Referat Bakers Cyst PDF
Referat Bakers Cyst PDF
Oleh
Yudanti Riastiti
NIM : 11/322187/PKU/12245
Pembimbing
Bakers cyst merupakan lesi kistik yang paling sering di sekitar sendi
lutut. Kista ini memberikan gambaran sebagai massa yang terdapat di aspek
posteromedial lutut. Bakers cyst merupakan distensi abnormal berisi cairan
dari bursa gastrocnemius-semimembranosus, yang biasanya meluas ke posterior
diantara tendon medial head muskulus gastrocnemius dan muskulus
semimembranosus dan mempunyai saluran hubungan dengan sendi lutut 1,2,3
Bakers cysts biasanya terjadi pada orang dewasa dan jarang terjadi
pada anak anak. Kista ini jarang bermanifes sendirian dan sering ditemukan
berkaitan dengan patologi intra-artikular dan kondisi inflamasi, seperti
osteoarthritis, meniscus tears, dan rheumatoid arthritis. Pada anak-anak, Bakers
cyst hanya sedikit yang terkait dengan kondisi tersebut dan lebih sering
ditemukan tidak sengaja selama pemeriksaan fisik rutin. Insiden Bakers cyst
bervariasi tergantung pada kelainan sendi lutut lain yang terkait. Pada suatu
penelitian dapat diidentifikasi adanya Bakers cyst sebanyak 4,7% - 37% pada
sendi lutut tanpa gejala pada orang dewasa. Penelitian lain memperlihatkan
bahwa Bakers cyst dapat diidentifikasi sebanyak 42% dari pasien dengan
osteoarthritis dan 48% pasien dengan rheumatoid arthritis pada pemeriksaan
ultrasonografi. Pada anak, prevalensi popliteal cysts mencapai 6,3%. 3,4
Manifestasi klinis dari Bakers cyst bervariasi. Pada anak-anak, kista ini
sering ditemukan secara insidental pada pemeriksaan fisik. Gambaran klinis
pada pasien dewasa dapat berupa nyeri lutut posterior, pembengkakan atau
massa lokal, dan terasa tegang di daerah poplitea. Gejala dan temuan fisik
lainnya sering berkaitan dengan penyakit lain yang terkait dengan kista.
Pembesaran progresif dari Bakers cyst dapat menyebabkan pseudotromboflebitis
akibat kebocoran atau ruptur dari kista dan deep vein trombosis akibat kompresi
langsung pada arteri dan vena poplitea. 2,5
Pencitraan memegang peran penting dalam diagnosis Bakers cyst. Modalitas
yang berperan dalam pencitraan Bakers cyst adalah ultrasonografi (USG) dan
magnetic resonance imaging (MRI). MRI merupakan baku emas dalam dalam
memvisualisasikan dan mengenali massa di daerah lutut termasuk Bakers cyst,
tetapi pemeriksaan ini relatif mahal dan tidak semua rumah sakit memiliki
fasilitas ini. USG adalah alat pencitraan non-invasif, mudah tersedia, akurat, dan
hemat biaya untuk mendiagnosis bakers cyst. USG memungkinkan penilaian
jenis massa solid atau kistik, ukuran dan volume kista, hubungannya dengan otot,
tendon, pembuluh darah yang berdekatan dan adanya komplikasi. Selain itu
USG berperan juga dalam memandu aspirasi kista. 2,6,7
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk mengetahui peran USG pada
