Anda di halaman 1dari 11

8/8/17 SULPIANDI: Lahan Asal Struktural

Lainnya Blog Berikut candra.cacing@gmail.com Dasbor Logout

SULPIANDI

JUMAT, 28 FEBRUARI 2014 CARI BLOG INI

Telusuri
Lahan Asal Struktural
FOLLOW BY EMAIL

Email address... Submit


BAB I
PENDAHULUAN
Beranda

1.1 Latar Belakang PROFIL SAYA

Pembentukan lahan pada proses geomorfologis mempunyai banyak asal yang berguna Sulpiandi Sy
Ikuti 30
untuk mengawali kajian tekstur lahannya. Salah satunya adalah bentuk lahan asal
struktural. Bentuk lahan asal struktural merupakan proses pembentukan lahan yang Lihat profil lengkapku
disebabkan oleh adanya proses endogen. Misalnya proses pengangkatan, penurunan dan
pelipatan kerak bumi. Contoh dari bentuk lahan asal struktural adalah pegunungan lipatan,
POSTINGAN
pegunungan patahan dan pegunungan kubah.
1.2 Rumusan Masalahs 2014 (3)
Februari (3)
1. Bagaimana bentuk lahan asal struktural?
Perkembangan anak usia dini
2. Apakah Ciri-Ciri Bentuk Lahan Asal Struktural?
Sejarah Kabupaten natuna
3. Bagaimana bentuk lahan di daerah struktur lipatan, patahan dan lengkungan?
4. Apa Saja Satuan Geomorfologi? Lahan Asal Struktural

2017 (2)
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui tentang bentuk lahan asal struktural. Laporkan Penyalahgunaan
2. Mengetahui Ciri-Ciri Bentuk Lahan Asal Struktural.
3. Mengetahui Bagaimana bentuk lahan di daerah struktur lipatan, patahan dan
lengkungan.
4. Mengetahui Satuan Geomorfologi.
BAGAIMANA
MENURUT ANDA
TENTANG BLOG
SAYA

Baik 0 (0%)
Tidak 0 (0%)
BAB II
PEMBAHASAN Votes so far: 0
Poll closed

2.1 BENTUK LAHAN ASAL STRUKTURAL


Pembentukan lahan pada proses geomorfologis mempunyai banyak asal yang berguna
untuk mengawali kajian tekstur lahannya. Salah satunya adalah bentuk lahan asal struktural.
Bentuk lahan asal struktural merupakan proses pembentukan lahan yang disebabkan oleh
adaya proses endogen. Misalnya proses pengangkatan, penurunan dan pelipatan kerak bumi.
Contoh dari bentuk lahan asal struktural adalah pegunungan lipatan, pegunungan patahan dan
pegunungan kubah.
bentuk lahan asal structural tersusun dari seseri lapisan, baik yang telah terusik oleh
suatu tekanan maupun yang belum terusik. terbentuk karena adanya proses endogen berupa
tektonisme atau diastropisme . proses ini meliputi pengangkatan, penurunan dan pelipatan
kerak bumi sehingga terbentuk strujtur geologi lipatan dan patahn. selain itu terdapat struktur
horizontal yang merupakan struktur asli sebelum mengalami perubahan. dari struktur pokok
tersebut dapat dirinci menjadi berbagai bentuk berdasarkan sikap lapisan batuan dan
kemiringannya.

2.2 CIRI-CIRI BENTUK LAHAN ASAL STRUKTURAL

sulpiandi09.blogspot.co.id/2014/02/lahan-asal-struktural.html 1/11
8/8/17 SULPIANDI: Lahan Asal Struktural
1. dip dan strike batuan resisten-non resisten jelas
2. horizon kunci jelas
3. adanya sesar, kekar, pecahan,:gawai sesar, sesar bertingkat
4. adanya materi interusif: dike, kubah granitic

2.3 BENTUK LAHAN DI DAERAH STRUKTUR LIPATAN, PATAHAN DAN


LENGKUNGAN
Bentuk lahan yang merupakan hasil bentukan asal struktural, seprti telah
dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa disebabkan oleh tenaga endogen (tenaga yang
berasal dari dalam bumi) yang bisa berupa proses tektonik atau diastrofisme. Proses ini
meliputi pengangkatan, penurunan, dan pelipatan kulit bumi, sehingga terbentuk struktur
geologi berupa lipatan dan patahan.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan untuk mendasari interpretasi dan identifikasi
bentuk struktural adalah:
a. Perbedaan daya tahan (resistensi) lapisan batuan terhadap tenaga yang bekerja. Lapisan
batuan yang resisten akan menghasilkan relief yang berbeda dengan batuan yang kurang
atau tidak resisten.
b. Pola aliran pada bentukan struktural umumnya terkontrol oleh struktur.
c. Dalam melakukan identifikasi dan pengenalan terhadap bentukan struktural, dasar
pengenalan struktur adalah:
Perlapisan (stratifikasi) batuan
Attitude atau sikap lapisan (posisi bidang lapisan terhadap bidang horizontal yang
meliputi dip,strike, dip slope, face slope, dan scrap.
Pola aliran
Kontinuitas
Dislokasi
Morfologi permukaan
Bentuk lahan hasil bentukan struktural ditentukan oleh tenaga endogen yang
menyababkan deformasi perlapisan batuan dengan menghasilkan lipatan, kubah, dan
patahan serta perkembangannya. Deformasi perlapisan batuan ini menyebabkan adanya
deformasi sikap perlapisan yang semula horisontal menjadi miring atau tegak dan
membentuk lipatan. Penentuan nama suatu bentukl ahan struktural pada dasarnya di
dasarkan pada sikap perlapisan batuan (dip dan strike). Dip adalah sudut perlapisan batuan
yang diukur terhadap bidang horisontal dan tegak lurus terhadap jurus (strike).
Sedangkan jurus (strike) merupakan arah garis perpotongan yang dibentuk oleh
perpotongan antara bidang perlapisan dengan bidan horizontal.
Adapun mengenai Ilustrasi tentang dip dan strike disajikan pada Gambar berikut:

StrikeDip

Gambar. Dip dan Strike


1. Bentuk Lahan Di Daerah Struktur Lipatan
Pertama kali yang harus disadari bahwa suatu daerah yang berstruktur lipatan, oleh
tenaga eksogen dihancurkan melalui proses denudasional, sehingga permukaan menjadi rata.
Oleh karena itu kenanpakan topografi seperti antiklinal dimungkinkan bukan menjadi

sulpiandi09.blogspot.co.id/2014/02/lahan-asal-struktural.html 2/11
8/8/17 SULPIANDI: Lahan Asal Struktural
punggungan topografi, demikian pula sinklinal ditemukan bukan merupakan lembah. Di
samping itu, dimungkinkan pula terjadi pembalikan relief (inversion of relief) sebagai akibat
dari bekerja ulangnya tenaga endogen.

Berikut ini disajikan mengenai perataan relief oleh tenaga eksogen dan pembalikan relief
seperti pada Gambar:

Gambar Perataan relief


Dari gambar tersebut tampak jelas bahwa proses eksogen telah bekerja secara
maksimal, sehingga terjadi perataan relief pada daerah lipatan (Sudardja & Akub, 1977:
118)
Berdasarkan pada gambar di atas, maka relief pertama berupa daerah struktur lipatan,
dimana antiklin merupakan punggung pegunungan lipatan, tetapi setelah mengalami proses
geomorfik terjadi sebaliknya, yaitu terbentuk lembah antiklin dan pegunungan sinklin.
Bentukan khas yang terdapat pada daerah berstruktur lipatan yang berkenaan dengan
pembentukan lipatan kulit bumi belum dijumpai pembentukan baru, pada umumnya telah
mengalami beberapa siklus geomorfologi, sehingga bentanglahan yang ada banyak yang
dijumpai multisiklis. Walaupun di banyak tempat dipermukaan bumi ini telah mengalami proses
demikian, di daerah yang berstruktur lipat dapat dijumpai beberapa bentukan yang merupakan
bentukan khasnya. Adapun bentukan-bentukan khas tersebut berikut ini disajikan secara satu
persatu.
a. Bentukan berupa pola aliran trellis
Pada bagian terdahulu telah dikemukan mengenai pola pengaliran trellis itu terdiri atas
lembahlembah besar yang sejajar satu sama lain (lembah subsekwen), dan anak-anak
sungainya yang bermuara tegak lurus pada sungai yang sejajar tersebut. Anak-anak
sungai tersebut merupakan lembah obsekuen, resekwen atau konsekwen.

Di bawah ini merupakan pola pengaliran pada struktur lipatan.

Gambar. Pola pengaliran di da erah struktur


lipatan dengan pola pengaliran subsekuen,
resekuen, dan pola aliran konsekuen, (Lobeck, 1939: 170)

b. Bentukan berupa punggungan antiklinal (anticlinal ridge)


Merupakan punggungan atau pegunungan yang bertepatan dengan sinklinal. Pada
umumnya deretan pegunungan itu sejalan dengan sumbu/strike dari antiklinal itu.
Bentuk punggungannya membulat dan relief halus, dengan lerengnya berupa dip dari
struktur
c. Bentukan berupa lembah antiklinal (anticlinal valley),
merupakan lembah-lembah yang berkembang sepanjang sumbu antiklinal. Bentukan

sulpiandi09.blogspot.co.id/2014/02/lahan-asal-struktural.html 3/11
8/8/17 SULPIANDI: Lahan Asal Struktural
ini benar-benar menunjukkan pembalikan relief.
d. Bentukan lembah sinklinal (synclinal valley),
merupakan lembah yang berkembang sepanjang sumbu sinklinal.
e. Bentukan punggungan sinklinal (synclinal ridge)
Merupakan punggungan yang berkembang sepanjang sumbu sinklin. Inipun
menunjukkan adanya pembalikan relief yang sempurna. Punggungannya biasanya
lebar dengan lereng yang curam.
f. Bentukan berupa punggungan homoklinal (homoclinal ridge)
Punggungan homoklinal merupakan punggungan yang terdapat disetiap
antiklinal/sinklinal akibat pengirisan lembah pada saya dan sepanjang sayap itu.,
dengan sendirinya punggungan ini akan berupa cuesta atau hogback tergatung kepada
besarnya kemiringan struktur. Bisanya bentukan ini dibatasi oleh adanya pergantian
kekerasan lapisan batuan yang berselang seling antara lapisan batuan lunak dan lapisan
yang keras. Cuesta adalah bentuk punggungan atau bukit yang kemiringan lerengnya
tidak sama sebagai akibat dari kedudukan lapisan-lapisan batuan pembentuknya yang
landai. Cuesta mempunyai lereng belakang (back slope) yang landai dan lereng muka
(inface) lebih curam. Apabila cuesta dengan kedudukan lapisan batuan itu cukup
curam dan kedua lereng bukit mempunyai kemiringan yang hampir sama, maka
dinamakan Hogback. Sedangkan bila kedudukan lapisan itu mendatar, bukit yang
demikian dinamakan messa. Messa yang berukuran kecil disebut butte. Berikut ini
bentuk bentukan seperti cuesta, hogbeck, messa, butte, tersebut disajikan dlam
Gambar:

g. Bentukan berupa lembah homoklinal (homoclinal valley)


Merupakan lembah yang berkembang pada sayap antiklin atau sinklin. Sayap antiklin
yang berkembang menjadi lembah ini disebabkan oleh proses erosi/denudasi yang
kuat.Suatu sinklin atau antiklin tidak memanjang tanpa batas, tetapi dapat menghilang
atau berakhir secara berangsur-angsur. Tempat dimana sinklin atau antiklin berakhir,
dinamakan ujung antiklin atau pluging point). Kenampakan ini akan sangat jelas terlihat
pada bentukan cuesta atau hogback. Jika ada kenampakan cuesta atau hogback yang
berhadapan ini menunjukkan bahwa di antara kedua bentukan tersebut adalah
antiklinal dan sebaliknya jika kedua bentukan tersebut saling membelakangi, maka di
antaranya terletak sinklinal. Untuk memperjelas bentukan yang telah dikemukan yang
berkaitan dengan daerah berstruktur lipatan,
berikut ini disajikan secara visual seperti dalam Gambar yaitu rangkaian bentuk
punggungan dan lembah pada daerah berstruktur lipatan

Perlu diingat bahwa ujung antiklinal biasanya agak membulat dan lerengnya melandai.

sulpiandi09.blogspot.co.id/2014/02/lahan-asal-struktural.html 4/11
8/8/17 SULPIANDI: Lahan Asal Struktural
Tetapi terkadang juga ada yang curam dan kemudian menghilang secara tiba-tiba. Sementara
itu ujung sinklinal berakhirnya kelihatan lebih jelas, karena menghilang dengan tiba-tiba, di
samping makin menyempit dan dibatasi dengan tebing yang curam. Guna memperjelas
bagaimana cuesta yang terdapat pada ujung antiklin,

dapat dilihat pada Gambar:

Gambar Cuesta pada ujung antiklinal


2. Bentuk Lahan Di Daerah Struktur Patahan
Dimuka telah pula dijelaskan secara panjang lebar, bahwa patahan itu terjadi oleh
tekanan atau tarikan yang menyertai bentuk lipatan, kubah, kerutan yang disertai dengan
pergesesran.
a. Flexure
Flexeure adalah suatu bentukan yang terjadi jika pergeseran ke arah vertikal antara dua
blok batuan yang besar, hanya melampaui jarak yang tidak panjang, sehingga antara dua
massa batuan yang bergeser tersebut tidak sampai putus, melainkan hanya terjadi atau
membentuk takikan saja. Kemudian mengenai apakah sesar itu mampu membuat suatu
morfologi yang jelas?
Berkaitan dengan pertanyaan tersebut ada dua pandangan yang satu sama lainnya
mempunyai perbedaan. Pandangan yang menjelaskan bahwa gradasi lebih cepat dari
pada sesar dalam mbentuk morfologi, sehingga sesar yang ada dianggap bukan hasil
patahan secara langsung, tetapi akibat erosi di atas sesar atau patahan yang telah ada
baik yang lama maupun yang masih baru. Sesar yang ada sekarang telah tererosi sejak
zaman Mesozoicum, pada saat awal terjadi pelipatan (Spurr , dalam Lobeck: 1930:
540).

Pandangan yang kedua, menyatakan bahwa sesar dapat mengalahkan degradasi sehingga
dapat membentuk morfologi secara langsung. Pada dasarnya keduanya mempunyai
persamaan bahwa permukaan bumi ini terbentuk karena adanya ketidak stabilan, apakah
stabil dalam hal geologi dan geomorfologi yang stabil atau tidak stabil. Pada daerah yang
stabil, dimana morfologi akibat sesar merupakan hal yang biasa. Jadi kedua pandangan
tersebut masing-masing mempunyai kebenaran, artinya ada morfologi yang langsung
merupakan akibat sesar dan ada pula yang disebabkan oleh erosi di atas daerah yang
berstruktur patahan.
b. Tebing
Tidak setiap tebing merupaakan hasil patahan, karena ada yang disebabkan oleh hal yang
lain. Misalnya tebing pada cuesta, hogback, messa, butte , tebing pada kelokan meander
dan lain sebagainya terjadi bukan karena sesar. Tebing akibat patahan disebut Fault
scrap, sedangkan terjadi bukan kerena patahan disebut Escarpment. Jadi Scarp ada
dua yaitu fault scrap dan escarpment. Tebing yang terjadi ada hubungannya dengan sesar
ada dua macam (Lobeck, 1930: 563), yaitu.
Fault scarp yaitu tebing yang terjadi langsung kerena sesar. Tebing seperti ini
mungkin mengalami pemunduran oleh erosi, pelapukan atau masswasting. Oleh
karena itu ada tebing muda, dewasa dan tua dalam perkembangannya.
Fault line scarp, yaitu tebing yang terjadi oleh pengerjaan erosi pada garis patahan,
karena di kiri kanan garis patahan itu terdapat batuan yang berlainan daya tahannya
terhadap erosi. Kenyataanya, tebing bisa terbentuk tersusun atau bertebing majemuk
ataupun bertingkat.

sulpiandi09.blogspot.co.id/2014/02/lahan-asal-struktural.html 5/11
8/8/17 SULPIANDI: Lahan Asal Struktural

c. Horst (blok patahan yang relatif naik) dan graben (bagian dari blok patahan yang relatif
turun).
Bentuk horst dan graben (slank dan horst). Graben adalah suatu depresi patahan yang
sempit dan memanjang serta dibatasi oleh suatu bidang patanhan. Sedangkan Hosrt
merupakan blok memanjang yang muncul dan lebih tinggi dari daerah sekitarnya.
Graben dan horst ini mempunyai jenis yang bervariasi, yaitu:
1. Graben sederhana/tunggal,
2. Horst sederana/tunggal,
3. Graben campuran
4. Horsrt campuran,
5. Graben resekuen
6. Asosiasi Graben dengan fenomena volkanis
d. Bentukan khas pada sesar normal
Betukan topografi pada sesar normal, keadaanya berlain-lainan tergantung kepada
batuannya, apakah batuannya homogim atau batan yang berlapis-lapis dengan
kekerasan yang berbeda-beda pula sesuai dengan meterial batuan penyusunnya. Pada
batuan homogin, bentukan yang dihasilkan oleh sesar tersebut adalah berupa
pegunungan yang terangkat atau dimiringkan sepanjang bidang patahan, kemudian pada
batuan yang berlapis-lapis akat terdapat topografi yang berlainan. Jika daerah tersebut
berupa antiklinal yang terpatah-patah atau merupakan suatu deretan hogbacks atu
berupa deretan pegununan homoklinal ataupu merupatan deretan cuesta tergantung
kapada kemiringan lapisan batuan yang tersesarkan.
e. Bentukan khas pada sesar naik bersudut besar
Akibat sesar naik dengan sudut yang besar menghasilakan bentukan dengan
pengulangan pelapisan. Jika mengalami erosi akan terbentuk pula pola pengaliran yang
sama dengan di daerah pelipatan atau daerah tersebut berlapis-lapis, dimana
perlapisannya miring silih berganti antara lapisan satu dengan lapisan yang lainnya
(lapisan keras dan lapisan yang lebih lunak.

Bentukan morfologinya adalah seperti pada Gambar :

f. Bentukan khas pada sesar naik bersudut kecil (kelopak/thrust fault)


Bentukan yang terjadi pada kondisi ini biasanya kurang jelas, karena pergesesran yang
terjadi meliputi daerah yang jauh, sebagai akibat dari pergerakan massa kulit bumi yang
relatif jauh dengan sudut kemuringan yang kecil, patahan ini terjadi pada jenis trust fault
(Lobeck, 1939: 559).
Setelah kelopak tererosi, terkadang yang tinggal hanya sisa-sisa berupa bukit kecil
karena ada bagian batuan yang resisten. Bukit-bukit kecil tersebut diberi nama klippe, yaitu
secara topografi merupakan sisa kelopak (nappe outlier) yang sama dengan cuesta outlier
dan plateau outlier. Tetapi secara struktur tidak sama, karena perlapisannya mempunyai
perbedaan, yaitu lapisan yang lebih tua ada di atas lapisan yang lenih muda, sebagai akibat dari
lapisan yang tebal menyusup ke bawah.
3. Bentuk Lahan Di Daerah Struktur Patahan
Bentukan khas di daerah struktur kubah dan antiklin adalah berbentuk elips dan

sulpiandi09.blogspot.co.id/2014/02/lahan-asal-struktural.html 6/11
8/8/17 SULPIANDI: Lahan Asal Struktural
bentuknnya tergantung pula oleh kemiringan lapisan-lapiasn batuan penyusunnya serta tingkat
erosi yang telah terjadi pada daerah tersebut. Seperti halnya di daerah struktur lipatan , pada
struktur kubahpun pada umumnya telah mengalami erosi pada tingkat lanjut dalam arti erosi
yang bekerja sudah sangat intensif.

Berbicara mengenai bentukan khas, perlu mengingat kembali tentang pembalikan relief
seperti yang telah dibicarakan pada bagian terdahulu. Dari hasil pembalikan relief tersebut
akan dapat membedakan kubah secara struktur dan kubah secara topografi. Kaitannya
dengan keadaan tersebut, maka akan ditemukan struktur positif dengan topografi negatif,
struktur positif dengan topografi positif dan struktur negatif dengan topografi positf. Adapun
bentukan-bentukan yang khas pada daerah dengan struktur kubah adalah dalam hal:
a. Pola pengaliran
Pola pengaliran biasanya radial pada kubah muda dengan lembah termasuk lembah
konsekuen. Pola pengaliran anular pada kubah usia dewasa. Pola ini memperlihatkan
sungai-sungai besar membentuk lingkarann dan anak-anak sungai bermuara tegak
lurus dengan sengai induk. Lembah-lembah besar melingkar berupa lembah
subsekuen, sedangkan lembah-lembah cabangnya berupa lembah resekuen/
konsekwen. Perlu diketahui pula pola pengaliran yang sempurna seperti di atas hanya
terjadi pada daerah dengan struktur kubah yang luas dan pada kubah yang kecil (tidak
luas) sungai-sungai tudak akan terbentuk. Berikut ini disajikan mengenai pola
pengaliran di daerah dome/kubah yang luas
b. Terdapat bentukan Cuesta, Hogback, Messa, Butte, Flat iron.
Messa, butte, dan flat iron ini pada dasarnya adalah suatu bukit sisa yang ada di
daehar yang berstruktur kubah. Biasanya bukitsisa ini material batuannya adalah
resisten, sehingga dengan meterial yang resisten terhadap erosi membentuk topografi
yang menjulang dibandingkan dengan deerah sekelilingnya.

2.4 SATUAN GEOMORFOLOGI


1) Blok Pegunungan Patahan
Suatu Bentukan lahan yang tidak teratur mempunyai K e t in g g ia n d i
a t a s 3 0 0 , me mb e r ik a n k e n a mp a k a n y a n g d i d o min a s i
o le h p r o s e s - p r o s e s g e o t e k t o n ik s e p e r t i p a t a h a n ,
r e t a k a n d a n r e k a h a n k u l i t b u m i dengan arah yang simpang siur.
Lereng curang sampai sangat terjal, Proses geomorfologi erosi dan
longsoran, J e n is b a t u a n n y a B e r v a r ia s i. D r a in a s e B a ik ,
s e r in g ditemui mata air, Jenis tanah bervariasi.
2) Blok Perbukitan Patahan
S ua tu b e ntuk la ha n ya ng tid a k te r a tur , me mp unya iketinggian 75-
300 m, memberikan kenampakan yangd i d o mina s i o e lh p r o s e s -
p r o s e s ge o te k to nik p o s itif s e p e r t i p a t a h a n , r e t a k a n d a n
r e k a h a n k u l i t b u m i dengan arah yang simpang siur. Lereng curam sampai
terjal dengha proses erosi da longsoran. Jenis batuan b e r va r ia s i,
d r a ina s e b a ik , s e r ing d i jump a i ma ta a ir , jenis tanah bervariasi.
3) Pegunungan Antiklinal
S ua tu b e ntuk la ha n ya ng tid a k te r a tur , me mp unya ik e t in g g ia n
d ia t a s 3 0 0 m, d e n g a n d ip k e d u a s a y a p berlawanan arah. Lereng
curam samapai sangat terjal d e n g a n p r o s e s e r o s i d a n
l o n g s o r a n . J e n i s b a t u a n terutama batuan sedimen, drainase
baik, jenis tanahbervariasi.
4) Perbukitan Antiklinal
S ua t u b e nt uk a n ya ng t id a k t e r a t ur ,

sulpiandi09.blogspot.co.id/2014/02/lahan-asal-struktural.html 7/11
8/8/17 SULPIANDI: Lahan Asal Struktural
m e m p u n y i a k e tinggia n 7 5 - 3 0 0 m d e nga n d ip p a d a k e d ua
s a ya p berlawana arah. Lereng curam samapai sangat terjald e n a g n
p r o s e s e r o s i d a n lo n g s o r a n . J e n is b a t u a n terutama batuan
sedimen, drainase baik, jeins tanahbervariasi.

5) Pegunungan Sinklinal
S u a t u b e t u k la h a n y a n g t id a k t e r t u r ,
me mp u n y a ik e t i n g g i a n d i a t a s 3 0 0 m , d e n g a n d i p p a d a
k e d ua d a ya p b e r ha d a p a n. Le r e ng c ur ma s a mp a i
t e r j a l , d e n g a n p r o s e s e r o s i d a n lo n g s o r a n . J e n is
b a t u a n te r uta ma b a tua n s e d ime n, d r a ina s e s e d a ng s a mp a ibaik,
jenis tanah bervariasi.
6) Perbukitan Sinklinal
S ua tu b e ntuk la ha n ya ng tid a k te r a tur , me mp unya i k e tinggia n
7 5 - 3 0 0 m, d e nga n d ip p a d a k e d ua s a ya p b e r h a d a p a n . L e r e n g
c u r a m s a mp a i s a n g a t t e r j a l, d e n g a n p r o s e s e r o s i d a n
lo n g s o r a n . J e n is b a t u a n terutama batuan sedimen. Drainase baik,
jenis tanahbervariasi.
7) Pegunungan Monoklinal
Suatu bentukan lahan yang tidak tertur, mempunyaiketinggian diatas 300
m, dengan dip perlapisan satuarah, biasanya ditandai oleh lereng depan
yang terjaldan lereng belakang yang lebih landai. Lereng mirings a mp a i
s a nga t c ur a m, p r o s e s ge o mo r fo lo gi a d a la herosi. Jenis batuan sedimen,
drainase baik, jenis tanah bervariasi.
8) Perbukitan Monoklinal
Suatu bentukan lahan yang tidak tertur, mempunyaiketinggian 75-300 m,
dengan dip perlapisan satu arahdi tandai dengan adanya lereng depan lebih terjal
danle r e ng b e la k a ng le b ih la nd a i. Le r e ng mir ing s a mp a is a n g a t
c u r a m, d e n g a n p r o s e s e r o s i. J e n is b a t u a n sedimen, drainase
baik, jeins tanah bervariasi.
9) Pegunungan Kubah
Suatu bentuk lahan dengan puncak-puncak membulat, b e r k e t i n g g i a n
d i a t a s 3 0 0 m d a n m e m p u n y a i d i p perlapisan radial
sentripental. Lereng curam samapit e r j a l d e n g a n p r o s e s e r o s i,
j e in s b a t u a n s e d ime n , drainase baik, jenis tanah bervariasi.

10) Perbukitan Kubah


Suatu bebtuk lahan puncak membulat berketinggian7 5 - 3 0 0 m d a n
m e m p u n y a i d i p p e r l a p i s a n r a d i a l sentripetal. Lereng curam
samapi terjal dengan proseserosi. Jenis batuan sedimen, drainase baik, jeins
tanahbervariasi.
11) Dataran Tinggi (Plateau)
S ua tu b e ntuk la ha n ya ng te r b e ntuk d a r i r a ngk a ia np e g u n u n g a n
l i p a t a n y a n g m e n g a l a m i p e r u b a h a n menjadi struktur
horizontal. Struktur tersebut datrann y a r i s ( p i n e p l a i n )
k e m u d i a n t e r a n g k a t s e h i n g g a memberikan kenampakan lebih tinngi
dari sekitarnya.L e r e n g d a t a r s a mp a i a g a k mir in g , d e n g a n
p r o s e s erosi. Jenis batuan sedimen, material permukaan liatsampai
kerikil. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
12) Lembah Sinklinal
Suatu bentuk lahan lembah yang dicirikan oleh adanyakesan struktural dengan arah
pelapisan dari kedua sisil e m b a h y a n g m e n u j u n k e s a t u t i t i k .
L e r e n g a g a k miring, proses geomorfologi adalah sedimentasi.
Jenisb a t u a n s e d i m e n , m a t e r i a l p e r m u k a a n
a l u v i u m . Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
13) Sembul

sulpiandi09.blogspot.co.id/2014/02/lahan-asal-struktural.html 8/11
8/8/17 SULPIANDI: Lahan Asal Struktural
Suatu bentuk lahan yang dipengaruhi oleh aktivitas geotektonik,
sehingga dijumpai bagian yang munculke permukaan serta memilki kesan
kelurusan. Kedua s is i b a g ia n t e r s e b u t d ib a t a s i o e lh b id a n g
p a t a h a n . Le r e ng mir ing s a mp a i c ur a m, p r o s e s ge o mo r fo lo gierosi
dan longsoran. Jenis batuan bervariasi, material permukaan laut sampai
kerikil, setempat- setempat di jumpai batu guling

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembentukan lahan pada proses geomorfologis mempunyai banyak asal yang berguna
untuk mengawali kajian tekstur lahannya. Salah satunya adalah bentuk lahan asal struktural.
Bentuk lahan asal struktural merupakan proses pembentukan lahan yang disebabkan oleh
adaya proses endogen. Misalnya proses pengangkatan, penurunan dan pelipatan kerak bumi.
Contoh dari bentuk lahan asal struktural adalah pegunungan lipatan, pegunungan patahan dan
pegunungan kubah.
a. ciri-ciri bentuk lahan asal structural
1. dip dan strike batuan resisten-non resisten jelas
2. horizon kunci jelas
3. adanya sesar, kekar, pecahan,:gawai sesar, sesar bertingkat
4. adanya materi interusif: dike, kubah granitic
b. Bentuk lahan di daerah struktur lipatan, patahan dan lengkungan
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan untuk mendasari interpretasi dan
identifikasi bentuk struktural adalah:
a) Perbedaan daya tahan (resistensi) lapisan batuan terhadap tenaga yang bekerja.
Lapisan batuan yang resisten akan menghasilkan relief yang berbeda dengan
batuan yang kurang atau tidak resisten.
b) Pola aliran pada bentukan struktural umumnya terkontrol oleh struktur.
c) Dalam melakukan identifikasi dan pengenalan terhadap bentukan struktural, dasar
pengenalan struktur adalah:
Perlapisan (stratifikasi) batuan
Attitude atau sikap lapisan (posisi bidang lapisan terhadap bidang horizontal yang
meliputi dip,strike, dip slope, face slope, dan scrap.
Pola aliran
Kontinuitas
Dislokasi
Morfologi permukaan

c. Satuan Geomorfologi
a. Pegunungan blok sesar.
b. Gawir sesar.
c. Pegunungan/perbukitan antiklinal.
d. Pegunungan/perbukitan sinklinal.
e. Pegunungan/perbukitan monoklinal.
f. Pegunungan/perbukitan kubah.
g. Pegunungan/perbukitan plato.
h. Teras struktural.
i. Perbukitan mesa.
j. Graben (slenk).
k. Sembul (horst).

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca
sangat kami harapkan. Agar kedepan penyusunan makalah dikemudian hari lebih baik.

sulpiandi09.blogspot.co.id/2014/02/lahan-asal-struktural.html 9/11
8/8/17 SULPIANDI: Lahan Asal Struktural

DAFTAR PUSTAKA

Buranda,J.P. 1990, Geologi Umum, Buku penunjang Perkuliahan Jurusan geografi


http://viq-pangea.blogspot.com/2009/04/macam-macam-proses-endogen.html
http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=135&fname=geo106_03.htm

di Februari 28, 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: candra firmansyah (Google) Logout

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

Link ke posting ini


Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama


Langganan: Posting Komentar (Atom)

fasilitas pembelajaran dan tenaga guru

FASILITAS PEMBELAJARAN DAN TENAGA GURU DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI


SMA NEGERI I PULAU LAUT KABUPATEN NATUNA Sulpiandi Pr...

Lahan Asal Struktural


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembentukan lahan pada proses
geomorfologis mempunyai banyak asal yang berguna ...

Sejarah Kabupaten natuna


BAB II PEMBAHASAN KEBERADAAN TEATER TRADISI LANG LANG BUANA DI KABUPATEN
NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2.1 Sekilas Tentang Kabupa...

Perkembangan anak usia dini


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan merupakan suatu

sulpiandi09.blogspot.co.id/2014/02/lahan-asal-struktural.html 10/11
8/8/17 SULPIANDI: Lahan Asal Struktural
perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan ber...

sulpiandi09.blogspot.com. Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.

sulpiandi09.blogspot.co.id/2014/02/lahan-asal-struktural.html 11/11

Anda mungkin juga menyukai