Anda di halaman 1dari 10

Perlindungan

Terhadap Bencana Alam


Gempa Bumi

Widodo Hariyono

Gempa bumi di DI Yogyakarta, Sabtu, 27 Mei 2006, dari

segi kekuatannya masih dalam batas kategori


sedang/moderat. Namun, dari segi kedalamannya,
termasuk gempa dangkal.
Gempa bumi tersebut terjadi di pemukiman padat
penduduk dan berinfrastruktur bagus, maka efek
kerusakan yang ditimbulkan menjadi fatal.
Gempa bumi di DI Yogyakarta dengan goncangan yang
keras pernah terjadi juga pada tahun 2001, di hari
Jumat, saat berlangsung khutbah Jumat.

Persiapan menghadapi bahaya gempa bumi dapat


dilakukan pada beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor manusia.
2. Faktor tata letak fasilitas di dalam rumah.
3. Faktor bangunan rumah.
4. Faktor fasilitas di luar rumah.
5. Faktor lingkungan pemukiman.

Lima faktor tersebut harus dipersiapkan secara tepat dan


cermat, agar keselamatan dapat diwujudkan.

1. Faktor manusia:
a. Setiap orang dalam rumah tangga harus dibekali
ilmu dan pemahaman yang baik dan benar.
b. Setiap orang dewasa dikondisikan terlatih untuk
melakukan evakuasi dan tanggap darurat bencana.
c. Setiap orang harus dikondisikan memiliki mental yang
kuat dan tabah dalam menghadapi segala hal,
khususnya rasa tawakal kepada Allah s.w.t.
d. Setiap orang harus memiliki rasa persaudaraan dan
siap menolong sesama, meski dalam kondisi sulit.

2. Faktor tata letak fasilitas di dalam rumah:


a. Penataan perlengkapan (perabot) yang volumenya
besar, tidak boleh menghalangi jalur evakuasi.
b. Penataan perabot yang besar dan berat (lemari, rak,
dan meja) agar saling mengikat atau dilekatkan.
c. Peralatan dan benda-benda yang mudah jatuh dan
pecah, tidak boleh diletakkan di tempat ketinggian.
d. Jalur evakuasi harus bebas dari hambatan apapun,
mudah dan selamat untuk digunakan untuk lari.
e. Tata letak perabot harus dihafal (penyelamatan saat
gelap/malam hari).

3. Faktor bangunan rumah:


a. Diupayakan untuk membangun bangunan (rumah)
tahan gempa. Hal ini sudah dirancang oleh Fakultas
Teknik, Universitas Gadjah Mada dan didukung oleh
JICA (lembaga dari Jepang). Perlu disosialisasikan!
b. Diupayakan tidak membangun rumah dengan pola
berdekatan antar rumah warga, agar akses untuk
penyelamatan cukup luas.
c. Pintu, jendela, &/ tangga tersedia cukup (minimal 2
pintu, letak berjauhan), mudah dibuka, dan kokoh.

4. Faktor fasilitas di luar rumah:


a. Pagar di luar rumah agar tidak menjadi penghalang
bagi proses evakuasi, mudah dibuka, dan tidak
berbahaya (mencederai).
b. Jika tersedia halaman rumah, diperhatikan penataan
pot, kolam, dan benda-benda hiasan, agar tidak
mencederai dalam upaya penyelamatan.
c. Garasi kendaraan, pintunya agar mudah dibuka.
d. Kebun atau pekarangan agar dijadikan area yang
selamat dan sehat untuk evakuasi sementara.

5. Faktor lingkungan pemukiman:


a. Tiang listrik dan telepon tertanam kokoh di tanah,
jaringan kabelnya tidak terkena ranting pepohonan
dan dapat terlihat jelas.
b. Di pinggir gang atau jalan, atau jalan raya, agar
ada trotoar atau area terbuka bagi penyelamatan.
c. Pada kawasan perumahan dan padat hunian, agar
tersedia hidran tiang, lapangan luas, dan masjid.
d. Tersedia pusat koordinasi dan komunikasi bagi
pemukiman, seperti masjid, balai RT/RW, pos
keamanan, atau kantor pemerintah setempat.

Apa yang harus dilakukan saat terjadi getaran gempa bumi?


Jawab: menyelamatkan diri dan keluarga, dengan prosedur yang
disesuaikan dengan tempat berada.
Apa yang harus dilakukan setelah usai getaran gempa bumi?
Jawab: (1) waspada terhadap getaran susulan, (2)
melakukan PPPPK jika terkena luka-luka atau terdapat
korban, (3) memeriksa kondisi fasilitas: penyalaan api,
kebocoran gas, aliran listrik, dan putaran mesin, (4)
memeriksa kondisi bangunan: awas runtuh susulan!

Apa yang harus disiapkan praktis untuk menghadapi

bencana alam gempa bumi?


Jawab: (1) selalu berdoa dan waspada, (2) secara rutin
mempelajari ilmu tanggap darurat bencana, (3) latihan/
simulasi dalam rumah tangga, melibatkan seluruh
anggota keluarga, (4) latihan/simulasi tingkat RT atau
RW, (5) melakukan proteksi sistem dalam rumah dan
lingkungannya, (6) usaha untuk menyiapkan logistik
makanan yang awet dan cukup, (7) menyediakan
peralatan penolong dan obat-obatan yang mudah
dipindah dan digunakan, termasuk lampu darurat.

Anda mungkin juga menyukai