Makalah Ekologi
Makalah Ekologi
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat
pada waktunya yang berjudul KETERBATASAN EKOLOGI DALAM PEMBANGUNAN"
Makalah ini berisikan tentang informasi pengertian Ekologi atau yang lebih khususnya
membahas pengertian ekologi, faktor
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Ekologi yang
erat kaitannya dengan pembangunan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.
Penyusun
PENDAHULUAN
Meningkatnya jumlah penduduk bumi menyebabkan peningkatan berbagai kebutuhan, mulai dari
pangan, sandang, maupun pemukiman. Dibutuhkan pula sumber daya alam lainnya seperti tanah,
air, energi, mineral, dan lainnya yang diambil dari persediaan sumber daya alam di bumi. Semula
kehidupan manusia di bumi di kuasai oleh alam, namun dengan munculnya etika Barat lahirlah
sistem nilai yang hakikatnya memandang bahwa manusialah yang menguasai dan menjadi pusat
(antroposentris). Dalam sistem nilai seperti ini lahirlah anggapan bahwa apa yang ada di bumi
ini adalah untuk manusia. Di samping kebutuhan tersebut maka pada manusia terdapat
keinginan-keinginan agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi.
Pada zaman dahulu, kehidupan manusia sangat bergantung pada apa saja yang dihasilkan oleh alam.
Namun, saat itu jumlah penduduk masih sedikit sehingga alam masih mampu menyediakan kebutuhan
hidup manusia. Sebaliknya, jika dilihat pada saat sekarang ini jumlah populasi manusia telah mengalami
peningkatan yang signifikan yang tentu saja akan berpengaruh terhadap lingkungan.
Kualitas lingkungan dapat diartikan sebagai kondisi lingkungan dan hubungannya dengan mutu hidup.
Sebab, kualitas hidup kita terkait pada pandangan hidup kita, yakni yang menentukan pola hidup kita. Jika
kita berpandangan hidup bahwa pola hidup yang modern ialah sederhana dan hemat, maka pola hidup itu
tidak memberikan tekanan yang berat pada sumber daya kita, tidak bersifat mencemarkan lingkungan,
dan tidak menganggu kesehatan. Lagipula kualitas hidup demikian itu lebih memungkinkan akan
terjadinya pemerataan manfaat pembangunan. Seperti salah satu kesimpulan pokok dalam seminar
pengelolaan lingkungan hidup dan pembangunan nasional yang diselenggarakan oleh Universitas
Padjadjaran pada bulan mei 1972, yaitu Hanya dalam lingkungan hidup yang baik, manusia dapat
berkembang secara maksimal, dan hanya dengan manusia yang baik, lingkungan hidup dapat berkembang
ke arah yang optimal.
Pengertian lingkungan hidup dijelaskan dalalm UU No. 23 Tahun 1997 Pasal 1 ayat 1 yaitu kesatuan
ruang dengan semua benda daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia serta perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Kelangsungan hidup manusia tergantung dari kebutuhan lingkungan hidupnya. Lingkungan hidup di bumi
tidak dipandang semata-mata sebagai sumber daya yang harus di eksploitasi, melainkan sebagai tempat
hidup yang mensyaratkan adanya keserasian antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Langit dengan
segala bintang yang menghiasi, matahari yang memancarkan sinarnya di waktu siang, dan bulan yang
menampakkan bentuknya berubah-ubah dari malam ke malam serta bumi tempat tinggal manusia, baik
yang tampak di permukaannya atau tersimpan di dalamnya, sangat besar artinya bagi kehidupan manusia.
Kekayaan alam yang disediakan untuk manusia tidak hanya berupa tumbuh-tumbuhan dan binatang yang
tersebar di daratan dan di lautan, tetapi juga kekayaan alam berupa air, udara, sinar matahari, berbagai
mineral dari lapisan bumi, dan lain-lain. Berbagai macam tumbuhan dan binatang juga dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan makanan, minuman(susu), pakaian, angkutan,
perumahan, obat-obatan, dan lain-lain.
Berdasarkan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dapat dikatakan bahwa lingkungan
merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan organisme dalam melangsungkan kehidupannya.
Dengan kata lain, lingkungan hidup merupakan keseluruhan unsur atau komponen yang berada di sekitar
individu yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu yang bersangkutan.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa melepaskan diri dari keterikatannya pada udara, tanah
dan air. Disamping itu, juga masih banyak lagi hal-hal lain yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
kita, misalnya hewan dan tumbuh-tumbuhan yang kesemuanya itu merupakan bagian dari lingkungan
hidup. Apabila kita, manusia, dianggap sebagai individu yang menjadi pusat perhatian di dalam
membicarakan masalah lingkungan hidup, maka unsur-unsur yang berada di sekitar kita adalah hewan,
tumbuhan, air, udara, dan tanah. Komponen-komponen lingkungan itu harus dijaga kelestariannya,
mengingat pengaruhnya sangat besar bagi kehidupan manusia.
Kita telah ditakdirkan untuk bertempat tinggal di tanah air yang merupakan salah satu daerah paling subur
di permukaan bumi. Dari tanahnya, tumbuh aneka ragam tanaman yang menghasilkan berbagai jenis
bahan makanan untuk kelangsungan hidup manusia yang merupakan rezeki dan nikmat bagi ita.
Kewajiban kita adalah menjaga dengan sebaik-baiknya dari segala yang merusak bumi ini, baik dari
bencana ataupun dari perbuatan manusia sendiri.
Setiap lingkungan hidup diatur oleh suatu hukum alam secara otomatis. Maksudnya jika salah satu
komponen mengalami kerusakan, akan menyebabkan kerusakan pula pada komponen-komponen yang
lain, karena dalam suatu lingkungan hidup ada yang disebut dengan kaidah satu untuk yang lain.
Apabila salah satu komponen tida berjalan saperti dalam rantai makan dan piramida makanan maka akan
meyebabkan kepunahan. Oleh karena itu, sangatlah diperlukan keserasian populasi mahkluk hidup
Keserasian populasi makhluk hidup dengan lingkungannya harus selalu terjaga. Jika keserasian atau
keseimbangan populasi makhluk hidup terganggu, maka akan mendatangkan bencana. Misalnya, jumlah
kerbau yang sangat banyak, sedangkan persediaan rumput sedekit, lama-lama kelamaan kerbau akan mati
karena tidak dapat makan rumput lagi. Untuk itu kita harus menjaga keserasian populasi makhluk hidup
dengan lingkungannya. Berikut ini beberapa usaha yang dapat dilakukan yaitu:
1. Mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk. Laju pertumbuhan penduduk yang cepat dapat
menimbulkan berbagai masalah. Masalah tersebut , antara lain sulit menyediakan bahan pangan , air
bersih, tempat tinggal, sarana kesehatan, pendidikan yang memadai, dan lingkungan hidup yang sehat.
Kepadatan penduduk akan meningkat pesat jika tingkat kelahiran tinggi, sedangkan tingkat kematian
yang rendah. Apalagi jika ditambah dengan banyaknya imigran yang datang. Jumlah penduduk yang
besar menyebabkan kehidupan hidup juga besar serta mnyebabkan ruang gerak yang sangat terbatas.
Upaya untuk mengatasi dan menanggulangi kepadatan penduduk merupakan tanggung jawab bersama,
baik pemerintah maupun masyarakat. Usaha usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi kepadatan
penduduk yang tinggi adalah dengan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk melalui program KB,
meningkatkan taraf pendidikan masyarakat, meningkatkan produksi pangan, pemanfaatan sumber daya
alam, sesuai kebutuhan dan menjaga kelestairannya, meratakan penyebaran penduduk, mengurangi
jumlah pengangguran, meningkatkan kesehatan masyarakat dengan meningkatkan gizi dan penyediaan
saran kesehatan, mengurangi pencemaran lingkungan.
2. Menjaga keserasian pertumbuhan populasi hewan dengan tumbuhan dengan lingkungannya. Jika
populasi hewan betambah jauh lebih besar dibanding populasi tumbuhan, maka dapat terjadi kelaparan
dan kematian hewan. Akan tetapi, pertumbuhan populasi tumbuhan yang terlalu besar juga dapat merusak
lingkungan. Contohnya, pertumbuhan eceng gondok yang hidup di air mengalami perkembangan yang
sangat cepat yang berakibat banyaknya air dan oksigen yang terserap oleh eceng gondok tersebut.
Sehingga makhluk hidup air tidak dapat bertahan dan akhirnya mati.
Manusia berperan penting dalam menjaga keserasian dan keseimbangan pertumbuhan hewan dan
tumbuhan dengan lingkungannya. Caranya antara lain dengan tidak melakukan perburuan liar dan
penebangan hutan secara sembarangan, melakukan peremajaan tanaman pengganti, penengkapan
musiman yang dilakukan pada saat populasi hewan paling banyak dan tidak pada saat kondisi yang dapat
mengakibatkan kepunahan, pembuatan cagar alam dan suakamargasatwa serta taman nasional untuk
melindungi hewan dan tumbuhan langka, pembuatan dan perbaikan pengaturan spesimen tumbuhan dan
hewan guna mempermudah sistem informasi keanekaragaman makhluk hidup, dan membudidayakan
tumbuhan dan hewan langka.
Seperti yang kita ketahui, berbagai jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan dapat membentuk rantai makanan
tak terputus sehingga apabila rusak satu bagian dari suatu sistem tersebut, maka akan turut merusak
bagian lain secara berantai dan pada gilirannya akan merusak sistem secara keseluruhan. Kerusakan
tersebut ditandai antara lain dengan terjadinya pencemaran (di darat, laut, dan uadara), erosi, banjir,
musim kemarau yang berkepanjangan, kekacauan siklus udara, kerusakan organ tubuh manusia, dan
berbagai bencana lain yang mnyengsarakan umat manusia. Ironisnya, terjadinya ketidakseimbangan alam
itu sering kali disebabkan oleh tangan manusia sendiri yang memanfaatkan alam dengan semena-mena
tanpa memerhatikan kelestariannya.
1. Menjaga kelestarian lingkungan yang masih tersisa agar tetap terpelihara dan menghasilkan manfaat
bagi manusia
2. Menghemat sumber daya alam agar tidak cepat habis melalui penciptaaan teknologi yang canggih dan
hemat energi
3. Perncanaaan pembangunan yang berwawasan lingkungan
1. Pada tahun 1950, terjadi pencemaran oleh air raksa (Hg) dari limbah oleh cadmium(Cd) dari limbah
pertambangan seng (Zn). Pencemaran tersebut menyebabkan timbulnya keracunan bagi mereka yang
memakan ikan dari laut yang tercemar. Penyakit tersebut kemudian dikenal sebagai penyakit minamata
dan itai-itai sesuai temopat terjadinya.
2. Terjadinya erosi dan banjir di berbagai bagian bumi
3. Tergangggunya udara di kota London dan Los Angeles karena udara tercemar oleh asap berbagai
industri sehingga menganggu kesehatan penduduk.
4. Malapetaka yang terjadi di Ethiopia (Afrika) tahun 1980, yakni kegagalan panen akibat kekeringan
yang menyebabkan kelaparan dan kematian, berawal dari pertumbuhan penduduk yang tinggi,
penggundulan hutan, erosi tanah yang meluas, dan kurangnya dukungan terhadap program pertanian.
5. Pencemaran limbah industri dan rumah tangga menyebabkan pencemaran air tanah dan air permukaan.
Hujan asam di berbagai kota termasuk di DKI Jakarta menyebabkan timbulnya berbagai penyakit,
kerusakan, dan kematian tanaman pertanian serta kerusakan hutan.
6. Pencemaran yang disebabkan karena kecelakaan, misalnya bocornya pabrik pestisida di Bhopal (India)
dan kecelakaan pusat listrik tenaga nuklir di Chernobyl (Rusia) telah menimbulkan banyak kerugian.
Beberapa contoh lain mengenai penyalahgunaan sumber-sumber alam adalah sebagai berikut:
1. Perusakan tanah pertanian dan lautan
2. Pencemaran udara dan sumber air
3. Pengurasan hasil-hasil tambang
4. Penggundulan dan pembakaran hutan-hutan
5. Tak adanya perlindungan terhadap binatang-binatang
6. Pembangunan kota dan pemukiman tidak pada tempatnya
Pelestarian lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup
terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu
mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Upaya pelestarian tersebut dilakukan agar
kekayaan alam dapat berlanjut selama mungkin dan agar kekayaan sumber alam tersebut dapat dinikmati
oleh generasi yang akan datang.
1. Pelestarian hutan
Dilakukan melalui tata guna lahan, peraturan TPII (Tebang Pilih Tanam Indonesia),reboisasi dan system
tumpang sari pada pertanian .
2. Pelestarian keanekaragaman hayati
Selain mengupayakan pelestarian hutan juga melestarikan beberapa varietas asli tanaman itu. Pelestarian
terhadap padi jenis cianjur dan rejolele. Selain itu, perancangan puspa nasional pada buunga melati dan
satwa nasional pada komodo, merupakan upaya untuk melestarikan tanaman dan hewan asli
3. Pelestarian tanah dan sumber daya air
Dilakukan dengan cara pencegahan pencemaran, pengamanan pintu-pintu air, penggunaan air tidak boros,
hutan-hutan disekitar sungai, danau, mata air, dan rawa perlu diamankan. Upaya untuk mengurangi
pencemaran sungai diantaranya melalui program kali bersih (Prokasih) terhadap sungai-sungai yang telah
tercemar.
4. Pelestarian dumber daya udara
Dilakukan terhadap pabrik dengan melakukan penyaringan terhadap pembuangan gas. Perlu penanaman
pohon-pohon pembatas jalan raya dan hutan kota sebagai paru-paru kota. Juga diadakan uji emisi
buangan gas terhadap kendaraan bermotor.
Tentang memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, banyak upaya yang bisa dilakukan seperti yang
terdapat pada amanat GBHN, rehabilitasi sumber alam berupa hutan , tanah dan air yang rusak perlu lebih
ditingkatkan lagi melalui pendektan terpadu daerah aliran sungai dan wilayah. Dalam lingkungan ini
program penyelamatan hutan, tanah, dan air perlu dilanjutkan dan disempurnakan. Pendayagunaan daerah
pantai, wilyah laut dan kawasan udara perlu ditingkatkan tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan
hidup.
Nampaknya pembangunan yang dilakukan oleh setiap Negara dapat meningkatkan kesejahteraan
penduduknya. Sejalan dengan itu, eksploitasi sumber daya alam makin meningkat. Akibatnya, persediaan
sumber daya alam makin terkuras dan pencemaran lingkungan makin meningkat. Hal ini terjadi tidak
hanya pada Negara maju, teapi juga pada Negara berkembang, termasuk Indonesia. Negara maju masih
meneruskan pola hidupnya yang mewah dan boros. Jumlah industri, kendaraan bermotor, dan konsumsi
energi terus meningkat dalam memenuhi kebutuhan kehidupan mereka. Sementara Negara berkmbang
berusaha keluar dari kemiskinannya melalui peningkatan pembangunan. Untuk itu, eksploitasi sumber
daya alam dilakukan baik untuk kebutuhan dalam negeri, maupun untuk ekspor. Eksploitasi sumber daya
alam yang terus menerus dan kurangnya kesadaran terhadap lingkungan menyebabkan bencana
lingkungan yang terjadi di berbagai bagian bumi makin meluas.
Walaupun pembangunan kita perlukan untuk mengatasi banyak masalah termasuk masalah lingkungan,
namun pengalaman menunjukkan pembangunan dapat menimbulkan dampak negatif. Pada satu pihak kita
tidak boleh takut untuk melakukan pembagunan karena tanpa pembangunan kita pasti ambruk. Di pihak
lain kita harus memperhitungkan dampak negatif dan berusaha untuk menekannya menjadi sekecil-
kecilnya. Pembangunan itu harus berwawasan lingkungan yaitu lingkungan diperhatikan sejak mulai
pembangunan itu direncanakan sampai pada waktu operasi pembangunan itu. Dengan pembangunan
berwawasan lingkungan, pembangunan dapat berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan dapat
didefinisikan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhannya sekarang tanpa mengurangi
kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pembangunan
berkelanjutan mengandung arti, lingkungan dapat mendukung pembangunan dengan terus menerus
karena tidak habisya sumber daya yang menjadi modal pembangunan. Modal itu sebagian berupa modal
buatan manusia, seperti ilmu dan teknologi, pabrik, dan prasarana pembangunan.
Lingkungan sosial budaya pun merupakan komponen penting yang ikut menentukan pembangunan
berkelanjutan, salah satunya ialah kesenjangan. Tergusurnya pemukimam rakyat kecil oleh pembangunan
dan hilangnya hak adat dan hak mengolah atas tanah mereka, sedang mereka tidak dapat banyak
menikmati hasil pembnagunan, merupakan salah satu sebab penting terjadinya kesenjangan yang makin
lebar dan kecemburuan sosial yang makin meningkat sehingga perlu kita waspadai dalam proses
pembangunan. Kesenjangan yang makin meningkat antara kelompok masyarakat yang satu dengan
kelompok lainnya akan meningkatkan kecemburuan dan keresahan social sehingga gejolak social dengan
mudah dapat tersulut, bahkan dapat meledak.
Pembangunan selalu akan membawa perubahan. Sudah barang tentu perubahan yang diharapkan adalah
perubahan yang baik menurut ukuran manusia. Misalkan di suatu daerah sering terdapat suatu penyakit
DB ( Demam Berdarah), kekurangan pangan, dan sarana pendidikan yang rendah. Dalam keadaan ini
tingkat kualitas hidup adalah rendah dan dengan demikian kalitas lingkungan di daerah itu adalah rendah.
