Anda di halaman 1dari 4

PENGERTIAN ORDERING COSTS,

HOLDING / CARRYING COSTS,


SHORTAGE / STOCKOUT COSTS

Pengertian Ordering Costs

Menurut Wignjosoebroto (2003, p388), biaya pemesanan(ordering / replenishment costs)

yaitu semua biaya yang meliputi biaya administrasi untuk pembelian/pemesanankepada

pemasok (supplier/vendor)dari luar, atau penggantian stok material yang dipakaiuntuk

kegiatan produksi(setting-up). Besar kecilnya biaya pemesanan akan sangat bergantung pada

seberapa sering pesanan akan dibuat dengan jumlah/volume pesanan barang sedikit per

pesanan atau sekaligus dalam jumlah besar sekali pesan dengan maksud untuk meminimalkan

biaya pemesanan itu sendiri.

Menurut Mulyono(2002, p301), ordering costs adalah biaya yang berhubungan dengan

penambahan persediaan yang dimiliki. Biaya ini biasanya dinyatakan dalam rupiah per

pesanan dan tidak terkait dengan volume pemesanan. Jadi ordering costs berhubungan

positifdengan frekuensi persediaan. Termasuk dalam kelompok ini adalah biaya pengiriman,

pesanan beli, inspeksi penerimaan dan pencatatan. Ordering costs biasanya berhubungan

terbalikdengan carrying costs, jika volume pesanan bertambah, ordering costs berkurang tapi

carrying costs bertambah.

Biaya pemesanan (ordering costs) mecakup biaya-biaya pasokan, formulir, pemrosesan

pesanan,tenaga kerja, dan sebagainya. Pada saat produk pesanan dibuat, timbul pula biaya

pemesanan, tetapi biaya ini dikenal dengan nama biaya pemasangan (Render dan Heizer,

2001, p319)

Sedangkan Subagyo et al. (2000, p207) menyatakan, ordering costs merupakan total biaya

pemesanan dan pengadaanbahan sehingga siap untuk dipergunakan atau diproses lebih lanjut

dengan kata lain, mencakup pula biaya-biaya pengangkutan, pengumpulan, pemilikan,


penyusunan dan penempatan di gudang, sampai kepada biaya- biaya manajerial dan klerikal

yang berhubungan dengan pemesanan sampai penempatan bahan / barang di gudang.

Holding / Carrying Costs

Render dan Heizer (2001, p319) menyatakan, biaya penyimpanan (holding costs) adalah

biaya-biaya yang berkaitan dengan penyimpanan atau penahanan(carrying)

persediaan sepanjang waktu tertentu. Oleh karena itu, biaya penyimpanan juga

mencakup biaya yang berkaitan dengan gudang, seperti biaya asuransi, staffing

tambahan, dan pembayaran bunga.

Siagian (1987, p18) menyatakan, holding costs atau biaya penyimpanan terdiri dari semua

ongkos yang berhubungan dengan biaya penyimpanan barang dalam stok. Biaya ini meliputi

bunga modal yang tertanam dalam persediaan, sewa gudang, asuransi, pajak, ongkos bongkar

muat, harga penyusutan, harga kerusakan, dan penurunan harga. Biasanya biaya ini

sebanding dengan jumlah persediaan dalam stok.

Holding costs atau carrying costs timbul karena perusahaan menyimpan persediaan. Biaya ini

sebagian besar merupakan biaya penyimpanan (secara fisik),di samping pajak dan asuransi

barang yang disimpan. Seringkali biaya penyimpanan dinyatakan per satuan nilai persediaan

(Subagyo et al., 2000, p208).

Mulyono (2002, p301) mendefinisikan, carrying costs adalah biaya untuk memiliki dan

menyimpan persediaan selama periode tertentu. Biaya ini berhubungan positif dengan jumlah

persediaan dan terkadang dengan waktu penyimpanan. Termasuk dalam kelompok ini adalah

bunga atas dana yang ditanamkan dalam persediaan, sewa gudang, penyusutan, dan lain-lain.

Carrying costs dapatdinyatakan dalam dua cara, pertama, yang paling sering, adalah

dinyatakan dalam rupiah per unit persediaanper periode waktu. Kedua, dinyatakan sebagai

persentase tertentu dari nilai persediaan, biasanya antara 10-40 persen.

Fogarty (1991, pp185-192) menyatakan, holding costs ditimbulkan oleh hal hal yang

berhubungan dengan penyimpanan barang. Resiko resiko penyimpanan

diantaranya adalah modal yang ditanamkan, kerusakan barang yang disimpan,


kadaluarsa kualitas, dan lain-lain. Resiko resiko ini menimbulkan biaya biaya yang

menjadi komponen holding costs. Komponen komponen holding costs adalah:

a. Capital Costs

Biaya ini timbul karena hilangnya kesempatan penggunaan modal untuk pembelian aset

aset lain yang lebih menguntungkan bagi perusahaan.

b. Pajak

Pajak ini dikenakan terhadap barang yang disimpan.

c. Asuransi

Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menanggung resiko kerusakan barang yang

disimpan.

d. Obsolescence

Merupakan penyusutan kualitas dari produk yang disimpan.

e. StorageMeliputi biaya yang dikeluarkan untuk fasilitas fasilitas penyimpanan

barang.

Shortage / Stockout Costs

Menurut Wignjosoebroto (2003 ,p388), biaya kelangkaan atau shortage costs yaitu biaya

yang harus dikeluarkan sebagai konsekuensi kekurangan atau kelangkaan persediaan.

Mulyono (2002, p301) menyatakan, shortage atau stockout costs tercipta jika

permintaan tak dapat dipenuhi karena kekosongan persediaan. Termasuk dalam

kelompok ini adalah ketidakpuasan konsumen dan potensi keuntungan yang tak terealisasi.

Sangat sulit memperkirakan shortage costs, sebagaigantinya dilakukan perkiraan subjektif.

Shortage costs berhubungan terbalikdengan holding costs. Jika persediaan bertambah,

holding costs bertambah sementara shortage costs berkurang.

Siagian (1987, p18) menyatakan, shortage costs timbul akibat tidak terpenuhinya kebutuhan

konsumen. Kalau konsumen mau menunggu, maka biaya terdiri dari ongkos produksi yang

terburu-buru. Tetapi kalau kosumen tidak rela menunggu, maka biaya terdiri dari kehilangan

untung dan lebih-lebih lagi kehilangan kepercayaan. Biaya dari jenis ini umumnya mendapat
perhatianyang sungguh-sungguh karena akibatnyatidak segera terasa dan sifatnya merusak

dan berlangsung secara lambat-laun.

Fogarty (1991, p185) menyatakan, stockout terjadi apabila jumlah stok yang ada tidak dapat

memenuhi permintaan. Akibat terjadinya stockout, kepercayaan konsumen menjadi

berkurangatau hilang. Kerugian ini bersifat intangible yang menyebabkan stockout cost sulit

untuk dihitung

Sumber :

HTTP://BELAJARTANPABUKU.BLOGSPOT.CO.ID/2013/03/PENGERTIAN-

ORDERING-COSTS-HOLDING.HTML

Anda mungkin juga menyukai