Anda di halaman 1dari 12

ASKEP IBU HAMIL DENGAN DM

TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Diabetes mellitus pada kehamilan adalah intoleransi karbohidrat ringan
(toleransi glukosa terganggu) maupun berat (DM), terjadi atau diketahui pertama
kali saat kehamilan berlangsung. Definisi ini mencakup pasien yang sudah
mengidap DM (tetapi belum terdeteksi) yang baru diketahui saat kehamilan ini
dan yang benar-benar menderita DM akibat hamil.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat
yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui.
Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga
kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tidak
dapat mencapai janin sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada
janin. Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping
beberapa hormon lain : estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya
resopsi makanan maka terjadi hiperglikemi yang relatif lama dan ini menuntut
kebutuhan insulin.
Diabetes mellitus dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan,karena
penyakit ini aka banyak menimbulkan perubahan-perubahan metabolic dan
hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi kehamilan, sebaliknya juga
diabetes akan mempengaruhi kehamilan dengan prekuensi 0,3 - 0,7%
Penyakit kronik yang komplek yang dikarakterisasikan dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, protein, lemak, hiperglikemi dan perkembangan dari
mikrovaskuler ( kental kapiler), arterisklerosis, makrivaskuler komplikasi dan
neuropatik ( gangguan struktus dan fungsi ginjal).

Kehamilan dengan diabetes mellitus menurut pyke ada tiga pengertian yaitu:
1) Diabetes mellitus kelas satu yaitu gestasional diabetes dimana diabetes timbul
pada waktu hamil da menjelang setelah melahirkan
2) Diabetes kelas dua yaitu progestational diabetes dimana sejak sebelum hamil dan
berlanjut setelah hamil
3) Diabetes kelas tiga yaitu:progestational diabetes yang disertai komplikasi
penyulit penyakitt pembuluh darah seperti retinopati dan kelainan pembuluh
darah panggung.

B. Etiologi
Penyakit gula dapat merupakan kelainan herediter dengan cara insufisiensi
atau absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi.
Berkurangnya glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak
kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan
hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya
diabetes akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan.
Factor Predisposisi:
Umur sudah mulai tua
Multiparitas
Penderita gemuk
Kelainan anak lebih besar dari 4000 g
Bersifat keturunan
Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urine
Riwayat kehamilan : Sering meninggal dalam rahim, Sering mengalami lahir mati,
Sering mengalami keguguran
Glokusuria

C. Patofisiologi

Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat


yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan menyusui.
Glukosa dapat berdifusi secara tepat melalui plasenta kepada janin bila kadar
insulin ibu dalam batas normal , apabila terjadi DM maka Insulin ibu takdapat
mencapai janin sehingga kadar gula dalam darah janin hampir menyerupai pada
kadar gula darah ibu, selain dipengaruhi oleh insulin hal ini juga dapat
dipengaruhi oleh beberapa hormone lainnya misalnya estrogen, steroid dan
plasma laktogen. Akibat lambatnya reabsorbsi makanan maka terjadi
hiperglikemia yang relative lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. Menjelang
paterm kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai tiga kali dari normal. Hal
ini disebabkan tekanan diabetik dalam kehamilan. Secara fisiologis telah terjadi
resistensi insulin yaitu bila ia ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah
menajdi hipoglikemia. Yang menjadi masalah ialah bila seorang ibu tidak mampu
meningkatkan peroduksi insulin, sehingga ia relative hipoinsulin yang
mengakibatkan hiperglikemia. Resisten insulin juga disebabkan oleh adanya
hormone estrogen, progesterone, kortisol, prolaktin dan plasenta laktogen.
Hormone tersebut mempengaruhi afinitas insulin. Hal ini patut diperhitungkan
dalam pengendalian diabetes mellitus.

D. Klasifikasi Diabetes Melitus

1. Klasifikasi menurut usia dan lama timbulnya


v Kelas A : GTT abnormal tidak ada gejala, glikemia diatur dengan diet tanpa
pemberian insulin,tidak ada komplikasi lama dan timbulnya kapan saja
v Kelas B : Timbulnya pada usia diatas 20thn,lamanya kurang dari 10 thn, tidak ada
komplikasi
v Kelas C: timbulnya pada usia diantara 10 sampai 19 tahun lamanya diantara 10
sampai 19 tahun tidak ada komplikasi
v Kelas D: Timbul pada usia diatas 10 tahun,lamanya lebi dari 20 tahun,ditemui
tanda angiopati,retiropati,pengapuran pembuluh darah tungkai /kaki.
v Kelas E: Lama dan usia tinmbulnya kapan saja,anefropati.
v Kelas H: Lama dan usia timbulnya kapan saja,adanya penyakitbjantung
arteriosklerotik .
v Kelas R : Lama dan usia timbulnya kapan saja, ada retinopati berat
v Kelas RF : Lama dan usia timbulnya kapan saja ,ada retinopati dan nefropati
v Kelas T : Lama dan usia timbulnya kapan saja,hamil setelah transplantasi ginjal
2. Klasifikasi menurut penggunaan insulin
a) Type I ( IDDM ) : DM yang bergantung pada insulin
b) Type II ( NIDDM ) : Orang tidak bergantung pada insulin, tetapi dapat diobati
dengan insulin, muncul > 50 tahun.
c) Diabetes Laten : Subklinis atau diabetes hamil, uji toleransi gula tidak normal.
Pengobatan tidak memerlukan insulin cukup dengan diit saja.
E. Epidemitologi

Gangguan Dm terjadi 2 % dari semua wanita hamil, kejadian meningkat


sejalan dengan umur kehamilan, tetapi tidak merupakan kecenderungan orang
dengan gangguan toleransi glokusa , 25% kemungkinan akan berkembang
menjadi DM.

F. Pengaruh Diabetes Melitus Terhadap Kehamilan


1. Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap DM
a. Kehamilan dapat menyebabkan status pre diabetik menjadi manifes ( diabetik )
b. DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan
2. Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan di antaranya adalah :
a. Abortus dan partus prematurus
b. Hidronion
c. Pre-eklamasi
d. Kesalahan letak jantung
e. Insufisiensi plasenta
3. Pengaruh penyakit terhadap persalinan
a. Gangguan kontraksi otot rahim partus lama / terlantar.
b. Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.
c. Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia sampai dengan lahir
mati
d. Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim.
e. Post partum mudah terjadi infeksi.
f. Bayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga dapat menimbulkan kematian
4. Pengaruh DM terhadap kala nifas
a. Mudah terjadi infeksi post partum
b. Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar
5. Pengaruh DM terhadap bayi
a. Abortus, prematur, > usia kandungan 36 minggu
b. Janin besar ( makrosomia )
c. Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan jiwa

G. Pencegahan
a) Primer : untuk mengurangi obesitas dan BB.
b) Sekunder : deteksi dini, kontrol penyakit hipertensi, anto rokok, perawatan.
c) Tersier :
Pendidikan tentang perawatan kaki, cegah ulserasi, gangren dan amputasi.
Pemeriksaan optalmologist
Albuminuria monitor penyakit ginjal
Kontrol hipertensi, status metabolic dan diet rendah protein
Pendidikan pasien tentang penggunaan medikasi untuk mengontrol medikasi
H. Penatalaksanaan

Prinsipnya adalah mencapai sasaran normoglikemia, yaitu kadar glukosa


darah puasa < 105 mg/dl, 2 jam sesudah makan < 120 mg/dl, dan kadar
HbA1c<6%. Selain itu juga menjaga agar tidak ada episode hipoglikemia, tidak
ada ketonuria, dan pertumbuhan fetus normal. Pantau kadar glukosa darah
minimal 2 kali seminggu dan kadar Hb glikosila. Ajarka pasien memantau gula
darah sendiri di rumah dan anjurkan untuk kontrol 2-4 minggu sekali bahkan lebih
sering lagi saat mendekati persalinan. Obat hipoglikemik oral tidak dapat dipakai
saat hamil dan menyusui mengingat efek teratogenitas dan dikeluarkan melalui
ASI, kenaikan BB pada trimester I diusahakan sebesar 1-2,5 kg dan selanjutnya
0,5 kg /minggu, total kenaikan BB sekitar 10-12 kg.

Penatalaksanaan Obstetric :
Pantau ibu dan janin dengan mengukur TFU, mendengarkan DJJ, dan secara
khusus memakai USG dan KTG. Lakukan penilaian setiap akhir minggu sejak
usia kehamilan 36 minggu. Adanya makrosomia pertumbuhan janin terhambat dan
gawat janin merupakan indikasi SC. Janin sehat dapat dilahirkan pada umur
kehamilan cukup waktu (40-42 minggu) dengan persalinan biasa. Ibu hamil
dengan DM tidak perlu dirawat bila keadaan diabetesnya terkendali baik, namun
harus selalu diperhatikan gerak janin (normalnya >20 kali/12 jam). Bila
diperlukan terminasi kehamilan, lakukan amniosentesis dahulu untuk memastikan
kematangan janin (bila UK <38 minggu). Kehamilan dengan DM yang
berkomplikasi harus dirawat sejak UK 34 minggu dan baisanya memerlukan
insulin.

I. Terapi
1. Dialysis : peritoneal, hemodialisa
2. Total Nutrisi Parenteral
3. Tube feeding Hyperosmolar
4. Pembedahan
5. Obat : Glukokortikoid, diuretic, dipenilhidonsion, Agmen Beta Adrenergik
Bloking, Agen Immunosupresive, diazoxida.

KONSEP ASUHAN KEPERWATAN


A. Pengkajian
a. Sirkulasi
Pengisian kapiler ekstremitas menurun, denyut nadi melambat pada DM durasi
lama, edema, peningkatan tekanan darah
b. Eliminasi
Dapat mengalami riwayat pyelonefritis, infeksi saluran perkemihan, nekropati,
poliuria.
c. Makanan/ Cairan
Polidipsia, polifagia, mual muntah, obesitas, nyeri tekan abdomen, hipoglikemia,
glikosuria.
d. Keamanan
Integritas atau sensasi kulit lengan, paha, bokong dan abdomen dapat berubah
karena injeksi insulin sering, kerusakan penglihatan,riwayat gejala infeksi dan
budaya positif infeksi khususnya perkemihan.
e. Seksualitas
Tinggi fundus uteri lebih tinggi atau lebih rendah dari normal terhadap usia
gestasi, riwayat neonatus besar terhadap usia gestasi, hidramnion, anomali
konginetal, lahir mati tanpa alasan yang jelas.
f. Interaksi sosial
Masalah sosial ekonomi dapat meningkatkan resiko komplikasi ketidakkuatan
sistem pendukung yang bertangguang jawab membengaruhi kontrol diabetik.
g. Penyuluhan atau pembelajaran
BB janin klien sangat mempengaruhi saat lahir kemungkinan 4 kg atau lebih

ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan:
v Ketidak cukupan insulin ( penurunan ambilan dan penggunaan glokusa oleh
jaringan mengakibatkan peningkatan metabolisme protein / lamak).
v Penurunan masukan oral, anoreksia, mula, lambung penuh, nyeri abdomen,
perubahan kesadaran.
v Status hipermetabolisme. Pelepasan hormon stress misal ; epenipren, kortisol, dan
hormon GH.
Kemungkinan dibuktikan dengan : Melaporkan pemasukan makanan tak
adekuat, kurang nafsu makan, Penurunan BB ; kelemahan, kelelahan, tonus
buruk, diare.

Kroteria evaluasi :
v Mencerna jumlah kalori / nutrisi yang tepat
v Menunjukkan tingkat energi biasanya, mendemonstrasikan berat badan stabil atau
penambahan ke arah rentang biasanya / yang diinginkan dengan nilai yang
normal.

Intervensi Keperawatan :
v Timbang berat badan saat kunjungan ANC
v Kaji masukan kalori dan pola makan dalam 24 jam
v Beri informasi tentang perubahan penatalaksanaan
v Perhatikan adanya mual, muntah
v Tinjau ulang pentingnya makanan teratur tiga kali sehari dengan gula rendah bila
menggunakan insulin

2. Kelelahan berhubungan dengan :


v Penurunan produksi energi metabolic
v Perubahan kimia darah ; insufisiensi insulin
v Peningkatan kebutuhan energi : status hipermatabolik
Kemungkinan dibuktikan dengan : Kurang energi yang berlebihan,
ketidakmampuan mempertahankan rutinitas biasanya, penurunan kinerja,
kecenderungan untuk kecelakaan

Kriteria evaluasi :
v Mengungkapkan peningkatan energy
v Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang
diinginkan.
Intervensi Keperawatan
v Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas
v Berikan aktivitas alternative dengan periode istirahat yang cukup/tanpa diganggu
v Pantau nadi, frekuensi pernapasan dan tekanan darah sebelum/sesudah melakukan
aktivitas
v Diskusikan cara menghemat kalori selama mandi, berpindah tempat dan
sebagainya
v Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan
yang dapat ditoleransi

3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan Diuresis osmotik dari


hiperglikemia kehilangan gastrik berlebihan (diare, muntah), masukan
dibatasi (mual, kacau mental)

Kemungkinan dibuktikan dengan : Peningkatan haluaran urine, urine


kental/encer, kelemahan, haus, penurunan berat BB tiba-tiba, membran mukosa
kering, turgor jelek, hipotensi, takikardi, pelambatan pengisin kapiler.

