Anda di halaman 1dari 2

KLASIFIKASI ASA (The American Society

Of Anesthesiologists)
Skor ASA (the American Society of Anesthesiologists) telah digunakan bertahun-tahun
sebagai indikator risiko perioperatif. Panitia ASA pertama kali mengemukakan konsep skor
tersebut pada tahun 1941, sebagai metoda untuk standarisasi status fisik di rekam medis
rumah sakit untuk kajian statistik di bidang anestesia. Hanya serangkaian perubahan kecil
telah dikenakan selama bertahun-tahun dan versi mutakhir dari klasifikasi ini yang
diselesaikan pada tahun 1974 oleh the House of Delegates of the ASA disajikan pada Tabel
6.1. pasien diberi skor menurut kebugaran fisik mereka dan hurup E ditambahkan jika
prosedur yang direncanakan bersifat darurat (emergensi).
Walaupun skor mudah dan praktis digunakan, skor ini kurang ketepatan ilmiah dalam
penerapannya. Dokter anestesi mungkin tidak setuju terhadap kalsifikasi yang tepat untuk
pasien-pasien tertentu.

Tabel 6.1 klasifikasi ASA dari status fisik


Kelas Status fisik Contoh
I Pasien normal yang sehat Pasien bugar dengan
hernia inguinal
II Pasien dengan penyakit Hipertensi esensial,
sistemik ringan diabetes ringan
III Pasien dengan penyakit Angina, insufisiensi
sistemik berat yang tidak pulmoner sedang
melemahkan sampai berat
(incapacitating)
IV Pasien dengan penyakit Penyakit paru
sistemik yang melemahkan stadium lanjut,
dan merupakan ancaman gagal jantung
konstan terhadap kehidupan
V Pasien sekarat yang Ruptur aneurisma
diperkirakan tidak bertahan aorta, emboli paru
selama 24 jam dengan atau massif
tanpa operasi
E Kasus-ksus emergensi
diberi tambahan hurup E
ke angka.
Di samping itu, risiko pembedahan dan pembiusan tergantung pada faktor-faktor lain yang
tidak dipertimbangkan atau dicakup dengan skor. Ini mencakup usia, berat badan, jenis
kelamin, dan kehamilan. Grade dokter spesialis bedah dan spesialis anestesi, fasilitas untuk
perawatan pasca bedah dan bantuan untuk tim bedah juga tidak diperhitungkan.
Skor ASA telah digunakan dalam kajian NCEPOD dan penggunaannya tersebar luas
pada banyak audit pembedahan dan anestesia. Telah diketahui bahwa risiko perioperatif
meninggi dengan skor ASA pasien. Akan tetapi walaupun berguna, keterbatasan skor ini
mencegahnya untuk berperan lebih dari penuntun kasar pada masing-masing pasien. Ada
beberapa sistem penentu skor prognostik yang lebih baik yang diuraikan dalam buku ini dan
berkenaan dengan kondisi-kondisi medis spesifik.

Anda mungkin juga menyukai