kegiatan produksi(setting-up). Besar kecilnya biaya pemesanan akan sangat bergantung pada
seberapa sering pesanan akan dibuat dengan jumlah/volume pesanan barang sedikit per
pesanan atau sekaligus dalam jumlah besar sekali pesan dengan maksud untuk meminimalkan
Menurut Mulyono(2002, p301), ordering costs adalah biaya yang berhubungan dengan
penambahan persediaan yang dimiliki. Biaya ini biasanya dinyatakan dalam rupiah per
pesanan dan tidak terkait dengan volume pemesanan. Jadi ordering costs berhubungan
positifdengan frekuensi persediaan. Termasuk dalam kelompok ini adalah biaya pengiriman,
pesanan beli, inspeksi penerimaan dan pencatatan. Ordering costs biasanya berhubungan
terbalikdengan carrying costs, jika volume pesanan bertambah, ordering costs berkurang tapi
pesanan,tenaga kerja, dan sebagainya. Pada saat produk pesanan dibuat, timbul pula biaya
pemesanan, tetapi biaya ini dikenal dengan nama biaya pemasangan (Render dan Heizer,
2001, p319)
Sedangkan Subagyo et al. (2000, p207) menyatakan, ordering costs merupakan total biaya
pemesanan dan pengadaanbahan sehingga siap untuk dipergunakan atau diproses lebih lanjut
Render dan Heizer (2001, p319) menyatakan, biaya penyimpanan (holding costs) adalah
persediaan sepanjang waktu tertentu. Oleh karena itu, biaya penyimpanan juga
mencakup biaya yang berkaitan dengan gudang, seperti biaya asuransi, staffing
Siagian (1987, p18) menyatakan, holding costs atau biaya penyimpanan terdiri dari semua
ongkos yang berhubungan dengan biaya penyimpanan barang dalam stok. Biaya ini meliputi
bunga modal yang tertanam dalam persediaan, sewa gudang, asuransi, pajak, ongkos bongkar
muat, harga penyusutan, harga kerusakan, dan penurunan harga. Biasanya biaya ini
Holding costs atau carrying costs timbul karena perusahaan menyimpan persediaan. Biaya ini
sebagian besar merupakan biaya penyimpanan (secara fisik),di samping pajak dan asuransi
barang yang disimpan. Seringkali biaya penyimpanan dinyatakan per satuan nilai persediaan
Mulyono (2002, p301) mendefinisikan, carrying costs adalah biaya untuk memiliki dan
menyimpan persediaan selama periode tertentu. Biaya ini berhubungan positif dengan jumlah
persediaan dan terkadang dengan waktu penyimpanan. Termasuk dalam kelompok ini adalah
bunga atas dana yang ditanamkan dalam persediaan, sewa gudang, penyusutan, dan lain-lain.
Carrying costs dapatdinyatakan dalam dua cara, pertama, yang paling sering, adalah
dinyatakan dalam rupiah per unit persediaanper periode waktu. Kedua, dinyatakan sebagai
Fogarty (1991, pp185-192) menyatakan, holding costs ditimbulkan oleh hal hal yang
a. Capital Costs
Biaya ini timbul karena hilangnya kesempatan penggunaan modal untuk pembelian aset
b. Pajak
c. Asuransi
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menanggung resiko kerusakan barang yang
disimpan.
d. Obsolescence
barang.
Menurut Wignjosoebroto (2003 ,p388), biaya kelangkaan atau shortage costs yaitu biaya
Mulyono (2002, p301) menyatakan, shortage atau stockout costs tercipta jika
kelompok ini adalah ketidakpuasan konsumen dan potensi keuntungan yang tak terealisasi.
Siagian (1987, p18) menyatakan, shortage costs timbul akibat tidak terpenuhinya kebutuhan
konsumen. Kalau konsumen mau menunggu, maka biaya terdiri dari ongkos produksi yang
terburu-buru. Tetapi kalau kosumen tidak rela menunggu, maka biaya terdiri dari kehilangan
untung dan lebih-lebih lagi kehilangan kepercayaan. Biaya dari jenis ini umumnya mendapat
perhatianyang sungguh-sungguh karena akibatnyatidak segera terasa dan sifatnya merusak
Fogarty (1991, p185) menyatakan, stockout terjadi apabila jumlah stok yang ada tidak dapat
berkurangatau hilang. Kerugian ini bersifat intangible yang menyebabkan stockout cost sulit
untuk dihitung
Sumber :
HTTP://BELAJARTANPABUKU.BLOGSPOT.CO.ID/2013/03/PENGERTIAN-
ORDERING-COSTS-HOLDING.HTML