Anda di halaman 1dari 20

SOP PENCEGAHAN, PENANGGULANGAN DAN PEMULIHAN

BAHAYA KEBAKARAN

I. PENDAHULUAN
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa dalam upaya mengatasi
bahaya kebakaran diperlukan prosedur yang jelas secara tertulis untuk
diketahui, dan dipelajari serta dilaksanakan oleh seluruh karyawan di
lingkungan gedung departemen ESDM.
Berdasarkan hal tersebut dan dari pengalaman terjadinya kebakaran
pada gedung bertingkat, kami memandang perlu menyusun Buku Prosedur
(SOP) Pencegahan, Penanggulangan dan Pemulihan Bahaya Kebakaran.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Buku ini dimaksudkan untuk memberikan arahan yang jelas bagi
seluruh pegawai dalam menangani bahaya kebakaran secara terorganisir
dan terpadu dalam bertindak sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Dengan memahami buku SOP ini diharapkan dapat tercipta
keterpaduan langkah dari semua unsur terkait dalam penanganan bahaya
kebakaran di gedung departemen ESDM.

III. PENCEGAHAN KEBAKARAN


a. Pencegahan Kebakaran
1) Bagi Pegawai
wajib mencegah bahaya kebakaran dengan cara :
a) Mematuhi peraturan pencegahan dan penanggulangan bahaya
kebakaran.
b) Memberitahukan/melaporkan kepada petugas yang berwenang
apabila menemukan/mengetahui adanya indikasi sumber bahaya
kebakaran.
c) Tidak melakukan perbuatan yang bisa menimbulkan bahaya
kebakaran antara lain :
Tidak membuang puntung rokok yang masih menyala

1
secara sembarangan
Menggunakan stop kontak sesuai dengan kapasitasnya
(tidak lebih dari 1.500 watt untuk satu stop kontak)
Selalu mencabut/mematikan peralatan elektronik dari stop
kontak, setelah tidak lagi mempergunakannya.
Menjaga agar seluruh peralatan pemadam yang tersedia
tidak terhalang barang apapun.
Menjaga agar jalur menuju pintu darurat tidak terhalang
meja, almari, filling kabinet dan barang lainnya
Membebaskan ruang tangga darurat dari barang apapun.
2) Bagi Pengunjung/tamu
a) Mematuhi peraturan pencegahan dan penanggulangan bahaya
kebakaran
b) Mencegah dan tidak melakukan perbuatan yang dapat
menimbulkan bahaya kebakaran
c) Memberitahukan/melaporkan kepada pegawai yang berada
didekatnya apabila mengetahui/menemukan adanya indikasi
yang bisa menimbulkan kebakaran
b. Prinsip Penanggulangan Kebakaran
Apabila terjadi kebakaran, segera melakukan tindakan pertama yang
cepat dan tepat :
1) Memadamkan sumber api awal (api kecil)
2) Memadamkan api dengan mengunakan alat pemadarn yang tersedia
3) Semaksimal mungkin melokalisir areal kebakaran.
4) Melakukan tindakan penyelamatan terhadap manusia, dokumen
penting dan barang penting milik Negara.

IV. TINDAKAN APABILA TERJADI KEBAKARAN


a. Tanda-Tanda Bila Terjadi Kebakaran
1) Apabila timbul asap atau panas yang cukup banyak untuk
smokedetector atau sprinkler, maka alarm akan berbunyi secara
otomatis pada lokasi/lantai yang bersangkutan, satu lantai diatasnya

