Anda di halaman 1dari 38

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Umum Perusahaan

PT. Atmindo merupakan sebuah perusahaan industri yang memproduksi

steam boiler (ketel uap). Perusahaan ini berlokasi di Jl. Kom Laut Yos Sosarso no.

100. Medan Sumatera Utara.

Perusahaan ini didirikan oleh seorang pengusaha Belanda pada tahun

1920. Perusahaan ini awalnya bernama Medanshe Machinen Fabrick (MMF).

Perusahaan ini merupakan perbengkelan yang khusus untuk pembuatan serta

perbaikan peralatan dan mesin-mesin perkebunan

Pasca berakhirnya perang dunia II, perbengkelan ini menjadi milik PT.

SOCFINDO, yaitu sebuah perusahaan Belgia yang bergerak dibidang perkebunan

dengan nama Sacomec.

Tahun 1971 berdasarkan surat persetujuan pemerintah No. B11/PRES/1/71

tertanggal 28 januari 1971, bengkel ini menjadi perusahaan yang berdiri sendiri

dan berubah nama menjadi PT. Atmindo ( Ateliers Mechanique Indonesia) dan

terlepas dari PT. SOCFINDO.

PT. Atmindo pada mulanya merupakan perusahaan patungan dengan

struktur permodalan dibiayai oleh pemerintah 37 %, Plantation North Sumatera

S.A 37 %, Deutches Invenstition UND 26 %, namun sekarang PT. Atmindo

dimiliki oleh seorang pengusaha asal malaysia yang bernama Lai Kim Teng

dengan nama perusahaan Sphere Crop sebesar 63 %.

Universitas Sumatera Utara


Pendirian PT. Atmindo diresmikan pada tanggal 24 Maret 1972

berdasarkan Surat Keputusan menteri perindustrian No. 102/M/SK/III/1971,

tentang perizinan pembuatan peralatan pengolahan hasil kebun dan pertanian di

Sumatera Utara.

PT. Atmindo menandatangani perjanjian lisensi dengan Deutsches

Babcock Werke A.G. Germany yang selanjutnya program utama dari perusahaan

mulai berjalan pada tahun 1975 sebagai perusahaan pertama di Indonesia yang

memproduksi dua jenis ketel uap jenis pipa air (Water Tube Boiler) tipe SFMW (

Solid Fuel Membran Wall) menggunakan bahan bakar kenyal berupa sisa-sisa

tandan buah segar kelapa sawit, serabut, cangkang, dan ketel uap pipa api (Fire

Tube Boiler) tipe SFPO (Solid Fuel Pump Oil) dengan bahan bakar minyak dan

gas. Sekarang perusahaan lebih banyak memproduksi ketel uap tipe SFMW,

karena tipe ini lebih ramah lingkungan sedangkan untuk tipe SFPO perusahaan

hanya mengerjakan pekerjaan perbaikan saja.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang lingkup usaha dari PT. Atmindo ini yang diunggulkan yaitu

dibidang pembuatan ketel uap dan pintu rebusan. Perusahaan ini juga menerima

tempahan dari bengkel atau perusahaan lain utuk komponen bertekanan tinggi dan

tidak bertekanan tinggi yang tidak bisa dibuat oleh bengkel atau perusahaan itu

sendiri dikarenakan keterbatasan teknologi.

Sedangkan untuk komponen pendukung ketel uap diproduksi di malaysia

yaitu pada perusahaan Sphere crop.

Universitas Sumatera Utara


2..3. Lokasi Perusahaan

PT. Atmindo berlokasi di Jl. Kom Laut Yos Sudarso No. 100, Medan,

Sumatera Utara. Perusahaan ini berada tepat di sebelah kiri perusahaan PT.

Sucfindo.

2.4. Daerah Pemasaran

Aspek pasar merupakan salah satu dari beberapa aspek yang penting

(aspek teknis, ekonomis, manajemen dan organisasi, aspek sosial, dan

lingkungan) dalam menjalankan dan mempertahankan kelangsungan tujuan usaha

perusahaan. Pasar merupakan tempat dimana bertemunya orang atau pihak yang

saling berkepentingan atau membutuhkan dan memiliki daya beli untuk

melangsungkan transaksi suatu produk barang atau jasa.

Pemasaran adalah suatu aktivitas atau usaha yang digunakan untuk

menyediakan atau memindahkan produk atau jasa dari produsen ke konsumen.

Sementara manajemen pemasaran melakukan analisis, perencanaan, pelaksanaan

dan pengawasan terhadap programprogram yang telah dirancang oleh

perusahaan untuk menangani penjualan produk jadi ke konsumen semaksimal

mungkin sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Perusahaan yang lebih memperhatikan kepentingan dan kebutuhan

konsumen, dalam jangka panjang lebih berhasil dan akan tetap eksis dibandingkan

dengan perusahan yang mengabaikannya. Perusahaan yang menggunakan pola

pikir demikian akan selalu menempatkan konsumen dan kebutuhannya sebagai

Universitas Sumatera Utara


titik pusat bidang usahanya, sehingga produk yang dihasilkan juga lebih bermutu

dimata konsumen.

PT. Atmindo memiliki daerah pemasaran yang meliputi seluruh nusantara

dan mancanegara seperti Afrika. Untuk daerah utama dalam pemasarannya di

nusantara ialah adalah pulau Sumatera dan Kalimantan .

Dalam melaksanakan pemasaran dari hasil produksinya PT. Atmindo

langsung menjual atau memasarkan kepada pelanggan dengan mempromosikan

perusahaaan lewat layanan Yellow Pager dan rekomendasi dari PT. Sucfindo.

Produk ketel uap ini akan dirakit langsung oleh operator dari PT. Atmindo

ditempat pelanggan berada.

