Anda di halaman 1dari 8

MORFOLOGI TUMBUHAN

PISANG (Musa parasidiaca)

Oleh :
1. Aldiana Mabrukah (13222004)
2. Azizah Badriah (13222012)
3. Citra Dewi Pratami (13222018)
4. Dahlia Nova Sari (13222020)
5. Dwi Novriani (13222032)

Dosen Pembimbing:
Riri Novita S, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak orang masih belum mengetahui manfaat dari buah
pisang. Manfaat yang terkandung di dalamnya sangat banyak. Buah kaya
serat ini ternyata memiliki manfaat yang sangat berguna bagi tubuh kita,
untuk itu kita perlu mngetahui kandungan apa saja yang terdapat dalam buah
pisang dan manfaat apa saja yang dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita.
Buah pisang juga yang lebih dikenal banyak orang sebagai salah satu
makanan super bagi para atlit dan para pakar kesehatan. Kandungan tiga gula
alami yang terkandung di dalamnya yaitu sukrosa, fruktosa, dan glukosa serta
serat dapat memberi energi untuk pembakaran energi selama 90 menit.
Buah pisang memiliki khasiat untuk perawatan kecantikan dan
tanamannya pun dapat dijadikan untuk memperindah taman, halaman, atau
perkarangan rumah. Buah pisang sering banyak digunakan oleh orang sebagai
buah penutup setelah makan dalam setiap acara maupun saat makan di rumah.
Sehingga dapat dikatakan buah pisang itu adalah termasuk buah favorit.

B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui klasifikasi tumbuhan pisang (Musa parasidiaca)
b. Mengetahui sifat umum akar, batang, daun, bunga, dan buah pisang.
c. Mengetahui manfaat tumbuhan pisang.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Pisang
Tanaman Pisang adalah tanaman buah berupa herba dengan
klasifikasi sebagai berikut (Hasibuan, 2010):
Kindom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Family : Musaceae
Genus : Musa
Species : Musa sp.

B. Morfologi Pisang
Morfologi pisang mencakup bagian-bagian tanaman seperti akar, batang,

daun, bunga dan buah. Pertumbuhan bagian tanaman tersebut saling

berkesinambungan satu dengan lainnya. Kendati tanaman pisang tidak terlalu

membutuhkan tempat tumbuh yang spesifik, tetapi harus diperhatikan

persyaratan tumbuh yang dikehendaki agar hasil yang diperoleh bisa lebih

optimal.

1. Akar

Akar adalah bagian pokok yang nomor tiga (di samping batang dan
daun) bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Akar
biasanya mempunyai sifat-sifat berikut:
a. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah,
dengan arah tumbuh ke pusat bmi (geotrop) atau menuju ke air
(hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya.
b. Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung
daun-daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainnya,
c. Warna: tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-
kuningan,
d. Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertubuhannya masih
kalah jika dibandingkan dengan batang,
e. Bentuknya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk
menembus tanah.
Akar dibedakan berdasarkan :

1) Morfologi

2) Asal mula pembentukannya pada embrio (ontogeni)

Secara morfologi

a. Akar tunggang
Hanya memiliki satu akar utama dan beberapa akar lateral/cabang akar,
terdapat pada Gymnospermae dan tumbuhan dikotil.
b. Akar serabut
Tersusun atas akar yang berukuran relative sama dan bercabang
membentuk suatu sistem yang homogen, terdapat pada tumbuhan
monokotil.
Akar tunggang dan akar serabut : sistem perakaran yang umum
ditemukan pada tumbuhan. Dikotil dapat memiliki kedua sistem
perakaran tersebut, sedangkan monokotil hanya memiliki sistem akar
serabut saja.

