Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan dan prioritas
pengembangan bagi sejumlah Negara, terlebih bagi Negara berkembang seperti Indonesia
yang memiliki potensi wilayah yang luas dengan adanya daya tarik wisata cukup besar,
banyaknya keindahan alam, aneka warisan sejarah budaya dan kehidupan masyarakat.
Untuk meningkatkan peran kepariwisataan, sangat terkait antara barang berupa objek
wisata sendiri yang dapat dijual dengan sarana dan prasarana yang mendukungnya yang
terkait dalam industri pariwisata. Usaha mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus
memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan
wisata.
Objek wisata yang ada di Indonesia merupakan kekayaan alam yang patut untuk
dibanggakan. Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan baik dari segi keindahannya
maupun adat istiadat yang ada di daerah tersebut sehingga menarik minat wisatawan untuk
mengunjunginya. Negara Indonesia memiliki banyak objek daya tarik wisata yang sangat
potensial dan tidak kalah indahnya dengan Pulau Bali. Namun masih banyak wisatawan
baik domestik maupun mancanegara yang belum mengetahuinya karena banyak
masyarakat Indonesia yang kurang mengerti tentang cara mengembangkan objek wisata,
apa saja persyaratan dari objek wisata yang harus dimiliki untuk bisa menarik banyak
wisatawan.
Oleh karena itu perlu adanya penjelasan kepada khalayak umum mengenai Objek
Daya Tarik Wisata. Pengetahuan ini tidak hanya penting bagi pengusaha di bidang
pariwisata namun juga diperlukan untuk para generasi muda yang kelak akan mewarisi
sebagai pengelola pariwisata Indonesia di Masa depan. Untuk mengenbangkan daya tarik
pariwisata tentunya ada kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah guna
mengembangkan sumber daya pariwisata.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari pariwisata ?
2. Apakah definisi dari sumber daya pariwisata ?
3. Bagaimanakah prinsip dasar pengelolaan pariwisata ?
4. Bagaimanakah peran pemerintah dalam kepariwisataan ?
5. Bagaimakah kebijakan pemerintah dalam kepariwisataan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk megetahui pengertian dari pariwisata.
2. Untuk megetahui definisi dari sumber daya pariwisata.
3. Untuk megetahui prinsip dasar pengelolaan pariwisata.
4. Untuk megetahui peran pemerintah dalam kepariwisataan.
5. Untuk megetahui kebijakan pemerintah dalam kepariwisataan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pariwisata


Pariwisata merupakan konsep yang sangat multidimensional layaknya pengertian
wisatawan. Tak bisa dihindari bahwa beberapa pengertian pariwisata dipakai oleh para
praktisi dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai tujuan yang ingin dicapai.
Definisi pariwisata memang tidak dapat persis sama di antara para ahli, hal yang memang
jamak terjadi dalam dunia akademis, sebagaimana juga bisa ditemui pada berbagai disiplin
ilmu lain.
Meskipun ada variasi batasan, ada beberapa komponen pokok yang secara umum
disepakati di dalam batasan pariwisata (khususnya ariwisata internasional), yaitu sebagai
berikut :
1. Traveler, yaitu orang yang melakukan perjalanan antar dua atau lebih lokalitas.
2. Visitor, yaitu orang yang melakukan perjalanan ke daeah yang bukan merupakan
tempat tinggalnya, kurang dari 12 bula, dan tujuan perjalannnya bukanlah untuk
terlibat dalam kegiatan untuk mencari nafkah, pendapat, atau penghidupan di tempat
tujuan.
3. Tourist, yaitu bagian dari visitor yang menghabiskan waktu paling tidak satu malam
(24 jam) di daerah yang dikunjungi.

