Anda di halaman 1dari 8

1.

PENGERTIAN SYAHADAT

Syahadatain terdiri dari syahadat tauhid dan syahadat risalah. Syahadat tauhid (Asyhadu allaa
Ilaa ha Illallah) adalah pengakuan dan persaksian bahwa Tidak ada tuhan selain Allah, dan
syahadat risalah (Wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah) adalah pengakuan dan persaksian
bahwa Muhammad adalah utusan Allah.Kata Asyhadu secara etimologis berasal dari kata
syaha da yang mempunyai tiga pengertian : musyahadah (menyaksikan), syahadah (kesaksian)
dan half (sumpah). Antara ketiga pengertian tersebut terdapat relevansi yang kuat, yaitu :
seseorang akan bersumpah bila dia memberi kesaksian, dan dia akan memberikan kesaksian bila
dia menyaksikan. Berdasarkan pengertian tersebut maka syahadat seseorang (bahwa
sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah semata, dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah)
harus mencakup ketiga pengertian diatas :

Musyahadah dengan hati dan pikiran


Syahadah dengan lisan
Half dengan menghilangkan segala keragusn.

Inti syahadah yang pertama (Asyhadu allaa Ilaa ha Illallah) adalah beribadah hanya kepada Allah
SWT semata. Sedangkan inti dari syahadah yang kedua (Wa asyhadu anna Muhammadan
Rasulullah) adalah menjadikan Rasulullah sebagai titik pusat keteladanan (uswah hasanah) baik
dalam hubungan dengan Allah SWT secara vertikal maupun dalam hubungan dengan manusia
secara horisontal.

Urgensi seorang Muslim bersyahadat :

Pintu Masuk dalam Islam (Al-Madkhal ila Al-Islam)

Jika seseorang memasuki ruang yang tetrutup, dia memerlukan password atau kunci untuk
membuka pintunya. Demikian juga untuk masuk Islam, seseorang harus terlebih dahulu harus
mengucapkan kalimat syahadatain (dua syahadat), yaitu laa ilaaha illallah dan
Muhammadurrasuulullah. Inilah kunci Islam itu. Dengannya, seorang Muslim bisa mendapatkan
semua yang dijanjikan Allah SWT, baik berupa diterimanya amal di dunia hingga pahala yang
melimpah ruah di akhirat kelak. Tanpa kunci itu, semua amal sebaik apapun dalam pandangan
manusia- tidak ada nilainya di hadapan Allah SWT.

Konklusi Ajaran Islam (Khulaashah Taalim Al-Islam)


Materi dua kalimat syahadat terdiri dari dua prinsip. Pertama, pengakuan akan tiadanya tuhan
(ilah) selain Allah dan kedua, pengakuan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Kedua prinsip
ini mengandung dua konklusi ajaran Islam, yang keduanya menjadi landasan bagi diterimanya
amal. Jika seorang Muslim mengamalkan suatu amalan, baik itu berupa ibadah mahdhah
(khusus), seperti shalat, atau ibadah amah (umum) seperti sedekah, maka kedua landasan itu
harus melekat padanya. Pertama, ikhlas karena Allah dan kedua, sesuai dengan petunjuk
Rasulullah SAW.

Ikhlas Karena Allah SWT

Kalimat laa ilaaha illallah, mengandung prinsip ikhlas. Demikian itu karena kata ilah, yang
umumnya diterjemahkan dengan tuhan ternyata mengandung pengertian yang jauh lebih
spesifik. Imam Ibnu Taimiyah menjelaskan arti kata ilah dengan mengatakan, Segala sesuatu
yang dicenderungi hati dengan seluruh perasaan cinta, pengagungan, penghormatan, pemuliaan,
rasa takut, rasa harap, dan lainnya. Maka kalimat laa ilaaha illallah berarti tidak ada sesuatu
yang dicenderungi oleh hati dengan seluruh perasaan cinta, kecuali Allah SWT. Dalam kalimat
ini terkandung hakikat ikhlas itu, di mana seseorang hanya mengharapkan ridha dan pahala Allah
dalam beramal, sebelum mendapatkan berbagai tujuan duniawi.

Mengikuti Petunjuk Rasulullah SAW


Kalimat syahadat yang kedua adalah Muhammadurrasuulullah yang artinya Muhammad adalah
utusan Allah. Syahadat kedua ini juga mengandung prinsip dasar ajaran bahwa Muhammad
SAW adalah ikutan dan rujukan dalam praktik ibadah kepada Allah SWT, karena beliaulah
wasiithah (perantara) yang menghubungkan umat manusia dengan Allah SWT. Untuk dapat
menegakkan prinsip ini, seorang Muslim harus ittiba (mengikuti) petunjuk Rasulullah dalam
setiap gerak dan amalannya. Allah SWT berfirman,
Katakanlah (wahai Muhammad), Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah
aku (QS. Ali Imran : 31)

2. RUKUN SYAHADAT AIN


1. Rukun syahadat tauhid (Laa ilaaha illallah)
Laa ilaaha illallah mempunyai dua rukun: An-Nafyu atau peniadaan: Laa ilaha membatalkan
syirik dengan segala bentuknya dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah
selain Allah.
Al-Itsbat (penetapan): illallah menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah
kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekuensinya. Makna dua rukun ini
banyak disebut dalam ayat Al-Quran, seperti firman Allah Subhanahu wa Taala.
Artinya : Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beri-man kepada
Allah, makasesungguhnya ia telah berpegang kepa-da buhul tali yang amat kuat [Al-
Baqarah: 256]

Firman Allah, siapa yang ingkar kepada thaghut itu adalah makna dari Laa ilaha rukun yang
pertama. Sedangkan firman Allah, dan beriman kepada Allah adalah makna dari rukun kedua,
illallah. Begitu pula firman Allah Subhanahu wa Taala kepada Nabi Ibrahim alaihis salam :

Artinya : Sesungguhnya aku berlepas diri terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku
menyembah) Tuhan yang menjadikanku . [Az-Zukhruf: 26-27]
Firman Allah Subhanahu wa Taala , Sesungguhnya aku berlepas diri ini adalah makna nafyu
(peniadaan) dalam rukun pertama. Sedangkan perkataan, Tetapi (aku menyembah) Tuhan yang
menjadikanku, adalah makna itsbat (penetapan) pada rukun kedua.
1. Rukun Syahadat Risalah (Muhammad Rasulullah)
Syahadat ini juga mempunyai dua rukun, yaitu kalimat abduhu wa rasuluh (hamba dan
utusanNya). Dua rukun ini menafikan ifrath (berlebih-lebihan) dan tafrith (meremehkan) pada
hak Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Beliau adalah hamba dan rasulNya. Beliau adalah
makhluk yang paling sempurna dalam dua sifat yang mulia ini, di sini artinya hamba yang
menyembah. Maksudnya, beliau adalah manusia yang diciptakan dari bahan yang sama dengan
bahan ciptaan manusia lainnya. Juga berlaku atasnya apa yang berlaku atas orang lain. Beliau
hanya memberikan hak ubudiyah kepada Allah dengan sebenar-benarnya.

Rasul artinya, orang yang diutus kepada seluruh manusia dengan misi dakwah kepada Allah
sebagai basyir (pemberi kabar gembira) dan nadzir (pemberi peringatan). Persaksian untuk
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dengan dua sifat ini meniadakan ifrath dan tafrith pada
hak Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
3. APLIKASI MAKNA SYAHADATAIN DAN IMPLIKASINYA

Syahadatain memiliki makna yang sangat luar biasa bagi umat islam, karena beberapa hal :

1. Pintu Masuk dalam Islam


Diterimanya iman dan amal seseorang adalah dengan pernyataan syahadatain. Tanpa
mengucapkan kalimat syahadat maka amal yang dikerjakan bagaikan abu atau fatamorgana yang
terlihat tapi tidak ada. Karena ia adalah pembeda antara keimanan dan kekufuran. Allah
berfirman dalam. Dan Kami menghadap kepada apa yang mereka telah kerjakan dari amal
(baik), lalu Kami jadikan dia debu yang berterbangan. (QS 25:23)
Kesempurnaan iman seseorang bergantung kepada pemahaman dan pengamalan syahadat. Pada
dasarnya setiap manusia telah mengakui Allah sebagai Tuhan mereka ketika di dalam rahim,
Allah berfirman:
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini
Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami
(bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan). (QS 7:172).

Pengakuan atas keesaan Allah SWT ini perlu disempurnakan di dunia dengan mengucapkan,
memahami dan melaksanakan syahadatain sesuai dengan ajaran Islam.

2. Intisari Ajaran Islam


Pemahaman muslim terhadap Islam bergantung kepada pemahaman pada syahadatain. Ketika
seorang memahami makna syahadat dengan benar dan mengetahui tuntutan syahadat itu,
sesungguhnya ia telah memahami intisari ajaran islam. Karena di dalam dua kalimat sederhana
ini mengandung tiga hal penting.
Pertama: Pernyataan Laa Ilaaha illa Allah merupakan penerimaan penghambaan kepada Allah
SWT saja. Wujud penyerahan diri seorang hamba hanya kepada Allah saja yang menciptakan
manusia. Allah berfirman : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembahKu. (QS 51:56)
Kedua: Pernyataan Muhammad Rasulullah merupakaan pengakuan bahwa Muhammad
adalah utusan Allah, teladan dan panutan dalam mengikuti aturan Allah. Sebagaimana firman
Allah: Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.. QS 33:21.
Ketiga: Penghambaan kepada Allah SWT meliputi seluruh aspek kehidupan. Ia mengatur
hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan dirinya sendiri dan dengan masyarakatnya.
Seluruh aktifitas hidup manusia secara individu, masyarakat dan negara mesti ditujukan
mengabdi kepada Allah SWT saja. Allah berfirman:
Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan
kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu
bertakwa. QS 6:153
3. Dasar Perubahan
Syahadatain mampu merubah manusia dalam aspek keyakinan, pemikiran, maupun jalan
hidupnya. Perubahan meliputi berbagai aspek kehidupan manusia secara individu maupun
masyarakat. Ada perbedaan penerimaan syahadat pada generasi pertama umat muhammad
dengan generasi sekarang. Perbedaan tersebut disebabkan pemahaman terhadap makna
syahadatain secara bahasa dan pemaknaan, serta sikap konsisten terhadap syahadat tersebut
dalam pelaksanaan ketika menerima maupun menolak.
Umat terdahulu langsung berubah ketika menerima syahadatain. Sehingga mereka yang tadinya
bodoh menjadi pandai, yang kufur menjadi beriman, yang bergelimang dalam maksiat menjadi
takwa dan ahli ibadah, yang sesat mendapat hidayah. Masyarakat yang tadinya bermusuhan
menjadi bersaudara di jalan AllahSWT.
Perubahan individu contohnya terjadi pada Mushab bin Umair yang sebelum mengikuti dakwah
Rasul merupakan pemuda yang paling terkenal dengan kehidupan glamour di kota Mekkah.
Tetapi setelah menerima Islam, ia menjadi pemuda yang sederhana, sebagai dai Rasul untuk kota
Madinah. Yang kemudian syahid pada peperangan Uhud.
Beberapa reaksi masyarakat Quraisy terhadap kalimat tauhid sangat beragam. Mereka yang
menggunakan akalnya akan dapat mudah menerima kalimat tauhid tetapi sebaliknya mereka
yang menggunakan hawa nafsu serta adanya berbagai kepentingan akan menyulitkan mereka
memahami kalimat tauhid. Allah berfirman : Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan
kepada mereka: Laa ilaaha illa Allaah (Tiada Tuhan melainkan Allah) mereka menyombongkan
diri dan mereka berkata: Apakah sesungguhnya kami gila? Sebenarnya dia (Muhammad) telah
datang membawa kebenaran dan membenarkan Rasul-rasul sebelumnya. (QS 37:35-37)
4. Hakikat Dakwah para Rasul
Setiap Rasul semenjak Nabi Adam AS hingga nabi besar Muhammad SAW membawa misi
dakwah yang sama yaitu Tauhid. Dakwah Rasul senantiasa membawa umat kepada pengabdian
terhadap Allah SWT saja. Allah berfirman: Katakanlah! Sesungguhnya aku ini hanya seorang
manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu
adalah Tuhan Yang Esa. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka
hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadah kepada Tuhannya. (QS 18:110)
5. Memiliki Keutamaan yang Besar
Banyak ganjaran dan pahala yang diberikan oleh Allah SWT dan dijanjikan oleh Nabi
Muhammad SAW. Keutamaan ini selalu dikaitkan dengan aplikasi dan implikasi syahadat dalam
kehidupan sehari-hari. Keutamaan yang paling besar Adalah surga Allah. Rosulullah mengatakan
: Dua perkara yang pasti. Maka seorang sahabat bertanya, Apakah perkara itu wahai
Rasulullah? Rasulullah menjawab: Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan
Allah dengan sesuatu, ia akan masuk surga (HR Ahmad)

