10
10
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, yang telah
memberikan kita karunia serta nikmatnya hingga pada saat ini kita masih bisa melaksanakan
proses belajar di sekolah ini. Shalawat beriringan salam, mari kita sampaikan ke Rasul Allah
SAW yang telah membawa tangan umatnya dari alam kegelapan hingga menuju alam yang
terang dengan iman dan taqwa.
Apabila nantinya dalam penyusunan makalah kami ini ada kekurangan dan ketidak
sempurnaan saya terlebih dahulu memohon maaf.
Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Manusia Purba............................................................................................. 2
2.2. Jenis-jenis Manusia Purba ........................................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 15
3.2 Saran............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Hasil peninggalan budaya manusia pada masa itu adalah berupa alat-alat kesenian yang
ditemukan di gua-gua dan coretan (atau lukisan) pada dinding gua, seperti di gua Leang-leang,
Sulawesi Selatan, yang ditemukan oleh Ny. Heeren Palm pada 1950. Van Stein Callenfels
menemukan alat-alat tajam berupa mata panah, flakes, serta batu penggiling di Gua Lawa dekat
Sampung, Ponorogo, dan Madiun. Selain itu, hasil peninggalannya ditemukan di tempat sampah
berupa dapur kulit kerang dan siput setinggi 7 meter di sepanjang pantai timur Sumatera yang
disebut kjokkenmoddinger. Peralatan yang ditemukan di tempat itu adalah kapak genggam
Sumatera, pabble culture, dan alat berburu dari tulang hewan.
4. Zaman Megalitikum artinya zaman batu besar. Pada zaman ini manusia sudah
mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme. Animisme merupakan kepercayaan terhadap
roh nenek moyang (leluhur) yang mendiami benda-benda, seperti pohon, batu, sungai, gunung,
senjata tajam. Sedangkan dinamisme adalah bentuk kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki
kekuatan atau tenaga gaib yang dapat memengaruhi terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam
kehidupan manusia. Dari hasil peninggalannya, diperkirakan manusia pada Zaman Megalitikum
ini sudah mengenal bentuk kepercayaan rohaniah, yaitu dengan cara memperlakukan orang yang
meninggal dengan diperlakukan secara baik sebagai bentuk penghormatan.
Adanya kepercayaan manusia purba terhadap kekuatan alam dan makhluk halus dapat dilihat
dari penemuan bangunan-bangunan kepercayaan primitif. Peninggalan yang bersifat rohaniah
pada era Megalitikum ini ditemukan di Nias, Sumba, Flores, Sumatera Selatan, Sulawesi
Tenggara dan Kalimantan, dalam bentuk menhir, dolmen, sarkofagus, kuburan batu, punden
berundakundak, serta arca. Menhir adalah tugu batu sebagai tempat pemujaan; dolmen adalah
meja batu untuk menaruh sesaji; sarkopagus adalah bangunan berbentuk lesung yang menyerupai
peti mati; kuburan batu adalah lempeng batu yang disusun untuk mengubur mayat; punden
berundak adalah bangunan bertingkat-tingkat sebagai tempat pemujaan; sedangkan arca adalah
perwujudan dari subjek pemujaan yang menyerupai manusia atau hewan.
5. Zaman Logam
Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari
batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang
diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang
disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini
juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil
melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:
Zaman Perunggu
Manusia purba Indonesia hanya mengalami zaman perunggu tanpa melalui zaman tembaga.
Kebudayaan Zaman Perunggu merupakan hasil asimilasi dari antara masyarakat asli Indonesia
(Proto Melayu) dengan bangsa Mongoloid yang membentuk ras Deutero Melayu (Melayu
Muda). Disebut zaman perunggu karena pada masa ini manusianya telah memiliki kepandaian
dalam melebur perunggu. Di kawasan Asia Tenggara, penggunaan logam dimulai sekitar tahun
3000-2000 SM. Masa penggunaan logam, perunggu, maupun besi dalam kehidupan manusia
purba di Indonesia disebut masa Perundagian. Alat-alat besi yang banyak ditemukan di Indonesia
berupa alat-alat keperluan sehari-hari, seperti pisau, sabit, mata kapak, pedang, dan mata tombak.
Pembuatan alat-alat besi memerlukan teknik dan keterampilan khusus yang hanya mungkin
dimiliki oleh sebagian anggota masyarakat, yakni golongan undagi. Di luar Indonesia,
berdasarkan bukti-bukti arkeologis, sebelum manusia menggunakan logam besi mereka telah
mengenal logam tembaga dan perunggu terlebih dahulu. Mengolah bijih menjadi logam lebih
mudah untuk tembaga dari pada besi.
Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang
diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu
sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu 3500 C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain: mata kapak bertungkai kayu, mata pisau, mata sabit,
mata pedang, cangkul. Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa
Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur)
2. Pithecanthropus
Fosil manusia purba jenis Pithecanthrophus adalah jenis fosil manusia purba yang paling
banyak ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus sendiri berarti manusia kera yang berjalan
tegak.Fosil Pithecanthropus berasal dari Pleistosen lapisan bawah dan tengah. Mereka hidup
dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan Mereka sudah memakan segala, tetapi
makanannya belum dimasak. Terdapat tiga jenis manusia Pithecanthropus yang ditemukan di
Indonesia, yaitu Pithecanthrophus erectus, Pithecanthropus mojokertensis, dan Pithecanthropus
soloensis. Berdasarkan pengukuran umur lapisan tanah, fosil Pithecanthropus yang ditemukan di
Indonesia mempunyai umur yang bervariasi, yaitu antara 30.000 sampai 1 juta tahun yang lalu.
1. Pithecanthropus erectus, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di sekitar lembah
sungai Bengawan Solo, Trinil, Jawa Tengah. Mereka hidup sekitar
satu juta sampai satu setengah juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Erectus berjalan tegak
dengan badan yang tegap dan alat pengunyah yang kuat. Volume otak Pithecanthropus mencapai
900 cc. Volume otak manusia modern lebih dari 1000 cc, sedangkan volume otak kera hanya 600
cc. (Pithecanthropus erectus)
2. Pithecanthropus mojokertensis, disebut juga dengan Pithecanthropus robustus. Fosil manusia
purba ini ditemukan oleh Von Koeningswald pada tahun 1936 di Mojokerto, Jawa Timur.
Temuan tersebut berupa fosil anak-anak berusia sekitar 5 tahun. Makhluk ini diperkirakan hidup
sekitar 2,5 sampai 2,25 juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Mojokertensis berbadan tegap,
mukanya menonjol ke depan dengan kening yang tebal dan tulang pipi yang kuat.
3. Pithecanthropus soloensis, ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von Koeningswald dan
Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran antara tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan berupa
tengkorak dan juga tulang kering.
Ciri-ciri Pithecanthropus :
Memiliki tinggi tubuh antara 165-180 cm.
Badan tegap, namun tidak setegap Meganthrophus.
Volume otak berkisar antara 750 1350 cc.
Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
Hidung lebar dan tidak berdagu.
Mempunyai rahang yang kuat dan geraham yang besar.
Makanan berupa tumbuhan dan daging hewan buruan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia purba. Manusia
purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum
mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Jenis-jenis
manusia purba dibedakan dari zamannya yaitu zaman palaeolitikum, zaman mezolitikum, zaman
neolitikum, zaman megalitikum, zaman logam dibagi menjadi 2 zaman yaitu zaman perunggu
dan zaman besi. Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah
Indonesia Meganthropus Paleojavanicus yaitumanusia purba bertubuh besar tertua di Jawa
danPithecanthrophus adalah manusia kera yang berjalan tegak.
Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama
dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan
mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara. Jenis kaum Homo Sapiens yang
ditemukan di Indonesia ada 2 yaitu:
1. Homo Soloensis
2. Homo Wajakensis
Hasil kebudayaan Homo sapiens adalah perkakas yang terbuat dari batu dan
zaman manusia mempergunakan perkakas dari batu disebut Zaman Batu. Zaman batu terbagi dua
tahap, yaitu: Zaman Batu Tua (paleolithikum) dan Zaman Batu Baru (Neolithikum).
3.2 Saran
Diharapkan agar masyarakat dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa menambah
pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan manusia purba pada zaman dahulu.
REFERENSI
http://www.plengdut.com/2013/03/Manusia-Purba-Indonesia-yang-Hidup-pada-Masa-
Praaksara.html
http://indonesiaindonesia.com/f/89905-manusia-purba-indonesia/
http://www.info-asik.com/2012/10/sejarah-manusia-purba.html
http://marhadinata.blogspot.com/2013/01/sejarah-manusia-purba-di-indonesia.html
http://smpn1sdk91bubun2013.blogspot.com/2013/03/sejarah-manusia-purba.html
http://yessicahistory.blogspot.com/2013/04/sejarah-manusia-purba-di-indonesia.html
http://zulfahmigo.blogspot.com/2013/01/manusia-purba-pithecanthropus-erectus.html
http://jagoips.wordpress.com/2012/12/28/kehidupan-manusia-pra-aksara/
http://cahayawhyra.blogspot.co.id/2013/06/makalah-manusia-purba-dan-homo-sapiens.html