1. Menurut Para Ahli


Menurut UU No.10/2009 tentang kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan
yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.
Koen Meyers (2009), pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh
semntara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk
menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu,
menghabiskan waktu senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya.
Suwantoro (1997) , pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang
atau lebih menuju tempat lai dari luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan
untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan uang.
James J. Spillane, pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan untuk
mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetaui dsesuatu, memperbaiki
kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan berziarah.
Soekadijo (1996), pariwisata adalah gejalayang komples dalam masyarakat, di
dalamnya terdapat hotel, objek wisata, souvenir, pramuwisata, angkutan wisata, biro
perjalanan wisata, rumah makan dan banyak lainnya.
Drs. E.A.Chalik, pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau
berkeliling.
Prof. Kurt Morgenroth, kepariwisataan dalam arti sempit, adalah lalu lintas orang-orang
yang meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara waktu, untuk berpesiar di
tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari sebagai konsumen dari buah hasil
perekonomian dan kebudayaan guna memenuhi kebutuhan hidup dan budayanya atau
keinginan yang beraneka ragam dari pribadinya.
Prof. Hans. Buchli, kepariwisataan adalah setiap peralihan tempat yang bersifat
sementara dari seseorang atau beberapa orang, dengan maksud memperoleh pelayanan
yang diperuntuhkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga yang digunakan untuk
maksud tertentu.
Prof. Salah Wahab, pariwisata merupakan suatu aktivitas manusia yang dilakukan
secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang-orang dalam suatu
negara itu sendiri(di luar negeri), meliputi pendiaman orang-orang di daerah lain (daerah
tertentu), suatu negara atau benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang
beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh
pekerjaan.
Prof. K. Krapt (1942), kepariwisataan adalah keseluruhan daripada gejala-gejala yang
ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat
tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh
penghasilan dari proses yang bersifat sementara itu.
E. Guyer Freuler, pariwisata dalam arti modern merupakan fenomena dari jaman
sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian
yang sadar dan menumbuhkan kecintaan yang disebabkan oleh pergaulan berbagai bangsa
dan kelas masyarakat.
Herman V. Schularard (1910), kepariwisataan merupakan sejumlah kegiatan, terutama
yang ada kaiannya dengan masuknya, ada pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing
keluar masuk kota, daerah atau negara.
Dari semua definisi diatas, ada suatu hal yang sangat menonjol dari batasan-batasan
yang dikemukakan tentang pariwisata ialah :
a. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu
b. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain
c. Perjalanan itu harus dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi
d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang
dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut

2.2 Model Pengelolaan Pariwisata

Model Pengelolaan Pariwisata

Pengelolaan sumber daya pariwisata


Strategi manajemen sumberdaya, menurut Liu (1994:45), harus memperhatikan prinsip-
prinsip berikut :
Menggunakan sumber daya yang terbarukan (renewable resources)
Pemakian sumber daya yang dapat di perbaharui misalnya energi matahari, pemanfaatan
ikan dan sumber daya laut yang tidak langka dan tidak di larang, dan sebagainya perlu
mendapat perhatian lebih karena sudah semakin terbatasnya sumber daya yang tersedia.
Pemanfaatan untuk berbagai kepentingan (multiple uses)
Pemakaian sumber daya untuk berbagai kepentingan yang bisa berjalan bersamaan.
Misalnya sumber daya pantai dan kawasan pesisir dapat di jadikan kawasan budidaya ikan.
Daerah zona (designated areas/zonasi)
Pembatasan kawasan tertentu (core areas) dan kawasan pembatas (corridor areas) dalam
rangka meminimalisasi dampak terhadap lingkungan secara keseluruhan. Pembagian
kawasan harus jelas dengan peuntukkan masing-masing.
Konservasi dan preservasi sumber daya (conservation and preservation of resources)
Perlindungan dan pelestarian sumber daya mendekati kondisi aslinya dengan memelihara
proses alaminya.
Dengan mengacu prinsip-prinsip di atas maka manjemen sumber daya pariwisata harus
memperhatikan hal-hal di bawah ini :
Flora dan fauna
Pengawasan terhadap masuknya spesies baru menjadi sangat penting mengingat hal itu
akan menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem. Spesies asing berpotensi
menghancurkan habitat asli dan pada gilirannya akan mengancam sumber daya yang
menjadi potensi utama tetap berjalannya pariwisata.
Sumber daya air
Sumber daya air sangat terbatas. Upaya konservasi sumber daya tersebut sangat esensial
karena sangat vital perannya dalam menunjang pengembangan pariwisata. Tanpa suplay
sumber daya air tidak akan ada pengembangan pariwisata.
Sanitasi dan limbah
Kontrol terhadap pembuangan limbah sangat penting bagi kelangsungan
pariwisata. Penting untuk mengintroduksikan pendaur-ulangan dan pengelolaan limbah
yang bersahabat dengan lingkungan. Sebaiknya tempat pembuangan dan pengelolaan
sampah di letakkan jauh dari lokasi wisata agar tidak mencemari kawasan sekitarnya.
Kualitas udara
Umumnya wisatawan mengharapkan kondisi tempat tujuan wisata yang sehat dan
menyenangkan sehingga industri yang berpotensi sebagai sumber polusi udara sebaiknya
di pisahkan jauh-jauh dari lokasi wisata.
Kawasan pesisir dan pantai
Salah satu atraksi menarik dari ekowisata pantai dan rekreasi perairan adalah kawasan
pesisirnya. Oleh karenanya harus di kelolah dengan baik dan hati-hati.
Zoning
Begitu tekanan pemanfaatan kawasan pesisir dan pantai untuk rekreasi perairan meningkat,
keberadaan manajemen pemanfaatan sumber daya perairan menjadi sangat di butuhkan
untuk menghindari konflik. Misalnya jet ski dan boat kecil sering berada di atas terumbu
karang di perairan dangkal yang dapat merusak ekosistem pantai. Zona pemanfaatan
kawasan perairan pantai juga penting untuk menghindari konflik pemakaian di masa depan.
Konsep biosphere dapat di jadikan model pembuatan zona ini. menurut thompson dan
foster (2003), biosphere dapat di bagi 4 zona berkaitan dengan aktifitas manusia, yaitu :
Core area. Di tandai dengan proteksi yang sangat ketat yang melarang pemakaian tanah
untuk tujuan apapun. Tujuannya adalah untuk menjamin keanekaragaman biologi dan
sumber daya alam untuk tujuan dan kepentingan regional, nasional, dan internasional.
Buffer area. Kawasan ini dapat di manfaatkan. Tujuannya adalah konservasi kawasan
dengan pola pemanfaatan tradisional dan unik yang telah berlangsung berabad-abad.
Transition area. Kawasan ini merupakan kawasan yang bisa dimanfaatkan menjadi
kawasan ekaonmi tetapi tetap harus di letakkan dalam kerangka pemanfaatan kawasan
secara lestari.
Rehabilitation area. Kawasan ini merupakan kawasan yang mengalami kerusakan berat
yang perlu mendapat penanganan dan regenerasi. Begitu kawasan ini dapat di kembalikan
seperti kondidi awal sebelum kerusakan maka kawasan ini dapat di kategorikan salah satu
dari kawasan di atas.
Kepedulian lingkungan
Wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata ingin mendaat pengalaman baru sambil
menikmati keindahan alam dan lingkungan. Wisatawan harus di beri pemahaman untuk
tetap kut serta menjaga keseimbangan ekosistem dengan menghindari perbuatan yang tidak
perlu. Sebaliknya, atraksi dengan melibatkan wisatawan justru sebagi penyelamat
ekosistem. Wisatawan bisa di suguhi film tentang kawasan konservasi sebelum memasuki
kawasan wisata itu, hal-hal yang boleh dan dilarang di lakukan selam berwisata di kawasan
tersebut dan pesan-pesan mendidik lainnya.

2.3 Prinsip-Prinsip Dasar Pengelolaan Pariwisata


Pengelolaan pariwisata haruslah mengacu pada prinsi-prinsip pengelolaan yang
menekankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam, komunitas, dan nilai social yang
memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi
kesejahteraan komunitas lokal. Pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-
prinsip berikut :
1. Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada kearifan
lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan peninggalan budaya dan
keunikan lingkungan.
2. Preservasi, proteksi dan meningkatkan kualitas sumber daya yang menjadi basis
pengembangan kawasan pariwisata.
3. Pengembangan antraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah budaya
lokal.
4. Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan lingkungan lokal.
5. Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan
pariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif, tetapi sebaliknya
mengendalikan dan/atau menghentikan aktivitas pariwisata tersebut jika melampui
ambang batas (carrying cpacity) lingkungan alam atau akseptabilitas sosial
walaupun di sisi lain mampuningkatkan pendapatan masyarakat.
2.4 Peranan Pemerintah Dalam Pariwisata
1. Peranan Pemerintah dalam Ekonomi Pariwisata
Dalam dasawarsa terakhir ini banyak negara berkembang menaruh perhatian yang khusus
terhadap industri pariwisata. Hal ini jelas kelihatan dengan banyaknya program
pengembangan kepariwisataan di negara tersebut. Negara yang satu seolah-olah hendak
melebihi negara yang lain untuk menarik kedatangan lebih banyak wisatawan, lebih
banyak tinggal dan lebih banyak menghamburkan uangnya. Sayang bahwa banyak
program kurang masak dipertimbangkan, khususnya mengenai keuntungan yang akan
diperoleh apakah lebih besar daripada perusakan yang ditimbulkannya. Dalam hal mencari
tempat-tempat rekreasi ada kecendrungan untuk menjadikan cahaya matahari dan laut
untuk menjadi daya tarik wisata. Dengan cara demikian potensi yang dimiliki dapat
dikembangkan sebagai aktivitas perekonomian dalam membangun kepariwisataan menjadi
sesuatu yang mudah untuk dapat menghasilkan devisa yang sifatnya quick yielding.
Disamping itu kita mengetahui, bahwa bahan baku industri pariwisata tidak akan pernah
habis-habis, sedangkan bahan baku industri lain terbatas. Untuk menggalakkan
pembangunan perekonomian dengan suatu pertumbuhan yang berimbang kepariwisataan
dapat diharapkan memegang peranan yang menentukan dan dapat dijadikan sebagai
katalisator untuk mengembangkan pembangunan sektor-sektor lain secara bertahap.
Seperti terjadi pada sektor lain, kebijakan pemerintah pada sektor pariwisata ada yang
memberikan dampak langsung dan ada pula yang memberikan dampak tidak langsung.
Selain dari hal diatas ada kemungkinan suatu kebijakan ekonomi pemerintah memberikan
dampak langsung pada sektor lain tetapi dapat memberikan dampak tidak langsung bagi
sektor pariwisata. Tujuan pokok dari kebijakan ekonomi pemerintah terhadap pariwisata
adalah untuk memaksimalkan kontribusi pariwisata terhadap ekonomi nasional. Tujuan
kontribusi ini termasuk :
(a) Optimalisasi kontribusi dalam neraca pembayaran
(b) Menyiapkan perkembangan ekonomi regional dan neraca pembayaran regional.
(c) Menyiapkan tenaga kerja
(d) Peningkatan dan pendistribusian pendapatan.
(e) Kontribusi terhadap kesejahteraan sosial
(f) Memaksimalkan peluang pendapatan fiscal
Di dalam pengembangan pariwisata harus merupakan pengembangan yang berencana
secara menyeluruh , sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat, baik
dari segi ekonomi, sosial dan cultural. Perencanaan tersebut harus mengintegrasikan
pengembangan pariwisata kedalam suatu program pembangunan ekonomi, fisik, dan sosial
dari suatu negara. Di samping itu, rencana tersebut harus mampu memberikan kerangka
kerja kebijakan pemerintah, untuk mendorong dan mengendalikan pengembangan
pariwisata. Peranan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata dalam garis besarnya
adalah menyediakan infrastuktur (tidak hanya dalam bentuk fisik), memperluas berbagai
bentuk fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta,
pengaturan dan promosi umum ke luar negeri. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir
diseluruh daerah Indonesia terdapat potensi pariwisata, maka yang perlu diperhatikan
adalah sarana transportasi, keadaan infrasruktur dan sarana-sarana pariwisata.

2.5 Kebijakan Pemerintah Dalam Kepariwisataan


Di dalam pengembangan pariwisata harus merupakan pengembangan yang
berencana secara menyeluruh , sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi
masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial dan cultural. Perencanaan tersebut harus
mengintegrasikan pengembangan pariwisata kedalam suatu program pembangunan
ekonomi, fisik, dan sosial dari suatu negara. Di samping itu, rencana tersebut harus mampu
memberikan kerangka kerja kebijakan pemerintah, untuk mendorong dan mengendalikan
pengembangan pariwisata. Peranan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata dalam
garis besarnya adalah :

1. Menyediakan infrastuktur (tidak hanya dalam bentuk fisik),


2. Memperluas berbagai bentuk fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur
pemerintah dengan pihak swasta,
3. Pengaturan dan promosi umum ke luar negeri,
4. Sarana transportasi,
5. Keadaan infrasruktur dan sarana-sarana pariwisata.

Berikut penjelasan-penjelasan hal diatas :

1. 1. Menyediakan Infarstruktur

Salah satu contoh penambahan infrastruktur jalan juga mengarah ke Bali Barat. Ini
untuk memudahkan dan mempercepat transportasi dari Denpasar ke kawasan Bali Barat
seperti Jembrana. Kawasan pariwisata di Jembrana masih membutuhkan kedatangan
wisatawan. Pengembangan infrastruktur jalan untuk sektor pariwisata di kawasan Bali
Barat juga sangat terbatas. Ini menyebabkan wisatawan mesti membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk berkunjung ke kawasan pariwisata di Jembrana.
Dari Bandara ke Sanur termasuk dari Bandara ke Nusa Dua juga sering terlihat
kemacetan. Pemerintah perlu mengupayakan dibuatkannya jalan layang atau alternatif
jenis jalan lain terutama di titik kemacetan. Pembuatan jalan tersebut bisa menekan dampak
kemacetan terhadap pariwisata Bali khususnya di seputar Bandara Ngurah Rai. Dengan
akses jalan yang memadai wisatawan dapat lebih mudah dan lebih cepat untuk berlibur ke
kawasan Bali Utara, Bali Barat, dan Bali Timur. Dengan penyebaran wisatawan ke seluruh
Bali , secara otomatis mendorong pembangunan sarana pariwisata seperti hotel dan
restoran di Bali Utara, Bali Barat dan Bali Timur.

2. 2. Memperluas berbagai bentuk fasilitas

Karena Bali merupakan tujuan pariwisata yang sangat besar dan terkenal di manca
negara maka diperlukan memperluas berbagai bentuk fasilitas untuk perkembangan
pariwisata di Bali agar para wisatawan merasa betah dan nyaman berada di Bali. Maka dari
itu pemerintah memerlukan kerjasama dengan pihak swasta contohnya : dalam informatika
dengan cara membuat web design daerah pariwisata di Bali semanarik mungkin sehingga
para wisatawan dapat mudah memperoleh informasi pariwisata.

3. Promosi Pariwisata ke Luar Negeri


Kegiatan promosi sangat penting dalam perkembangan pariwisata di Bali. Dan
merupakan ujung tombak untuk menarik wisatawan asing untuk datang berwisata di Bali.
Maka denga itu pemerintah melakukan kebijakan promosi ke luar negeri khususnya ke
negara-negara yang mempunyai potensi wisatawan yang tinggi. Dan kegiatan promosi
harus disesuaikan dengan product wisata dengan negara tujuan promosi. Contohnya :
negara Jepang. Wisatawan yang berasal dari Jepang sangat menyukai kesenian sehingga
kita dapat memperkenalkan kesenian kita kepada negara tersebut.

4. 4. Sarana Transportasi

Dalam perkembangan pariwisata sarana transportasi merupakan hal yang sangat


vital dalam kegiatan kepariwisataan di Bali. Tanpa adanya sarana transportasi yang
memadai perkembangan kepariwisataan di Bali tidak akan bisa berjalan lancar sampai saat
ini.
Yang sekarang sedang berkembang di Bali dalam sarana transportasi adalah adanya
busway SARBAGITA dengan rute Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan dengan tarif
Rp.2500,00 dan Rp.3500,00 maka para wisatawan akan dapat dengan mudah untuk dapat
menuju tempat wiasata dengan aman, nyaman, dan murah.

5. 5. Keadaan Infrastruktur dan sarana-sarana pariwisata

Selain hal-hal diatas keadaan infrastruktur dan sarana wisata perlu perhatian khusus
dari pemerintah agar infra struktur yang sudah ada tidak cepat rusak dan kualitasnya dapat
ditingkatkan guna memberikan kenyamanan kepada wisatawan selama berada di Bali serta
sarana-sarana wisata harus senantiasa dijaga, dirawat dan ditingkatkan, ditambah serta
diperbaharui. Misalkan hotel, selain menyediakan jasa akomodasi juga memberikan jasa-
jasa pelayanan yang lain diantaranya : SPA, food and beverage, saran bermain anak,
olahraga dll.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengelolaan (manajemen) pariwisata merupakan suatu upaya perencanaan dalam
pengembangan pariwisata dengan merefleksikan filosofi bahwa pariwisata di akui
mempunyai dampak terhadap lingkungan pada semua bentuk dan aspek
pengembangannya. Pengelolaan pariwisata sangat dibutuhkan dalam memberikan arah
perencanaan dalam mempertahankan kualitas suatu tempat wisata. Melalui pengelolaan
pariwisata dapat menjamin pembangunan berkelanjutan bagi suatu wisata dengan
memperhatikan etika-etika dalam pengelolaan pariwisata. Sehingga tujuan dari
pengelolaan pariwisata adalah untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan pendapatan
ekonomi dengan pelayanan kepada wisatawan serta perlindungan terhadap lingkungan dan
kelestarian keberagaman budaya.

Anda mungkin juga menyukai