2.4.1. Segmentasi Pasar

Dalam memasarkan produknya perusahaan seharusnya dapat menentukan

beberapa target kemanakah produk perusahaan itu akan dipasarkan. Dalam hal ini

terdapat beberapa segmentasi pasar yang ditinjau dari beberapa faktor, yaitu

sebagai berikut :

1. Faktor Demografi , yaitu pengelompokan pasar yang didasarkan atas berbagai

macam kelompok atas dasar suatu keadaan masyarakat seperti umur, jenis

kelamin, jabatan, suku.

2. Faktor Psikologis,yaitu pengelompokan pasar yang didasarkan atas gaya

hidup dan kepribadianya.

3. Faktor Geografis, yaitu pengelompokan pasar yang meliputi kota, desa,

pantai, dan lain sebagainya

Universitas Sumatera Utara


4. Faktor tingkah laku, yaitu pengelompokan pasar yang didasarkan atas tingkah

laku para pembelinya yang dapat dibagi atas kelompok yang berbeda

berdasarkan pengetahuan, sikap terhadap hasil produk yang sesungguhnya.

Dalam hal ini PT. Atmindo dilihat pada faktor tingkah laku maka

perusahaan ini telah mencakup pasar nasional di pulau Sumatera, Kalimantan dan

mulai meluas ke kancah Internasional yaitu benua Afrika.

2.5. Proses produksi

Proses produksi pada perusahaan PT. Atmindo ini adalah memproduksi

bagian-bagian dari satu unit ketel uap dan pintu rebusan yang akan dirakit di

proyek. Proses produksi perusahaan ini meliputi membuat Upper dan Lower

Drum, membuat pipa membran wall dan bagian-bagian yang lain yang

selanjutnya akan diproses menjadi satu unit ketel uap. Dalam proses produksi ini

sangat diperhatikan mutu bahan, mutu produk dan kelancaran proses produksi

yang berlangsung. Boiler atau yang lebih kenal dalam bahasa indonesia ialah ketel

uap merupakan suatu mesin yang sangat bermanfaat sekali pada dunia industri

terutama pada indusrti kelapa sawit. Boiler ini pertama kali di temukan dan dibuat

oleh seorang ilmuan dari inggris yang bernama James Watt pada adab ke 19.

tahapan pembuatan boiler ini dimulai dari pembuatan bejana bertekanan tinggi,

pembuatan istalasi dinding pipa sebagai tempat pempakaran, pemasangan pipa

saluran air dan uap serta pembuatan bejana tidak bertekanan.

Universitas Sumatera Utara


2.5.1. Standard Mutu Bahan/Produk

Proses produksi pada PT. Atmindo menggunakan bahan-bahan dengan

kualitas terbaik. PT. Atmindo telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001 untuk

produk yang dihasilkan. PT. Atmindo juga memberikan sertifikat dari bahan yang

dipakai pada satu unit ketel uap kepada konsumen melalui berita acara yang

dibuat oleh departemen QAQC. Hal ini dapat dilihat dari penjabaran spesifikasi

bahan yang digunakan dalam proses pembuatan ketel uap, yaitu sebagai berikut :

1. Plat baja

Plat baja yang digunakan memiliki mutu terbaik yaitu menggunakan plat baja

ASTM A-285. Kualitas dari plat baja ini telah dikenal oleh kalangan ahli

teknik mesin.

2. Pipa baja

Pipa baja yang digunakan adalah pipa baja yang khusus diperuntukan untuk

bertekanan tinggi, pipa baja yang digunakan ialah ASTM A-53 DIN 17155.

3. Plat baja strip

Plat baja strip tang digunakan adalah plat baja yang tahan akan temperatur

panas yang tinggi, kualitas plat baja strip yang dipakai ialah ASTM A-516.

Selain pada mutu bahan yang digunakan diatas perusahaan juga sangat

memperhatikan mutu dari produk yang dihasilkan. Dimana mutu produk selalu

dipantau pada setiap proses produksi berlangsung.

Universitas Sumatera Utara


2.5.2. Bahan Yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan ketel uap dan pintu

rebusan pada PT. Atmindo adalah sebagai berikut:

1. Bahan Baku

Bahan baku merupakan semua bahan yang ikut dalam proses produksi dan ikut

menyatu dalam produk akhir. Bahan baku sangat sangat mempengaruhi produk

jadi yang dihasilkan. Adapun bahan-bahan baku yang digunakan dalam

produksi ketel uap dan pintu rebusan ini sebagai berikut :

a Plat baja

Plat baja merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses produksi

round shell. Dalam pembuatan round shell plat baja yang digunakan

berbeda ketebalannya untuk upper drum dan lower drum. Pada upper

drum tebal plat baja ialah 22 mm dan pada lower drum dipakai tebal plat

12 mm. Namun penggunaan tebal plat berdasarkan tekanan yang diminta.

b. Pipa baja

Pipa baja merupakan jantungnya ketel uap. Pipa baja yang digunakan

mempunyai diameter yang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya. Pada

bagian pipa generating diameter pipa yang dipakai ialah 63,5 mm dengan

tebal pipa 3,2 mm. pada bagian membran wall diameter pipa yang dipakai

ialah 63,5 mm dan tebal 4,6 mm. pada bagian header diameter pipa yang

dipakai ialah mulai dari 88,9 mm sampai 219,1 mm dengan tebal mulai

dari 4,5 mm sampai 10 mm.

Universitas Sumatera Utara


c. Plat baja strip

Plat baja strip yang dipakai mempunyai ketebalan 3 mm dengan lebar plat

20 mm sampai 30 mm, panjang plat baja strip 4000 6000 mm.

2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang berfungsi dalam membantu proses

produksi berlangsung, dimana dalam produk akhir bahan ini tidak dijunpai atau

memiliki persentase yang sangat kecil pada produk akhir dan tidak menjadikan

cirri khas yang dihasilkan. Bahan penolong yang digunakan dalam proses

produksi ketel uap dan pintu rebusan yaitu:

a. Penetran dan Developer.

Dalam proses produksi penetran dan developer berfungsi sebagai indikator

terdapatnya kecacatan las permukaan

b. Thinner.

