Modul 7 Penilaian Kinerja
Modul 7 Penilaian Kinerja
MANAJEMEN
SUMBER
DAYA
MANUSIA
Penilaian Kinerja
07
Ekonomi & Manajemen B41316BA M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM
Bisnis
Abstract Kompetensi
Memahami metode penilaian Mahasiswa mampu memahami
kinerja, KPI, jenis-jenis penilaian kinerja
penilaian, norma penilaian
kinerja
Penilaian Kinerja
0 M. Soelton Ibrahem S. Psi, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tujuan Matakuliah
Materi Bahasan :
1. Pengertian Penilaian Kinerja
2. Jenis-jenis penilaian kinerja
3. KPI
4. Norma-norma penilaian kinerja
5. Standart penilaian kinerja
Definisi prestasi kerja menurut Lawler (dalam Asad, 1991) adalah suatu
hasil yang dicapai oleh karyawan dalam mengerjakan tugas atau
pekerjaannya secara efisien dan efektif.
1. Perbaikan Kinerja
Penilaian kinerja dapat menjadi umpan balik yang bermanfaat bagi
karyawan untuk memperbaiki kinerja mereka. Penilaian kinerja menjadi
sebuah refleksi atas kinerja yang mereka lakukan selama ini.
2. Penyesuaian Reward
Penilaian kinerja dapat membantu organisasi/ perusahaan dalam
mengambil keputusan dalam pemberian rewarding atau penghargaan
bagi karyawan.
3. Penempatan Jabatan
Penilaian kinerja dapat dijadikan sebagai acuan untuk menaikkan
jabatan karyawan atau menempatkan karyawan pada posisi yang
tepat. Hasil penilaian kinerja dijadikan sebagai kriteria di dalam
menentukan seleksi dan penempatan karyawan.
Manajemen SDM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 M. Soelton ibrahem S.Psi, MM http://www.mercubuana.ac.id 4
4. Pelatihan dan Pengembangan
Karyawan harus terus dilatih dan dikembangkan untuk mencapai
tingkat kinerja yang diinginkan organisasi. Penentuan pelatihan apa
yang diperlukan karyawan bisa dilihat dari point penilaian mana yang
masih kurang/ di bawah standard yang diinginkan atau potensi
karyawan yang mana yang masih bisa dikembangkan untuk menjadi
lebih sempurna. Penilaian juga digunakan sebagai dasar untuk
mengevaluasi keefektifan program latihan, apakah setelah diberikan
pelatihan hasil penilaian prestasi kerja karyawan tersebut meningkat
atau tetap tidak ada perubahan yang signifikan.
5. Pengembangan Karir
Penilaian kinerja membantu proses pengambilan keputusan tentang
jenjang karir karyawan. Hasil penilaian dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan mengenai promosi, demosi, ataupun
termination.
6. Koreksi Informasi
Kinerja buruk mengindikasikan kalau ada kesalahan dalam melakukan
pekerjaan, rencana SDM, atau hal lain dalam sistem manajemen.
Penilaian kinerja karyawan bisa menghasilkan data tersebut sehingga
organisasi/ perusahaan dapat segera memperbaiki hal yang belum
tepat sebelum menumpuk dan meledak di belakang hari ataupun
memberikan masalah yang lebih besar lagi.
2. Pihak penilai
Ada banyak hal positif yang akan didapatkan oleh pihak penilai melalui
adanya upaya penilaian kinerja karyawan. Beberapa diantaranya
adalah pihak perusahaan dapat mengetahui dan menilai
kecenderungan kinerja masing-masing karyawan, upaya peningkatan
kepuasan kinerja yang diinginkan oleh pihak perusahaan, upaya untuk
memahami karyawan secara lebih dekat, meningkatkan efektifitas
sumber daya manusia sebuah perusahaan, kesempatan bagi pihak
atasan untuk menjelaskan kepada para karyawan apa sebenarnya
yang menjadi keinginan pihak perusahaan.
Ada banyak dampak positif lainnya yang akan diperoleh oleh pihak
karyawan maupun pihak perusahaan terhadap adanya proses penilaian
kinerja karyawan. Upaya penilaian kinerja karyawan sebaiknya jangan
ditakuti sebagai momen pemecatan terhadap karyawan, demikian juga
pihak perusahaan hendaknya tidak terburu-buru membuat kebijakan yang
menyakitkan bagi karyawan.
Kalau model top down hanya satu arah yaitu atasan menilai
bawahan. Model ini banyak digunakan karena sangat sederhana dan
mudah dilaksanakan. Apalagi sifatnya yang rahasia. Tapi sering
mengejutkan para karyawan, karena tiba-tiba ada temannya yang satu
level naik posisi tanpa ada isu sebelumnya. Sehingga kesannya tidak adil
dan tidak fair dalam kompetisi memperjuangkan jenjang karier. Akibatnya
gosip nepotisme merebak kemana-mana. Bahkan bagi karyawan yang
bersangkutan yang menerima kenaikan posisi, juga merasa kurang
nyaman dalam mengemban jabatan barunya.
Jadi model penilaian prestasi yang top down dan bersifat tertutup, hanya
dipakai untuk para follower (bawahan non jabatan) oleh atasannya
langsung. Karena atasannya langsung lebih tahu kondisi prestasi dan
kondite bawahannya. Sedangkan atasan selanjutnya hanya sekedar
memberikan pertimbangan non teknis saja.
Status karyawan bawahan yang dinilai yaitu ketika akan habisnya masa
percobaan karyawan baru untuk menentukan apakah karyawan yang
bersangkutan perlu diangkat atau tidak. Juga untuk menetukan para
Karyawan Kontrak yang menjelang habis masanya, perlu diperpanjang
atau tidak kontraknya atau apabila sudah kontrak yang kedua, perlu
diangkat atau tidak. Penerapan model penilaian ini pada bawahan yang
berstatus masih non permanent, biasanya kurang membawa dampak bagi
Karyawan lain secara keseluruhan.
Struktur
Organisasi
Training/
Job
Reward/
Descriptio
Punish-
ment n
Job
Job
Job
Manajemen SDM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
20 M. Soelton ibrahem S.Psi, MM http://www.mercubuana.ac.id 20
2. Membuat Job Description berdasarkan jabatan-jabatan yang telah
dipetakan dalam Struktur Organisasi.
Uraian
Contoh Job Desc: HR Manager
pekerjaa KPI
n
Comp
etency
3. Menentukan KPI dan Kompetensi
Ada 2 Komponen Kunci dalam Penilaian Kinerja yaitu:
Aspek Hasil (Key Performance Indicators)
Aspek Kompetensi (Kompetensi dan Perilaku)
Daftar Pustaka