Pembahasan Modul Ukmppd

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 464

Pembahasan MODUL 2

TIM UKMPPD
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
MALAHAYATI
IPD
1. C. Insulin
Keyword:
Kesemutan + nyeri pada kedua kaki neuropati perifer,
komplikasi DM
Penyakit DM sudah sejak 10 tahun, obat rutin: glibenklamid
15 mg, metformin 3500 mg sudah minum 2 OHO
Gula darah puasa: 220mg/dl, gula darah 2 jam post prandial:
298 mg/dl, HbA1c: 11 kontrol gula darah tidak tercapai.
Terapi yang tepat: insulin
Terapi nutrisi medis, olahraga teratur semua pasien DM
selalu dimulai dengan ini
Lanjutkan terapi oral tidak mungkin
Naikan dosis obat oral H
Sumber: Konsensus DM Indonesia 2011 (Perkeni)
Sumber: Konsensus DM Indonesia 2011 (Perkeni)
2. B. TSH rendah, FT4 tinggi
BB menurun drastic,
peningkatan nafsu
makan, sering
berkeringat, berdebar-
debar Gejala
Tirotoksikosis
+
Nodul difus pada leher
yang mengikuti
pergerakan menelan
Graves Disease

Graves disease dikenal


sebagai penyebab
terbanyak 60-80% dari
tirotoksikosis

Sumber: Harrison 17th


Pada Graves
Disease terdapat
antibodi terhadap
reseptor TSH
Memacu produksi
T4 di tiroid
Kadar T4
tinggi Negative
Feedback ke
Piutari TSH
turun
Jadi T4
meningkat, TSH
rendah
3. A. Kekurangan zat
yodium
Keyword:
Laki, 19 tahun, benjolan pada lehernya.
Tinggal di lereng gunungan jauh dari laut yodium
tanah rendah
Masyarakat setempat memiliki keluhan serupa faktor
lingkungan
Kurus dan terlihat benjolan di leher tanpa harus
menengadah.
Etiologi penyakit di atas adalah kekurangan zat
yodium
Kekurangan energi protein bukan kearah malnutrisi
Kekurangan zat kalium tidak berhubungan
Kekurangan zat goitrogenik goitrogenik penyebab
goiter
Kekurangan zat kalsium tidak berhubungan
Hipotiroidisme ini sering ditemukan di
daerah pegunungan.
Pegunungan dataran yang tinggi dan
jauh dari laut kandungan yodium dalam
tanahnya sangat rendah
Iodine bahan penting dalam sintesis
hormon tiroid
Kurangnya kadar hormon tiroid dalam darah
TSH yang dikeluarkan meningkat tidak
bisa memproduksi pembesaran tiroid
Tingkat pembesaran tiroid
Zat goitrogenik
Zat yang dapat menghambat
pengambilan iodium oleh tiroid,
sehingga konsentrasi iodium dalam
kelenjar menjadi rendah.
Contoh: kubis, umbi singkong, daun
singkong dan kacang-kacangan
4. D. Obesitas 2
Keyword:
BB 85 kg, TB 165 cm
IMT= 85 / (1.65)2 = 31,2

IMT= 85 / (1.65)2 = 31,2


5. A
Keyword:
Pasien, rutin konsumsi sulfonilurea dan
metformin
Waktu yang tepat untuk minum obat?
Sulfonilurea diminum 15 menit sebelum
makan, metformin diminum setelah makan
Sulfonilurea sebelum makan (tidak boleh >15
menit)
Metformin bersama makanan atau sesudah
makan
6. B. Memberikan obat golongan
statin
Keyword:
Riwayat infark miokard
Kolesterol total 250 mg/dl, trigliserida 160
mg/dl, HDL 50 mg/dl, LDL 130 mg/dl
hiperkolesterol dan trigliserida naik sedikit
Terapi yang tepat adalah memberikan
obat golongan statin
Gemfibrozil dan niasin hanya untuk
hipertrigliserida
The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism 2012; 97(9): 2969-2989
7. C. Mengganti obat dengan
kolkisin
Keyword:
Nyeri pada pangkal ibu jari kaki kanan lokasi khas untuk
arthritis gout
Setelah konsumsi obat penurun asam urat nyeri
bertambah diperkirakan obat yg daoat menurunkan kadar
asam urat dadakan seperti alopurinol
Tindakan selanjutnya: mengganti obat dengan kolkisin
Obat penurun asam urat diberikan 2-4 minggu pasca
serangan karena perubahan kadar asam urat secara cepat
yang akan memicu rasa nyeri.
Konsumsi obat penurun asam urat boleh dilanjutkan pada
pasien yang memang sudah mengkonsumsi lama obat
tersebut.
Acute Treatment for
Gout
Drug Mechanism Comments
NSAIDs inflammation Gastritis; dose in renal
insufficiency
Colchicine Inhibit Nausea, vomiting,
polymerization of diarrhea
microtubules IV and high PO doses
prevention of bone marrow suppresion,
chemotaxis and myopathy, neuropathy
phagocytosis dose in renal
insufficiency
Corticosteroi inflammation Highly effective for
ds recalcitrant cases
Rule out joint infection
first
Chronic Treatment for Gout
urate production
intake of meat and seafood
intake of lowfat dairy products
alcohol
Weight control
Avoid dehydration and hyperuricemic drugs
(eg, diuretics)
Antihyperuricemic therapy (start 2-4 weeks
after acute attack) allopurinol,
probenecid, sulfinpyrazone
8. A. HIV stadium AIDS
Keyword:
Penurunan berat badan, mencret, demam 1
bulan HIV wasting syndrome (pada HIV
stadium IV atau AIDS)
Aktif hubungan seksual, tanpa kondom.
CD4: 50 Infeksi Oportunistik berat, sesuai
dengan HIV wasting syndrome
Diagnosis pada pasien adalah HIV stadium
AIDS
HIV Stadium III Bila BB turun, diare kronis,
demam kronis hanya terjadi salah satu
Fase perjalanan HIV
Window period hasil pemeriksaan
antibodi masih negatif
Fase akut flu-like symptom
Fase laten tidak ada gejala dan pasien
merasa sehat
Infeksi oportunistik
AIDS HIV dengan CD4 <200
Rangkuman dari Guideline WHO HIV Management 2010
Rangkuman dari Guideline WHO HIV 2010
9. C. IgM
Keyword:
Demam 5 hari, pusing, nyeri otot dan
kadang mual.
Lab: Hb: 13,2 gr/dl, trombosit: 90.000,
hematokrit: 41%.
Diagnosis: suspek dengue,
pemeriksaan penunjang adalah IgM
anti dengue.
IgM dengue positif mulai
hari ke-5 demam.
Sedangkan NS1 dapat
positif sejak hari pertama
demam, kemudian
menurun perlahan sdh
hari ke 9.

Sumber: CDC
10. C. Hepatitis B fase
jendela
Keyword:
Kuning sejak 4 hari yang lalu, demam 1
minggu, mual dan muntah gejala akut
dd/ Hepatitis A
HBsAg dan anti HBs (-) pasien pasti
sudah terinfeksi namun HBsAg dan
antiHBs belum muncul periode jendela
Diagnosis yang mungkin adalah
hepatitis B fase jendela
Infeksi hepatitis B akut atau recent
dengan periode jendela

Pada window
period ini kita
sebaiknya
periksa IgM
anti HBc
Bila pada
hepatitis
kronik aktif
HbsAg(+) dan
HbeAg (+)
Sumber: Harisson 17th
Infeksi hepatitis B kronik

Sumber: Harisson
Hepatitis B serologic

markers
After infected with HBV, the first virologic marker detected
between 812 weeks HBsAg
Circulating HBsAg precedes elevations of serum
aminotransferase activity and clinical symptoms by 26
weeks and remains detectable during the entire icteric or
symptomatic phase of acute hepatitis B and beyond.
In typical cases, HBsAg becomes undetectable 12 months
after onset of jaundice
After HBsAg disappears, antibody to HBsAg (anti-HBs)
becomes detectable in serum and remains detectable
indefinitely thereafter.
Anti-HBc is demonstrable within the first 12 weeks after
the appearance of HBsAg and preceding detectable
levels of anti-HBs by weeks to months.
Occasionally a gap of several weeks or longer may
separate the disappearance of HBsAg and the
appearance of anti-HBs. During this "gap" or
"window" period, anti-HBc may represent the only
Sumber: Harisson
11. A. Pemberian 1 dosis HAV
imunoglobulin intramuskular
Keyword:
Demam sejak 2 minggu yang lalu, kuning, nyeri perut
kanan atas, muntah-muntah menguningnya kulit
dan air kencing berwarna coklat gelap.
Pembesaran hepar dan nyeri hipokondrium kanan.
Peningkatan SGPT dan SGOT.
Diagnosis: hepatitis A.
Biasanya hepatitis B akut tidak bergejala (atau gejala
ringan)
Profilaksis untuk yang serumah (kontok fekal oral)
dengan pasien adalah pemberian 1 dosis HAV
imunoglobulin intramuskular.
12. E. Cek Anti HBs
Keyword:
Tertusuk jarum hepatitis B dan
divaksinasi hepatitis B 1 tahun yang
lalu.
Tindakan selanjutnya adalah cek Anti
HBs.
Dalam menangani paparan darah terhadap hepatitis B perlu
diperhatikan:
1. Status hepatitis SUMBER
2. Status Vaksinasi YANG TERPAPAR
3. Respons Imun YANG TERPAPAR (Kadar anti HBs)
Pada kasus ini:
1. Tertusuk jarum pasien dengan hepatitis B Status sumber
HbsAg (+)
2. Koas sudah divaksin 1 tahun lalu Pihak terpapar sudah
vaksinasi (+)
3. Titer anti HBs yang terpapar Belum diketahui Periksa!

Bila diperiksa anti HBs ternyata:


Titer antiHBs10mIU/ml : Tidak perlu profilaksis
Titer antiHBs<10mIU/ml : Berikan Imunoglobulin HepB + Re-
Vaksinasi
Atau 2x Imunoglobulin HepB
Sumber: CDC
13. D. Hiperamonia
Keyword:
Penurunan kesadaran, dan pernah seperti ini
sebelumnya
Asites, sklera mata kuning, edema tungkai, vena
kolateral di abdomen sirosis hepatis
Diagnosis: ensefalopati hepatikum.
Koma reversibel pada penderita gangguan hati yang
berat dan kronik, yang mengkonsumsi protein
berlebihan
Penyerapan hasil metabolisme protein yang
mengandung nitrogen dari usus kenaikan
amonia gangguan sistem saraf pusat
Gejala Uremia
14. A. Hepatitis A
Keyword:
Sklera ikterik, hepatomegali 3 jari di bawah
arcus costa hepatitis
Senang makan di pinggir jalan, riwayat
teman-teman mengalami hal yang sama
kemungkinan penularan fekal oral
Diagnosis: Hepatitis A
Hepatitis B, Hepatitis C, Kolesistitis
penularan non oral
Leptospirosis biasanya pajanan urin hewan
Selanjutnya pasien perlu diperiksa
ALT dan AST, serta dengan IgM anti
HAV
15. D. Katup mitral tidak membuka
secara maksimal
Keyword:
Bising diastolik, kemungkinan: stenosis mitral, stenosis
trikuspidal, regurgitasi aorta, atau regurgitasi pulmonal
Lokasi bising berpusat di apex Katup mitral
EKG didapat sumbu ke kanan (RAD) dan LAA (left atrium
abnormality) Tanda adanya hipertensi pulmonal
Diagnosis: mitral stenosis (katup mitral tidak dapat
membuka maksimal)
Katup mitral tidak menutup adekuat mitral regurgitasi
Katup trikuspid tidak membuka secara maksimal
trikuspid regurgitasi
Penyebab tersering stenosis mitral:Rheumatic
fever
Penyebab lain:
congenital mitral valve stenosis, cor triatriatum,
mitral annular calcification, systemic lupus
erythematosus, rheumatoid arthritis, left atrial
myxoma, dan infective endocarditis with large
vegetations.
Komplikasi:
Cardiac Output menurun pada MS berat
Hipertensi pulmonal, akibat:
Tekanan backward akibat tingginya tekanan di atrium kiri
Edema pada dinding pembuluh darah jaringan paru
Hipertensi pulmonal lalu menyebabkan:
Pembesaran Ventrikel Kanan
Regurgitasi pulmonal dan tricuspid sekunder
Gagal jantung kanan
Sumber: Harisson 17th
16. A. Losartan
Batuk tidak berdahak, tidak ada demam, tidak
ada penurunan berat badan, tidak ada sesak
napas Penyebab batuk non-infeksi
Penyebab batuk diduga obat HT ACE inhibitor
Pasien memiliki riwayat DM dan gagal jantung
(+) Obat anti HT pilihan adalah ACE inhibitor
dan Angiotensin Receptor Blocker
Karena pasien batuk kering, maka pilihan jatuh
pada Angiotensin Reseptor Blocker (Losartan)
Sumber: JNC 7
17. E. Regurgitasi Mitral
Keyword:
Lokasi: ICS IV linea midclavicularis
sinistra, menjalar ke lateral kiri katup
mitral
murmur sistolik di katup mitral
regurgitasi
Diagnosis: mitral regurgitasi
Murmur Sistolik
Systolic ejection murmur
Stenosis aorta: Terdengar paling baik di
area aorta (ICS 2-3) menjalar ke arah
leher
Stenosis pulmonal: Paling baik di ICS 2-3
kiri, penjalaran bisa ke arah leher atau
bahu kiri, tidak seluas stenosis aorta
Murmur Sistolik
Holosistolik murmur
Regurgitasi mitral: Terdengar paling baik
di apex menjalar ke axilla kiri
Regurgitasi trikuspid: Terdengar paling balik
di linea sternalis kiri bawah, menjalar ke
kanan sternum
VSD: Paling baik di ICS 4-6, tidak ada
penjalaran ke axilla
Late systolic murmur
Regurgitasi oleh prolaps mitral
Murmur Diastolik
Early diastolik
Regurgitasi aorta: Di linea sternal kiri
ICS 3-4
Regurgitasi pulmonal: Di area pulmonal
Mid to late diastolik
Stenosis mitral: Di apex
Stenosis trikuspid: Di bawah sternum,
dekat prosesus xifoideus
Murmur Kontinu
Pada Patent Ductus Arteriosus
18. B. Stable angina
pectoris
Keyword:
Nyeri ulu hati, semakin sering bila pasien
beraktivitas ringan dan berkurang saat
istirahat nyeri khas jantung (angina
pectoris), berkurang saat istirahat (stabil)
Diagnosis: Stable angina pectoris
Unstable angina pectoris, ACS nyeri tidak
hilang dengan istirahat
Gastritis akut, ulkus duodenum keluhan
berhubungan dengan makanan
Angina Nyeri dada akibat iskemia otot
jantung
Stable angina: nyeri saat aktivitas dan stress,
membaik dengan istirahat dan nitrogliserin
Unstable angina
Sindrom Koroner Akut (Unstable angina,
NSTEMI, STEMI)
Angina timbul > 20 menit
Timbul saat aktivitas ringan
Meningkat dalam intensitas, frekuensi, durasi
Ada 3 kriteria nyeri tipikal angina pada
angina stabil/Stable angina: Nyeri dada
substernal, semakin nyeri saat aktivitas,
hilang dengan istirahat/nitrogliserin

Sumber: ESC guideline


2006
19. C. Omeprazole
Keyword:
Nyeri dan rasa panas di dada, tidak
menjalar ke bahu dan lengan, pahit dan
asam di mulutnya, sering tertidur segera
setelah makan berhubungan dengan
lambung.
Diagnosis: GERD (Gastroesofageal
Reflux Disease)
Pengobatan lini 1: omeprazole
Gejala khas GERD:
Typical esophageal symptoms include the following:
Heartburn
Regurgitation
Dysphagia
Abnormal reflux can cause atypical (extraesophageal)
symptoms, such as the following:
Coughing and/or wheezing
Hoarseness, sore throat
Otitis media
Noncardiac chest pain
Enamel erosion or other dental manifestations
Komplikasi yang ditakuti Esofagitis Barrett
berpotensi maligna
Obat pilihan pada GERD PPI (lihat guideline berikut)
Sumber: American College of Gastroenterology GERD Guideline
2013
Sumber: American College of Gastroenterology GERD Guideline
2013
20. B. Ulkus duodenum
Keyword:
Nyeri timbul terlambat makan dan
berkurang setelah makan.
Diagnosis: ulkus duodenum
Ulkus lambung
Nyeri ulu hati/di sebelah kiri perut, rasa tidak
nyaman, muntah
Timbul setelah makan
Ulkus duodenum
Nyeri di tengah-kanan membaik setelah makan
Nyeri bermula di satu titik (pointing sign),
akhirnya difus, menjalar ke punggung
Nyeri timbul saat merasa lapar, bisa
membangunkan pasien tengah malam (HPFR
Hunger Pain Food Relief)
21. C. Pengobatan Sisipan
Berdasarkan
pedoman
Depkes TB 2011,
pada akhir fase
intensif 2 bulan
bila sputum
masih (+),
diberikan OAT
sisipan selama 1
bulan.
Sumber: Pedoman Nasional
Penanggulangan TB Depkes 2011
Sumber: WHO TB Guideline 2010

For your info:


Pada Guideline TB dari WHO terbaru 2010, sebetulnya
Fase Sisipan sudah tidak direkomendasikan lagi, jadi
dari Fase intensif apabila sputum masih (+) lanjut ke
Fase Sisipan langsung dengan memperhatikan kualitas
dan evaluasi kepatuhan minum obatnya

Namun pedoman dalam menjawab UKDI kita sesuaikan


dengan pedoman dari Depkes, sehingga Fase sisipan
OAT 1 bulan masih kita lakukan apabila sputum (+)
22. C. Pirazinamid
Keyword:
Nyeri pada perut kanan atas disertai mual
muntah. Sedang minum OAT Drug-induced
hepatitis
Penyebab OAT utama: ADA 3 yaitu:
PIRAZINAMID, INH, RIFAMPISIN
Namun diantara ketiga OAT tersebut yang
menimbulkan hepatotoksik tersering dan
terparah adalah Pirazinamid
23. A. Hentikan semua OAT
Keyword:
Terapi OAT mulai sejak 1 minggu yang lalu,
ES: sklera ikterik dan hepatomegaly
Ikterus dan hepatitis imbas obat Termasuk
Efek samping OAT Mayor
Efek samping MAYOR STOP OAT!
Sambil satu persatu dicari OAT penyebab
3 obat penyebab icterus dan hepatitis imbas
obat tersering Pirazinamid > INH >
Rifampisin
Sumber: Rangkuman Guideline TB WHO 2010
Langkah Reintroduksi OAT sambil
mencari tahu OAT penyebab
Bila tanda dan gejala sudah mereda maka OAT diberikan
kembali secara bertahap satu persatu sambil mencari OAT
penyebab:
OAT yang pertamakali diberikan adalah rifampisin
Setelah 3-7 hari pemberian rifampisin ditoleransi, diberikan isoniazid
Bila pasien mampu mentoleransi pemberian ulang rifampisin dan
isoniazid, tidak dianjurkan diberikan ulang pirazinamid
Bila OAT penyebab adalah rifampisin, maka regimen OAT yang
dianjurkan menjadi 2HES/10HE
Bila OAT penyebab adalah isoniazid, maka regimen OAT yang
dianjurkan menjadi RZE selama 6-9 bulan
Bila pirazinamid dihentikan sebelum selesai fase intensif maka
regimen OAT yang dianjurkan menjadi RH selama 9 bulan
Bila salah satu rifampisin maupun isoniazid tidak bisa ditoleransi,
maka menggunakan terapi OAT non-hepatotoksik yaitu
streptomisin, ethambutol, dan fluorokuinolon dimulai
atau dilanjutkan hingga total 18-24 bulan

Sumber: Rangkuman Guideline TB WHO 2010


24. A. AB
Keyword:
Menggumpalkan anti-A dan anti-B
mempunyai antigen A dan B.
Golongan darah pasien ini AB
36. A. AB
25. C. Anemia aplastik
Keyword:
Keluhan lemas sejak + Hb 7.2 Anemia
Memar-memar di kakinya + trombosit
120.000 Trombositopenia
Sering flu + leukosit 3700 Leukopenia
Anemia + Leukopenia + Tromositopenia
Pansitopenia
Diagnosis: Anemia Aplastik
Penyebab pansitopenia paling utama:
Puncak kejadian kasus ada
2, yakni umumnya muncul
pada usia 15-25 tahun dan
setelah usia 60 tahun

Sumber: Harrison 17th


26. B. Ferritin, SI, TIBC
Keyword:
Hb 9,8; MCV 72 anemia mikrositik
hipokrom
Rencana pemeriksaan selanjutnya:
ferritin, SI, TIBC
Ferritin: Cadangan besi dalam tubuh
Male 20-250 g/L
Female 15-150 g/L
Serum iron: Penghitungan jumlah yang
berikatan ke transferin
Male 65177 g/dL (11.631.7 mol/L)
Female 50170 g/dL (9.030.4 mol/L)
TIBC: Kapasitas transferin serum mengikat
besi
250370 g/dL (45-66 mol/L)
27. B. Nalokson
Keyword:
Pingsan/tidak sadar dengan jarum dan botol
suntikan susp. IV drug user
Pupil miosis, kemungkinan besar:
Intoksikasi morphin atau intoksikasi organofosfat
Kalau midriasis, biasanya:
Overdosis kokain atau amfetamin (shabu/ecstasy)
Tanda miosis + jarum suntik kuat
mengarahkan ke penyebabnya keracunan
Morphin
Terapi: Nalokson
Sumber: Current Diagnosis and Treatment 6th 2008 Emergency
Medicine
Intoksikasi opioid (morphin/heroin)
Maintain adequate airway and ventilation
Give naloxone (a specific narcotic antagonist) to all patients with
suspected opiate overdose. Start with 0.4-2 mg intravenously.
Repeat 2 mg every 2-3 minutes 3 or 4 times if no response occurs
and narcotic overdose is suspected. No more than 10 mg.
Naloxone has a half-life of 1 hour and effects lasting only 2-3
hours (shorter than many opiates), permitting the patient to lapse
into coma again.
If relapse occurs, a naloxone continuous infusion may be
started, : approximately two-thirds of the dose required to initially
awaken the patient given over each hour.
Nalmefene (2 mg) : long-acting opioid antagonist last for as long
as 8 hours, thereby reducing the need for any drips or repeated
doses of naloxone
Naloxone is still the preferred initial antidote for comatose
patients when the cause is uncertain because it will produce a
shorter period of withdrawal in the chronically opioid-dependent
patient

Sumber: Current Diagnosis and Treatment 6th 2008 Emergency


Medicine
Organofosfat poisoning
MNEMONIC signs:
SLUDGE (salivation, lacrimation, urination,
diarrhea, GI upset, emesis)
DUMBELS (diaphoresis and diarrhea;
urination; miosis; bradycardia,
bronchospasm, bronchorrhea; emesis;
excess lacrimation; and salivation).
Give: Atropine IV (adult 2mg, child
0.02mg/kg), repeated every 10 mins
until there is improvement or obvious
signs of atropinization (dry mouth,
tachycardia, dilated pupils):
Sumber: Oxford Handbook Accident and Emergency 2nd ed
28. C. Asma bronkial persisten
sedang
Keyword:
Sesak nafas yang hilang timbul, sesak nafas di
malam hari > 2 kali dalam seminggu, episode
sesak dirasakan sering mengarahkan ke
asma persisten sedang
Spirometri: arus puncak ekspirasi 70% dan
variabilitas arus puncak ekspirasi > 30%
untuk pembagian yang lebih pasti, lihat selalu
nilai spirometri
Diagnosis pada pasien ini adalah? asma
bronkial persisten sedang
Anamnesis Asma:
Gejalaepisodik
Reversibel,denganatautanpapengobatan
Timbul/memburukpadamalam/dinihari
Responterhadapbronkodilator
Terdapatfaktorrisikoyangbersifatindividual
Pemeriksaanfisis:
PF dapat normal
Wheezing
Ekspirasimemanjang
Pemeriksaan Penunjang
Spirometri
Obstruksi:VEP1 <80%nilaiprediksi
Reversibilitas:perbaikanVEP115%secaraspontan,
atau setelah inhalasi bronkodilator, atau bronkodilator
oral 10-14 hari, atau steroid oral/inhalasi 2 minggu
APE
Dinilaidenganspirometriataupeakexpiratoryflow
meter(PEF meter)
Reversibilitas:perbaikanVEP115%secaraspontan,
atau setelah inhalasi bronkodilator, atau bronkodilator
oral 10-14 hari, atau steroid oral/inhalasi 2 minggu
Variabilitasharian(dinilai1-2minggu):>20%
Pemeriksaan lain: uji provokasi bronkus, status
alergi
29. A. Inhalasi short acting beta
agonist
Keyword:
Sesak berulang, terutama menjelang pagi, wheezing
(+) Serangan asma
Pilihan terapi awal pada serangan Asma ringan,
sedang, berat Inhalasi Short acting Beta-2
Agonis, setelah itu dilihat dengan respons
perbaikan. Bisa diulang 3x/20 menit.
Bila serangan asma mengancam jiwa
Langsung inhalasi Beta-2 agonis +
antikolinergik + O2 + Kortikosteroid IV +/-
aminofilin
Sumber: Konsensus Penatalaksanaan Asma PDPI
Sumber:
Konsensus
Penatalaksanaa
n Asma PDPI
30.D. Gangguan Fungsi Trombosit

Keyword:
Perdarahan sejak cabut gigi 1 jam yang lalu.
Rutin mengkonsumsi aspirin selama beberapa
tahun.
Kemungkinan penyebab perdarahan pada
pasien adalah konsumsi aspirin.
Aspirin dapat menghambat agregasi trombosit.
Aspirin mengurangi aktivasi trombosit dengan
menghambat kerja siklooksigenase, sehingga
sintesa prostaglandin dan tromboksan A2
menjadi terhambat.
FARMAKOLOGI
31. D. salep
Keywords: wanita 35 th, gatal &
penebalan pd leher & pergelangan
kaki; st dermato: hiperpigmentasi
dan likenifikasi
Basah ketemu basah, kering
ketemu kering
3 vehikulum dasar: cairan, bedak,
salep
4 vehikulum campuran: bedak
kocok (cairan + bedak), krim
(cairan + salap), pasta (salap +
bedak), dan linimen/pasta
pendingin (cairan + bedak + salap)
Cairan (kompres)
Membersihkan debris (pus, krusta)
Melunakkan vesikel, bula, pustul
Meringankan eritema yang mencolok (mis.
erisipelas)
Bedak
Bersifat mendinginkan, mengurangi gesekan
Supaya vesikel tdk pecah (: varisela, herpes zoster)
U/ dermatosis yang kering dan superfisial, tidak
boleh pd yg basah
Salep
U/ dermatosis yang kering & dalam, bersisik &
berkrusta
Jangan di daerah berambut
Bedak kocok
U/ dermatosis kering dan superfisial yg
luas
Jangan di daerah berambut
Krim
Indikasi kosmetik
U/ dermatosis lebih dalam yg luas
Boleh pd daerah berambut
Pasta
U/ dermatosis yg agak basah
Linimen
U/ dermatosis subakut
32. D. Syr. Pirantel pamoat 125
mg/5ml Fl No. I S 1 dd I Cth p.d.sing
Keywords: bayi 10 bln, gatal anus pd
malam hari, rewel, tdk mau menyusu
Dx: Enterobiasis
Pruritus ani/vulva, terutama malam hr,
enuresis
Penemuan cacing di tinja/perineum,
ekskoriasi/eritema perineum/vulva
Tx: pirantel pamoat single dose,
minum bersama makanan; 2 mg
kemudian minum 1x lagi
S 3 dd I Cth pc = 3x sehari setelah makan
Sue 2 dd applic part dol = utk pemakaian
luar, aplikasi pd area yg sakit 2x sehari
Suc = cara pemakaian sudah diketahui
pasien
S 3 dd gtt I ODS = 3x sehari 1 tetes pd
mata kanan & kiri
S 1 dd I Cth p.d.sing: 1x sehari , single dose
pro dosis singularis (p.d.sing)
33. C. Beta Blocker
Keywords: riw nyeri dada, HT, asma
Beta blockers
Memblok reseptor Beta-1 (primarily
located in cardiac tissue) me HR &
kontraktilitas jantung
Kontraindikasi: hipersensitivitas, syok
kardiogenik/gagal jantung, sinus
bradikardia parah, 2nd and 3rd degree
heart block, asma bronkial, PPOK
34. D. Pirazinamid
Pengobatan OAT aktif, nyeri dan bengkak
pada sendi, peningkatan asam urat
hiperurisemi adalah salah satu efek
samping pirazinamid
35. E. Streptomisin
Ibu hamil, pengobatan TB, obat TB yang
menyebabkan gangguan pendengaran
streptomisin
RADIOLOGI
36. B. Top lordotik Susp. TB
Paru
Keywords
S: batuk 3 bulan
O: LED 40 mm/jam, foto thorax PA: infiltrat di apex
dengan hiperselularitas costae dan klavikula
Kemungkinan diagnosis kerja pada pasien ini
adalah susp. TB paru.
Untuk melihat apex paru lebih jelas perlu
dilakukan foto thorax top lordotik untuk
menghilangkan superposisi costae dan
klavikula
Jawaban: B. Top lordotik
37. A. Foto polos kepala posisi
waters
Keywords:
S: sakit kepala di daerah pipi, hidung tersumbat, batuk, pilek,
demam
O: nyeri tekan sinus maksilaris
Dipikirkan diagnosis kerja berupa sinusitis maksilaris.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah
foto polos kepala posisi waters atau CT scan kepala
(gold standard)
Dilihat apakah ada perselubungan atau gambaran air fluid
level pada foto
Karena ketersediaan CT scan yang jarang, maka
disarankan dilakukan foto polos posisi waters
Jawaban: A. Foto polos kepala posisi waters
38.B. Foto Thorax PA
Keywords: arah sinar dari posterior ke anterior
Foto thorax PA
Arah sinar dari posterior ke anterior
Kaset di depan dada pasien
Dilakukan pada pasien yang dapat berdiri
Kelebihan: tidak terjadi magnifikasi (pembesaran) jantung
Foto thorax AP
Arah sinar dari anterior ke posterior
Kaset di belakang punggung pasien
Dilakukan pada pasien yang hanya dapat tidur
Kekurangan: ada magnifikasi jantung (kesan jantung
membesar, padahal tidak)
Jawaban: B. PA (Posterior Anterior)
39. D. USG
Keywords:
S: anuria, mual, muntah, riwayat nyeri pinggang sejak 1 tahun yang lalu
O: nyeri ketok CVA kiri (+)
Dipikirkan diagnosis kerja nefrolitiasis sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan penunjang radiologis
Modalitas pemeriksaan batu saluran kemih
Foto polos abdomen (BNO): hanya (+) jika batu radioopaque
BNO+IVP: dilakukan bila pada BNO tidak ditemukan gambaran batu DAN
bila fungsi ginjal pasien baik
USG: dilakukan bila pada BNO tidak diteukan gambaran batu DAN terjadi
penurunan fungsi ginjal; dapat mendeteksi batu radioopaque dan
radiolusens
Pada pasien ini terjadi penurunan fungsi ginjal yang ditandai
dengan anuria. Sehingga modalitas yang dipilih adalah USG
ginjal.
40. A. Ileus
Keywords:
S: perut semakin membesar
O: riwayat tumor ovarium
Foto polos abdomen menunjukkan
adanya gambaran udara usus yang
menyebar sepanjang usus yang
mengarah pada kemungkinan ileus
obstruktif
THT
41. E. Cavum cranii
Petinju mendapat pukulan di hidung,
lalu keluar cairan dari hidung secara
terus menerus
Cairan kemungkinan berasal dari: E.
Cavum cranii
Sinus paranasal berisi udara
Dari soal yang keluar adalah cairan, jadi
tidak mungkin dari sinus paranasal
Pada trauma wajah, fraktur os nasal
sering disertai fraktur bagian
kranium lainnya
Cairan yang mengalir dari hidung
mungkin menunjukkan kebocoran
CSF karena fraktur basis kranii
42. B. Antibiotik, antipiretik,
dekongestan, dan ear toilet H 2O2 3%
Keywords:
S: Keluar cairan dari telinga kanan,
riwayat batuk pilek
O: demam, telinga kanan: sekret
mukopurulen (+), perforasi sentral (+)
Dipikirkan diagnosis kerja OMA
stadium perforasi th/ Antibiotik,
antipiretik, dekongestan, dan ear
toilet H2O2 3%
OMA Patogenesis
OMA Manifestasi Klinis dan
Tatalaksana
OTITIS MEDIA AKUT Tata laksana
Manifestasi klinis, tergantung Oklusi: obat tetes hidung (Efredin
stadium HCl 0,5%) + antibiotik
Oklusi: retraksi membran timpani Hiperemis: antibiotik + obat tetes
hidung + analgetik + miringotomi
Hiperemis: MT hiperemis dan
Supurasi: antibiotik + miringotomi
edema
Perforasi: antibiotik + obat cuci
Supurasi: Telinga bulging, sangat
telinga
nyeri, nadi dan suhu meningkat
Resolusi: antibiotik
Perforasi: Ruptur MT, nadi dan
suhu menurun, nyeri reda
Setelah miringotomi atau perforasi
Resolusi: MT menutup, sekret lakukan cuci telinga dengan H 2O2 3%
hilang. Kegagalan stadium selama 3-5 hari.
resolusi menyebabkan OMSK.
Seluruh gejala sering disertai Antibiotik lini-1: Amoxicillin 80-90
riwayat ISPA dan gangguan mg/kg/hari PO dibagi 2x/hari selama
pendengaran. 10 hari
43. D Laringoskop
Keyword:
Sesak nafas, berkurang bila tidur miring
atau memakai bantal sejak 2 bulan yg lalu,
sembuh dengan sendirinya
Stridor inspirasi dan retraksi ringan
suprasternal (+).
Radiologis: Penyempitan di daerah laring.
Diagnosis: Laringomalasia
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan
untuk menilai laring: Laringoskop
Laringomalasia
Merupakan kelainan kongenital
kartilago laring
Gejala mulai bulan ke-2:
Stridor, retraksi daerah suprasternal,
epigastrium, interkostal dan
supraklavikular
Tidak ada gangguan makan dan minum
Laringomalasia akan resolusi saat
sekitar 2 tahun
Pencegahan: dengan mencegah
inflamasi di saluran nafas, seperti
rhinofaringitis akut
44. C. Dix-Hallpike manuver
Keyword:
Pusing berputar sejak 1 minggu yang
lalu.
Mual (+), muntah (+), keluhan tidak
berkurang bila istirahat. Riwayat
kecelakaan lalu lintas (+)
Pada pasien dipikirakan terjadi vertigo
akibat post trauma BPPV
Cara pemeriksaan : Dix- Hallpike manuver
Vertigo Perifer vs. Sentral
Vertigo Perifer Vertigo Sentral (Non-
(Vestibuler) Vestibuler)
Sifat vertigo Rasa berputar Rasa melayang, hilang
keseimbangan
Gangguan di Kanalis semisirkularis Batang otak atau serebelum
Serangan Episodik Kontinyu
Mual/muntah + -
Gangguan -
pendengaran
Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan objek visual
Situasi pencetus - Keramaian lalu lintas
Penyebab Neuritis vestibuler Stroke batang otak
BPPV TIA vertebrobasiler
Meniere disease Migren basiler
Trauma Trauma
Fisiologis (mabuk) Perdarahan serebelum
Obat-obatan Infark batang otak/serebelum
Neuroma akustik Degenerasi spinoserebral
45. B. Toxoplasmosis
Keyword:
Kebiasaan makan daging sate
setengah matang
Pembesaran kelenjar di leher, tidak
nyeri, berdiameter 1x1 cm, kenyal.
Lab: leukositosis.
Diagnosis paling mungkin:
Toksoplasmosis
Toksoplasmosis pada pasien
imunokompeten:
80-90% asimptomatik
Memberikan gambaran pembesaran
limfonodus servikal yang tidak nyeri, diameter
kurang dari 3 cm
Demam, malaise, keringat malam, mialgia
Tanda infeksi:
Leukositosis
Makan daging setengah matang dapat
mengandung kista jaringan yang terdapat
pada feses kucing
46. B. Allergic crease
Perempuan, bersin pada pagi hari.
Sering menggosok-gosok hidung
hingga terbentuk garis di sekitar
dorsum nasi allergic crease
Tanda Alergi
Allergic shiners
Dark circles under
the eyes are due to Allergic salute
swelling and The way that many
discoloration from children use the
congestion palm of their hand
to rub and raise the
tip of their nose to
relieve nasal itching
and congestion
Allergic crease
A line across the
bridge of the nose
usually the result of
Dennie morgan
allergic salute lines
Crease-like wrinkles
that form under the
lower eyelid folds
(double skin folds)
Mouth breathing
Akibat kongesti Allergic (adenoidal)
nasal disertai
face (long face
dengan
development of a syndrome)
high, arched palate, Akibat pembesaran
an elevated upper adenoid
lip, and an overbite menyebabkan tired
and droopy
appearance
Postnasal drip
From allergic mucus
building up and
being discharged
into the throat
Serious nasal
allergies also
reduce the sense of
taste and smell.
47. C. Matikan kecoa lalu
dikeluarkan
Serangga dalam liang telinga
Prinsip : binatang dimatikan dengan
meneteskan pantokain, silokain,
minyak atau alkohol sebelum
dikeluarkan
48. E. Telinga kiri normal, telinga
kanan tuli sensorineural
Keywords
O: Swabach
memendek telinga
kanan, Rinne (+)
kedua telinga, Weber
lateralisasi ke kiri
Jadi pada pasien ini
terjadi tuli
sensorineural
telinga kanan dan
telinga kiri normal
49. E. Korpus Alienum
Keyword:
Anak berusia 5 tahun
Hidung berbau busuk sejak 1 minggu
yang lalu.
Hanya pada hidung sebelah kanan dan
disertai dengan pilek.
Demam (-), mimisan (-), telinga dan
tenggorok normal
Diagnosis: Korpus alienum
50. C. Kesulitan tidur selama 1
bulan
Keyword:
Sering terbangun saat tidur, mengorok
Tonsil T3/T4, tidak hiperemis, terdapat
pelebaran kripta dan detritus (+).
Diagnosis: tonsilitis kronis dengan
obstruksi saluran napas.
Indikasi pengangkatan tonsil: kesulitan
tidur selama 1 bulan
Indikasi Absolut
Indikasi Relatif
a) Pembengkakan tonsil
a) Terjadi 3 episode atau lebih
yang menyebabkan
infeksi tonsil per tahun dengan
obstruksi saluran napas, terapi antibiotik adekuat
disfagia berat, gangguan b) Halitosis akibat tonsilitis kronik
tidur dan komplikasi yang tidak membaik dengan
kardiopulmoner pemberian terapi medis
b) Abses peritonsil yang c) Tonsilitis kronik atau berulang
tidak membaik dengan pada karier streptokokus yang
pengobatan medis dan tidak membaik dengan
drainase pemberian antibiotik -
laktamase resisten
c) Tonsilitis yang ) Jawaban: A. Kesulitan tidur
menimbulkan kejang selama 1 bulan
demam
d) Tonsilitis yang
membutuhkan biopsi
BEDAH
51. B. Fraktur Galeazzi
Keywords: jatuh dengan
tangan menyangga,
fraktur radius distal +
dislokasi processus
styloideus ulna
Fraktur radius +
dislokasi sendi
radioulnar distal =
Fraktur Galleazi
Akibat beban pd
hyperpronated forearm
Fr Montegia = dislokasi sendi
radioulnar proksimal yang
menyertai fraktur forearm
Fr Barton = Distal Radius Fractures
= fraktur pada area artikuler distal
& metafisis
Fraktur Galeazzi:
Fraktur radius dengan
dislokasi sendi
radioulnar
Fr Colles = fraktur radius distal
dengan/tanpa ulna, fragmen fraktur
distal ke dorsal
Fr Smith = fraktur radius distal
dengan/tanpa ulna, fragmen fraktur
distal ke volar
52. C. FAM
Keywords: wanita 18 tahun, massa
payudara kiri sejak 2 tahun, nyeri (-),
kenyal, batas jelas, mobile
FAM
Massa payudara paling umum pd wanita
<25 th
Massa tunggal (10-15% multipel), padat,
kenyal, licin, mobil, nyeri (-), 1-5 cm (bs
bertambah besar)
Ca mammae = curiga bila massa
keras, ireguler, terfiksasi
Disertai perubahan ukuran/bentuk
payudara (asimetri payudara),
perubahan kulit (bengkak, penebalan,
radang, edema/peau d orange),
abnormalitas puting (retraksi, inversi,
bloody discharge, ulserasi), massa aksila
Payudara fibrokistik = massa jinak
payudara, periodic swelling (bisa nyeri)
berkaitan dengan siklus menstruasi
Phyllodes tumor = nodul besar (rata-rata
5 cm), soliter, padat; terutama pada wanita
40-50 tahun
10% ganas
Papiloma duktus = tumor jinak duktus
payudara, biasanya dekat puting,
discharge jernih/berdarah
Papiloma multipel = risiko ca payudara >
53. B. Hipospadia
Keywords: bayi laki-laki 1
tahun, rewel, tidak bisa
BAK, lubang kencing di
bawah batang penis
Hipospadia
OUE di ventral penis
proksimal dari ujung glans
(bisa di skrotum/perineum)
Chordee pemendekan &
kurvatura penis abnormal
Dorsal hood (prepusium
berlebih di dorsal), kulit
ventral defisien
Epispadia = OUE di dorsal penis
Fimosis = prepusium tidak bisa ditarik
melewati glans
Fisiologis (bayi baru lahir), patologis
(sebelumnya bisa diretraksi, sekarang tidak
bisa)
Risiko jd parafimosis klo diretraksi paksa lalu
lupa dikembalikan posisinya nekrosis glans
Parafimosis = prepusium yang diretraksi
tidak bisa kembali ke posisi semula
54. B. Fimosis
Keywords: anak laki-laki 3 tahun,
nyeri BAK sejak 3 bulan yang lalu,
penis kadang menggembung;
prepusium sulit ditarik ke belakang
Dx: fimosis
55. C. Kuning
Keywords: laki-laki 28 tahun KLL, CM,
TTV stabil, akral hangat, luka lecet,
fraktur femur tertutup kaki kanan
Triase: kuning
Triase
Merah (segera) = tidak akan bertahan tanpa
terapi segera, punya kemungkinan selamat
Kuning (observasi) = perlu observasi (& mungkin
triase ulang). Sekarang stabil, tidak dalam bahaya
maut. Butuh perawatan. Dalam kondisi normal
akan segera ditangani.
Hijau (tunggu) = walking wounded; butuh terapi
setelah pasien kritis ditangani
Putih (dismiss) = luka minor, tidak perlu
penanganan dokter
Hitam (expectant) = meninggal/luka sangat
ekstensif sehingga tidak bisa selamat dengan
terapi yang tersedia
56. B. Adenokarsinoma
prostat
Keywords: laki-laki 65 tahun, tidak dapat
BAK sejak 1 hari yang lalu, nyeri bokong,
nyeri & bulging suprapubik; RT prostat
membesar, keras, permukaan tidak rata
Ca prostat
LUTS, retensi urin, hematuria, nyeri punggung
Dapat disertai: penurunan BB, anemia, nyeri
tulang, fraktur patologis, defisit neuro (kompresi
medula spinalis), nyeri & edema ekstremitas
bawah (metastasis vena & limfe), adenopati,
overdistensi vesika, tonus sfingter anal
RT: nodul, asimetri, perbedaan tekstur
Marker: PSA
Biopsi!

BPH
Gejala LUTS
RT: ukuran, nodul, tonus sfingter ani,
fluktuasi (abses), nyeri (prostatitis)
Transrectal USG
Prostatitis: demam, nyeri
perineal/punggung/perut bawah,
disuria, LUTS, discharge uretra,
retensi urin; RT nyeri
Tumor buli: hematuria tanpa
disertai nyeri, gejala iritatif LUTS
Ca rekti: BAB berdarah/berlendir,
perubahan pola BAB, nyeri
perut/punggung, gejala BAK; RT;
marker CEA, CA 19-9; kolonoskopi
57. C. Cystotomi
Keywords: Trauma perineum, tidak
bisa BAK, meatal bleeding cedera
uretra
Pada defek/ruptur urtera baik anterior
dan posterior, kontraindikasi
pemasangan kateter
Tindakan awal yang perlu dilakukan
adalah untuk dekompresi urine yaitu
tindakan sistosomi
58. B. Sindrom
Kompartemen
Keywords: laki-laki 20 tahun, trauma, cruris
dekstra 1/3 tengah edema, nyeri angulasi,
pulsasi a. dorsalis pedis melemah
Diagnosis: sindroma kompartemen
Terutama high-velocity injuries, fraktur tulang
panjang, crush injuries, luka penetrasi (trauma
arteri), trauma vena
5P (pd stadium lanjut): Pain, Parestesia, Pallor,
Pulselessness, Poikilothermia
Tanda awal yg paling konsisten: pe
diskriminasi 2-titik
Palpasi: teraba keras
59. A. Luka bakar grade I
Keywords: wanita 24 tahun, kemerahan
pada kulit, perih, riwayat berjemur
Luka bakar superfisial (grade I):
eritema, nyeri
Grade II dangkal: merah muda-merah,
bulla (+)/(-), basah, nyeri (++), CRT (+)
Grade II dalam: merah-keputihan, bulla
(+)/(-), lembab, nyeri (+), CRT (-)
Grade III (full-thickness): kering,
eschar, nyeri (-), khaki/abu/hitam
60. E. PAD
Keywords: laki-laki 46 tahun, ibu jari
kaki hitam & nyeri, merokok (+), DM (-)
Dx: acute limb ischemia akibat PAD
Peripheral arterial disease (PAD)
= perfusi inadekuat akibat aterosklerosis
FR: merokok, hiperlipidemia, DM,
hiperviskositas
Etio lain: flebitis, trauma, operasi,
autoimun (vaskulitis, arthritis), koagulopati
Progresi kronik (trombosis)/ akut
(emboli)
Pemicu akut: AF, penyakit katup, infark
miokard
Kronik: klaudikasio (nyeri otot dengan
aktivitas, membaik dengan istirahat),
ischemic rest pain (: cardiac output
jelek), ulkus
5P: pulselessness paralysis parestesia
pain pallor
61. D. Kalium sitrat
Keywords: Nyeri pinggang, BAK
tersendat-sendat, nyeri ketok di regio
lumbal, urinalisis ditemukan kristal
Obat untuk menghancurkan kristal asam
urat dan sistin: alkalisasi urin dengan
natrium bikarbonat dan kalium sitrat
Kalium sitrat lebih menjadi pilihan karena
tersedia dalam bentuk tablet slow release
sehingga tidak terjadi overload natrium
62. C. Biopsi PA
Keywords: wanita 36 tahun, nipple
discharge, payudara tidak simetris,
retraksi puting kemungkinan ca
mammae
Baku emas pemeriksaan adalah
biopsi PA / Pemeriksaan histopatologi
(untuk hampir semua tumor padat)
63. A Hidrocele
Hidrokel:
Kumpulan dari cairan serosa akibat defek atau iritasi di
tunika vaginalis skrotum
Gejala dan tanda:
Pembesaran skrotum Biasanya tidak nyeri
Pemeriksaan trasluminasi positif

Orchitisnyeri (karena ada inflamasi), transiluminasi (-)


Varikokel dilatasi pleksus venosus pampiniformis dan
vena spermatik internal tampak gambaran cacing
pada skrotum; ps datang dengan keluhan infertilitas
Elephantiasistissue swelling+skin and tissue
thickening
Hidrocele
64. A. Greenstick fracture
65. C. Raynauds disease
Keywords: nyeri, pucat, sianosis bila terpapar
suhu dingin

Raynauds disease
Vasospasme rekuren akibat kelainan fungsional
pembuluh darah, biasanya dipicu stres emosional
dan suhu dingin
Bentuk serangan: pemicu (dingin) vasospasme
(pucat, biru, nyeri) reflow (hiperemia)
Muncul simetris di ujung jari kaki dan tangan, tidak
ada nekrosis, CRP normal
PF umumnya normal, boleh di-challenge dengan
suhu dingin
66. B. USG Mamae
Keywords: wanita 25 tahun, massa
payudara kanan progresif sejak 3 tahun
yang lalu, nyeri jika menstruasi, kenyal,
mobil, tidak terfiksasi
Payudara fibrokistik = massa jinak
payudara, periodic swelling (bisa nyeri)
berkaitan dengan siklus menstruasi
Pemeriksaan penunjang:
USG bisa membedakan massa solid/kistik
Mammogram pada wanita <35 th kurang
jelas karena jaringan payudara lebih padat
67. B. Clostridium Perfingens
Keywords: Keluhan kaki berbau busuk,
riw tertusuk beling, keluar nanah dan
kehitaman gangren (nekrosis/kerusakan
jaringan karena bakteri anaerob)
Clostridial gas gangrene akibat Clostridium
perfingens
Dapat disebabkan trauma, post operasi,
ataupun spontan
Dalam prosesnya harus terjadi inokulasi
jaringan dan oksigen yang rendah
Clostridium dificile
Bakteri gram positif anaerobic,spore-
forming rods (bacilli), penyebab diare,
biasanya muncul akibat penggunaan
antibiotik spektrum luas
Clostridium botulinum
Anaerobik gram positif batang
Menyebabkan botulism kelainan
neurologik akut yang menyebabkan
neuroparalisis
Dapat melalui makanan (makanan
kaleng/pengawet) atau luka
Clostridium
perfringens: Clostridium tetani:
Anaerob, gram +,
Anaerob, gram +,
rod-shaped, spore
rod-shaped,
endospore
Tennis
racket/drumstick
appearance
Staphylococcus:
Facultative anaerob,
gram +, round
Grape-like clusters
Streptococcus
pyogenes:
Aerob, gram +,
round
68. C. Beri O2, jaga jalan nafas,
rujuk ke RS
Keywords: luka bakar 40%, sesak progresif,
dahak jelaga
Diagnosis: luka bakar dengan trauma
inhalasi
Riwayat terperangkap dalam ruang tertutup
Batuk, sputum berjelaga, serak, sesak progresif,
luka bakar pada wajah, rambut wajah/hidung
terbakar
Terapi: ingat ABCDE. Untuk trauma inhalasi
sebaiknya segera intubasi. Selain itu: aggressive
pulmonary toilet, bronkodilator, membersihakn
sekresi
Terapi luka bakar akut
Jauhkan dari sumber panas, irigasi
dengan air mengalir
Airway: intubasi bila curiga trauma
inhalasi, stabilisasi leher
Breathing: O2 100% dengan NRM
Circulation: IV line, mulai resusitasi
cairan bila luka bakar >15% pd
dewasa/10% pada anak
Disability: GCS
Exposure: lepaskan pakaian & perhiasan,
selimuti, nilai luas & dalam luka bakar
menyeluruh
Fluid: perhitungkan kebutuhan cairan,
kateter urin untuk memantau
Analgesik
Secondary surgery
Rujuk bila ada indikasi, termasuk trauma
inhalasi
69. B. Eksisi
Keywords: Wanita benjolan di
payudara, konsistensi kenyal,
permukaan licin, batas tegas, mobile
kemungkinan FAM
Teknik biopsi yang tepat untuk FAM:
biopsi eksisi
70. B. Nekrosis glan penis
Keywords: anak laki-laki 8 tahun,
sering menarik kuncup penis hingga
prepusium tertarik ke dorsal
Diagnosis kerja: mengarah pada
parafimosis akibat prepusium
sering diretraksi
Komplikasi: rekurensi, posthitis
(inflamasi prepusium), nekrosis glans
penis, autoamputasi
OBSGYN
71. B. Resusitasi cairan
Keywords: Nyeri perut hebat, perdarahan
dari jalan lahir, terlambat haid, abdomen
teraba massa, cavum douglasi menonjol,
tes kehamilan positif KET
Tampak lemas, TD 80/60 syok
hipovolemik akibat perdarahan
Tindakan pertama tangani
kegawatdaruratan resusitasi cairan
Tindakan definitif laparotomi
72. A. Beta HCG
Keywords: Wanita hamil 2 bulan,
perdarahan dari jalan lahir, mual dan
muntah, uterus lebih besar dari
usia kehamilan
Kemungkinan diagnosis: Mola
hidatidosa
Diagnosis banding untuk uterus yang lebih
besar dari usia kehamilan di trimester 1:
Tumor uterus, misalnya fibroid
Penyakit trofoblastik gestasional, paling sering
mola hidatidosa
Dapat mengalami hiperemesis, perdarahan
dari jalan lahir, atau hipertiroidisme
Tumor ovarium
Gestasi multiple biasanya 3 atau lebih untuk
terdeteksi di trimester 1
Usia kehamilan salah

Mola hidatidosa dicurigai bila beta-hCG >


100.000 mIU/mL
73. D. Karena preeklampsia
mengganggu perfusi janin
CTG (cardiotocograph) digunakan untuk memeriksa
heart rate janin
NST (nonstress test) dilakukan menggunakan CTG
Prinsip: janin yang mendapat cukup oksigen secara
spontan akan mengalami peningkatan Heart rate
temporer
Disebut reaktif/normal 2 akselerasi HR dalam
periode 20 menit, dengan atau tanpa gerakan janin yang
dirasakan ibu. Akselerasi: 15 bpm di atas baseline
selama minimal 15 detik jika hamil > 32 minggu, atau
10 bpm selama minimal 10 detik jika 32 minggu
Nonreaktif < 2 akselerasi HR dalam periode 20 menit
selama periode uji 40 menit. Jika nonreaktif, dapat
dilanjutkan dengan stimulasi vibroakustik yang dapat
membangunkan janin
74. D. Atonia uteri
Keywords: Wanita dengan perdarahan jalan lahir
setelah melahirkan 2 jam yang lalu. Kontraksi
uterus kurang baik.
Kontraksi uterus kurang baik atonia uteri
penyebab > 90% perdarahan dalam 24 jam
pasca persalinan

Sisa plasenta tidak mungkin karena plasenta


lahir lengkap
Gangguan pembekuan tidak ada riwayat
Robekan jalan lahir dan inversion uteri tidak
ada tanda-tandanya
75. C. Pil progesteron
Keywords: Hamil 3 bulan, perdarahan
bercak dari jalan lahir, serviks menutup
Abortus iminens
Bila perdarahan bercak berwarna
kecoklatan, bercampur lendir, hanya
berupa noda pada pakaian dalam, tanpa
nyeri, berlangsung beberapa hari dan
makin lama makin berkurang embrio
masih baik umumnya perbaikan terjadi
tanpa pengobatan istirahat total
Pertimbangkan adanya AKDR atau infeksi
Gangguan hormon merupakan salah satu
faktor terjadinya abortus preparat
progesteron akan memberikan hasil
yang baik apabila memang terjadi
defisiensi hormon. Preparat yang sering
digunakan: didrogesteron,
hidroksiprogesteron kaproat, dan
alilesterenol
Abortus (Berdasarkan Tingkatan)

Abortus iminens: portio tertutup,


jaringan (-)
Abortus insipiens: portio terbuka,
jaringan (-)
Abortus inkomplit: portio terbuka,
jaringan (+)
Abortus komplit: portio tertutup,
jaringan (+)
Abortus habitualis: telah terjadi
abortus selama min 3 kali berturut-
76. D. Terminasi kehamilan
Keywords: Wanita hamil, nyeri kepala,
TD 190/120, proteinuria +3
preeklampsia berat
Kelahiran atau terminasi kehamilan
adalah satu-satunya tindakan yang
dapat menyembuhkan preeklampsia
Usia kehamilan > 34 minggu dapat
langsung terminasi (lihat algoritme
preeklampsia berat)
Perbedaan Preeklampsia Ringan dan
Berat
Abnormalitas Ringan Berat

Tekanan darah diastolik <100 mmHg 110 mmHg atau lebih

Proteinuria Terdeteksi hingga 1+ Persisten 2+ atau lebih

Sakit kepala Tidak ada Ada

Gangguan visual Tidak ada Ada

Nyeri abdomen atas Tidak ada Ada

Oliguria Tidak ada Ada

Kejang (eklampsia) Tidak ada Ada

Kreatinin serum Normal Meningkat

Trombositopenia Tidak ada Ada

Peningkatan enzim hati Minimal Nyata

Restriksi pertumbuhan janin Tidak ada Jelas

Edema paru Tidak ada Ada


77. D. 16-18 minggu
Keywords: PF fundus setinggi
simfisis-pusat DJJ terdengar dengan
Doppler
DJJ terdengar doppler 12 minggu
DJJ terdengar leneck 18-20 minggu
78. B. Kala 1 fase aktif
Tanda dan gejala inpartu:
Penipisan dan pembukaan serviks
Kontraksi uterus yang menyebabkan
perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit)
Cairan lendir bercampur darah (bloody show)
dari vagina

Pembukaan 5 cm kala 1 fase aktif


(4-10 cm)
Persalinan Normal
Kala I : proses membukanya serviks
Fase laten : bukaan < 4 cm (selama 8 jam)
Fase aktif : bukaan 4-10 cm (lengkap) selama kira-kira 6 jam
(1 cm/jam)
Kala II: proses melahirkan bayi
Dimulai sejak bukaan serviks lengkap hingga lahirnya bayi
Batas waktu 60 menit pada nullipara dan 30 menit pada
multipara
Kala III: proses melahirkan plasenta
Dimulai sejak lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta
Batas waktu 30 menit
Kala IV: pemantauan keadaan ibu (tanda-tanda vital)
Dimulai sejak lahirnya plasenta sampai 2 jam setelahnya
79. E. Abortus septik
Keywords: Keguguran, dimasukkan
sesuatu ke dalam vagina oleh dukun.
Suhu 38,50C. PF didapatkan sekret
vagina berwarna hijau dan berbau
Abortus septik
Tanda-tanda abortus septik:
Demam (suhu > 38), menggigil atau berkeringat
Sekret pervaginam yang berbau/keluar cairan
mukopurulen melalaui ostium serviks
Tegang/kaku dinding perut bawah (dengan atau tanpa
nyeri ulang-lepas)
Nyeri goyang serviks (pada pemeriksaan bimanual)
Gejala abortus septik:
Riwayat abortus provokatus (disengaja) Pada
pasien tidak jelas apakah abortus disengaja,
tetapi ada riwayat sesuatu dimasukkan ke
dalam vagina oleh dukun
Nyeri perut bawah
Perdarahan pervaginam yang lama (> 8 hari)
Kelemahan umum (gejala seperti flu)
80. A. Solusio plasenta
Keywords: Perdarahan merah kehitaman +
nyeri perut, usia kehamilan 28 minggu
bukan abortus
Perdarahan merah kehitaman, nyeri hebat
pada perut, uterus terasa tegang dan kaku,
kontraksi uterus (+) Solusio plasenta

Merokok salah satu faktor risiko solusio


plasenta
Hemmoragic Antepartum
(HAP)
Solutio plasenta : perdarahan pervaginam,
warnanya akan kehitam-hitaman dan sedikit
sakit, perut terasa agak sakit, atau terasa agak
tegang yang sifatnya terus menerus
Plasenta previa : perdarahan tanpa nyeri, tiba-
tiba, tanpa penyebab, biasanya darah berwarna
merah segar, VT teraba plasenta atau presentasi
janin
Varises vagina : terlihat pelebaran pembuluh
darah di vagina
Vasa previa : pembuluh darah janin melintasi atau
berada di dekat ostium uteri internum, perdarahan
terjadi apabila ketuban pecah.
Ruptur uteri
Robeknya uterus
Komplit: isi uterus masuk ke rongga abdomen, biasa
disertai syok hipovolemik
Inkomplit: dinding peritoneum tetap intak, jd tidak ada yg
ke abdomen
Penyebab
Kelemahan pd dinding uterus, mis. riw. SC dan
myomektomi, grande multipara, makrosomia, gemeli
Intervensi saat persalinan: induksi, mendorong fundus
terlalu kuat, ekstraksi forceps
Gejala: nyeri abdomen, pendarahan pervaginam,
tanda syok, fetal bradikardia, bagian janin teraba dari
kulit
81. D. Kontap (Kontrasepsi Mantap)

Keywords: Wanita, 36 tahun, ingin


KB, anak 3, riw TIA, TD 150/100
Riwayat TIA, hipertensi
kontraindikasi KB hormonal (pil KB,
implant)
Usia > 35 tahun, sudah memiliki 3
anak disarankan untuk tidak hamil
lagi Kontap
Pasien dengan faktor risiko kardiovaskular /
cerebrovascular merupakan kontraindikasi
penggunaan kontrasepsi hormonal.
Tubektomi merupakan kontrasepsi mantap dan
akan sulit lagi dilakukan reanastomosis tuba
kembali apabila masih ingin memiliki anak
Kondom dapat terjadi kegagalan seperti karet
yang bocor dan pemakaian yang tidak tepat
sehingga pencegahan kehamilan tidak dapat
diprediksi
IUD atau AKDR dapat bertahan 5-8 tahun dan
mudah untuk kembali ingin mempunyai anak
(hanya dengan mengeluarkan AKDR dari rahim)
sehingga perencanaan kehamilan dapat diprediksi
Kontrasepsi
Alamiah: koitus interuptus & pantang senggama
(metode kalender tengah siklus haid, lendir servix
lebih kental, dan peningkatan suhu basal)
Mekanik: kondom (wanita, pria), IUD (5-8 tahun).
IUD Cu-T dengan reaksi peradangan menghambat
fertilisasi dan implantasi ke endometrium
Hormonal: pil, suntik, implan, patch: bisa
progresteron saja, bisa kombinasi dengan
estrogen
Kontap (KB mantap): tubektomi, vasektomi (untuk
usia wanita >35 tahun)
PENGGUNAAN KONTRASEPSI BERDASARKAN
TUJUAN

199
82. E. Infus cairan
Plasenta tidak lahir dalam 15 menit 10 U
oksitosin IM dosis kedua Jika kandung kemih
penuh, pasang kateter ulangi penegangan
tali pusat terkendali jika plasenta belum
lahir 30 menit setelah bayi lahir rujuk
Plasenta tidak lahir + perdarahan plasenta
manual masih berdarah kompresi
bimanual + oksitosin + misoprostol
Pada pasien, terdapat tanda-tanda syok (TD
90/50, HR 120, pucat, lemas, berkeringat, air
kencing sedikit dan pekat) tindakan pertama
adalah resusitasi cairan
83. A. Konsumsi KB oral 1
siklus
Keywords: Wanita, keluar bercak
darah dari kemaluan selama lebih
dari 8 hari. Sebelumnya pasien
memiliki riwayat suntik KB
progesteron.
Perdarahan akibat suntik KB
progesteron diterapi dengan pil
KB kombinasi 1 siklus
84. E. peningkatan FSH
Hanya ditemukan sel sertoli di tubulus
seminiferous sertoli cell-only syndrome/Del
Castillo syndrome/germ cell aplasia
Ciri-ciri:
Laki-laki steril
Tidak ada abnormalitas seksual
Tanda-tanda:
Biopsi testis: tidak ada spermatozoa
Kadar testosterone dan LH normal
FSH meningkat
85. B. 27 Maret 2012
Keywords: HPHT 20 Juni 2011, siklus
haid 28 hari, positif hamil TP 27
Maret 2012
Rumus Naegel : Tanggal + 7, bulan
3, tahun + 1, dengan catatan siklus
menstruasi 28 hari

Contoh lain: Pasien HPHT 28 Maret


2013, siklus haid 28 hari, taksiran
partus?
86. B. Pap smear
Keywords: Wanita 45 tahun keputihan, terdapat
bercak darah. Suami pasien supir truk antar kota
suspek kanker serviks
Gejala kanker serviks:
Perdarahan vagina abnormal
Ketidaknyamanan vagina
Duh berbau
Disuria
Evaluasi yang lengkap dimulai dengan Pap smear

Pilihan pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh


dokter umum: IVA dan pap smear Tetapi pap
smear lebih akurat
87. E. KET
Keywords: nyeri perut bawah akut,
perdarahan dari OUE, nyeri goyang portio
(+), tanda gagal sirkulasi (syok/presyok),
anemia karengan perdarahan (8 gr%)
kehamilan ektopik terganggu
Jika terdapat palpasi abdomen tegang, defans
muscular (+) ruptur kehamilan ektopik

Mola hidatidosa perdarahan bergumpal


seperti anggur < 20 minggu, uterus lebih
besar dari usia kehamilan, ballotement (-), DJJ
(-), b-HCG urine sangat tinggi
Kehamilan Ektopik
A pregnancy that occurs outside the womb (uterus)
Life-threatening condition to the mother
The baby (fetus) cannot survive
Symptoms:
Early pregnancy symptoms, such as breast tenderness or
nausea
Abnormal vaginal bleeding
Low back pain
Mild cramping on one side of the pelvis
No periods
Pain in the lower belly or pelvic area
Rupture shock emergency
Radang Panggul (PID)
Radang panggul adalah penyakit yang
diakibatkan infeksi ascending dari vagina atau
serviks ke endometrium, tuba falopii dan/atau
struktur di sekitarnya.
Pada penyakit radang panggul pemberian
antibiotik spektrum luas menjadi penting
walaupun patogen belum dapat teridentifikasi
secara objektif.
Kombinasi cephalosporin generasi ke-3 atau
amoxicillin ditambah dengan tetracycline dan
metronidazol dapat menjadi pilihan utama.
Mola Hidatidosa
Kadar bHCG yang tinggi serta ukuran
uterus yang lebih besar dari masa
kehamilan menunjukan diagnosis
mola hidatidosa.
Mual serta muntah berlebihan yang
dialami pasien adalah akibat kadar
beta-HCG yang sangat tinggi.
Terapi: kuretase
88. B. Derajat 2
Keywords: Wanita pendarahan post
partum 2 jam yang lalu, berat janin
4200 gram, plasenta lahir lengkap 5
menit setelah bayi lahir. Tampak
robekan hingga otot perineum HPP
akibat trauma/laserasi jalan lahir
Robekan hingga otot perineum
Ruptur perineum derajat 2
Penyebab HPP tersering (4T): Tone, Tissue,
Trauma/Tear, Thrombine
Tone: Atonia uteri kontraksi uterus lemah.
Tatalaksana: uterotonika (oxytocin, metergin)
Tissue: Sisa plasenta jaringan plasenta
tidak lengkap. Th/ kuret
Trauma: Laserasi jalan lahir darahnya
merah segar (ruptur perineum grade I-IV
atau ruptur uteri)
Thrombine: Gangguan koagulasi HELLP
syndrome, DIC
Derajat Ruptur Perineum
Derajat I: robekan pada mukosa & kulit vagina saja
Derajat II: derajat I + robekan kulit perineum
hingga otot dan fasia perineum (belum mengenai
sfingter ani)
Derajat III: derajat II + robekan seluruh perineum
sampai m. sfingter ani:
- IIIa: robekan < 50% ketebalan m. sfingter ani
- IIIb: robekan > 50% ketebalan m. sfingter ani
- IIIc: hingga m. sfingter interna
Derajat 4: sudah melibatkan mukosa rektum dan
epitel anus (sudah bolong)
89. B. Nifedipine
Keywords: G3P1A1, hamil 7 bulan, TD
160/110, proteinuria +3 preeklamsia berat
Obat pilihan untuk menurunkan tekanan
darah pada preeklamsia:
Hidralazine (drug of choice)
Labetalol (lebih bagus dari hydralazine karena
efek samping hipotensi lebih rendah)
Nifedipine (secara internasional kurang disukai
karena short acting, sedangkan diperlukan obat
yang long acting)
Obat pilihan pada hipertensi dalam kehamilan
Lini 1: metildopa
Lini 2 (bila tidak responsif atau HT berat):
Labetalol: dpt menyebabkan IUGR
Nifedipin: penurunan TD terlalu drastis
Hidralazin: dapat menyebabkan trombositopenia
neonatus
HCT: dapat menyebabkan hipovolemia dan gangguan
elektrolit
ACE-I (kaptopril) dan ARB (losartan, valsartan)
dikontraindikasikan karena bersifat teratogen
(defek pada jantung, agenesis ginjal)
90. C. Vaginosis bakterial
Keywords: wanita, keluar cairan dari vagina. Gatal
hebat (-), faktor risiko infeksi menular seksual (-)
Gonorea, klamidia, trikomonas umumnya
didapatkan dari hubungan seksual
Vaginosis bacterial bisa ada gatal tetapi lebih
ringan daripada infeksi trikomonas atau candida

Faktor risiko vaginosis bacterial:


Penggunaan antibiotik
Penurunan produksi estrogen
Pemakaian IUD
Cuci vagina
Aktivitas seksual
MATA
91. B. Glaukoma sudut tertutup akut

Keywords: mata kanan nyeri tiba-


tiba, penglihatan kabur, melihat
gambaran pelangi, mual dan
muntah. PF konjungtiva hiperemis,
oedem kornea, COA dangkal, TIO
N+3, VOD 2/60 glaukoma sudut
tertutup akut
Glaukoma primer ada 2 bisa jadi akut
Sudut tertutup: aliran aqueous humour
terhalang medial iris.
Sudut terbuka: insersi tepi iris lebih
tinggi dan menyumbat aliran aqueous humour
(iris plateau).
Gejala:
Tekanan intraokuler (IOP) meningkat (60-
80 mmHg).
Gejala akut (sakit kepala, nyeri mata,
mual muntah, pandangan ber-halo).
Pemeriksaan segmen anterior
ditemukan:
o Gonioskopi: bilik mata depan sangat
dangkal
o Kornea edem
o Konjungtiva injeksi siliar
o Iris bombe
o Pupil fixed mid-dilatasi akibat sinekia
posterior pupil tetap berdilatasi sewaktu
disinari lampu terang.
92. E. Asetazolamid
Glaukoma akut kegawatdaruratan oftalmologi
Segera turunkan tekanan intraokular dengan
azetazolamid IV atau oral bersama dengan obat
topikal (siklopegik pilokarpin 2-4% 6gtt/hari, @1gtt).
Dapat diganti dengan latanoprost, apraklonidin,
timolol 0.25-0.5%)
Pilokarpin untuk kontraksi siliar dan mengkonstriksi
pupil agar tidak terjadi iskemia iris. Sudah jarang dipakai
dan banyak digantikan oleh latanoprost.
Timolol dan apraklonidin mengurangi produksi aqueous
humour.
Steroid topikal kadang dipakai untuk mengurangi
inflamasi intraokuler sekunder.
Zat hiperosmolar (manitol, gliserin) kadang dipakai
untuk mengurangi volume vitreous.
Setelah tekanan intraokuler turun iridotomi
perifer. Tujuan operasi adalah untuk membuat
hubungan permanen antara bilik mata depan dan
belakang agar iris bombe terlepas.
Tindakan yang juga dapat dilakukan:
trabekulektomi. Syarat = belum ada sinekia
anterior perifer.
Jika gagal lakukan:
a.ALPI (argon laser peripheral iridoplasty).
b.IRIDEKTOMI PERIFER (operasi biasa).
. Jika unilateral, mata kontralateral perlu di iridotomi perifer
laser untuk tujuan profilaksis.
93. A. Presbiopia
Keywords: Tidak bisa melihat jauh + dekat,
usia 45 tahun Presbiopia
Terjadi mulai umur 40 tahun
Gangan akomodasi:
Kelemahan otot akomodasi
Kurangnya elastisitas lensa
Koreksi dgn SP (+) :
40 tahun : Sp + 1,00 D
45 tahun : Sp + 1,50 D
50 tahun : Sp + 2,00 D
55 tahun : Sp + 2,50 D
> 60 tahun : Sp + 3,00 D
94. A. Diabetic retinopathya
Keywords:
57 tahun, mata kanan kabur sejak 2
bulan yang lalu
Funduskopi: mikroaneurisma retina
TD 130/80 mmHg, IMT 33 (obese grade
2)
Lab: Proteinuria (+3), glukosuria (+3),
kolesterol 350 mg/dl
Diagnosis: A. Diabetic retinopathy
Retinopati DM penyebab kebutaan
tersering di Barat.
Penyakit mikroangiopati profesif,
ditandai dengan kerusakkan dan
oklusi pembuluh darah kecil
hiperpermeabilitas dan kerapuhan
pembuluh darah yang trelibat.
Keluhan pasien (sama antara retinopati
hipertensif) umumnya adalah skotoma sentralis
yang didahului buta senja karena gangguan fungsi
makula
Retinopati diabetik dapat diklasifikasikan
Non- proliferatif
Proliferatif
Makulopati
Beda tipe proliferatif dan nonproliferatif
neovaskularisasi pada retina atau adanya
perdarahan vitreous
Klasifikasi selain non proliferatif rujuk
Non-proliferatif: mikroaneurisma (+), perdarahan
retina (+), cottow wool spots (+), neovaskular (-)
Preproliferatif: multiple perdarahan di semua
kuadran (+), venous beading (+), intraretinal new
vessels (+)
Proliferatif: neovaskularisasi di diskus (+),
perdarahan retina (+)
Advanced proliferatif: vitreous haemorrhage (+),
tractional retinal detachment (+), neovascular
glaucoma (+)
Makulopati (pada late onset DM): makula edema
atau makula iskemik
Tatalaksana:
Kontrol TD, lipid, dan gula darah
Foto koagulasi
Panretinal proliferatif DR
Makular laser menghancurkan mikroaneurisma
di makula
Grid laser non-iskemik difus makular edema
Vitrektomi perdarahan retinal,
menghilangkan traksi retina dan repair retinal
detachment, makula edema akibat traksi
vitreous
95. B. 1/300
Keywords: Mata kanan hanya bisa melihat
lambaian jari 1 m
Visus 6/6 : dapat melihat huruf pada jarak 6
meter, yang orang normal dapat melihat huruf
tersebut dari jarak 6 meter.
Visus 6/30 : dapat melihat huruf pada jarak 6
meter, yang orang normal dapat melihat huruf
tersebut dari jarak 30 meter
Visus 1/60 : hanya dapat menghitung jari dari
jarak 1 m.
Visus 3/60 : hanya dapat menghitung jari dari
jarak 3 m.
Visus 1/300 : hanya dapat melihat
lambaian tangan.
Visus 1/ ~ : hanya mengetahui ada /
tdknya cahaya
Visus membaik dengan uji pinhole
kelainan refraksi dapat dikoreksi
dengan kacamata
96. B. Hipermetropia
Keywords: wanita 18 tahun, kabur melihat
dekat. VOD S+2.00, VOS S+1.50
Hipermetropi: Keadaan mata yang tidak
berakomodasi memfokuskan bayangan di
belakang retina
Tanda subjektif:
Mata lelah.
Sakit kepala : frontal / fronto temporal headache.
Silau.
Astenophia akomodatif.
Tanda objektif:
Ukuran bola mata tampak lebih kecil
Diameter cornea lebih kecil dari normal
Pupil mengecil ( miosis)
COA dangkal
Terapi: koreksi dengan lensa spheris positif yang
terkuat yang memberikan visus terbaik sehingga
sinar difokuskan di retina
Komplikasi:
Strabismus konvergen
Amblyopia
Primary narrow angle glaucoma
97. B. Bayangan jatuh di belakang
retina
Mekanisme pada hipermetropi:
bayangan jatuh di belakang retina.
98. D. Tidak perlu pemeriksaan
khusus
Mata merah dan gatal, penurunan
penglihatan, riwayat sering terkena
angin mata menjadi sangat gatal dan
merah, jaringan di depan kornea.
Diagnosis: pterigium kharakteristik
khas, dari pemeriksaan mata harus nya
bisa.
Jawaban lain yang mungkin biopsi
eksisi, tapi ini tidak dipilih karena pada
soal ditulis biopsi kornea.
Pterigium
Pterigiummerupakanpertumbuhanfibrova
skularkonjungtivayangbersifatdegenerati
f dan invasif.
Seperti daging berbentuk segitiga, tumbuh
menjalar ke kornea dengan puncak di
sentral atw di kornea.
Umumnya asimptomatik, keluhan: mata
berair, merah, astigmat (akibat penarikan
kornea oleh pterigium/pendataran median
horizontal kornea.
Pterigium
Diagnosis:
Corneal topography mengetahui
derajat astigmatism
Karakteristik tampilan pada sebagian
besar pterigium mudah didiagnosis
secara klinis. Jika terdapat keraguan,
dapat dilakukan biopsi eksisional pada
lesi
Pterigium
4 stadium:
1: belum sampai
limbus
2: sudah melewati
limbus, belum
sampai pupil
3: melebihi stadium
2 tapi tidak melebihi
pinggiran pupil
4: melewati pupil
Sinar UVB, mikrotrauma kronik
(pasir, debu, anging), kekeringan
okular, dan sering terpajan angin
pencetus.
Temuan patologik pada konjungtiva
lapisan bowman kornea digantikan
olehjaringan hialin dan elastik.
Tatalaksana:
Kacamata anti UV
Air mata buatan/topical lubricating drops.
Hindari daerah yang berasap atau berdebu.
Kombinasi dekongestan/antihistamin (seperti
Naphcon-A) dan/atau kortikosteroid topikal
potensi sedang (seperti FML, Vexol) 4 kali
sehari pada mata yang terkena jika ada
inflamasi
Conjunctival autografts combined with surgical
excision mencegah rekurensi
Indikasi: kosmetik dan atau adanya gangguan
penglihatan, gerakan bola mata yang terganggu.
99. C. Konjungtivitis viral
Keywords:
Mata merah, visus normal
Gatal , pasir, panas, gatal dan demam.
Teman sekantor keluhan yang sama.
Pembesaran kelenjar retroaurikuler dekstra
Folikel + di konjungtiva tarsalis superior, sekret
serosa, kornea jernih
Diagnosis konjungtivitis viral ec adenovirus. DD/:
Keratitis bakteri sekret purulen, penurunan visus
Keratitis viral terjadi penurunan visus
Konjungtivitis alergi tidak ada demam
Viruses are a common cause of conjunctivitis
in patients of all ages.
Adenovirus is by far the most common cause,
Herpes simplex virus (HSV) is the most problematic.
Viral conjunctivitis, although usually benign
and self-limited, lasting for approximately 2-4
weeks, highly contagious.
Viral infection is characterized commonly by
an acute follicular conjunctival reaction and
preauricular adenopathy.
100. E. Rujuk dengan kemungkinan
bedah
Keywords: Mata tenang, visus turun
perlahan, seperti melihat asap,
kekeruhan di tengah pupil kedua
mata, Shadow test kanan +.
Diagnosis: katarak dengan visus 2/60
dan 1/300 rujuk untuk operasi
Penyebab katarak:
Old age (commonest)
Associated with other ocular and systemic diseases
(diabetes, uveitis, previous ocular surgery)
Associated with systemic medication (steroids,
phenothiazines)
Trauma and intraocular foreign bodies
Ionizing radiation (X-ray, UV)
Congenital (dominant, sporadic or part of a
syndrome)
Associated with inherited abnormality (myotonic
dystrophy,
Marfan's syndrome, Lowe's syndrome, rubella, high
myopia)
Treatment
Cataract alters the refractive power of the
natural lens glasses prescription may allow
good vision to be maintained.
If visual acuity cannot be improved with glasses
surgical removal of the cataractous lens.
Removal of the lens fibres, which form the nucleus
and cortex of the cataract, leaving the posterior
epithelial capsule to hold the new artificial lens and
keep the vitreous humour away from the anterior
chamber.
Preparation for cataract surgery
Biometry: ultrasound measurement of the length of the
eye and keratometry to measure the curvature of the
cornea and hence calculate the power of the implant to
be inserted in the eye during surgery.
General health problems are stable, particularly
hypertension, respiratory disease and diabetes.
Some medication increases the incidence of
haemorrhage
Warfarin does not need to be stopped but the INR should be
less than 3.
Aspirin may be stopped 1 week before surgery.
Informed consent
NEUROLOGI (15)
101. Neurologi Perdarahan
Epidural
Keywords: KLL, trauma
kepala temporal, penurunan
kesadaran progresif, nyeri
kepala, muntah, pupil
anisokor 2 mm/5 mm, RCL
& RCTL kiri melemah
Dx: pe TIK ec
perdarahan epidural
Trauma os temporal a.
meningea media
perdarahan epidural
Lucid interval
Jawaban: A. Perdarahan
epidural
EDH vs. SDH
EDH SDH
Robeknya a.meningia Robeknya vena (bridging vein)
media (75% berhubungan (sering pada alkoholik dan orang
tua)
dengan trauma kranial)
Penurunan kesadaran berjalan
Interval lusid: tidak sadar lambat
sadar tidak sadar CT scan: hiperdens konkaf (bulan
CT scan: hiperdens konveks sabit)
Prognosis EDH lebih baik daripada
Komplikasi: herniasi
SDH, karena pada EDH jaringan
Tata laksana: intubasi, elevasi otak umumnya tidak terganggu
kepala, manitol (jika MAP > 90 Tata laksana: oksigenasi adekuat, sedatif
mmHg + TIK meningkat), (kalau TIK meningkat), manitol (kalau
hiperventilasi (bila TIK tidak ada herniasi), hiperventilasi ringan,
terkontrol), fenitoin (mencegah antikonvulsan (mencegah kejang)
rujuk bedah
kejang) setelah itu rujuk bedah
Perdarahan subdural Perdarahan
sumber: bridging intraventrikel
veins (progresi lbh
lambat, bs berminggu2) energi penyebab
Perdarahan trauma >>>
subaraknoid nyeri Perdarahan
parah dg progresi cepat intraserebral
(thunderclap
defisit neuro sesuai
headache), gejala iritasi
meninges (kaku kuduk) area yg terkena
102. Neurologi UMN
Disorders
Cedera pada medula spinalis akan
menyebabkan lesi upper motor neuron
pada saraf di bawah tingkat lesi
Upper motor neuron: spastisitas,
hiperrefleks, hipertonia
Lower motor neuron: flasiditas,
hiporefleks, hipotoni, fasikulasi
Jawaban: C. Hiperrefleks
Motor Systems Disorders
103. Neurologi Migrain
Migrain adalah sakit
Tata laksana spesifik
kepala berdenyut,
biasanya unilateral, dapat untuk migren adalah
disertai dengan aura, triptan dan ergot
mual, muntah, fonofobia Untuk migren ringan,
dan fotofobia paracetamol dan
Lebih sering ditemukan NSAID bisa digunakan
pada wanita karena Untuk migren sedang
dipengaruhi faktor sampai berat,
hormonal analegesik opiat bisa
Faktor presipitasi: digunakan
Makanan mengandung Metoclopramide IV juga
tyramine (keju), daging efektif untuk migren,
(hot dog, bacon), cokelat tapi dosis optimalnya
mengandung belum dipastikan
phenylthylamine)
Puasa, Emosi, Menstruasi, Jawaban: E.
Obat Sumatriptan dosis
Pajanan cahaya terang awal 50 m
Migrain Patogenesis, Klasifikasi

Patogenesis Klasifikasi
Teori spreading depresion pada Classic Migraine (with aura)
aliran darah otak dimana pada Common Migraine (without
awalnya terjadi vasokontriksi aura)
(dimulai dari daerah oksipital Aura biasanya muncul 30 menit
muncul aura) dan berakhir sebelum serangan, dapat
dengan vasodilatasi (di seluruh berupa kilatan cahaya, kerlap-
bagian otak nyeri kepala) kerlip atau skotoma sentral
Migrain Tatalaksana
104. Neurologi Herniasi
Otak
Pupil anisokor menandakan adanya lesi
struktural berupa herniasi otak yang
mengganggu jaras normal refleks pupil.
Keempat pilihan yang lain dapat juga
muncul pada keadaan hanya ada lesi
fungsional
Maksudnya, keempat tanda neurologis tersebut
bisa saja muncul pada kondisi-kondisi di mana
tidak bisa ditemukan lesi anatomis yang jelas
Jawaban: B. Pupil anisokor kanan > kiri
Jaras Refleks Pupil
105. Neurologi Stroke
Iskemik
Keywords: Tata laksana yang paling
keluhan menjadi pelo dan muka
mencong ke kanan sejak 10 jam
baik adalah trombolisis,
SMRS tapi hanya bermanfaat
Terdapat riwayat DM sebelumnya jika strok iskemik terjadi
TD 130/80 mmHg < 4,5 jam smrs. Setelah
Kemungkinan penyebab defisit itu, guna trombolisis tidak
neurologis pada pasien ini
sebanding dengan
adalah stroke iskemik. Temuan
gambaran hipodens pada CT risikonya.
scan menunjang diagnosis Bila sudah lewat golden
Pada stroke hemoragik period, maka tata
ditemukan gambaran laksananya adalah
hiperdens pada CT scan. antiplatelet (aspirin)
Jawaban: C. Antiplatelet
Stroke Iskemik Imaging
Stroke Iskemik - Tatalaksana
106. Neurologi Bells Palsy

Keywords:
keluhan mulut mencong ke kanan dan mata kiri tidak dapat ditutup
diketahui naik motor dari Jakarta-Bandung menggunakan helm non full face
Status neurologis: plika nasolabialis kiri (-), lagolftalmus kiri
Pada kasus ini ditemukan paresis NVII perifer. Kemungkinan penyebab adalah Bells
Palsy. Bells palsy sering dikaitkan dengan pajanan angin berlebih pada wajah. Pada
NVII terjadi inflamasi. Penyebab lainnya adalah reaktivasi virus herpes.
Bells Palsy dapat sembuh sendiri tetapi memerlukan waktu berbulan-bulan. Bila
etiologi akibat virus herpes maka diterapi dengan asiklovir. Tata laksana Bells Palsy
idiopatik adalah kortikosteroid.
Jawaban: A. Kortikosteroid, vitamin B6, fisioterapi
107. Neurologi Parkinson
Keywords
keluhan sering lupa sejak 2 minggu
SMRS
Pada pemeriksaan fisis didapatkan
masked face, pill rolling tremor
Pada sediaan histopatologi dtemukan
Lewys Body
Pasien mengalami gejala Parkinson.
Gejala klinis Parkinson adalah
Tremor, Rigidity,
Akinesia/Bradikinesia & Postural
instability (disingkat TRAP). Hal ini
terjadi karena degenerasi neuron
dopaminergik di substansia nigra
sehingga pada orang dengan
Parkinson terjadi defisiensi
dopamin
Jawaban: C. Substansia nigra
108. Neurologi Status
Epileptikus
Keywords:
keluhan kejang berulang
sejak satu jam yang
lalu
Kejang berulang >30
menit dan tidak
sadarkan diri secara
penuh di antara episode
kejang disebut sebagai
status epileptikus.
Jawaban: C. Status
epileptikus
109. Neurologi Stroke
Hemoragik
Keywords:
keluhan tidak sadarkan diri sejak 2 jam SMRS
TIK
TD 230/110 mmHg
Pasien kemungkinan mengalami stroke
hemoragik tidak boleh diberikan
antikoagulan, karena nanti akan
memperberat perdarahan
Jawaban: D. Antikoagulan
110. Neurologi Amnesia
Anterograd
Kesulitan mengingat kejadian setelah
kecelakaan, tapi kejadian masa lalu
diingat jelas amnesia
anterograd
Kesulitan mengingat kejadian
sebelum kecelakaan, tapi dapat
membuat memori baru dengan baik
amnesia retrograd
Jawaban: C. Amnesia anterograd
111. Neurologi Cedera
Kepala
Keywords:
S: kesadaran setelah jatuh dari motor sejak 3 jam yang lalu.
O: tekanan darah 90/50 mmHg, nadi 110 x/menit, pernafasan
24x/menit, respon membuka mata dengan rangsangan nyeri,
dekortikasi, hemiparesis sinistra, mengerang, pupil anisokor ( kiri
5 mm & kanan 3 mm)
Pada pasien telah terjadi cedera otak primer, harus
diupayakan agar tidak terjadi cedera otak sekunder
Cedera kepala primer proses biomekanik yang dapat
terjadi secara langsung saat kepala terbentur dan memberi
dampak cedera jaringan otak
Cedera kepala sekunder terjadi akibat cedera kepala
primer akibat hipoksemia, iskemia dan perdarahan
Jawaban: C. Cegah cedera otak sekunder
112. Neurologi Guillain Barre
Syndrome (GBS)
Keywords Ada riwayat ISPA. Keluhan dimulai dari
keluhan sesak napas sejak empat hari yang lalu ujung tangan dan kaki, kemudian naik
Dua minggu yang lalu pasien mengeluh demam ke atas. sindrom Guillain-Barre
dan infeksi saluran pernapasan atas
Pada GBS, protein CSF bisa meningkat
Satu minggu terakhir ini pasien merasa kebas
pada kedua tangan dan kaki sebagai hasil degradasi mielin
Pada pemeriksaan cairan serebrospinal Multiple sclerosis Gejala dan
ditemukan protein 600 mg/dl tanda gangguan SSP yang muncul tiap
Pada pasien ini terdapat defisit neurologis beberapa bulan atau tahun.
berupa paresis simetris yang menjalar dari MS adalah demielinisasi pada SSP, semtara
ekstremitas bawah menuju ke atas yang GBS adalah demielinisasi pada saraf
khas pada pada GBS. Riwayat ISPA perifer. Dua-duanya bersifat autoimun.
memperkuat diagnosis. Mielitis transversa Peradangan
Patogenesis GBS dikaitkan dengan infeksi pada sebuah potongan transversus
virus yang pada akhirnya menyebabkan
medula spinalis. Klinisnya berupa
reaksi otoimun terhadap myelin. Pada GBS
terjadi penghancuran myelin oleh sel imun. paralisis dan parastesia bilateral di
Myelin yang hancur akan menyebabkan bawah segmen yang terkena.
ditemukannya protein di LCS. Poliradikuloneuropati definisi
Jawaban: D. Guillain Barre Syndrome umum untuk penyakit-penyakit yang
menyerang saraf
Guillain Barre Syndrome
(GBS)
SINDROM GUILLAIN BARRE
Pemeriksaan fisis
Penyakit akibat reaksi-silang
antibodi terhadap agen Gangguan sensoris minimal
penginfeksi, biasanya C jejuni, Refleks menurun, refleks
dengan mielin patologis (-), hipotonia

Gejala dan tanda


Pemeriksaan penunjang
Kelemahan otot ekstremitas
bawah yang menjalar ke atas, Umumnya tidak perlu
secara simetrik
Didahului 2-4 minggu Tata laksana
sebelumnya dengan ISPA atau Imunoglobulin intravena,
GE
ATAU
Disestesia jari
Plasma exchange
Hati-hati gagal napas
113. Neurologi -
Mielomeningocele
Bila terdapat lesi
pada L2-L4, maka
persarafan di bagian
bawah bilateral akan
terkena gangguan
paraplegi
Beda plegi dengan
paresis? plegi lebih
berat (total)
Jawaban: B. Paraplegi
114. Neurologi Fraktur Basis Cranii

Keywords
Riwayat trauma (+)
kesadaran
Otorea
Otorea ditemukan
pada fraktur basis
cranii fossa media.
Jawaban: C. Fraktur
basis kranii media
Fraktur Basis Cranii
Fraktur Lokasi Gejala Klinis
Basis Cranii Fraktur
Fosa Anterior os.frontal, Ekimosis periorbita/racoon eyes
os.etmoidalis Anosmia
, os.sfenoid Rhinorea LCS bocor uji Halo Sign
(lesser (+)
wings)
Fosa Media os.sfenoid, Battle sign
os.temporalis Otorea LCS bocor uji Halo Sign (+)
Hemotimpanum
Paresis N.VII dan N.VIII
Karotid-carvernous fistula
Fosa os.oksipital, Hematoma
Posterior os.parietal Battle sign
115. Neurologi -
Spondilolistesis
Paraparesis ekstremitas bawah lebih mungkin
disebabkan spondilolistesis. Pada spondilolistesis,
sebuah segmen vertebra selip ke arah anterior.
Akibatnya, terjadi penekanan radiks saraf, baik kiri
maupun kanan
Jawaban: E. Spondilolistesis
Spondilitis? Umumny mengacu pada ankylosing
spondylitis, yaitu sebuah penyakit inflamasi pada
vertebra dan sendi-sendinya. Gejalanya berupa LBP
kronik, berat di pagi hari, membaik dengan aktivitas.
(Seperti artritis rematoid, tapi pada vertebra)
AS yang berat akan menyebabkan fusi vertebra, dengan
gambaran radiologis khas yaitu bamboo spine
Tumor Medspin, HNP,
Trauma
Tumor medula spinalis? Gejalanya kronik, ada tanda-
tanda keganasan lain
Hernia nukleus pulposus? Gejalanya berupa sciatica
(LBP yang menjalar ke ekstremitas bawah) unilateral,
disertai kelemahan otot, perubahan refleks, dan
hipestesia. Nyeri dipicu aktivitas.
Trauma? Harusnya ada riwayat trauma
Selain itu, ada juga yang namanya:
Spondilosis: Degenerasi pada vertebra, bisa menyebabkan
penyempitan foramen neural. Ditandai dengan pembentukan
osteofit. (Seperti osteoartritis, tapi pada vertebra)
Spondilolisis: Defek/fraktur pada pars interartikularis
PSIKIATRI (10)
116. Psikiatri OCD
Pada pasien OCD terjadi defisiensi
serotonin
Jawbaan: D. Serotonin
117. Psikiatri Subtance Abuse
Disorder
Urutan tata laksana pecandu narkoba:
Diagnosis
Detoksifikasi (mengeluarkan racun dari
dalam tubuh)
Rehabilitasi (membiasakan hidup tanpa
narkoba)
Resosialisasi (adaptasi kembali ke dalam
kehidupan bermasyarakat)
Jawaban: C. Diagnosis, detoksifikasi,
rehabilitasi, resosialisasi
118. Psikiatri Antipsikotik
Pasien ini kemungkinan mengalami gangguan
skizoafektif
Masalah psikosis pada gangguan skizoafektif
ditangani dengan antipsikotik, diutamakan yang
generasi 2 (risperidon), karena efek
sampingnya lebih sedikit
Masalah moodnya ditata laksana sesuai jenis,
bila depresi diberi SSRI, bila manik diberi lithium
Prochlorperazine lebih sering dipakai sebagai
antiemetik
Jawaban: B. Risperidone
119. Psikiatri Depresi pasca
Menopause
Untuk sulit tidur dan cemas,
kombinasi estrogen dan progesteron
dosis rendah cukup sebagai tata
laksana
Depresi berat memerlukan SSRI
Depresi ringan cukup dengan
hormone replacement therapy
Jawaban: B. Estrogen + Progesteron
120. Psikiatri
Transvestisme
Mendapatkan kepuasan seksual dengan menggunakan
pakaian jenis kelamin lawannya transvestisme
Gangguan identitas kelamin bila seorang laki-laki
ingin menjadi perempuan atau sebaliknya
Gangguan preferensi seksual istilah umum untuk
ketertarikan seksual terhadap hal-hal yang
sesungguhnya tidak memiliki nilai seksual
Fetishisme gairah seksual dipicu oleh benda tertentu
Autoginefilia kepuasan seksual didapat saat
membayangkan diri menjadi lawan jenis
Jawaban: C. Transvestisme
121. Psikiatri Body dysmorphic
disorder
Merasa salah satu bagian tubuhnya
berbentuk tidak normal body
dysmorphic disorder
Body integrity identity disorder
merasa ingin diamputasi
Jawaban: D. Body dysmorphic
disorder
122. Psikiatri Gangguan
Disosiatif
Menghilang, lalu muncul di tempat lain dengan
identitas yang berbeda fugue
Amnesia hilang ingatan, tapi tidak ada
identitas baru
Kepribadian ganda (dissosiasi identitas) dua
identitas di saat bersamaan
Derealisasi/depersonalisasi merasa
lingkungan sekitar berubah bentuk, atau merasa
manusia di sekitarnya bukan manusia tapi robot
Jawaban: B. Gangguan fugue disosiatif
123. Psikiatri Distonia Akut
Pasien mengalami distonia. Dari kedua obat tersebut,
Apa penyebabnya? haloperidol-lah yang
Dua hari lalu, pasien memiliki efek samping
datang dengan gaduh berupa reaksi distonia
gelisah. Umumnya, pasien akut
gaduh gelisah akan diterapi
Tata laksana reaksi
dengan lorazepam IM atau
haloperidol IM. distonia akut akibat obat
Bila penyebabnya withdrawal adalah antikolinergik.
alkohol atau benzodiazepine, Bisa diberikan
lorazepam lebih baik. Hati- benztropine IV/IM atau
hati depresi napas. difenhidramin IV/IM
Bila penyebabnya psikosis,
(lebih cepat IV).
haloperidol atau CPZ lebih
baik. Hati-hati akathisia, Jawaban: E. Sulfas
distonia, atau kejang. atropine IM
124. Psikiatri Ekopraksia
Katalepsi: fiksasi tubuh pada postur tertentu
yang tidak dapat diubah dengan stimulus
eksternal (contohnya pada skizofrenia katatonik)
Katapleksi: hilangnya tonus otot secara
mendadak dan sesaat, biasanya akibat emosi.
Sering ditemukan pada penderita narkolepsi.
Ekolalia: mengulang kata yang didengarkan
Ekopraksia: mengulang gerakan yang dilihat
Jawaban: E. Ekopraksia
125. Psikiatri Sindroma
Ekstrapiramidal
Sindrom Ekstrapiramidal 4 gejala ekstrapiramidal
utama
sering dihubungkan
Pseudoparkinsonisme:
dengan sindrom tremor, rigiditas, bradikinesia,
neuroleptic maligna, akinesia, hipersalivasi, muka
keduanya disebabkan topeng, jalan diseret
Akathisia: perasaan gelisah
oleh penggunaan obat yang menyebabkan pasien
neuroleptic (haloperidol) tidak bisa diam
Distonia: kontraksi spastis
otot (bisa terjadi di mata,
Jawaban: A. Sindrom leher, punggung, dan lain-lain)
Ekstrapiramidal Diskinesia tardif: gangguan
gerakan involunter (mioklonus,
tik, korea, dll.)
Sindroma Neuroleptik
Maligna
Manifestasi klinis Pada pasien ini, memang
sindrom neuroleptik ada gejala mendelikkan
mata (distonia) dan sering
maligna adalah:
mengeluarkan air liur
Tubuh kaku (pseudoparkinsonisme) yang
Hipertermia mengarah ke sindrom
ekstrapiramidal, pernyataan
Instabilitas otonom kejang dari keluarga pasien
(hipertensi, takipnea, tidak jelas apakah seperti
takikardia, diaforesis) gerakan kedutan wajah atau
kaku badan. Tapi, sindrom
Penurunan kesadaran
neuroleptic maligna HARUS
ada hipertermia dan
kekakuan tubuh
KULIT (15)
126. Dermatologi Dermatitis
Seboroik
Keywords:
keluhan gatal di kepala
makula eritema dengan skuama
kekuningan dan berminyak
Skuama kekuningan berminyak
merupakan tanda khas dermatitis
seboroik
Tatalaksana DS pada kepala
adalah menggunakan shampoo
yang mengandung selenium
sulfat, ketokonazole shampoo atau
glukokortikoid topikal
Pada soal tidak sebutkan secara
spesifik AB yang digunakan
sehingga terapi yang lebih dipilih
adalah glukokortikoid lotion
Jawaban: B. Kortikosteroid topikal
Dermatitis Seboroik Definisi,
Etiologi, Faktor Predisposisi
Dermatitis seboroik (DS)
Etiologi: Malassezia
merupakan dermatosis kronik
yang sering dijumpai yang furfur
ditandai oleh kemerahan dan
skuamasi yang muncul di
Faktor predisposisi
regio kulit dimana kerja Hereditary diathesis
kelenjar sebasea paling aktif keturunan
seperti wajah, kulit rambut
(scalp), area presterna dan Berhubungan dengan
lipatan kulit para-/psoriasis
Sinonim: Cradle cap (bayi), Parkinson disease
pityriasis sicca/dandruff
Paresis N.VII
Lebih sering dijumpai pada
pria usia 20-50 tahun dan bayi Emotional stress
laki-laki HIV?
Dermatitis Seboroik Terapi
Topikal (bergantung
lokasi) Sistemik
Ringan: itraconazole
Dewasa: shampoo OTC
100 mg bid selama 2
(mengandung selenium
sulfide atau zinc pyrithione). minggu
2% ketoconazole (shampoo), Berat: 13-cis retinoic
glucocorticoid
acid orally 1mg/kg
(solution/lotion/gels),
pimecrolimus 1% (krim) karena bersifat
Anak: oil olive compress, teratogenik, maka
baby shampoo, 2% pasien dewasa
ketoconazole perempuan perlu
(shampoo/cream),
hydrocortisone (krim), diberikan penggunaan
pimecrolimus 1% (krim) kontrasepsi atau
dilarang hamil
127. Dermatologi Moluskum
Kontagiosum
Keywords
keluhan bintik-bintik putih di seluruh
tubuh
Pada pemeriksaan fisik didapatkan
papul putih multipel dengan umbilikasi
di tengahnya
Massa putih yang seperti nasi
tersebut adalah delle yang khas
ditemukan pada moluskum
kontagiosum. Penyakit ini sering
pada anak dan disebabkan oleh
virus Pox.
Pewarnaan pada moluscum
contagiosum adalah bertujuan
untuk mencari moluscum bodies
dapat menggunakan pewarnaan H
&E
Jawaban: E. Hematoxylin-Eosin
Moluskum kontagiosum
Disebabkan oleh virus poks Diagnosis: Histopatologi
Terutama menyerang anak- daerah epidermis
anak. Transmisi melalui kontak ditemukan badan moluskum
kulit langsung dan yang mengandung partikel
otoinokulasi virus, dengan pewarnaan
Gejala klinis: Hematoxylin-Eosin
Inkubasi 1 sampai beberapa Pengobatan:
minggu
Tingtur kantaridin 0,7% pada
Papul milier, kadang lentikular,
berwarna putih seperti lilin, tiap lesi, dibiarkan 3-4 jam
berbentuk kubah yang di Enukleasi menggunakan
tengahnya terdapat lekukan ekstraktor komedo, jarum
(delle). Jika dipijat keluar massa suntik, kuret
berwarna putih seperti nasi Elektrokauterisasi atau bedah
Lokalisasi: muka, badan, beku dengan CO2 dan N2
ekstremitas, genitalia eksterna
Moluscum Contagiosum
Dermatopatologi
128. Dermatologi Pitiriasis Rosea

Keluhan bercak
merah di perut,
dada, punggung,
dan lengan, herald
patch, berbentuk
pohon cemara
terbalik
Jawaban: D.
Pitiriasis rosea
Pitiriasis Rosea
Erupsi kulit dengan gambaran spesifik
herald patch (lesi awal diikuti lesi
sekunder generalisata setelah 1-2
minggu), gambaran seperti pohon
cemara terbalik. Menyembuh dalam 3-8
minggu
Tatalaksana bersifat simptomatik:
Antipruritus oral ataupun topikal (bedak
asam salisilat yang dibubuhi mentol -1%)
129. Dermatologi Bakterial
Vaginosis
Wanita keluhan keluar
cairan dari kemaluan
berwarna abu-abu,
berbau amis dan gatal.
Sering berganti
pasangan. Pada
pemeriksaan sekret
vagina: sel epitel vagina
dikelilingi oleh kuman
berbentuk basil (clue
cell) Bacterial
vaginosis
Jawaban: A. Clue cells
Diagnosis Deferensial Duh Tubuh
Vagina
Bacterial Vaginosis
Gejala:
Duh tubuh berbau amis, warna putih homogen,
melekat pada dinding vagina dan vestibulum
pH cairan vagina > 4,5
Tercium bau amis seperti ikan pada duh tubuh vagina
yang ditetesi larutan KOH 10% (tes amin/Whiff test)
Pemeriksaan penunjang:
Ditemukan clue cell dari spesimen duh tubuh vagina
Tatalaksana:
Metronidazole 2x500mg/hari selama 5-7 hari atau
metronidazole 2 gram peroral dosis tunggal
130. Dermatologi Kondiloma
Akuminata
Wanita, benjolan di
vagina, serupa pada
penis suami. Benjolan
multipel berukuran 2-
10 mm di introitus
vagina, permukaan
tidak rata.
Diagnosis: Kondiloma
akuminata
Penyebab: A. Virus
human papilloma
Kondiloma Akuminata
Vegetasi oleh HPV biasanya tipe 6
dan 11
Biasanya terdapat pada daerah
lipatan yang lembab genitalia
eksterna dan
Kelainan: vegetasi bertangkai dan
berwarna kemerahan/agak
kehitaman, permukaan berjonjot
(papilomatosa)
131. Dermatologi Morbus Hansen

Laki-laki, dalam terapi MH 2 bulan,


muncul nodul-nodul merah yang
nyeri di seluruh tubuh
Jawaban: B. Eritema nodusum
leprosum
Reaksi Leprosy
Terjadi akibat perubahan respon imun
tubuh menghadapi M. Lepra
Dapat terjadi kapan saja sebelum,
selama, ataupun sesudah pengobatan
2 jenis reaksi leprosy:
Reaksi tipe 1 / Reversal
Reaksi tipe 2 / ENL (Erythrema Nodusum
Leprosum)
Reaksi Reversal
Akibat peningkatan
sistem imun
melawan basil
lepra
Gejala klinik:
Kondisi cukup baik
Sebagian/semua
lesi bertambah aktif
atau muncul lesi
baru
Bisa terjadi neuritis
akut
Reaksi ENL
Terjadi pada pasien
dengan jumlah basil
banyak. Muncul pada tipe
lepromatosa
Akibat jumlah basil yang
banyak terbunuh
melepaskan antigen
reaksi alergi gejala
dapat general
Lesi seperti eritema
nodusum merah,
keras, nyeri, nodul kutan
dan subkutan
Fenomena Lucio
Reaksi sangat berat pada tipe
lepromatosa non nodular difus
Nekrosis epidermal iskemik dengan
nekrosis pembuluh darah superfisial,
edema, dan proliferasi endotel
pembuluh darah dalam
132. Dermatologi Alergi
Keywords:
keluhan gatal-gatal di tubuh
Membaik dengan pemberian
antihistamin
Untuk mengetahui penyebab alergi
dilakukan perlu dilakukan uji tusuk.
Jawaban: B. Uji tusuk
Pemeriksaan Alergi
Uji gores: kurang akurat, sudah Uji provokasi
banyak ditinggalkan
Uji tusuk Uji provokasi bronkial
Lokasi: volar lengan bawah Uji provokasi makanan
dengan jarak minimal 2 cm dari
lipat siku dan pergelangan Uji tempel
tangan
Bila dicurigai
Setetes ekstrak alergen dalam
gliserin diletakkan pada dermatitis kontak
permukaan kulit lapisan alergi
superfisial kulit ditusuk dan
dicungkit ke atas dengan jarum Alergen diletakkan
khusus. pada kulit (+) kalo
(+) >2 mm
eksantema dalam 48-
Antihistamin, steroid harus
dihentikan 72 jam
Usia > 3 tahun
Uji Tempel
133. Dermatologi Impetigo
Krustosa
Keywords
S: anak, gatal dan keropeng di
wajahnya
O: ditemukan adanya makula eritema
di pipi kanan, pustula, dan krusta
kuning kekuningan yang mudah
diangkat
Diagnosis pada kasus ini adalah
impetigo krustosa yaitu suatu
penyakit infeksi kulit yang
disebabkan oleh infeksi S.-
hemolitikus
Terapi
Sistemik: bila berat, luas, ada demam;
gol.penisilin
Topikal: lesi terbatas, penderita
sehat;gol basitrasin/mupirosin/asam
fusidat
Jawaban: B. Mupirosin krim
Impetigo
Impetigo Krustosa Impetigo Bulosa
Streptococcus B Staphylococcus aureus
hemolyticus Eritema, bula, bula
Eritema dan vesikel hipopion di ketiak,
yang cepat memecah, dada, punggung
tampak krusta tebal Tatalaksana:
berwarna kuning Vesikel/bula
seperti madu, dengan dipecahakn dan diberi
erosi di bawahnya. antibiotik topikal (bila
Predileksi di muka lesi sedikit), atau
Tatalaksana: Antibiotik antibiotik sistemik (bila
topikal (bila lesi lesi banyak)
sedikit) atau antibiotik
oral (bila lesi banyak)
134. Dermatologi Alergi
Keywords:
Wanita, gatal dan kemerahan
pada hampir seluruh badan
setelah mengkonsumsi
udang
Pada kasus ini terjadi
reaksi alergi tipe cepat.
Kemungkinan alergen
berupa protein udang.
Reaksi alergi tipe cepat
disebut juga sebagai reaksi
hipersensitivitas tipe I.
Jawaban: B. Reaksi
hipersensitivitas tipe I
Reaksi Hipersensitivitas

Tipe I: immediate, anafilaktik, IgE mediated


Alergi, asma, rhinitis
Tipe II: sitotoksik, antigen endogen, bisa juga eksogen, IgM/IgG mediated,
minutes hours
Anemia hemolitik, ITP
Tipe III: immune complex hypersensitivity, within hours
SLE, RA
Tipe IV: delayed type, cell mediated
Mantoux test, dermatitis kontak
135. Dermatologi PV
Anak dengan bercak yang
gatal pada daerah leher,
makula hiperpigmentasi
dengan skuama halus.
KOH: hifa pendek dengan
spora bergerombol
Pitiriasis versicolor
Pemeriksaan dengan
lampu wood tampak
fluoresensi kuning
keemasan
Jawaban: D. Fluoresensi
kuning keemasan
Mikosis Superfisialis
Rangkuman
Dermatofitosis Pitiriasis Kandidiasis
Versikolor
Patogen Trychophyton sp. Malassezia C.albicans
Mycrosporum sp. furfur
Epidermophyton
sp.
Lesi klinis Kulit: central Bercak Korimbiformis,
healing & tepi hipopigmentasi basah, hen &
aktif, + skuama chicken
Kepala: grey patch, halus; batas appearance,
black dot, kerion tegas batas difus
Hifa & spora Hifa panjang Hifa pendek Hifa semu
bersekat dan Spora bulat Blastospora
bercabang berkelompok
Spora berderet (spaghetti and
(artrospora) meatballs)
Lain - berpendar Sel Ragi (+)
kuning
Lampu Wood
Merupakan sumber sinar ultraviolet
yang difilter dengan nikel oksida.
Hasil:
Fluoresensi hijau: ringworm
Fluoresensi merah terang: eritrasma
Fluoresensi kuning keemasan: pitiriasis
versikolor
136. Dermatologi Karsinoma Sel
Basal
Laki-laki 50 tahun,
benjolan di hidung, tidak
terasa nyeri dan gatal.
Tampak nodul ulseratif
dengan tampilan
mengkilat seperti mutiara,
tampak telangiektasia.
Diagnosis pada pasien ini
adalah karsinoma sel basal
Faktor risiko berupa
pajanan UV berlebihan
Jawaban: D. Karsinoma sel
Basal
Karsinoma Sel Basal
Disebut juga basalioma, epitelioma sel basal, ulkus
rodens
Jenis kanker kulit yang paling sering ditemukan
Bersifat invasif, merusak jaringan sekitar, dapat
sampai ke tulang, namun jarang metastasis
Gambaran klinis bermacam-macam:
KSB nodular: Papul/nodus berkilat seperti lilin dengan
telangiektasis di atasnya. Sering berkembang menjadi
ulkus dengan tepi papul/nodus berkilat (pearly border)
KSB morfea: Bercak indurasi, hipotrofi, seperti jaringan parut
KSB superfisial: Bercak eritematosa, erosif, disertai skuama
dan krusta
Karsinoma Sel Skuamosa
Disebut juga karsinoma sel prickle,
karsinoma epidermoid
Neoplasma sel keratinosit, tumbuh cepat
dan mudah bermetastasis
Gambaran klinis:
Benjolan atau luka yang tidak sembuh-sembuh
Papul keras-kenyal, sewarna kulit atau
eritematosa
Dapat berbentuk ulkus, nodus atau papul
keratotik yang tebal
Melanoma Maligna
Kanker dari sel melanosit
Faktor: Iritasi yang berulang pada tahi
lalat
Gambaran klinis:
Bercak, benjolan, luka berwarna merah, abu-
abu, kehitaman, atau kebiruan
Tidak nyeri dan makin membesar
Perubahan warna, ukuran, bentuk pada tahi
lalat. Kadang terasa gatal dan berdarah bila
digaruk
Keratosis Aktinik
Disebut juga solar keratosis
Lesi prekanker, dapat berkembang
menjadi karsinoma sel skuamosa
Tampak seperti bagian kering, terasa
kasar, kadang bersisik
Muncul di tempat yang terekspos
matahari, seperti leher, tangan,
kepala
137. Dermatologi Kusta
Keywords
keluhan terdapat beberapa bercak pada kulitnya yang sebagian menebal
dan baal
Status dermatologis: lesi infiltrat difus, beberapa papul dan nodul,
distribusi simetris, anestesi tidak jelas
Pemeriksaan BTA (+) dan globus
Diagnosis pada pasien ini adalah kusta. Penyakit ini disebabkan
oleh infeksi oleh M.leprae.
M.leprae merupakan basil tahan asam (BTA), bersifat obligat intraseluler,
menyerang saraf perifer, kulit dan organ lain seperti mukosa saluran
napas bagian atas, hati dan sumsum tulang kecuali SSP.
Lesi infiltrat difus, ada nodul, distribusi simetris dan anestesi
tidak jelas. Pemeriksaan BTA (+) dan globus
LEPROMATOSA (LL)
Jawaban: D. LL
Kusta Diagnosis, PF
Diagnosis kusta ditegakkan PF
bila ditemukan 1 tanda lesi hipopigmentasi,
kardinal berikut: anestesi, pembesaran
1. Adanya lesi kulit yang saraf yang terlibat
khas dan kehilangan Rasa nyeri jarum
sensibilitas
Rasa raba kapas
Lesi tunggal/multi,
hipopigmentasi/merah/tem Rasa suhu 2 tabung
baga, makula/papul/nodul reaksi
2. BTA positif Uji fungsi otonom
Diambil di tempat paling tes Gunawan
aktif
Lepromin test
Cuping telinga kanan/kiri +
2-4 lesi aktif. Ziehl-Neelsen stain
Kusta - Klasifikasi

3/9/16 322
138. Dermatologi Miliaria
Rubra
Bayi 10 bulan, gatal, banyak berkeringat, demam,
papul eritema miliaria rubra
Jawaban: A. Miliaria rubra
Miliaria disebabkan oleh retensi keringat akibat
sumbatan pada kelenjar keringat, biasa terjadi
bila ada peningkatan suhu atau kelembapan
Pada miliaria rubra, sumbatan terjadi di antara
stratum korneum dengan batas dermal-epidermal,
menyebabkan papul eritema yang sangat gatal
Tata laksana: bedak salisil 2% dengan mentol
0,25-2%
Miliaria Kristalina dan
Profunda
MILIARIA MILIARIA PROFUNDA
KRISTALINA Sumbatan di batas
Sumbatan di dermis-epidermis
stratum korneum Papul warna kulit, tidak
Bentuk berupa gatal
Tata laksana: Losio
vesikel bergerombol
calamin dengan atau
tanpa tanda radang, tanpa mentol 0,25%
tidak ada keluhan
Tidak perlu Istilah miliaria superfisialis
pengobatan dan intermediat tidak ada
139. Dermatologi LSK
NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA (LIKEN
SIMPLEKS KRONIK, LIKEN VIDAL)
Peradangan kulit kronis, sirkumskripta, terdapat
penebalan kulit dan likenifikasi
Terjadi karena kulit digaruk terus karena gatal sekali
(ingat, gatal muncul sebelum lesi, bukan karena lesi)
Gatal paling terasa saat pasien tidak ada kegiatan,
berhubungan dengan stres
Tata laksana: kortikosteroid topikal potensi kuat
(betametason, triamsinolon), kalau perlu bisa
diberikan antihistamin oral, umumnya yang sedatif
Jawaban: E. Liken Simpleks Kronis
140. Dermatologi Herpes
Zoster
VARICELLA (CACAR AIR) HERPES ZOSTER (DAMPA,
Infeksi primer varisela-zoster CACAR ULAR)
Demam diikuti vesikel bentuk Reaktivasi virus varisela-
tetesan embun (tear drops) zoster
multipel yang menyebar dari
badan ke muka dan Vesikel berkelompok
ekstremitas. Lesi polimorfik. dengan dasar eritema dan
Penunjang: tes Tzanck sel edema, nyeri (+)
datia berinti banyak Penunjang: tes Tzanck
Tata laksana: Tata laksana:
<12 tahun: simptomatik
Asiklovir 5x800 mg (7 hari)
>12 tahun: Asiklovir 5x800 mg
atau valacsiklovir 3 x 1000
(7 hari)
Risiko tinggi, imunosupresi: +
mg (1 hari), harus diberikan
VZIG (varicella-zoster dalam 3 hari setelah gejala
immunoglobulin) dalam 96 jam muncul
setelah gejala muncul Jawaban: B. Herpes zoster
Herpes Zoster Patogenesis, Bentuk
Klinis, Tatalaksana
Patogenesis Bentuk-bentuk klinis Herpes
Terjadi pada pasien dengan Zoster
riwayat infeksi varicella 1. Herpes zoster oftlamikus th/
Disebabkan oleh VZV asiklovir (5x800 mg 7 hari),
(Varicella-Zoster Virus) valasiklovir (3x1000 mg)
Pada pasien varicella yang 2. Sindrom Ramsay-Hunt (Ggn
N.V & VII) th/ prednison
telah sembuh, virus akan
(3x20 mg 7 hari)
dorman dan tinggal di
3. Herpes zoster abortif th/
ganglion posterior susunan
asiklovir (5x800 mg 7 hari),
saraf tepi dan ganglion bedak, kompres terbuka (jika
kranialis. Pada keadaan erosif), AB (jika ulkus)
sistem kekebalan tubuh 4. Herpes zoster generalisata
yang turun, virus akan idem atas
mengalami reaktivasi dan 5. Neuralgia pasca-herpetik
menyebabkan herpes zoster th/ gabapentin
FORENSIK (10)
141. Forensik Keracunan
CO
Mati, ditemukan dalam mobil dalam keadaan
menyala kemungkinan keracunan CO.
Afinitas CO terhadap Hb 208-245x O 2
Terjadi gangguan pengikatan O 2 dan
hemoglobin oleh gas CO.
Jika orang keracunan CO dipindahkan ke
udara bersih dan berada dalam keadaan
istirahat, maka kadar COHb menurun, dan
dapat mengikat O2 lagi.
Jawaban: D. Inhibisi pengikatan O2 oleh CO
142. Forensik Tersengat
Listrik
Kabel yang terkelupas + tangan mengalami luka
bakar luka listrik.
Luka listrik luka bakar dengan tepi yang menonjol,
disekitarnya terdapat daerah pucat dikelilingi kulit
yang hiperemis.
Bentuknya sering sesuai dengan benda penyebab.
Jejas listrik bukanlah tanda intravital karena dapat
ditimbulkan pasca mati
Kematian terjadi akibat fibrilasi ventrikel,
kelumpuhanan, otot napas dan kelumpuhan pusat
napas.
Jawaban: A. Gangguan konduksi jantung
143. Forensik Empati
Hak dasar kesehatan pasien adalah
mendapat informasi.
Option A dan B sebetulnya benar, hanya
tinggal timing-nya kapan, perlu
diperhatikan mengenai empati terhadap
pasien juga.
Option A akan lebih benar jika ditambahkan
keterangan sampai dengan kondisi pasien
stabil dan memungkinkan.
Jawaban: B. Tetap memberitahu pasien
Hak dasar kesehatan
The right to health care mendapat
pelayanan medis
The right to self determination
Hak atas informasi
Hak pilih/tolak dokter
Hak tolak pengobatan ttt
Hak stop pengobatan
Hak euthanasia
144. Forensik VeR
Idealnya, laporan visum yang dibuat adalah pada saat kapan surat
permintaan visum datang. Jadi, dalam kasus ini option yang paling
tepat adalah D, korban harus dihadirkan kembali ke RS untuk
diperiksa sesuai dengan tanggal surat permintaan visum datang.
Namun demikian, terkadang hal ini sulit diterima oleh penyidik, tugas
kita adalah memberikan pemahaman kepada penyidik. Pilihannya
ada 2, hadirkan korban kembali saat SPV datang ATAU ubah tanggal
SPV-nya sesuai tanggal pemeriksaan/tambahkan permintaan pada
SPV-nya untuk membuka hasil pemeriksaan 2 hari yang lalu
Pembuatan visum dilakukan sesuai dengan hari pemeriksaan dan
diperlukan adanya surat permintaan visum dari penyidik. Sehingga
pasien harus diperiksa ulang sesuai tanggal SPV.
Bila tidak terdapat SPV, maka surat keterangan yang dibuat bukan
VeR tetapi surat keterangan medis.
Jawaban: D. Meminta polisi membawa korban dan diperiksa lagi
VeR
Umumnya korban dengan Terhadap surat permintaan
luka ringan datang ke visum yang datang
dokter setelah melapor ke bersamaan dengan korban,
polisi, sehingga mereka maupun yang datang
datang dengan membawa terlambat harus dibuatkan
serta surat permintaan visum et repertum. Visum
visum. Sedangkan korban ini dibuat setelah
luka sedang/berat akan perawatan/pengobatan
datang ke dokter sebelum selesai, kecuali pada visum
melapor ke penyidik et repertum semetara dan
perlu pemeriksaan ulang
surat permintaan akan
pada korban bila surat
terlambat.
permintaan datang
terlambat.
145. Forensik Kesimpulan
VeR
BB: 2200 gram viabel
Panjang 49 cm, lingkar kepala 35 cm,
lanugo sudah mulai sedikit, kuku tangan
sudah melebihi jari. cukup bulan
Luka memar di frontooccipital kekerasan
tumpul di kepala.
Jawaban: C. Ditemukan jenazah bayi layak
hidup, cukup bulan, ditemukan memar
tanda-tanda kekerasan tumpul di bagian
kepala
Viabel & Cukup Bulan
Viabel (dapat hidup Cukup bulan (matur)
di luar kandungan) Hamil>36 minggu
Panjang badan (kepala-
Kehamilan>28
tumit) > 48 cm
minggu BB 2500-3000 gram
Panjang badan Lingkar kepala . 33 cm
(kepala-tumit) >35cm Ciri lain: lanugo sedikit,
Berat badan > 1000 tulang rawan telah
gram sempurna (daun telinga
dilipat akan kembali ke
Lingkar lepala>32 cm
semula), diameter
Cacat bawaan fatal (-) tonjolan susu>7mm, kuku
jari telah melewati ujung
jari.
146. Forensik Informed
Consent
Usia pasien masih di bawah umur
informed consent dari orang tua.
Peraturan Menteri Kesehatan tentang
informed consent, batas umur yang dapat
memberi informed consent: 18 tahun.
Jawaban: D. Dokter tidak bisa meminta
persetujuan operasi kepada pasien karena
pasien masih dibawah umur dan
menyatakan harus tetap meminta
persetujuan orang tua pasien
147. Forensik Kasus
Perkosaan
Hymen robek tanda ada sesuatu
masuk ke vagina, belum tentu penis
Bekuan semen di liang vagina
tanda pasti persetubuhan
Kemerahan dan lecet tanda
kekerasan
Jawaban: D. bekuan semen
148. KDM Beneficence
Setiap dokter dalam prakteknya dihadapakan kondisi yang
terkadang membinggungkan dalam mengambil keputusan.
Prima facie dapat dijadikan pedoman dalam pengambilan
keputusan tersebut
Justice
Non-Malaficence
Beneficence
Autonomy
Pada kasus ini, Dokter semetinya mengedukasikan pasien agar
mau menginformasikan penyakitnya ke istrinya terkait penyakit
yang diderita (AIDS dan TBC), mengingat penyakit tersebut
memiliki potensi penularan ke istri atau anggota keluarga yang
lain Beneficence
Jawaban: B. Mengedukasi pasien agar memberi tahu istri demi
kesehatan
Beneficence
Beneficence lebih ke melindungi
pasien
General beneficence:
mencegah terjadi kerugian pada yang lain,
menghilangkan kondisi penyebab kerugian
pada yang lain,
Specific beneficence:
menolong orang cacat,
menyelamatkan orang dari bahaya.
149. Forensik Penjeratan
Bila autopsi yang diinginkan, maka penyidik wajib
memberitahu kepada keluarga korban dan menerangkan
maksud dan tujuan pemeriksaan
Pasal 134 KUHAP autopsi dilakukan setelah keluarga
korban tidak keberatan, atau bila dalam dua hari tidak
ada tanggapan apapun dari keluarga keluarga korban,
atau keluarga korban tidak ditemukan
Tetapi dari jejas luka yang ditemukan pada pasien,
kemungkinan akibat penjeratan (tindakan pidana), oleh
karena itu kasus tersebut harus dilakukan penyidikan,
dan dokter dapat melakukan otopsi setelah diberikan
mandat berupa surat dari penyidik, jaksa/hakim
(lembaga peradilan)
Pasal 222 KUHP --> mereka yang menghalangi
pemeriksaan jenazah untuk kepentingan peradilan
Pembunuhan vs. Bunuh Diri
Pembunuhan Bunuh Diri

Alat penjerat
Simpul Simpul mati Hidup
Jumlah lilitan Satu Satu/lebih
Arah Datar Serong ke atas
Jarat titik tumpu-simpul Dekat Jauh

Korban
Jejas jerat Datar Meninggi ke arah simpul
Luka perlawanan + -
Luka-luka lain Ada -
Jarak dari lantai Jauh Dekat
TKP
Lokasi Variasi Sembunyi
Kondisi Tidak teratur Teratur
Pakaian Robek/tidak teratur Rapi dan baik
Alat Dari si pembunuh Berasal dari TKP
Surat peninggalan - +
Ruangan Tak teratur, terkunci dari luar
150. Forensik Luka Tembak Dekat
Luka tembak Kelim lecet: bagian yang
LT tempel terdapat jejas laras kehilangan kulit ari yang
mengelilingi lubang akibat anak
LT sangat dekat (maksimal 15
cm) terbentuk akibat anak
peluru yang menembus kulit
peluru, mesiu, jelaga dan Kelim kesat: usapan zat yang
panas/api kelim api melekat pada anak peluru
LT dekat terbentuk akibat anak (pelumas, jelaga, dan elemen
peluru dan mesiu kelim mesiu) pada tepi lubang
jelaga (maksimal 30 cm), Kelim tato: butir-butir mesiu yang
kelim tato (maksimal 60 cm) tidak habis terbakar yang tertanam
LT jauh (> 60 cm) terbentuk pada kulit di sekitar kelim lecet.
akibat komponen anak peluru Kelim jelaga: penampilan
kelim kesat dan kelim lecet jelaga/asap pada permukaan kulit
di sekitar lubang luka tidak masuk
Kelim api: daerah hiperemi atau
Jawaban: B. 25-30 cm jaringan yang terbakar yang
terletak tepat di tepi lubang luka
IKK & RISET
151. IKK Five Star Doctor
Keywords:
Dokter memberitahukan informasi kepada ketua RT agar membantu
menangani masalah tersebut dengan cara melakukan fogging dan PSN
Dokter meminta ketua RT agar memberitahukan hal ini kepada
masyarakat setempat
Five Star Doctor:
Penyedia Pelayanan Kesehatan & Perawatan(Care provider)
Pengambil Keputusan(Decision-maker)
Komunikator yang baik(Communicator)
Pemimpin Masyarakat(Community leader)
Pengelola Manajemen (Manager)
Dokter diharapkan mampu bekerja sama secara harmonis
dengan individu dan kelompok lain (dalam hal ini, pak RT)
Jawaban: D. Manager
1. Care Provider.
Memperlakukan pasien secara holistik
memandang Individu sebagai bagian 3. Communicator.
integral dari keluarga dan komunitas. Mampu mempromosikan Gaya Hidup
Memberikan pelayanan yang bermutu, Sehat.
menyeluruh, berkelanjutan dan Mampu memberikan penjelasan dan
manusiawi. edukasi yang efektif.
Dilandasi hubungan jangka panjang dan Mampu memberdayakan individu dan
saling percaya. kelompok untuk dapat tetap sehat.

2. Decision Maker. 4. Community Leader.


Kemampuan memilih teknologi Dapat menempatkan dirinya sehingga
Penerapan teknologi penunjang secara mendapatkan kepercayaan masyarakat.
etik. Mampu menemukan kebutuhan
Cost Effectiveness kesehatan bersama individu serta
masyarakat.
Mampu melaksanakan program sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
5. Manajer.
Mampu bekerja sama secara
harmonis dengan individu dan
organisasi di luar dan di dalam
lingkup pelayanan kesehatan,
sehingga dapat memenuhi
kebutuhan pasien dan komunitas.
Mampu memanfaatkan data-data
kesehatan secara tepat dan berhasil
guna.
152. IKK Standar Pelayanan
Kedokteran Keluarga
Keywords:
DM tipe 2 tidak terkontrol
DM sudah 7 tahun
Dokter harus mencari tahu mengapa penyakit
pasien tidak terkontrol, kemudian mencari solusi
yang tepat bagi pasien
Dokter tidak hanya mengobati fisik tetapi juga
harus menyadari bahwa pasien terdiri dari mental,
sosial, spiritual, dan pasien dipengaruhi oleh
lingkungannya harus menangani secara holistik
Jawaban: B. Holistik
5 Standar Pelayanan Kedokteran Keluarga
153. IKK Family Genogram
Keywords:
Pasien curiga DM
Ibu pasien menderita DM
Ayah pasien menderita hipertensi, meninggal
mendadak
Pasien punya anak laki-laki dan perempuan
Pada kasus ini kemungkinan pasien
menderita penyakit yang diturunkan
sehingga diperlukan family genogram
Jawaban: E. Family genogram
Family genogram dan
APGAR
154. IKK Jenis Rujukan

Keywords:
Antar Dokter
Pasien diresusitasi oleh Interval referral: pelimpahan wewenang
dan tanggung jawab pasien sepenuhnya
dokter IGD, lalu dioperasi kepada 1 dokter konsultan untuk jangka
oleh dokter bedah, kemudian waktu tertentu, dan selama jangka waktu
tersebut, dokter tersebut tidak ikut
dirawat kembali oleh dokter menanganinya
IGD Split referral: pelimpahan wewenang dan

Antar Instansi tanggung jawab pasien sepenuhnya kepada


beberapa dokter konsultan untuk jangka
waktu tertentu, dan selama jangka waktu
Horizontal: setingkat, misalnya tersebut, dokter tersebut tidak ikut
dari dokter A ke dokter B tetapi menanganinya
masih dalama 1 strata Collateral referral: menyerahkan
Vertikal: naik atau turun tingkat, wewenang dan tanggung jawab
penanganangan penderita hanya untuk satu
misalnya dari puskesmas ke
masalah penanganan spesialistik saja
rumah sakit. Cross referral: menyerahkan wewenang
dan tanggung jawab pasien kepada dokter
Jawaban: A. Interval referral lain untuk selamanya
155. IKK
Keywords:
Tiga puluh lima orang dari lansia tersbut adalah pasien penyakit
jantung, DM tipe 2, asam urat, dll.
Semua pasien tersebut juga mengalami obesitas dan hipertensi

DM + HT + obesitas mengarah ke sindrom metabolic,


dengan komplikasi berupa penyakit jantung, dll
Salah satu metode terapi pasien dengan sindrom metabolik
adalah dengan meningkatkan aktivitas fisik dan mencegah
sedentary lifestyle
Menurut kerucut Edgar Dale, pasien akan lebih ingat dan lebih
bisa mengubah kebiasaan mereka apabila mereka
melakukannya
Jawaban: A. Membuat kegiatan olahraga bersama
Edgar Dales cone of
learning
156. IKK Diagnosis
Komunitas
Keywords:
Anda akan melakukan evaluasi pada program pemberantasan
penyakit menular yang tidak sesuai dengan target pencapaian
Anda telah menemukan prioritas masalah yang akan dievalusai
Metode diagnosis komunitas
Mengidentifikasi masalah
Menetapkan prioritas masalah
Menganalisis penyebab masalah
Menentukan alternatif pemecahan masalah
Mengevaluasi alternatif pemecahan masalah
Memilih alternatif pemecahan masalah
Implementasi
Follow up
Jawaban: C. Menentukan penyebab masalah yang mungkin
157. IKK Penyakit Akibat
Kerja
Keywords:
Pasien berobat dengan keluhan saluran nafas
Pasien bekerja sebagai pekerja pabrik semen dan tinggal di rumah
kontrakan sekitar pabrik
Beberapa teman kerjanya juga mengalami keluhan yang sama
Teman kerja mengalami keluhan yang sama (tetangga tidak
disebutkan mengalami keluhan yang sama) menandakan
keluhan tersebut akibat bekerja di pabrik semen
Pabrik seharusnya menyediakan APD
Timbulnya penyakit akibat kerja menandakan bahwa
pekerja tidak patuh memakai APD atau pabrik tidak
menyediakan APD
Jawaban: C. Penggunaan APD yang tidak baik
158. IKK Jenis Rujukan
Keywords: Antar Dokter
Pasien memiliki ulkus DM Interval referral: pelimpahan wewenang
sehingga ingin dikonsulkan dan tanggung jawab pasien sepenuhnya
kepada 1 dokter konsultan untuk jangka
kepada spesialis penyakit waktu tertentu, dan selama jangka waktu
dalam sedangkan masalah tersebut, dokter tersebut tidak ikut
menanganinya
kesehatan lainnya tetapi
Split referral: pelimpahan wewenang dan
ditangani oleh dokter tanggung jawab pasien sepenuhnya kepada
Antar
Puskesmas Instansi
tersebut beberapa dokter konsultan untuk jangka
waktu tertentu, dan selama jangka waktu
Horizontal: setingkat, misalnya tersebut, dokter tersebut tidak ikut
dari dokter A ke dokter B tetapi menanganinya
masih dalama 1 strata Collateral referral: menyerahkan
wewenang dan tanggung jawab
Vertikal: naik atau turun tingkat,
penanganangan penderita hanya untuk satu
misalnya dari puskesmas ke rumah masalah penanganan spesialistik saja
sakit. Cross referral: menyerahkan wewenang
dan tanggung jawab pasien kepada dokter
Jawaban: D. Collateral referral lain untuk selamanya
159. IKK Kerucut Edgar
Dale
Keywords:
Tingginya jumlah balita yang mengalami defisiensi vit A
Banyak bahan pangan yang mengandung vit A
Sebagian besar masyarakat buta huruf dan hanya mengerti
bahasa daerah

Alasan: keterbatasan bahasa, agak sulit menggunakan


media tertentu: flip chart, poster, video
Di sana tersedia banyak bahan pangan, tidak sulit
melakukan penyuluhan dengan benda asli (exhibition
penyuluhan dengan model)
Keterbatasan bahasa bisa diatasi dengan bantuan kader
Jawaban: B. Benda asli
Edgar Dales cone of
learning
160. IKK Disease Attack
Rate
Keywords:
Ayah, ibu, 5 anakusia 2-10 tahun, kakek, nenek
3 anakterkenacampak
Ayah, ibu, kakek, danneneksudahpernahterkenacampak

Attack rate adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang


ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat
yang sama
Pada kasus ini penduduk yang mungkin terkena adalah 5 orang anak yang
berusia 2-10 tahun
Rumus
Attack Rate =
Jadi attack rate pada kasus ini adalah 3/5atau 60%
Jawaban: D. 60%
161. Riset Desain
Penelitian
Keywords:
Pasien bebas memilih metode kontrasepsi yang diinginkan
Subjek penelitian adalah perempuan yang mulai menggunakan metode
kontrasepsi sepanjang tahun 2011 dan dilihat hasilnya pada akhir tahun
2012

Pasien bebas memlilih tidak ada intervensi dari peneliti


bukan uji klinis, melainkan tergolong ke dalam quasi-experiment
design
Tidak ada intervensi + ada periode follow up kohort (termasuk
quasi-experiment design)
Desain kohort tidak hanya digunakan pada studi etiologi (sebab-
akibat, faktor risiko-penyakit), tetapi juga bisa digunakan untuk
menilai efek pengobatan/tindakan
Jawaban: B. Cohort
162. Riset Desain
Penelitian
Keywords:
Dokter ingin melakukan penelitian tentang
jumlah kasus difteri yang ada di wilayah kerjanya

Penelitian mengenai jumlah kasus


(prevalensi/insidens) merupakan penelitian
deskriptif. Yang paling cocok digunakan
untuk penelitian tersebut adalah metode
survey (tergolong ke dalam cross sectional)
Jawaban: C. Cross sectional
163. Riset Uji Diagnostik

Penyakit Total
(+) (-)
Se: a/
Sk (+ 132 1014 1146 (a+c)
rin ) (a) (b) Sp: d/
in (-) 79 (c) 62266 62345 (b+d)
g (d) PPV: a/
Total 211 63280 63491 (a+b)
Gold standar (+) dengan test diagnostik NPV: d/
baru (+) kolom (a) (c+d)
Gold standard (-) dengan test diagnostik
baru (+) kolom (b)
Gold standard (+) dengan test Sensitivitas: Formulasi:
diagnostik baru (-) kolom (c)
Gold standard (-) dengan test diagnostik a/(a+c) = 132/211
baru (-) kolom (d) Jawaban: A. 132/211
164. Riset Uji Hipotesis
Keywords:
Hubungan antara bukan perokok, perokok ringan, sedang, dan
berat dengan prevalensi penyakit ISPA

Variabel bebas (kategorik: ordinal, >2)


Bukan perokok
Perokok ringan
Perokok sedang
Perokok berat
Variabel tergantung (kategorik: nominal)
Prevalensi penyakit ISPA (yes/no)
Uji hipotesis yang tepat digunakan adalah uji Chi Square
Jawaban: A. Chi square
Memilih uji statistik untuk 2 kelompok (variabel
independen berskala kategorik)

Skala pengukuran Tidak berkaitan Berkaitan


(variabel dependen)

Nominal X2 (2x2) Uji McNemar


Uji exact Fisher

Ordinal Uji Kolmogorov- - Uji Sign


Smirnov - Uji Wilcoxon
Uji Mann-Whitney matched-paired
Numerik
Uji t unpaired Uji t paired
Desain penelitian paralel 2 kelompok Before and after
Cross over 2-way

Tulisan merah HAFALKAN!


Panah biru jika syarat tidak terpenuhi, maka berubah
menjadi
Memilih uji statistik untuk >2 kelompok (variabel
independen berskala kategorik)
Skala pengukuran Tidak berkaitan Berkaitan
(variabel dependen)

Nominal X2 (rxc) Uji Cochran Q

Ordinal Uji Kruskal-Wallis Uji Friedman

Numerik
Uji Anova Uji Anova related

Desain penelitian paralel >2 kelompok Before and after


Cross over 2-way
Matched paired
Korelasi dan Regresi
Skala Korelasi Regresi Korelasi
pengukuran 1 variabel independen
(variabel berskala numerik
dependen)
Regresi linier
Nominal Regresi 1 variabel independen,
logistik
biasanya numerik

Ordinal Uji Spearman Regresi multiple


>1 variabel
Numerik - Regresi linier independen, biasanya
- Uji Pearson - Regresi numerik, tapi kategorik
multipel juga boleh

Regresi logistik
1 atau lebih variabel
independen, biasanya
numerik, tapi kategorik
Uji Hipotesis
Catatan tambahan:
- Uji Fischer digunakan apabila syarat uji Chi-square tidak
terpenuhi dimana:
(a) Jumlah subyek total n<20, atau
(b) Jumlah subyek antara 20-40 dengan nilai
expected (E) <5
untuk tabel 2x2

- Korelasi digunakan untuk mengetahui adanya


hubungan yang berbanding lurus (korelasi positif) atau
berbanding terbalik (korelasi negatif) antara 2 variabel
numerik, dan seberapa kuat korelasi yang didapatkan.
Contoh: hubungan antara berat badan dan tinggi badan
Regresi Logistik
Regresi logistik digunakan untuk menghasilkan formula
yang dapat memprediksi probabilitas terjadinya
suatu outcome (1 variabel dependen/VD nominal)
menggunakan 1 atau lebih variabel independen/VI
(numerik atau kategorik).
Dari formula tsb juga dapat diketahui berapa besar
kontribusi tiap variabel independen terhadap terjadinya
outcome (kontribusi maksimal sebesar 100% atau 1).
Odds Ratio suatu VI yang berskala kategorik juga bisa
diketahui menggunakan regresi logistik.
Contoh kasus: penelitian yang ingin mencari hubungan
antara adanya faktor keturunan (ya/tidak, skala nominal)
dan kadar trigliserida serum (skala numerik) dengan
terjadinya penyakit DM tipe 2 (ya/tidak, skala nominal)
Regresi Linier dan Multipel
Regresi linier dan regresi multiple digunakan untuk
menghasilkan formula yang dapat memprediksi nilai sebuah
VD (numerik) menggunakan 1 (untuk linier) atau lebih (untuk
multiple) VI (numerik atau kategorik).
Kontribusi tiap VI dapat diketahui, berupa koefisien VI tersebut,
sehingga peningkatan 1 poin VI (jika numerik) akan mengubah
nilai VD sebesar koefisien tsb. Koefisien dapat bernilai positif
atau negatif.
Contoh kasus regresi linier: penelitian yang ingin mencari
hubungan antara total asupan energy per hari (numerik) dengan
IMT (numerik). Peneliti juga ingin mengetahui seberapa besar
peningkatan asupan energy dapat meningkatkan/menurunkan IMT
Contoh kasus regresi multiple: penelitian yang ingin mencari
hubungan antara total asupa energy per hari (numerik) dan skor
aktivitas fisik (numerik) dengan IMT (numerik).
165. Riset Risiko Relatif
Studi
ini merupakan studi etiologi
dengan desain prospektif (kohort)
untuk
menyatakanadanyapengaruhmakanes
krimterhadapterjadinyasakitkepala
Pada kohort digunakan rumus RR
(Relative Risk)
RR = = 2,2
Jawaban: A. 2,2
Studi Kohort Konsep
166. Riset Desain
Penelitian
Keywords:
Hubungan kanker hati dengan konsumsi alcohol selama 5
tahun
Penelitian yang paling mudah digunakan

Jenis studi yang mungkin digunakan untuk mencari


hubungan etiologi: kohort, case control, cross
sectional
Kasus kanker hati jarang
Untuk penyakit yang jarang ditemukan desain
paling cocok adalah case control
Jawaban: D. Case control
167. Riset Sampling
Mengelompokan sampel berdasarkan
strata pendidikan berupa rendah,
menengah dan tinggi
Jawaban: D. Stratified random
sampling
Metode Sampling Simple random sampling: mengacak
sederhana dengan bantuan tabel/komputer

Systematic random sampling: mengacak


Probabili teratur dan sistematis, 1/n dari n
ty
Stratified random sampling: mengacak
sampling
berdasarkan strata

Cluster random sampling: mengacak


Metode berdasarkan daerah/wialayah
Sampli
ng
Consecutive sampling: mengambil subjek
sesuai kriteria inklusi/eksklusi
Non- Convenient/Accidental/Captive
probability sampling: mengambil subjek sesuai
sampling kenyamanan peneliti
Purposive/Judgement/Quota sampling:
mengambil subjek sesuai dengan
pertimbangan subyektif peneliti
Snowball sampling: peneliti meminta
subjek pertama untuk menunjukkan orang
yang dapat dijadikan subjek
Probability sampling: setiap subjek dalam penelitian memiliki peluang yang sama untuk dipilih
Non-probablity sampling: peluang subjek untuk dipilih tidak sama
168. Riset Risiko Relatif
Lihatpertanyaannya:

Berapakahrisiko relative Campak
bayi yang Total
(+) (-)
tidakmendapatvaksinc (
100
ampakterhadapkejadianti Tan + 900(b) 1000
(a)
mbulnyapenyakitcampak? pa )
Vak
Tanpa vaksin sin (-) 20 (c) 980 (d) 1000
dianggap sebagai faktor Total 120 1880 2000
risiko campak (+)
Rumus RR (Relative Risk)
RR = = 5

Jawaban: B. 5
Studi Kohort Konsep
169. IKK Incidence Rate
Incidence Rate =

=
= 0,07%
Pendudukberisiko artinyatidakmenderitapenyakit
yang dimaksud di
awalperiodedanmasihbisaterkenapenyakittsb
Bilajumlah orang yang menderitapenyakitygdimaksud
di awalperiodekecil biasanyadiabaikan yang
digunakantetap total jumlahpendudukberisiko
Jumlahpendudukberisiko yang
digunakanadalahjumlahpenduduk di akhirtahun
Jawaban: C. 0,07%
170. Riset Uji Statistik
Pada kasus ini digunakan metode
penelitian multivariat dengan variabel
bebas x dan y serta variabel tergantung z.
Variabel bebas x (skala rasio) dan y (skala
rasio)
Variabel tergantung z (skala nominal)
Uji hipotesis multivariat yang tepat
digunakan adalah regresi logistik
Jawaban: C. Regresi logistik
Memilih uji statistik untuk 2 kelompok (variabel
independen berskala kategorik)

Skala pengukuran Tidak berkaitan Berkaitan


(variabel dependen)

Nominal X2 (2x2) Uji McNemar


Uji exact Fisher

Ordinal Uji Kolmogorov- - Uji Sign


Smirnov - Uji Wilcoxon
Uji Mann-Whitney matched-paired
Numerik
Uji t unpaired Uji t paired
Desain penelitian paralel 2 kelompok Before and after
Cross over 2-way

Tulisan merah HAFALKAN!


Panah biru jika syarat tidak terpenuhi, maka berubah
menjadi
Memilih uji statistik untuk >2 kelompok (variabel
independen berskala kategorik)
Skala pengukuran Tidak berkaitan Berkaitan
(variabel dependen)

Nominal X2 (rxc) Uji Cochran Q

Ordinal Uji Kruskal-Wallis Uji Friedman

Numerik
Uji Anova Uji Anova related

Desain penelitian paralel >2 kelompok Before and after


Cross over 2-way
Matched paired
Korelasi dan Regresi
Skala Korelasi Regresi Korelasi
pengukuran 1 variabel independen
(variabel berskala numerik
dependen)
Regresi linier
Nominal Regresi 1 variabel independen,
logistik
biasanya numerik

Ordinal Uji Spearman Regresi multiple


>1 variabel
Numerik - Regresi linier independen, biasanya
- Uji Pearson - Regresi numerik, tapi kategorik
multipel juga boleh

Regresi logistik
1 atau lebih variabel
independen, biasanya
numerik, tapi kategorik
Uji Hipotesis
Catatan tambahan:
- Uji Fischer digunakan apabila syarat uji Chi-square tidak
terpenuhi dimana:
(a) Jumlah subyek total n<20, atau
(b) Jumlah subyek antara 20-40 dengan nilai
expected (E) <5
untuk tabel 2x2

- Korelasi digunakan untuk mengetahui adanya


hubungan yang berbanding lurus (korelasi positif) atau
berbanding terbalik (korelasi negatif) antara 2 variabel
numerik, dan seberapa kuat korelasi yang didapatkan.
Contoh: hubungan antara berat badan dan tinggi badan
Regresi Logistik
Regresi logistik digunakan untuk menghasilkan formula
yang dapat memprediksi probabilitas terjadinya
suatu outcome (1 variabel dependen/VD nominal)
menggunakan 1 atau lebih variabel independen/VI
(numerik atau kategorik).
Dari formula tsb juga dapat diketahui berapa besar
kontribusi tiap variabel independen terhadap terjadinya
outcome (kontribusi maksimal sebesar 100% atau 1).
Odds Ratio suatu VI yang berskala kategorik juga bisa
diketahui menggunakan regresi logistik.
Contoh kasus: penelitian yang ingin mencari hubungan
antara adanya faktor keturunan (ya/tidak, skala nominal)
dan kadar trigliserida serum (skala numerik) dengan
terjadinya penyakit DM tipe 2 (ya/tidak, skala nominal)
Regresi Linier dan Multipel
Regresi linier dan regresi multiple digunakan untuk
menghasilkan formula yang dapat memprediksi nilai sebuah
VD (numerik) menggunakan 1 (untuk linier) atau lebih (untuk
multiple) VI (numerik atau kategorik).
Kontribusi tiap VI dapat diketahui, berupa koefisien VI tersebut,
sehingga peningkatan 1 poin VI (jika numerik) akan mengubah
nilai VD sebesar koefisien tsb. Koefisien dapat bernilai positif
atau negatif.
Contoh kasus regresi linier: penelitian yang ingin mencari
hubungan antara total asupan energy per hari (numerik) dengan
IMT (numerik). Peneliti juga ingin mengetahui seberapa besar
peningkatan asupan energy dapat meningkatkan/menurunkan IMT
Contoh kasus regresi multiple: penelitian yang ingin mencari
hubungan antara total asupa energy per hari (numerik) dan skor
aktivitas fisik (numerik) dengan IMT (numerik).
ANAK
171. A
Keywords:
S: demam dan muncul bercak
kemerahan; bercak kemerahan
dikatakan muncul dari wajah ke
badan dan punggung; batuk pilek
sejak 3 hari yang lalu
O: lesi makulopapular eritematosa;
limfadenopati coli
Infeksi virus Morbili (a.k.a. Campak,
Measles, Rubeola)
Stadium kataral: gejala influenza
dan bercak Koplik
Stadium erupsi: erupsi
makulopapular eritematosa (dari
belakang telinga menuju ke
bawah/badan), pembesaran KGB
mandibula dan leher belakang,
splenomegali dan black measles
Stadium konvalensensi:
hiperpigmentasi dan kulit bersisik
Rubeola/morbili/campak
Demam, batuk, pilek, mata merah
diikuti dengan erupsi eritema
makulopapular yang gatal. Penyebaran
dari telinga, wajah, lalu seluruh tubuh
Patognomonik: Kopliks spot (titik-titik
putih pada mukosa pipi)
Komplikasi: diare, pneumonia, otitis
media, ensefalitis, ulkus kornea
Tx: simptomatik + vitamin A
Rubella/campak jerman
Tanda dan gejala mirip morbili,
tapi lebih ringan dan
berlangsung dalam waktu lebih
pendek (tiga hari)
Yang bahaya: rubella kongenital
172. A
Keywords:
S: sariawan
O: bercak putih di mukosa mulut, Candida albicans
(+)
Diagnosis diferensial sariawan pada anak:
Stomatitis bakterial: nyeri, demam (+), th/ AB
Oral candidiasis/moniliasis: biasanya tidak nyeri,
demam jarang ditemukan, th/ Antifungi
Terapi yang tepat pada kasus ini adalah
nistatin drops.
Jawaban: A. Nistatin
173. B
Keywords:
S: rewel, sering menangis dan tidak
dapat BAK
O: lubang kencing berada di bawah
batang penis
Kelainan letak OUE
Hipospadia: OUE terletak di ventral
penis
Epispadia: OUE terletak di dorsal
penis
Koreksi hipospadia dilakukan
oleh bedah urologi dengan
menggunakan preputium
sebagai bahan dasar uretra
buatan. tidak boleh
disirkumsisi
Jawaban: B. Hipospadia
174. B
Keywords:
S: keluhan BAB cair >8 kali perhari, BAB cairan >
ampas, warna kuning, darah(-) dan lendir (-)
O: tampak lemas, rewel, mata cekung (+) dan
turgor kembali lambat
Diagnosis pada kasus ini adalah diare akut
dehidrasi ringan sedang. Diare merupakan
penyebab kematian anak dan balita nomor 2.
Penyebaba kematian nomor 1 adalah
pneumonia.
Jawaban: B. 2
Diare Sekretorik dan
Osmotik
Diare Sekretorik Diare Osmotik
Diare Akut Klasifikasi

Derajat Keadaan Rasa Kelopak Mulut Kulit Urin


Dehidra Umum Haus / Air
si Mata
Tanpa
dehidrasi Minum
Baik, CM Normal Basah Normal Normal
(<5% normal
BB)
Dehidrasi
Pucat,
ringan- Minum Cekung,
Rewel, CRT<2s, Berkuran
sedang seperti produksi Kering
gelisah turgor g
(5-10% kehausan kurang
lambat
BB)
Letargis,
lemah,
Malas Pucat,
Dehidrasi penuruna
minum, Sangat CRT>2s,
berat n Sangat
tidak cekung, turgor Tidak ada
(>10% kesadara kering
mau tidak ada sangat
BB) n, nadi &
minum lambat
napas
cepat
175. D
Keywords:
S: telinga kiri mengeluarkan cairan sejak 1 hari yang lalu,
sebelumnya pasien dikatakan demam dan rewel karena
merasakan telinga kiri sakit
O: MT perforasi sentral dan sektret purulent (+)
Keluarnya cairan dari telinga perlu dipikirkan diagnosis
otitis media akut (OMA). Pada anak sering terjadi OMA
karena posisi tuba eustachius lebih datar sehingga lebih
mudah terinfeksi.
Stadium supurasi biasanya ditandai dengan MT bulging, anak
demam dan rewel
Stadium perforasi ditandai dengan keluarnya cairan dan
perforasi MT
Jawaban: D. OMA
OMA Patogenesis
Otitis Media Akut (OMA)
Manifestasi klinis, tergantung Tata laksana
stadium Oklusi: obat tetes hidung (Efredin
Oklusi: retraksi membran HCl 0,5%) + antibiotik
timpani Hiperemis: antibiotik + obat tetes
Hiperemis: MT hiperemis dan hidung + analgetik + miringotomi
edema Supurasi: antibiotik + miringotomi
Perforasi: antibiotik + obat cuci
Supurasi: Telinga bulging, sangat
telinga
nyeri, nadi dan suhu meningkat
Resolusi: antibiotik
Perforasi: Ruptur MT, nadi dan
suhu menurun, nyeri reda
Setelah miringotomi atau perforasi
Resolusi: MT menutup, sekret lakukan cuci telinga dengan H 2O2 3%
hilang. Kegagalan stadium selama 3-5 hari.
resolusi menyebabkan OMSK.
Seluruh gejala sering disertai Antibiotik lini-1: Amoxicillin 80-90
riwayat ISPA dan gangguan mg/kg/hari PO dibagi 2x/hari selama
pendengaran. 10 hari
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)

Definisi Tata laksana


Otorhea kronik (>6 Antibiotik: neomycin +
polymixin B drops
minggu) pada MT yang
Ear toilet
perforasi
Kauter kimia (nitrat perak)
untuk jaringan granulasi
Manifestasi klinis Bedah jika ada kolesteatoma
(maligna)
gangguan pendengaran,
tidak nyeri
MIRINGITIS BULOSA
Peradangan pada membran
Penunjang CT-Scan atau timpani
MRI jika curiga komplikasi Ditemukan vesikel-vesikel
berisi nanah di MT
OMSK Klasifikasi
OMSK Tipe
Aman/Benigna/Mukosa
Peradangan hanya di
mukosa
Perforasi sentral
Kolesteatoma (-)
komplikasi jarang terjadi
OMSK Tipe
Bahaya/Maligna/Tulang
Peradangan meluas hingga
ke tulang
Perforasi marginal atau atik
Kolesteatoma (+) sering
terjadi komplikasi
Mastoiditis
Disebabkan infeksi yang meluas ke
prosesus mastoid
Gejala dan tanda:
Nyeri, bengkak, kemerahan di daerah
mastoid
Nyeri telinga (otalgia), demam, atau
sakit kepala juga bisa ada
Pada bayi gejala nonspesifik:
anoreksia, diare, rewel
176. B
Keywords:
S: sakit saat BAK, Ujung
penis terkadang tampak
mengembung bila BAK
O: preputium sulit
ditarik ke belakang
Diagnosis pada kasus
ini adalah fimosis.
Fimosis merupakan
indikasi dilakukannya
sirkumsisi.
Jawaban: B. Fimosis
177. A
Keywords:
S: bayi 2 hari, seluruh badan kuning sejak 1 hari yang lalu
O: golongan darah bayi B Rh (-), golongan darah ibu O Rh (-), Hb 10 g/dl

Kuning seluruh badan kira-kira 20 mg/dl (wajah saja 5 mg/dl,


tengah perut 15 mg/dl)
Hb normal neonates 14-27 g/dl
Ikterus yang muncul pada 24 jam pertama kehidupan dapat disebabkan
oleh inkompatibilitas darah (ABO, Rh, golongan lain), Infeksi intrauterin
(bakteri, virus, TORCH) dan defisiensi G6PD.
Pada kasus ini diketahui pasien mengalami anemia hemolitik sehingga
dipikirkan berupa inkompatibilitas darah
Inkompalibilitas darah yang sesuai adalah inkompatibilitas ABO. (ibu
golongan O punya antibodi A dan B; anak golongan A punya antigen A)
Jawaban: A. Inkompatibilitas ABO
Ikterus Neonatorum Klasifikasi,
Etiologi
Ikterus Fisiologis Etiologi
Terjadi pada bayi aterm (5-6 Produksi (hemolisis):
mg/dl) hematoma, ABO/Rh
Onset ikterus setelah 24 jam inkompatibilitas, G6PD def,
pertama sferositosis, polisitemia
Puncak ikterus pada hari ke 3-5 sekresi bil: prematur,
Ikterus membaik dalam 1 hipotiroid, bayi ibu DM, def
minggu enzim konjugasi
Ikterus Patologis sirkulasi enterohepatik:
Dapat terjadi pada semua bayi asupan enteral (breastfeeding
jaundice), stenosis pilorus,
Onset ikterus <24 jam
atresia usus, MH
Puncak ikterus lebih lambat
Gangguan obstruktif:
Ikterus membaik dalam 2 kolestasis, atresia bilier, kista
minggu koledokus
Mekanisme campuran: sepsis
Ikterus Neonatorum Warning Sign!

Ikterus yang timbul pada saat lahir


atau sejak hari pertama kehidupan
Kenaikan bilirubin berlangsung cepat
(>5mg/dL)
Kadar bilirubin serum >12 mg/dL
Ikterus menetap pada usia 2 minggu
atau lebih
Peningkatan bilirubin direk >2mg/dL
Ikterus Neonatorum DDx/
Ikterik pada 24 jam pertama Ikterik yang muncul sesudah satu
Dapat disebabkan minggu
erythroblastosis fetalis, breast milk ikterik, septicemia,
perdarahan tersembunyi, sepsis, atresia congenital, hepatitis,
atau infeksi intrauterine, galaktosemi, hipotiroidisme, anemia
termasuk sifilis, rubella, hemolitik kongenital (spherocytosis),
sitomegalo, rubella, dan anemia hemolitik akibat obat.
toxoplasmosis kongenital Ikterik yang persisten selama
Ikterik yang muncul pada hari satu bulan
ke-2 atau ke-3 kondisi hyperalimentation-
associated cholestasis, hepatitis,
Umumnya fisiologis, Crigler-Najjar cytomegalic inclusion disease,
syndrome dan breast feeding syphilis, toxoplasmosis, familial
ikterik, sepsis bakteri atau infeksi nonhemolytic icterus, atresia bilier,
saluran kemih, maupun infeksi atau galaktosemia. Ikterik fisiologis
lainnya seperti sifilis, dapat berlangsung beberapa minggu
toksoplasmosis, sitomegalovirus, pada kondisi hipotiroid atau stenosis
atau enterovirus. pilori
Ikterus Neonatorum -
Tatalaksana
Tatalaksana
Usia Fototerapi Transfusi
Fototerapi (Bil tot) Tukar
(Bil indir)

NCB-SMK: bil tot <24 jam 10-12 mg/dl 20 mg/dl

12 mg/dl 24-48 jam 12-15 mg/dl 20-25 mg/dl

48-72 jam 15-18 mg/dl 25-30 mg/dl


NKB sehat: bil tot >
>72 jam 18-20 mg/dl 25-30 mg/dl
10 mg/dl
Transfusi tukar
Bil indirek 20
mg/dl
Digunakan bil indirek
karena ditakutkan
kernikterus
Inkompatibilitas ABO dan Rh
178. B
Keywords:
S: bayi, terdapat benjolan di kepala
O: Bayi berwarna kuning (Kramer
3), Benjolan berada pada bagian
oksipital namun ukuran tidak
sampai sutura sagitalis
Trauma jalan lahir, dibagi 2:
Sefal hematom: tidak melalui garis
tengah
Caput succedanum: melalui garis
tengah
Darah pada sefal hematom akan
mengalami hemolisis sehingga
akan menyebabkan bayi tampak
kuning.
Jawaban: B. Cephal hematome +
ikterik neonatorum
179. E
Keywords:
S: mengeluh gatal di sela jari hingga punggung tangan serta di
bagian penis, Keempat saudaranya di rumah mengalami keluhan
yang sama
Diagnosis skabies ditegakkan bila ditemukan 2 dari 4 tanda
kardinal, sbb
Pruritus nokturna
Penyakit menyerang manusia secara berkelompok
Ditemukan terowongan (kunikulus)
Ditemukan tungau
Pada kasus ini ditemukan 2 tanda kardinal, sehingga
diagnosis skabies dapat ditegakkan. Terapi pilihan skabies
adalah permetrin
Jawaban: E. Krim permetrin
Skabies - Tatalaksana
Sulfur presipitatum 10%: dioleskan 3x24 jam, aman untuk ibu hamil dan
anak kurang dari 2 tahun; tidak efektif untuk stadium telur sehingga harus
digunakan >3 hari
Emulsi benzil benzoas 20%: efektif untuk semua stadium, diberikan malam
hari selama 3 hari; sulit ditemukan
Gameksan 5%: efektif untuk semua stadium, dihindari untuk anak <6 tahun
dan wanita hamil, efek neurotoksik dan teratogenik
Crotamiton krim atau losion kurang efektik, tapi aman digunakan pada wanita
hamil, bayi dan anak kecil
Permetrin 5% (dapat membunuh seluruh stadium tungau), dioleskan ditempat
lesi lebih kurang 8 jam kemudian dicuci bersih. Bila belum sembuh, diulang 1
minggu kemudian
180. A

Keywords:
S: diare sejak 3 jam yang lalu
O: Bau feses khas dan mikroskopik
menunjukkan gambaran berbentuk
koma, flagel (+)
Diare pada kasus ini bersifat
profuse dan merupakan diare
sekretorik. Diare sekretorik
disebabkan oleh adanya toxin yang
meningkatkan aktivitas cAMP di
dalam mukosa usus.
Gambaran koma (vibrio) merupakan
khas pada V.cholera.
Feses pada kolera berbau amis.
Jawaban: A. V.cholera
181. A
Keywords:
S: anak 13 bulan, belum bisa
tengkurap, tampak pucat,
sulit BAB
O: BB 6,1 kg, PB 60 cm, lidah
tampak besar
Klinis pasien ini
mengarahkan diagnosis
kerja berupa hipotiroidisme
sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan fungsi tiroid
berupa T3, T4 dan TSH.
Jawaban: A. T3, T4 dan TSH
182. E
Keywords:
S: keluhan nyeri perut, mual,
muntah dan perut tampak
membuncit
O: benjolan seperti sosis
(sausage appeareance) dan pada
auskultasi terdengar metallic
sound
Bunyi metallic sound dapat
terdengar pada ileus obstruksi.
Klinis pasien menunjang ke
diagnosis ileus obstruksi.
Sausage appearance
merupakan temuan khas pada
intususepsi.
Jawaban: E. Intususepsi
183. E
Keywords:
S: ayah pasien menderita TB dan
sedang dalam pengobatan TB
selama 6 bulan
O: bayi tampak sehat
Menurut ATS/CDC, pasien ini
dikategorikan dalam kelas I
dimana hanya terdapat kontak.
Pasien anak mendapatkan basil
TB dari pasien dewasa.
Tatalaksana menurut ATS/CDC
maka perlu diberikan
profilaksis primer berupa INH.
Jawaban: E. Memberikan INH 5
mg/kgBB/hari selama 6 bulan
TB Anak Klasifikasi
(ATS/CDC)
Cla Conta Infecti Disea Management
ss ct on se
0 - - - -

I + - - 1st proph.
II + + - 2nd proph.

III + + + OAT thera.