Thinner digunakan untuk mempersihkan logam yang terkena cairan

penetran yang berwarna merah sebelum melakukan penyemprotan

developer yang berwarna putih.

c. Argon.

Argon digunakan untuk melakukan proses pengelasan dengan metode

GTAW (Gas tungsten Arc Welding) sebagai las permulaan atau las akar.

d. Oksigen.

Oksigen digunakan untuk proses pemotongan plat baja yang ukurannya

tebal dari 3 mm sampai 22 mm.

Universitas Sumatera Utara


e. Coolen

Coolen digunakan sebagai cairan pendingin pada saat benda kerja kontak

langsung dengan mata bubut atau mata bor agar tidak terjadi keausan yang

mengakibatkan kerusakan pada alat kerja.

3. Bahan Tambahan

Bahan tambaha adalah bahan yang ditambahkan pada produk akhir yang

berfungsi sebagai pelengkap dan memberikan citra pada produk akhir. Adapun

bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam produk ketel uap dan pintu

rebusan ini adalah sebagai berikut :

a. Elektroda

Elektroda yang dipakai pada proses produksi pembuatan ketel uap dan

pintu rebusan ada dua macam yaitu elektroda tanpa fluks dan elektroda

dengan fluks. Adapun jenis-jenis elektroda yang digunakan dapat dilihat

pada Ttabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1. Elektroda yang Digunakan pada Proses Pengelasan

Merek Additive AWS Weld Dimensi Elektroda (mm) Metode

Atlantic CHC-56 ER705-6 2,4 x 1000 GTAW

Nikko steel RC-52 E 7016 3,2 x 350 SMAW

Nikko steel RC-8 E 6013 3,2 x 350 SMAW

Atlantic CHC-1 F7A2, EM12K 4,0 x 10000 SAW

Universitas Sumatera Utara


b. Cat

Cat yang digunakan berupa cat kaleng khusus untuk besi. Dimana cat ini

digunakan untuk selain sebagai pelapis juga untuk penanda komponen

yang sedang dikerjakan.

c. Kristal Fluks.

Kristal Fluks digunakan sebagai bahan pembantu proses pengelasan pada

mesin las otomatis untuk pipa. Kristal fluks ini bentuknya seperti semen

dengan warna abuabu kehitaman.

2.5.3. Uraian Proses

Proses dari pengolahan ketel uap dan pintu rebusan pada PT. Atmindo

dimulai proses pengukuran, pembuatan mal, pemotongan, pengelasan,

pengecatan. Uraian dari proses pengolahan diatas dapat dilihat sebagai berikut.

1. Proses Pembuatan Ketel Uap

Pada pembuatan ketel uap proses kerja dibagi berdasarkan jenis

kegiatannya yaitu:

a. Pembuatan drum.

Pada pembuatan drum pekerjaan dimulai dari pemilihan plat baja untuk

Upper dan Lower drum yang mempunyai ketebalan berbeda. Plat diukur dan

ujung plat digerinda hingga membentuk sudut 30 0. Kemudian dibawa ke tempat

pengerolan, plat dirol hingga bulat dengan mesin rol dengan diameter untuk

Upper Drum 1200 mm sampai 1500 mm dan diameter Lower Drum 800 mm

Universitas Sumatera Utara


tergantung permintaan Work Order yang dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah

ini.

Gambar 2.1 Plat Baja Dimasukan Ke Mesin Rol untuk Dibulatkan

Setelah selesai dibulatkan oleh mesin rol menjadi round shell lalu

diinspeksi oleh inspektor kendali mutu tentang dimensi diameter lingkaran, lebar

tempat pengelasan.

Gambar 2.2 Plat Baja yang Telah Bulat tapi Belum Disatukan Ujungnya

Setelah disetujui oleh inspektor maka round shell tersebut dilas sehingga

benar-benar tertutup kemudian round shell tersebut digabungkan satu sama lain

dan diujungnnya ditutup dengan dish end dengan mainhole dan dish end tanpa

mainhole.

Universitas Sumatera Utara


Round shell
Dish end dengan Dish end
mainhole

Gambar 2.3 Round Shell 1 Sampai Round Shell 4 Telah Disatukan

Dengan Dish End dan Menjadi Drum

Setelah penggabungan selesai maka dilakukan penandaan untuk

pembuatan lubang pada badan round shell. Kemudian dibawa ketempat

pengeboran. Setelah selesai dibor dipasang nozzle.

b. Pembuatan instalasi komponen bertekanan..

Pipa diambil dari gudang penyimpanan kemudian diukur. Apabila pada

gambar teknik pipa tersebut dibengkokkan maka operator membuat mal.

Kemudian dibawa ketempat sandblast apabila pipa telah tidak bersih dan sedikit

berkarat. Pipa dibengkokkan dengan mesin bending, setelah itu disesuaikan

dengan mal. Pada bagian pipa membran wall, pipa digabung dengan plat baja strip

dengan menggunakan mesin las otomatis. Pada Gambar 2.4. dapat dilihat pipa

digabung dengan plat strip.

Gambar 2.4. Pipa Baja Disatukan dengan Plat Strip Baja

Pipa yang telah disatukan dengan plat strip dalam satu panel berjumlah 6

batang. Untuk pipa pada membran wall terdiri dari rear wall, front wall, front wall

furnace, rear wall furnace, right side wall furnace, left side wall furnace, right

side radiation furnace, left side radiation furnace, rear wall radiation,

Universitas Sumatera Utara


superheater, division wall dan side wall. Setelah digabung dalam satu panel maka

panel pipa digabung lagi dengan panel pipa yang lain dengan cara alas manual

dengan teknik SMAW (Shield Metal Arc Welding). Kemudian digabung dengan

header sebagai penutup.

Gambar 2.5. Salah Satu Bagian Pipa Membrane Wall

Gambar 2.6. Salah Satu Pipa Header

Pada bagian pipa generating perlakuan selanjutnya lansung dicat hitam

dan ditandai menurut work order. Sedangkan pada pipa membran wall perlakuan

berikutnya ialah penggabungan ke pipa header dan pemasangan pintu

pembakaran setelah selesai baru dicat.

2. Pembuatan Pintu Rebusan

Pintu rebusan merupakan salah satu produk unggulan dari PT. Atmindo,

preoses yang pertama kali dilakukan ialah:

a. Pengukuran Plat

Pengukuran plat dilakukan dengan mengaju pada gambar teknik yang

diberikan opel departemen engineering. Diamerter yang dibuat berkisar 2100 mm

sampai 2700 mm.

Universitas Sumatera Utara


b. Pemotongan Plat

Setelah diukur maka plat dipotong dengan mesin potong manual.

c. Membentuk Setengah Lingkaran

Plat yang telah dipotong dibawa dengan bantuan crane ke dishing machine

untuk dipentuk pintu rebusan.

d. Pembentukan Badan Pintu

Plat baja dibentuk melingkar dengan mesin bending, kemudian dilas

ujungnua agar terkunci. Setelah itu dibawa ke mesin bubut vertikal untuk dibuat

alur.

e. Penggabungan

Pintu rebusan yang telah jadi digabungkan dengan badan pintu dengan

bantuan crane dan badan pintu dilas dengan metode SMAW(Shield Metal Arc

Welding).

f. Pengerindaan

Setelah pintu berhasil digabung maka dilakukan tahap penggerindaan agar

prosuk terlihat mulus dan rapi tidak terdapat lagi bekas lasan.

G. Pengecatan

Pintu rebusan dicat dengan warna merah dengan menggunakan cat

semprot.

2.6. Mesin dan Peralatan

Mesin yang dimaksud dalam hal ini adalah semua yang mendukung proses

produksi yang membutuhkan penggerak (motor). Sedangkan peralatan adalah

Universitas Sumatera Utara


semua pendukung proses yang tidak membutuhkan penggerak. Dibawah ini akan

dijelaskan jenis-jenis mesin dan perlatan yang digunakan dalam pembuatan ketel

uap dan pintu rebusan. Selain mesin dan peralatan produksi, terdapat juga utilitas

pendukung produksi pada perusahaan ini seperti generator, penegolahan air

bersih, dan lain-lain.

2.6.1. Mesin Produksi

Mesin produksi adalah semua mesin-mesin yang yang secara langsung

berperan dalam proses produksi. Adapu proses yang dibutuhkan dalm proses

pembuatan ketel uap dan pintu rebusan ialah

1. Pembuatan Drum

2. Pembuatan Membrane Wall

3. Pembuatan Pintu Rebusan

Berikut ini akan dijelaskan mesin-mesin produksi drum ialah:

1. Mesin Potong Manual

Mesin potong manual adalah mesin yang digunakan untuk memotong plat paja

yang tebal. Ukuran ketebalan yang dipotong untuk mesin potong manual ini

ialah 3 mm sampai 22 mm.. Berikut ini adalah spesifikasi mesin potong

manual yaitu :

Merek : Stako

Buatan : Jepang

Universitas Sumatera Utara


2. Mesin Gerinda Tangan

Gerinda tangan adalah mesin yang berfungsi sebagai penghalus permukaan

logam dan lasan. Mesin gerinda ini digerakkan dengan motor listrik.. Berikut

ini adalah spesifkasi mesin Gerinda tangan yaitu :

Merek : Techno (20 unit)

Putaran : 1420 rpm

Daya : 1,2 Kw

Arus : 22 A

Tegangan : 380 V

Cos : 0,8

Buatan : Jepang

3. Mesin Gerinda Berdiri

Mesin gerinda berdiri adalah mesin yang berfungsi menajamkan

danmembentuk mata pahat. Mesin gerinda berdiri memiliki penggerak motor

listrik dengan. Mata gerinda terdiri dari duah unit yang terletak dikanan dan

kiri Berikut ini adalah spesifikasi mesin gerinda berdiri yaitu:

Merek : Chuang ( 1 unit)

Putaran : 1440 rpm

Daya : 5,5 Kw

Tegangan : 380 V

Cos : 0,85

Buatan : China

Universitas Sumatera Utara


4. Mesin Rolling

Mesin Rolling motor adalah mesin yang berfungsi untuk membulatkan plat

baja. Ketebalan lembaran plat baja yang biasa dibulatkan ialah 22 mm. Mesin

ini memiliki tiga pasang roller dimana penggeraknya adalah motor listrik.

Berikut ini adalah spesifikasi mesin Rolling yaitu:

Model : RM-3 ( 1 unit)

Putaran : 1450 rpm

Daya : 1,2 Kw

Cos : 0,85

Merek : Perfekt

Buatan : Rusia

5. Mesin Las Listrik

Mesin las listrik berfungsi sebagai pembawa arus listrik ke tangkai elektroda.

Berikut ini adalah spesifikasi dari mesin las listrik yaitu :

Model : WM ( 10 unit)

Daya : 5,5 KW

Tegangan : 380 V

Buatan : Jepang

6. Mesin Bor

Mesin bor adalah mesin melubangi drum shell.. Berikut ini adalah spesifikasi

dari mesin bor yaitu :

Model : DM ( 2 unit)

Type : VR 82

Universitas Sumatera Utara


Kecepatan : 3 HP

Tegangan : 220 V

Buatan : Rusia

7. Mesin Las Fin

Mesin ini berfungsi sebagai teknik pengelasan terakis yang disebut capping

secara circum maupun long seam setelah round shell dilas secara manual

dengan las listrik.. Mesin ini digerakkan dengan motor listrik. Berikut ini

adalah spesifikasi dari mesin Las Induksi yaitu:

Merek : Wessel (2 unit)

Daya : 8 KW

Tegangan : 380 V

Buatan : Jepang

Berikut ini akan dijelaskan mesin-mesin produksi membran wall ialah:

8. Mesin Bending Computeries

Mesin bending adalah mesin yang berfungsi sebagai melengkungkan pipa ketel

uap. Dalam hal ini pelengkungan dilakukan secara otomatis dengan komputer.

