Trikiasis, kelainan dimana bulu mata mengarah pada bola mata yang akan menggosok
kornea atau konjungtiva.
Entropion, suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo palpebra kea
rah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan konjungtiva dan kornea (trikiasis).
Ektropion, kelainan posisi kelopa mata dimana tepi kelopak mata membeber atau
mengarah keluar sehingga bagian dalam kelopak mata atau konjungtiva tarsal
berhubungan langsung dengan dunia luar.
Ptosis, keadaan dimana kelopak mata atas tidak dapat diangkat atau terbuka sehingga
celah kelopak mata menjadi lebih kecil dibandingkan dengan keadaan normal.
Dengan kartu Snellen standar ini dapat ditentukan tajam penglihatan atau kemampuan
melihat seseorang, seperti :
Bila tajam penglihatan 6/6 maka berarti ia dapat melihat huruf pada jarak enam meter,
yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak enam meter.
Bila pasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan angka 30, berarti
tajam penglihatan pasien adalah 6/30.
Bila pasien hanya dapat membaca huruf pada baris yang menunjukkan angka 50, berarti
tajam penglihatan pasien adalah 6/50.
Bila tajam penglihatan adalah 6/60 berarti ia hanya dapat terlihat pada jarak enam meter
yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 60 meter.
Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen maka dilakukan uji
hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada jarak 60 meter.
Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada
jarak tiga meter, maka dinyatakan tajam 3/60.
Dengan pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai dampai 1/60, yang berarti
hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter.
Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajam penglihatan pasien yang lebih
buruk daripada 1/60. Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada
jarak 300 meter. Bila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak satu meter
berarti tajam penglihatannya adalah 1/300.
Kadang-kadang mata hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan tidak dapat melihat
lambaian tangan. Keadaan ini disebut sebagai tajam penglihatan 1/~. Orang normal
dapat melihat adanya sinar pada jarak tidak berhingga.
Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka dikatakan
penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta nol (Ilyas, 2009).
Schirmers Test
Untuk menilai kuantitas air mata, menilai kecepatan sekresi air mata dengan memakai
kertas filter Whatman 41 bergaris 5 mm30 mm dan salah satu ujungnya berlekuk berjarak 5
mm dari ujung kertas . Kertas lakmus merah dapat juga dipakai dengan melihat perubahan
warna. Perbedaan kertas lakmus dengan kertas filter hanya sedikit. Ratarata hasil bila
memakai Whatman 41 adalah 12 mm (1 mm27 mm) sedangkan lakmus merah 10 mm (0
mm27 mm).
Uji Schirmer I dilakukan tanpa anestesi topikal untuk mengukur refleks sekresi air mata.
Ujung kertas berlekuk diinsersikan ke sakus konjuntiva forniks inferior pada pertemuan
medial dan 1/3 temporal palpebra inferior. Pasien dianjurkan menutup mata perlahan-lahan
tetapi sebagian peneliti menganjurkan mata tetap dibuka dan melihat keatas. Lama
pemeriksaan 5 menit dan diukur bagian kertas yang basah, diukur mulai dari lekukan. Nilai
normal adalah 10mm - 25mm, 10mm - 30mm.
Uji Schirmer II dengan penetesan anestesi topikal untuk menghilangkan efek iritasi
lokal pada sakkus konjuntiva, berfungsi untuk mengukur sekresi basal air mata. Kemudian
syaraf trigeminus dirangsang dengan memasukkan kapas lidi kemukosa nasal atau dengan
zat aromatik amonium, maka nilai schirmer akan bertambah oleh adanya reflek sekresi.
Pemeriksaan ini yang diukur adalah sekresi basal karena stimulasi dasar terhadap refleks
sekresi telah dihilangkan.