2
dan satu lantai dibawahnya. Selain itu, 1 buzzer alarm panel
repeater di lantai dasar, ruang pompa dan 1 horn bel di pintu depan
bangunan utama dan 1 buzzer alarm di panel induk akan berbunyi.
2) Pada panel induk alarm akan menunjukkan lokasi/zone terjadinya
kebakaran. Dengan demikian petugas tehnik/panel dengan cepat
bisa mendatangi lokasi kebakaran.
3) Ada kemungkinan bel alarm tidak/belum berbunyi meskipun telah
terjadi kebakaran. Dalam keadaan demikian pegawai agar segera
memecahkan kaca yang bertuliskan "smash glass" pada lantai yang
mengalami kebakaran tersebut dan segera menginformasikan kepada
petugas piket mekanikal/satpam pada nomor pesawat 2165 atau
pesawat 5091.
4) Petugas yang menerima laporan terjadinya kebakaran agar segera
menghubungi Kepala Bagian Tata Usaha Departemen pada pesawat
2184, Kepala Bagian Rumah Tangga pada pesawat 2144, Kepala
Biro Umum dan Humas pada pesawat 2123 dan Sekretaris Jenderal
pada pesawat 4001.
b. Apabila Terjadi Kebakaran Pada Waktu Jam Kerja
1) Pegawai yang mengetahui terjadinya kebakaran segera melaporkan
kepada petugas Satpenkar Gedung. Selanjutnya petugas tersebut
harus melakukan tindakan :
a) Dalam keadaan normal alarm di lokasi kebakaran berbunyi
secara otomatis
b) Berusaha memadamkan api dengan APAR yang ada, semen tara
petugas tehnik akan mematikan aliran listrik pada lantai tersebut
c) Yang perlu diperhatikan oleh petugas pada saat mematikan api
dengan menggunakan APAR
Kebakaran pada barang-barang yang dialiri listrik
dipadamkan dengan menggunakan APAR gas C02 warna
merah atas hijau (terletak di lantai dasar)
Kebakaran pada barang-barang lainnya menggunakan APAR
busa kimia (FOAM) warna merah

3
d) Apabila api tidak bisa dipadamkan dengan menggunakan APAR,
maka Satpenkar agar memadamkan api dengan menggunakan
Hydrant Kabinet. Caranya adalah membuka hydrant kabinet,
menarik selang air dan membuka kran dalam kabinet.
Selanjutnya menyemprotkan semprotan air kearah api.
Penyemprotan ini dilakukan setelah yakin aliran listrik pada
lantai tersebut sudah dipadamkan oleh petugas tehnisi
e) Satpenkar lainnya terutama yang berlokasi pada lantai terdekat
dengan lokasi kebakaran agar membantu memadamkan api
dengan menggunakan alat pemadam kebakaran yang tersedia
f) Apabila kebakaran tidak dapat dikendalikan, maka petugas
Satpenkar segera melapor kepada Kepala Bagian Tata Usaha
Departemen pesawat 2184 atau kepada Kepala Bagian Rumah
Tangga pesawat 2144. Selanjutnya, salah satu pejabat tersebut
secepatnya minta bantuan Dinas Pemadam Kebakaran Setempat.
g) Dalam hal ini peralatan yang perlu disediakan dan harus dalam
keadaan siap pakai antara lain :
Baju tahan api
Masker / alat pernafasan serta helm
Tandu penyelamat
Handy talky
Tambang untuk peluncuran
Cincin kait
2) Bagi Petugas Tehnik
Setelah Petugas Tehnik mengetahui adanya kebakaran di lantai
tertentu, segera menuju lantai tersebut untuk :
a) Mematikan aliran listrik pada lantai yang bersangkutan
(mematikan seluruh aliran listrik bila perlu). Bersamaan dengan
itu petugas tehnik yang lain siap mengoperasikan :
Genset
Pompa-pompa instalasi sprinkler dan hydrant
Smoke fan dan pressure fan