Mesin ini menggunakan sistem hidrolik sebagai pengerak mata pelengkung.

Berikut ini adalah spesifikasi dari mesin cutter yaitu :

Merek : Perfekt (1 unit)

Putaran : 1410 rpm

Arus : 1,2 A

Tegangan : 380 V

Buatan : Jerman

Universitas Sumatera Utara


9. Mesin Bending Otomatis

Mesin ini berfungsi untuk membengkokkan pipa ketel uap yang berukuran

kecil. Berikut ini adalah spesifikasi mesin Bending Otomatis yaitu :

Merek :Stainkom

Tegangan : 220 V

Daya : 0,6 Kw

Arus : 22 A

Frekuensi : 50 Hz

Buatan : Jerman

10. Mesin Las Otomatis Simultan

Mesin ini berfungsi untuk melas pipa ketel uap dengan plat baja strip. Berikut

ini adalah spesifikasi mesin las otomatis simultan yaitu :

Merek : Lincon

Tegangan : 220 V

Daya : 0,6

Arus : 3,6 A

Frekuensi : 50 Hz

Kecepatan : 3 HP

Buatan : Jerman

11. Mesin Potong Pipa

Mesin ini berfungsi untuk memotong pipa header yang berdiameter besar.

Berikut ini adalah spesifikasi mesin potong yaitu :

Merek : Webber

Universitas Sumatera Utara


Tegangan : 220 V

Daya : 0,6

Arus : 3,6 A

Frekuensi : 50 Hz

Kecepatan : 6 HP

Buatan : Belgia

12. Mesin Bor Pipa

Mesin ini berfungsi untuk melubangi pipa header. Berikut ini adalah

spesifikasi mesin bor yaitu :

Merek : Viersen

Tegangan : 380 V

Daya : 0,6 Kw

Arus : 3,6 A

Frekuensi : 50 Hz

Kecepatan : 6 HP

Buatan : Belgia

13. Mesin Sandblast

Mesin ini berfungsi untuk menghilangkan kerak pada pipa dengan

menggunakan pasir silika. Berikut ini adalah spesifikasi mesin ini yaitu :

Merek : Femaro

Tegangan : 380 V

Daya : 0,6 Kw

Arus : 3,6 A

Universitas Sumatera Utara


Frekuensi : 50 Hz

Kecepatan : 3 HP

Buatan : Jerman

Berikut ini akan dijelaskan mesin-mesin produksi pintu rebusan ialah:

14. Mesin Dishing

Mesin ini berfungsi untuk membentuk lengkungan cembung setengah

lingkaran plat baja. Berikut ini adalah spesifikasi mesin dishing yaitu :

Merek : Heistell

Tegangan : 380 V

Daya : 0,7

Arus : 3,6 A

Frekuensi : 50 Hz

Buatan : Jerman

15. Mesin Bubut Vertikal besar

Mesin ini berfungsi untuk membentuk badan pintu rebusan yang sesuai

dengan gambar teknik. Berikut ini adalah spesifikasi mesin ini yaitu :

Merek : Heistell

Tegangan : 380 V

Daya : 0,8 Kw

Arus :4A

Frekuensi : 50 Hz

Kecepatan : 4 HP

Buatan : Jerman

Universitas Sumatera Utara


Selain itu pada proses produksi juga terdapat mesin dan peralatan pada

work shop yang berguna untuk mendukung kelancaran dari proses produksi.

Mesin-mesin tersebut antara lain :

1. Mesin kompresor (5 Unit)

Tegangan : 380 V

Arus : 3A

Frekuensi : 50 Hz

Putaran : 750 rpm

2. Crane

Tegangan : 380 V

Arus : 3A

Frekuensi : 50 Hz

Beban angkut : 5 ton

3. Mesin Bubut horizontal

Merek : Weipert

Tegangan : 380 V

Arus : 3A

Frekuensi : 50 Hz

Putaran : 750 rpm

Buatan : Jerman Barat

Universitas Sumatera Utara


2.6.2. Peralatan

Peralatan yang mendukung kelancaran proses produksi pada perusahaan

PT. Atmindo adalah :

1. Kereta sorong

Kereta sorong digunakan sebagai peralatan untuk memindahkan barang

dengan jarak yang dekat dan jumlah yang sedikit.

2. Timbangan

Timbangan berfungsi untuk multicyclon yang akan bawa dari pemasok.

Timbangan yang digunakan adalah timbangan ukuran 1 ton sebanyak 1 unit.

3. Alat angkut Forklift

Forklif digunakan untuk memindahkan barang-barang yang banyak dan

dengan jumlah yang besar. Forklift biasa digunakan dalam hal memindahkan

produk dari ruang produksi ke gudang produk jadi, dan memindahkan produk

jadi dari gudang menuju tempat shipping.

2.6.3. Utilitas

Utilita merupakan unti pendukung yang digunakan dalam proses produksi.

Adapun unit pendukung yang digunakan dalam pembuatan ketel uap dan pintu

rebusan pada PT. Atmindo antara lain :

1. Pembangkit Daya

Pembangkit daya adlah sarana pendukung yang berfungsi sebagai pembangkit

tenaga listrik. Pembangkit daya ini diperoleh dari dua sumber yaitu :

a. PLN

Universitas Sumatera Utara


yang memiliki daya 535 KVA dengan bantuan trafo meningkat dayanya

menjadi 620 KVA

b. Generator Listrik

Generator ini digunakan untuk penerangan, alat listrik, mesin, dan

perkantoran.Generator listrik yang digunakan memiliki sepesifikasi

sebagai berikut :

Tegangan : 380 V

Arus : 852 A

Frekuensi : 50 Hz

Putaran : 1500 rpm

2. Water Treatment

Sarana air bersih diperusahaan ini memegang peranan penting untuk

berlangsungnya proses produksi. Kegunaan air di perusahaan ini adalah :

a. Untuk proses produksi.

b. Untuk keperluan air minum

c. dan lain-lain

Sumber air yang digunakan perusahaan adalah berasal dari

a. Sumur bor, digunakan untuk produksi, WC, dan lain-lain. Untuk keperluan

produksi air yang digunakan terlebih dahulu dilakukan penyaringan untuk

menjamin dihasilkannya air bersih.

