Anda di halaman 1dari 10

A.

Kompetensi Dasar
3.5. Menafsirkan gambar kerja pemasangan komponen dan sirkit motor
kontrol non programmable logic control (Non PLC).berbasis
elektromekanik

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.5.1 Mengidentifikasi Komponen-Komponen Dalam Rangkaian
Instalasi Motor DOL

3.5.2 Menjelaskan Rangkaian kerja Sistem Pengendali Elektromekanik


Motor DOL
PENDAHULUAN
Sesuai dengan perkembangan teknologi yang memicu perkembangan industri,
cara atau sistem pengontrolan itu terus berkembang. Maka dari caranya dapat
diklasifikasikan menjadi :
1. Pengontrolan cara manual (manual control)
2. Pengontrolan semi-otomatis (semi-automatic control)
3. Pengontrolan otomatis (automatic control)
4. Pengontrolan terprogram (programable controller)

Gambar 1. Metoda Motor Starting.


1. Direct-On-Line motor starting.
2. Start-delta (bintang-segitiga) motor starting.
3. Soft starter (Q2), motor starter kontinyu dan bertahap, alternafif secara elektronik
sebagai pengganti Start-delta (bintang-segitiga) motor starting.
4. Variable Frequency Drivers atau inverter sebagai pengendali kecepatan motor dan
terintegrasi dengan proteksi motor secara elektronik.

Direct-On-Line motor starting


Starting dengan metoda ini menggunakan tegangan jala-jala / line penuh yang
dihubungkan langsung ke terminal motor melalui rangkaia pengendali mekanik atau
dengan relay kontaktor magnit.
Karakteristik umum :
Arus starting : 4 sampai 8 kali arus nominal
Torsi starting : 0,5 sampai 1,5 kali torsi nominal
Kriteria pemakaian :
3 terminal motor , daya rendah sampai menengah
Arus starting tinggi dan terjadi drop tegangan
Peralatan sederhana
A. RANGKAIAN MOTOR LISTRIK SISTIM DOL DENGAN TOMBOL TEKAN
(2 LAMPU INDICATOR)

1. DIAGRAM KONTROL (PENGENDALI )

Gambar 2 Diagram Kontrol Motor Listrik

Gambar diatas menunjukan rangkaian kontrol sesaat untuk menjalankan dan


menghentikan motor tiga-phasa menggunakan DOL starter dengan masing-masing
tombol tekan start dan stop S1 dan S0.
Rangkaian kontrol terdiri dari pengaman MCB 1 fasa(F5), relay beban lebih
(F4) kontak NC, kontak NC tombol tekan stop (S1), kontak NO tombol tekan (S2)
dihubungkan seri dengan kumparan kontaktor utama (K1) dan 2 buah lampu
indikator.

a) Komponen Peralatan Penunjang Rangkaian DOL


1. Pengaman (Circuit Breaker1 fasa)
Spesifikasi komponen:
Schnaider iC60N
6 Amper
Terdiri atas 2 terminal yaitu 1 dan 2
2. Kontak Magnet (kontaktor)
Spesifikasi :
Mitsubishi
S-N21
3 fasa (690 VAC / 1000 VAC atau 220 VDC / 440 VDC)

3. Push Button
Spesifikasi :
Royalux
600V max
AC 6A 250 V

4. Thermal Overload Relay (THOR)


Spesifikasi:
Mitsubishi TH-N THOR
0.12 - 660A
5. Lampu Indikator.
untuk lampu indikator pada panel penunjuk fasa R, S dan T atau L1, L2 dan L3.
Selain itu juga lampu indikator digunakan sebagai indikasi bekerjanya suatu sistem
kontrol misalnya lampu indikator merah menyala motor bekerja dan lampu indikator
hijau menyala motor berhenti.