Kriteria evaluasi :
v Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan dengan tanda vital stabil, nadi
perifer dapat diraba, turgor kulit baik, haluaran urine tepat secara individu, dan
kadar elektrolit dalam batas normal.

Intervensi Keperawatan
v Kaji intensitas dari gejala seperti muntah, pengeluaran urine yang sangat
berlebihan
v Pantau tanda-tanda vital terutama pada purubahan TD ortostatik
v Kaji pola napas seperti pernapasan Kussmaul atau pernapasan yang berbau keton
v Kaji prekuensi dan kualitas pernapasan, penggunaan otot bantu pernapasan dan
adanya periode apnea dan munculnya sianosis
v Pantau suhu, warna kulit atau kelembabannya
v Kaji nada perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membrane mukosa
v Pantau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urine
v Ukur berat badan setiap hari
v Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas
yang dapat ditoleransi jantung jika pemasukan cairan melalui oral sudah dapat
diberikan
v Tingkatkan lingkungan yang dapat menimbulkan rasa nyaman
v Kaji adanya perubahan mental/sensori
v Obserpasi adanya perasaan kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan berat
badan, nadi tidak teratur dan adanya distensi pada vaskuler

4. Resiko cedera terhadap janin berhubungan dengan peningkatan kadar gula


darah maternal, perubahan sirkulasi.

Kriteria Evaluasi :
v Cedera terhadap janin tidak terjadi

Intervensi Keperawatan:
v Kaji kontrol diabetik klien sebelum konsepsi
v Kaji gerakan janin dan DJJ
v Pantau tiap kunjungan
v Kolaborasi : kaji Hemoglobin setiap 2 4 minggu

5. Resiko tinggi cedera terhadap maternal berhubungan dengan perubahan


kontrol diabetik, profil darah abnormal

Kriteria Evaluasi :
v Cedera terhadap maternal tidak terjadi

Intervensi Keperawatan :
v Perhatikan kadar gula darah dalam batas normal
v Kaji perdarahan pervaginam dan nyeri tekan abdomen
v Pantau terhadap tanda-tanda dan gejala persalinan preterm
v Kolaborasi : pantau kadar glukosa serum.
6. Kurang pengetahuan kondisi, prognosis dan tindakan keperawatan
berhubungan dengan kurangnya informasi

Kemungkinan dibuktikan dengan : pertanyaan/meminta informasi,


mengungkapkan masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, terjadinya
komplikasi yang dapat dicegah.

Kriteria Evaluasi :
v Pengetahuan meningkat

Intervensi Keperawatan :
v Kaji pengetahuan tentang proses tindakan terhadap penyakit, diet, latihan
kebutuhan insulin.
v Beri informasi cara kerja dan efek dari insulin
v Beri informasi dampak kehamilan dengan diabetes dan harapan masa depan,
Diskusikan agar klien dapat mengenali tanda infeksi

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kedokteran Universitas Pedjajaran Bandung. 1984. Obstetri Patologi.


Bandung : Elstar Offset.
Doenges E, Marilynn. 1993 Rencana Asuhan Keperawatan. Kajarta : EGC
Mochtar, Rustam. Prof. DR. 1989. Sypnosis Obstetrik : Obstetrik Patologi. Edisi I.
Jakarta : EGC
Prawiroharjo, Sarwono. 1976. Ilmu Kebidanan. Jakarta : yayasan Bina Pustaka
Chamberlain, Geofferey. 1994. Obstetrik dan Ginekologi Praktis. Jakarta : Widya
Medika
Ledewig. W. Patricia. 2005. Buku Saku Asuhan Keperawatan Ibu Bayi Baru
Lahir.
Jakarta :EGC
Manumba, Ida Bagus. 1993. Penuntun Kepanitraan Klinik Obstetrik dan
Ginekologi
Jakarta : EGC
Oxorn, Harry. 1990. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan . Yayasan
Esentia Medika
Heller, Luz 1991. Gawat Darurat Ginekologi dan Obstetri. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai