Diusulkan oleh :
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kehutanan
HALAMAN JUDUL...................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................
B. Tujuan dan Kegunaan .....................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................
A. Agroforestry ....................................................................................
B. Klasifikasi Agroforestry ..................................................................
C. Sifat Kimia Tanah ...........................................................................
D. Pupuk Kandang dan Pemupukan ....................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat ..........................................................................
B. Alat dan Bahan ................................................................................
C. Jenis Data ........................................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................
E. Prosedur Penelitian..........................................................................
F. Rancangan Penelitian ......................................................................
G. Analisis Data ...................................................................................
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Anggaran Biaya ...............................................................................
B. Jadwal Kegiatan ..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
LAMPIRAN ................................................................................................
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tanaman lainnya dalam suatu lahan secara bersama atau periodik (Mahendra,
2009).
zat hara tanah dan laju erosi, untuk meningkatkan jumlah serasah yang dapat
potensi terjadinya gagal panen secara total jika diserang hama karena jenis
tabungan bagi petani karena produktivitas meningkat dan jenis tanaman yang di
Petani memadukan tanaman pepohonan yang dapat menghasilkan kayu dan yang
menghasilkan buah untuk mendapatkan keuntungan baik secara sosial maupun
ekonomi.
Jenis tanaman yang biasa ditanaman oleh masyarakat dalam bentuk sistem
agroforestry adalah kopi, kakao, cengkeh, kelapa, kemiri dan tanaman yang
menjadi makanan pokok seperti jagung, ketela pohon dan umbi-umbian, serta
petani juga menanam tanaman pengisi lainya seperti jahe, kunyit, lengkuas dan
dengan menambah jenis tanaman yang dapat dipanen dalam waktu singkat. Pola
Lacci atau Saninten (Castanopsis sp.) adalah salah satu famili Fagaceae
yang merupakan penghasil kayu dan non kayu, lacci sering diperdagangkan
dengan istilah berangan. Istilah berangan dalam perdagangan kayu mencakup juga
marga dari Lithocarpus spp dan Quercus spp yang bersama dengan lacci dalam
famili Fagaceae. Kulit kayu dan kulit buahnya dapat digunakan sebagai
penghitam rotan yang telah dikupas. Disamping kayunya, lacci juga menghasilkan
buah yang sering diperdangkan secara lokal. Buah lacci dimakan mentah, rebus,
Penyebaran alami lacci terdapat pada hutan primer atau sekunder tua,
biasanya pada tanah kering yang subur, pada ketinggian 150-1750 m dpl.
Tanaman ini tersebar mulai dari bagian barat Indonesia, hingga ke bagian timur.
Yang meliputi Jawa, Sumatera, Papua dan Asia Tenggara lainnya seperti
dibudidayakan, namun informasi mengenai manfaat dari tanaman ini masih sangat
dilakukukan.
manfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup dan manfaat bagi lingkungan hidup.
Kecamatan Bungayya
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Agrforestry
ditanam secara sengaja pada bidang lahan yang sama dengan tanaman semusim
atau dan ternak, baik dalam bentuk tatananan spesial dalam waktu bersamaan
atupun secara sekuensial (Arief, 2001). Pada dasarnya agroforestry terdiri dari tiga
Agroforestry merupakan suatu nama yang baru yang sudah dikenal sejak
lama dan telah mendapatkan pengakuan dari dunia Internasional sebagai sebuah
konsep yang yang dijadiakan acuan dalam mengelola lahan, namun mengalami
banyak kendala yang lama sebelum diterima oleh para ilmuwan baik sebagai
pertanian dan atau hewan secara bersamaan atau bertahap pada lahan yang sama,
Penghijauan adalah salah satu bagian dari sistem agroforestry yang dilakukan di
teknik pertanian lama. Teknik ini bukan dari penelitian tetapi perilaku petani yang
antara lain bahwa tidak adanya penurunan produksi tanaman dari waktu ke waktu
dari adanya konservasi daya alam yang optimal oleh sistem penggunaan lahan
yang diadopsi. Dalam mewujudkan sasaran ini agroforestry ini diharapkan lebih
(Pabate, 2014).
yaitu:
(2) Pada lahan yang sama ditanam paling sedikit satu jenis tanaman
dalam agroindustry.
dijumpai:
lahan.
kestabian tanah dan unsur hara dalam tanah, menjaga tata air dan ketersediaan air
manusia (masyarakat) sebagai subyek, yang secara aktif berupaya dengan daya
berserta unsur lingkungan hayati dan non hayati lainya dari sekedar elemen alami
berinteraksi dalam satu sistem (pohon, tanaman, dan atau ternak) membuat sistem
ini memiliki karakteristik yang unik, dalam hal jenis produksi, waktu untuk
agroforesry.
karbon. Manfaat tersebut tidak dapat langsung dirasakan oleh petani agroforestry
sendiri, tetapi justru dinikmati oleh anggota masyarakat di sekitar lokasi maupun
di lokasi yang jauh (misalnya di bagian hilir) dan bahkan secara global
(1) Agrisilviculture, yaitu pola penggunaan lahan yang terdiri atas kombinasi
yang sama.
(3) Agrosylvo-pastoral system, yaitu pengelolaan lahan yang memiliki tiga fungsi
yang ditanam sebagai sumber pakan lebah madu yang memiliki nilai jual
(7) Multipurpose forest tree production system, yaitu system pengelolaan lahan
kayu, penghasil buah maupun yang diambil daunnya untuk hijauan makanan
ternak (HMT).
berikut menurut Chundawat dan Gautam (1993) dalam Valentino (2015) yaitu :
(2) Berdasarkan fungsi. Hal ini didasarkan pada fungsi atau peran utama system,
terutama peran dari komponen berkayu (ini dapat bersifat produktif, misalnya
produksi bahan pangan, pakan ternak, kayu bakar, dan lain-lain, atau bersifat
input, high input) atau intensitas atau skala pengelolaan dan tujuan komersial
bahwa tipe-tipe dari system agroforestry dapat lebih tepat untuk kondisi
ekologi tertentu.
E. Pola Agroforestry
lahan serta karakteristik lahannya. Tujuan akhir yang ingin dicapai yaitu prioritas
produksi sehingga membuat pola tanam berbeda antara ahan satu dengan yang
lainnya. dalam Vergara (1981) dalam Pebrianita (2014) mengklasifikasikan pola
(1) Trees along border (TAB), yaitu pola penanam pohon dibagian pinggir lahan
(3) Aley cropping, yaitu pola penanaman agroforestry yang menempatkan pohon
membujur ketimur atau barat. Hal ini dimaksudkan agar tanaman pertanian
mendapatkan cahaya matahri penuh pada pagi hinga sore hari. Pola ini biasa
disebut pola lorong karena bila dilihat dari ujung lahan mempuyai ujung
goa.Pola alley coropping ini mirip dengan pola trees along border apabila dua
sisi lainnya ditanami pohon. Pola alley cropping sangat cocok bila diterapkan
(sabuk gunung).
(4) Random Mixture, yaitu pola penanaman acak, yang artinya antara tanaman
pertanian dan pohon ditanam tidak teratur. Pola acak ini terbentuk karena
tidak adanya perencanaan awal dalam menata letak tanaman. Para petani
menanam.
F. Lacci (Castanopsis sp.)
Tanam Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Pohon ini untuk
permudaan alamnya sangat sulit ditemukan karena populasinya sangat sedikit dan
sangat di sukai oleh satwa liar dan masyarakat lokal untuk dikonsumsi (Heriyanto,
dkk, 2007).
Penyebaran Lacci adalah mulai dari bagian barat Indonesia sampai bagian
timur yang meliputi, Jawa, Sumatra, Papua, Myammar dan Malaysia. Di Eropa
terdapat buah dari famili Fagaceae yang dinamakan buah kastanjes (Castanopsis
sativa Bl.). Heriyanto, dkk (2007) juga melaporkan bahwa Lacci tumbuh di
dengan ukuran panjang 7-12 cm,lebar 2-3,5, permukaan daun licin berlilin dan
bagian bawah berwarna abu-abu keperakan ditutupi bulu-bulu menyerupai
tersusun seperti spiral dan daun menumpu (stipula) mudah runtuh. Daun penumpu
ditutupi daun penumpu lebat, panjang daun berkisar antara 10-15 mm dan lebar 2-
3 cm. Salah satu ciri khas organ vegetatifnya, yaitu bila daun dilipat maka akan
terlihat garis lilin yang berwarna putih memanjang pada bagian daun disebelah
atas. Pohon Lacci berbunga pada Agustus-Oktober dan berbuah pada November-
Februari, bunga jantan tersusun dalam untaian berbentuk bulir sepanjang 15-25
cm, bunga betina tumbuh menyendiri dengan panjang 5-15 cm, diameter 2-4 mm
oleh oleh duri yang tumbuh berkelompok, ramping, tajam dan berkayu. Buah
berbentuk bulat telur dengan duri mencuat pada empat sisi yang berisi tiga biji
berbentuk tipis dan cekung. Biji biasanya dimanfaatkan sebagai bahan makanan
dengan cara direbus dan dibakar. Dalam satu kilogram terdapat 250 butir buah
atau satu liter terdapat 159 butir buah. Buah tidak dapat disimpan lama karena
daya kecambahnya cepat menurun, buah segar memiliki daya kecambah sekitar
75%.
penting dalam ekosistem pegunungan dengan tajuk yang lebar. Pohon ini
merupakan tempat bagi satwa liar terutama burung mamalia untuk mencari pakan,
beristirahat dan bersarang. Di Parnon Jerman salah satu species Lacci telah
ditanam di perkebunan seluas 450 ha dengan populasi 35.000, pohon untuk di
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
(1) GPS (Global positioning system), untuk menentukan posisi (koordinat) dan
(2) Tally sheet dan alat tulis menulis, digunakan untuk mencatat hasil
(5) Roll meter, tali rafiah, dan patok, digunakan untuk pembuatan plot.
(9) kompas
masalah, yang akan memberikan informasi atau data yang di teliti dengan
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
(3) Semua jenis tanaman yang terdapat dalam plot tersebut dicatat jenis dan
jumlahnya kemudian diukur diameter, tinggi total dan tinggi bebas cabang.
(4) Wawancara langsung kepada petani pemilik kebun yang dijadikan sampel
F. Analisis Data
Data-data yang diperoleh seperti data kelerengan, ketinggian, jenis tanah,
ikllim, komposisi jenis, tinggi dan diameter tanaman dan hasil wawancara diolah
dalam bentuk tabulasi dan diananlisis secara deskriptif dan kuantitatif untuk
a. Diameter
D
=
Keterangan :
d = Diameter (m)
K = Keliling (m)
= 3,14
TT = tan +
Keterangan :
= Sudut ()
Lahjie, A. M. 2001. Teknik Agroforestry. UPN Veteran, Jakarta. Hal 34, 35, 51
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Lain-Lain
Harga Satuan
No Material Kuantitas Jumlah (Rp)
(Rp)
2 rim /1
1 Kertas A4 (ATM) / label 40.000,- 80.000,-
bungkus
2 Pulpen 1 pack 20.000,- 20.000,-
3 Penggandaan proposal 5 rangkap 15.000,- 75.000,-
4 Penjilidan Proposal 5 rangkap 5.000,- 25.000,-
JUMLAH 200.000,-