4. SYARAT SYARAT SYAHADATAIN


Syarat-syarat Laa ilaha illallah

Bersaksi dengan laa ilaaha illallah harus dengan tujuh syarat. Tanpa syarat-syarat itu syahadat
tidak akan bermanfaat bagi yang mengucapkannya. Secara global tujuh syarat itu adalah:

1. Ilmu, yang menafikan jahl (kebodohan).


Artinya memahami makna dan maksudnya . Mengetahui apa yang ditiadakan dan apa yang
ditetapkan, yang menafikan ketidaktahuannya dengan hal tersebut. Allah Subhanahu wa
Taala berfirman: Artinya : Akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa`at ialah) orang
yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini (nya). [Az-Zukhruf : 86].
Maksudnya orang yang bersaksi dengan laa ilaaha illallah, dan memahami dengan hatinya
apa yang diikrarkan oleh lisannya. Seandainya ia mengucapkannya, tetapi tidak mengerti apa
maknanya, maka persaksian itu tidak sah dan tidak berguna.
2. Yaqin (yakin), yang menafikan syak (keraguan).
Yaqin (yakin). Orang yang mengikrarkannya harus meyakini kandungan sya-hadat itu.
Manakala ia meragukannya maka sia-sia belaka persaksian itu. Allah Subhanahu wa Taala
berfirman: Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu [Al-Hujurat :
15]. Kalau ia ragu maka ia menjadi munafik. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Artinya : Siapa yang engkau temui di balik tembok (kebon) ini, yang menyaksikan bahwa
tiada ilah selain Allah dengan hati yang meyakininya, maka berilah kabar gembira dengan
(balasan) Surga. [HR. Al-Bukhari]. Maka siapa yang hatinya tidak meyakininya, ia tidak
berhak masuk Surga.
3. Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan).
Menerima kandungan dan konsekuensi dari syahadat; menyem-bah Allah semata dan
meninggalkan ibadah kepada selainNya.
4. Inqiyad (patuh), yang menafikan tark (meninggalkan).
5. Ikhlash, yang menafikan syirik.
Yaitu mengucapkan kalimat ini dan hatinya juga membenarkan-nya. Manakala lisannya
mengucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka ia adalah munafik dan pendusta.
6. Shidq (jujur), yang menafikan kadzib (dusta).
7. Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha (kebencian).

Syarat Syahadat Risalah Anna Muhammadan Rasulullah


1. Mengakui kerasulannya dan meyakininya di dalam hati.
2. Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan.
3. Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran kebenaran yang telah dibawanya serta
meninggalkan kebatilan yang telah dicegahnya.
4. Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang gha-ib, baik yang sudah
lewat maupun yang akan datang.
5. Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak, orangtua serta
seluruh umat manusia.
6. Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta mengamalkan
sunnahnya.
5. YANG MEMBATALKAN SYAHADAT

Menurut Prof. DR. Yunahar Ilyas, Lc., M.A, hal hal yang dapat membatalkan Syahadatain
adalah sebagai berikut :

1. Bertawakal bukan kepada Allah


2. Tidak mengakui bahwa semua nikmat lahir maupun batin adalah karunia Allah SWT.
3. Beramal dengan tujuan selain Allah
4. Memberikan hak menghalalkan dan mengharamkan, hak memerintah dan melarang, atau
hak menentukan syariat atau hukum pada umumnya kepada selain Allah SWT
5. Taat secara mutlak kepada selain Allah dan Rasulnya
6. Tidak menegakkan hukum Allah SWT
7. Membenci Islam, seluruh atau sebagiannya
8. Mencintai kehidupan dunia melebihi akhirat atau menjadikan dunia segala galanya
9. Memperolok olok Al Quran dan Sunnah atau orang orang yang menegakkan
keduanya, atau memperolok olok hukum Allah dan syiar Islam
10. Menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan
Nya
11. Tidak beriman dengan seluruh nash nash Al Quran dan Sunnah
12. Mengangkat orang orang kafir menjadi pemimpin dan tidak mencintai orang orang
yang beraqidah Islam
13. Tidak menyenangi tauhid, malah menyenabgi kemusyrikan
14. Beribadah bukan kepada Allah SWT
15. Memungkiri salah satu sifat Rasul yang telah ditetapkan Allah SWT
16. Menyatakan bahwa makna yang tersurat dari suatu ayat bertentangan dengan makna yang
tersirat.
17. Mengkafirkan orang Islam dan menghalalkan darahnya serta tidak mengkafirkan orang
kafir Melakukan syirik kecil, dll

Anda mungkin juga menyukai