Laporan Kasus Keratitis
Laporan Kasus Keratitis
Oleh:
13014101150
Supervisor Pembimbing
Supervisor Pembimbing
Residen Pembimbing
Kornea adalah bagian anterior mata, merupakan selaput bening mata, bagian
selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapisan jaringan yang menutup bola
mata depan. Kornea juga berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang
dilalui berkas cahaya menuju retina. Kornea terdiri atas lima lapisan yaitu epitel,
virus, dan jamur. Keratitis dapat diklasifikasikan berdasarkan lapisan kornea yang
sklerotikans.1,3
keratitis karena berkurangnya sekresi air mata, keratitis karena keracunan obat,
menahun.1-3
Pada keratitis sering timbul rasa sakit yang berat oleh karena kornea
penglihatan apabila lesi terletak sentral dari kornea. Hal tersebut terjadi karena
kornea berfungsi sebagai media untuk refraksi sinar dan merupakan media
oleh peradangan pada iris. Keratitis akan memberikan gejala seperti mata merah,
satu faktor yang berperan terhadap terapi awal yang tidak tepat. kebanyakan
seorang pasien perempuan, umur 41 tahun yang berobat ke Poliklinik Mata RSUP
A. Identitas
Nama : SM
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 41 tahun
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Talisei Gg. 2, Likupang
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMP
B. Anamnesis
Hari/tanggal periksa : Senin, 21 Oktober 2013
Keluhan utama : Mata kanan merah
Riwayat Penyakit Sekarang:
Mata kanan merah dialami pasien sejak 3 hari yang lalu. Pasien tidak
mata kanannya seperti ada yang mengganjal, terasa nyeri, sering berair ,dan
Riwayat trauma pada mata, darah tinggi, gula, ginjal dan alergi disangkal
pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya dan tidak ada
D. Status Oftalmologi
Pemeriksaan Subyektif
JENIS PEMERIKSAAN OD OS
Form Sentral Distance vision 6/12 6/6
Sense (Snellen Chart)
Near Vision (Jaegger N8 N8
Test)
Perifer Normal Normal
Colour Sense Normal Normal
Light Sense Normal Normal
Light Projection Normal Normal
Tes Konfrontasi Normal Normal
Pemeriksaan Obyektif
a. Pemeriksaan Bagian Luar
JENIS PEMERIKSAAN OD OS
1. Inspeksi Edema + -
Umum Hiperemis + -
Sekret - -
Lakrimasi + -
Fotofobia + -
Blefarospasme + -
Posisi bola mata Normal Normal
Benjolan/tonjolan - -
2. Inspeksi Supersilia Normal Normal
Khusus P Posisi Normal Normal
A Warna Hiperemis Normal
L Bentuk Normal Normal
P Edema + -
E Pergerakan Normal Normal
B Ulkus - -
R Tumor - -
A Lain-lain - -
Posisi Normal Normal
Ulkus - -
Margo
Krusta - -
Palpebra
Silia + +
Skuama - -
K Palpebra Warna Hiperemis Normal
O Sekret - -
N Edema - -
J Warna Hiperemis Normal
U Benjolan - -
N Bulbi Pembuluh Pelebaran Pelebaran
G darah (+) (-)
T Injeksi + -
I Forniks Hiperemis Normal
V Posisi Normal Normal
A Gerakan Normal Normal
Warna Normal Normal
Perdarahan - -
Sklera
Benjolan - -
Lain-lain - -
Kekeruhan - -
Ulkus - -
B Sikatriks - -
U Pannus - -
L Arkus - -
Kornea
B senilis
U Permukaan Tidak licin Licin
S Refleks Menurun (+) normal
kornea
O Lain-lain - -
K COA Cukup Cukup
U dalam dalam
L Perlekatan - -
I Warna Cokelat Cokelat
Iris
kehitaman kehitaman
Lain-lain - -
Bentuk Bulat Bulat
Pupil
Refleks + +
Lensa Kekeruhan - -
3. Palpasi Nyeri tekan - -
Tumor - -
TIO digital Normal Normal
/palpasi /palpasi
Pemeriksaan Fluoresensi :
Terdapat bintik-bintik berwarna hijau pada permukaan kornea.