Bakers cyst dan mengetahui gambaran Bakers cyst pada pemeriksaan USG,
yang diharapkan dapat sebagai bekal untuk menegakkan diagnosis Bakers cyst
dengan tepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Bakers cyst
1. Definisi
Pada tahun 1840, Adam pertama kali mendeskripsikan tentang kista
popliteal. Dr William Baker pada tahun 1877 mendiskripsikan pembengkakkan di
fosa poplitea dan menyimpulkan bahwa temuan ini akibat sekunder dari keluarnya
cairan dari sendi lutut. Sejak saat itu namanya secara eponim digunakan untuk
kista poplitea. Bakers cyst didefinisikan sebagai distensi abnormal berisi
cairan dari bursa gastrocnemius-semimembranosus. Kista ini biasanya meluas ke
posterior diantara tendon medial head muskulus gastrocnemius dan muskulus
semimembranosus melalui suatu saluran hubungan dengan sendi lutut. Kista
paling sering terdapat di aspek posteromedial lutut (Gambar 4). 1,2, 5,14, 15,16
2. Epidemiologi
Bakers cysts merupakan kejadian yang biasanya terjadi pada orang dewasa
dan jarang pada anak anak. Prevalensi Bakers cyst secara signifikan lebih
tinggi pada usia diatas 50 tahun, tanpa kecenderungan untuk ras atau jenis
kelamin. Insiden kista Baker bervariasi tergantung pada kondisi yang
berhubungan. Meskipun insidensi dan prevalensi Bakers cysts bervariasi, kista
ini umumnya terjadi sekunder akibat patologi intra artikular lainnya pada pada
pasien dewasa. Pada suatu penelitian dapat diidentifikasi adanya Bakers cyst
4,7% - 37% pada sendi lutut tanpa gejala pada orang dewasa. Penelitian lain
menunjukkan bahwa 42% dari pasien dengan osteoarthritis memiliki Bakers cyst
yang terdeteksi dengan pemeriksaan ultrasonografi. Kista Bilateral terlihat pada
16% dari pasien tersebut. Hingga 48% pasien dengan rheumatoid arthritis dan
21,7% pasien dengan gout arthritis telah terbukti memiliki Bakers cyst.2,3,4
Pada populasi anak, prevalensi Bakers cyst jarang. Rentang prevalensi
yang dilaporkan dari 2,4% dari populasi asimtomatik pada skrining prospektif
sampai 6,3% d pada pemeriksaan MRI anak-anak dengan nyeri lutut. Pada anak-
anak pembentukan Bakers cyst primer terdapat pada 95% kasus. Bentuk
idiopatik mempengaruhi anak-anak antara usia 2 sampai 14 tahun, dua kali lebih
sering pada laki-laki. Biasanya tanpa gejala, tetapi dapat menyebabkan
ketidaknyamanan dan keterbatasan gerakan. Pada penelitian yang lain. Bakers
cyst sering pada juvenile rheumatoid arthritis, di mana penelitian menunjukan
61% terdapat kista dan terdapat hubungan dengan effusi sendi. 4,5,17,18
3. Klasifikasi
Bakers cyst dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu primer atau
idiopatik dan sekunder. Bakers cyst primer jika distensi bursa semimembranosus-
dengan sendi lutut tidak terkait dengan penyakit sendi lain dan tidak terdapat
hubungan antara bursa semimembranosus-gastrocnemius dan rongga sendi lutut.