4
b) Petugas teknik harus selalu siap berkoordinasi/berhubungan
dengan Pos Komando Kebakaran yang berlokasi di lantai. dasar
(Ruang Sound sistem)
3) Bagi Petugas Lift
Setelah petugas lift mengetahui adanya kebakaran, maka petugas
lift siap di lantai dasar untuk :
a) Menurunkan secepat mungkin pegawai atau dokumen melalui lift
apabila api masih dapat dikendalikan dan sepanjang lift masih
boleh dipergunakan. Perlu diingat bahwa pada prinsipnya bila
terjadi kebakaran kecil atau besar lift tidak boleh dipergunakan
untuk evakuasi. Evakuasi hanya dilakukan melalui tangga
darurat.
b) Apabila api semakin besar, petugas lift mematikan lift di mana
kedudukan car lift berada di lantai dasar
c) Mengoperasikan lift khusus kebakaran yaitu lift nomor 1 dan
lift nomor 8 untuk keperluan petugas-petugas Satpam, Satpenkar
serta pimpinan Departemen yang ikut menangani
penanggulangan kebakaran.
d) Melarang orang lain selain orang-orang tesebut pada poin (c)
untuk naik/turun menggunakan lift nomor 1 dan nornor 8.
4) Bagi Petugas Satuan Pengaman
Setelah Satpam mengetahui terjadinya kebakaran pada lantai ter
tentu maka :
a) Petugas Satpam yang sedang bertugas di dalam gedung segera
naik ke lantai yang mengalami kebakaran untuk ikut membantu,
membimbing serta menertibkan pegawai dalam melaksanakan
evakuasi melalui tangga darurat
b) Ikut membantu menyelamatkan dan mengamankan dokumen
penting.
c) Apabila api semakin membesar, maka dokumen dibawa keluar
gedung dan diamankan/dijaga
d) Apabila kebakaran ternyata tidak terkendalikan, maka evakuasi

5
pegawai secara besar-besaran akan terjadi. Dalam keadaan ini
maka petugas Satpam yang sedang bertugas segera :
1. Menjaga pintu halaman depan dan melarang masuk
kendaraan kecuali mobil pemadam kebakaran, mobil Polisi
dan Ambulance
2. Mengatur pegawai yang dievakuasi setelah sampai di bawah
dan mempersilahkan pegawai meninggalkan halaman, agar
tidak mengganggu jalannya pemadaman api
3. Mengatur mobil-mobil yang ada pengemudinya untuk segera
keluar halaman melalui pintu belakang
4. Menjaga pintu masuk gedung dan melarang orang yang tidak
berkepentingan memasuki gedung
5. Mematuhi instruksi selanjutnya
6. Dalam keadaan ini peralatan yang harus dipersiapkan/
disediakan antara lain :
Megaphone
Handy Talky
5) Bagi Satuan Tugas (Satgas) Umum
a) Melaporkan kepada Sekretaris Jenderal/Inspektur Jenderal bahwa
terjadi kebakaran pada gedung migas.
b) Memberikan komando kepada semua unsur Satgas
c) Menginformasikan kejadian kebakaran ke seluruh lantai melalui
pengeras suara
d) Memberikan aba-aba kepada seluruh pegawai untuk segera
meninggalkan gedung melalui pintu darurat
6) Bagi Pegawai
a) Mendengarkan pengumuman melalui pengeras suara
b) Mematuhi instruksi-instruksi yang diberikan oleh masing-masing
atasan pada setiap lantai yang bersangkutan
c) Meninggalkan tempat/ruang kerja menuju pintu darurat yang
terdekat (membawa dokumen-dokumen penting yang perlu
diselamatkan bila memungkinkan)

6
d) Tidak dibenarkan meninggalkan gedung melalui lift atau tangga
penghubung, sangat berbahaya
e) Masing-masing pejabat/atasan pada setiap lantai agar ikut
menertibkan pegawai dalam proses evakuasi
f) Perlu diketahui lampu penerangan pada tangga darurat selalu
menyala pada setiap saat.
7) Team Medis
Berkewajiban untuk :
a) Menolong dan merawat apabila ada korban/yang terluka karena
kejadian ini
b) Menyiapkan obat-obatan
c) Menyiapkan tandu dan ambulance
d) Bilamana diperlukan menghubungi rumah sakit terdekat untuk
minta bantuan
e) Peralatan yang perlu dipersiapkan :
Obat-obatan dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
Tandu
Ambulance
c. Tindak Lamjut Setelah Dinas Pemadam Kebakaran tiba di tempat
Apabila kebakaran yang terjadi tidak lagi dapat diatasi oleh unsur Satgas
internal di.perlukan bantuan Dinas Pemadam Kebakaran setempat.
Setelah Dinas Pemadam Kebakaran tiba di tempat hal-hal yang perlu
mendapat perhatian adalah :
1) Upaya pemadaman api dikoordinir/ditangani langsung oleh Petugas
Dinas Pemadam Kebakaran.
2) Unsur Satgas Departemen ESDM tetap membantu sesuai dengan
fungsinya
3) Setiap pegawai agar membantu lancarnya pemadaman, tidak
bergerombol sehingga mengganggu jalannya pemadaman api.

7
V. TINDAKAN BILA TERJADI KEBAKARAN DILUAR WAKTU
KERJA
a. Unsur Satgas khususnya Satuan Pengamanan yang sedang bertugas
agar segera mengambi1 tindakan seperti apa yang tercantum dalam
point IV diatas disesuaikan dengan kondisi yang ada.
b. Segera melapor kepada :
1) Sekretaris Jenderal
2) Inspektur Jenderal
3) Kepala Biro Umum dan Humas
4) Kepala Bagian Rumah Tangga
5) Kepa1a Bagian Tata U saha Departemen
6) Kepala Sub Bagian Urusan Dalam
7) Kepala Sub Bagian Protokol dan Keamanan Dalam
8) Salah satu pejabat yang menempati lantai yang terjadi kebakaran
(Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian) Unit.

VI. KOMANDO PENGENDALIAN


Komando Pengendalian intern Departemen ESDM apabila terjadi
kebakaran :
a. Komando Pengendalian dipegang langsung oleh Sekretaris Jenderal.
Apabila Sekretaris Jenderal tidak berada di tempat maka Komando
Pengendalian dipegang oleh Inspektur Jenderal
b. Apabila Pejabat pada point 1 tidak berada di tempat, komando
pengendalian dipegang oleh Kepala Biro Umum dan Humas
c. Apabila pejabat pada point 1 dan 2 tidak berada di tempat komando
pengendalian dipegang oleh Sekretaris Inspektorat Jenderal
d. Apabila pejabat pada point 1,2 dan 3 tidak berada di tempat maka
komando pengendalian dipegang oleh Kepala Bagian Rumah Tangga
atau Kepala Bagian Tata Usaha Departemen
e. Bila terjadi kebakaran diluar waktu kerja maka komando pengendalian
sementara dipegang oleh Komandan Regu Satuan Pengamanan yang
sedang bertugas, sampai hadirnya pemegang komando yang Iebih berhak

8
yaitu Dinas Pemadam Kebakaran setempat atau aparat Keamanan
f. Pos komando berlokasi di lantai dasar/ruang sound sistem atau akan
ditentukan kemudian.

