Oleh :
1
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Surabaya, 2015
Mengetahui,
NIP. 195202281975092001
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
disusupkan di bawah kulit. Preparat yang terdapat saat ini adalah implant dengan nama
dagang norplant, implanon, jadena, dan indoplant. Implantdapatdigunakan untuk jangka
waktu tertentu sehingga perlu dilakukan pencabutan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar kontrasepsi khususnya metode implant
serta mampu memberikan asuhan kebidanan pada klien dengan pencabutan dan
pemasangan implant.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswamampu :
1. Menjelaskan pengertian implant
2. Menyebutkan jenis implant
3. Menjelaskan mekanisme kerja implant
4. Menyebutkan keuntungan dan kerugian penggunaan implant
5. Menjelaskan efek samping penggunaan implant serta cara penanganannya
6. Menyebutkan indikasi medis pencabutan implant
7. Melakukan pencegahan infeksi saat pencabutan implant
8. Menyebutkan dan mempersiapkan peralatan untuk pencabutan dan pemasangan
kembali implant
9. Mempraktekkan pencabutan dan pemasangan kembali implant sesuai langkah-
langkah
10. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dengan pemasangan dan pencabutan
implant
1.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan praktek klinik ini di laksanakan mulai tanggal 2 s/d 21Februari 2015 di Poli KB
/Nifas RS.Dr.Soetomo Surabaya..
4
7. BAB II : Tinjauan Pustaka
8. BAB III : Tinjauan Kasus
9. BAB IV : Pembahasan
10. BAB V: Penutup
11. Daftar Pustaka
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah kehamilan (dengan menggunakan alat-alat atau
obat pencegah kehamilan)
Kontrasepsi implant ialah cara mencegah kehamilan dengan memasukkan hormon progestin
ke dalam tubuh wanita secara terus menerus, melalui batang silastik berisi hormon tersebut yang
ditanam bawah kulit.
6
2.5 Angka Kegagalan Implan
a. Menurut Saifuddin (2010, p.MK-54) angka kegagalan berkisar 0,2-1 kehamilan per 100
perempuan
b. Menurut Wiknjosastro (2010, p.553) angka kegagalan norplant antara 0,3- 0,5 per 100
wanita.
7
Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS
Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian
kontrasepsi itu sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk
pencabutan
Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkulosis (rifampisin) atau obat
epilepsi (fenition dan barbituriat).
8
6) Jerawat
a) Gejala : timbul jerawat yang berlebihan pada wajah
b) Penyebab : karena faktor progesteronnya, terutama nortestosteron menyebabkan
peningkatan kadar lemak
c) Pengobatan:
(1) Bila tidak mengganggu cukup dengan menjaga kebersihan wajah
(2) Bila ada infeksi dapat diberi tetrasiklin 3-4 X 1 kapsul 250 mg selama tujuh hari
(3) Bila jerawat menetap dan bertambah banyak sehingga tidak dapat ditolerir oleh klien
cabut implan dan ganti cara kontrasepsi non hormonal.
9
3) Calon akseptor dibaringkan telentang di tempat tidur dan lengan kiri diletakkan pada meja kecil
disamping tempat tidur akseptor. Kemudian buat pola pemasangan implant 8 cm dari
epikondilus
4) Gunakan hand scoon seteril dengan benar.
5) Lengan kiri pasien yang akan di pasang diolesi dengan cairan anstiseptic / betadin.
6) Daerah tempat pemasangan ditutup dengan kain steril yang berlubang.
7) Dilakukan injeksi obat anestesi, kemudian cek reaksinya
8) setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjag 0,5 cm dengan skalpel yang tajam.
9) Trocard dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan bawah kulit.
10) Kemudian kapsul dimasukkan di dalam trokar dan di dorong dengan plunger sampai kapsul
terletak di bawah kulitn .
11) Demikian dilakukan berturut-turut dengan kapsul kedu sampai keenam, kapsul di bawah kulit
diletakkan demikian rupa sehingga susunanya seperti kipas .
12) Setelah semua kapsul berad di bawah kulit, trokar ditarik pelan-pelan keluar.
13) Kontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak.
14) Dekatkan luka dan beri plester kemudian dibalut dengan perban untuk mencegah perdarahan
dan agar tidak terjadi haematom.
15) Nasehat pada akseptor agr luka jangan basah, selama lebih kurang dari 3 hari dan datang kembali
jika tejadi keluhan-keluhan yang mengganggu .(hanafi ,2004 hal 187)
10
d. Buat suatu insisi sedekat mungkin pada ujung-ujung implan
e. Keluarkan implan pertama yang terletak paling dekat ke insisi atau yang terletak paling
dekat dengan permukaan
f. Ada 4 cara pencabutan implan
(a) POP-OUT (Hartanto, 2006, p.187).
Dorong ujung proksimal kapsul (arah bahu) kearah distal dengan ibu jari sehingga
mendekati lubang insisi sementara jari telunjuk mendekat bagian tengah kapsul
sehingga ujung distal kapsul menekan kulit. Bila perlu bebaskan jaringan yang
menyelubungi kapsul dengan skalpel tekan dengan lembut ujung kapsul melalui lubang
insisi sehingga ujung tersebut akan menyembul atau Pop-out melalui lubang insisi.
(b) Cara STANDAR
Jepit ujung distal kapsul dengan klem Mosquito, sampai kira-kira 0,5-1 cm dari
ujung klemnya masuk dibawah kulit melalui lubang insisi.Putar pegangan klem pada
posisi 180 disekitar sumbu utamanya mengarah ke bahu akseptor. Bersihkan jaringan-
jaringan yang menempel di sekelilingi klem dan kapsul dengan skalpel atau kasa steril
sampai kapsul terlihat dengan jelas.Tangkap ujung kapsul yang sudah terlihat dengan
klem Crile, lepaskan klem Mosquito, dan keluarkan kapsul dengan klem
Crile.Cabut/keluarkan kapsul-kapsul lainnya dengan cara yang sama.
(c) Cara U
Buat insisi memanjang selebar 4 mm kira-kira 5 mm proksimal dari ujung distral kapsul
ke 3 dan ke 4 yang akan dicabut difiksasi dengan meletakkan jari telunjuk tangan kiri
sejajar disamping kapsul, kapsul dipegang dengan klem, kemudian diputar kearah
pangkal lengan atas atau bahu akseptor sehingga kapsul terlihat dan lubang insisi dapat
dibersihkan dari jaringan yang menyelubunginya dengan memakai sekalpel, untuk
seterusnya dicabut keluar.
(d) Cara Tusuk Ma
Dikembangkan oleh Dr. IBG Manuaba dari Denpasar memakai alat bantu kawat atau
jari roda sepeda satu ujung dilengkungan sepanjang 0,5-0,75 cm dengan sudut 90 dan
diperkecil serta diruncingkan sedangkan ujung yang lain dilengkungkan dalam satu
bidang dengan lengkungan runcing tadi dan dipakai untuk pegangan operator. Setelah
kapsul dijepit dengan pinset/klem arteri jaringan ikat dibersihkan dengan pisau sampai
kapsul tampak putih, kemudian alat tusuk Ma ditusukan pada kapsul serta terus dikait
keluar.Atau setelah kapsul dijepit dengan pinset klem arteri alat tusuk Ma ditusukkan
ke dalam kapsul sambil diungkit ke arah luka insisi, lalu pinset/klem arteri dilepaskan
dan dengan pisau kapsul dibebaskan dari jaringan ikat lalu di ungkit keluar dan luka
insisi
11
g. Jangan paksakan untuk mencabut 1 atau 2 kapsul sisa yang sulit dicabut. Aturan yang umum
adalah bila seluruh kapsul tidakbisa dicabut dalam waktu 20 sampai 30 menit atau klien
tampak gelisah maka cara yang terbaik adalah menghentikan tindakan pencabutan,
memulangkan klien dan meminta datang kembali bila luka insisi sudah benar-benar sembuh
(sekitar 4-6 minggu).
h. Bila klien tidak ingin melanjutkan pemakaian implan lagi, bersihkan tempat insisi dan
sekitarnya dengan menggunakan kasa berantiseptik. Gunakan klem untuk memegang kedua
tepi luka insisi selama 10 sampai 15 detik untuk mengurangi perdarahan dari luka insisi,
kemudian dilanjutkan dengan membalut luka insisi. Dekatkan kedua tepi luka insisi
kemudian tutup dengan band aid (plester luka ringan) atai kasa steril dan plester.
i. Rendam semua alat yang sudah digunakan kedalam larutan klorin 0,5% untuk dikontaminasi
alat tersebut
1. PENGUMPULAN DATA
Adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan klien/ keluarga dan
tim kesehatan berupa keluhan-keluhan tentang masalah kesehatan (manajemen
kebidanan, pusdiklat, 1996 : 7)
12
- Nama yang jelas dan lengkap, bila perlu ditanyakan nama panggilan sehari-
hari.
Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi ibu dan membantu
menciptakan hubungan baik (rapport).
- Umur
Pertimbangan dalam menentukan jenis kontrasepsi
- Agama
Hal ini untuk memberikan asuhan yang berkaitan dengan kebiasaan yang
dilakukan klien sesuai dengan agama.
- Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sehingga mempermudah dalam
pemberian informasi.
- Pekerjaan
Untuk mengetahui pengaruh aktifitas terhadap kesehatan klien.
- Alasan kunjungan, digunakan untuk mengetahui tujuan kunjungan klien
(datang pertama kalinya, rutin, atau karena ada keluhan)
1.1.2 Keluhan utama
Keluhan yang dapat terjadi pada ibu dengan akseptor implant antara lain: nyeri
kepala, peningkatan atau penurunan berat badan, nyeri payudara, mual, pusing,
kegelisahan.
1.1.3 Riwayat KB
KB apa saja yang sudah digunakan. Kapan dan dimana dilakukan pemasangan
implant.
1.1.4 Riwayat menstruasi
Menstruasi terakhir, siklus, lamanya, banyaknya, sifat darah, dismenorhea,
fluor albus.
1.1.5 Riwayat Obstetri
Jumlah anak, umur kehamilan, jenis persalinan, penolong persalinan, jenis
kelamin, berat badan lahir, umur anak.
1.1.6 Riwayat kesehatan klien(apakah klien menderita penyakit jantung, hepatitis,
DM, TBC , epilepsi)
1.1.7 Riwayat kesehatan keluarga klien(apakah keluarga klien menderita penyakit
jantung, hipertensi, hepatitis, DM, asma, TBC ,epilepsi )
13
1.1.8 Riwayat psiko sosial budaya
Sikap pasangan terhadap KB (setuju/tidak)
14
masalah yang dapat terjadi selama pemakaian kontrasepsi misalnya berhubungan
dengan ketidaknyaman. Contohnya adalah nyeri payudara, pusing, berat badan naik ,
mual dll
Kebutuhan : Kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang telah dikumpulkan.
3. Mengidentifikasi Diagnosa atauMasalahPotensial
Identifikasi diagnosa atau masalah potencial dibuat setelah mengidentifikasi diagnosa
atau masalah kebidanan. Langkah ini membutuhkan antisipasi dan bila mungkin
dilakukan pencegahan.
4. Identifikasi Kebutuhan Segera
Pada tahap ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera, baik tindakan
konsultasi, kolaborasi dengan dokter atau rujukan berdasarkan kondisi klien.
5. Menyusun Rencana Asuhan
Pada langkah ini ditentukan oleh hasil kajian pada langkah sebelumnya. Informasi
atau data yang kurang dapat dilengkapi. Setiap rencana asuhan harus disetujui oleh
kedua belah pihak sehingga asuhan yang diberikan dapat efektif karena sebagian dari
asuhan akan dilaksanakan oleh klien. Rencana asuhan adalah sebagai berikut:
5.1 Beritahu hasil pemeriksaan yang dilakukan pada ibu.
R/ untuk memberikan informasi kepada ibu tentang kondisinya saat ini.
5.2 Siapkan peralatan untuk pencabutan implan
R/ untuk memudahkan prosedur sebelum pencabutan.
5.3 Atur posisi ibu yang nyaman untuk dilakukan pencabutan.
R/ agar ibu memperoleh posisi yang nyaman dan memudahkan proses
pencabutan.
5.4 Lakukan pencabutan implan.
R/ pencabutan dilakukan karena masa kerja implan sudah habis.
5.5 Lakukan pemasanga implant kembali
R/akseptor cocok dengan penggunaan kontrasepsi implan
5.6 Berikan konseling pasca pencabutan dan pemasangnan yaitu luka tidak boleh
terkena air selama 3 hari.
R/ agar luka insisi sembuh dengan baik
5.7 Anjurkan klien untuk datang kembali sewaktu-waktu jika ada keluhan
15
5.7 Lakukan dekontaminasi peralatan
R/ sebagai prosedur pencegahan infeksi
6. Penatalaksanaan
6.1 Memberitahu hasil pemeriksaan yang dilakukan pada ibu.
6.2 Menyiapkan peralatan untuk pencabutan dan pemasangnan implan
6.3 Mengatur posisi ibu yang nyaman untuk dilakukan pencabutan.
6.4 Melakukan pencabutan implan.
6.5 Melakukan pemasangan implan
6.6 Memberikan konseling pasca pencabutan yaitu luka tidak boleh terkena air
selama 3 hari.