Bakers cyst sekunder jika terkait dengan penyakit sendi lain dan terdapat
hubungan yang terbuka antara bursa semimembranosus-gastrocnemius dan
rongga sendi lutut. Sebagian besar Bakers cyst adalah kista sekunder dan terkait
dengan penyakit degeneratif sendi lutut. Kista primer jarang terjadi dan terutama
terjadi pada anak-anak.7
4. Patofisiologi
Patogenesis timbulnya Bakers cyst pada orang dewasa berkaitan
dengan adanya saluran hubungan antara sendi lutut dan bursa gastrocnemio-
semimembranosus, serta berkaitan dengan mekanika cairan. Bursa
gastrocnemio-semimembranosus terletak diantara tendon gastrocnemius dan
muskulus semimembranosus dan merupakan gambaran anatomi normal. Bursa ini
berhubungan dengan kapsula sendi lutut melalui celah melintang pada kapsula
posterior setinggi kondilus medial femoralis, di mana tendon gastrocnemius
menyatu dengan kapsula sendi. Celah berbentuk horisontal berukuran 4 sampai
24 mm. Hubungan antara bursa dan kapsula sendi hampir tidak terdapat pada
anak-anak, dan terdapatnya celah ini meningkat sejalan dengan peningkatan
usia. Integritas kapsula sendi menurun sesuai dengan usia, dan menurut teorinya
celah tersebut merupakan akibat dari rupturnya kapsula sendi karena proses
degenerasi. Rauschning mengamati bahwa, ketika tidak ditemukan celah, terlihat
kapsula sendi menipis di daerah yang sama dengan celah dan Bakers cysts
adalah herniasi dari sinovium, seperti yang didalilkan oleh Baker. Adanya
hubungan antara bursa gastrocnemio-semimembranosus dan kapsula sendi,
memungkinkan terjadinya gerakan cairan sinovial diantara dua ruangan (telah
diperlihatkan pada arthrography). Mekanisme seperti katub memungkinkan
cairan hanya mengalir searah yaitu dari sendi ke dalam bursa. 2,3,4,6, 19
Bakers cyst biasanya bukan merupakan kelainan tersendiri, kista ini
umumnya terkait dengan kelainan intra-artikular. Kelainan intraartikuler
menyebakan adanyan effusi sendi yang meningkatkan tekanan dalam ruang
sendi. Effusi sendi dan fibrin dipompa dari sendi lutut ke kista, fibrin berfungsi
sebagai katup satu arah yang memblokir kembalinya efusi ke dalam sendi lutut.
Efusi yang terjebak dengan viskositas normal di dalam kista diserap melalui
membran semipermeabel, meninggalkan konsentrat fibrin. Hal ini menjelaskan
sulitnya aspirasi isi kista yang kental dan lengket tersebut. 2, 3,4,6, 19
Bakers cyst pada anak-anak bisa idiopatik, berkaitan dengan juvenile
rheumatoid arthritis atau hemophilia. Bakers cyst pada juvenile rheumatoid
arthritis berkaitan dengan effusi sendi lutut. Masih terjadi kontroversi tentang
apakah Bakers cyst pada anak-anak berhubungan dengan kapsula sendi.
Beberapa peneliti meyakini bahwa kista terjadi karena iritasi bursal primer
daripada perluasan abnormalitas sendi. 2, 3,4,6
5. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis dari Bakers cyst bervariasi. Pada anak-anak, kista ini
paling sering merupakan temuan insidental pada pemeriksaan fisik karena tidak
bergejala. Tetapi dapat juga menimbulkan rasa tidak nyaman, gerakan terbatas
dan teraba massa di rego poplitea yang nyeri. Presentasi klinis pada pasien
dewasa dapat berupa nyeri samar-samar lutut posterior, pembengkakan atau
massa lokal, dan terasa tegang di daerah poplitea. Gejala dan temuan fisik
lainnya sering berkaitan dengan kelainan yang terkait dengan kista, seperti
meniskus tear atau arthritis. Pembesaran progresif dari Bakers cyst dapat
menyebabkan gangguan pada fleksi dan ekstensi penuh lutut, pseudotrombo-
flebitis akibat kebocoran atau ruptur dari kista dan deep vein trombosis akibat
kompresi langsung pada arteri dan vena poplitea. 2,5, 18
6. Pemeriksaan Radiologi
a. Ultrasonografi (USG)
USG adalah alat pencitraan non-invasif, mudah tersedia, akurat, dan hemat
biaya untuk mendiagnosis patologi jaringan lunak di regio lutut temasuk
Bakers cyst. USG memungkinkan penilaian jenis lesi, ukuran kista, hubungannya
dengan otot yang berdekatan, tendon, pembuluh darah dan adanya septasi
intrakistik. Kelemahan USG adalah kurang sensitif terhadap lesi intra-artikular
sehingga diperlukan pencitraan lebih lanjut untuk mengkonfirmasi adanya
keusakan internal yang terkait.3,4,7
Evaluasi sistem muskuloskeletal dengan ultrasonografi memerlukan
ketepatan pemilihan tranducer. Tranducer frekuensi tinggi mempunyai resolusi
tinggi tetapi penetrasinya kurang dalam. Sehingga struktur yang letaknya lebih
dalam memerlukan tranducer frekuensi redah. Pemeriksaan fosa poplitia
menggunakan tranducer linier frekuensi 7-15MHz. Pemeriksaan USG untuk
mendeteksi Bakers cyst dilakukan dengan memposisikan pasien prone, lutut
diekstensikan dan kedua kaki menggantung di tepi meja pemeriksaan.
Pemeriksaan dimulai dengan menempatkan transducer pada aspek poplitea lutut
pada transversal view dan dilanjutkan pada longitudinal view. 3,4,7
Pada transversal view, Bakers cyst tampak sebagai lesi kistik anechoic,
hypoechoic atau hiperechoic batas tegas dengan peningkatan akustik posterior,
yang menunjukkan pembesaran bursa semimembranosus-gastrocnemius.
Biasanya berbentuk crescent-shaped. Pada sebagian besar kasus terdiri dari tiga
komponen yaitu body, base dan neck. Body merupakan ujung membulat yang
lebih besar dan superfisial. Base (yang lebih kecil dan komponen lebih dalam),
terletak di tendon semimembranosus, medial head gastrocnemius dan kapsula
sendi posterior. Neck yang menghubungkan body dan base terletak diantara di
tendon semimembranosus dan medial head gastrocnemius (Gambar. 5,6).
Menurut Ward et al., 2 diagnosis pasti dari Bakers cyst adalah identifikasi nect
yang berisi cairan antara tendon semimembranosus dan medial head
3,4,7
gastrocnemius.
Pada longitudinal view (Gambar 5), Bakers cyst umumnya memiliki
gambaran bulat di ujung proksimal dan distal. Ujung yang tajam atau irreguler
biasanya menunjukkan adanya ruptur Bakers cyst, sedangkan cairan anechoic
atau hypoechoic di luar batas kista merupakan bocornya cairan dari Bakers cyst
3,4,7
yang ruptur.
7. Diagnosis banding
Diagnosis banding untuk Bakers cyst adalah Ganglion cys. Ganglion cyst
adalah massa kistik jinak berisi bahan koloid yang dibatasi oleh jaringan ikat
padat tanpa lapisan sinovial disekitar sendi atau tendon sheats. Isi bahan koloid
berupa cairan gelatin yang kaya akan hyaluronic acid dan mukopolisakarida.
Ganglion cysts merupakan lesi akibat dari degenerasi myxoid jaringan ikat yang
berkaitan dengan kapsula sendi dan tendon sheaths. Paling sering di bagian
dorsal pergelangan tangan, tetapi ganglion cysts dapat ditemukan di tempat lain
di dalam tubuh, termasuk di dalam dan sekitar sendi lutut. Jarang ganglion cysts
20,21,22
muncul intramuskular.
Ganglion cyst dapat tidak memperlihatkan gejala atau dapat
menyebabkan nyeri lutut posterior tidak spesifik dan keterbatasan dalam fleksi.
Gambaran USG dari ganglion adalah tampak sebagai massa anechoic batas tegas
dengan dinding tipis atau tebal bentuk oval atau multilokulated disekitar sendi
atau tendon. Kadang kadang ganglion cyst kronik mempunyai internal echo
sehingga tampak sebagai tumor solid hipoechoic. 23, 24
8. Terapi
Ada banyak pilihan terapi untuk Bakers cys, yang ditentukan oleh
penyebab yang mendasari dan kondisi terkait. Kadang-kadang tanpa pengobatan
atau tindakan suportif sederhana menghasilkan resolusi spontan kista atau
pengurangan gejala yang terkait. Jika tidak, Teknik invasif minimal dan bedah
merupakan alternatif terapi. 3
Aspirasi dipandu USG dengan injeksi kortikosteroid adalah prosedur
dengan risiko relatif rendah dan cukup berhasil untuk pengobatan osteoarthritis
lutut dengan Bakers cyst. Pada penelitian Acebes et al, pasien dengan
osteoarthritis lutut dengan Bakers cyst yang memperlihatkan gejala disuntik
intra-artikuler dengan kortikosteroid setelah aspirasi kista. Pada follow-up 4
minggu kemudian, peneliti mengamati penurunan yang signifikan dalam nyeri
lutut dan pembengkakan serta penurunan yang signifikan dalam ukuran kista.
Tetapi metode ini kurang efektif jika kista merupakan kista kompleks yaitu
dengan septasi atau temuan abnormal lainnya. Dari satu penelitian dikatakan
bahwa terlihat tanda-tanda kista kambuh pada pasien pada 6 bulan follow-up.
Kista kompleks mungkin sulit untuk aspirasi dan penyuntikkannya karena
adanya septasi dan debris intrakistik dan ini bisa mengganggu hasil prosedur. 3
Metode yang lain untuk terapi adalah sclerotherapy. Metode ini
menggunakan cara mengiritasi/membuat sklerosis dengan memberikan agen
sklerosing seperti etanol, fenol, tetrasiklin, kelompok Streptococcus pyogenes
dan lainnya. Dari satu penelitian disebutkan bahwa ukuran kista menurun
secara signifikan pada MRI setelah lebih dari 7 bulan setelah injeksi serial agen
sclerosing (12,5% dekstrosa dan natrium morrhuate). 3
Meskipun terdapat tindakan konservatif dan minimal invasif untuk
mengobati beberapa kondisi yang berhubungan dengan Bakers cyst, tidak semua
dapat membaik tanpa intervensi invasif. Secara historis, eksisi terbuka
menimbulkan kekambuhan sangat tinggi. Eksisi terbuka juga dikaitkan dengan
morbiditas dan adanya komplikasi akibat diperlukannya sayatan berbentuk Z
atau S di daerah poplitea. Saat ini, prosedur arthroscopic yang paling sering
digunakan untuk mengobati kondisi yang berhubungan dengan Bakers cyst dan
mengatasi kista secara langsung. Pendekatan lain dengan cara arthroscopic mode
standar untuk patologi intra-artikular kemudian hubungan katup antara sendi dan
kista diperbaiki sehingga pada aliran cairannya pada saluran hubungan antara
sendi dan kista menjadi dua arah dan bursa gastrocnemio-semimembranosus
menjadi normal. Hasilnya cukup baik dengan mengecilnya ukuran kista dan
terjadi resolusi pada follow-up. 3
BAB III
PEMBAHASAN
1. Ward EE, Jacobson JA, Fessell DP, Hayes CW, Holsbeeck MV.
Sonographic Detection of Bakers Cysts: Comparison with MR Imaging.
Am J Roentgenol. 2001;176:373-80
2. Tsang JPK, Yuen MK. Sonography of Bakers Cyst (Popliteal Cyst): the
Typical and Atypical Features. Hong Kong J Radiol. 2011;14:200-6
3. Herman AM, Marzo JM. Popliteal Cysts: A Current Review. Orthopedics.
2014; 37(8): e678-84
4. Alessi S, Depaoli R, Canepari M, Bartolucci F, Zacchino M, Draghi F.
Bakers cyst in pediatric patients: Ultrasonographic characteristics. Journal of
Ultrasound . 2012; 15:76e-81
5. Neubauer H, Morbach H, Schwarz T, Wirth C, Girschick H, Beer M. Clinical
Study Popliteal Cysts in Paediatric Patients: Clinical Characteristics and
Imaging Features on Ultrasound and MRI. Arthritis. 2011
6. Traistaru R, Popescu R, Gruia C, Rogoveanu O. A complex assessment of
patients with knee osteoarthritis and Bakers cyst: observational study. Rom
J Morphol Embryol. 2013; 54(3):593601
7. Chen CK, Lew HL, Liao RIH. Ultrasound-Guided Diagnosis and Aspiration
of Bakers Cyst. M. J. Phys. Rehabil. 2012; 91 (11): 1002-04.
8. Jones O. The Popliteal Fossa. Available from.2014. { Last modified 2014
Marc 19; Cit at 2014 Oct 07} http://teachmeanatomy.info/lower-
limb/areas/popliteal-fossa/
9. ONeill JMD. Musculoskeletal Ultrasound: Anatomy and Technique.
Springer. 2008.
10. Sathidevi VK, Rahul UR, Arun KA. Popliteal cyst- a case report. National
Journal of Clinical Anatomy. 2012; 1(3):141-3
11. Chatra PS. Bursae around the knee joints. Indian J Radiol Imaging. 2012;
22(1): 2730.
12. Chhabra A, Cerniglia CA, Bursae, Cysts and Cyst-like Lesions About the
Knee. J Am Osteopath Coll Radiol . 2013; 2:1-17
13. Netter FH. Atlas of human anatomy. 5th Ed. Elsevier Inc; 2010.
14. Clark GB. Literature Review: Popliteal (Bakers) Cysts of the Knee. Journal
of prolotherapy, 2010; 2(2): 397-99
15. Seil R, Rupp S, Jochum P, Schofer O, Mischo B, Kohn D. Prevalence of
popliteal cysts in children. A sonographic study and review of the literature.
Archives of Orthopaedic and Trauma Surgery. 1999; 119(1-2): 7375
16. Mertinoli C, Bianchi S. Ultrasound of the Musculoskeletal System.
Germany. Springer. 2007.
17. Maeseneer MD, Debaere C, Desprechins B, Osteaux M. Popliteal cysts in
children: prevalence, appearance and associated ndings at MR imaging.
Pediatric Radiology. 1999; 29( 8): 60509
18. Liao ST, Chiou CS, Chang CC. Pathology associated to the Baker's cysts: a
musculoskeletal ultrasound study. Clin Rheumato. 2010; 29:1043-47
19. Hayashi D. Roemer FW. Dhina Z. Kwoh CK. Hannon MJ. Moore C. Et
al. Longitudinal assessment of cyst-like lesions of the knee and their relation
to radiographic osteoarthritis and MRI-detected effusion and synovitis in
patients with knee pain. 2010; 12
20. Garg S, Al-Jabri T, Mutnal S, Moftah F. A giant ganglion cyst of the
semimembranosus tendon: a case report. Cases Journal . 2009; 2(8305): 1-3
21. Nicholson LT, Freedman HL. Intramuscular dissection of a large ganglion
cyst into the gastrocnemius muscle. Orthopedics. 2012; 35(7):e1122-4.
22. Perdikakis E, Skiadas V. MRI characteristics of cysts and cyst-like lesions
in and around the knee: what the radiologist needs to know. Insights Imaging
2013; 4:257-72
23. Rumack CM, Wilson SR, J. Charboneau JW, Levine D. Diagnostic
Ultrasound 4th Ed. Mosby, Inc., an affiliate of Elsevier Inc; 2011.
Philadelphia
24. Jacobson JA. Musculoskeletal Ultrasound and MRI: Which Do I Choose?.
Seminars in Musculoskeletal Radiology. 2005; 9(2): 135-47
25. European Society of Musculoskeletal Radiology. Musculoskeletal
Ultrasound Technical Guidelines V. Knee. { Cit 1014 Oct 12}. Available
from http://www.essr.org/html/img/pool/knee.pdf
26. Telischak NA, Wu JS, Eisenberg RL. Cysts and cystic-appearing lesions of
the knee: A pictorial essay. Indian J Radiol Imaging. 2014;24:18291
LAMPIRAN
Gambar 14. Bakers cyst dengan proliferasi synovial. (a) USG longitudinal (b)
USG transverse memperlihatkan Bakers cyst dengan penonjolan synovia perifer
(kepala panah). MHG: medial head muskulus gastrocnemius. 2