Gambar Kontruksi lampu indikator


6. Penghantar
Rangkaian utama
Spesifikasi kabel :
NYA 2,5 mm (daya)
Max 26 A - 450/470 V
NYA 1,5 mm (kontrol)
Max 18 A

b). Cara kerja rangkaian kontrol (kendali)


Apa bila rangkaian kontrol(pengendali) di beri input tegangan AC 1 fasa (L1) maka ;
1. Arus listrik akan mengalir menuju MCB, karena MCB berada dalam posisi OFF
maka arus belum mengalir ke rangkaian maka MCB harus di ON kan dulu.
2. Setelah MCB ON maka arus listrik akan mengalir menuju terminal 95 dan 96
pada komponen THOR karena berada dalam keadaan NC maka arus listrik akan
di teruskan keterminal push button NC (S1) karena berada dalam keaadaan NC
arus akan diteruskan menuju terminal push button NO (S2). Arus listrik akan
terhenti di S2.
3. Untuk mengalirkan arus listrik ke rangkaian berikutnya maka saklar NO (S2)
harus di tekan sesaat sehingga kontaktor bekerja mengunci (menyambungkan
rangkaian), karena saklar NO(S2) sudah tersambung secara paralel dengan
terminal pengunci 13 dan 14 pada kontaktor. Arus keluaran dari tombol push
button NO (S2) di teruskan ke terminal A1 pada kontaktor dan terminal A2 dari
kontaktor di sambungkan dengan sumber netral (nol).
4. Untuk lampu indikator motor bekerja secara normal maka sumber lampu di
sambungkan dengan sumber fasa lansung dengan memanfaatkan terminal bantu
kontaktor atau dengan sumber dari keluaran terminal saklar NO disambungkan
ke terminal lampu indikator dan terminal keluaran indikator disambungkan
lansung ke sumber netral. Untuk lampu indikator gangguan pada rangkaian maka
sumbernya diambil dari terminal 97 dan 98 pada komponen THOR.
5. Jika rangkaian sudah diberi tegangan sumber maka arus akan mengalir pada
rangkaian sehingga apabila saklar NO di tekan maka kontaktor akan bekerja
sehingga motor bekerja dengan normal lampu indikator secara otomatis akan
bekerja. Jika terjadi overload atau hubung singkat maka THOR akan bekerja
memutuskan rangkaian sehingga lampu indikator terjadi gangguan hidup.
2. DIAGRAM DAYA (TENAGA)

Gambar diatas menunjukan rangkaian Utama(daya) yang sambungkan dengan


sumber 3 fasa yaitu L1, L2 dan L3 menggunakan DOL starter. Dari gambar diatas
dapat diketahui komponen-komponen yang terdapat pada rangkaian tenaga yaitu ;

1. MCB 3 Fasa
Spesifikasi :
Delixi CDB17
Arus 16 Ampere
Tegangan 220 Volt
2. KONTAKTOR
Pada rangkaian utama(daya) kontaktor digunakan sebagai terminal ON-OFF
dalam mengendalikan motor listrik. Terminal tersebut adalah input (1, 3, 5 ) dan
outputanya (2, 4, 6). Untuk spesifikasinya bisa menggunakan kontaktor bermerek
Mitsubishi tipe S-N21.

3. THOR (Thermal Overload Reley)


Pada rangkaian utama THOR menerima sumer input lansung dari keluaran
kontaktor. Terminal input utamanya R(L1), S(L2), T(L3) dan terminal outputanya
U(L1), V(L2), W(L3). Spesifikasinya sama dengan THOR pada rangkaian kontrol.

4. MOTOR 3 FASA
Motor 3 fasa memiliki 3 terminal input (U1,V1,W1) dan keluaran (U2,V2,W2). Untuk
kelurannya dapat dirangkai secara bintang maupun segitiga.