Pembangunan dilancarkan untuk mengubah kondisi tersebut.
KTT Bumi 1992 di Rio De Janeiro, dimana Indonesia merupakan salah satu Negara peserta bahwa,
pembangunan hendaknya dilakukan secara terpadu guna mencapai pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa merusak
atau menurunkan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan serta aspirasi hidupnya
(WCED,1987).
Pada hakikatnya pembangunan adalah upaya manusia dalam memanfaatkan SDA dan jenis-jenis
lingkungan melalui penerapan IPTEK bagi kesejahteraaan umat manusia. Oleh karena itu,
kesinambungan (sustainability) semua jenis kegiatan pembangunan baik dalam kelompok sektor industri
primer (seperti : perikanan, budidaya pertanian, perhutanan dan pertambangan): maupun sektor tersier
(seperti : pariwisata, perdagangan dan jasa-jasa lainnya) secara langsung atau tidak langsung selalu terkait
dan bergantung pada lingkungan hidup dan SDA. Secara garis besar, konsep pembangunan berkelanjutan
memiliki empat dimensi, yaitu dimensi ekologis, sosial ekonomi dan budaya, sosial politik, dan dimensi
hukum dan kelembagaan.
1. Dimensi ekologis
Sehubungan dengan hal tersebut, maka jika kita ingin membangun wilayah secara optimal dan
berkelanjutan, hendaknya laju (tingkat) pembangunan yang berlangsung di wilayah pesisir dan wilayah
pedalaman, secara agregat tidak melebihi daya dukung lingkungan. Menurut Ortolano (1984) dan De
Groot (1992) bahwa daya dukung suatu ekosistem alam dapat dilihat dari 4 kapasitas fungsionalnya:
a. penyediaan SDA
b. penyediaan jasa-jasa pendukung lingkungan
c.penyedian jasa-jasa kenyamanan, dan
d. penyerap limbah (waste recep table.
Ekosistem menyediakan SDA baik yang dapat pulih, maupun yang tidak dapat pulih bagi kelangsungan
hidup manusia serta segenap kiprah pembangunannya melalui proses produksi dan konsumsi. Ekosistem
Indonesia memiliki SDA yang kaya dan berneka ragam (megaviodiversity). SDA dapat pulih antara lain
berupa sumber daya hutan, tanah, ikan, terumbu kurang dan laini-lain. SDA tidak dapat pulih antara lain
minyak dan gas bumi, timah, biji besi dan bauksit serta mineral dan bahan tambang lainnya.
Jasa-jasa pendukung kehidupan meliputi ruang untuk tempat tinggal dan lokasi kegiatan pembangunan,
udara bersih, siklus biogeokimia, siklus hidrologi dan lain-lain. Jasa keamanan khususnya berupa tempat-
tempat yang indah dan menyejukkan untuk berekreasi serta mencari lembah ketenangan dan kenyamanan
hidup. Ekosistem/wilayah juga merupakan tempat pembuangan limbah gratis dan praktis.
Dengan demikian, secara ekologis terdapat 4 persyaratan agar pembangunan dapat berlangsung secara
berkelanjutan:
a. Menempatkan setiap kegiatan pembangunan pada lokasi yang secara ekologis (biofisik) sesuai dengan
kegiatan pembangunan termaksud
b. pemanfaatan SDA tidak melebihi potensi lestarinya (renewable capacity)
c. pembuangan limbah tidak melebihi kapasitas asimilasi ekosistem, dan
d. kegiatan rencana bangun, konstruksi dan modifikasi bentang alam harus sesuai dengan karakteristik
wilayah.
2. Dimensi sosial ekonomi dan budaya
Dimensi ekologis sperti yang diuraikan di atas pada dasarnya menyajikan informasi tentang daya dukung
sistem alam dalam menopang segenap kegiatan pembangunan dan kehidupan manusia, dengan demikian
agar pembangunan dapat berkelanjutan, maka pola dan laju pembangunan harus dikelola sedemikian rupa
sehingga total permintaanya (demand) terhadap SDA dan jasa-jasa lingkungan tidak melampaui
kemampuan suplai tersebut. Kualitas dan jumlah permintaan tersebut ditentukan oleh jumlah penduduk
dan standar/kualitas kehidupannya. OLeh Karena itu, selain mengendalikan jumlah penduduk, kebijakan
yang mendesak untuk dilaksanankan adalah mengurangi kesenjangan antara kaya dan miskin.
Secara sosal-ekonomi dan budaya konsep pembangunan berkelanjutan mensyarakat, bahwa setiap
manfaat (keuntungan) yang diperoleh dari kegiatan pembangunan harus diprioritaskan untuk
meningkatkan kesejahteraan penduduk, terutama mereka yang ekonomi lemah, guna menjamin
kelangsungan pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri. Unutk negera berkembang (Indonesia), prinsip
ini sangat mendasa karena banyak menimbulkan kerusakan lingkungan. Keberhasilan pemda Tk II Bali
dalam menanggulangi kasus penambangan batu karang, dengan menyediakan usaha budi daya rumput
laut sebagai alternatif mata pencaharian bagi para pelakunya, adalah merupakan salah satu contah betapa
relevannya prinsip ini bagi kelangsungan pembangunan.
Globalisasi adalah suatu proses penyebaran hal-hal baru, khususnya yang menyangkut informasi secara
mendunia melalui media cetak dan elektronik. Secara terbatas, globalisasi terbentuk oleh adanya
kemajuan teknologi di bidang komunikasi dunia. Contohnya melalui televisi pada acara siaran berita kita
dapat melihat dan memperoleh informasi dalam waktu yang relatif singkat.
Menjelang berakhirnya abad ke-20 dan permulaan abad ke-21, proses globalisasi akan terjadi dalam dunia
perdagangan internasional. Sebagai contoh adalah dalam penggunaan sistem mata uang tunggal di eropa
yang disebut euro. Di kawasan asia pasifik perkembangan Asosiasi Perdagangan Asia dan Pasifik (asia
pacific trade association/AFTA) yang akan mengawasi sistem perdagangan bebas di dunia.
Globalisasi terbentuk akibat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi
internasional. Faktor ini hanyalah merupakan faktor teknis dan fisik. Faktor lain yang sangat berpengaruh
bagi terjadinya perubahan social budaya sebagai akibat globalisasi adalah faktor nilai budaya luar. Faktor-
faktor nilai budaya tersebut adalah aspek-aspek modernisasi, seperti:
a. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan hukum
b. Kemandirian dan etos kerja
c. Kemampuan melihat ke masa depan
d. Keterbukaan, efisiensi, dan produktivitas
Kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi akan mempercepat proses globalisasi. Dalam bidang
komunikasi, manusia dewasa ini telah mampu menciptakan berbagai jenis alat komunikasi yang dapat
mendukung kecepatan dan kelancaran dalam mengadakan hubungan sekalipun jaraknya begitu jauh.
Bila kita telusuri awal mula munculnya alat komunikasi dalam rangka menyampaikan pesan yang
pertama adalah dengan menggunakan kentongan, kemudian berkembang menjadi telegram, telepon,
radio, teleks, hingga televisi. Oleh karena itu, dengan kemajuan komunikasi keuntungan yang kita
peroleh, antara lain kita dapat menerima berita atau informasi dari seluruh penjuru dunia, berita dapat
menyebar ke mana-mana walaupun letaknya berjauhan, dan kita dapat menyaksikan secara langsung
suatu peristiwa atau sesuatu yang sedang terjadi di tempat lain. Berbagai saluran proses globalisasi
lainnya adalah sebagai berikut:
a. Lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan serta lembaga keagamaan
b. Lembaga perniagaan dan industri internasional
c. Saluran komunikasi, telekomunikasi internasional, dan turisme
d. Lembaga internasional yang mengatur peraturan internasional
e. Lembaga kenegaraan yang mengatur hubungan diplomatik
Pengaruh dunia internasional secara pasif melanda hanpir semua aspek kehidupan si semua lapisan
masyarakat. Globalisasi dengan berbagai dimensi tidak bisa dicegah. Mereka yang tidak siap menghadapi
global ini akan selalu canggung dalam pergaulan hidup. Akibat dari globalisasi ini mereka cenderung
mencai jalan pintas dengan wawasan sempit. Ini bisa terjadi pada tatanan agama, ekonomi, dan etnis.
Munculnya sikap primordialisme dan fundamentalisme sebagian merupakan reaksi pintas atas
modernisasi ini.
Globalisasi akan menimbulkan gejala perubahan kebudayaan terhadap masyarakat yang bersangkutan.
Sebagai contoh, adanya jaringan internet atau jaringan televisi yang mendunia telah menimbulkan
berbagai gejala perubahan kebudayaan.
Dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, kita harus memiliki pemehaman terhadap lingkungan
hidup sebagai berikut:
Pembangunan adalah suatu proses pengolahan sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Model pembangunan, kependudukan dan lingkungan
hidup disusun berdasarkan lima komponen utama yaitu, perubahan penduduk, pertumbuhan ekonomi,
ketersediaan fasilitas, keterbatasan sumber daya alam dan kualitas lingkungan hidup. Pendekatan ini
memungkinkan terjadinya keterpaduan dari: 1. Tujuan pembangunan manusia (tingkat kualitas hidup
yang hendak dicapai atau kualitas yang diduga mungkin dicapai). 2. Tujuan pembangunan ekonomi
(meningkatkan kualitas hidup). 3. Tujuan lingkungan hidup (biaya pembangunan yang harus ditanggung
untuk penyusutan sumber daya alam).
Bila lingkungan rusak pasti kita akan menglalami bermacam-macam kesulitan dan bencana alam.
Manusia memang diciptakan agar mengelola, memakmurkan, dan melestarikan alam untuk
kesejahteraaan umat manusia itu sendiri. Oleh karena itu, kita harus menjadikan alam sebagai sahabat dan
mengolahnya demi kesejahteraan bersama. Alam pasti akan menjadi sahbat dan memberikan yang terbaik
apabila kita pun memperlakukannya dengan baik.
Akibat ketamakan manusia terhadap alam, gunung, bukit, serta rimba banyak yang gundul karena
pembakaran hutan dan penebangan pohon yang sembarangan. Sungai-sungai mengalami banjir akibat
sampah atau karena tanah, pasir serta bebatuan yang digali dan di eksploitasi tanpa memerhatikan dampak
lingkungannya. Udara di sekitar kita, terutama di kota besar terpolusi akibat asap kendaraan dan pabrik
yang kotor dan berbahaya.
Juga akibat keserakahan sebagian manusia terhadap alam, banyak ulah dari manusia yang berakibat buruk
dan dapat mneyengsarakan manusia itu sendiri. Tanah longsor, banjir, kekeringan, tata ruang daerah yang
tidak karuan, dan udara serta air yang tercemar adalah hasil kelakuan manusia yang justru merugikan
manusia dan makhluk hidup lainnya.
Beberapa perilaku yang dapat diterapkan berkaitan dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup, antara
lain sebagai berikut:
1. Mulai melakukan pola sehat dimulai dari diri sendiri
2. Tidak menggunakan semprotan untuk minyak wangi dan obat insektida
3. Tidak membuang sampah sembarangan
4. Tidak membunuh hewan sembarangan karena bisa merusak ekosistem
5. Menggunakan saringan udara pada kendaraan bermotor, pabrik, dan dapur rumah tangga
6. Menghemat sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
7. Menggunakan alat pendingin udara (AC) dan lemari es yang tidak mengandung kreon
8. Mengurangi penggunaan busa untuk alat tidur, kursi, dan jok mobil
9. Menanam kembali pohon muda untuk menggantikan pohon yang telah ditebang agar lingkungan
menjadi hijau dan segar
10. Menghemat penggunaaan kertas dan pensil, sebaiknya menggunakan kertas yang masih kosong
meskipun bekas
11. Menggunakan air sehemat mungkin dengan cara jangan sampai kran air terbuka terus hingga air
terbuang percuma, serta mneggunakan air bekas mencuci untuk menyiram tanaman, tidak langsung
dibuang
12. Memilah-milah sampah menurut jenisnya sampah organik (daun, sisa makanan, kertas) dan sampah
anorganik (plastik, botol, dan kaleng) sehingga dapat di daur ulang
13. Gemar mencari cara yang hemat dan tepat guna serta memberitahukan kepada lingkungan sekitar
14. Sering mencari informasi mengenai cara menjaga lingkungan yang baik, khususnya pada lembaga
yang berkompeten
15. Menyadari bahwa melestarikan lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama
Pencanangan program pemerintah yang dikoordinasikan oleh kantor Menneg LH, antara lain 7
kegiatan utama yakni bumi lestari, sumber daya alam lestari, program kali bersih, program langit
biru, adipura, laut dan pantai lestari serta manajemen lingkungan memerlukan dukungan dan
peran serta masyarakat luas dan instansi terkait serta masyarakat internasional dalam
pelaksanaannya. Dalam kaitannya dengan "compliance and enforcement", pembentukan Pejabat
Penyidik Pegawai Negeri Sipil/ PPNS Bidang Lingkungan, BAPEDAL juga menunjukkan
kesungguhan dan komitmen pemerintah yang kuat.
Peringatan hari lingkungan hidup se-dunia dengan tema ? Green Cities ? pada 5 mei 2005 perlu
diapresiasi dengan sikap aktif pro-aktif. Seyogyanya pemerintah pusat hingga pemerintah daerah
melakukan aksi nyata dan tidak hanya ?panas dan meluap ? luap? pada konsep dan acara
seremonial belaka. Apa yang dilakukan oleh pemerintah Kota Pekanbaru dalam memperingati
hari lingkungan hidup se-dunia dengan tema ??Gerakan Kota Bersih dan Hijau?? perlu dicontoh
oleh kabupaten/ kota lain. Penghijauan kota dan lahan gundul serta penjagaan terhadap
lingkungan laut menjadi prioritas mekanisme pembangunan bersih. Hal ini diyakini bahwa hutan
merupakan paru-paru dunia yang dapat menyerap karbon dan menyediakan oksigen bagi
kehidupan di muka bumi. Fungsi hutan sebagai penyimpan air tanah juga akan terganggu akibat
terjadinya pengrusakan hutan yang terus-menerus. Hal ini akan berdampak pada semakin
seringnya terjadi kekeringan di musim kemarau dan banjir serta tanah longsor di musim
penghujan. Pada akhirnya, hal ini akan berdampak serius terhadap kondisi perekonomian
masyarakat. Sedangkan laut diyakini menyimpan banyak potensi flora dan fauna yang menarik
untuk dijadikan aset daerah dengan pendekatan ekowisata. Tentu pengelolaan yang rapi, sistemik
dan berwawasan lingkungan menjadi ruh utama pembangunan.
Program pengentasan kemiskinan dan masalah kesehatan serta lingkungan hidup harus dilakukan
segera dengan asumsi pemikiran bahwa salah satu penyebab kerusakan lingkungan hidup adalah
kemiskinan yang akut di negara-negara berkembang. Tanpa penanganan yang komprehensif
terhadap isu kemiskinan, maka upaya masyarakat internasional melaksanakan agenda
pembangunan berkelanjutan akan sia-sia. Dalam kaitan ini, negara-negara berkembang
prinsipnya sepakat bahwa kemiskinan adalah salah satu penyebab dari berbagai penyebab
penting lainnya seperti pola konsumsi dan produksi yang tidak sustainable serta tidak tersedianya
sumber keuangan dan teknologi yang memadai.
Pola pembangunan sebagai visi utama Gubernur Riau dengan formulasi K2i (Pembangunan pada
sektor pemberantasan kebodohan, kemiskinan dan pembangunan infrastruktur) patut untuk
diapresiasi. Namun konsep K2i itu perlu diterjemahkan dengan strategi pembangunan yang
applicable. Sikap tegas dari Gubernur untuk melawan kebodohan dan kemiskinan jangan sampai
hanya tinggal dipodium dan lembar pidato. Yang dibutuhkan saat ini adalah aksi rill dari
pemerintah dengan tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem bumi, dimana lingkungan
hidup adalah mitra dari pembangunan daerah.
Kebijakan pemerintah untuk melakukan pembangunan daerah tidak hanya memperhatikan unsur
ekonomi dan politik saja dengan mengesampingkan kepentingan lingkungan. Kita memang tidak
bisa melakukan pemisahan antara elemen ? elemen tersebut. Gagasan Emil Salim (2002) dengan
paradigma ekonomi dalam lingkungan cukup menarik untuk kita diskusikan. Menurutnya
Pembangunan dengan orientasi ekonomi nasional tetap perlu digalakkan namun pemberdayaan
lingkungan menjadi include didalamnya sebagai partner utama pembangunan berkelanjutan.
Kelembagaan lingkungan hidup yang sudah berdiri seperti Bapedalda dan lembaga non-
pemerintah seperti WALHI, serta masyarakat luas perlu melakukan kontrol terhadap kebijakan
pemerintah yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat. Pada sektor korporasi yang
mengelola langsung sumber daya alam lokal, seperti CALTEX, RAPP, serta perusahaan ?
perusahaan besar lainnya harus memperhatikan kesepakatan ISO-14000 yang mengamanahkan
untuk meningkatkan pola produksi berwawasan lingkungan, membangun pabrik atau perusahaan
hijau (green company) dengan sasaran keselamatan kerja, kesehatan dan lingkungan yang
maksimal dan pola produksi dengan limbah nol (zero waste).
Meminjam AA? Gym, bahwa untuk melakukan apa yang dicita ? citakan tidak akan berhasil
tanpa didukung oleh kesadaran manusianya. Maka dari itu - dalam kerangka memelihara
lingkungan-mulailah dari yang kecil, seperti membuang puntung rokok pada tempatnya,
Mulailah dari diri sendiri dan mulailah dari sekarang. Mari kita cintai diri kita dan makhluk lain
dibumi dengan senantiasa menjaga dan memelihara lingkungan hidup.
Istilah ekologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu oikos dan logos. Istilah ini mula-
mula diperkenalkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1869. Tetapi jauh sebelurmya, studi dalam
bidang-bidang yang sekarang termasuk dalam ruang lingkup ekologi telah dilakukan oleh para
pakar.
Lingkup Ekologi
Ekologi merupakan cabang biologi, dan merupakan bagian dasar dari biologi. Ruang lingkup
ekologi meliputi populasi, komunitas, ekosistein, hingga biosfer. Studi-studi ekologi
dikelompokkan ke dalam autekologi dan sinekologi.
Ekologi berkembang seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan ekologi
tak lepas dari perkembangan ilmu yang lain. Misalnya, berkembangnya ilmu komputer sangat
membantu perkembangan ekologi. Penggunaan model-model matematika dalam ekologi
misalnya, tidak lepas dari perkembangan matematika dan ilmu kornputer.
Maraknya bencana lingkungan hidup selama ini tak dapat dipisahkan dari ketiadaan strategi
Pemerintah dalam pengelolaan pembangunan berkelanjutan. Fakta ini mengakibatkan bencana
lingkungan yang kian parah.
Tidak adanya upaya pemerintah untuk memecah kebuntuan akibat mandeknya penanganan
kasus-kasus lingkungan, seperti kasus pencemaran Teluk Buyat, Kasus Import Limbah B-3,
kasus PT FI di Papua, kasus pencemaran sumber air minum di hampir semua Sungai sumber
mata air di Jawa, kasus perusakan dan kebakaran hutan sampai pada kasus Sampah di beberapa
kota Metropolitan semakin nyata terbukti.
Fakta bencana lingkungan, terlihat dari besarnya peluang krisis energi, buruknya pengelolaan
tata ruang, terjadinya bencana alam, rusaknya hutan indonesia serta sekelumit masalah
peracunan lingkungan lainnya yang tidak pernah terselesaikan.
Krisis energi saat ini telah mengancam masyarakat yang lemah secara ekonomi, untuk
mendapatkan akses energi yang layak, hal ini terbukti dengan semakin mahalnya harga Bahan
Bakar Minyak ( BBM ) dan listrik akhir-akhir ini. Kebijaksanaan penggunaan Batubara yang
dicanangkan pemerintah pada akhir-akhir ini nyata juga tidak didasari oleh hasil kajian kondisi
sosial masyarakat dan ekologi, justru melahirkan kebingungan dan potensi pencemaran dan
perusakan lingkungan dimasa mendatang. Fakta lain, soal deforestasi hutan yang tidak kunjung
dapat teratasi, mengisyaratkan gagalnya penanganan pemerintah terhadap aktivitas yang merusak
hutan baik illegal logging maupun konversi hutan dan lahan.
Terbitnya kebijakan pro lingkungan selama ini nyatanya harus berbenturan dengan kebijakan
yang justru memfasilitasi proses ekploitasi lingkungan. Sebut saja, kebijakan pemberantasan
Illegal Logging ternyata dibenturkan dengan kebijaksanaan perijinan tambang di hutan lindung,
serta kebijaksanaan pengembangan wilayah perbatasan.
Salah satu permasalahan kebijaksanaan yang belum dikedepankan oleh pemerintah selama ini
adalah bahwa dalam penyusunan kebijaksanaan pengelolaan lingkungan, Pemerintah tidak
memiliki dan menerapkan asas-asas umum kebijakan lingkungan ( General Principles of
Environmental Policy ) yang secara umum telah dipergunakan di negara-negara yang memiliki
komitmen tinggi dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan.
Beberapa asas umum kebijaksanaan pengelolaan lingkungan tersebut antara lain adalah
(2) asas penerapan sarana praktis yang terbaik, atau sarana teknis yang terbaik,
Artinya, kebijaksanaan pemerintah dalam penanganan permasalahan lingkungan saat ini masih
dipandang secara parsial dan tidak didasari hasil kajian yang komprehensif. Dua masalah penting
yang mengakibatkan bencana lingkungan terbesar adalah masalah dinamika dan tekanan
kependudukan, yang berimplikasi pada semakin beratnya tekanan atau beban lingkungan.
Kondisi ini diperparah dengan kebijaksanaan pembangunan yang bias kota yang kemudian
mengakibatkan terjadinya perusakan tata ruang, pencemaran lingkungan akibat industri,
penyempitan lahan pertanian serta koversi hutan yang tak terkendali.
Tekanan atau beban lingkungan yang cukup besar tersebut sangat berkaitan dengan perencanaan
tata ruang yang konsisten berbasis pada daya dukung lingkungan, pertumbuhan industri yang
tidak ramah lingkungan sehingga mengakibatkan pencemaran, kekumuhan lingkungan yang
diakibatkan oleh pemusatan jumlah penduduk melebihi daya dukung lingkungan, dan tekanan
terhadap hutan dari aktivitas illegal logging dan konversi lahan dan hutan untuk pertambangan,
perkebunan, dan industri.
Dalam rangka hari lingkungan hidup, 5 Juni 2006, Indonesian Center for Environmental Law
(ICEL) menuntut adanya perbaikan pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam dengan
pendekatan yang lebih komprehensif dengan mendasarkan pada penerapan asas-asas umum
kebijaksanaan lingkungan yakni (1) asas penanggulangan pada sumbernya (abattement at the
source) antara lain dengan mengembangkan kebijakan pengelolaan sampah di tingkat rumah
tangga dan tingkat sumber sampah lainnya, kebijakan sistem pengawasan industri, kebijakan
konservasi dan penyeimbangan supply demand dalam pengelolaan hutan, mencabut kebijakan
perijinan tambang dikawasan hutan, mencabut kebijaksanaan alih fungsi hutan untuk perkebunan
di kawasan perbatasan serta kebijaksanaan pengembangan industri berbasis pertanian ekologis
2) asas penerapan sarana praktis yang terbaik, atau sarana teknis yang terbaik, antara lain melalui
pengembangan kebijaksanaan industri bersih, kebijaksanan insentif bagi pengadaan alat
pengelolah limbah, kebijaksanaan pengelolaan lingkungan industri kecil (3)prinsip pencemar
membayar (polluter pays principle) melalui pengembangan kebijaksanaan pemberian insen tif
pajak pemasukan alat pengelolah limbah bagi industri yang taat lingkungan,insentif lain bagi
pengembangan industri yang melakukan daur ulang (reused, recycling) (4) prinsip cegat tangkal
(stand still principle) dengan melakukan pengembangan sistem pengawasan import B-3,
kebijaksanaan pengelolaan hutan dan DAS berbasis masyarakat dan (5) prinsip perbedaan
regional dengan mengembangkan kebijaksanaan insentif berupa subsidi dari wilayah pemanfaat
(hilir) kepada wilayah pengelolah (hulu), secara konsisten, partisipatif dan berbasis pada
keadilan lingkungan (eco justice)!
Biolog lingkungan atau yang biasa dikenal dengan ekologi adalah bagian dari ilmu pengetahuan
yang mempunyai hubungan erat dengan lingkungan. Ekologi berasal dari kata oikos yang berarti
rumah tangga dan logos yang mempunyai arti ilmu pengetahuan. Jadi, ekologi dapat diartikan
sebagai ilmu pengetahuan tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan keadaan
lingkungannya yang bersifat dinamis. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
sangat terbatas terhadap lingkungan yang bersangkutan, hubungan inilah yang disebut dengan
keterbatasan ekologi. Dalam keterbatasan ekologi terjadi degradasi ekosistem yang disebabkan
oleh dua hal yaitu peristiwa alami dan kegiatan manusia. Secara alami merupakan peristiwa yang
terjadi bukan karena disebabkan oleh perilaku manusia. Sedangkan yang disebabkan oleh kegitan
manusia yaitu degradasi ekosistem yang dapat terjadi diberbagai bidang meliputi bidang
pertanian, pertambangan, kehutanan, konstruksi jalan raya, pengembangan sumber daya air dan
adanya urbanisasi.
Indonesia mempunyai hutan tropis dunia sebesar 10 persen. Sekitar 12% keadaan hutan di
Indonesia yang merupakan bagian dari jumlah binatang yang tergolong jenis mamalia, 16%
persen merupakan bagian dari spesies amphibi dan binatang sejenis reptil dan 25% dari bagian
spesies sejenis burung dan sekitar 1.519 merupakan bagian dari spesies burung. Sisanya
merupakan endemik yang hanya dapat ditemui didaerah tersebut.
