Anda di halaman 1dari 8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran umum wilayah penelitian


Kecamatan Nglegok merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Blitar
dengan ketinggian 325 meter diatas permukaan air laut. Batas-atas wilayah
Kecamatan Nglegok, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kediri, sebelah
timur berbatasan dengan Kecamatan Gandusari dan Kecamatan Garum, sebelah
selatan berbatasan dengan Kota Blitar, dan sebelah barat berbatasan dengan
Kecamatan Ponggok.
Luas wilayah Kecamatan Nglegok seluas 92,56 Km2 yang terbagi menjadi
11 desa 37 dusun 117 RW dan 409 RW, dengan kepadatan penduduk 736
jiwa/Km2. Dari sebelas desa tersebut yang mempunyai luas wilayah diatas 5 Km 2
ada 5 Desa, termasuk Desa Penataran yang mempunyai luas wilayah 31,56 Km2
dan merupakan desa terluas di Kecamatan Nglegok atau mempunyai luas 34
persen luas Kecamatan Nglegok. Kemudian diikuti Desa Sumbersari, Desa
Modangan, Desa Kedawung dan Desa Nglegok dengan luas berturut-turut 16,74
Km2 9.84 Km2 8,33 Km2 dan 5,31 Km2 .
Kecamatan Nglegok berada dis ebelah selatan garis khatulistiwa. Maka
sama dengan wilayah lain di Indonesia yang mempunyai perubahan musim
sebanyak 2 jenis musim setiap tahunnya, yaitu musim penghujan dan musim
kemarau. Bulan Nopember sampai dengan bulan Mei adalah musim penghujan
dan bulan Juni sampai dengan bulan Oktober adalah musim kemarau. Tingginya
curah hujan wilayah mempengaruhi produktivitas pertanian.
Secara seluruhan Kecamatan Nglegok berada di wilayah Kabupaten Blitar
bagian Utara terutama yang mempunyai struktur tanah subur, tidak kurang dari 68
ribu jiwa atau 6 persen penduduk Kabupaten Blitar berdomisili. Penyebaran
penduduk sangat dipengaruhi oleh kondisi/struktur tanah dan potensi daerah
karena merupakan pertimbangan untuk menetap dan melangsungkan aktifitas
kegiatan ekonominya. Komposisi penyebaran penduduk di masing-masing
wilayah desa memperlihatkan bahwa Desa Penataran merupakan wilayah
berpenduduk paling banyak, artinya sebagain besar Desa Penataran merupakan
wilayah desa yang subur.
Jumlah penduduk keseluruhan di Kecamatan Nglegok sebanyak 9,598
jiwa terdiri dari 4.879 jiwa penduduk laki-laki, dan 4.719 jiwa penduduk
perempuan. Struktur penduduk Kecamatan Nglegok pada tahun 2014 termasuk
dalam kelompok penduduk produktif, karena jumlah penduduk umur 65 tahun
keatas kurang dari 10 persen, dan penduduk umur 0-14 tahun kurang dari 40
persen. Sehingga dapat dikatakan termasuk kelompok penduduk produktif.
Sejalan dengan program wajib belajar Sembilan tahun, tidak selalu harus
dibangun gedung sekolah baru, namun yang lebih penting dari itu adalah
bagaimana caranya menciptakan respon input pendidikan untuk bisa bersama-
sama mewujudkan program wajib belajar. Jumlah fasilitas pendidikan untuk
Taman Kanak-kanak lebih banyak dibandingkan Sekolah Dasar, namun
kenyataannya jumlah murid SD jauh lebih banyak dibandingkan TK. Ketersediaan
fasilitas pendididkan baik sarana maupun prasarana akan sangat menunjang dalam
meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Nglegok.
Berdasarkan pada observasi yang dilakukan dan wawancara kepada pengelola,
pengunjung dan pedagang di tempat wisata desa penataran, dapat di paparkan
gambaran umum objek wisata serta faktor-faktor internal berupa kekuatan dan
kelemahan serta faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang dirinci
pada matriks.

1. Telaga Pacuh
Telaga Pacuh merupakan nama salah satu destinasi wisata di
Kabupaten Blitar. Sebuah telaga alami yang terletak di Dusun Paco, Desa
Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Tepatnya berada pada
koordinat UTM 9116429, 0634585 di ketinggian 447 meter diatas
permukaan air laut.
Telaga ini merupakan cekungan muka bumi yang terbentuk secara
alamiah terisi oleh air hujan dan air tanah. Aktivitas vulkanik Gunung
Kelud membentuk cekungan yang kemudian terisi air tanah dari kawah
yang menerobos ke permukaan dan air hujan. Dapat diketahui pada telaga
terdapat gelembung-gelembung yang artinya terdapat aktivitas vulkanik
didalamnya. Sebagian besar air telaga berasal dari air tanah, yang
demikian menyebabkan air telaga tidak pernah kering sekalipun pada
musim kemarau. Sehingga oleh masyarakat dimanfaatkan untuk irigasi
pertanian dan rumah tangga.
Karakteristik wisata telaga pacuh dengan daya tarik something to
see berupa pemandangan alam dan something to do berupa aktifitas berupa
bermain, memancing, dan sekedar bersantai di rumah pohon, dan belum
terdapat something to buy karena tidak terdapat warung makan, barang,
oleh-oleh dan souvenir. Tipologi wisatawan didominasi oleh jenis kelamin
laki-laki dan anak-anak dengan tujuan untuk memancing dan lama
kunjungan 3-6 jam. Rata-rata jumlah kunjungan setiap harinya adalah 30-
50 wisatawan. Sedangkan pada hari libur dan hari-hari besar jumlah
pengunjung mencapai 100 wisatawan.
Potensi yang dimiliki antara lain topografi yang landau, suasana
alam yang masih asri dengan didukung pepohonan besar yang teduh,
berdekatan dengan objek wisata lain, air telaga tidak pernah kering, wisata
edukasi dan kawasan lindung, adanya peluang untuk dikembangkan lebih
lanjut melalui investasi dari pihak lain serta kegiatan ritual keagamaan
pada hari tertentu yang dapat melestarikan budaya Indonesia.
Permasalahan yang dimiliki adalah kurangnya promosi, kebersihan
kurang, pencemaran kualitas lingkungan, aksesibilitas sulit, jalan masih
buruk, belum terdapat keterkaitan antara objek wisata dengan masyarakat,
keterbatasan sarana dan prasarana, persaingan pariwisata, pengelolaan
kawasan wisatayang kurang baik serta belum terdapat keterkaitan dengan
objek wisata lain.
Faktor Internal Strategi
A. Strength/Kekuatan Bobot Rating Skor Terbobot
(a) (b) (axb)
1. Terdapat pepohonan teduh 0.19 4 0.76
2. Air telaga tidak pernah kering, sekalipun musim penghujan 0.25 5 1.25
3. Wisata edukasi sebagai kawasan lindung 0.24 5 1.2
4. air dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi dan rumah tangga 0.15 3 0.45
5. kegiatan ritual keagamaan pada hari tertentu melestarikan budaya 0.1 2 0.2
indonesia
6. potensi ikan yang cukup banyak 0.07 1 0.07
Jumlah 1 20 3.73
B. Weakness/Kelemahan
1. Aksesbilitas masih buruk 0.17 5 0.85
2. belum adanya inovasi wahana 0.18 5 0.9
3. sampah berserakan 0.09 3 0.27
4. kurang aman untuk anak dibawah umur 0.04 3 0.12
5. telaga dipenuhi tanaman eceng gondok 0.04 3 0.12
6. air telaga keruh 0.04 3 0.12
7. belum adanya media promosi yang efektif 0.17 5 0.85
8. fasilitas toilet dan tempat parkir kotor 0.08 2 0.16
9. tidak terdapat cinderamata 0.07 3 0.21
10. belum terdapat saluran listrik 0.12 4 0.48
Jumlah 1 36 36
X=Kekuatan - Kelemahan -32.27
Faktor Eksternal Strategi
C. Opprtunity/Peluang Bobot Rating Skor Terbobot
(a) (b) (axb)
1. Adanya peluang untuk dikembangkan lebih lanjut melalui investasi dengan 0.32 5 1.6
pihak lain
2. wisata edukasi alam, outbond 0.25 4 1
3. dapat dimanfaatkan untuk PLTA 0.33 5 1.65
4. menjadikan alat transportasi Delman untuk ke tempat wisata 0.1 2 0.2
Jumlah 1.00 16 4.45

D. Threath/Ancaman
1. rendahnya minat investor 0.25 5 1.25
2. penyalahgunaan kawasan sebagai tempat asusila 0.22 5 1.1
3. bahaya kejatuhan ranting pohon 0.15 3 0.45
4. luapan air jika hujan lebat menyebabkan genangan air 0.17 3 0.51
5. banyak tempat wisata yang lebih menarik 0.21 4 0.84
Jumlah 1.00 20 4.15
Y=Peluang - Ancaman 0.30
Tabel 3.1 Analisis SWOT Pengembangan Daya Tarik
Objek Wisata Telaga Paco
Strengths/Kekuatan (S)
1. Terdapat pepohonan (teduh).
2. Wisata keluarga sebagai kawasan
lindung
Faktor Internal 3. Air telaga tidak pernah kering, sekalipun
musim penghujan.
4. Air dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan
irigasi dan rumah tangga.
5. Kegiatan ritual keagamaan pada hari
tertentu melestarian budaya indonesia.
6. Potensi ikan yang cukup banyak
Faktor Eksternal
Opportunities/Peluang (O) Strategi (SO)
1. Adanya peluang untuk dikembangkan lebih lanjut dengan Strategi yang menggunakan
pihak lain kekuatan dan memanfaatkan
2. Dapat dimanfaatkan untuk PLTA peluang
3. Menjadikan alat trasportasi delman untuk ke tempat
wisata Strategi pengembangan daya tarik wisata
Threats/Ancaman (T) Strategi (ST)
1. Rendahnya minat investor Strategi yang menggunakan
2. Penyalahgunaan kawasan sebagai tempat asusila kekuatan untuk mengatasi
3. Bahaya kejatuhan ranting pohon yang tumbang ancaman
4. Luapan air jika hujan lebat menyebabkan genangan air.
Strategi pengembangan
pariwisata berkelanjutan
Posisi Eksternal

(+,-) Diversifikasi (+,+) Progresif


Strategi

Kuadran II Kuadran I
0.3

-32,27
Kuadran III Kuadran 1V

(-,+) Ubah Strategi (-,-) Strategi


Bertahan
Gambar 1. Posisi Pengembangan wisata Telaga Pacuh dalam SWOT IFAS
EFAS

Berdasarkan perhitungan EFAS IFAS, posisi strategi pengembangan


Wisata Telaga Pacuh adalah pada kuadran II (Positif, Negatif) posisi ini
menandakan sebuah kelembagaan yang kuat namun menghadapi tantangan besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi strategi, artinya faktor
internal dalam kondisi yang kuat namun menghadapi sejumlah ancaman yang
berat sehingga diperkirakan internal akan mengalami kesulitan untuk dapat
berkembang jika hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya,
kelembagaan disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi dalam
pengembangan wisata. Dengan cara menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang.
Beberapa strategi yang dapat digunakan untuk pengembangan wisata
Telaga Pacuh:
1. Membangun wahana baru, misalnya bumi perkemahan
2. Perbaikan sarana dan prasarana
3. Menambah jenis atraksi wisata
4. Kebersihan wisata terjaga dengan baik
5. Dibangun warung-warung makanan dan minuman serta souvenir
6. Memanfaatkan kecanggihan teknologi guna mengoptimalkan promosi di
media sosial
7. Objek wisata dikaitkan dengan wisata lain dengan cara paket wisata.
8. Pengadaan kalender wisata
9. Kerjasama antara pengelola (PT Perkebunan) dan masyarakat
10. Dan kebijakan pemerintah yang mendukung kemajuan wisata Telaga Pacuh.

Anda mungkin juga menyukai