3. Minyak Pelumas

Memiliki fungsi sebagai pelancar kerja mesin dan peralatan serat untuk

merawat mesin dan peralatan.

Universitas Sumatera Utara


2.6.4. Safety and fire Protection

PT. Atmindo memiliki sarana pencegahan terhadap masalah keselamatan

dan kebakaran. Sarana pencegahan ini harus di patuhi oleh semua karyawan yang

berada pada lingkungan pabrik. Adapun sarana yang digunakan sebagai berikut :

1. Pemakaian tanda-tanda peringatan bahaya

Penggunaan tanda-tanda peringatan ini bertujuan untuk memberikan suatu

pesan instruksi kepada setiap karyawan agar dapat menjalankan pekerjaannya

sesuai prosedur kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu tanda-

tanda peringatan tersebut juga untuk mengingatkan dan memberitahukan

kepada karyawan tempat-tempat atau bahan yang berbahaya. Adapun tanda-

tanda yang diberikan antara lain tanda bahaya, dilarang merokok, tanda pintu

keluar (darurat), peringatan-peringatan kecelakaan kerja.

2. Alat-alat pelindung diri

Alat pelindung diri ini wajib digunakan oleh setiap karyawan dalam

melaksanakan pekerjaannya. Dalam hal ini di khususkan kepada para

karyawan yang berada di bagian produksi. Adapun alat-alat pelindung diri

yang digunakan antara lain seperti sarung tangan, sepatu pengaman, dan baju

khusus. Selain itu perusahaan juga menyediakan perlengkapan-perlengkapan

keselamatan apabila terjadinya kecelakaan.

3. Tempat-tempat penyimpanan

Sarana tempat penyimpanan ini digunakan untuk menyimpan bahan-bahan

yang dapat mengakibatkan bahaya kebakaran. Selain itu juga bertujuan untuk

Universitas Sumatera Utara


mencegah berserakannya bahan-bahan dilantai yang dapat mengakibatkan

bertambahnya kemungkinan bahaya kecelakaan.

4. Prosedur kerja

Perusahaan memastikan kepada seluruh karyawannya untuk melaksanakan

pekerjaannya sesuai dengan prosedur kerja yang ada. Beberapa hal yang

dilakukan dalam hal inii dengan memberikan arahan-arahan dan pengawasan

langsung terhadap pekerjanya. Selain itu perusahaan menempelkan beberapa

selebaran kertas yang berisi prosedur kerja yang harus dilalui oleh

karyawannya.

5. Penanggulangan kebakaran

Beberapa peralatan dan pelengkapan dalam penanggulangan kebakaran yang

ada pada perusahaan yaitu perlengkapan racun api yang dapat digunakan

untuk pencegahan terhadap masalah kebakaran. Racun api disediakan pada

setiap ruangan di perusahaan dan terutama di daerah produksi. selain itu juga

terdapat peringatan kebakaran yang bersifat manual yaitu dengan menekan

tombol peringatan bila terjadi kebakaran.

2.7. Struktur Organisasi dan Manajemen

Organisasi adalah merupakan sekelompok orang yang bekerjasama untuk

mencapai suatu tujuan. Dengan adanya organisasi, setiap tugas dan kegiatan dapat

di distribusikan dan dikerjakan oleh setiap anggota kelompok secara efisien

sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Organisasi juga dapat diartikan

sebagai salah satu alat manajemen.

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan manajemen adalah suatu proses yang melibatkan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari sumber daya yang ada untuk

mendapatkan suatu tujuan yang diinginkan. Sumber daya haruslah dapat dikelola

dengan baik dalam sistem organisasi yang tepat agar tercipta kerjasama yang baik

dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Hubungan kerja sama dalam organisasi dapat digambarkan dalam suatu

struktur organisasi. Struktur organisasi pada intinya menggambarkan batasan-

batasan, wewenang, dan tanggung jawab. Dan memperlihatkan susunan fungsi-

fungsi, departemen-departemen dalam organisasi dan menunjukkan bagaimana

hubungan kerja baik secara horizontal maupun vertikal. Sehingga masing-masing

personal organisasi dapat mengetahui dari mana ia mendapat tugas dan kepada

siapa harus bertanggung jawab.

Organisasi perusahaan telah disusun sedemikian rupa dan mempunyai

struktur organisasi dalam bentuk organisasi garis atau lini, fungsional dan staf.

Adapun jenis-jenis dari struktur organisasi sebagai berikut :

Macam-macam struktur organisasi adalah sebagai berikut :

1. Lurus

Organisasi berbentuk lurus adalah membagi dan mengelompokkan pekerjaan-

pekerjaan yang secara langsung dan penuh, wewenang dan tanggung jawab

dilakukan langsung oleh pemimpin. Bentuk lurus adalah tipe organisasi yang

paling banyak dipakai, terutama pada perusahaan yang relatif kecil.

Universitas Sumatera Utara


2. Fungsional

Organisasi berbentuk fungsional adalah organisasi yang disusun berdasarkan

sifat dan macam fungsi yana harus dilaksanakan. Struktur organisasi

fungsional sesuai untuk suatu organisasi yang mempunyai masalah utama

menuntut adanya keahlian fungsional, efisiensi dan mutu pekerjaan yang

baik. Pada umunya digunakan dalam perusahaan-perusahaan dimana

pembidangan tugas secara tegas dapat digariskan.

3. Staf

Dimana struktur ini memiliki seorang atau sekelompok ahli yang tugasnya

hanya memberi saran atau nasehat kepada atasannya.

4. Campuran Fungsional, Staf dan Lini

Organisasi staf dan lini adalah suatu sistem yang dapat mengatasi keburukan-

keburukan sistem garis maupun fungsional dengan dibentuk staf yang terdiri

dari tenaga ahli dan masih mempertahankan kebaikan kesatuan pemimpin

dari pada sistem garis. Struktur organiasasi lini mempunyai keahlian yang

berbeda-beda dan tidak saling mempengaruhi antara satu bagian dengan

bagian yang lain.

Struktur organisasi yang digunakan pada perusahaan PT. Atmindo adalah

struktur organisasi fungsional dan lini. Adpun gambar dari struktur organisasi

dari PT. Atmindo dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut ini.

Universitas Sumatera Utara


Hubungan lini dapat dijumpai pada :

1. General manajer dengan Manajer QAQC, Manager Financial and

accounting, Manager Engineering, Manager Manufacturing, Manajer

Procurement, Manager Human Resouces, Manajer Marketing and Sales.

2. Manajer Human Resouces dengan kepala bagian Human Resouces, staf

Human Resouces dan security.

3. Manajer Financial and accounting dengan kepala bagian Financial and

accounting dan staf Financial and accounting.

4. Manager Enginerring dengan kepala bagian Enginerring dan staf

Enginerring.

5. Manajer QAQC dengan kepala bagian QAQC dan staf QAQC.

6. Manager Manufacturing, dengan kepala MA, koordinator workshop,

koordinator site, mandor, commissioning dan section erection.

7. Manajer Marketing and Sales dengan kepala bagian Marketing and Sales

dan staf Marketing and Sales.

8. Manajer Procurement dengan kepala bagian Procurement dan staf

Procurement.

Hubungan fungsional dapat dilihat pada kelompok Manajer QAQC,

Manager Financial and accounting, Manager Engineering, Manager

Manufacturing, Manajer Procurement, Manager Human Resouces dan Manajer

Marketing and Sales.

Adapun alasan struktur organisasi yang digunakan bentuk campuran

fungsional dan lini pada PT. Atmindo adalah karena :

Universitas Sumatera Utara


Pembidangan tugas yang sesuai dengan lingkungan yang stabil dan mempertinggi

efisiensi kerja.

Memberi kesempatan bagi karyawan spesialisasi yang dapat memperingan tugas

karena hanya bertugas sesuian dengan keahliannya.

Hanya memerlukan koordinasi minimal karena masing-masing sudah mempunyai

pengertian yang mendalam mengenai bidangnya.

2.8. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pada perusahaan PT. Atmindo memiliki pembagian tugas dan tanggung

jawab dari masing-masing bagian yaitu sebagai berikut :

1. Pimpinan

a. Memimpin dan menjalankan perusahaan bersama-sama dengan anggota

organisasi sesuai dengan arah dan tujuan yang telah ditetapkan.

b. Menetapkan apa yang harus dilakukan oleh setiap bagian serta cara-cara

pelaksanaannya

c. Mengangkat dan memberhentikan karyawan dan menetapkan besarnya

gaji masing-masing karyawan.

2. Manager Human Resouces

a. Memberikan bimbingan dan arahan kepada karyawan.

b. Mengkoordinir dan memberikan pengesahan atas nota dan surat yang

berhubungan dengan masalah kepegawaian.

c. Mengatur sistem kerja .

d. Mengawasi pelaksanaan kerja dari karyawan.

Universitas Sumatera Utara


3. Kepala Bagian Human Resouces

a. Mengatur jam kerja para karyawan.

b. Menyusun dan merencanakan penempatan karyawan.

c. Membuat laporan mingguan

4. Staf Human Resouces

a. Menghitung jumlah jam kerja para karyawan.

b. Menghitung gaji dan bonus insentif para karyawan.

c. Membuat laporan harian

5. Manajer Financial and accounting

a. Bertanggung jawab atas administrasi keuangan perusahaan.

b. Menyusun dan merencanakan anggaran perusahaan.

c. Membuat laporan keuangan.

6. Kepala Bagian Financial and accounting

a. Bertanggung jawab pembukuan perusahaan.

b. Menyusun dan mencairkan panjar dinas luar.

c. Membuat laporan keuangan mingguan

7. Staf Financial and accounting

a. Menyusun laporan keuangan kepada atasan secara berkala.

b. Menyusun pendapatan dan belanja perusahaan.

c. Memberikan laporan keuangan kepada pihak pemerintah untuk penetapan

besarnya pajak perusahaan

8 Manager Manufacturing

a. Melakukan pengawasan tehadap pelaksanaan kerja pada bagian produksi.

Universitas Sumatera Utara


b. Membuat loporan hasil produksi .

c. Bertanggung jawab atas pelaksanan produksi.

9. Kepala MA

a. Melakukan pengawasan tehadap pelaksanaan kerja pada lantai produksi.

b. Membuat loporan kemajuan hasil produksi .

c. Bertanggung jawab atas waktu penyelesaian produksi.

10. Koordinator Workshop

a. Mengawasi dan mengontrol perencanaan produksi.

b. Membantu manager produksi dalam melakukan perencanaan produksi.

c. Mengatur penempatan operator produksi dalam pekerjaannya.

11. Koordinator Site

a. Memastikan kelancaran peralatan kerja

b. Mengawasi jalannya pekerjaan yang berjalan dilapangan

c. Membuat laporan harian kemajuan pekerjaan kekantor pusat

d. Memastikan jadwal pekerjaan dapat dicapai

12. Commisioning

a. Menyediakan keperluan untuk staf dan karyawan dilapangan.

b. Mengawasi bongkar muat produk

c. Menguji coba produk dapat berjalan sebagaimana mestinya

d. Membuat laporan hal yang terjadi kepada general manager

13. Mandor

a. Memberi arahan kerja kepada karyawan.

b. Mengawasi pekerjaan karyawan

Universitas Sumatera Utara


c. Memberikan masukan kepada kepala MA

d. Membuat laporan mingguan

14. Manager Marketing and Sales

a. Menentukan target pasar dengan melakukan survey pasar.

b. Merancang strategi pemasaran.

c. Menjalankan dasar kebijakan yang telah ditetapkan dalam

tahun anggaran.