Penyusutan luas hutan alam yang merupakan asli Indonesia mengalami kecepatan menurunan
yang cukup memprihatinkan. Menurut World Resource Institute (1997), hingga saat ini hutan
asli Indonesia. Selama periode 1985-1997 kerusakan hutan mencapai 1,6 juta hektar per tahun.
Pada periode 1997-2000 bertambah menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Berdasarkan pada hasil
penelitian citra landsat pada tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan mengalami
kerusakan yang cukup serius. Diantaranya, hutan seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan
hutan [Badan Planologi Dephut,2003]. Menurut data yang diperoleh dari Bakornas
Penanggulangan Bencana pada tahun 2003, bencana yang terjadi selama tahun 1998 hingga
pertengahan 2003 data yang didapat menunjukan telah terjadi 647 bencana dengan 2022 korban
jiwa dan mengalami kerugian milyaran rupiah dengan 85% merupakan bencana banjir dan
longsor.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan IPTEK untuk menekan dampaknya seminimal
mungkin, antara lain :
2). Teknilogi yang akan diterapkan hendaknya betul-betul dapat mencegah timbulnya
permasalahan di tempat itu.
3). Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
ada.
2. Dampaknya dalam :
a. Penyediaan Pangan
Perkembangan IPTEK dalam bidang pangan dimungkinkan karena adanya pendidikan, penelitian
dan pengembangan di bidang pertanian terutama dalam peningkatan produktivitas melalui
penerapan varitas unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pola tanaman dan
pengairan. Namun di sisi lain perkembangan tersebut berdampak fatal, misalkan saja
penggunaan pestisida dalam pemberantasan hama ternyata dapat menyebabkan penyakit dalam
tubuh manusia.
b. Penyediaan Sandang
Pada awalnya bahan sandang dihasilkan dari serat alam seperti kapas, sutra, woll dan lain-lain
Perkembangan teknologi matrial polimer menghasilkan berbagai serat sintetis sebagai bahan
sandang seperti rayon, polyester, nilon, dakron, tetoron dan sebagainya
Kulit sintetik juga dapat dibuat dari polimer termoplastik sebagai bahan sepatu, tas dan lain-
lain
Teknologi pewarnaan juga berkembang seperti penggunaan zat azo dan sebagainya.
c. Penyediaan Papan
Teknologi papan bersangkut paut dengan penyediaan lahan dan bidang perencanaan seperti
city planning, kota satelit, kawasan pemukiman dan sebagainya yang berkaitan dengan
perkembangan penduduk
Awalnya bahan pokok untuk papan adalah kayu selanjutnya dikembangkan teknologi matrial
untuk mengatasi kekurangan kayu
d. Peningkatan Kesehatan
Penemuan radio aktif untuk mendeteksi penyakit secara tepat seperti tumor dan lain-lain
e. Penyediaan Energi
Sumber-sumber energi
Pakde sofa 2008 Sejarah dan Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem.
http://massofa.wordpress.com/2008/09/23/sejarah-dan-ruang-lingkup-ekologi-dan-ekosistem/
Ekologi berkaitan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan
(peradaban) manusia, seorang yang belajar ekologi sebenarnya bertanya tentang berbagai
hal berikut :
Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem.
Suatu ekosistem akan menjamin keberlangsungan kehidupan apabila lingkungan itu dapat
mencukupi kebutuhan minimum dari kebutuhan organisme.
Keterbatasan ekologi
Planet bumi yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang
biak memiliki keterbatasan-keterbatasan dalam mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Dalam perkembanganya pada organisme mengalami seleksi alam, misalnya telur ikan yang
beribu-ribu itu dari induknya, yang dapat hidup terus hingga dewasa hanya beberapa ekor
saja.
Skema representasi dari angka kematian ikan laut. Hanya beberapa ikan yang bertahan
hingga dewasa dari ribuan telur.
Begitu juga tiram, binatang laut ini dapat menghasilkan 500 milion telur sekali bertelur. Jika
semua telur-telur itu berkembang menjadi tiram-tiram dewasa dan semua keturunannya
hidup, maka sesudah generasi keempat kita dapat menemukan tumpukan tiram-tiram
seluas bumi selama 8 tahun. Demikian pula tumbuhan mempunyai kemampuan
berkembang biak secara cepat jika spora-spora atau biji-biji yang disebarkan tumbuh
semua menjadi dewasa, maka populasi tumbuhan akan naik luar biasa. Demikianlah seleksi
alam selalu terjadi.
Semua hewan dan tumbuhan cenderung untuk tumbuh bereproduksi dan mati, sampai
dikurangi oleh pengaruh lingkungan, faktor yang mula-mula menghentikan pertumbuhan
dan penyebaran dari organisme disebut faktor pembatas. Hal ini terjadi pada makhluk
hidup, sedangkan pada lingkungan hidup secara luas mempunyai keterbatasan. Lahan
pertanian yang tadinya subur karena diolah terus menerus, maka kesuburannya menjadi
berkurang. Apabila pada lahan tersebut penduduknya bertambah, maka bebannya
menjadi bertambah pula karena dipacu untuk memproduksi melebihi kapasitasnya dengan
cara diberi pupuk dan sebagainya. Sebagai akibat dari hal tersebut maka lahan itu
mengalami penurunan kemampuan produksi ataupun yang disebut dengan deteriorasi
lingkungan. Kondisi lingkungan yang dalam keadaan produktifitasnya optimal dan seimbang
secara ekologi dikatakan dalam kodisi homeostatis. Deteriorasi lingkungan salah satunya
ditandai oleh pemulihan produktifitas yang berjalan lambat.
Sebagai contoh digambarkan oleh Hagget (1983) pada petani sistem ladang berpindah yang
tanah kurang subur dan daerahnya luas dengan penduduk jarang. Pada gambar 1 dan 2
berikut dijelaskan hubungan tingkat kesuburan tanah dengan waktu.
(Gambar 1)
(gambar 2)
Pada gambar 1 pemulihan kesuburan lahan dapat tercapai karena cukup waktu. Apabila
jumlah penduduk bertambah banyak, maka waktu pemulihan kesuburan lahan menjadi
pendek sehingga kesuburannya belum pulih lahan mulai ditanami lagi. Sebagai akibatnya
maka kesuburannya akan semakin merosot (lihat gambar 2). Hal ini juga terjadi pada lahan
daerah yang seharusnya kemampuan ditanami padi 1 tahun sekali dipacu untuk panen 1
tahun menjadi 2 kali dengan berbagai cara akibatnya kesuburan lahan cepat menurun.
Sampai di sini, apakah Anda sudah memahami uraian materi tersebut? Kalau sudah
kerjakan soal latihan berikut!
Amatilah lingkungan di sekitar tempat tinggal Anda, apakah terjadi keterbatasan ekologi?
Kalau ya, bagaimana upaya menanggulanginya? Diskusikan hasil pengamatan Anda
bersama teman-taman dan laporkan hasil diskusi tersebut pada guru bina Anda?
Pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia bertujuan
untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatnya. Dalam proses
pembangunan itu tentu akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup.
Pembangunan tidak saja mendatangkan manfaat, tatapi juga membawa resiko kerusakan
lingkungan. Kita melihat di sekitar kita misalnya hutan diubah menjadi lahan sawah untuk
memproduksi bahan makanan, dengan perubahan lahan hutan menjadi lahan sawah ini
akan menggangu keseimbangan ekologi. Sungai kita bendung untuk mendapatkan manfaat
listrik, bertambahnya saluran irigasi, dan terkendalinya banjir. Resikonya ialah tergusurnya
kampung dan sawah penduduk setempat, dan punahnya jenis hewan dan tumbuhan
tertentu. Kayu di hutan kita tebang, devisa dari ekspor kayu kita dapatkan, sebaliknya kita
menghadapi resiko kepunahan hewan dan tumbuhan, bertambahnya erosi tanah, rusaknya
tata air, dan terjadinya hutan alang-alang. Sarana transportasi kita tambah, hubungan satu
tempat ke tempat lain menjadi mudah, tetapi resikonya pencemaran udara dan kebisingan,
serta kecelakaan lalu lintas. Silahkan Anda boleh mencari contoh lain lagi dan laporkan pada
guru bina Anda.
a.Terpeliharanya proses ekologi yang esensial. Di alam terdapat proses ekologi yang
menjadi penopang kehidupan kita. Rusaknya proses ekologi itu akan membahayakan
kehidupan kita dibumi.
b.Tersedianya sumber daya cukup. Pembangunan adalah usaha untuk dapat menaikan
manfaat yang kita dapatkan dari sumber daya. Kenaikan manfaat itu dapat kita capai
dengan menggunakan lebih banyak sumber daya, menaikkan efisiensi penggunaan sumber
daya (tanpa menaikan jumlah sumber daya yang kita pakai), dan mencari sumber daya
alternatif (BBM, sumber daya genetis, sumber daya manusia).
c.Lingkungan sosial budaya yang sesuai. Lingkungan sosial budaya sangat penting bagi
kesinambungan pembangunan, sebab pembangunan dilakukan oleh dan untuk manusia
yang hidup di dalam kondisi sosial budaya tertentu. Beberapa hal perlu diperhatikan
seperti: pemerataan pembangunan, persaingan dalam mendapat sumber daya yang
dibutuhkan, pembangunan masyarakat terasing, serta penguasaan ilmu dan teknologi
Gambar. Waduk menggusur petani yang hidup di lembah sungai yang dibendung.
Sementara itu manfaat listrik masih banyak melampaui mereka dan belum menciptakan
lapangan pekerjaan bagi mereka (A). Akibatnya tekanan penduduk terhadap lahan
meningkat. Hutan rusak, erosi dan pedangkalan waduk dipercepat (B
TEKNOLOGI dan PENGETAHUAN lINGKUNGAN
KEBERLANJUTAN LINGKUNGAN
Pembangunan adalah sebuah proses produksi dan konsumsi dimana materi dan energi
diolah dengan menggunakan faktor produksi, seperti modal, mesin mesin (capital), tenaga
kerja (labor dan human resources), dan bahan baku (natural resources). Dalam hal
penyediaan bahan baku dan proses produksi kegiatan pembangunan dapat membawa
dampak kepada lingkungan alam dan masyarakat sekitarnya, yang pada gilirannya akan
berdampak kepada keberlanjutan pembangunan. Dalam memperhatikan keberlanjutan
pembangunan yang tidak hanya memperhatikan kepentingan saat ini tapi juga
memperhatikan kepentingan masa mendatang, maka pembangunan harus dilaksanakan
secara berkelanjutan.
Manusia hidup di bumi tidaklah sendirian, melainkan bersama mahkluk lain yaitu
tumbuhan, hewan dan jasad renik. Mahkluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan
hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup
manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup.
Kenyataan ini dapat kita lihat dengan mengandaikan di bumi ini tidak ada hewan dan
tumbuhan. Dari manakah kita mendapat oksigen dan makanan? Sebaliknya seandainya
tidak ada manusia, tumbuhan, hewan dan jasad renik akan dapat melangsungkan
kehidupannya seperti terlihat dari sejarah bumi sebelum ada manusia. Karena itu
anggapan bahwa manusia adalah mahkluk yang paling berkuasa sebenarnya tidak benar.
Seharusnya kita menyadari bahwa kitalah yang membutuhkan mahkluk hidup yang lain
untuk kelangsungan hidup kita dan bukannya mereka yang membutuhkan kita untuk
kelangsungan hidup mereka.
Secara umum di masyarakat sering disebut istilah lingkungan hidup cukup dengan
lingkungan saja. Anda tentu bertanya apa sih yang dimaksud dengan lingkungan hidup?
Lingkungan hidup adalah suatu sistem komplek yang berada di luar individu yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme.
Lingkungan hidup itu terdiri dari dua komponen yaitu komponen abiotik dan biotik :
a. Komponen abiotik, yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah, udara,
cahaya, matahari dansebagainya.
b. Komponen biotik, yaitu terdiri dari mahkluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan
manusia.
Pengertian tentang mutu lingkungan sangatlah penting, karena merupakan dasar dan
pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan. Perbincangan tentang
lingkungan pada dasarnya adalah perbincangan tentang mutu lingkungan. Namun dalam
perbincangan itu apa yang dimaksud dengan mutu lingkungan tidak jelas. Mutu
lingkungan hanyalah dikaitkan dengan masalah lingkungan misalnya pencemaran, erosi,
dan banjir.
Secara sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang
dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia di suatu
wilayah. Kualitas lingkungan itu dicirikan antara lain dari suasana yang membuat orang
betah/kerasan tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai keperluan hidup terpenuhi dari
kebutuhan dasar/fisik seperti makan minum, perumahan sampai kebutuhan
rohani/spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan sebagainya.
Kualitas lingkungan hidup dibedakan berdasarkan biofisik, sosial ekonomi, dan budaya
yaitu :
a. Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik
yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen biotik merupakan
makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik
terdiri dari benda-benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya matahari. Kualitas
lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen berlangsung seimbang.
b. Lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik berupa materi (benda) maupun
nonmateri yang dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya. Lingkungan
budaya dapat berupa bangunan, peralatan, pakaian, senjata. Dan juga termasuk non
materi seperti tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan sebagainya.
Standar kualitas lingkungan diartikan baik jika di lingkungan tersebut dapat memberikan
rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya dalam menjalankan dan
mengembangkan sistem budayanya.
Pengertian Ekologi
Orang yang pertama kali memperkenalkan istilah ekologi adalah Earns Haeckel (1834
1919) pada tahun 1860. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti
rumah dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah ekologi adalah ilmu tentang mahkluk
hidup dalam rumahnya, atau dapat diartikan juga sebagai ilmu tentang rumah tangga
mahkluk hidup.
Menurut Miller (1975), ekologi adalah ilmu mengenai hubungan timbal balik antara
organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya. Menurut Odum
(1971) ekologi adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem.
Struktur di sini menunjukan suatu keadaan atau susunan dari sistem ekologi pada waktu
dan tempat tertentu. Keadaan itu termasuk kepadatan/kerapatan, biomas, penyebaran
potensi unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang
mencirikan keadaan sistem tersebut yang kadang-kadang mengalami perubahan.
Sedangkan fungsinya menggambarkan peran setiap komponen yang ada dalam sistem
ekologi atau ekosistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana
fungsi organisme di alam.
Ekologi berkaitan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan
(peradaban) manusia, seorang yang belajar ekologi sebenarnya bertanya tentang berbagai
hal berikut :
c. Apa yang mereka perlukan dari habitatnya itu untuk dapat dimanfaatkan guna
melangsungkan kehidupan?
d. Bagaimana mereka mencukupi kebutuhannya akan unsur hara (materi) dan energi ?
f. Bagaimana individu-individu dalam spesies itu diatur dan berfungsi sebagai populasi,
bagaimana keindahan ekosistem tercipta?
KESADARAN LINGKUNGAN
Bentang alam Indonesia notabene memiliki geografi dan kondisi ekologi yang bervariasi,
menjadi penyebab tingginya tingkat keanekaragaman hayati (biodiversity) yang secara
simetris menyimpan manfaat besar. Keanekaragaman hayati berupa kekayaan
sumberdaya genetik (SDG) khususnya plasma nutfah tanaman, membuka peluang bagi
upaya mencari dan memanfaatkan materi-materi genetik untuk dimuliakan (plant
breeding). Materi genetik sangat berguna bagi upaya perbaikan sifat tanaman sehingga
aspek ketersediaannya, keamanannya (safety), dan keanekaragamannya merupakan
modal dasar dalam pengembangan pertanian maupun industri pertanian. Oleh karena itu,
pengkajian, penelitian (research), dan pendayagunaan serta pelestarian plasma nutfah
harus tetap terlaksana secara berkesinambungan.
Di Indonesia, dari 6978 spesies tanaman endemik, 174 spesies diantaranya terancam
punah. Laju deforestasi yang pesat (dari 1,6 juta ha dekade 19851997 menjadi 2,1 juta ha
pada dekade 19972001) melalui tingginya alih fungsi kawasan hutan menjadi pemukiman,
perindustrian, perkebunan dan pertambangan, pembalakan hutan (illegal logging), dan
kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat menyebabkan jutaan plasma nutfah
musnah.
Intensifnya sistem pertanian modern (High External Input Agriculture) dengan input
varietas-varietas tanaman baru tidak diimbangi dengan upaya mempertahankan
penggunaan varietas-varietas lokal (land race), dan tingginya aktifitas pengambilan serta
pertukaran (introduksi) materi plasma nutfah secara ilegal menyebabkan laju erosi
genetik kian tak terkendali. Celakanya lagi, pembangunan kawasan perkotaan kurang
memperhatikan aspek lingkungan sehingga dalam kerangka sistemik, situasi tersebut
menjadi penyebab perubahan iklim (climate change), pemanasan global (global warming),
hilangnya habitat, kelangkaan air bersih, polusi, banjir, hingga ancaman kelaparan yang
kini menjadi masalah krusial.
Alam secara hakiki adalah representasi (simulacrum) manusia, harus diperlakukan secara
manusiawi pula. Menurut (Keraf, 2001), ada 9 prinsip Etika Lingkungan dalam
pembangunan: i) Hormat terhadap alam (respect for nature), ii) Bertanggungjawab
kepada alam (responsibility for nature), iii) Solidaritas kosmis (cosmic solidarity), iv)
Peduli kepada alam (carrying for nature), v) Tidak merugikan (no harm), vi) Hidup
selaras dengan alam (living harmony with nature), vii) Keadilan, viii) Demokrasi dan ix)
Integritas moral.
Peningkatan kualitas dan kuantitas hidup untuk mencapai yang lebih baik (life good)
adalah cita-cita dari setiap individu maupun masyarakat. Olehnya, berbagai ikhtiar untuk
mencapai hal tersebut harus diformulasi secara holistik dan komprehensif agar perubahan
yang dilakukan tidak hanya pada tataran instrumental saja, melainkan mengakar dari
tataran nilai (paradigm) sehingga manusia mampu terbebas dari berbagai ambivalensi
yang terjadi selama ini. Sekarang saatnya merenungkan sejenak dan melihat secara jernih
persoalan-persoalan lingkungan hidup. Bagaimana masa depan generasi mendatang
bilamana bumi tak bisa dirawat oleh generasi sekarang?
Sebagai salah satu negara dengan kekayaan dan keragaman alam serta budaya yang luar
biasa, patutlah kalau Indonesia dikatakan sebagai negara mega biodiversity kedua setelah
Brazil. Dengan luas daratan sebesar hanya 1,5% dari seluruh luas permukaan Bumi
ini,Indonesia merupakan tempat yang menyumbangkan lebih dari 10% tumbuh-
tumbuhan didunia, lebih dari 10.000 spesies pohon tegak di dunia, dan sekitar 25.000
sampai 30.000spesies tumbuhan berbunga.
Indonesia memang benar-benar satu negara mega biodiversity yang luar biasa dan
tentunya perlu disyukuri. Namun pada saat yang sama perlu diingat dan terus
dikumandangkan dengan lantang bahwa telah terjadi berbagai kerusakan dan
degradasiyang luar biasa dan mengancam keberlanjutan Indonesia. Di sektor kehutanan
telah terjadi deforestasi yang meningkat dalam beberapa dekade ini. Seperti dilaporkan
oleh Bank Dunia (2003) dan Departemen Kehutanan, tingkat deforestasi di Indonesia telah
mencapai lebih dari dua juta hektar per tahun. Secara total, luas hutan kita mengalami
pengurangan yang sangat signifikan.
Pada tahun 1950, terdapat 162 juta hektar hutan di Indonesia, pada tahuan 1985, hutan
kita tinggal 119 juta hektar. Angka ini terus mengalami penyusutan, karena padatahun
2000, hutan Indonesia tinggal 96 juta hektar. Apabila tingkat kehilangan hutan initerus
terjadi sebesar 2 juta hektar per tahun, dalam kurun 48 tahun ke depan, seluruhwilayah
Indonesia akan menjadi gurun pasir yang gundul dan panas.
Ada dua pandangan ekstrem etika lingkungan yang dapat dipertentangkan. Pertama,
biasa dikenal dengan pandangan anthropocentris yang menekankan bahwa manusia
sebagai subjek utama dunia dan harus mendapat prioritas dalam pemanfaatan lingkungan
dan sumber daya. Perspektif ini melihat, proses pembangunan dan implikasi terhadap
lingkungan dipandang sebagai satu keniscayaan, sejauh proses tersebut diperuntukkan
bagi kesejahteraan manusia. Pandangan ini mewarnai dan menjiwai proses pembangunan
yang eksploitatif selama ini. Sering pula digunakan sebagai alat justifikasi setiap
keputusan pembangunan yang dilakukan manusia. Dalam banyak kasus, pandangan
inijuga dipakai manusia untuk menjustifikasi motif dan tindakan serakahnya. Jelas ini
berdampak pada kerusakan lingkungan.
Maksud dari analisa mengenai dampak lingkungan kedalam proses perencanaan suatu
usaha atau kegiatan tersebut, sehingga dapat diambil keputusan optimal dari berbagai
alternative, karena analisis mengenai dampak lingkungan merupakan salah satu alat
untuk mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan oleh suatu rencana atau kegiatan
terhadap lingkungan hidup, guna mempersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak
negative dan mengembangkan dampak positif. Mengenai dampak lingkungan hidup dapat
disebabkan oleh rencana kegiatan disegala sector seperti :
2. Bidang Kesehatan yautu : rumah sakit kelas A/setara kelasA atau kelas I dan industri
farmasi,
3. Bidang Pekerjaan Umum yaitu :pembangunan Waduk, Irigasi dan kanalilasi, jalan
raya/tol, pengolahan sampah, peremajaan kota dan gedung bertingkat/apartemen,
4. Bidang Pertanian yaitu : Usaha tambak udang, sawah, perkebunan dan pertanian,
5. Bidang Parpostel seperti hotel, padang golf, taman rekreasi dan kawasan parawisata,
9. Bidang perdagangan,
10. Bidang pertahanan dan keamanan seperti : Pembangunan genung amunisi, pangkalan
angkatan laut, pangkalan angkatan udara dan pusat latihan tempur,
11. Bidang pengembangan tenaga nuklir seperti : Pembangunan dan pengopearian reactor
nuklir dan nuklir non reactor,
12. Bidang kehutanan yaitu : Pembangunan taman safari, kebun binatang, hak pengusaha
hutan, hak pengusahaan hutan tanaman industri (HTI) dan Pengusaha parawisata alam,
13. Bidang pengendalian bahan berbahaya dan beracun (B-3) dan 14 Bidang kegiatan
terpadu/multisektor (wajib AMDAL).
Mengenai akibat pencemaran terhadap lingkungan hidup harus melihat kepada ukuran
dampak penting terhadap lingkungan yang perlu disertai dengan dasar pertimbangan
yaitu sebagai berikut : terhadap penilaian pentingnya dampak lingkungan berkaitan
secara relative dengan besar kecilnya rencana usaha atau kegiatan yang berhasil guna dan
daya guna, apabila rencana usaha atau kegiatan tersebut dilaksanakan dengan didasarkan
pada dampak usaha atau kegiatan tersebut terhadap salah satu aspek lingkungan atau
dapat juga terhadap kesatuan dan atau kaitannya dengan aspek-aspek lingkungan lainnya
dalam batas wilayah yang telah ditentukan.
Perlu diketahui bahwa dampak terhadap lingkungan atas dasar kemungkinan timbulnya
dampak positif atau dampak negative tidak boleh dipandang sebagai factor yang masing-
masing berdiri sendiri, melainkan harus diperhitungkan bobotnya guna dipertimbangkan
hubungan timbul baliknya untuk mengambil keputusan.
Sedangkan yang menjadi ukuran dampak penting terhadap lingkungan hidup adalah :
a. jumlah manusia yang akan terkena dampak tersebut adalah pengertian manusia yang
akan terkena dampak mencakup aspek yang sangat luas terhadap usaha atau kegiatan,
yang penentuannya didasarkan pada perubahan sendi-sendi kehidupan masyarakat dan
jumlah manusia yang terkena dampaknya tersebut, dimana manusia yang secara langsung
terkena dampak lingkungan akan tetapi tidak menikmati manfaat dari usaha atau
kegiatan yang telah dilaksanakan.
b. terhadap luas wilayah persebaran dampak adalah merupakan salah satu factor yang
dapat menentukan pentingnya dampak terhadap lingkungan, dimana rencana usaha atau
kegiatan mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami perubahan mendasar dari segi
intensitas dampak atau tidak berbaliknya dampak atau segi kumulatif dampak.
c. lamanya dampak berlangsung dapat berlangsung pada suatu tahap tertentu atau pada
berbagai tahap dari kelangsungan uasah atau kegiatan, dengan kata lain akan berlangsung
secara singkat yakni hanya pada tahap tertentu siklus usaha atau kegiatan akan tetapi
dapat pula berlangsung relative lama yang akan menimbulkan dampak yang sangat
merugikan lingkungan hidup didalam masyarakat/manusia dilingannya yang telah
merusak tatanan dan susunan lingkungan hidup disekitarnya.
e. komponen lingkungan lain yang terkena dampak, akibat rencana usaha atau kegiatan
menimbulkan dampak sekunder dan dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya
lebih atau sama dengan komponen lingkungan yang terkena dampak primer.
g. berbalik dan tidak berbaliknya dampak ada yang bersifat dapat dipulihkan dan
terdapat pula yang tidak dapat dipulihkan walaupun dengan upaya manusia untuk
memulihkannya kembali, karena perubahan yang akan dialami oleh suatu komponen
lingkungan yang telah tercemar dengan kadar pencemaran yang sangat tinggi, tidak akan
dapat dipulihkan kembali seperti semula.
Daftar Pustaka :
http://indonesiancommunity.multiply.com/journal/item/3344/PENTINGNYA_MEMBANG
UN_KESADARAN_LINGKUNGAN(diakses tanggal 15 februari 2009)
.http://gamapermana80.blogspot.com/2009/12/hubungan-lingkungan-dan-
pembangunan.html (diakses tanggal 1 Desember 2009)