6.7 Menganjurkan klien untuk datang kembali sewaktu-waktu jika ada keluhan
6.8 Melakukan dekontaminasi peralatan
7. Evaluasi
Langkah ini sebagai pengecekan apakah rencana asuhan tersebut efektif dalam
pelaksanaannya. Untuk pencatatan asuhan dapat diterapkan dalam bentuk SOAP.
S : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan
O : Ibu melakukan instruksi yang diberikan oleh bidan.
Implan sudah dicabut dan dipasangkan kembali.
A : Pencabutan dan pemasangan implan sudah dilakukan dengan baik
P : menganjurkan ibu untuk datang sewaktu-waktu jika ada keluhan.
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB
DENGAN PENCABUTAN IMPLAN
1. Subjektif
1.1 Identitas
Nama Ibu : Ny. IA Nama suami :Tn. S
Umur : 39Tahun Umur : 38 Tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indo Suku/bangsa : Jawa
Alamat : Pacar kembang , Surabaya
17
Ibu tidak menderita jantung, hipertensi, hepatitis, DM, asma, TBC dan HIV AIDS
1.8 Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga ibu tidak ada yang menderita jantung, hipertensi, hepatitis, DM, asma, TBC dan
HIV AIDS
1.9 Riwayat psiko sosial budaya
Sikap pasangan terhadap KB: suami setuju dengan pencabutan implan dan kehamilan
dilanjutkan.
2. Data Obyektif
2.1 Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
tekanan darah : 110/80
suhu : 36 C
Nadi : 76x/menit
RR : 20x/menit
2.2 Pemeriksaan fisik
Wajah : tidak oedema
Ekstremitas atas : terdapat 2 kapsul implan diatas lipatan siku kiri
3. Analisis
Diagnosis : P2002 akseptor KB dengan pencabutan dan pemasangan implan
Masalah :-
4. Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan yang dilakukan pada ibu.,Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan
2. Menyiapkan peralatan untuk pencabutan implant:
Troli yang telah ditutup dengan duk steril.
Duk lubang 1
mess no.515 1 buah
Cucing 2 buah
klem U 1 buah
18
Betadine
klem mosquito 1 buah
Lidokain 1% 1 amp
Pincet anatomis 1 buah
Aquades
Handscoon 1 pasang,, band aid
Spuit 5 cc , spidol
Skapel
Mempersilahkan ibu untuk mencuci lengan yang akan dilakukan pencabutan inplant,
peralatan sudah disiapkan ibu sudah mencuci lengan tempat implan
3. Mengatur posisi ibu yang nyaman untuk dilakukan pencabutan.,ibu sudah dalam posisi
yang nyaman
4. Meraba kapsul untuk menentukan lokasi tempat insisi untuk memperhitungkan jarak
antara kapsul, jarak sudah ditentukan tanda sudah diberikan.
5. Mencuci tangan dengan air mengalir, tangan sudah dicuci
6. Memakai sarung tangan dan menyiapkan bahan yang akan dipakai, alat sudah
disiapkan.
7. Melakukan desinfeksi lokasi pencabutan dari dalam keluar lengan diameter 10-15 cm,
desinfeki sudah dilakukan
8. Memasang doek lubang steril, sudah dipasang doek
Pencabutan kapsul dengan tehnik U klasik
9. Menyuntikkan anestesi lokal 0,3 cc ic ditempat insisi dan 1 cc sudermal di bawah
ujung kapsul , obat anestesi sudah disuntikkan
10. Menguji efek anastesi apakah sudah tidak terasa sakit ,sudah diuji
11. Menentukan lokasi insisi pada kulit lebih kurang 3 mm dari ujung kapsul dekat siku
1/3 dari ujung implan bawah, lokasi sudah ditentukan
12. Melakukan insisi vertikal disekitar 3 mm dari ujung kapsul bawah, insisi sudah
dilakukan
13. Menjepit batang kapsul pada bagian yang sudah diidentifikasi menggunakan klem U
dan memastikan jepitan mencakup sebagian besar diameter kapsul.kemudian tarik
kearah insisi dan membalikkan pegangan klem 1800 kearah bahu klien, sudah
dibalikkan
19
14.Membersihkan kapsul dari jaringan ikat sampai kapsul nampak,lalu jepit kapsul
menggunakan klem mosquito melepaskan klem U kemudian cabut implan pelan-
pelan, implan sudah dicabut
15. Memperlihatkan pada klien implan yang sudah dicabut, klien sudah melihat kapsul
yang sudah dilepas
16. Memasukkan trokart yang berisi 2 kapsul implan
17. Menjungkit trokart dan memasukkan hingga garis kedua
18. memasukkan pendorong hingga terasa tahanan kemudian putar pendorong 180o
19. lepaskan trokart secara withdrawl hingga garis pertama kemudian arahkan ke arah
pemasangan kapsul kedua
20. Menjungkit trokart dan memasukkan hingga garis kedua
21. memasukkan pendorong hingga terasa tahanan kemudian putar pendorong 180o
22. lepaskan trokart dan pendorong, pastikan semua kapsul terpasang dengan baik.