VII. SISTEM PERALATAN PENCEGAH DAN PENANGGULANGAN


KEBAKARAN GEDUNG ESDM
Gedung Departemen ESDM adalah bangunan yang terdiri dari
Bangunan Utama 22 lantai, Bangunan Tambahan 4 Iantai dan bangunan
Pelengkap 3 Iantai dihuni oleh 4.000 orang pegawai. Pada gedung
utama selain dilengkapi peralatan kenyamanan dan kelancaran kerja
dilengkapi pula sistem dan peralatan pencegah kebakaran yang cukup
rumit. Secara garis besar sistem dan peralatan pencegah kebakaran yang
perlu diketahui adalah sebagai berikut :
a. Sistem Proteksi Pasif
1) Konstruksi Bangunan
Gedung Departemen ESDM di bangun dengan konstruksi beton
yang pada dasarnya tidak mudah terbakar. Lay Out interior gedung
merupakan ruang terbuka (open space) hal ini memungkinkan
memperlambat api untuk menjalar. Penyekat ruangan dan plafond
terpasang dengan bahan asbes tahan api, memungkinkan penahan
menjalarnya api.
2) Jarak Antar Bangunan
Jarak bangunan gedung kantor dengan bangunan sebelahnya
berjarak masing-masing sisi kiri dan kanan 30 m yang dapat
dipergunakan akses masuk mobil pemadam kebakaran dengan
perkerasan lapis conblock.
3) Akses Petugas Pemadam Kebakaran di dalam Gedung
Fasilitas yang tersedia untuk akses petugas adalah lobby gedung
yang dapat dipergunakan untuk koordinasi operasi pemadaman
kebakaran dan juga tersedia dua unit lift nomor 1 dan 8 serta tangga
yang dapat dipergunakan untuk operasional petugas.

9
4) Akses untuk evakuasi
Tersedia tangga darurat yang tertutup dengan pintu tahan api dan
hanya dapat terbuka dari satu sisi, tangga darurat berada pada sisi
kiri dan kanan gedung dan berjarak 20 m dari akses pintu
masuk/keluar gedung. Tanga darurat tersebut menuju luar gedung
pada sisi barat dan timur dengan akses keluar halaman.
5) Lingkungan Bangunan
Dalarn lingkungan gedung kantor Departemen ESDM terdapat
sarana jalan dan lahan parkir terbuka dengan lapis perkerasan dan
conblock, akses jalan masuk menuju dan tempat parkir selebar 5 m
dan pada halaman tersedia hydrant yang sumber airnya diambil dari
tanki bawah tanah yang diisi oleh suplay air dari PAM dan pompa
deepwell.
6) Daya Listrik
Pasokan listrik untuk gedung Departemen ESDM di dapat dari
Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan cadangan 2 unit genset
masing-masing kapasitas 950 kwh apabila pasokan dari PLN
terganggu/mati. Terdapat gardu yang ditempatkan pada lantai dasar
dan terpisah dari gedung utama dan mempunyai TKA sesuai yang
dipersyaratkan. Dari gardu, pasokan listrik didistribusikan melalui
panel induk dan panel lantai. Masing-masing panel mempunyai
Machine Circuit Breaker (MCB) yang sewaktu-waktu dapat
memutuskan aliran listrik apabila terjadi hubungan singkat. Pada
panel-panel tersebut ditutup oleh pintu besi tahan api dan selalu
dalam keadaan tertutup.
b. Sistem Peringatan Dini
1) Sistem ini di dalam bangunan utama menggunakan detector panas
dan detector asap. sistem ini dihubungkan dengan springkler head
yang terdapat pada lantai 1 s/d lantai 22, kantin, ruang pompa,
ruang trafo, ruang panel induk, ruang proyektor ruang rapat, koridor,
ruang rapat. Pada ruang tersebut terpasang detector panas jenis
"Electro Pneumatic Detector". Sedang detector asap jenis "C24B

10
Ionozation Smoke Detector" khusus dipasang di ruang computer
lantai 3 dan sebagian lantai 1 bangunan utama, lobby, ruang arsip,
ruang sidang lantai 2 operation room dan ruang PABX di lantai 21.
Lantai 1 s/d 21 bangunan utama dipasang sprinkler, kecuali
ruangan tertentu dimana tidak boleh digunakan sprinkler, yaitu
ruang Air Handling Unit (AHU), ruang mesin lift dan shaft panel
listrik. Untuk ruang-ruang tersebut hanya dapat dipasang detector
panas.
DETEKTOR PANAS
ELECTRO PNEUMATIC DETECTOR

DETEKTOR ASAP
C24B IONIZATION SMOKE DETECTOR

11
SPRINKLER HEAD
FLUSH MOUNTED PENDENT SPRAY
SPRINKLER WITH DYNATHERM BULD
NOMINAL ORIFICE 15 mm (112")

2) Cara kerja sistem ini adalah apabila timbul asap atau panas yang
cukup banyak, maka akan menimbulkan aktifnya detector dan
springkler akan menyemburkan air. Peringatan dini akan bekerja
secara otomatis dengan
a) Bel alarm lantai yang bersangkutan, bel alarm satu lantai
dibawahnya dan satu lantai diatasnya akan berbunyi bersama-
sama
ALARM BELLS

b) 1 buzzer alarm panel repeater di ruang penerangan/sound


sistem lantai dasar dan ruang pompa,l horn bel di pintu depan
bangunan utama dan 1 buzzer alarm panel induk akan berbunyi
c) Lampu indicator "alarm" di panel lantai yang bersangkutan
panel induk dan 2 repeater akan menyala
d) Pressure fan dan smoke fan di ruang tangga darurat akan
bekerja secara otomatis

12
3) Selain detector yang terpasang, sistem peringatan dini masih
dilengkapi dengan "Break Glass" Fire Call Point. Peralatan sistem
peringatan dini ini dapat dipergunakan apabila terdapat kebakaran
(asap/panas). Akan tetapi bila detector panas/asap tidak bekerja,
maka dengan memecahkan kaca pada alat ini otomatis juga akan
mengaktifkan sistem peringatan dini. Pada setiap lantai dilengkapi
3 buah, satu buah terletak di dekat panel alarm lantai sedang 2
buah terletak di dekat tangga darurat.
FIRE ALARM CALL POINT

1) Pada setiap lantai terpasang panel alarm lantai yang berfungsi


sebagai control adanya kebakaran pada masing-rnasing lantai.
Dalam keadaan normal hanya lampu "DC SUPPLY ON" yang
menyala. Bila timbul api yang cukup besar yang mampu
mengaktifkan detector/sprinkler, maka panellantai akan aktif dan
terlihat adanya lampu merah "ALARM" yang menyala, sekaligus
menunjukkan zone lantai sebelah mana timbul api. Bersamaan
dengan itu panel induk dan 2 panel repeater akan aktif, sehingga
diketahui di lantai mana kebakaran terjadi. Namun dernikian
adakalanya panellantai aktif (bel dan lampu alarm menyala) tanpa
adanya/timbulnya api. Hal ini mungkin apabila detector tersebut
mengalami gangguan, seperti kotor, tersenggol dan sebagainya.

13
Untuk itu lampu kuning "FAULT" di panellantai dan panel induk
akan menyala.
2) Selain peralatan untuk peringatan dini, masih ada pengeras suara
pada masing-masing lantai yang dapat dioperasikan melalui program
khusus. Dengan program khusus maka semua pengeras suara tanpa
kecuali dapat dipakai untuk mengeluarkan bunyi sirine atau
menyiarkan instruksi melalui microphone dari ruang sound sistem
dilantai dasar.
c. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Disebut Alat Pemadam Api Ringan (APAR), sebab alat ini difungsikan
untuk memadamkan api kebakaran-kebakaran ringan/kecil sebelum alat
pemadam api hydrant perlu dipergunakan.
Jenis Pemadam Api Ringan (APAR)
1) Botol Api Busa Kimia kering
Kegunaan APAR ini untuk memadamkan kebakaran :
Kayu, kertas, kain
Minyak dan gas

Busa kimia kering mempunyai sifat :


Tidak berbahaya bagi manusia
Meskipun mengotori tapi tidak meninggalkan bekas
Tahan lama disimpan
Dapat dipakai pada cuaca luar biasa panas/dingin
Mudah cara mengisinya

14
APAR ini tersedia di setiap lantai, ditempelkan memakai pengikat
khusus pada dinding/tiang.
2) Botol Api Gas Kimia C02
Dipakai untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan/ konekting
aliran listrik atau disebabkan oleh minyak (terutama yang dialiri
listrik)

APAR ini mempunyai sifat :


Tidak berbahaya bagi manusia dan binatang
Tidak mengotori, karena wujudnya berupa gas
Selain memadamkan juga mendinginkan
Tahan lama disimpan
Mudah mengisinya
3) Tempat
Botol Api Gas Kimia C02 ini ditempatkan pada lantai dasar gedung
d. Sistem Pemadam Api Sprinkler
Bangunan Utama gedung Departemen ESDM lantai 1 s/d 21
dilengkapi sistem pemadam api sprinkler sistem ini mempunyai
pemipaan yang selalu terisi air bertekanan tinggi dan dipertahankan
setiap saat oleh pompa Jockey di ruang pompa.
Sumber air untuk keperluan tersebut diambil dari
PAM
Sumur Pompa/Oeepwell
Volume air untuk memenuhi kebutuhan sistem pemadam api
sprinkler dan hydrant setiap saat tersedia paling sedikit 150 m3.

15
Pompa untuk keperiuan tersebut ada 3 buah yaitu:
1 buah pompa utama
1 buah pompa cadangan
1 buah pompa jockey
Pompa-pompa tersebut bekerja secara otomatis bila springkler
head pecah, sedangkan sumber listrik didapat dari PLN.
Apabila sumber listrik PLN mati, pompa-pompa ini masih
memperoleh sumber listrik dari diesel generator. Untuk mengetahui
apakah pompa-pompa tersebut bekerja atau tidak, dipasang indikator
pada panel induk alarm di lantai dasar bangunan utama.
Pada sistem ini apabila terjadi kebakaran dan panas ruangan
mencapai 68 derajat celcius, maka sumbat warna merah springkler
head akan pecah dan air akan menyemprot dengan kerasnya.
Seperti telah disebutkan didepan, apabila sprinkler head ini pecah
maka sistem peringatan dini akan aktif juga. Alarm dan bel pada pipa
sprinkler di ruang pompa akan berbunyi bila pompa utama bekerja.
Tiap lantai pada bangunan utama gedung Departemen ESDM (mulai
lantai 1 s/d lantai 21) dilengkapi springkler head.
e. Sistem Pamadam Api dengan GAS HALON 1301
Halon 1301 adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, bukan
penghantar listrik serta tidak berbahaya bagi manusia, serta tersimpan
dalam botol khusus.
Sistem pamadam api dengan gas halon ini dipasang di :
Ruang computer lantai 3 bangunan utama
Ruang arsip lantai 2 bangunan utama
Untuk mendeteksi adanya kebakaran, sistem ini menggunakan
"smoke detector".

16
SMOKE DETECTOR

Detektor asap bekerja/aktif apabila terdapat asap yang cukup. Satu


detector bekerja aktif otomatis akan membunyikan bel alarm untuk
memberikan peringatan dini kepada pegawai yang berada di ruangan
untuk segera meninggalkan ruangan.
Bilamana 2 buah detector aktif bekerja maka sistem gas halon
dalam keadaan siap bekerja. Pada saat yang bersamaan secara otomatis
tanda peringatan "GAS BEKERJA DILARANG MASUK" akan
menyala dan secara otomatis pula sistem pendingin (AC) didalam
ruangan mati.
Setelah berjalan 30 detik, gas halon 1301 akan menyembur ke
dalam ruangan melalui nozzle secara merata keseluruh ruangan.
Ada kemungkinan detector asap gagal berfungsi. Untuk mengatasi
hal ini ruang-ruang tersebut masih dilengkapi dengan alat yang
dioperasikan secara manual yang disebut Start Stop Gas (SSG).
Dengan memecahkan tutup gelas SSG maka gas halon setelah 30 detik
akan langsung menyembur melalui nozzlenya.
f. Sistem Pemadam Api Hydrant
Seluruh kompleks Gedung Departemen ESDM dilengkapi dengan
sistem pemadam api hydrant yang terdapat pada :
1) Pada bangunan utama masing-masing lantai terpasang 2 buah
hydrant cabinet (terletak didepan lift barang dan lift vip) yang
dilengkapi dengan :
Coupling 0 2,5" dan 1,5"
Hose/selang 1,5" x 30m
Nozzle 1,5"

17
HYDRANT CABINET

Sumber air untuk sistem ini didapat dari tendon air bawah
tanah yang di suplay dari :
PAM
Sumber pompa/ deepwell
Sedangkan untuk penyaluran air dipergunakan 3 buah pompa :
1 buah pompa utama
1 buah pompa cadangan
1 buah pompa jockey
2) Hydrant Pilar
Alat ini disambungkan langsung dengan jaringan pipa PAM.
Sistem ini disediakan untuk keperluan Dinas Pemadam
Kebakaran.
Hydrant Pilar dipasang masing-masing 3 buah di sisi barat dan
3 buah di sisi timur gedung (halaman)

18
HYDRANT PILAR
NON-FREEZING HYDRANT
TWO WAY PILLAR SHORT
TYPE SIZE 61 A x 65 A x 100A

3) Fire Brigade Connection


Sebagaimana namanya maka alat ini hanya boleh dipergunakan
oleh regu pemadam (fire brigade) Dinas Pemadam Kebakaran.
Alat ini terpasang di sisi sebelah timur bangunan utama (dekat
pagar) dan berfungsi memompakan air ke dalam sistem
pemadam api sprinkler serta sistem pemadam api hydrant
FIRE BRIGADE CONNECTION

g. Sistem Evakuasi
Dalam hal terjadi kebakaran yang akan berpotensi timbulnya korban
(pegawai/pengunjung gedung), maka perlu dilaksanakan evakuasi
penghuni gedung kantor Departemen ESDM. Evakuasi mutlak

19
dilaksanakan melalui tangga darurat yang tersedia pada sisi kiri dan
kanan gedung dengan segala perlengkapannya antara lain:
1) 2 buah pintu menuju tangga darurat, pintu terbuat dari bahan logam
tahan api. Pintu terpasang dan hanya dapat di buka dari satu sisi
(dalam gedung)
2) Pada lantai 21 terpasang pressure fan dan smoke fan yang ber-
fungsi menghembuskan dan menghisap asap yang 1010 smasuk ke
tangga darurat
3) Lampu penerangan tangga darurat selalu menyala setiap saat, baik
mendapat suplai daya dari PLN ataupun tidak
4) Untuk mempermudah pegawai menuju tangga darurat pada setiap
lantai terpasang petunjuk arah menuju ke pintu darurat
5) Tangga darurat terletak disebelah sisi paling timur dan sisi paling
barat bangunan utama dan tidak diperkenankan untuk menyimpan
barang-barang apapun. Fungsinya hanya untuk evakuasi pegawai
apabila terjadi kebakaran

VIII. LANGKAH PEMULIHAN PASCA KEBAKARAN


a. Rehabilitasi dan rekonstruksi.
Kegiatan pemulihan kembali pada korban harus segera dilaksanakan, demikian
juga dengan material yang mengalami kerusakan harus segera diperbaiki atau
diganti.
b. Penyelidikan dan Pelaporan.
Dilakukannya penetapan prosedur dan pelaporan kepada pihak terkait yang
baku atau tetap.
c. Audit Kebakaran.
Melakukan pemeriksaan menggunakan checklist tentang audit kebakaran di
gedung departemen ESDM, dengan tujuan untuk melihat dan mengevaluasi
kesesuaian sistem manajemen kebakaran dengan ketentuan atau standar yang
berlaku.

20

Anda mungkin juga menyukai