Kontak dinilai dengan adanya kontak dengan


pasien TB di sekitar lingkungan
Infeksi dinilai dengan uji Mantoux
Disease dinilai dengan TB scoring menurut
WHO
TB Anak
Pencegahan/Kemoprofilaksis
Kemoprofilaksis Kemoprofilaksis
primer sekunder
Diberikan untuk Diberikan untuk
mencegah infeksi mencegah sakit TB
Diberikan pada Diberikan pada
anak dengan kontak TB (+), uji
kontak TB (+) tetapi mantoux (+), tetapi
uji tuberkulin (-) klinis (-), Ro (-)
Obat: INH 5-10 Obat: INH 5-10
mg/kgBB/hari mg/kgBB/hari
selama 6 bulan selama 6 bulan
184. B
Keywords:
S: bayi 4 bulan, demam sejak 2 hari yang lalu,
O: pernapasan 64 x/menit, nadi 144x/menit dan suhu 37,5
oC, wheezing +/+ dan ronkhi basah kasar +/+; Ro thorax:

gambaran hiperinflasi paru dengan diameter


anteroposterior membesar pada foto lateral
Pada anak usia <2 tahun bila ditemukan bunyi
wheezing perlu dipikirkan diagnosis banding berupa
bronkiolitis. Pada rontgen thorax pasien bronkiolitis
dapat ditemukan gambaran hiperinflasi paru dengan
pembesaran diameter AP pada foto lateral
Jawaban: B. Bronkiolitis
Konsep Dyspnea pada Anak

Intrathor
Obstruksi sal napas distal
Flow ax
disorders Extratho
Obstruksi sal napas proksimal
rax
Dyspn
Gangguan parenkim paru
ea Intrathor
ax
Gangguan extrapulmoner
Volume
disorders
Gangguan compliance paru
Extratho
rax
Gangguan pusat napas

Pada bronkiolitis terjadi gangguan flow karena bronkokonstriksi


Bronkiolitis - Pathogenesis
Invasi virus inflamasi akumulasi
mukus, debris dan edema
obstruksi bronkiolus pada fase
inspirasi dan ekspirasi ada
mekanisme klep yang
menyebabkan air trapping
overinflasi dada ventilasi turun
dan hipoksemia frekuensi napas
naik; pada keadaan berat dapat
terjadi hiperkapnia, obstruksi todal
Bronkiolitis Definisi, Gejala Klinis,
Diagnosis, Tatalaksana
Definisi Diagnosis
Inflamasi bronkiolus akut PF: demam, dyspnea
akibat infeksi virus (expiratory effort), ekspirasi
(umumnya RSV, memanjang, mengi,
parainfluenza, adenovirus) hipersonor (air trapping)
Umumnya pada anak usia PP: foto dada AP-lateral (air
<2 tahun, paling sering trapping), AGD: hiperkarbia,
anak usia 6 bulan asidosis
metabolik/respiratorik
Gejala Klinis
Tata laksana:
Diawali dengan demam
Oksigen
subfebris dan AURI
Bronkodilator (hanya kalau
Kemudian terjadi batuk, menghasilkan perbaikan)
sesak, dan mengi
Antibiotik (hanya kalau ada
Jarang menjadi berat bukti infeksi bakterial)
dd/ Pneumonia
DIAGNOSIS Pemeriksaan penunjang
Gambaran klinis Gambaran radiologis
Foto toraks (PA/lateral) untuk
Anamnesis menegakkan diagnosis infiltrat sampai
Demam, menggigil, >380C konsolidasi.
Batuk dengan dahak mukoid Pemeriksaan laboratorium
Leukosit >10.000/ul atau <4500/ul
atau purulen
Hitung jenis leukosit terdapat pergeseran
Sesak napas ke kiri
Nyeri dada Peningkatan LED
Pemeriksaan fisik Kultur sputum
Analisis gas darah: hipoksemia,
Inspeksi : bagian yang sakit hiperkarbia, asidosis respiratorik.
tertinggal waktu bernapas
Palpasi : fremitus mengeras TATA LAKSANA
Perkusi redup Antibiotik tergantung etiologi. Empiris
biasanya digunakan beta-lactamase,
Auskultasi : Bronkovesikuler- cephalosporin generasi 2/3, atau
bronkial, ronki basah halus-kasar fluorokuinolon respirai
185. A
Keywords:
O: berat badan per tinggi badan
berdasarkan z-score didapatkan
nilai < -3 SD
Interpretasi BB/TB z-score
WHO (untuk menentukan
status gizi anak < 5 tahun):
> +3SD = obese
+2SD < x < +3SD = overweight
+2SD < x < -2SD = normal
-2SD < x < -3SD = moderate
malnutrition (gizi kurang)
< -3SD = severe malnutrition
(gizi buruk)
Jawaban: A. Gizi buruk
186. B
Keywords:
S: anak laki-laki, keluhan perdarahan muncul setelah
beberapa menit suntikan diberikan
O: trombosit 350.000 /mm3, BT normal, CT meningkat, PT
normal, APTT meningkat, kadar aktivitas FVIII 2%, kadar
aktivitas FIX normal
Adanya delayed bleeding merupakan tanda khas gangguan
secondary hemostatis (pembentukan cross -linking fibrin).
Penyakit dengan defek pada secondary hemostasis adalah
hemofilia. Hemofilia A terjadi akibat defisiensi FVIII dan hemofilia B
akibat defisiensi FIX.
Pada hemofilia didapatkan pemanjangan CT dan APTT.
Pemanjangan CT terjadi akibat gangguan pembentukan
benang fibrin. APTT memanjang karena gangguan pada FVIII
atau FIX.
Hemofilia diturunkan dengan sex x-linked jadi hanya
ditemukan pada anak laki-laki
Jawaban: B. Hemofilia A
Hemostasis & Kaskade
Koagulasi
Hemostasis primer: dari
perdarahan sampai terbentuk
thrombocyte primary plug. Defek
pada proses ini menyebabkan
penyakit Von Willebrand dengan
perdarahan lama (prolonged
bleeding)
Hemostasis sekunder: dari
thrombocyte primary plug hingga
terbentuk cross-linking fibrin. Defek
pada proses ini menyebabkan
penyakit Hemofilia dengan
perdarahan tertunda (delayed
bleeding).
Hemofilia
Patogenesis: terjadi akibat defek
pada secondary hemostasis akibat
defisiensi FVIII atau FIX Dasar diagnosis
Anamnesis: delayed
Klasifikasi
bleeding, soft tissue
Hemofilia A: FVIII (1:10.000) bleeding, epistaksis,
Hemofilia B: FIX (1:30.000- hematuria
50.000) PF:
Neonatus:
perdarahan
umbilikus
Aktifitas
Klinis
FVIII/FIX
Perdarahan Anak: hemarthrosis
Ringan 5-25% Trauma berat TRM (+) bila terjadi
Trauma
perdarahan
Sedang 1-5% intrakranial
ringan
Berat <1% Spontan PP: trombosit (N), BT (N),
CT , PT (N), APTT ,
FVIII/FIX, inhibitor FVIII/FIX
187. C
Keywords:
S: keluhan pucat sejak 1 bulan yang lalu
O: konjungtiva anemis, hepatosplenomegali, Hb 7 g/dL, MCV 70 fl, MCH 22 pg,
dan sel target (+)
Pada kasus ini ditemukan anemia mikrositik hipokrom (MCV < 76,
MCH < 28). Ddx/ anemia MH ada 4, yaitu
Anemia defisiensi besi (ADB)
Anemia penyakit kronik (ACD)
Thalassemia
Anemia sideroblastik
Sel target merupakan sel patognomonik yang ditemukan pada
keadaan hemolisis sehingga diagnsosis pada pasien ini adalah
thalassemia.
Hemolisis pada thalassemia terjadi akibat presipitasi rantai
hemoglobin.
Jawaban: C. Thalassemia
Anemia Mikrositik Hipokrom
Pendekatan Diagnosis
Thalassemia Patogenesis,
Patofisiologi

Hb A (22)
Hb F (22)
Hb A2 (2 2)
Hb Gower 2
(22)
Hb Portland
(22)
Hb Gower 1
(22)
188. E
Keywords:
S: cepat lelah dan sesak nafas bila beraktivitas fisik, sianosis (-)
O: tekanan darah di lengan 130/90 mmHg sedangkan tekanan
darah pada tungkai 110/80 mmHg
Gejala gagal jantung yang dialami pasien kemungkinan
disebabkan oleh PJB asianotik. Pada pemeriksaan fisis
didapatkan perbedaan tekanan darah tungkai dan lengan
dimana tekanan lengan > tungkai. Hal ini menunjang
diagnosis Coarctatio Aorta (CoA)
CoA merupakan kelainan pada aorta dimana terjadi
penyempitan lumen aorta desendens distal dari arteri
percabangan lengkung aorta sehingga menyebabkan
perbedaan tekanan darah di lengan dan tungkai.
Jawaban: E. Coarctatio Aorta
PJB - Klasifikasi
Penyakit Jantung
Bawaan (PJB)

Asiano
Sianotik
tik

aliran Aliran aliran


L-R Tanpa L-R
darah ke darah ke darah ke
Shunt Shunt
paru
TGA dgn paru N paru
TGA tanpa ToF
PDA AS
VSD PS
Atresia
ASD PS Truncus Pulmoner
VSD CoA Arteriosus Atresia
TAPVD Trikuspid
189. C
Keywords:
S: batuk-batuk sejak 2 minggu yang lalu,
demam (+), pilek (-), sesak napas (+)
O: somnolen, nadi 124 x/menit, pernafasan
55 x/menit, suhu 40C. Konjungtiva tampak
hiperemis dan bercak perdarahan (+) pada
sklera
Pada kasus ini diagnosis mengarah pada
pertusis.
Jawaban: C. Pertusis
Pertusis Patogenesis, Stadium
Klinis
Durasi penyakit umumnya 6 minggu,
dengan masing-masing fase Komponen B.pertusis
berlangsung 2 minggu. Pertusis Toxin (PT): eksotoksin,
Stage 1 Catarrhal phase merangsang sistem imun
(Indistinguishable from common upper Filamentous hemaglutinin (FHA): u/
respiratory infections. Pertussis is perlekatan kuman
most infectious when patients are in
Aglutinogen: u/perlekatan
the catarrhal phase)
Nasal congestion Pertacrine: berkerja sama dengan
Rhinorrhea adenyl cyclase
Sneezing Adenyl cyclase: mencegah fagositosis
Low-grade fever Tracheal cytotoxin: cilliary stasis &
Tearing cytotoxic effect
Conjunctival suffusion
Stage 2 Paroxysmal phase Kuman berinokulasi di saluran napas
Paroxysms of intense coughing menghasilkan toksin yang menyebabkan
lasting up to several minutes, kelumpuhan bulu getar trakea
occasionally followed by a loud whoop gangguan aliran sekret saluran napas
Posttussive vomiting and turning red sumbatan jalan napas dan pneumonia
with coughing
Stage 3 Convalescent stage
Chronic cough, which may last for
weeks
Pertusis Diagnosis,
Tatalaksana
Pemeriksaan fisik: umumnya tanpa
demam, dapat ditemukan perdarahan
konjungtiva maupun petechia akibat
batuk. Inspiratory gasping/ whooping
didapatkan pada anak usia 6 bulan-5
tahun.
Terapi: Untuk bayi di atas 1 bulan:
eritromisin, clarithromycin, dan
azithromycin
Prophylaxis: Erythromycin selama 14 hari
190. B
Keywords:
S: anak 1 tahun, kejang
O: telah diberikan diberikan terapi diazepam rectal 2x
dan intravena 1x tapi pasien masih kejang
Jika pasien masih kejang setelah pemberian
diazepam i.v. 1 x maka dapat diberikan fenitoin
i.v. dosis 20 mg/kgBB/ kali pemberian.
Tiap 10 mg fenitoin diencerkan dengan NS 1 cc, dosis
maksimal per kali pemberian 1 gr, kecepatan
pemberian 50 mg/menit.
Jawaban: B. Loading dose fenitoin dan siapkan
fenobarbital
Kejang Demam Definisi,
Patofisiologi
Kejang demam adalah Patofisiologi
kejang yang terjadi Keadaan hipoglikemia dan
akibat demam suhu hipoksia akan menyebabkan
gangguan pompa Na+/K+
aksila >38,5C (suhu ATP dependent channel ion
rektal 38C) tanpa di membran sel neuron
adanya infeksi SSP atau Pada keadaan demam,
gangguan elektrolit akut, setiap peningkatan suhu 1C
terjadi akibat proses terjadi peningkatan
metabolisme basal sekitar
ekstrakranial, terjadi 10-15% dan kebutuhan O2
pada anak di atas usia 1 20% di otak terjadi
bulan dan tidak ada keadaan hipoglikemia dan
riwayat kejang tanpa hipoksia relatif gangguan
kanal ion NA+/K+ ATP
demam sebelumnya. dependent kejang
191. E
Keywords: bengkak seluruh tubuh, pertama
terjadi 1 tahun yang lalu, edema pitting (+),
albumin 2 mg/dl dan protein urin +3
Batasan term sindrom nefrotik
Remisi: proteinuria negatif atau trace (<4
mg/m2/LPB/jam) 3 hari berturut-turut dalam 1
minggu
Relaps: proteinuria 2+ (>40 mg/m2/LPB/jam)
3 hari berturut-turut dalam 1 minggu
Relaps jarang: relaps kurang dari 2x dalam 6
bulan pertama setelah respons awal atau kurang
dari 4x per tahun pengamatan
Relaps sering: relaps 2x dalam 6 bulan pertama
setelah respons awal atau 4x dalam periode 1tahun
Dependen steroid: relaps 2x
berurutan pada saat dosis steroid
diturunkan (alternating) atau dalam 14
hari setelah pengobatan dihentikan
Resisten steroid: tidak terjadi remisi
pada pengobatan prednison dosis penuh
(full dose) 2 mg/kgbb/hari selama 4
minggu
Sensitif steroid: remisi terjadi pada
pemberian prednison dosis penuh
selama 4 minggu
Sindroma Nefrotik Definisi,
Patogenesis
Definisi
Proteinuria masif (>40 mg/m2/jam atau
dipstik 2+),
Hipoalbuminemia (<2,5 g/dL),
Edema, dan
Hiperkolesterolemia >200 mg/dl
Patogenesis
Terjadi akibat kegagalan/gangguan
filtrasi di glomerulus yang kemudian
menyebabkan terjadinya albumin
leakage
Membran filtrasi glomerulus: endotel
kapiler (pores/fenestration) , GBM
(negative discharge), foot proces
podocyte (filtration slit)
Oval fat bodies patognomonik pada
urinalisis pasien sindrom nefrotik
Edema terjadi karena albumin
berkurang sehingga tekanan onkotik
menurun
192. IKA Sindrom Nefrotik
Keywords: bengkak seluruh tubuh, edema pitting
(+), albumin 2 mg/dl
Edema pada sindrom nefrotik terjadi akibat
hipoalbumin. Albumin merupakan protein paling
utama di dalam tubuh yang bertugas menjaga
tekanan onkotik/osmotik. Penurunan albumin
menyebabkan penurunan tekanan onkotik sehingga
terjadi ekstravasasi cairan dari dalam pembuluh
darah ke ruang ketiga yang menyebabkan edema
pitting.
Edema non pitting hanya terjadi pada keadaan
obstruksi saluran limfe, misalnya: limfedema pada
pasien post mastektomi radikal.
Jawaban: E. Penurunan tekanan osmotik plasma
Sindroma Nefrotik Definisi,
Patogenesis
Definisi
Proteinuria masif (>40 mg/m 2/jam atau
dipstik 2+),
Hipoalbuminemia (<2,5 g/dL),
Edema, dan
Hiperkolesterolemia >200 mg/dl
Patogenesis
Terjadi akibat kegagalan/gangguan filtrasi
di glomerulus yang kemudian
menyebabkan terjadinya albumin leakage
Membran filtrasi glomerulus: endotel
kapiler (pores/fenestration) , GBM
(negative discharge), foot proces
podocyte (filtration slit)
Oval fat bodies patognomonik pada
urinalisis pasien sindrom nefrotik
Edema terjadi karena albumin
berkurang sehingga tekanan onkotik
menurun
193. B
Keywords:
S: anak laki-laki usia 3 tahun 6 bulan ; hemarthrosis (+) akibat trauma ringan;
sudah sering mengalami keluhan serupa
O: pasien mengalami kelainan darah
Hemartrosis kemungkinan akibat kelainan koagulasi (lihat slide
berikutnya)
Pilihan yang ada dan mungkin: vWD atau hemofilia
Keduanya merupakan penyakit yang diturunkan (vWD: autosomal
dominan/resesif, hemofilia A dan B: X-linked, hemofilia C: autosomal).
Tidak ada riwayat penyakit keluarga tidak menyingkirkan kemungkinan
diagnosis vWD atau hemofilia pada kasus ini)
vWD seharusnya ada keluhan yang mengarah ke kelainan platelet
Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah hemofilia sedang. Secara
epidemiologi lebih sering ditemukan hemofilia A daripada hemofilia B dan
C.
Jawaban: B. Hemofilia A
Kelainan hemostasis
Karakteristik Klinis Gangguan Perdarahan
Kelainan Kelainan
Trombosit/Vaskular Koagulasi
Tempat Kulit, membrane mukosa Di dalam jaringan
lunak (otot, sendi)
Lesi Petekiae, ekimosis Hemartrosis,
hematoma
Perdarahan Setelah luka kecil: ya Setelah luka kecil:
Setelah bedah: langsung, jarang
ringan Setelah bedah:
Koagulopati: delayed, berat
Dengan riwayat penyakit dahulu (pernah terjadi sebelumnya)
dan riwayat keluarga: hemophilia, vWD
Tanpa RPD dan riwayat keluarga: akibat obat, penyakit hati,
defisiensi vit K, DIC
194. A
Keywords
S: keluhan bengkak di wajah dan kelopak mata terutama setelah bangun
tidur; kencingnya berwarna merah seperti air cucian daging; Riwayat sakit
tenggorok (+) 2 minggu sebelumnya
O: TD 140/90 mmHg
GNAPS merupakan salah satu sindrom nefritik yang ditandai oleh
timbulnya hematuria, edema, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal
GNAPS terjadi akibat deposisi kompleks imun (Rx hipersensitifitas
tipe 3) pada GBM dan atau mesangium sehingga terjadi reaksi
inflamasi. ggn f(x) ginjal komplikasi: ensefalopati hipertensif,
gagal jantung, edema paru dan gagal ginjal
Didahului oleh infeksi SBGA nefritogenik (tipe 4, 12, 16, 25, dan 49)
di saluran napas atas. Rx Ag-Ab terjadi setelah infeksi saluran napas
atas telah usai.
Jawaban: A. Streptokokus hemolitikus.
195. B
Keywords
O: Anak dilahirkan dari ibu dengan HBsAg +
Pada setiap anak yang dilahirkan dari ibu
dengan status HBsAg (+) perlu
mendapatkan vaksin hepatitis dosis
pertama dan HBIg 0,5 cc <12 jam untuk
mencegah transmisi vertikal
Jawaban: B. Pemberian vaksin hepatitis B
dosis pertama <12 jam dan
immunoglobulin hepatitis B 0,5 ml
Hepatitis B Pencegahan
Vaksinasi Hep B (Vaksin
Imunisasi Pasif (HBIg) Rekombinan)
Jadwal: 0,1,6 bulan
Diberikan pasca Isi: vaksin rekombinan, respon
paparan protektif Anti HBs 10 mIU/ml
Metode pemberian: IM dalam
Dosis (bayi: anterolateral paha, anak
0,06 ml/kg; maksimum besar/dewasa: deltoid)
5 ml dalam 48 jam Dosis: bergantung produk dan
pertama usia resipien
KI: alergi, demam tinggi
0,5 ml HBIg <12 jam +
KIPI
vaksin Hep B dosis Lokal: kemerahan, bengkak, nyeri,
pertama pada bayi demam ringan 2 hari
dengan ibu HBsAg + Sistemik: mual, muntah, nyeri
kepala, nyeri otot, nyeri sendi
Imunisasi Hepatitis B
pada Bayi Baru Lahir

HBsAg
Ibu

Negatif atau
Positif tidak
diketahui

Vaksin Hep B (dosis I


HBIg (0,5 ml) +
segera setelah lahir);
vaksin Hep B
bila dalam 7 hari
(dosis I <12 jam
terbukti ibu Hep B
pertama)
diberi HBIg
Parasit
196. B. Malaria Tertiana
Keywords:
S: Demam sejak 1 minggu yl + mual dan menggigil. Pasien
sedang bertugas di Papua
O: parasit bentuk ring form dgn Schuffners dots dan ukuran
eritrosit > normal

Parasit bentuk ring form P. falciparum atau P. vivax


Schuffners dots dan ukuran eritrosit lebih besar dari
normal P. vivax atau P. ovale
Yang memenuhi seluruh karakteristik P. vivax
menyebabkan malaria tertiana atau malaria tertiana
benigna atau malaria vivax
Malaria Ringkasan

P.falsiparum P.vivax P.ovale P.malariae

Malaria
Malaria
falsiparum/tropi Malaria
Penyakit Malaria ovale malariae/kuarta
ka/tersiana vivax/tersiana
na
maligna
Vektor Anopheles sp.
Distribusi Seluruh Seluruh Papua Barat,
Irian Jaya, Pulau
geografik di kepulauan di kepulauan di NTT, Sumatera
Timor
Indonesia Indonesia Indonesia Selatan
Hipnozoit - + + -
Daur eritrosit Tiap 48 jam Tiap 48 jam Tiap 48 jam Tiap 72 jam
Eritrosit yang Muda, Retikulosit, Retikulosit,
Normosit
dihinggapi normosit, tua normosit normosit muda
Pembesaran
- ++ + -
eritrosit
Titik-titik di Schuffner
Maurer Schuffner Ziemann
eritrosit (James)
Cincin, Band/pita,
Bulat/oval (1/3
Bentuk trofozoit marginal, Cincin (1/3 basket/keranjan
accole (1/6 eritrosit)
intra eritrosit eritrosit) g, rossete,
eritrosit) bulat
Bentuk
Pisang Bulat/lonjong Bulat Bulat
gametosit
Pigmen warna Hitam Kuning tengguli Tengguli tua Tengguli hitam
P. falciparum
P. Malariae

Band Basket
form form
P. vivax
197. D. Abses Hepar
Keywords:
S: anak, diare sejak 1 minggu yl, disertai lendir dan
darah, mual dan muntah
O: Pd pemeriksaan feses ditemukan organisme bentuk
bulat inti 4 dengan pusat inti terletak di sentral,
dengan kromatin merata

Gejala disentri + organisme bentuk bulat berinti 4


dengan pusat inti terletak di sentral, dengan
kromatin merata kemungkinan akibat
Entamoeba histolytica (organisme yang
ditemukan pada stadium kista)
Infeksi yang simtomatik:
Nondisentri: diare, kram perut, flatulens, mual, dan
anoreksia. Diare sering bergantian dengan
konstipasi atau tinja lunak, kadang bersama lender.
Disentri ameba: kram perut, tenesmus, dan kadang
tinja encer, tetapi berlanjut menjadi diare dengan
darah dan lendir. Sebagian pasien dapat mengalami
demam, muntah, nyeri perut, atau dehidrasi.

Amebiasis ekstraintestinal tersering abses


hati ameba Gejala: hepatomegaly, nyeri
hepar, nyeri peruta kanan atas, demam dan
anoreksia. Fungsi hati biasanya normal atau
sedikit abnormal. Abses hati kadang pecah ke
peritoneum, menyebabkan peritonitis
Protozoa pathogen usus

Kista
Trofozoit

Giardia lamblia
Ax: axonem
Fg: flagel Dientamoeba fragilis
K: kariosom Hanya ada stadium trofozoit
Kromatin dalam nucleus Seringkali berinti 2
terkumpul dalam Biasanya non-patogen
kariosom
Protozoa pathogen usus

Entamoeba histolytica
Endo: endoplasma
Ecto: ektoplasma
Balantidium Psd: pseudopodium
coli Kariosom dikelilingi kromatin perifer
maN: bergranul halus
makronukleus
miN:
mikronukleus
CV: vakuol
kontraktil
Biasanya non-
Protozoa pathogen usus

Blastocystis hominis
Biasanya non-patogen
198. D. Invasi mukosa usus
Darah pada feses adalah tanda
invasi Amoeba
Mekanismenya: trofozoit memasuki
mukosa usus dan membunuh sel-sel
epitel menyebabkan nekrosis atau
ulkus
Amoeba yang masuk memakan sel-
sel inang seringkali ditemukan
trofozoit dengan eritrosit di
dalamnya pada feses yang berdarah
Enteropatogen Invasif
1.C.jejuni
2.EIEC (Enteroinvasive E.Coli)
3.Shigella sp.
4.Y.enterocolica
5.E.histolytica
6.Salmonella sp.

SMART SOLUTION: CES-YES


199. A. Primakuin
Primakuin digunakan untuk
membunuh P. vivax dan P. ovale
bentuk jaringan laten yang bertahan
untuk menyebabkan relaps infeksi.
Terapi malaria vivax/ovale
Lini ke-1: klorokuin + primakuin
Lini ke-2: kina + primakuin
200. E. Doksisiklin
Keywords: pasien menderita HT dan gangguan bipolar

Rekomendasi untuk profilaksis:


Doksisiklin 1x100 mg sejak 1 minggu sebelum masuk sampai 1
bulan setelah kembali
Kontraindikasi: ibu hamil dan usia < 8 tahun
Mefloquine 250 mg/mgg, 2 mgg sblm1 bln stlh
KI: gangguan jiwa, epilepsi
Atovaquone/proguanil 1x1 tab, 1 hr sblm1 mgg stlh
KI: ibu hamil, menyusui bayi <5 kg, gagal ginjal berat

Di antara pilihan jawaban: doksisiklin yang


direkomendasikan untuk profilaksis dan tidak mempunyai
kontraindikasi bagi pasien

Anda mungkin juga menyukai