Referat Forensik
Referat Forensik
1. PENDAHULUAN
2. ANATOMI
Epidermis
Epidermis adalah lapisan protektif kulit yang superficial terdiri dari sel
epitel skuamosa bertingkat yang berbeda ketebalannya dari 0,007 0,12 mm.
Epidermis yang paling tebal ada di telapak kaki dan tangan, sedangkan yang
paling tipis pada area-area yang terlindungi seperti scrotum dan kelopak mata.
Hal ini memberi kesempatan kepada ahli forensik untuk membuktikan
kekuatan gaya yang berbeda-beda yang dibutuhkan untuk menembusi kulit
pada bagian berbeda pada tubuh.Lapisan epidermal terdiri dari:(4)
a. Stratum korneum: Terdiri dari 25-30 lapis sel yang menyerupai sisik dan
berbentuk pipih, yang berterusan terkelupas dan berganti seperti sel mati.
Kornifikasi disebabkan oleh proses keratinisasi dan proses pengerasan dan
pemipihan terjadi bila sel mati dan terdorong ke permukaan. (4)
b. Stratum lucidum: Hanya terdapat di kulit bibir dan lapisan tebal pada
telapak tangan dan kaki. (4)
c. Stratum granulosum: Terdiri hanya dari tiga atau empat lapis sel yang
pipih. Sel-sel di dalam lapisan ini kelihatan berbentuk granular kerana
terjadinya proses keratinisasi. (4)
Dermis
3. KLASIFIKASI TRAUMA
a. Mekanik
b. Suhu
c. Bahan Kimia
d. Lainnya
Luka karena arus listrik, petir, dan substansi radioaktif
Klasifikasi medikolegal :
Luka akibat trauma benda tumpul dapat terjadi karena dua sebab yaitu
benda yang mengenai atau melukai orang yang relatif tidak bergerak dan
orang bergerak ke arah benda yang tidak bergerak. Dalam bidang medikolegal
kadang-kadang hal ini perlu dijelaskan, walaupun terkadang sulit dipastikan.
Sekilas tampak sama dalam hasil lukanya namun jika diperhatikan lebih lanjut
terdapat perbedaan hasil pada kedua mekanisme itu. (3)
Pada trauma tumpul bentuk luka biasanya tidak teratur dan tepi lukanya
tidak rata sedangkan pada trauma tajam bentuk lukanya teratur dan tepi
lukanya rata. Bila diperhatikan dengan teliti, akan didapatkan jembatan
jaringan pada trauma tumpul sedangkan pada trauma tajam tidak didapatkan
adanya jembatan jaringan. Rambut tidak ikut terpotong pada trauma tumpul,
bertentangan dengan trauma tajam yang mana biasanya rambut akan ikut
terpotong. Biasanya pada trauma tumpul, dasar luka tidak teratur sedangkan
pada trauma tajam, dasar luka berupa garis atau titik.Trauma tumpul bisa
disertai dengan dua macam lesi seperti luka lecet atau memar atau bisa hanya
dengan satu lesi yang berdiri sendiri. Pada trauma tajam biasanya tidak
disertai dengan luka lain.(1)
Derajat luka, perluasan luka, serta penampakan dari luka yang disebabkan
oleh trauma benda tumpul dipengaruhi oleh: (5)
Luka lecet atau dalam bahasa Inggris disebut abrasionadalah suatu luka
pada kulit dimana terjadi hilangnya lapisan epitel superfisial pada kulit
(epidermis) karena gesekan yang melawan permukaan kasar, atau kerusakan
lapisan superfisial karena tekanan.Luka lecet murni hanya merusak kutikula
(epidermis), tidak berdarah karena pembuluh darah berada pada lapisan
dermis, namun tidak jarang karena papilla dermis terkonjugasi secara alami
dengan epidermis maka luka lecet juga dapat memicu perdarahan. Pada
penyembuhannya luka lecet tidak menyisakan bekas luka pada kulit.(5)
Mekanisme terbentuknya luka lecet akibat kekuatan mekanik yang
mengenai kulit dibedakan menjadi dua, yaitu akibat gaya gesek dan/atau gaya
tekan. Pada luka lecet akibat gesekan, apabila penyebabnya merupakan benda
dengan permukaan sempit dan tajam, maka akan terbentuk luka lecet linear.
Apabila penyebabnya merupakan benda dengan permukaan yang luas dan
kasar, maka akan terbentuk luka lecet yang lebih luas atau disebut luka lecet
serut.Sedangkan luka lecet akibat tekanan disebabkan oleh kekuatan yang
tegak lurus terhadap kulit.Beberapa mekanisme tersebut dapat menimbulkan
bekas yang menyerupai benda penyebab trauma.(4)
Disebabkan oleh benda runcing (misalnya kuku jari atau duri yang
menggores kulit) yang menggeser lapisan permukaan kulit (epidermis) di
depannya dan mengakibatkan lapisan tersebut terangkat.Luka lecet ini
lebih lebar pada titik pangkal danmenyebabkan penumpukan epitel pada
titik akhir.Sehingga dapat menunjukkan arah kekerasan yang terjadi.Pada
beberapa kejadian, luka lecet tersebut cukup dalam hingga ke
dermis.Sehingga terjadi kebocoran pembuluh darah yang menyebabkan
adanya cairan serosanguinous pada permukaan luka yang bila mengering
membentuk scab. (4)
Pada luka lecet tekan, benda tumpul diarahkan tegak lurus pada kulit
dan menghancurkan lapisan superfisial dari kulit. Luka lecet ini sering
terdapat padadaerah dengan penonjolan tulang dimana dilapisi oleh kulit
yang tipis, seperti luka lecettekan diatas daerah supraorbital (alis),
lengkungan zygomatikum (tulang pipi), dan daerah hidung pada orang
yang tidak sadar ketika tidak sadarkan diri dan kepala mereka terjatuh ke
tanah. (5)
b. Luka Memar
Memar harus dibedakan dengan lebam mayat atau livor mortis di mana
pada lebam mayat darah masih berada di dalam sistem vaskular, namun
menempati daerah yang bisa ditempati dan bukan pada jaringan.Dengan
demikian bila diiris daerah tersebut, tidak ditemukan perdarahan. (4)
Letak, bentuk dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti:(4)
Besarnya kekerasan
Jika jaringan yang terlibat longgar dan lemah seperti wajah, skrotum,
genitalia, kelopak mata dan lain lain, biar dengan kekuatan yang
sederhana akan mengakibatkan memar yang relatif lebih besar
dikarenakan ruangan antara sel yang cukup untuk darah terakumulasi.
Bila yang terkena benturan adalah jaringan kuat yang terdiri dari
jaringan ikat dan dilapisi lapisan dermis yang tebal seperti punggung,
kulit kepala, telapak tangan dan kaki dan lain lain walau dengan
kekerasan yang sederhana mungkin menghasilkan memar yang lebih
kecil dimana kepadatan jaringan ikat dan fascia mencegah darah
daripada mudah terakumulasi.
Usia
Jenis kelamin
Memar akan lebih mudah terlihat pada orang kulit putih daripada kulit
gelap.
Penggunaan obat-obatan
Ketahanan jaringan
Pada area yang kuat seperti dinding abdomen, bokong dan lain-lain,
memar jarang terjadi jika dibandingkan dengan daerah yang terdapat
tulang di bawahnya, dan daerah yang terdapat paling kurang jaringan
subkutan, seperti kepala, dagu dan area yang bertentangan dengan krista
iliaka. Dinding abdomen adalah paling kuat dan jarang terjadi memar
biar dengan benturan yang kuat sekalipun. Namun dinding depan
abdomen yang kuat ini, bila diberikan benturan, akan mengkonduksikan
daya ini ke organ-organ dalam yang kurang tahan hingga organ-organ
ini bisa ruptur, tanpa memperlihatkan tanda-tanda memar dari luar.
