PENGERTIAN SYAHADAT
Syahadatain terdiri dari syahadat tauhid dan syahadat risalah. Syahadat tauhid (Asyhadu allaa
Ilaa ha Illallah) adalah pengakuan dan persaksian bahwa Tidak ada tuhan selain Allah, dan
syahadat risalah (Wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah) adalah pengakuan dan persaksian
bahwa Muhammad adalah utusan Allah.Kata Asyhadu secara etimologis berasal dari kata
syaha da yang mempunyai tiga pengertian : musyahadah (menyaksikan), syahadah (kesaksian)
dan half (sumpah). Antara ketiga pengertian tersebut terdapat relevansi yang kuat, yaitu :
seseorang akan bersumpah bila dia memberi kesaksian, dan dia akan memberikan kesaksian bila
dia menyaksikan. Berdasarkan pengertian tersebut maka syahadat seseorang (bahwa
sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah semata, dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah)
harus mencakup ketiga pengertian diatas :
Inti syahadah yang pertama (Asyhadu allaa Ilaa ha Illallah) adalah beribadah hanya kepada Allah
SWT semata. Sedangkan inti dari syahadah yang kedua (Wa asyhadu anna Muhammadan
Rasulullah) adalah menjadikan Rasulullah sebagai titik pusat keteladanan (uswah hasanah) baik
dalam hubungan dengan Allah SWT secara vertikal maupun dalam hubungan dengan manusia
secara horisontal.
Jika seseorang memasuki ruang yang tetrutup, dia memerlukan password atau kunci untuk
membuka pintunya. Demikian juga untuk masuk Islam, seseorang harus terlebih dahulu harus
mengucapkan kalimat syahadatain (dua syahadat), yaitu laa ilaaha illallah dan
Muhammadurrasuulullah. Inilah kunci Islam itu. Dengannya, seorang Muslim bisa mendapatkan
semua yang dijanjikan Allah SWT, baik berupa diterimanya amal di dunia hingga pahala yang
melimpah ruah di akhirat kelak. Tanpa kunci itu, semua amal sebaik apapun dalam pandangan
manusia- tidak ada nilainya di hadapan Allah SWT.
Kalimat laa ilaaha illallah, mengandung prinsip ikhlas. Demikian itu karena kata ilah, yang
umumnya diterjemahkan dengan tuhan ternyata mengandung pengertian yang jauh lebih
spesifik. Imam Ibnu Taimiyah menjelaskan arti kata ilah dengan mengatakan, Segala sesuatu
yang dicenderungi hati dengan seluruh perasaan cinta, pengagungan, penghormatan, pemuliaan,
rasa takut, rasa harap, dan lainnya. Maka kalimat laa ilaaha illallah berarti tidak ada sesuatu
yang dicenderungi oleh hati dengan seluruh perasaan cinta, kecuali Allah SWT. Dalam kalimat
ini terkandung hakikat ikhlas itu, di mana seseorang hanya mengharapkan ridha dan pahala Allah
dalam beramal, sebelum mendapatkan berbagai tujuan duniawi.
Firman Allah, siapa yang ingkar kepada thaghut itu adalah makna dari Laa ilaha rukun yang
pertama. Sedangkan firman Allah, dan beriman kepada Allah adalah makna dari rukun kedua,
illallah. Begitu pula firman Allah Subhanahu wa Taala kepada Nabi Ibrahim alaihis salam :
Artinya : Sesungguhnya aku berlepas diri terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku
menyembah) Tuhan yang menjadikanku . [Az-Zukhruf: 26-27]
Firman Allah Subhanahu wa Taala , Sesungguhnya aku berlepas diri ini adalah makna nafyu
(peniadaan) dalam rukun pertama. Sedangkan perkataan, Tetapi (aku menyembah) Tuhan yang
menjadikanku, adalah makna itsbat (penetapan) pada rukun kedua.
1. Rukun Syahadat Risalah (Muhammad Rasulullah)
Syahadat ini juga mempunyai dua rukun, yaitu kalimat abduhu wa rasuluh (hamba dan
utusanNya). Dua rukun ini menafikan ifrath (berlebih-lebihan) dan tafrith (meremehkan) pada
hak Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Beliau adalah hamba dan rasulNya. Beliau adalah
makhluk yang paling sempurna dalam dua sifat yang mulia ini, di sini artinya hamba yang
menyembah. Maksudnya, beliau adalah manusia yang diciptakan dari bahan yang sama dengan
bahan ciptaan manusia lainnya. Juga berlaku atasnya apa yang berlaku atas orang lain. Beliau
hanya memberikan hak ubudiyah kepada Allah dengan sebenar-benarnya.
Rasul artinya, orang yang diutus kepada seluruh manusia dengan misi dakwah kepada Allah
sebagai basyir (pemberi kabar gembira) dan nadzir (pemberi peringatan). Persaksian untuk
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dengan dua sifat ini meniadakan ifrath dan tafrith pada
hak Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
3. APLIKASI MAKNA SYAHADATAIN DAN IMPLIKASINYA
Syahadatain memiliki makna yang sangat luar biasa bagi umat islam, karena beberapa hal :
Pengakuan atas keesaan Allah SWT ini perlu disempurnakan di dunia dengan mengucapkan,
memahami dan melaksanakan syahadatain sesuai dengan ajaran Islam.
Bersaksi dengan laa ilaaha illallah harus dengan tujuh syarat. Tanpa syarat-syarat itu syahadat
tidak akan bermanfaat bagi yang mengucapkannya. Secara global tujuh syarat itu adalah:
Menurut Prof. DR. Yunahar Ilyas, Lc., M.A, hal hal yang dapat membatalkan Syahadatain
adalah sebagai berikut :