23. Merapatkan kedua tepi insisi lalu menutup dengan band aid, sudah ditutup
24. Membalut tempat pencabutan dengan verban untuk mencegah perdarahan dan
memar, sudah dibalut
25. Membereskan alat alat dan melakukan dekontaminasi ,alat sudah dibereskan dan
direndam dengan larutan clorine 0,5% 10 menit.
26. Mencuci tangan, tangan sudah dicuci
27. Memberikan konseling pasca pencabutan yaitu luka tidak boleh terkena air selama 7
hari., 5 hari verbant baru dibuka 2 hari kemudian buka penutup luka. ibu mengerti
dengan penjelasan yang telah diberikan
28. Menganjurkan klien untuk datang kembali sewaktu-waktu jika ada keluhan,ibu
bersedia datang kembali jika ada keluhan
20
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. IG P2002 akseptor KB dengan
pencabutan dan pemasangan implan, menggunakan alur pikir manajemen 7 langkah Varney
dan dokumentasi SOAP, didapatkan :
Pengumpulan data terlaksana dengan baik karena adanya kerjasama yang baik antara
pasien dengan petugas. Pengkajian dilakukan berdasarkan data-data yang fokus untuk
menegakkan diagnosa dan masalah pada klien. Pada pengkajian data ibu berkunjung ke
puskesmas untuk mencabut implan dengan alasan habis masanya dan ingin kembaali
memasang implant karena ibu merassa cocok menggunakan implan. Hal ini sesuai dengan
indikasi pencabutan implan dalam tinjauan pustaka. Berarti tidak ada kesenjangan antara
tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus.
Berdasarkan pengkajian data ibu sedang haid hal ini sesuai dengan petunjuk dalam
buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi bahwa pada saat haid ibu boleh dipasangkan
kembali implant dan tidak diperlukan alat kontrasepsi lain.
Pada data obyektif palpasi didapatkan kapsul implant teraba dengan jelas
Berdasarkan hasil pengkajian data, dilakukan interpretasi data. Dalam hal ini tidak
didapatkan adanya kesenjangan antara teori dan kenyataan terbukti dalam kasus muncul
diagnosa bahwa Ny. IG P2002 akseptor KB dengan pencabutan implan.
Untuk metode pencabutan dengan cara membuat insisi memanjang selebar 3 mm
kira-kira ujung distal kapsul yang akan dicabut difiksasi dengan meletakkan jari telunjuk
tangan kiri sejajar disamping kapsul, kapsul dipegang dengan klem U , kemudian diputar
kearah pangkal lengan atas atau bahu akseptor sehingga kapsul terlihat dan lubang insisi
dapat dibersihkan dari jaringan yang menyelubunginya dengan memakai sekalpel, untuk
seterusnya dicabut keluar. Metode ini sesuai dengan metode pada tinjauan pustaka yaitu
dengan metode U.
Pada penatalaksanaan tinjauan kasus, asuhan yang diberikan adalah memberitahu
hasil pemeriksaan, menyiapkan peralatan, mengatur posisi ibu, melakukan pencabutan
implan, memberikan konseling pasca pencabutan, menganjurkan klien untuk datang kembali
sewaktu-waktu bila ada keluhan dan melakukan dekontaminasi peralatan.
21
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Dari kasus Ny. IG P2002 akseptor KB dengan pencabutan dan pemasangnan implan,
dapat disimpulkan bahwa penatalaksanaan kasus ini sesuai dengan teori sehingga didapatkan
hasil yang baik yaitu tidak ada komplikasi yang menyertai.
5.2. Saran
5.2.1. Petugas
Petugas harus senantiasa meningkatkan pelayanan yang selama ini sudah baik menjadi
yang lebih baik lagi, dan menjaga penggunaan protap dalam menangani kasus kontrasepsi
implan yang selama ini sudah diterapkan dengan baik.
22
DAFTAR PUSTAKA
Glasier Anna, Alisa Baggle. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta :
EGC
JNPKKR, USAID. 2009. Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Manuaba, 2009 ,Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Saifuddin Bari Abdul. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
23