Kasus-kasus ini terutamanya terjadi pada kecelakaan kenderaan.
Pada memar, darah mengalami kebocoran dari vena dan arteriol kecil,
tidak dari kapiler.Memar kemungkinan berbentuk dari berukuran millimeter
ke sentimeter.Perdarahan pada kulit yang lebih kecil disebut ekimosis
dan apabila hanya terdapat ukuran pin-point disebut peteki.Namun
perdarahan yang kecil pada ukuran tersebut jarang diakibatkan oleh trauma,
tetapi pada gangguan koagulasi darah. (7)
Memar dapat juga meluas dan membentuk ukuran yang cukup besar
melalui permukaan jaringan kulit disebabkan oleh gaya gravitasi atau
gerakan otot. Luka tumpul yang terjadi pada tengah paha kemudiannya
akan menimbulkan memar pada lutut dan trauma pada kulit kepala dapat
menyebabkan memar pada mata. Memar kadang bersamaan dengan lecet
atau laserasi yang diakibatkan oleh satu trauma yang sama dan dapat
menyebabkan lebih dari satu luka. Setiap jaringan pada tubuh memiliki
kemampuan yang berbeda untuk terjadi memar tergantung dari densitas
jaringan.Sebagai contoh, sangat sulit untuk terjadi memar pada area yang
jaringannya tebal, terdiri dari fibrosa seperti telapak tangan atau pada kaki
sedangkan jaringan ikat longgar pada kelopak mata, skrotum atau leher
sangat mudah terjadi memar. (8)
Memar terjadi karena akibat benda tumpul akibat adanya gaya atau
tindakan sehingga menyebabkan pembuluh darah kecil di bawah kulit
pecah, kemudian keluar ke jaringan sekitar subkutan. Secara teoritis,
memar tidak terjadi setelah kematian, bahkan pukulan yang kuat pada
orang yang telah meninggal dapat menyebabkan beberapa derajat memar,
meskipun kasus ini hanya sedikit.Memar dapat berhubungan dengan cedera
lainnya seperti luka lecet dan luka ini dapat menyamarkan memar yang
mendasarinya. (8)
Tidak ada cara yang tepat untuk menentukan berapa banyak daya atau
kekuatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan memar. Dalam fase
penyembuhan terjadi perubahan warna dari biru atau merah, merah ke biru,
hijau, coklat dan akhirnya kuning.Namun perubahan warna ini bisa tidak
beraturan dan bisa tumpang tindis. Tidak ada carauntuk mengetahuiberapa
lamasetiap tahapwarnaakan berakhir. Terkadangmemar yang masih baru
terjadi sudah menjadi warna kecoklatan. (4)
a b
Selain melihat secara kasar, dokter ahli patologi harus berusaha menilai
umur memar dengan cara memeriksanya secara mikroskopik. Tepi pada
bagian paling tua dan paling terorganisasi, adalah bagian yang paling baik
untuk diperiksa. Perubahan yang membantu menentukan umur memar
termasuklah derajat keparahan dan tipe radang yang terjadi, deposit pigmen
dan derajat skar yang terjadi.Sayangnya, umur memar tidaklah tepat dan
selalu menjadi petunjuk yang salah.Misalnya memar pada kulit kepala bisa
terlihat seperti terjadi pada saat korban meninggal bila dilihat secara kasar
dan secara mikroskopik tetapi sebenarnya sudah terjadi selama beberapa
hari. (4)
Bila luka terjadi dekat persendian maka akan terasa nyeri, khususnya
pada saat sendi tersebut di gerakkan ke arah laserasi tersebut sehingga
dapat menyebabkan disfungsi dari sndi tersebut. Benturan yang terjadi pada
jaringan bawah kulit yang memiliki jaringan lemak dapat menyebabkan
emboli lemak pada paru atau sirkulasi sistemik.Laserasi juga dapat terjadi
pada organ akibat dari tekanan yang kuat dari suatu pikulan seperti pada
jantung, aorta, hati dan limfa.Hal yang harus diwaspadai dari laserasi organ
yaitu robekan yang komplit yang dapat terjadi dalam jangka waktu lama
(4,9)
setelah trauma yang dapat menyebabkan perdarahan hebat
6. ASPEK MEDIKOLEGAL
Dalam kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dikenal luka
kelalaian atau karena yang disengaja.Luka yang terjadi in disebut kejahatan
terhadap tubuh atas Misdrijven Tengen Het Lijf. Kejahatan terhadap jiwa ini
diperinci menjadi dua yaitu kejahatan doleuse (yang dilakukan dengan
sengaja) dan kejahatan culpose (yang dilakukan karena kelalaian atau
kejahatan).(1)
Jenis kejahatan yang dilakukan dengan sengaja diatur dalam Bab XX,
pasal-pasal 351 s.d. 358.Jenis kejahatan yang disebabkan karena kelalaian
diatur dalam pasal 359, 360, dan 361 KUHP. Dalam pasal-pasal tersebut
djumpai kata-kata, mati, menjadi sakit sementara atau tidak dapat
menjalankan pekerjaan sementara, yang tidak disebabkan secara langsung oleh
terdakwa, akan tetapi karena salahnya diartikan sebagai kurang hati-hati, lalai,
lupa dan amat kurang perhatian.(1)
Pasal 361 KUHP menambah hukumannya sepertiga lagi jika kejahatan ini
dilakukan dalam suatu jabatan atau pekerjaan. Pasal ini dapat dikenakan pada
dokter, bidan, apoteker, supir, masinis kerata api dan lain-lain.(1)
Yang dikatakan luka berat pada tubuh pada pasal 90 KUHP, adalah
penyakit atau luka yang tidak bisa diharapkan akan sembuh lagi dengan
sempurna atau yang dapat mendatangkan bahaya maut, terus menerus tidak
cakap lagi melakukan jabatan atau pekerjaan tidak lagi memakai salah satu
panca indera, kudung (romping), lumpuh, berubah pikiran (akal) lebih dari
empat minggu lamanya, menggunakan atau membunuh anak dari kandungan
ibu.(1)
Di dalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka
akibat kekerasan, pada hakekatnya dokter diwajibkan untuk dapat
memberikan kejelasan dari permasalahan sebagai berikut:
Dari pasal-pasal tersebut dapat dibedakan empat jenis tindak pidana, yaitu:
1. Penganiayaan ringan
2. Penganiayaan
Suatu hal yang penting harus diingat di dalam menentukan ada tidaknya
luka akibat kekerasan adalah adanya kenyataan bahwa tidak selamanya
kekerasan itu akan meninggalkan bekas/luka. Dengan demikian pada kasus
perlukaan akan tetapi di dalam pemeriksaan tidak ditemukan luka, maka di
dalam penulisan kesimpulan Visum et Repertum yang dibuat, haruslah ditulis
tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, dan jangan dinyatakan secara pasti
bahwa pada pemeriksaan tidak ada kekerasan.
Pasal 352(6,11)
(1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan
yangtidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan
pekerjaanjabatan atau pencarian, diancam, sebagaipenganiayaan
ringan, dengan pidanapenjara paling lama tiga bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribulima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah
sepertiga bagi orang yangmelakukan kejahatan itu terhadap orang yang
bekerja padanya, atau menjadibawahannya.
Pasal 90(6,11)
(1) Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan
sembuhsama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut
(2) Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan
ataupekerjaan pencarian;
4. Vij K. Text Book of Forensik Medicine and Toxicologi 5thed. New delhi:
Jeypee BrothersMedical Publisher; 2011. p171-85.
6. Idries AM. Luka dan Kekerasan. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik 1st ed.
Jakarta: Binarupa Aksara; 1997. p86-95.
11. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Bab IX pasal 90 serta Bab
XXpasal 351 dan 352.