Pohon pisang berakar ramping dan tidak mempunyai akar tunggang


yang berpangkal pada umbi batang. Akar terbanyak berada di bagian
bawah tanah. Akar ini tumbuh menuju bawah sampai kedalaman 75
150 cm. Sedangkan akar yang berada dibagian samping umbi batang
tumbuh ke samping atau mendatar. Dalam perkembangannya, akar
samping bisa mencapai ukuran 4 5 m.
Akar ini keluar dari batang dalam kelompok-kelompok yang terdiri
dari 3-4 akar. Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan
epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empelur;
serta sistem berkas pembuluh yang terdiri dari xylem dan floem yang
tersusun berselang-seling.
2. Batang
Batang berfungsi sebagai:
a. Mendukung bagian-bagian tubuhan yang ada di atas tanah, yaitu: daun,
bunga, dan daun.
b. Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi, dan
menempatkan bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian
rupa, hingga dari segi kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi
terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan.
c. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas.
d. Menjadi penempatan zat-zat makanan cadangan.
Batang pisang merupakan batang semu yang terbentuk dari pelepah
daun yang membesar dipangkalnya dan mengumpul membentuk struktur
berselang seling yang terlihat kompak yang terlihat kompak sehingga
tampak sebagai batang.
Morfologi tanaman dapat tampak jelas melalui batangnya yang
berlapis-lapis. Lapisan pada batang ini sebenarnya dasar dari pelepah daun
yang dapat menyimpan banyak air sehingga lebih dapat disebut batang
semu. Batang pisang sesungguhnya terdapat di dalam tanah yaitu yang
sering disebut bonggol.
3. Daun
Daun memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi)
2. Pengelolahan zat-zat makanan (asimilasi)
3. Penguapan air (transpirasi)
4. Pernafasan (respirasi)
Secara fisiologi daun pisang berwarna hijau tua untuk daun yang
dewasa dan hijau muda untuk daun yang masih muda kecuali untuk
beberapa spesies, terdapat bercak merah pada lembaran daunnya atau pada
ibu tulangnya. Daun pisang yang dewasa berbentuk lonjong dan bertulang
menyirip sedangkan daun mudanya menggulung. Pelekatan daun pada
batang membentuk roset batang. Helaian daunnya lebih panjang dari
tangkai daunnya. Daun pisang memiliki pelepah daun yang membesar dan
mengumpul berselang seling membentuk suatu struktur seperti batang
yang disebut psudostem atau batang semu. Di bawah permukaan daun
memiliki lapisan kutikula untuk mencegah terjadinya penguapan berlebih
sedangkan permukaan bawahnya dilapisi oleh suatu lapisan lilin tebal
yang berfungsi menahan air agar tidak membasahi daun. Secara anatomi
daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat
stomata atau trikoma.
4. Bunga
Pisang mempunyai bunga majemuk, yang tiap kuncup bunga
dibungkus oleh seludang berwarna merah kecoklatan. Seludang
akan lepas dan jatuh ke tanah jika bunga telah membuka. Bunga
betina akan berkembang secara normal, sedang bunga jantan yang
berada di ujung tandan tidak berkembang dan tetap tertutup oleh
seludang dan disebut sebagai jantung pisang. Tiap kelompok bunga
disebut sisir, yang tersusun dalam tandan. Jumlah sisir betina antara
5-15 buah.
5. Buah
Pisang tersusun dalam tandan. Tiap tandan terdiri atas beberapa
sisir, dan tiap sisir terdiri dari 6-22 buah pisang atau tergantung pada
varietasnya. Buah pisang pada umumnya tidak berbiji atau disebut 3n
(triploid), kecuali pada pisang batu (klutuk) bersifat diploid (2n).
Proses pembuahan tanpa menghasilkan biji disebut partenokarpi.
Ukuran buah pisang bervariasi, panjangnya berkisar antara 10-18
cm dengan diameter sekitar 2,5-4,5 cm. Buah berlingir 3-5 alur, bengkok
dengan ujung meruncing atau membentuk leher botol. Daging buah
(mesokarpa) tebal dan lunak. Kulit buah (epikarpa) yang masih muda
berwarna hijau, namun setelah tua (matang) berubah menjadi kuning dan
strukturnya tebal sampai tipis.
Buah pisang termasuk buah buni, bulat memanjang, membengkok,
tersusun seperti sisir dua baris, dengan kulit berwarna hijau, kuning, atau
coklat. Tiap kelompok buah atau sisir terdiri dari beberapa buah pisang.
Berbiji atau tanpa biji. Bijinya kecil, bulat, dan warna hitam. Buahnya
dapat dipanen setelah 80-90 hari sejak keluarnya jantung pisang.

C. Manfaat Tanaman Pisang


Pisang memiliki banyak kandungan yang berguna bagi tubuh dan
memiliki banyak manfaat. Dalam buah pisang mulai dari rhizoma yang
dimilikinya sampai kulit pisang dapat kita ambil manfaatnya. Daging buahya
sebagai makanan, kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka
pisang dengan proses fermentasi, bonggol pisang dapat dijadikan
soda sebagai bahan baku sabun dan pupuk kalium.
Batangnya dapat digunakan sebagai penghasil serat bahan baku kain
dan makanan ternak, daun pisang yang digunakan sebagai pembungkus
makanan tradisional Indonesia, kemudian air umbi batang pisang yang dapat
digunakan sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar dan air
batang pisang yang digunakan sebagai obat sakit kencing dan penawar racun.
Pisang dapat memberikan tambahan energi langsung yang cukup banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo, G. 19. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta. Gadjah Mada


University Press.
Rosanti, Dewi. 2012. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai