Chapter III PDF
Chapter III PDF
TINJAUN PUSTAKA
2.1.1 Habitat
di benua Amerika terutama kawasan Amerika Tengah dan Amerika Selatan dan
2.1.2 Morfologi
Batang : Batang gilik, percabangan simpodial, ujung rebah, kulit batang coklat
muda.
Daun : Daun srikaya bulat memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi rata,
panjang 6-17cm dan lebar 2,5-7,5 cm, tangkai daun pendek, tulang
Bunga : Bunga tunggal, dalam berkas 1-2 berhadapan atau disamping daun,
warnanya hijau berserbuk putih, jika sudah masak anak buah akan
19
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dycotyledonae
Bangsa : Ranunculales
Suku : Annonaceae
Marga : Annona
2008)
camphor, terpen dan alkaloid, disamping itu akarnya juga mengandung saponin,
tannin dan polifenol. Biji mengandung minyak, resin, dan bahan beracun yang
bersifat iritan. Buah mengandung asam amino, gula buah dan mucilago (Anonim
2010).
luka, borok dan ekzema. Biji berhasiat memacu encim pencernaan, antelmentikum
20
2.2 Ekstraksi
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Senyawa
aktif yang dikandung oleh simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan
cara ekstraksi yang tepat. Simplisia yang lunak seperti rimpang dan daun mudah
diserap oleh pelarut, karena itu pada proses ekstraksi tidak perlu diserbuk sampai
halus. Simplisia yang keras seperti biji, kulit kayu dan kulit akar susah diserap
oleh pelarut, karena itu perlu diserbuk sampai halus (Depkes, 2000).
1. Maserasi
2. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna,
21
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya selama
waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya
4. Sokletasi
5. Digesti
6. Infuns
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana
7. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (> 30omenit) dan
2.3 Gel
Gel didefenisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri dari
suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau moleikul
organik yang besar dan saling diresapi cairan. Gel umumnya merupakan suatu
sediaan semi padat yang jernih, tembus cahaya dan mengandung zat aktif,
22
yang saling berikatan pada fase terdispersi. Makromoleikul pada sediaan gel
disebarkan keseluruh cairan sampai tidak terlihat ada batas diantaranya, disebut
dengan gel satu fase. Jika massa gel terdiri dari kelompok-kelompok partikel kecil
yang berbeda maka gel ini dikelompokkan dalam dua fase (Ansel 1989).
meliputi gom alam tragakan, pectin, karagen, agar, asam alginat, serta bahan
dengan gugus karboksil yang terionisasi. Gel dibuat dengan proses peleburan atau
diperlukan suatu prosedur khusus berkenaan dengan sifat mengembang dari gel
Dasar gel yang umum digunakan adalah gel hidrofobik dan hidrofilik.
2. Dasar gel hidrofilik umumnya terdiri dari moleikul organik dari fase
tidak adanya daya tarik menarik dari bahan hidrofobik. Sistem koloid
hidrofilik biasanya lebih mudah untuk dibuat dan memiliki stabilitas yang
23
(Voigt,1994).
pemakaian metil dan propil paraben yang umumnya disatukan dalam bentuk
penguapan yaitu untuk menghindari masalah pengeringan. Oleh karena itu untuk
telah tertutup baik tetap tidak menjamin perlindungan yang memuaskan (voigt,
1994).
serbuk atau butiran putih, tidak memiliki bau dan rasa. Sangat sukar larut dalam
eter, etanol atau aseton. Dapat mudah larut dalam air panas dan akan segera
24
secara luas banyak digunakan. HPMC digunakan sebagai agen pengemulsi, agen
pensuspensi dan sebagai agen penstabil pada sediaan topikal seperti gel dan salep.
Sebagai koloid pelindung yang dapat mencegah tetesan air dan partikel dari
dalam pembuatan sediaan farmasi dan kosmetik, khususnya untuk zat-zat yang
tidak stabil atau tidak dapat larut dalam air. Propilenglikol adalah cairan bening,
tidak berwarna kental dan hampir tdak berwarna, kental dan hampir tidak berbau.
Memiliki rasa manis sedikit tajam menyerupai gliserol. Dalam kondisi biasa
propilen glikol stabil dalam wadah yang tertutup baik, dan juga merupakan suatu
zat kimia yang stabil bila dicampur dengan gliserin, air dan alkohol.
25
H H H
H C C C H
H H H
hampir tidak berwarna dan tidak mempunyai rasa kemudian agak membakar
O OCH3
OH
prodak makanan dan formulasi farmasi dan baik digunakan dalam kombinasi
dengan panjangnya rantai alkil. Namun dapat menurunkan kelarutan terhadap air
26
xylinum. Nata dapat dibuat dengan menggunakan bahan baku air kelapa, limbah
air tahu, limbah industri nanas. Nata de coco adalah nata yang dibuat dengan
bahan baku air kelapa, sebenarnya tidak memiliki rasa, namun karena diolah
dihasilkan mempunyai rasa yang enak (Suryani dkk, 2005). Nata de coco berasal
dari Filipina, kata coco berasal dari Cocos nucifera, nama latin dari kelapa.
Sementara nama nata diambil dari nama tuan Nata yang telah berhasil
menciptakan nata de coco. Nata de coco memiliki bentuk padat, berwarna putih
seperti kolang-kaling dan terasa kenyal, yang mengandung air cukup banyak
(80%), dan dapat disimpan lama. Nata de coco mengandung nilai nutrisi yang
Nata de coco adalah selulosa bakteri yang merupakan hasil sintesa dari
gula oleh bakteri pembentuk nata yaitu Acetobakter xylinum (Wahyudi, 2003).
