Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KORUPSI

disusun oleh :
Moch. Ulul Arham (XI-IA 1)
dibimbing oleh :
Bapak Barid S.pd

UPTD SMA NEGERI 1 GRATI


Jln. Raya SumurWaru 32 telp. (0343) 481017 Nguling Pasuruan
e-mail : sman1grati@yahoo.com
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr, wb
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberi kekuatan dan kesempatan
kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang di harapkan
walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana, dimana makalah ini membahas
tentang KORUPSI dan kiranya makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan kita khususnya
tentang bagaimana dan apa bahaya dari KORUPSI.
Dengan adanya makalah ini,mudah-mudahan dapat membantu meningkatkan minat baca
dan belajar teman-teman.selain itu kami juga berharap semua dapat mengetahui dan memahami
tentang materi ini, karena akan meningkatkan mutu individu kita
Saya sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
sangat minim,sehingsaran dari pengajar serta kritikan dari semua pihak masih kami harapkan
demi perbaikan laporan ini. Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
terutama kepada bapak pembimbing saya Bapak Barid S.pd. saya mengucapkan banyak berterimakasih.

Pasuruan , 7 November 2013

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sering kita mendengar kata yang satu ini, yaitu KORUPSI, korupsi adadisekeliling
kita, mungkin terkadang kita tidak menyadari itu. Korupsi bias terjadi dirumah, sekolah,
masyarakat, maupun diintansi tertinggi dan dalam pemerintahan. Mereka yang
melakukan korupsi terkadang mengangap remeh hal yang dilakukan itu. Hal ini sangat
menghawatirkan, sebab bagaimana pun, apabila suatu organisasi dibangun dari korupsi
akan dapat merusaknya.
Korupsi berasal dari bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere = yang
artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok) menurut Transparency
International adalah perilaku pejabat publik, baik politikus atau politisi maupun pegawai
negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya
mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang
dipercayakan kepada mereka, ini adalah salah satu tindak korupsi
Dari sudut pandang yang lain, misal nya dari sudut pandang hukum, tindak pidana
korupsi secara garis besar mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
perbuatan melawan hukum;
penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;
Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, diantaranya:
memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan);
penggelapan dalam jabatan;
pemerasan dalam jabatan;
ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara);
menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi
untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah|pemerintahan rentan korupsi dalam
prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk
penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai
dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah
kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, di mana pura-pura
bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi adakalanya berbentuk sepele
atau berat, terorganisasi atau bisa saja perorangan. Walau korupsi sering memudahkan
kegiatan kriminal seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu
sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat
solusinya, sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan kriminalitas atau
kejahatan.
Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang dianggap
korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yang legal di satu tempat
namun ada juga yang tidak legal di tempat lain.
Dari kenyataan diatas dapat ditarik dua kemungkinan melakukan korupsi, yaitu ;
1. Metode yang digunakan oleh pendidik belum sesuai dengan kenyataannya, sehingga
pelajaran yang diajarkan tidak dapat dicerna secara optimal oleh anak didik.
2. Kita sering menganggap remeh bahkan malas untuk mempelajari hal ini , karena
kurangnya moyivasi pada diri sendiri, sehingga sering sekali berasumsi untuk apa
mempelajari padahal itu sangat penting untuk diketahui agar tahu hak dan kewajiban
kita untuk Negara ini.
1.2 TUJUAN
Harapan kami mempelajari ini supaya tidak ada lagi kurupsi di Negara ini dan bersih
seutuhnya, agar kehidupan kita sejahtera.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 K0RUPSI
A. Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin corupto cartumpen yang berarti; busuk atau rusak.
Korupsi ialah prilaku buruk yang dilakukan pejabat publik secara tadak wajar atau tidak
legal untuk memparkaya diri sendiri.
Dari segi hukum korupsi mempunyai arti ;
a. Melawan hukum
b. Menyakahgunakan kekuasaan
c. Memperkaya diri
d. Merugikan keuangan Negara
Menurut perspektif hukum, pengertian korupsi secara gambling dijelaskan dalam UU No
31 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana.
B. Pengertian Korupsi Secara Hukum
Merupakan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuanperaturan perundang-
undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi. Pengertian korupsi lebih
ditekankan pada pembuatan yang merugikan kepentingan publik atau masyarakat luas
atau kepentingan pribadi atau golongan.
Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN)
Korupsi yaitu menyelewengkan kewajiban yang bukan hak kita.
Kolusi ialah perbuatan yang jujur, misalnya memberikan pelican agar kerja mereka
lancar, namun memberikannya secara sembunyi-senbunyi.
Nepotisme adalah mendahulukan orang dalam atau keluarga dalam menempati suatu
jabatan.

Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencangkup
unsure-unsur sebagai berikut;
Perbuatan melawan hukum
Penyalahgunaan kewenangan
Merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara
C. Dampak Negative Korupsi yang Ditimbulkan.
Korupsi menunjukkan tantangan serius terhadap pembangunan didalam dunia politik ,
korupsi mempersulitr demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good governance).
D. Contoh Kasus Korupsi Dalam Kehidupan Sehari-hari
- Nyogok agar lulus Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Hal yang demikian ini merupakan contoh koupsi yang paling sering terjadi setiap
tahunnya. Mereka lebiah baik menjual sawah, lading, kebun, atau rumah hanya untuk
menyogok agar dirinya biasa lulus menjadi PNS. Hanya orang-orang yang masih
berpaham primitiflah yang mau melakukan hal smacam itu. Sangat merugikjan sekali
bagi oramg lain dan dirinya sendiri, mereka tidak sadar bahwa gajinya itu adalah dari
uangnya sendri
E. Akibat Dari Korupsi
1. Berkurangnya kepercayaan terhadap pemerintahan.
2. Berkurangnya kewibawaan pemerintah dalam masyarakat.
3. Menurunya pendapatan Negara.
4. Hukum tidak lagi dihormati.
2.2 PENJATUHAN PIDANA TERHADAP KORUPTOR
Hukuman terhadap orang yang melakukan tindak pidana korupsi.
a. Pidana mati
Dapat dipidanakan mati kepada orang yang melawan hukum atau merugikan Negara (
perekonomian).
b. Pidana penjara
Seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun.
c. Pidana tambahan
Perampasan barang bergerak atau tidak bergerak yang diperoleh dari tindak pidana
korupsi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan seputar korupsi, dapat diberi kesimpulan yaitu;
1. Korupsi ialah perilaku yang buruk yang tidak legal dan tidak wajar untuk
memperkaya diri
2. Korupsi dinilai dari sudut manapun ia tetap suatu pelangaran
3. Korupsi mengakibatkan kurangnya pendapatan Negara dan kurangnya kepercayaan
terhadap pemerintah

Anda mungkin juga menyukai