Cara kerja rangkaian utama :


1. Jika rangkaian di input dengan sumber tegangan 3 fasa R, S dan T.
2. arus mengalir menuju MCB 3fasa. Terhenti di MCB karena belum di ON kan.
3. setelah MCB di ON kan maka arus akan mengalir menuju terminal utama (1, 3, 5)
pada kontaktor. Arus akanterhenti disini karena terminal tidakakan tersambung
sampai rangkaian kendali di jalankan sehingga kontaktor menyambungkan
rangkaian utama.
4. setelah ragkaian kontrol beroperasi maka arus listrik akan mengalir melalui
terminal keluaran kontaktor (2, 4, 6) menuju terminal utama (1, 3, 5) pada THOR
dan di keluarkan melalui terminal (2, 4, 6).
5. Arus keleran dari terminal THOR di koneksikan lansung dengan terminal
(U1,V1,W1) pada motor listrik 3 fasa. Sedangkan terminal keluarannya
(U2,V2,W2) di hubungkan secara bintang maupun dengan hubungan segitiga
sehingga motor dapat bekerja dengan normal.
DIAGRAM PENGAWATAN MENJALANKAN MOTOR LISTRIK
3 FASA YANG DAPAT DIOPERASIKAN DARI 1 TEMPAT

R S T N

MCB 1 MCB 3
FASA FASA

LAMPU
H M INDIKATOR

A2
L1 L2 L3 13 43 21 31
K1
T1 T2 T3 14 44 22 32
A1

98 96
OL
97 95

MOTOR LISTRIK 3
FASA

OFF ON

YULI NURHIDAYAH (109534429327)


Gambar diatas menunjukan suatu rangkaian untuk DOL starter motot tiga fasa.
Tegangan jala-jala dihubungkan langsung dengan kumparan. Yang mana kapasitas
motor dapat dijalankan langsung dari jala-jala (direct-on-line) tergantung pada
kapasitas sistem distribusi dan tegangan jatuh selama mula jalan (starting). Pada
industri yang besar untuk motor 200 kW tidak biasa menggunakan DOL starter secara
khusus jika disuplai oleh transformator 1600 kVA atau lebih tinggi. Bagaimanapun,
jika motor disuplai oleh generator tegangan rendah, DOL starter dirancang dengan
memperhatikan tegangan jatuh pada saat starting. menunjukan suatu rangkaian
dengan sumber tegangan tiga-phasa (L1, L2 dan L3), sikring pada rangkaian utama
(F1), kontaktor utama (K1), dan relay proteksi beban lebih (F2) untuk motor tiga-
phasa.
B. CARA KERJA RANGKAIAN

Apabila MCB 3 fasa (rangkaian power) di ON-kan maka tegangan listrik


mengalir masuk ke MC namun motor belum hidup. Kemudian pada saat
menghidupkan MCB 1 fasa (rangkaian kontrol) maka tegangan mengalir melewati
tombol OFF (NC) dan berhenti di tombol ON karena sifat tombol NO. Apabila
tombol ON ditekan sekali maka otomatis berubah menjadi NC (sesaat) kemudian
motor 3 fasa akan hidup karena ada arus yang mengalir ke motor 3 fasa. Meskipun
kemudian tombol ON dilepas motor 3 fasa tetap hidup karena arus juga dilewatkan
kontaktor bantu yang akan lock setelah ada tegangan yang melewati dan samapi ke
beban kontrol (MC). Apabila menekan tombol OFF (NC) maka arus listrik akan
terputus karena tombol berubah (NO) sesaat. Setelah dilepaskan arus tetap tidak
mengalir karena beban pada kontaktor bantu juga putus. Jadi kondisi rangkaian
kontrol OFF.

TOR berfungsi mengantisipasi terjadinya trip dan overload beban pada


rangkaian power. Apabila TOR mendeteksi adanya trip atau overload maka akan
otomatis memutus rangkaian kontrol. Dengan terputusnya rangkaian kontrol maka
secara langsung MC akan terputus. TOR dapat di asumsikan tombol OFF otomatis
pada rangkaina kontrol.

Anda mungkin juga menyukai