Pedoman Endoskopi PDF
Pedoman Endoskopi PDF
ENDOSKOPI GIT
R S U
HAJI
SURABAYA
Oleh :
SMF BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM HAJI
SURABAYA
2014
i
DAFTAR ISI
Indikasi Umum................................................................................................ 2
EGD ................................................................................................................. 3
Colonoscopi .................................................................................................... 5
FS .................................................................................................................... 6
ERCP................................................................................................................ 7
EUS.................................................................................................................. 8
Enteroscopy .................................................................................................... 9
Algorithm ........................................................................................................ 11
Kepustakaan ................................................................................................... 12
i
PEDOMAN
ENDOSKOPI GIT
SMF BEDAH RSU HAJI SURABAYA
4
3. Tidak ada gejala pada Duodenal 2. melena selain penyebab
bulb atau respon adekuat pada upper GIT
terapi ulcer. 3. adanya darah ocult feses
C. Defisiensi anemia yang tak jelas
Indikasi sekuensial atau EGD untuk :
D. Skrining dan surveilans untuk
A. Surveilans penderita dengan neoplasia colon:
keganasan atau pre malignant 1. Skrining asimtomatik, pasien
(seperti Barretts esophagus , berisiko neoplasia colon
Syndrome polyposis , Gastric 2. Pemeriksaan / evaluasi seluruh
Adenoma, tylosis atau menelan soda kolon curiga kanker atau polip
sebelumnya) neoplastik pada pasien dengan
kanker yang bisa disembuhkan
Sekuensial atau EGD periodik tidak dapat
atau polip neoplastik.
diindikasikan untuk :
3. Colonoscopy untuk membuang
A. Surveilans untuk keganasan pada lesi neoplastik setelah reseksi
pasien dengan gastric atrophy, kuratif kanker diikuti kolonoskopi
anemia pernicious, polip pada tahun pertama, jika normal,
hyperplastic, metaplasi intestinal lalu 3 tahun, dan jika normal, 5
gastric, atau operasi gastrik tahun setelah itu untuk
sebelumnya untuk penyakit jinak. mendeteksi kanker metachro-
B. Surveilans dari penyakit jinak yang nous
telah diobati, seperti esofagitis dan 4. Surveilans dari pasien dengan
ulcer dudenal ulcer atau gastric ulcer. polip neoplastik.
5
diberikan dengan pe- Q. Memberikan tanda lokasi neoplasma
nanganannya
2. Riwayat colorectal
neoplasma Kolonoskopi biasanya tidak
F. Gejala klinis diare yang tidak diindikasikan pada berikut:
diketahui penyebabnya.
A. Irritable Bowel Syndrome Khronik,
G. Identifikasi Lesi intraoperatif yang
Stabil atau nyeri kronik abdomen;
tidak tampak pada pembedahan
kolonoskopi gejala tidak berkurang
( lokasi polypectomy , lokasi
setelah diberikan terapi.
perdarahan )
B. Diare akut
H. Penanganan perdarahan dari
C. Metastase adenokarsinoma yang
berbagai lesi seperti malformasi
tidak diketahui primer penyebabnya
vascular, ulserasi, neoplasma dan
dari colon apabila tidak ditemukan
lokasi polypectomy.
gejala atau bila diterapi tidak
I. Evaluasi intraoperatif setelah
mempan.
pembedahan dengan reconstruksi
D. Follow up rutin dari inflamatori bowel
anatomis rectum dan colon (contoh
disease (kecuali penderita kanker
evaluasi anastomosis, perdarahan,
dengan kronik ulser colitis dan
pouch formasi).
Crohns colitis).
J. Untuk meminimalkan pembedahan
E. Perdarahan GIT atau melena yang
invasive dalam menangani penyakit
disertai sumber dari GIT bagian atas
colon dan rectum
K. Penanganan dan evaluasi komplikasi Kontraindikasi kolonoskopy:
operatif (contoh dilatasi stricture
A. Kolitis fulminan
anastomose)
B. Dokumentasi akut diverticulitis
L. Pengeluaran benda asing dari tubuh
M. Eksisi atau ablasi lesi FS
N. Dekompresi akut megacolon atau
Indikasi FS:
sigmoid volvolus
O. Dilatasi balloon pada lesi stenosis Screening asimptomatik, resiko tinggi pada
(anastomosis stricture) pasien terkena tumor kolon
P. Penanganan paliatif dari stenosis
A. Evaluasi dan penanganan dengan
atau perdarahan neoplasma (contoh
suspek penyakit kolon bagian
laser, elektrokoagulasi, stenting)
6
distal dimana tidak terdapat ERCP
indikasi dari kolonoskopy
ERCP pada umumnya di indikasikan
B. Evaluasi dari kolon setelah
pada :
dilakukan barium enema
C. Evaluasi rekuren anastomose A. Sakit kuning yang dicurigai
pada kanker mengalami obstruksi empedu
D. Screening pada pasien dengan B. Pasien tanpa disertai gejala
riwayat keluarga adenomatous penyakit kuning secara klinis dan
polyposis bioklinis atau data direct imaging,
E. Pemasangan stent curiga penyakit duktus pancreas
F. Pengeluaran benda asing atau penyakit saluran empedu.
G. Evaluasi dan penanganan C. Evaluasi terhadap tanda dan
gangguan anorektal (contoh gejala dari malignansi pancreas
hemoroid) dari hasil direct imaging ( contoh:
H. Seorang dengan rectum setelah EUS, US, Computed tomography
kolectomy total (contoh pada [CT]. magnetic resonance
adenomatous polyposis dan magnetic [ MRT ] dapat bersifat
ulseratif colitis). ambigu atau normal.
I. Evaluasi pouchitis D. Evaluasi terhadap pancreatitis
J. Untuk mendapatkan biopsi rectal yang tidak diketahui
dan distal colon sehingga dapat penyebabnya
untuk evaluasi penyakit sistemik/ E. Evaluasi preoperative pada
infeksi (contoh cytomegalovirus, pasien dengan pancreatitis kronis
penyakit graft-versus-host dan dan atau pseudocyst.
amyloidosis) F. Evaluasi sphincter Oddi dengan
manometry. Secara empirirs
FS biasanya tidak diindikasikan pada:
sphineteroromy empedu tanpa
A. Apabila ada indikasi kolonoskopy manometry sphincter Oddi tidak
diindikasikan direkomendasikan pada pasien
yang dicurigai disfungsi sphineter
FS biasanya dikontraindikasi pada:
Oddi tipe III
A. Dokumentasi akut divertikulitis G. Endoscopic sphineterotomy:
1. Choledocholithiasis
2. Papilar Stenosis atau
Disfungsi Sphineter Oddi
7
3. Memfasilitasi penempatan
A. Evaluasi dari nyeri abdomen
bilier stents atau dilatasi
yang tidak jelas tidak ditemukan
striktur bilier
kelainan yang mengarah ke
4. Sump syndrome.
penyakit pankreas atau bilier.
5. Choledochocele termasuk
Magnetic resonance cholangio-
dalam papilla mayora.
pancreatografy dan
6. Ampullary Carcinoma pada
EUS adalah prosedur
pasien yang tidak diindikasi-
diagnostic yang aman yang
kan untuk operasi
dapat menggantikan ERCP
7. Sebagai akses yang
B. Evaluasi dari suspek penyakit
memfasilitasi ke duktus
kantung empedu tanpa bukti
pankreatikus
penyakit duktus biliaris
H. Menempatkan stent pada striktur
C. Sebagai evaluasi lanjutan
jinak atau ganas,fistula,setelah
keganasan pankreas kecuali
operasi empedu yang buruk atau
perubahan penatalaksanaan
pasien resiko tinggi dengan batu
saluran. EUS
I. Mendilatasi duktus yang
Indikasi EUS secara umum adalah
menyempit
J. Mendilatasi ballon pada papilla A. Staging tumor pada traktus GIT,
K. Penempatan drain nasobiliary pankreas, saluran empedu dan
L. Drainase pseudocyst pancreas mediastinum termasuk kangker
sesuai pada kasus paru.
M. Sampel jaringan dari pankreas B. Evaluasi abnormalitas dari
atau duktus biliaris traktus GIT atau struktur yang
N. Ampullektomi dari tumor berdekatan
adenoma pada papilla mayor C. Sampling jaringan lesi dari
O. Sebagai terapi kelainan pada struktur yang berdekatan
duktus biliary atau pankretikus dengan dinding traktus GIT
P. Memfasilitasi cholangioscopy dan D. Evaluasi abnormalitas dari
atau pancreatoscopy pankreas, termasuk mass,
pseudocyst, kista, pankreatitis
ERCP pada umumnya bukan
kronis.
merupakan indikasi:
8
E. Evaluasi abnormalitas dari
Enteroscopy
saluran empedu
F. Penempatan fiducials kedalam Enteroscopy secara umum di
tumor dengan atau tanpa indikasikan untuk :
menempel dinding traktus GIT.
a. Untuk evaluasi penyebab dari
G. Pengobatan symptomatis
perdarahan GIT yang tidak
pseudocyst dengan membuat
teridentifikasi menggunakan EGD /
saluran penghubung ke dalam
colonoscopy
kista
b. Untuk evaluasi dari gambaran radiologi
H. Memberi obat (neurolisis plexus
abnormal dari usus halus
colica)
c. Melokalisasi dari lesi usus halus yang
I. Menyediakan akses ke dalam
dicurigai / diketahui
duktus biliaris atau duktus
d. Untuk terapi dari lesi usus halus yang
pankreas secara tunggal atau
melebihi dari standart endoscopy
sebagai tambahan untuk ERCP
e. Untuk sampling jaringan contoh dari
J. Evaluasi pankreatitis kronis
usus halus
K. Evaluasi pankreatitis akut yang
f. Pengamatan pada pasien dengan
tidak diketahui penyebabnya
syndrom polyposis termasuk usus
L. Evaluasi penyakit perianal dan
halus, seperti pada familial
perirectal (cidera spincter ani,
adenomatous polyposis dan Peutz-
fistula, abses)
Jeghers syndrome
M. Evaluasi pasien dengan resiko
g. Pengambilan benda asing
tinggi kangker pankreas
h. Untuk memfasilitasi ERCP pada pasien
EUS secara umum tidak diindikasikan dengan post surgical anatomy
untuk: i. Untuk penempatan tube pada usus
halus (contoh : feeding jejunostomy)
A. Staging tumor yang menunjukan
j. Dilatasi dari stricture
metastase dengan metode
k. Evaluasi setelah transplantasi usus
imaging lain ( jika tidak hasilnya
halus
merupakan dasar untuk
keputusan terapetik). Enteroscopy secara umum tidak
diindikasikan:
9
a. Ketika sumber dan perdarahan GIT A. Terpasang pacemaker jantung atau
sudah teridentifikasi melalui EGD / implan defibrilator
endoscopy. B. Diketahui atau dicurigai obstruksi
gastrointestinal, fistula atau striktur
(jinak atau ganas)
Video Kapsul Endoskopi
C. Adanya gangguan menelan
Kapsul endoskopi pada umumnya D. Pasien sedang hamil
diindikasikan untuk:
10
Acute Colonic Bleeding
Volume resuscitation
Puls blood transfusion
NG aspirate NG aspirate
negative negative
Proctoscopy Gastroduodenoscopy
Rule out anorectal bleeding + endoscopic treatment
99
or
Tc RBC scintigraphy Urgent colonoscopy
Positive Negative
Positive Negative
Algorithm for treatment of colorectal hemorrhage.(Reproduced with permission from Gordon PH, Nivatvong S(eds):
Principles and Practice of Surgery for the Colon, Rectum, and Anus, 2nd ed. New York: Marcel Dekker, Inc.,1999, p 1279)
11
KEPUSTAKAAN:
1. ASGE Guideline Appropriate use of GIT Endoscopy, Vol 75, No. 6 : 2012 , Page: 1127-
1131.
2. Kelli M. Bullard and David A. Rothenberger; Colon, Rektum, and Anus, Schwartzs
Priciples Of Surgery Mc Graw-Hill Medical Publishing Division, Eighth Edition., page:
1062-1065
12