Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ISPA

Pokok Bahasan : ISPA


Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian ISPA
2. Tanda dan gejala ISPA
3. Tata cara perawatan mengatasi ISPA
Sasaran : Pasien dan keluarga rawat inap ruangan 6 West
Hari / tanggal : Jumat/ 20 Januari 2017
Waktu : 15.30 WIB
Tempat : Lt 6 West

I. Tujuan Umum :
Kegiatan penyuluhan ini diharapkan seluruh peserta dapat mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan ISPA
II. Tujuan Khusus :
1) Peserta dapat mengetahui dan memahami pengertian ISPA
2) Peserta dapat mengetahui dan memahami penyebab ISPA
3) Peserta dapat memahami dan mengetahui tanda dan gejala ISPA
4) Peserta dapat memahami dan mengetahui penatalaksanaan ISPA
5) Peserta dapat memahami dan mengetahui cara perawatan ISPA
6) Peserta dapat memahami dan mengetahui cara mencegah ISPA
III. Materi
Terlampir

1
IV. Metode
Kegiatan ini menggunakan metode diskusi dan tanya jawab.
V. Media / alat
1. Leaflet
2. Lattop
3. Infocus

VI. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Masdiana T,S.kep
Moderator : Pina L,S.Kep
Penyaji : Desy Arisandi,S.Kep
Notulen : Monika T,S.Kep
Dokumentasi :Yuri Wahyuningsih Manungkalit,S.Kep
Fasilitator : Pebrio,S.kep
Sianna S,S.Kep
Jumpa M,S.kep
Masro Munthe,S.Kep
Ruminta Sirait,S.Kep

VII. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu Media


1 Pembukaan
- -mengucapkan salam - menjawab salam 5 menit
- memperkenalkan diri - mendengarkan

2
- mengingatkan kontrak- memperhatikan
- menjelaskan tujuan - mendengarkan
2 Isi - -menjelaskan - memperhatikan 15 menit Leaflet
pengertian ISPA - memperhatikan Lattop
- -menjelaskan tanda - memperhatikan Infocus
dan gejala ISPA
- - menjelaskan cara
perawatan ISPA
- -memberikan
kesempatan kepada
audien untuk bertanya.
3 Penutupan- - mengevaluasi - mengungkapkan 10 menit
perasaan peserta perasaan setalah
setelah penyuluhan penyuluhan
- mengajukan beberapa- bertanya tentang
pertanyaan materi penyuluhan
yang belum paham

VIII. Evaluasi hasil


1. Sebutkan pengertian ISPA
2. Jelaskan tanda dan gejala ISPA
3. Sebutkan penyebab ISPA
4. Jelaskan cara perawatan ISPA
5. Jelaskan cara penatalaksanaan ISPA
6. Sebutkan cara mencegah ISPA

3
IX. Sumber
DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 1992.

Doenges, Marlyn E . Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk


perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien

Gordon,et.al,2001, Nursing Diagnoses : definition & Classification 2001-


2002,Philadelpia,USA

Naning R,2002,Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Handout kuliah Ilmu


Kesehatan Anak) PSIK FK UGM tidak dipublikasikan.

Suriadi,Yuliani R,2001,Asuhan Keperawatan pada Anak,CV sagung


Seto,Jakart

Lampiran Materi
Lampiran Leaflet

4
TINJAUAN TEORI

1. PENGERTIAN

Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah infeksi akut yang terjadi


pada saluran napas termasuk adneksanya. Akut adalah berlangsung sampai
14 hari, Adneksa yaitu sinus, rongga telinga dan pleura.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran
pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Saluran pernapasan meliputi
organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ
disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) meliputi saluran
pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Sebagian
besar dari infeksi saluran pernapasan bersifat ringan, misalnya batuk pilek
dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun demikian
jangan dianggap enteng, bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik
dapat menyebabkan anak menderita pneumoni yang dapat berujung pada
kematian.
Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit
ISPA dibagi menjadi dua golongan yaitu pneumonia dan yang bukan
pneumonia.
Pneumonia dibedakan atas derajat beratnya penyakit yaitu
pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti
rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya
digolongkan sebagai bukan pneumonia.

5
2. KLASIFIKASI

Secara anatomis yang termasuk Infeksi saluran pernapasan akut :


1. ISPA atas : Rinitis, faringitis,Otitis
2. ISPA bawah : Laringitis ,bronchitis,bronkhiolitis,pneumonia.

3. ETIOLOGI

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau


kuman golonganA streptococus, stapilococus, haemophylus influenzae,
clamydia trachomatis, mycoplasma, dan pneumokokus yang menyerang
dan menginflamasi saluran pernafasan (hidung, pharing, laring) dan
memiliki manifestasi klinis seperti demam, meningismus, anorexia,
vomiting, diare, abdominal pain, sumbatan pada jalan nafas, batuk, dan
suara nafas wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara
pernafasan.
Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman. Disamping
itu terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/
neonatus, ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut
terhadap penyakit serta keadaan cuaca (Whaley and Wong; 1991; 1419).
Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab
dari terjadinya infeksi saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang
merupakan penyebab utama yakni golongan A -hemolityc streptococus,
staphylococus, haemophylus influenzae, clamydia trachomatis,
mycoplasma dan pneumokokus.
Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut
berpengaruh didalam derajat keparahan penyakit. Karena dengan lobang

6
yang semakin sempit maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup
secara keseluruhan dari jalan nafas.
Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses
terjadinya infeksi antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang
terjadi secara langsung mempengaruhi saluran pernafasan yaitu alergi,
asthma serta kongesti paru.
Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan
musim, tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin (Whaley and Wong;
1991; 1420).
Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini
ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman
Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati
dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat
antibiotic.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara
pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat
kesaluran pernapasannya.
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan
keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit
mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat
jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Bila
sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang
lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu
diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat
cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan
pernapasan.

7
Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-
tanda laboratoris.
Tanda Tanda Klinis ISPA
1. Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea),
retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah
atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.
2. Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi,
hypotensi dan cardiac arrest.
3. Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala,
bingung, papil bendung, kejang dan coma.
4. Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.

Tanda - Tanda Laboratoris ISPA


1. Hypoxemia,
2. Hypercapnia dan
3. Acydosis (metabolik dan atau respiratorik)

Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun


adalah: tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi
buruk, sedangkan tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2
bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun ampai
kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran
menurun, stridor,Wheezing.

8
4. FAKTOR RESIKO

Fakor diri (host) : Umur, jenis kelamin, status gizi, kelainan congenital,
imunologis, BBLR dan premature.
Faktor lingkungan : Kualitas perawatan orang tua, asap rokok,
keterpaparan terhadap infeksi, social ekonomi, cuaca dan polusi udara.

5. PATOFISIOLOGI

Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :


1. Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan
reaksi apa-apa.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa.
Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya
rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul
gejala demam dan batuk. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu
dapat sembuh sempurna,sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan
meninggal akibat pneumonia.

6. PENATALAKSANAAN ISPA

Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus


yang benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program
(turunnya kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik
dan obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA).
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk
standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi
penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta

9
mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi
penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian
makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang
penting bagi pederita ISPA.
Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :

1. Upaya pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan :


1. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
2. Immunisasi.
3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
4. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

2. Pengobatan dan perawatan

Prinsip perawatan ISPA antara lain :


1. Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
2. Meningkatkan makanan bergizi
3. Bila demam beri kompres dan banyak minum
4. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung
dengan sapu tangan yang bersih
5. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis
tidak terlalu ketat.
6. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak
tersebut masih menetek.

10
Pengobatan antara lain :

1. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau


dengan kompres, jika bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus
segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu
2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya,
kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan
menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).

2. Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan
tradisional yaitu jeruk nipis sendok teh dicampur dengan kecap
atau madu sendok teh , diberikan tiga kali sehari.

11
DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan


Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 1992.

Doenges, Marlyn E . Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk


perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien

Gordon,et.al,2001, Nursing Diagnoses : definition & Classification 2001-


2002,Philadelpia,USA

Naning R,2002,Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Handout kuliah Ilmu


Kesehatan Anak) PSIK FK UGM tidak dipublikasikan.

Suriadi,Yuliani R,2001,Asuhan Keperawatan pada Anak,CV sagung


Seto,Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai