bahan itu adalah sumber krom. Ketidakcukupan
konsumsi krom dapat bertanggung jawab sekurang-kurangnya atas beberapa kasus
peningkatan ketidak toleran glukosa dengan meningkatnya usia.
Semakin bertambah usia, semakin buruk pula penyerapan chromium oleh
usus. Selain itu, pada kenyataannya, mereka yang berusia lanjut ternyata berisiko
kekurangan chromiumdi dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena mereka yang berusia
lanjut lebih banyak mengalami kehilangan chromium melalui urine. Kehilangan
chromium ini sendiri berhubungan dengan meningkatnya pengeluaran chromium
seiring dengan bertambahnya usia dan asupan chromium pada mereka
yangberusia lanjut juga diketahui lebih rendah. Padahal, kekurangan chromium
dapat mengganggu metabolisme glukosa, metabolisme lemak, dan kerja hormon
insulin. Akibatnya, tingkat risiko penyakit diabetes dan penyakit jantung pun
meningkat.
Kekurangan kromium dapat menyebabkankelelahan, kegelisahan,
diabetes, gangguan metabolisme asam amino dan meningkatkanresiko
aterosklerosis.

DAFTAR PUSTAKA
MUKONO, H.J . 2006. PRINSIP DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN.
SURABAYA. AIRLANGGA UNIVERSITY PRESS

_____. 2015. Kromium. http://www.scribd.com/doc/52871350/Kromium#scribd.


Diakses pada 29 November 2015 pukul 11.29

Medika. 2012. Dilema Kadar Tinggi Mikronutrien pada Daging dan Jeroan Sapi.
http://www.jurnalmedika.com/edisi-tahun-2012/edisi-no-08-vol-xxxvii-
2012/454-editorial/939. (diakses pada 1 desember pukul 19:48 WIB)

Food and Nutrition Board, Institute of Medicine, 2001. Dietary Reference Intakes
For Vitamin A, Vitamin K, Arsenic, Boron, Chromium, Copper, Iodine,
Iron, Manganese, Molybdenum, Nickel, Silicon, Vanadium, and Zinc.
Washington, DC. National Academy Press.

Mertz W. 1998. Interaction of chromium with insulin: A progress report.


Nutrition Reviews

Porte D, Sherwin RS, Baron A, eds. 2003. Ellenberg and Rifkin’s Diabetes
Mellitus—Theory and Practice. 6th edition. New York. McGraw-Hill
Professional Books

Vincent J. 2000. The biochemistry of chromium. Journal of Nutrition 130:715


718.

Anda mungkin juga menyukai