RESUME MASUK
mata RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou pada tanggal 21-10-2013 dengan keluhan
utama mata kanan merah sejak 3 hari yang lalu. Gatal (+), seperti ada yang
mengganjal (+), nyeri (+), lakrimasi (+), pandangan kabur (+), nyeri bila kena
cahaya (+). Riwayat pengobatan (-), riwayat trauma (-), riwayat penyakit dahulu
Pemeriksaan Fisik :
6/6, TIODS normal. Pada pemeriksaan obyektif, inspeksi OD:palpebra edema (+),
lakrimasi (+), fotofobia (+), blefarospasme (+), konjungtiva hiperemis (+), injeksi
konjungtiva (+), injeksi silier (+), kornea: infiltrat pungtata epitelial (+), tes
Terapi
Anjuran
- Eye higiene
yang jarang ditemukan, tanpa pandang jenis kelamin maupun umur. Gejala
klinisnyapasien akan mengeluh sakit, silau, mata merah dan rasa kelilipan, disertai
tanda berupa injeksi silier dan kornea keruh yang penuh dengan infiltrat halus
fluorescein.6
Penyakit ini ditandai kekerutan epitel yang meninggi berbentuk lonjong dan
terutama di daerah pupil. Kekeruhan ini tidak tampak dengan mata telanjang,
sebuah tes untuk mengetahui terdapatnya kerusakan epitel kornea. Dasar dari uji
ini adalah bahwa zat warna fluorescein akan berubah berwarna hijau pada media
alkali. Zat warna fluorescein bila menempel pada epitel kornea maka bagian yang
dahulu, kemudian zat warna flouresein diteteskan pada mata atau dapat juga
menggunakan kertas fluoresein yang ditaruh pada forniks inferior. Zat warna lalu
diirigasi dengan garam fisiologik sampai seluruh air mata tidak berwarna hijau
berwarna biru sehingga pada epitel kornea yang terdapat defek akan memberikan
warna hijau.
penyembuhan penyakit epitel ini, uji sensibilitas kornea juga diperiksa untuk
mengetahui fungsi dari saraf trigeminus dan fasial baik bila keratitis pungtata
dapat segera datang, seperti pada jaringan lain yang terdapat banyak vaskularisasi.
Maka badan kornea dan sel-sel lain yang terdapat di dalam stroma kornea akan
segera bekerja sebagai makrofag. Kemudian akan disusul dengan dilatasi dari
pembuluh darah yang terdapat di limbus dan tampak sebagai injeksi perikornea.
Sesudah itu terjadi infiltrasi dari sel-sel mononuklier, sel plasma, leukosit PMN,
kelabu, keruh dengan batas-batas tak jelas dan permukaan tidak licin. Bila
peradangan hanya dipermukaan saja, dengan pengobatan yang baik dapat sembuh
tanpa jaringan parut. Pada peradangan yang dalam, penyembuhan akan berakhir
dengan pembentukan jaringan parut yang dapat berupa nebula, makula, atau
leukoma.2
ringan, mengeluh adanya benda asing, mata berair, penglihatan yang sedikit
kabur, dan silau. Pasien akan mengeluh sakit pada mata karena kornea memiliki
banyak serabut nyeri, sehingga amat sensitif. Kebanyakan lesi kornea superfisialis
maupun yang sudah dalam menimbulkan rasa sakit dan fotofobia. Apabila lesi
terletak pada sentral kornea maka akan menyebabkan penglihatan menjadi kabur.9
tanda yang kita temukan merupakan proses yang masih aktif atau merupakan
kerusakan dari struktur kornea hasil dari proses di waktu yang lampau. Sejumlah
penyebab dari suatu peradangan kornea seperti pemeriksaan sensasi kornea, lokasi
defek pada epithel, lokasi dari infiltrat pada kornea, edema kornea, keratik
presipitat, dan keadaan di bilik mata depan. Tanda-tanda yang ditemukan ini juga
pengobatan.10
dengan etiologi. Untuk etiologi virus dapat diberikan idoxuridin, trifluridin atau
buatan, sikloplegik dan kortikosteroid.1,2,10 Pasien pada kasus ini, terapi yang
ini dapat berlangsung kronik dan juga dapat kambuh kembali.Pasien dilarang
untuk mengucek matanya karena dapat memperberat lesi yang telah ada.
melindungi dari exposure dari luar seperti debu dan sinar ultraviolet.
Prognosis akhirnya baik karena dapat sembuh tanpa jaringan parut atau
vaskularisasi. Bila tidak ditangani penyakit ini dapat berlangsung 1-3 tahun.
PENUTUP
dapat mengenai siapa saja tanpa melihat umur dan jenis kelamin. Penyakit ini
virus. Pada keratitis pungtata pasien akan mengeluh sakit, silau, mata merah dan
rasa kelilipan. Terapi yang diberikan yaitu sesuai dengan etiologinya dan
simptomatis. Jika keratitis atau peradangan pada kornea mata tidak diobati dengan
1. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi keempat. Balai Penerbit
cornea. Basic and Clinical Science Course. Cornea and external eye disease.
30
6. Edelstein SL, Wichiensin P, Huang AJ. Bacterial keratitis. In: Krachmer JH,
Mannis MJ, Holland EJ, eds. Cornea. Vol 1. 3rd ed. San Francisco: Mosby;
2011:919-940.
from:http://webeye.ophth.uiowa.edu/dept/diagtrt/thygeson/thygeson.htm.
9. Ilyas, Sidarta. Sari Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI Jakarta 2000 :
52.
10. Mansjoer, Arif M. 2001. Kapita Selekta edisi-3 jilid-1. Jakarta: Media