DISFUNGSI SEKSUAL Punya Mandarikaizi PDF
DISFUNGSI SEKSUAL Punya Mandarikaizi PDF
I. PENDAHULUAN
Disfungsi seksual itu sendiri merupakan kondisi di mana fungsi seksual dalam
tubuh seseorang sudah mulai melemah. Kondisi itu dapat terjadi ketika kita
masih muda, maupun pada usia lanjut karena kondisi fisik dan mental yang
semakin berkurang. Kondisi disfungsi seksual dapat terjadi pada pria maupun
wanita. Pada pria dapat berupa hiposeksualitas (hasrat seks yang berkurang),
impotensia (kemampuan ereksi berkurang atau tidak mampu sama sekali),
ejakulasi dini, dan anorgosmia (tidak dapat orgasme). Sedangkan pada wanita,
disfungsi seksual dapat berupa hiposeksualitas (hasrat seks berkurang), frigiditas
(dingin terhadap seks atau tidak bergairah sama sekali), fobio seksualis (takut
dan muak pada hubungan seksual), vaginismus, disparuenia (nyeri saat
berhubungan), dan anorgasmia (tidak dapat organsme).
Disfungsi seksual disebabkan oleh berbagai gangguan dan penyakit, baik fisik
maupun mental. Penyakit fisik yang menyebabkan disfungsi seksual adalah
diabetes mellitus (kencing manis), anemia, kurang gizi, penyakit kelamin,
penyakit otak dan sumsum tulang, akibat operasi prostat pada pria, tumor atau
kanker rahim pada wanita, menurunnya hormon (pada pria maupun wanita),
akibat pembedahan indung telur, penggunaan narkoba, obat penenang, alkohol,
dan rokok. Sedangkan penyakit mental yang menyebabkan disfungsi seksual
adalah psikosis, schizoprenia, neurosis cemas, histerik, obsesif-kompulsif,
2
Fungsi seksual dapat dirugikan oleh stres dalam tiap bentuknya oleh gangguan
emosional, oleh ketidaktahuan fungsi dan fisiologis seksual. Disfungsi mungkin
seumur hidup atau didapat yaitu berkembang setelah periode normal. Disfungsi
mungkin umum atau situasional yaitu terbatas pada pasangan tertentu atau
situasi tertentu.
Fase siklus respon seksual menurut DSM-IV dan disfungsi seksual yang
menyertai adalah :
Fase rangsangan
Terdiri dari perasaan subjektif tentang kenikmatan seksual dan perubahan
fisiologis yang menyertai. Semua respon fisiologis yang ditemukan dalam
fase ini dan plateau dari masters dan johnson adalah disatukan dan terjadi
pada fase ini.
Disfungsi : gangguan rangsangan seksual wanita, gangguan erektil laki-laki,
gangguan erektil laki-laki karena kondisi medis umum, disfungsi seksual
akibat zat dengan gangguan rangsangan.
Fase orgasme
Terdiri dari puncak kenikmatan seksual dengan pelepasan ketegangan
seksual dan kontraksi ritmik otot perineum dan organ reproduktif pelvik.
Disfungsi : gangguan orgasmik perempuan dan laki-laki, ejakulasi prematur,
disfungsi seksual lain karena kondisi medis umum, disfungsi seksual akibat
zat dengan gangguan orgasme.
Fase resolusi
Merupakan perasaan relaksasi umum, sehat dan kekenduran otot. Selama
fase ini laki-laki adalah refrakterterhadap orgasme selama periodewaktu
yang semakin panjang dengan bertambahnya usia, sedangkan perempuan
mampu mengalami orgasme multipel tanpaperiode refrakter.
Disfungsi : disforia pascasanggama, nyeri kepala pascasanggama.
Sedangkan siklus respons seksual pada pria dan wanita menurut Kolodny,
Master, Johnson, 1979 dapat dibagi menjadi 4 fase. Fase tersebut adalah fase
perangsangan, fase plateau, fase orgasmik, dan fase resolusi.
1
4
II. KLASIFIKASI
Banyak faktor psikologis seperti cemas, rasa bersalah dan ketakutan adalah
berhubungan dengan gangguan rangsangan seksual wanita. Pada beberapa
wanita, gangguan fase perangsangan adalah disertai dengan dispareunia dan
dengan tidak adanya hasrat seksual. Penelitian psikologis terhadap disfungsi
seksual menyatakan bahwa suatu pola hormonal yang normal mungkin
berperan terhadap responsivitas pada wanita yang mengalami disfungsi fase
perangsangan.
7
Gangguan ereksi ini ditandai oleh kegagalan parsial atau komplit yang
rekuren dan persisten untuk mencapai atau mempertahankan ereksi sampai
selesainya tindakan seksual.
3. Gangguan orgasme
Ejakulasi prematur
Ejakulasi premature,
Ini adalah ejakulasi yang muncul sebelum atau segera setelah penetrasi.
Ejakulasi retrograde
Dispareunia
Merupakan nyeri genital yang rekuren atau persisten yang terjadi sebelum,
selama atau setelah hubungan seks baik pada laki-laki atau perempuan. Jauh
lebih sering pada wanita dan berhubungan atau lebih sering bersamaan
dengan vaginismus. Episode vaginismus dapat menyebabkan dispareunia
atau sebaliknya. Diagnostik dispareunia tidak dapat ditegakkan jika
ditemukan suatu dasar organik untuk nyerinya atau jika pada wanita keadaan
ini disebabkan oleh vaginismus atau tidak adnya lubrikasi.
Nyeri pelvis kronis adalah keluhan yang kronis pada wanita dengan riwayat
perkosaan atau penyiksaan seksual pada masa anak-anak. Koitus yang nyeri
mungkin disebabkan dari ketegangan dan kecemasan terhadap tindakan
seksual yang menyebabkan wanita secara involunter mengkontraksikan otot-
otot vaginanya. Rasa sakit tersebut adalah nyatadan menyebbkan hibungan
seksual tidak menyenangkan atau tidak dapat dilakukan. Memperkirakan
terjadinya sakit dapat menyebabkan wanita menghindari koitus sama sekali.
Jika pasangan melakukan hubungan seksual terlepas kesiapan wanita, ini
lebih memperberat.
Vaginismus
Kontraksi otot pada sepertiga bagian luar vagina yang terjadi secara
involunter yang menghalangi insersi penis dan hubungan seks. Respon dapat
terajadi selama pemeriksaan ginekologi saat konstriksi vagina involunter
menghalangimasuknya spekulum kedalam vagina. Keadaan ini paling sering
mengenai wanita yang berpendidikan tinggi dan kelompok sosioekonomi
tinggi.
Dalam dosis kecil, banyak zat yang meningkatkan kinerja seksual dengan
menurunkan inhibisi atau kecemasan atau dengan menyebabkan elevasi
mood sementara. Tetapi dengan pemakaian lanjut, kapasitas ereksi, orgasme
atau ejakulasi menjadi terganggu. Penyalahgunaan sedatif, ansiolitik,
hipnotik dan khususnya opiat dan opioid hampir selalu menekan hasrat
seksual. Alkohol dapat meningkatkan awal aktivitas seksualdengan
menghilangkan inhibisi, tetapi alkohol mengganggu kinerja seksual.
Nyeri kepala pasca sanggama oleh nyeri kepala segera setelah koitus dan
dapat berlangsung selama beberapa jam. Keadaan ini biasanya digambarkan
sebagai berdenyut, dan terlokalisasi di daerah osipitalis atau frontalis.
Penyebab tidak dapat diketahui. Mungkin terdapat penyebab vaskular,
kontraksi otot atau psikogenik. Koitus dapat mencetuskan nyeri kepala
migran atau nyeri kepala cluster pada orang yang terpredisposisi.
Anhedonia orgasmik
Anhedonia orgasmik adalah suatu keadaan dimana orang tidak memiliki
fisik orgasme, walaupun komponen fisiologis tetap utuh. Penyebab organik
seperti lesi sakral dan sephalic yang mengganggu jalur afferen dari genitalia
ke korteks harus didingkirkan. Penyebab psikis biasanya berhubungan
dengan rasa bersalah yang ekstrim mengenai pengalaman kenikmatan
seksual. Perasaan tersebut menghasilkan suatu jenis respon dissosiatif yang
mengisolasi komponen afektif pengalaman orgasmik dari kesadaran.
Nyeri masturbasi
Robekan kecil vagina atau peyronie awal dapat menyebabkan sensasi yang
menyakitkan. Orang mungkin melakukan masturbasi sampai suatu tingkat
yang menyebabkan kerusakan fisik pada genital dan pada akhirnya
mengalami nyeri selama tindakan masturbasi.
III. TERAPI
Sebelum tahun 1970 pengobatan yang sering untuk disfungsi seksual adalah
psikoterapi individual. Teori psikodinamika klasik menyatakan bahwa
ketidakberdayaan seksual memiliki akar pada konflik perkembangan awal dan
gangguan seksual diobati sebagai bagian gangguan emosional pervasif.
Pengobatan dipusatkan pada penggalian konflik, motivasi, fantasi dan berbagai
kesulitan interpersonal yang tidak disadari.
Dasar teori adalah konsep unit atau kesatuan perkawinan sebagai objek
terapi. Dalam terapi seks berdua tidak ada penerimaan gagasan setengah dari
pasangan pasien adalah sakit. Kedua pasangan adalah terlibat dalam
hubungan yang menyakitkan secara seksual, keduanya harus berperan dalam
program terapi.
Hipnoterapi
Terapi kelompok
Digunakan untuk memeriksa masalah intrapsikis dan interpersonal pada
pasien dengan gangguan seksual. Terapi kelompok memberikan sistem
dukungan yang kuat bagi pasien yang malu, cemas, atau bersalah terhadap
masalah seksual tertentu. Ini adalah tempat pertemuan yang berguna untuk
mengatasi mitos seksual, memperbaiki pandangan yang salah, dan
memberikan informasi yang akurat tentang anatomi, fisiologi, dan berbagai
perilaku seksual.
Terapi biologis
Methohexital sodium intra vena telah digunakan dalam terapi desensitisasi.
Obat antianxietas telah digunakan pada pasien yang mengalami ketegangan,
walaupun obat-obatan dapat mempengaruhi respon seksual. Kadang-kadang
efek samping obat tertentu seperti thioridazine dan obat trisiklik digunakan
20
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, Harold dkk. 1997. Sinopsis Psikiatri Jilid II Edisi Ketujuh. Binarupa
Aksara. Jakarta.
http://hidup-sehat.blogspot.com/2006/02/disfungsi-seksual-penyebab-dan-cara.htm.
diakses tgl 16 februari 2011 pkl 17.00 WIB
http://Sexual%20Problems%20in%20Men%20on%20MedicineNet_com.htm