Bakteri Acetobacter xylinum dapat merubah gula sebesar 19% pada medium
menjadi selulosa. Selulosa yang terbentuk dalam media tersebut berupa benang-
benang yang membentuk jalinan-jalinan yang akan menebal menjadi lapisan nata.
27
pembentukan nata adalah pada suhu kamar antara 28-32oC (Multazam, 2009).
2.5 Kulit
permukaan tubuh dan mempunyai berat 5% dari berat total badan. Secara anatomi,
kulit terdiri dari banyak lapisan jaringan, tetapi pada umumnya kulit dibagi dalam
tiga lapisan jaringan yaitu: epidermis, dermis dan hipodermis (Lachman, dkk,
1994).
Stratum korneum adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas
beberapa sel yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah
2. Stratum lusidum
28
3. Stratum granulosum
5. Stratum basalis terdiri atas selsel kubus yang tersusun vertikal dan
pembuluh limfe, folikel rambut, kelenjar lemak, kelenjar keringat, otot dan
Lapisan ini terutamanya adalah lapisan adipose, yang memberikan bantalan dan
selaput lender yang melapisi rongga-rongga dan lubang masuk. Kulit mempunyai
banyak fungsi yaitu di dalamnya tedapat ujung saraf peraba, membantu mengatur
suhu dan mengendalikan hilanggnya air dari tubuh, juga mempunyai sedikit
2.5.1 Kulit merupakan organ terbesar yang meliputi bagian luar dan dari seluruh
tubuh dan juga membentuk pelindung terhadap lingkungan. Bagian luar yang kuat
dan kering menandakan sifat fisik kulit. Morfologi dan ketebalan kulit berbeda
29
struktur, suhu, pH dan keseimbangan oksigen dan karbondioksida. Sifat asam dari
kulit ditemukan pertama sekali oleh Heus pada tahun 1882 dan kemudian
disahkan oleh Schade dan Marchionini pada tahun 1928, yang dianggap bahwa
asam dan beberapa literature saat ini menyatakan bahwa pH permukaan kulit
Sebuah variasi permukaan pH kulit terjadi pada setiap orang karena tidak
semua permukaan kulit orang terkena kondisi yang sama seperti perbedaan cuaca.
Banyak penelitian mengatakan bahwa pH kulit alami adalah pada rata-rata 4,7 dan
sering dilaporkan bahwa pH kulit antara 5,0 dan 6,8, pH permukaan kulit tidak
hanya bervariasi di lokasi yang berbeda, tetapi dapat juga mempengaruhi profil
Tujuan utama penggunaan obat topikal pada terapi adalah untuk menghasilkan
dan deodorant terutama bekerja di permukaan kulit saja. Hal ini memerlukan
penetrasi difusi dari kulit atau absorbsi perkutan (Lachman, dkk., 1994).
obat melalui stratum korneum yang terdiri dari kurang lebih 40% protein
(umumnya keratin) dan 40% air. Stratum korneum sebagai jaringan keratin
bersifat semi fermiabel dan moleikul obat berpenetrasi dengan cara difusi pasif.
30
obat, kelarutannya dalam air. Bahanbahan yang mempunyai sifat larut dalam
keduanya minyak dan air merupakan bahan yang baik untuk difusi melalui
sifat fisika kimia obat dan juga bergantung pada zat pembawa, pH dan
dalam keadaan baik atau terluka, umur kulit, perbedaan spesies dan kelembaban
2.7 Luka
Luka merupakan rusaknya sebahagian dari jaringan tubuh. Luka sering sekali
atas karena zat kimia, luka termis dan luka mekanis. Pada luka mekanis
berdasarkan luka yang terjadi bervariasi bentuk dan dalamnya, sesuai dengan
menjadi :
31
dapat karena factor eksogen. Pada luka kronik luka gagal sembuh pada
Penyembuhan luka dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan infeksi adalah sebab
reaksi vaskuler kompleks pada jaringan ikat yang ada pembuluh darahnya. Reaksi
untuk tidak mengalami infeksi meluas tak terkendali. Proses inflamasi sangat
berhubungan erat dengan penyembuhan luka. Tanpa adanya inflamasi tidak akan
terjadi proses penyembuhan luka, luka akan tetap menjadi sumber nyeri sehingga
(Anonim 2010)
Proses penyembuhan luka dibagi dalam tiga fase yaitu fase inflamasi
32
Hemostatis tejadi karena trombosit yang keluar dari pembuluh darah saling
darah.
pembengkakan.
2. Fase poliferasi
proses poliferase fibrolas. Fase ini berakhir dari akhir fase inflamasi
sampai kirakira akhir minggu ketiga. Pada fase ini serat kolagen yang
3. Fase penyudahan
Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan
kembali jaringan yang berlebih dan pembentukan jaringan baru, Fase ini
Wim, 1997).
33
mati atau rusak dengan jaringan baru oleh tubuh dengan jalan regenerasi. Luka
kekuatan jaringan yang mencapai normal. Setiap kejadian luka, mekanisme tubuh
tersebut dengan membentuk struktur baru, dan fungsional sama dengan keadaan
yang bersifat lokal, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh factor endogen seperti
2010).
34