15. Kepala Marketing and Sales

a. Bertanggung jawab atas hasil penjualan.

b. Membut laporan work order yang telah dan akan dikerjakan di workshop.

16. Staff Marketing and Sales

a. Menyusun laporan kepada atasan secara berkala.

b. Melakukan penagihan kepada pelanggan .

17. Manajer engineering

a. Mendisain gambar ketel uap yang akan diproduksi.

b. Merencanakan pekerjaan.

18. Kepala Marketing and Sales

a. Menghitung perencanaan hasil disain.

b. Merencanakan peralatan dan bahan baku produk.

19. Staff Marketing and Sales

a. Menggambar disain produk .

b. Memberikan hasil gambar ke koordinator work shop.

Universitas Sumatera Utara


20 Manajer Procuretmen

a. Membuat laporan penerimaan dan pengiriman barang dari gudang.

b. Mengatur penyimpanan bahan-bahan yang digunakan dalam proses

produksi.

c. Membuat laporan persediaan bahan-bahan dalam gudang.

d. Merencanakan dan mengajukan pembelian secara periodik kepada

manager keuangan

e. Mengatur dan melaksanakan kegiatan pembelian bahan-bahan yang

digunakan dalam produksi, peralatan, mesin yang dibutuhkan.

21. Kepala Procuretmen

a. Menerima draf permintaan kebutuhan fasilitas kerja dari departermen lain

b. Membuat laporan draf permintaan

c. Membuat laporan mingguan

22. Staff Procuretmen

a. melakukan penawaran dan pembelian bahan dan keperluaan kantor

b. Membuat laporan pembelian

c. Membuat laporan harian

23. Manajer Quality control

a. Membuat laporan bahan dan barang yang diterima

b. Membuat laporan bahan dan barang yang diterima

c. Membuat laporan barang yang siap pabrikasi

24. Kepala Bagian Quality control

a. Membuat laporan kepada manajer Quality control

Universitas Sumatera Utara


b. Memeriksa hasil temuan permasalah yang ada pada produk

25. Staf Quality Ansurance

a. Bertugas membuat berita acara dan laporan hasil pengawasan

b. Mendokumentasikan data-data kesalahan pada produk.

26. Staff Quality control

a. Memeriksa bahan baku yang masuk, yang akan diproduksi dan akan dikirim

b. Memberikan laporan hasil pemeriksaan kepada kepala bagian Quality

control

27 Security

a. Bertanggung jawab terhadap keamanan barang-barang pada perusahaan.

b. Bertanggung jawab atas tamu-tamu yang memiliki keperluan pada

perusahaan.

c. Mengatasi gangguan-gangguan keamanan yang timbul pada perusahaan.

2.9. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

PT. Atmindo memiliki tenaga kerja yang kesemuanya terbagi sesuai

dengan struktur organisasi perusahaan. Hampir dari keseluruhan dari tenaga kerja

adalah tenaga kerja tetap. Sedangkan tenaga kerja tidak tetap akan dipekarjakan

bila terdapat pemesanan yang melebihi kapasitas tenaga kerja produksi.

Keseluruhan dari jumlah tenaga kerja perusahaan mencapai 166 orang

yang dapat dilihat rinciannya pada Table 2.2. Sedangkan tenaga kerja tidak tetap

berfluktuasi berdasarkan kebutuhan dari perusahaan akan tenaga kerja.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.2. Jumlah Tenaga Kerja Pada PT. ATMINDO

Departemen Jumlah
General manajer 1
Manufacturing 120
Keuangan 6
Marketing 4
Human resouces 4
Procurement 4
Engineering 6
Quality Ansurance and Quality Control 6
Gudang 5
Sopir/Transportasi 2
Security 6
Bengkel 2
Total 166
Sumber : PT Atmindo

Pembagian waktu kerja di PT.Atmindo terdiri dari dua bagian yaitu waktu

kerja Staf kantor dan waktu kerja karyawan produksi. Adapun pembagian waktu

kerja tersebut adalah sebagai berikut:

1. Untuk staf kantor bekerja dari hari senin sampai jumat mulai pukul 08.00

17.00 WIB.

2. Untuk Pegawai bagian produksi mulai 08.00-17.00 dan pada hari sabtu

minggu dihitung lembur.

3. Untuk bagian keamanan terdiri atas tiga shift yaitu pukul 07.00 15.00 WIB,

pukul 15.00 22.00 WIB, dan pukul 22.00- 07.30 WIB.

Universitas Sumatera Utara


2.10 Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan pada PT.Atmindo dilakukan berdasarkan golongan

atau jabatan masing-masing karyawan. Adapun sistem pengupahan dalam yang

digunakan dalam PT.Atmindo adalah sebagai beriktu :

1. Untuk golongan A (Manager) : Gaji Pokok + Uang makan + Fasilitas

Kendaraan

2. Untuk Golongan B (Supervisor) : Gaji pokok + Uang Makan + Bonus

3. Untuk Golongan C (karyawan) : Gaji pokok + Uang Makan + Intensif

4. Untuk Setiap Karyawan tetap maka aka diberikan tunjangan hari raya yang

besarnya tergantung pada jabatan dan lama bekerka pada perusahaan.

Untuk karyawan yang berprestasi maka akan diberikan berupa bonus dari

perusahaan. Selain itu karyawan perusahaan juga didaftarkan sebagai peserta

Jamsostek. Sedangkan untuk karyawan tidak tetap hanya mendapatkan gaji saja

tanpa adanya tunjangan.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.7. Struktur Organisasi PT.Atmindo

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai